Unsur-unsur Bea Masuk Bea Masuk Import Duty

 Tentang Cukai : Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613. Pemungutan bea masuk fungsinya untuk melindungi industri dalam negeri dari limpahan produk luar negeri yang diimpor, dalam bahasa perdagangan sering disebut tariff barier yaitu besaran dalam persen yang ditentukan oleh negara untuk dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada setiap produk atau barang impor. sedang untuk ekspor pada umumnya pemerintah tidak memungut bea demi mendukung industri dalam negeri dan khusus untuk ekspor pemerintah akan memberikan insentif berupa pengembalian restitusi pajak terhadap barang yang diekspor.kecuali untuk produk mentah seperti beberapa jenis kayu, rotan dsb pemerintah memungut pajak ekspor dan pungutan ekspor dengan maksud agak para eksportir sedianya dapat mengekspor produk jadi dan bukanlah bahan mentah atau setengah jadi, filosopi pemungutan pajak ekspor pada komoditi ini adalah untuk melindungi sumber daya alam Indonesia.

3.1.3.1 Unsur-unsur Bea Masuk

a. Yang Bertanggung Jawab Untuk Membayar Bea Masuk Importir bertanggung jawab atas Bea Masuk barang yang diimpornya melalui sistim menghitung dan membayar sendiri Bea Masuk yang terutang self assessment. b. Cara Penetapan dan Tujuan Penetapan Bea Masuk ditetapkan dengan menggunakan “Dasar Penghitungan Bea Masuk DPBM” yang ditetapkan oleh peraturan Menteri Keuangan, dan tujuannya adalah untuk kepastian penghitungan dan memperlancar pengajuan pemberitahuan pabean oleh importir. c. Saat Pembayaran Pelunasan Bea masuk dilunasi selambat-lambatnya pada saat barang akan dikeluarkan dari kawasan pabean kecuali impor yang biayanya ditangguhkan atau dibebaskan. d. Besaran Bea Masuk Kutipan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 491 KMK.05 1996, tanggal 31 Juli 1996 : “Bea Masuk dihitung berdasarkan tarif Bea Masuk dikalikan dengan Nilai Pabean barang impor yang bersangkutan”. e. Tarif Untuk penghitungan Bea Masuk didasarkan pada ketentuan tentang klasifikasi barang dan besarnya tarif Bea Masuk atas barang impor. f. Nilai Pabean Nilai Pabean untuk penghitungan Bea Masuk dan Pajak dalam rangka impor adalah Nilai pabean dengan kondisi Cost, Insurance, dan Freight CIF. g. Cost FOB Cost Harga Barang dimport sampai pada dek Kapalpesawat pengangkut, atau biasa disebut Free On Board FOB. h. Insurance Asuransi Besarnya asuransi untuk menghitung Nilai Pabean ditetapkan sebagai berikut :  Dalam hal asuransi ditutup di luar negeri, didasarkan pada premi asuransi yang tertera pada polis asuransi.  Dalam hal asuransi ditutup di dalam negeri, besarnya premi asuransi untuk penghitungan Nilai Pabean dianggap nihil.  Dalam hal tidak ada polis asuransi, besarnya premi asuransi ditetapkan menurut tata cara yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai. i. Freight Biaya Angkut Biaya angkut freight untuk menghitung Nilai Pabean bagi barang impor didasarkan atas biaya angkut yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar. Jika memakai angkutan udara Air Shipment yang diberlakukan adalah tarif IATA. j. Besarnya Nilai Pabean Dalam Rupiah Diperoleh dari perkalian antara Nilai Pabean dalam valuta asing dengan Nilai Dasar Penghitungan Bea Masuk NDPBM yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. k. Tempat Pembayaran Bea Masuk Untuk pelaksanaan pembayaran Bea Masuk dan pungutan negara lainnya dalam rangka impor dibayar melalui Bank Devisa atau Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. l. Bea Masuk Tidak Dapat Dikreditkan Bea Masuk tidak dapat dikreditkan, akan tetapi bisa ditangguhkan atau dibebaskan.

3.1.3.2 Klasifikasi Barang Yang Diberi Pembebasan Bea Masuk