air payau. Kondisi wilayah yang merupakan daerah pantai dan tempat bermuaranya 9 sembilan sungai dan 2 dua banjir kanal menyebabkan wilayah
ini merupakan daerah rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut BPS Jakarta Utara 2007.
Permasalahan di wilayah pesisir sangat sensitif dan rentan terhadap fenomena alam perubahan iklim dan pemanasan global. Dampak yang diterima di
wilayah pesisir akibat fenomena ini merupakan hal yang perlu dikaji untuk mengidentifikasi secara spasial tingkat kerentanan pantai dan memproyeksikan
perubahan kerentanan pantai dimasa yang akan datang diakibatkan perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan Pantai Utara Jakarta. Pengaruh
eksternal dan internal ini dapat dikaji polanya dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi dan data penginderaan jauh.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Bagaimana dampak kenaikan muka laut terkait dengan parameter geomorfologi dan biofisik pesisir terhadap tingkat kerentanan Pantai Utara
Pantura Jakarta dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi dan data penginderaan jauh?
b. Bagaimana perubahan tingkat kerentanan pantai dimasa mendatang
berdasarkan parameter yang mempengaruhinya di wilayah pesisir Pantai Utara Jakarta?
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi tingkat kerentanan fisik pantai dengan menggunakan data citra
satelit ALOS dan Sistem Informai Geografi di wilayah Pantai Utara Jakarta. b.
Pengembangan konsep kerentanan pantai yang merupakan fungsi dari keterpaparanketerbukaan exposure, kepekaan sensitivity dan daya adaptasi
adaptif capacity.
c. Objek penelitian difokuskan pada wilayah pesisir Pantai Utara Jakarta,
Propinsi DKI Jakarta. d.
Penelitian hanya mencakup zona pantai ke arah laut dan zona sub-litoral hingga ke sempadan pantai.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah a.
Mengidentifikasi tingkat kerentanan pantai dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi dan data citra satelit ALOS Advanced Land Observation
Satellite Pantai Utara Jakarta.
b. Menghitung indeks kerentanan pantai dan memproyeksikan perubahan
kerentanan pada masa yang akan datang diakibatkan perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan Pantai Utara Jakarta.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan : a.
Memberikan gambaran mengenai dampak perubahan iklim dan pemanasan global terhadap kenaikan muka laut sea level rise yang rawan akan bencana
di sepanjang wilayah pesisir Pantura Jakarta. b.
Memberikan datainformasi spasial terkait tingkat kerentanan pantai di sepanjang pesisir Pantura Jakarta.
c. Dapat menjadi rujukan bagi pemerintah dan stakeholder terkait dalam
pengelolaan dan pelestarian lingkungan wilayah pesisir di Pantura Jakarta
khususnya upaya mitigasi dan adaptasi akibat perubahan muka laut. 1.6.
Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1 berikut ini:
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian kerentanan pantai.
X
Pemanasan Global
Lingkungan Pesisir Cakupan Kerentanan
Data Citra Satelit
SIG Pantai Utara Jakarta
Analisis Spasial
Kategori Kerentanan
Overlay ⇔ Klasifikasi
Skala, Skor dan Pembobotan
Adaptasi Mitigasi bencana akibat SLR
Kondisi Kekinian Kerentanan Pantai
Dimensi Kerentanan Lingkungan Pesisir
Pengolahan Citra Data Atribut Raster
IKP Indeks Kerentanan Pantai
Indeks Exposure
Indeks Sensitivity
Indeks Adaptif Capacity.
Kepekaan S Daya adaptasi AC
5 Komponen 7 Komponen
Keterpaparan E
5 Komponen
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Satelit ALOS
Sejalan dengan perkembangan teknologi penginderaan jauh, saat ini tersedia satelit ALOS yang memiliki 3 sensor utama yaitu: 1 PRISM yang dapat
merekam pada julat gelombang tampak dengan resolusi spasial 2,5 meter; 2 AVNIR yang dapat merekam pada julat gelombang sinar tampak hingga
inframerah dekat dan memiliki resolusi spasial 10 meter; dan 3 PALSAR yang merupakan sensor perekam radar ALOSJAXA 2006. Dengan sensor yang
dibawa pada PRISM dan AVNIR, memungkinkan untuk melakukan identifikasi objek dasar perairan dangkal Prayudha 2008. Spesifikasi citra satelit ALOS
dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1
Spesifikasi citra satelit ALOS
Pembedaan objek pada citra satelit dapat dilakukan secara visual melalui teknik interpretasi maupun melalui teknik interpretasi secara digital. Teknik
interpretasi secara digital dilakukan dengan jalan menganalisis tiap nilai digital yang ditampilkan pada setiap piksel dari citra satelit. Posisi dari tiap piksel
dipresentasikan pada sistem koordinat xy, contohnya pada citra Landsat, koordinat asal berada pada pojok kiri atas citra. Tiap piksel memiliki nilai numerik yang
disebut dengan nilai digital yang menunjukkan intensitas energi elektromagnetik yang terukur yang berasal dari pantulan, hamburan, atau pancaran dari obyek yang
diindera. Nilai digital memiliki julat dari 0 sampai nilai tertinggi pada tingkat keabuan tertentu. Nilai digital terekam sebagai seri data bits, yang mampu
mengkombinasikan angka 1 dan 0 secara bertingkat. Misalnya, untuk seri data 8 bit akan mampu menampilkan 256 tingkat keabuan pada citra hitam putih 2
8
= 256 tingkat kecerahan, nilai minimum atau nol akan ditampilkan gelap pada citra
dan nilai maksimum atau 256 akan ditampilkan dengan warna putih atau cerah Sabins 1987.
2.2 Sistem Informasi Geografi