Contoh Metode Pelaksanaan PEMELIHARAAN G

KOP SURAT PERUSAHAAN per lembar

METODE PELAKSANAAN
DIISI DISESUAIKAN DENGAN PEKERJAAN…
Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan,
penilaian terhadap pemenuhan syarat substantive yang ditetapkan dalam Dokumen/Rencana Kerja & Syarat-Syaratnya
(RKS)/Spesifikasi Teknis, metode kerja untuk jenis – jenis pekerjaan utama dan penunjang atau sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan diyakini menggambarkan penguasaan penawaran untuk
melaksanakan KEGIATAN/PEKERJAAN : Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam

yang memenuhi

Poltekkes Kemenkes Medan
persyaratan pelaksanaan, antara lain :

1.

Memenuhi persyaratan substantif yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan

2.


Menggambarkan penguasaan penawar untuk
menyelesaikan pekerjaan

3.

Tahapan dan cara pelaksanaan yang
menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari
awal sampai akhir

Lingkup Pekerjaan untuk Kegiatan Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medanyang
mencakup :

I.
A

PEKERJAAN PENDAHULUAN
GEDUNG BLOK B

III


PEKERJAAN PENGECATAN

IV

PEKERJAAN M&E

B

GEDUNG BLOK C

Page |1
METODE PELAKSANAAN

BAB – I
KETENTUAN UMUM & ADMINISTRASI

1.

DATA KEGIATAN/PEKERJAAN

Kegiatan
Jangka Waktu Pelaksanaan :

2.

:

Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes
Medan
60 (ENAM PULUH) HARI KALENDER

MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Membuat metode pelaksanaan yang efisien sehingga waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan dapat dicapai
sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Memberikan gambaran tentang manajemen dan tata cara
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
TUJUAN
Mendapatkan hasil pekerjaan yang tepat ;
1. KUANTITAS
2. KUALITAS

3. WAKTU

3.

SASARAN DAN MUTU

SASARAN
Dicapai metode kerja yang efisien dalam mengantisipasi waktu yang singkat dan diperoleh bangunan dengan
sistem yang andal, mudah dan efisien.

MUTU
Didapatkan hasil pelaksanaan yang memuaskan yang tercapai dengan dilakukannya proses QC (Qualty Control)
yang memadai.

Page |2
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

BAB – II
KETENTUAN UMUM TEKNIS


BAGIAN PERTAMA
PERATURAN DAN KETENTUAN
PERATURAN DAN KETENTUAN
1. Melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung jawab dan penuh ketelitian sesuai dengan kontrak. Seluruh cara
dan prosedur yang diikuti, termasuk semuanya harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
2. Disamping rencana kerja dan syarat-syarat, gambar-gambar pelaksanaan serta penjelasan-penjelasan lain yang termasuk
dalam Dokumen Surat Perjanjian, maka ketentuan-ketentuan umum yang berlaku adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

m.

Peraturtan-peraturan Umum (Algemene Voorwaarden) disingkat AV.19.41
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-5/1961.
Peraturan Umum Mengenai Instalasi Listrik (AVE)
Peraturan Tentang Instalasi Listrik, PUIL 1977.
Pedoman Plumbing Indonesia, Tahun 1979.
Peraturan Dinas Kebakaran Pemerintah.
Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara.
Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.
Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI 1980)
Peraturan yang ditetapkan Dinas Kebakaran setempat
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI).
Lain - lain syarat umum yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang berlaku di Indonesia.
Peraturan khusus daerah setempat.

2. KETENTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN
1. Semua bahan bangunan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi, dan disimpan atau ditimbun sedemikian rupa sehingga dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis sesuai syarat pengamanan yang berlaku.

2. Penimbunan, penyimpanan dan pengerjaan bahan bangunan tidak boleh dilakukan di luar lapangan.
3. Pengangkutan bahan - bahan bangunan dari luar ke lapangan kerja agar dilaksanakan pada jam-jam kerja , jika
seandainya ada pengiriman bahanbahan pada malam hari, harus seizin Konsultan Pengawas/Direksi.
4. Proyek yang bersangkutan diatur serta ditertibkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keindahan dan
kebersihan lingkungan sekitar, antara lain dengan penggunaan pagar penutup serta pengaturan pembuangan bahan
sisa.
5. Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat, Instansi Pemerintah
lain yang berwenang.
6. Melaksanakan pekerjaan secara lengkap dengan pembuatannya; antara lain membuat atau menyediakan segala
sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan seperti steger, stoot werk, cetakan dan lain-lain kecuali yang nyata-nyata
disediakan oleh Pemberi Tugas.
7. Pada saat pekerjaan dimulai, mengetahui serta bertanggung jawab atas setiap ketentuan di atas.

Page |3
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

BAGIAN KEDUA
RENCANA KERJA PELAKSANAAN
1.


Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan, bersama - sama dengan perencana, pengawas teknis, instansi terkait dan
instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat
perjanjian / kontrak.
b. Menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan
SPMK.
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan adalah :
⇒ Organisasi kerja
⇒ Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
⇒ Jadwal pelaksanaan pekerjaan
⇒ Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
⇒ Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
⇒ Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja.
⇒ Penyusunan program mutu proyek.

2.

Program Mutu
Menyampaikan program mutu lengkap meliputi:

a. Membuat penjelasan mengenai metode keselamatan kerja pada setiap item pelaksanaan pekerjaan secara
lengkap dan terperinci sebagai berikut :
⇒ Mencerminkan usaha keselamatan kerja pada setiap kegiatan secara berkesinambungan
⇒ Kesesuaian penggunaan alat keselamatan
⇒ Mencerminkan usaha keselamatan tenaga kerja dan pihak lain di lingkungan kerja; serta
⇒ Kesesuaian Program K3 yang dibuat dengan pelaksanaan pekerjaan.
b. Membuat penjelasan mengenai program mutu pada setiap jenis pekerjaan secara lengkap dan terperinci
sebagai berikut:
⇒ Informasi Umum
⇒ Organisasi / Struktur Organisai
⇒ Uraian tugas dan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan
⇒ Prosedur pelaksanaan pekerjaan
⇒ Prosedur instruksi dan inspeksi kerja; serta
⇒ Bagan alir kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

3.

PERSONIL INTI & ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN
1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, membuat
organisasi pelaksanaan lapangan, dengan pembagian tugas, fungsi dan wewenang yang jelas tanggung

jawabnya masing-masing.
2. Penempatan personil yang proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing - masing
sedangkan untuk tenaga - tenaga ahli telah memenuhi ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang
berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi.
3. Untuk pelaksanaan pekerjaan / proyek menunjuk penanggung jawab lapangan, yang dalam penunjukannya
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
4. Tidak memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para penanggung jawab lapangan, diluar pekerjaan /
proyek yang bersangkutan.
5. Selama jam - jam kerja tenaga ahli / wakil atau para penanggung jawab lapangan harus berada dilapangan
pekerjaan kecuali berhalangan / sakit maka menunjuk / menempatkan penggantinya apabila yang
bersangkutan berhalangan.
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, maka
Pengguna Anggaran berhak memerintahkan supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan
berpengalaman.

Page |4
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

4. BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat
perjanjian / kontrak , akan disediakan sesuai dengan kebutuhan dilapangan yang dikirim secara bertahap.
2. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku di Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat / perjanjian / kontrak, RKS, gambar dan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan / dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan peralatan tersebut untuk
mendapat persetujuan dari pengguna barang / jasa.
d. Pengguna barang / jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan peralatan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan yang
ditetapkan.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang / jasa harus segera disingkirkan dari lokasi / lapangan
proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan / dipasang belum atau telah mendapat persetujuan,
ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan maka wajib mengganti /
memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi dipasaran, maka segera mengajukan
bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan tertulis dari pengguna barang / jasa.
Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundangundangan yang
berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas tidak dapat dijadikan alasan keterlambatan
pekerjaan
7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi / lapangan proyek, adalah menjadi tanggung jawab
kami termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.
8. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:
1. Mobil bak terbuka
1
Unit
2. Generator
1
Unit
3. Scafolding
50
Set

5. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule) diperlukan untuk pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana
mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah
kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.
Waktu pelaksanaan yang direncanakan selama 60 (enam puluh) hari kalender.
 Pengajuan
a. menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu yang disepakati yang telah ditentukan. Jadwal
pelaksanaan itu diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan dalam
melaksanakan Pekerjaan.
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari kerja setelah
penandatanganan surat perjanjian / kontrak, untuk diperiksa / disetujui oleh pengawas teknis dan disahkan
oleh pengguna barang / jasa.
c. Setiap akhir setiap bulan, melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan
pekerjaan (progress) aktual.
d. Setiap interval mingguan, menyerahkan pada setiap hari Senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang
menunjukkan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.
e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada dilokasi / lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan salah satunya ditempel diruangan rapat proyek, sebagai acuan patokan kemajuan bobot pekerjaan.
 Detail Jadwal Pelaksanaan
a. Membuat Jadwal Kemajuan dalam bentuk diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva “S” yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut :

Page |5
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

b. Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang berkaitan harus
digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masingmasing kegiatan pekerjaan.
c. Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
d. Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan aktual dari setiap
pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
e. Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan gambaran tentang kemajuan
keuangan rencana pada setiap akhir bulan terhadap kemajuan keuangan aktual.
f. Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk
pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.
 Analisa Jaringan (Network Analysis)
Menyediakan Analisa Jaringan yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan
sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat diperoleh jadwal untuk
menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal pelaksanaan.
 Jadwal Penyediaan Bahan
Menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber bahan, bersama dengan rencana tanggal
penyerahan contohcontoh bahan dan rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.
 Revisi Jadwal Pelaksanaan
Waktu : Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan bilamana kemajuan aktual
berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan rencana atau bilamana terdapat perubahan kuantitas
yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.
Laporan : Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka harus melengkapi laporan ringkas yang
memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang harus meliputi :
a. Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan cakupan, revisi dalam
kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.
b. Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat yang sedang berlangsung
maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.
c. Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.
6.

PERBEDAAN UKURAN
1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan skala, maka
ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
2. Jika merasa ragu - ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau Perencana.

7.

SARANA PENUNJANG PROYEK
1. Membuat / mendirikan bangunan sementara seperti los kerja bangsal / direksi keet yang cukup luas dan lain lain yang diperlukan. Menyediakan perlengkapan ruang kerja Pengguna Anggaran dan Pengawas Teknis
dengan jumlah sesuai kebutuhan
2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya serta terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
3. Sarana Penunjang Direksi keet / gudang / bedeng sementara pagar pengaman dan perlengkapannnya serta
pompa kerja adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang
dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.
4. Menyediakan peralatan kerja bantu yaitu : air, aliran listrik, pompa air, alat - alat pemadam kebakaran, dll.
5. Untuk segala kebutuhan / keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak disebut dan
dinyatakan dalam peraturan dan syarat - syarat ( RKS ) maupun dalam gambar.
6. Segala kerusakan yang terjadi diatas tanah / halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran / got,
tanaman dan lain sebagainya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan penyedia
barang / jasa yang bersangkutan.
7. Mendapat batas - batas daerah kerja sebagaimana dimaksud, bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu
yang ada didaerahnya meliputi :

Page |6
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

a. Kerusakan - kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang disengaja maupun tidak
disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah / keliru.
c. Kehilangan - kehilangan.
8. Untuk mencegah kejadian - kejadian tersebut diatas, menyediakan jasa pengamanan pelaksanaan proyek
pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.
9. Mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas - bekas bongkaran dan alat - alat
lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis / Pengguna Anggaran.

8.

PERUBAHAN PEKERJAAN
1. Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus dilaksanakan. Apabila
karena sesuatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat dikerjakan oleh rekanan dengan pertimbangan
yang bisa dipertanggung jawabkan, maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Kepala Unit /
Satuan Kerja yang bersangkutan, Pengawas Teknis dan Perencana Teknik
2. Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat oleh Perencana yang
didasarkan atas Berita Acara Peninjauan Lapangan yang dibuat oleh Pengawas Teknis serta Perencana.
Adapun Berita Acara Perubahan tersebut ditanda tangani bersama rekanan, Unit / Satuan Kerja, dan
Pengawas Teknis serta Perencana.
3. Jika dimungkinkan item atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan untuk tidak dilaksanakan
dapat dilakukan pengalihan pekerjaan. Item dan volume pekerjaan baru ditetapkan bersama dan dituangkan
dalam Berita Acara tambah Kurang dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2) diatas.

9.

TANGGUNG JAWAB
1. Bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan - ketentuan dalam RKS dan
Gambar Kerja.
2. Kehadiran Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi saran
tidak mengurangi tanggung jawab tersebut diatas.
3. Bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan dan berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan baik dan benar.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, berkewajiban memberikan
saran - saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, akan
bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
5. Bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab kami.
7. Selama pembangunan berlangsung, menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, Pengawas dan
milik Pihak ketiga yang ada di lapangan, dan keamanan yang dilaksanakannya sampai dengan tahap serah
terima.
Bila terjadi kehilangan bahan - bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum,
adalah tanggung jawab kami dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8. Apabila terjadi kebakaran, bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang - barang maupun
keselamatan jiwa.
9. Apabila pekerjaan telah selesai, segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa - sisa bahan bangunan yang
sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.

Page |7
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

BAGIAN KE TIGA
PERSYARATAN UMUM LAPANGAN
1.

PERSYARATAN UMUM
1. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja
a. Air untuk bekerjaan harus disediakan dengan membuat sumur pompa di tapak proyek.
b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari Lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Pengawas maupun Pemberi Tugas /
Pengguna ( user ).
c. Listrik untuk bekerja disediakan dan diperoleh dari sambungan PLN setempat selama masa pembangunan.
d. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas petunjuk Pengawas.
2. Pengadaan material dan peralatan.
a. Mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi dan bahan, baik untuk pekerjaan permanent
maupun pekerjaan sementara termasuk segala macam barang lainnya yang diperlukan.
b. Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, bahan setengah jadi dan lain - lain, mengutamakan
jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap memperhatikan syarat - syarat mutu bahan yang
bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas, kecuali bila ditentukan lain dalam RKS
Teknis.
3. Pencegahan gangguan terhadap tetangga
Segala jenis pekerjaan yang mungkin akan menimbulkan gangguan terhadap penghuni yang berdekatan,
hendaknya dilaksanakan pada jam - jam yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk Pengawas. Untuk hal
tersebut tidak ada pertimbangan perpanjangan waktu maupun penambahan biaya.
4. Penyediaan alat pemadam kebakaran
Selama pembangunan berlangsung, menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap
dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 ( empat ) buah tabung masing - masing tabung
berkapasitas 15 kg bila diperlukan dan dipersyaratkan.
5. Drainase / saluran tapak sementara
Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak, membuat saluran sementara
yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada. Arah aliran ditujukan ke saluran yang sudah ada di
lingkungan pembangunan.
6. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan
Menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang - barang milik Proyek, Pengawas / Pemilik bangunan
dan milik Pihak ketiga yang ada di lapangan. Bila terjadi kehilangan bahan - bahan bangunan yang telah
disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum, adalah merupakan tanggung jawab dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
Apabila terjadi kebakaran disebabkan kelalaian dilapangan, bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang - arang maupun keselamatan jiwa.
7. Memasuki lapangan dan bangunan proyek
Pemberi Tugas / Pemilik / Pengguna bangunan dan Pengawas atau setiap petugas yang iberi kuasa olehnya,
setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat - tempat dimana pekerjaan
sedang dikerjakan / dipersiapkan atau dimana bahan / barang dibuat. Memberikan fasilitas dan membantu
untuk memasuki tempat – tempat tersebut.

2.

Pemeriksaan Pekerjaan
a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi karena bahan / material ataupun komponen
jadi, maupun mutu pekerjaan sendiri ditolak oleh Pengawas / Pemilik / Pengguna harus segera dihentikan
dan selanjutnya dibongkar dalam waktu yang ditetapkan oleh Pengawas / Pemilik.

Page |8
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

b. Untuk jenis - jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis pekerjaan lain yang
tidak dapat diperiksa / tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka wajib meminta pada Pengawas secara
tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan tertutup itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutup
tersebut dinyatakan baik, baru diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya atas persetujuan
Pengawas.
c. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas tidak dijawab oleh Pengawas, dalam waktu 2 x 24
jam sejak jam diterimanya permohonan tersebut ( tidak terhitung hari libur resmi ) pekerjaan tersebut dapat
dilanjutkan. Kecuali apabila Konsultan Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan.
d. Apabila ketentuan - ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka Pengawas menyuruh bongkar bagian - bagian
yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan.

3.

Kemajuan Pekerjaan
a.

Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan demikian pula metode / cara
pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas / Pemilik /
Pengguna.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Pengawas telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah - langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan.
4.

Pemeliharaan Kebersihan dan Kerapihan
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu menjaga & memelihara kebersihan dan kerapihan lokasi pekerjaan.
Menempatkan petugas khusus dan sarana untuk memelihara kebersihan & kerapihan, termasuk didalamnya
sarana toilet ( air bersih dan air kotor
b. Kebersihan lapangan / pembuangan sampah dilakukan sejak dimulainya pekerjaan sampai dengan Serah
Terima II Pekerjaan, menanggung biaya pemeliharaan kebersihan sesuai kesepakatan di lapangan / proyek.

5.

Penyediaan Dokumen pelaksanaan di lapangan.
a. menyediakan 2 set seluruh dokumen pelaksanaan seperti yang disebut dalam buku RKS ini, untuk masing masing diletakkan di Kantor /Direksi Keet.
b. Gambar kerja dan perhitungannya harus diserahkan dalam rangkap 4 untuk diperiksa dan disetujui Pengawas
dan Perencana.
c. Pengadaan Mock up terhadap pekerjaan yang diminta oleh Pemberi Tugas / Pengawas harus dapat
dipersiapkan oleh untuk keperluan proyek.

6.

JENIS DAN MUTU BAHAN
1. Diutamakan produksi yang disetujui Oleh Perencana / Pemberi Tugas, dan Konsultan Pengawas/Direksi.
2. Uraian jenis dan mutu bahan tersebut harus sesuai dengan Standard yang disyaratkan.

7.

MEREK - MEREK DAGANG :
Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang disebutkan dalam
persyaratan teknis ini untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan
sebagainya, dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (Merek) yang mengikat.
Mengusulkan merek-merek dagang lainnya yang setaraf kepada Konsultan engawas/Direksi. Dalam hal ini
disebutkan 3 (Tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan yang sama, menyediakan salah satu
dari merek dagang sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi/Konsultan Perencana.

Page |9
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

BAB – III
SYSTEM MANAJEMEN K3
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan
sekitar tempat kerja. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan
kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat resiko.
Mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta
peraturan terkait lainnya.

Sistem Manajemen K3 Konstruksi
Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya
secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3
Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas
untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3
ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
Membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3)
a. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit 100 orang,
b. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses
dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran
radioaktif P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan
wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan Anggota. Ketua P2K3 adalah Project Manager/Site Manager/Tenaga Ahli dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3
Konstruksi.
c. Membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada
Direksi Pekerjaan.
d. Melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
e. Melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan
secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
f. Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi.

K3 Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya
1. Fasilitas Pencucian :
Menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh
pekerja konstruksi.
Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini :
a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan
infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya
b. Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dingin
c. Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya

P a g e | 10
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

d. Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang tidak
biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai.
e. Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurangkurangnya satu untuk setiap 15 orang.

2. Fasilitas Sanitasi
Menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di
dalam atau di sekitar tempat kerja.
Mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka persyaratan minimumnya adalah:
a. Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan
tambahan 30 orang maka harus ditambah satu peturasan;
b. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai
dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu kloset.
c. Mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas pembuangan pembalut wanita.
d. Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses,
mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus
disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet
harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan
terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
e. Menyediakan satu toilet jika: setiap jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang; toilet benarbenar tertutup; mempunyai kunci dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita; tidak terdapat urinal
di dalam toilet tersebut.
3. Air Minum
Menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan :
a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku
c. Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas; harus
dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.
4. Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja.
Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan.
5. Penerangan
Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan
gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya. Penerangan
tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin. Penerangan
darurat yang memadai juga harus disediakan.
6. Pemeliharaan Fasilitas
Menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta
dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.
7. Ventilasi
Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu
misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya,
menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator dan pelindung mata.

P a g e | 11
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

8. Ketentuan Bekerja Pada Tempat Tinggi
Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan
mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat. Keselamatan kerja untuk
bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung sebagai berikut :
1. Terali pengaman lokasi kerja, jarring pengaman, sistem penangkap jatuh.
2. Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja
3. Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau tempat kerja yang terbuka.
4. Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada bahaya material atau barang lain
jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses
orang atau dapat digunakan jaring pengaman.
5. Terali pengaman lokasi kerja
6. Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap, lantai, atau lubang lift,
maka terali pengaman harus memenuhi syarat:
a. 900 – 1100 mm dari pelataran kerja;
b. Mempunyai batang tengah (mid-rail);
7. Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau material dari atap/tempat kerja.

Jaring pengaman
1. Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh.
2. Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat memasang jaring pengaman. Akan tetapi
jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali
pengaman (safety harness) atau menggunakan perancah (scaffolding).
3. Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.
4. Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah sehingga jika
seorang pekerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.
5. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system)
6. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk system rel inersia (inertia reel system),
safety harness dan tali statik. Pekerja yang diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu.
7. Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap.
8. Pekerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja sendiri.
9. Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus diselamatkan selama-lamanya 20 menit sejak
terjatuh.
10. Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia, dan/atau jaring pengaman.
Tangga
1. Jika tangga akan digunakan, harus:
2. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
3. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
4. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga;
5. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
6. Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga berada sekurang-kurangnya 1m
di atas lantai kerja;
Perancah (scaffolding)
1. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh orang yang mempunyai
kompetensi sebagai scaffolder.
2. Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat :
3. sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan
lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama.
4. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi.
5. Catatan tersebut harus ditandatangani oleh orang yang melakukan inspeksi.
6. Orang yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa :
a. Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
b. Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu,
gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
c. Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga dapat mencegah runtuhnya
perancah dan menjaga agar ikatannya cukup kuat.
d. Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka ikatan tambahan atau cara lainnya
untuk mengganti harus dilakukan.

P a g e | 12
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

e.
f.
g.
h.
i.
j.

Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas.
Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari cacat dan telah tersusun dengan baik.
Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang dapat jatuh.
Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, pastikan bahwa bebannya disebarkan
secara merata.
k. Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan perancah yang tidak lengkap.

Elektrikal
Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat :
a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt.
b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jika
terjadi kerusakan pada earth.
c. Alat mempunyai insulasi ganda.
d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth tidak akan
melebihi 55 volt AC; atau
e. Mempunai alat pengukur arus sisa (residual).

Supply Switchboard sementara
Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi perhatian utama dan harus :
a. Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca.
b. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan
merusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis.
Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
c. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
d. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus untuk ini.
e. Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.

Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya
sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi
yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.
Jarak bersih dari saluran listrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada kurang dari
4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.

Material Dan Kimia Berbahaya
Alat pelindung diri
Menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya dengan ketentuan :
1. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus
memahami alasan penggunaannya.
2. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko terluka dari objek jatuh,
menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya.
3. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dari
serpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton.
4. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian jari
kaki.

P a g e | 13
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

5. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi.
6. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
7. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes, asap dan debu
kimia.

Bahaya pada kulit
1. Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di tangan akibat penggunaan bahan
berbahaya.
2. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.
3. Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko
kerusakan kulit.
4. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian ini termasuk baju lengan panjang,
sarung tangan dan sepatu pelindung.
5. Menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian.
6. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton dimana debu mulai terbentuk.
Penggunaan bahan kimia
1. Mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara
penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.
2. Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat yang aman dan berventilasi baik.
3. Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu
dilakukan jika terjadi masalah.
Asbestos
1. Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian overall sekali pakai atau overall yang dapat dicuci
ulang.
2. Perlengkapan pernafasan harus selalu digunakan.
3. Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara sebelum menggunakan daerah kerja.

Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan tinggi
Memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut :
1. Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau pada
sambungan selang.
2. Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar pemotong.
3. Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
4. Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las.
Penanganan tabung
1. Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani dengan kasar. Jika memungkinkan, gunakan
troli dengan mengikat tabung dengan rantai.
2. Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung.
3. Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum digunakan
Penyimpanan
Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari tabung.
Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan sumber api.
Peralatan
1. Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk memeriksa
tanda kerusakan.
2. Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus disambung akibat adanya bagian yang rusak,
gunakan hose coupler dan hoseclamps.
3. Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus dipindahkan ke tempat aman dan dalam udara
terbuka dan segera kontak suppliernya.

P a g e | 14
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung
1. Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat pemadam yang memadai.
2. Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung untuk melindungi dari api.

Penggunaan Alat-Alat Bermesin
Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan dan keselamatan yang salinannya dapat
diakses secara mudah oleh operator atau pengawas lapangan.
Alat pemaku dan stapler otomatis dan portable, menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka
ketentuan keselamatan di bawah ini harus dipenuhi :
1. Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki pengaman.
2. Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung alat diarahkan pada suatu permukaan
benda yang aman.
3. Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda.
4. Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan tenaga pnematik, tidak diperkenankan
menggunakan sumber gas yang berbahaya dan mudah terbakar.
5. Alat yang rusak tidak boleh digunakan.
6. Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut.

Alat portabel bermesin (Portable Power Tools)
Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat bermesin lainnya harus dilengkapi dengan alat
pengaman sepanjang waktu.
Ketentuan keselamatan sebagai berikut :
1. Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alat-alat tersebut di atas.
2. Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis pekerjaan yang dilakukan.
3. Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan.
4. Alat pemotong harus terjaga ketajamannya.
5. Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut.
6. Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih.
7. Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian rupa agar terhindar dari kerusakan dari peralatan
dan material.
8. Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat atau mesin tersebut.

Alat kerekan (hoist) pengangkat material dan orang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.

Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang berkompeten.
Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk mengoperasikan alat.
Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat pada bangunan atau struktur.
Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus aman.
Keranjang alat pengangkat mempunyai ketinggian minimum 2 m, dengan sisi dan pintu tertutup penuh (solid)
atau ditutup dengan ram kawat dengan diameter kawat minimum 3 mm dan dengan bukaan maksimum 9 mm.
Keranjang alat pengangkat harus ditutup dengan atap sekurang-kurangnya dari papan kayu atau plywood dengan
tebal minimal 18 mm.
Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman. Pintu solid harus mempunyai panel
yang tembus pandang.
Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50 mm.
Kerangjang alat pengangkat harus mempunyai mekanisme pengunci elektromekanik yang hanya dapat dibuka
dari keranjang dan hanya dapat dibuka ketika keranjang berada di permukaan tanah serta dapat mencegah
beroperasinya alat pengangkat ketika keranjang sedang dibuka.
Pengangkatan dikendalikan di dalam keranjang alat pengangkat.
Semua bagian dari metal harus dihubungkan ke bumi (earth).
Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh atau bergerak terlalu cepat.
Keterangan pabik pembuat, model dan kapasitas beban harus ditempel dalam keranjang.

P a g e | 15
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

14. Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk mengeluarkan orang yang terjebak dalam
keranjang.
15. Harus tersedia alarm darurat di dalam keranjang.
16. Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan personil yang bekerja.

Helm Proyek - Alat pelindung kepala

Baju Rompi – Alat Pelindung Badan

P a g e | 16
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

BAB – IV
TAHAPAN DAN URAIAN PEKERJAAN
BAGIAN PERTAMA
PEKERJAAN PENDAHULUAN

PERSIAPAN ADMINISTRASI & LAPANGAN
A. ADMINISTRASI

1. Perijinan (Izin Mulai Kerja)
2. Penyiapan Buku Direksi, Buku ijin pelaksanaan, Form Lapangan (Lap.Harian, Lap.Mingguan)
3. Koordinasi dengan Pengguna Jasa dan Direksi (Pengawas) dan Pree Construction Meeting (PCM)
Dokumentasi Pengadministrasian
Dokumentasi tersebut sangat relevan untuk diingat ketika kita memimpin suatu proyek. Salah satu tugas
penting seorang manajer proyek adalah mempersiapkan dokumentasi. Tanpa dokumentasi yang memadai,
proyek akan terbengkalai. Kebutuhan dokumentasi akan berubah seiring dengan kemajuan pelaksanaan proyek.
Pada tahap persiapan (initiation), kita memerlukan dokumen yang menguraikan tujuan, batasan dan syaratsyarat / kriteria keberhasilan proyek. Salah satu dokumen penting dalam tahap ini adalah Project Charter.
Setelah tahap persiapan dilalui, kita masuk pada tahapan perencanaan (planning).
Manajer proyek beserta tim, mulai melakukan pendalaman akan hasil akhir yang diinginkan serta langkahlangkah untuk mewujudkan hasil akhir tersebut. Dokumen tersebut akan berisi hal-hal seperti :
(1) Definisi produk atau jasa yang dihasilkan proyek (project delivarables)
(2) daftar aktifitas untuk menghasilkan project deliverables, urutan pelaksanaan dan durasi untuk setiap
aktifitas (project schedules)
(3) rencana sumber daya yang dibutuhkan, perkiraan biaya, dan alokasi sumber daya ke setiap aktifitas
(project cost management).
(4) Tingkat kualitas project deliverables yang dikehendaki, langkah-langkah untuk menjamin kualitas dan
rencana untuk pengendalian kualitas.

Dokumen perencanaan itu biasanya disebut dengan Project Plan.
Selain tentang project scope, schedule, cost dan quality, project plan juga mengandung informasi tentang
struktur organisasi tim proyek (human resources), rencana komunikasi tim dan progress report (project
communication), daft