Hubungan Interpopulasi Nilem Hijau dan Nilem Were Kualitas Air Truss Morfometrik

5 Keterangan : CV = koefisien keragaman SD = simpangan baku = rata-rata

2.3.2 Hubungan Interpopulasi Nilem Hijau dan Nilem Were

Hubungan interpopulasi digunakan untuk mengukur kemiripan karakter dari nilem hijau dan nilem were berdasarkan jenis ikan dan karakter fenotipe morfometrik. Parameter ini dianalisis secara hirarki berdasarkan derajat kemiripan dalam grafik dendogram.

2.3.3 Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diamati meliputi Total Amonia Nitrogen TAN, oksigen terlarut, derajat keasaman pH dan suhu. Pemantauan suhu dilakukan setiap hari sedangkan parameter lainnya diukur pada awal dan akhir percobaan.

2.3.4 Truss Morfometrik

Karakterisasi truss morfometrik dilakukan pada truebreed nilem hijau berumur 40 hari, induk nilem hijau dan induk nilem were, yaitu dengan melakukan pengukuran panjang jarak yang menghubungkan titik-titik truss pada bagian tubuh yang sudah dipetakan menggunakan penggaris. Setiap karakter truss morfometrik pada pengukuran ini dibagi dengan panjang standar ikan. Tubuh ikan dipetakan menjadi 4 bagian A, B, C, D, yaitu kepala, badan bagian depan dan badan bagian belakang, serta ekor, dan terdapat 10 titik truss Gambar 2 yaitu : 1 sirip dada, 2 mulut, 3 sirip perut, 4 insang, 5 sirip pangkal anal, 6 sirip pangkal punggung, 7 sirip ujung anal, 8 sirip ujung punggung, 9 sirip bawah pangkal ekor, dan 10 sirip atas pangkal ekor. Setelah masing-masing truss di seluruh badan ikan dihubungkan maka akan diperoleh 21 karakter truss morfometrik yang dapat menggambarkan keragaman antara ikan nilem hijau dan nilem were. CV SD x x 6 Gambar 2 Truss morfometrik ikan nilem Mulyasari 2010. Keterangan : A1 : Jarak antara titik bawah sirip dada dengan titik akhir sirip perut A2 : Jarak antara titik bawah sirip dada dengan titik di ujung mulut A3 : Jarak antara titik di ujung mulut dengan titik tengah antara kepala dan sirip punggung A4 : Jarak antara titik tengah antara kepala dan sirip punggung dengan titik akhir sirip perut A5 : Jarak antara titik akhir sirip perut dengan titik di ujung mulut A6 : Jarak antara titik bawah sirip dada dengan titik tengah antara kepala dan sirip punggung B1 : Jarak antara titik akhir sirip perut dengan titik awal sirip anal B3 : Jarak antara titik tengah antara kepala dan sirip punggung dengan titik awal sirip punggung B4 : Jarak antara titik awal sirip punggung dengan titik awal sirip anal B5 : Jarak antara titik awal sirip anal dengan titik tengah antara kepala dan sirip punggung B6 : Jarak antara titik awal sirip punggung dengan titik akhir sirip perut C1 : Jarak antara titik awal sirip anal dan titik akhir sirip anal C3 : Jarak antara titik awal sirip punggung dengan titik akhir sirip punggung C4 : Jarak antara titik akhir sirip punggung dengan titik akhir sirip anal C5 : Jarak antara titik akhir sirip anal dengan titik awal sirip punggung C6 : Jarak antara titik awal sirip anal dengan titik akhir sirip punggung D1 : Jarak antara titik akhir sirip anal dengan titik awal bawah sirip ekor D3 : Jarak antara titik akhir sirip punggung dengan titik awal atas sirip ekor D4 : Jarak antara titik awal atas sirip ekor dengan titik awal bawah sirip ekor D5 : Jarak antara titik awal bawah sirip ekor dengan titik akhir sirip punggung D6 : Jarak antara titik akhir sirip anal dengan titik awal atas sirip ekor D6 C4 D5 C1 B1 A6 A5 A4 A3 A2 A1 B5 B6 B4 C5 C6 D4 C3 B3 D1 D3 7

2.3.5 Heritabilitas