Correlation of Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder Capsules Suplementation on Blood Pressure and Cholesterol Total

(1)

TERHADAP TEKANAN DARAH

DAN TOTAL KOLESTEROL

EKA ANDRIANI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

EKA ANDRIANI. Correlation of Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder Capsules Suplementation on Blood Pressure and Cholesterol Total. Supervised by M. RIZAL M. DAMANIK and IKEU EKAYANTI.

The aim of this study was to determine the effect of torbangun leaves (Coleus amboinicusLour) consumption in maintaining blood pressure and total cholesterol level. The leaves were prepared as simplicia capsules and were given as supplement. The study used pre-post test design and was conducted in May to June 2011 at settlements area around IPB Baranang Siang campus in Bogor. The study participants were 52 IPB extension program students, men and women aged >18 years old for middle-age to elderly. The study result showed that most subjects had normal nutritional status (78,8%) and had low level of physical activities (84,6%). Developmental changes in blood pressure values in the treatment group and control had increased or decreased at any point of observation in both systole and diastole pressures. However the changes in the systole and diastole in both the groups did not exceed 20/10 mmHg. Changes in total cholesterol values were also influenced by the type of intervention and gender. The average changes in cholesterol values increased by 10 mg/dl in men and 7 mg/dl in women. T test results on blood pressure values of study participants at the beginning and at the end of the study did not showed significant differences between the treatment and the control groups (P>0,05). But total cholesterol values and changes in total cholesterol values of study participants at the beginning and at the end of the study showed significant differences between the treatment and the control groups (P<0,05). So there was a change in the control group value at the end of the observation cholesterol with an average change in the value of cholesterol as much as 8,35 ± 11,9 mg/dl.

Key words: Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour), Blood Pressure, Cholesterol Total, Nutrition Status, food Consumption


(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Pemberian Kapsul Serbuk Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Desember 2011

Eka Andriani


(4)

amboinicus Lour) terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol. Dibimbing oleh M. RIZAL M. DAMANIK and IKEU EKAYANTI.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen terhadap kemampuan mempertahankan angka tekanan darah dan total kolesterol agar tetap dalam keadaan normal.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental semu dengan pre-post test design. Populasi penelitian adalah mahasiswa program ekstensi IPB Bogor dengan jumlah subjek yang digunakan berjumlah 52 orang dibagi menjadi dua kelompok secara random (26 perlakuan kapsul serbuk daun Torbangun dan 26 kontrol). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang meliputi karakteristik subjek (umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan) yang diperoleh dari hasil kuesioner, tekanan darah dan total kolesterol yang diukur sebanyak enam kali, serta tingkat konsumsi dan aktifitas fisik yang diukur dengan metode record selama satu minggu.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak microsoft excel dan SPSS 16. Data karakteristik, tingkat konsumsi dan aktivitas subjek, tekanan darah dan total kolesterol subjek disajikan secara deskriptif. Hubungan antar variabel diuji dengan analisis hubungan sesuai skala data yang digunakan. Untuk variabel data yang berskala nominal dianalisa dengan menggunaka chi-square, variabel data ordinal dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dan untuk variabel data rasio dianalisa dengan uji Pearson. Pengaruh berbagai macam variabel terhadap tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan regresi linier. Sedangkan perbedaan dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen serta kontrol terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan uji beda.

Sebagian besar subjek penelitian memiliki status gizi normal, tingkat konsumsi yang kurang serta memiliki tingkat aktivitas ringan. Variabel tingkat konsumsi dan aktivitas fisik tidak berhubungan terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol karena data variabel relatif homogen

Angka tekanan darah subjek penelitian (perlakuan maupun kontrol) tidak banyak mengalami perubahan. Namun pada perubahan angka total kolesterol kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan pada kelompok perlakuan.

Variabel jenis kapsul (perlakuan dan kontrol) berhubungan terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol. Serbuk daun torbangun memiliki kandungan serat, vitamin C, mineral (kalium) serta antioksidan yang tinggi. Subjek yang mengkonsumsi kapsul serbuk daun torbangun (kelompok perlakuan) dapat mempertahankan angka tekanan darah dan total kolesterol. Sedangkan yang tidak mengkonsumsi kapsul serbuk daun torbangun (kelompok kontrol) terjadi peningkatan kadar kolesterol. Perbedaan angka tekanan darah pada kelompok perlakuan maupun kontrol tidak berbeda nyata. Namun perbedaan angka total kolesterol untuk kelompok plasebo, berbeda nyata pada akhir pengamatan (hari ke-38).


(5)

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(6)

TERHADAP TEKANAN DARAH

DAN TOTAL KOLESTEROL

EKA ANDRIANI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011


(7)

Nama : Eka Andriani

NIM : I 151090111

Disetujui, Komisi Pembimbing

drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD. Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes.

Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

Dekan Sekolah Pascasarjana

drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD NIP. 19640731 199003 1 001

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. NIP. 19650814 199002 1 001


(8)

(9)

TERHADAP TEKANAN DARAH

DAN TOTAL KOLESTEROL

EKA ANDRIANI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(10)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Pemberian Kapsul Serbuk Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Desember 2011

Eka Andriani


(11)

EKA ANDRIANI. Correlation of Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder Capsules Suplementation on Blood Pressure and Cholesterol Total. Supervised by M. RIZAL M. DAMANIK and IKEU EKAYANTI.

The aim of this study was to determine the effect of torbangun leaves (Coleus amboinicusLour) consumption in maintaining blood pressure and total cholesterol level. The leaves were prepared as simplicia capsules and were given as supplement. The study used pre-post test design and was conducted in May to June 2011 at settlements area around IPB Baranang Siang campus in Bogor. The study participants were 52 IPB extension program students, men and women aged >18 years old for middle-age to elderly. The study result showed that most subjects had normal nutritional status (78,8%) and had low level of physical activities (84,6%). Developmental changes in blood pressure values in the treatment group and control had increased or decreased at any point of observation in both systole and diastole pressures. However the changes in the systole and diastole in both the groups did not exceed 20/10 mmHg. Changes in total cholesterol values were also influenced by the type of intervention and gender. The average changes in cholesterol values increased by 10 mg/dl in men and 7 mg/dl in women. T test results on blood pressure values of study participants at the beginning and at the end of the study did not showed significant differences between the treatment and the control groups (P>0,05). But total cholesterol values and changes in total cholesterol values of study participants at the beginning and at the end of the study showed significant differences between the treatment and the control groups (P<0,05). So there was a change in the control group value at the end of the observation cholesterol with an average change in the value of cholesterol as much as 8,35 ± 11,9 mg/dl.

Key words: Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour), Blood Pressure, Cholesterol Total, Nutrition Status, food Consumption


(12)

amboinicus Lour) terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol. Dibimbing oleh M. RIZAL M. DAMANIK and IKEU EKAYANTI.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen terhadap kemampuan mempertahankan angka tekanan darah dan total kolesterol agar tetap dalam keadaan normal.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental semu dengan pre-post test design. Populasi penelitian adalah mahasiswa program ekstensi IPB Bogor dengan jumlah subjek yang digunakan berjumlah 52 orang dibagi menjadi dua kelompok secara random (26 perlakuan kapsul serbuk daun Torbangun dan 26 kontrol). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang meliputi karakteristik subjek (umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan) yang diperoleh dari hasil kuesioner, tekanan darah dan total kolesterol yang diukur sebanyak enam kali, serta tingkat konsumsi dan aktifitas fisik yang diukur dengan metode record selama satu minggu.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak microsoft excel dan SPSS 16. Data karakteristik, tingkat konsumsi dan aktivitas subjek, tekanan darah dan total kolesterol subjek disajikan secara deskriptif. Hubungan antar variabel diuji dengan analisis hubungan sesuai skala data yang digunakan. Untuk variabel data yang berskala nominal dianalisa dengan menggunaka chi-square, variabel data ordinal dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dan untuk variabel data rasio dianalisa dengan uji Pearson. Pengaruh berbagai macam variabel terhadap tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan regresi linier. Sedangkan perbedaan dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen serta kontrol terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan uji beda.

Sebagian besar subjek penelitian memiliki status gizi normal, tingkat konsumsi yang kurang serta memiliki tingkat aktivitas ringan. Variabel tingkat konsumsi dan aktivitas fisik tidak berhubungan terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol karena data variabel relatif homogen

Angka tekanan darah subjek penelitian (perlakuan maupun kontrol) tidak banyak mengalami perubahan. Namun pada perubahan angka total kolesterol kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan pada kelompok perlakuan.

Variabel jenis kapsul (perlakuan dan kontrol) berhubungan terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol. Serbuk daun torbangun memiliki kandungan serat, vitamin C, mineral (kalium) serta antioksidan yang tinggi. Subjek yang mengkonsumsi kapsul serbuk daun torbangun (kelompok perlakuan) dapat mempertahankan angka tekanan darah dan total kolesterol. Sedangkan yang tidak mengkonsumsi kapsul serbuk daun torbangun (kelompok kontrol) terjadi peningkatan kadar kolesterol. Perbedaan angka tekanan darah pada kelompok perlakuan maupun kontrol tidak berbeda nyata. Namun perbedaan angka total kolesterol untuk kelompok plasebo, berbeda nyata pada akhir pengamatan (hari ke-38).


(13)

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(14)

TERHADAP TEKANAN DARAH

DAN TOTAL KOLESTEROL

EKA ANDRIANI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2011


(15)

Nama : Eka Andriani

NIM : I 151090111

Disetujui, Komisi Pembimbing

drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD. Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes.

Ketua Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Ilmu Gizi Masyarakat

Dekan Sekolah Pascasarjana

drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD NIP. 19640731 199003 1 001

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. NIP. 19650814 199002 1 001


(16)

(17)

i Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 ini adalah Hubungan Pemberian Kapsul Serbuk Daun Torbangun terhadap Tekanan Darah dan Total Kolesterol.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD dan Ibu Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M. Kes selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan serta saran. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada dr. Mira Dewi, M. Si selaku dosen penguji serta tidak lup[a kepada rekan-rekan analis RS. PMI Bogor dan mahasiswa Program Ekstensi IPB yang telah banyak membantu dalam penelitian. Kemudian terimakasih juga disampaikan kepada ayah, ibu beserta seluruh keluarga, atas dukungan materil, moril, doa serta kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2011


(18)

ii Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 19 Februari 1983. Penulis merupakan puteri pertama dari dua bersaudara dengan ayah H. Drs. Asril Bustami, SH dan ibu Hj. Elismar Zahari, BA.

Tahun 2001 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Karawang dan pada tahun yang sama diterima pada Diploma III Manajemen Usaha Boga, Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian IPB. Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan sarjana pada Program Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI. Tahun 2009 penulis melanjutkan ke Program Pascasarjana (S2) Ilmu Gizi Masyarakat, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB.


(19)

iii DAFTAR GAMBAR………... DAFTAR TABEL……… DAFTAR LAMPIRAN……… PENDAHULUAN……… 1 Latar Belakang……….... Rumusan Masalah………... Tujuan………. Manfaat……….. Hipotesis………. 1 3 4 4 4

TINJAUAN PUSTAKA………... 5

Tekanan Darah……… 5

Gangguan Tekanan Darah……….. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah……..

6 7

Kolesterol………... 13

Gangguan Kolesterol……… Faktor-faktor yang Mempengaruhi Total Kolesterol……..

14 17 Suplementasi Herbal………..

Torbangun (Coleus amboinicus Lour)………

19 20

KERANGKA PEMIKIRAN……… 24

METODE PENELITIAN………. 26

Desain, Tempat dan Waktu……… Populasi dan Sampel………. Jenis dan Cara Pengambilan Data……… Analisa Data……… Prosedur Penelitian………. Definisi operasional………….……… 26 26 27 28 28 33

HASIL DAN PEMBAHASAN……… 34

Karakteristik Subjek Penelitian……….. Kandungan Zat Gizi dan Antioksidan Serbuk Daun Torbangun… Angka Tekanan Darah dan Total Kolesterol………... Uji T-Test………... Uji ANOVA………... 34 43 44 51 52 KESIMPULAN……….……… 56

DAFTAR PUSTAKA………... 57


(20)

iv 1. Klasifikasi tekanan darah orang dewasa

menurut JNC-VII 2003………. 5

2. Daftar bahan makanan sumber kalium………. 11

3. Jenis dan cara pengambilan data………... 27

4. Alat intervensi serta pengukuran……….. 32

5. Status gizi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin…………... 34

6. Suku bangsa subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin……… 34

7. Tingkat aktivitas subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin…… 35

8. Jenis pekerjaan ayah berdasarkan jenis kelamin subjek enelitian………... 36

9. Jenis pekerjaan ibu berdasarkan jenis kelamin subjek enelitian………... 36

10. Tingkat pendidikan ayah berdasarkan jenis kelamin subjek enelitian………... 36

11. Tingkat pendidikan ibu berdasarkan jenis kelamin subjek enelitian………... 37

12. Kandungan gizi dan antioksidan serbuk Torbangun dalam 100 gram……… 43

13. 14. Rata-rata Perubahan nilai konsumsi serat subjek pada kelompok perlakuan setelah diberikan kapsul serbuk daun torbangun... Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-0……... 44 44 15. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-7……... 45

16. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-14……. 45

17. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-24……. 46

18. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-31……. 46

19. Profil tekanan darah antara perlakuan dan kontrol pada H-38 47 20. Hasil analisis paired test pra-pasca suplementasi pada kelompok per1akuan……… 51

21. Hasil analisis paired test pra-pasca suplementasi pada kelompok kontrol………. 51

22. Uji ANOVA pada kelompok perlakuan……… 52

23. Uji ANOVA pada kelompok kontrol……… 53


(21)

v

1. Tanaman torbangun………….………. 20

2. Kerangka pemikiran penelitian………. 25

3. Alur pembuatan kapsul serbuk daun Torbangun……….. 29

4. Alur pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol darah…….… 31

5. Skema pola intervensi dan pengukuran……… 32

6. Rata-rata kebutuhan dan konsumsi energi subjek penelitian……... 38

7. Angka kebutuhan dan konsumsi protein, lemak dan karbohidrat subjek laki-laki pada kelompok perlakuan dan kontrol... 39

8. Angka kebutuhan dan konsumsi protein, lemak dan karbohidrat subjek perempuan pada kelompok perlakuan dan kontrol... 40

9. Angka rekomendasi maksimal serta konsumsi natrium dan kalium subjek penelitian pada kelompok perlakuan dan kontrol... 41

10. Angka kebutuhan dan konsumsi serat subjek penelitian pada kelompok perlakuan dan kontrol... 42

11. Profil perkembangan sistol laki-laki………... 47

12. Profil perkembangan diastol laki-laki………... 48

13. Profil perkembangan kolesterol laki-laki……….. 48

14. Profil perkembangan sistol perempuan……… 49

15. Profil perkembangan diastol perempuan……… 49


(22)

vi 1. Surat persetujuan etik (ethical approval)………. 62

2. Penjelasan informed concern……… 63

3. Formulir persetujuan subjek penelitian……… 65 4. Angka kebutuhan Energi, protein, lemak dan karbohidrat………... 66 5. Konsumsi energi dan zat gizi subjek penelitian…………..………. 68 6. Data hasil pengukuran sistol (mm/Hg)………. 70 7. Data hasil pengukuran diastol (mm/Hg)………... 71 8. Data hasil pengukuran kolesterol (mg/dl)………. 72

9. Biodata subjek penelitian……….. 73

10. Hasil uji regresi………. 75

11. Hasil uji t-test kelompok perlakuan……….. 79 12. Hasil uji t-test kelompok kontrol……….. 82 13. Hasil uji ANOVA kelompok perlakuan………... 85 14. Hasil uji ANOVA kelompok kontrol……… 91


(23)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah kesehatan saat ini mulai bergeser dari penyakit-penyakit infeksi ke penyakit-penyakit degeneratif. Kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif juga mengalami pergeseran yaitu dari kelompok usia tua ke kelompok usia muda. Era baby boom generation akan berkontribusi pada bertambahnya kelompok usia yang beresiko terkena penyakit degeneratif pada 10 atau 20 tahun ke depan (Depkes 2007). Contoh penyakit degeneratif yang banyak dijumpai pada saat ini yaitu seperti penyakit-penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan tekanan darah dan kolesterol (dislipidemia).

Gangguan tekanan darah dan kolesterol dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Gangguan tekanan darah dan kolesterol yang dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah diantaranya seperti hipertensi dan hiperkolesterolemia. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol yaitu faktor gaya hidup seperti pola makan yang tinggi natrium, lemak dan kolesterol serta kurangnya konsumsi serat seperti pada makanan-makanan siap saji, kebiasaan merokok, rendahnya aktivitas fisik akibat sedentary life style, psikososial (tingkat stres), genetik, usia, jenis kelamin dan status gizi (Depkes 2007).

Konsumsi sayur dan buah di Indonesia masih sangat kurang dari Angka Kecukupan Gizi (AKG), yaitu minimal 25 gram serat per hari. Menurut Balitbangkes (2008) pada data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa prevalensi nasional kurangnya konsumsi sayur dan buah pada penduduk usia >10 tahun mencapai angka 93,6%. Kandungan serat, vitamin dan mineral alami yang diperoleh dengan cara mengkonsumsi sayur dan buah, dapat menjaga kesehatan tubuh terutama dalam hal mencegah penyakit-penyakit degeneratif yang banyak diakibatkan oleh gangguan tekanan darah dan kolesterol (Depkes 2007). Penyakit degeneratif juga diakibatkan kurangnya aktivitas fisik

Gaya hidup sedentary life style pada masyarakat saat ini cenderung memicu penyakit-penyakit degeneratif. Kemajuan teknologi tanpa disadari telah


(24)

membuat aktivitas fisik berkurang. Data Riskesdas 2007 menunjukkan angka prevalensi kurangnya aktivitas fisik pada penduduk usia >10 tahun mencapai angka 48,2% (Balitbangkes 2008). Selain aktivitas fisik pola makan sangat mempengaruhi kejadian beberapa penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat dan lebih bersifat praktis seperti maraknya aneka makanan siap saji maupun

junk food banyak dikonsumsi oleh masyarakat termasuk kalangan muda. Jenis makanan tersebut biasanya hanya menyediakan makanan yang tinggi energi, lemak dan natrium. Sementara kandungan serat, vitamin dan mineral yang penting bagi kesehatan tubuh biasanya jarang sekali dijumpai pada makanan-makanan tersebut. Pola makan tinggi natrium dan rendah serat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, tanpa disadari telah memicu gangguan tekanan darah dan kolesterol seperti hipertensi dan hiperkolesterolemia (Depkes 2007). Pola makan pada mahasiswa secara umum memiliki tingkat konsumsi energi yang masih rendah dari angka kecukupan, tinggi kandungan lemak, dan rendah serat. Pola makan tersebut beresiko terhadap timbulnya hipertensi maupun hiperkolesterolemia.

Hipertensi dan hiperkolesterolemia di Indonesia saat ini memiliki angka prevalensi yang cukup tinggi. Selain diderita oleh usia-usia lanjut, hipertensi dan hiperkolesterolemia bahkan sudah mulai diderita oleh kalangan remaja yang berusia-usia 15 - 17 tahun. Balitbangkes (2008) pada data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa angka prevalensi hipertensi pada penduduk usia >18 tahun adalah sebesar 29,8%. Hipertensi mulai banyak dijumpai pada kelompok usia muda 15 - 17 tahun (8,3%). Bahkan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dalam buku laporan TPB dalam angka (2010), mahasiswa yang menderita hipertensi diketahui sebanyak 17,2%. Sementara untuk hiperkolesterolemia, menurut Balitbangkes (2005) pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia 25 - 34 tahun sebesar 9,3%.

Tingginya kejadian penyakit-penyakit degeneratif di masyarakat, maka penggunaan bahan alami saat ini cenderung meningkat, terutama dalam upaya promotif, preventif dan rehabilitatif. Ditambah lagi dengan adanya isu back to nature, maka tanaman obat banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Banyak orang beranggapan bahwa penggunaan tanaman obat atau


(25)

obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat sintetis. Obat tradisional ini (baik berupa jamu maupun tanaman obat) masih banyak digunakan oleh masyarakat (Katno & Pramono 2005). Contohnya pada masyarakat suku Batak biasa menggunakan tanaman torbangun sebagai pengobatan tradisional

Tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) merupakan spesies terbesar dari tanaman Family Lamiaceae yang digunakan dalam pengobatan. Tanaman torbangun dikenal sebagai tanaman obat di kalangan suku Batak Provinsi Sumatera Utara yang mengandung serat tinggi, terutama serat larut air. Torbangun berdasarkan hasil penelitian Damanik (2006), telah terbukti mengandung zat aktif lactagogumyang dapat meningkatkan produksi ASI pada wanita suku Batak di Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Menurut Devi (2009), tanaman torbangun dapat mengurangi keluhan Premenstruasi Syndrome.

Sedangkan menurut Lukhoba et al (2006), di Karibia torbangun digunakan untuk

treatment gagal jantung dan di India digunakan sebagai depressant bagi penderita jantung (Yoganarasimhan 2000). Torbangun di Afrika digunakan untuk digunakan untuk treatment kondisi sirkulasi darah dan hati (Lukhoba 2006).

Torbangun selain kaya akan serat juga kaya akan kandungan zat gizi mikro seperti magnesium, besi, zink, kalsium, α-tocopherol dan β-karoten. Selain itu juga mengandung minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan sinerol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida yang berguna sebagai antioksidan (Batubara, 2004). Penelitian ini merupakan penelitian awal sebagai usaha pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif) dengan cara mengkonsumsi kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh torbangun seperti kaya akan zat-zat gizi, serat serta antioksidan, maka diharapkan dapat mencegah terjadinya hipertensi dan hiperkolesterolemia sejak dini, dengan cara mempertahankan angka tekanan darah dan total kolesterol tetap terjaga dalam kondisi normal.

Rumusan Masalah

1. Apakah konsumsi kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen dapat mempertahankan angka tekanan darah dalam keadaan normal.

2. Apakah konsumsi kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen dapat mempertahankan angka total kolesterol darah dalam keadaan normal.


(26)

Tujuan Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik, tingkat konsumsi makanan dan aktivitas subjek. 2. Mengetahui kandungan serat, vitamin (vitamin C), mineral (kalium) serta

antioksidan kapsul serbuk daun torbangun yang berhubungan dengan angka tekanan darah dan total kolesterol.

3. Mengetahui angka tekanan darah dan total kolesterol darah subjek sebelum dan setelah mengkonsumsi kapsul serbuk daun torbangun maupun control. 4. Menganalisa hubungan tingkat konsumsi terhadap angka tekanan darah dan

total kolesterol.

5. Menganalisa hubungan aktivitas fisik terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol.

6. Menganalisa hubungan konsumsi serbuk kapsul daun torbangun terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol.

7. Menganalisa perbedaan angka tekanan darah dan total kolesterol setelah diberi suplementasi kapsul serbuk daun torbangun.

Hipotesis

1. Konsumsi suplemen kapsul serbuk daun torbangun dapat mempertahankan angka tekanan darah tetap dalam status normal.

2. Konsumsi suplemen kapsul serbuk daun torbangun dapat mempertahankan angka total kolesterol tetap dalam status normal.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya informasi tentang manfaat tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) sebagai suplemen dikaitkan dengan masalah kesehatan yang berhubungan dengan tekanan darah dan total kolesterol. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada peran tanaman obat-obatan sebagai suplemen dalam dunia kesehatan.


(27)

TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah saat pengisian darah di jantung sebelum dipompakan ke seluruh tubuh (tekanan yang terjadi saat jantung beristirahat). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal 120/80 mmHg (Smeltzer & Bare 2001).

Menurut Hayens (2003), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat untuk memompa darah. Palmer (2007) menyatakan bahwa tekanan darah diukur dari tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).

Komite Nasional Gabungan Amerika Serikat untuk prevensi, deteksi, evaluasi dan pengobatan tekanan darah tinggi (Joint National Committee on Prevention, detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure)

selanjutnya disingkat JNC mengklasifikasikan tekanan darah dalam empat kelompok yaitu tekanan darah normal, pra-hipertensi, hipertensi stadium I dan hipertensi stadium II. Keempat kelompok tekanan darah tersebut dapat dilihat seperti yang tertera pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah orang dewasa menurut JNC-VII 2003

Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg)

Tekanan Darah Sistolik Diastolik

Normal <I20 dan < 80

Pre-Hipertensi 120- 139 atau 80-89

Hipertensi Stadium I 140-159 atau 90-99

Hipertensi stadium II 160 ≥100

Sumber: Depkes (2006)

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sementara tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis (Depkes 2006).


(28)

Gangguan Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah akan diperoleh hasil dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) dan angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai tekanan darah normal. Gangguan tekanan darah dapat berupa hipertensi (tekanan darah tinggi) maupun hipotensi (tekanan darah rendah). Gangguan tekanan darah tersebut dapat menimbulkan gangguan pada pembuluh darah seperti stroke, jantung dan bahkan sampai gangguan ginjal (Depkes 2006).

1. Hipertensi

Hipertensi dap at didefenisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare 2001). Selain itu, dimulai dari tekanan darah 115/75 mm Hg, kenaikan setiap 20/10 mmHg dalam tiga kali pengukuran dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular sebanyak dua kali (Denio 2005).

Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens 2003).

Pada waktu tidur malam hari tekanan darah berada dalam kondisi rendah, sebaliknya tekanan darah dipengaruhi oleh kegiatan harian sehingga bila semakin aktif seseorang maka semakin naik tekanan darahnya. Dapat dibayangkan semakin tinggi tekanan darah seseorang maka semakin tinggi kekuatan yang mendorong darah dan dapat mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan perdarahan yang dapat terjadi di otak dan jantung sehingga dapat mengakibatkan stroke, gagal jantung bahkan kematian (Hayens 2003).

Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala (silent killer), sementara tekanan darah yang terus meningkat akibat kesalahan pola hidup dan pola makan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Seseorang baru merasakan dampak hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari


(29)

ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke (Lenny 2008).

2. Hipotensi

Hipotensi merupakan kondisi tekanan darah yang terlalu rendah, yaitu apabila tekanan darah sistolik <90 mmHg dan tekanan darah diastolik<60 mmHg. Tekanan diastolik adalah tekanan saat pengisian darah di jantung sebelum dipompakan ke seluruh tubuh. Jika pengisian kurang, aliran darah di pembuluh jantung akan berkurang dan dapat menyebabkan serangan jantung. Gejala tekanan darah rendah biasanya ditandai dengan adanya pusing (saat ganti posisi mendadak seperti bangun setelah posisi duduk/jongkok, atau berbaring), mata berkunang-kunang, mual, berkeringat dingin bahkan pingsan.

Penyebab hipotensi adalah (1) kurangnya pemompaan darah dari jantung ke seluruh organ tubuh, biasanya adanya kelainan/kerusakan pada jantung, (2) volume darah berkurang, disebabkan adanya pendarahan hebat, diare, keringat yang berlebihan atau buang air kecil yang berlebihan dan (3) kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah menyebabkan menurunnya tekanan darah. Hal ini biasanya sebagai dampak dari penurunan tekanan darah akibat infeksi berat, diare dan obat vasodilator yang melebarkan pembuluh darah (nitrat dan penghambat kalsium).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Menurut Dalimartha et al. (2008) faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi penyebab yang tidak dapat dikontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur), serta penyebab yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, dan konsumsi garam dan konsumsi alkohol yang berlebih).

Faktor-faktor yang menjadi penyebab penyakit hipertensi antara lain faktor keturunan, berat badan, diet, alkohol, rokok, obat-obatan dan faktor penyakit lain. Gaya hidup juga berpengaruh terhadap kemunculan serangan hipertensi. Kebiasaan-kebiasaan tidak sehat seperti pola makan yang tidak seimbang dengan kadar kolesterol yang tinggi, rokok dan alkohol, garam, minimnya olah raga dan porsi istirahat sampai stres dapat berpengaruh terhadap kemunculan hipertensi. Faktor keturunan tidak lagi diragukan pengaruhnya terhadap timbulnya hipertensi hanya saja belum dapat dipastikan apakah ini


(30)

disebabkan oleh sepasang gen tunggal atau oleh banyak gen. Bagi yang memiliki faktor resiko ini seharusnya lebih waspada dan lebih dini dalam melakukan upaya-upaya pencegahan. Contoh yang paling sederhana adalah rutin memeriksakan darahnya minimal satu bulan sekali disertai dengan menghindari faktor pencetus timbulnya hipertensi.

Gangguan tekanan darah selain hipertensi, bisa juga terjadi hipotensi. Penyebab hipotensi bisa diakibatkan oleh beberapa faktor eksternal seperti (1) dehidrasi (disebabkan karena kurang minum, diare dan muntah), (2) konsumsi obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, jantung, anti-depresi, obat disfungsi ereksi atau obat Parkinson, (3) penggunaan obat berefek diuretik secara berlebihan (seperti obat pelangsing), (4) anemia, infeksi berat, gangguan jantung, gangguan sistem saraf pusat, gangguan endoktrin (termasuk hipotiroid, hipertiroid, diabetes, dan kadar gula darah rendah) serta (5) terlalu lama berada di udara panas, kehamilan, terlalu lama berbaring karena sakit atau lanjut usia.

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Lenny (2008) gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya pemeliharaan kondisi fisik, mental dan sosial agar tetap berada dalam keadaan yang baik. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat badan, tidak merokok atau minum-minuman beralkohol, berolahraga secara teratur dan terampil dalam mengelola stres yang dialami.

Sejalan dengan pendapat Hayens (2003) menyebutkan bahwa perilaku sehat (healthy behavior) adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan menghindari kelebihan dan kekurangan yang menyebabkan ketidakseimbangan yang menurunkan kekebalan dan semua yang mendatangkan penyakit.

Enam langkah dalam perubahan gaya hidup yang sehat bagi para penderita hipertensi yaitu mengatur pola makan (batasi sodium, tingkatkan konsumsi potasium dan magnesium), mengkonsumsi jenis makanan sereal, aktivitas (olah raga) secara teratur, bantuan dari kelompok pendukung (teman maupun keluarga), berhenti merokok dan hindari konsumsi alkohol berlebih.


(31)

1. Asupan Sodium

Hayens (2003) menyarankan agar dalam sehari sebaiknya mengkonsumsi garam sebaiknya tidak lebih dari 2000 sampai 2500 mg. Karena tekanan darah dapat meningkat bila asupan garam meningkat. Dimana pembatasan asupan sodium dapat mempertinggi efek sebagian besar obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (seperti catopril).

Natrium atau sodium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular. 30-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Di dalam tubuh, natrium terdapat di dalam sel (intraseluler) dan terutama terdapat dalam cairan di luar sel (cairan extraseluler). Antara lain cairan saluran cerna, seperti cairan empedu dan pankreas, mengandung banyak natrium. Angka Kebutuhan Gizi natrium pria dan wanita yang berusia >18 tahun adalah sebesar 1500 mg (WKNPG 2004).

Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari) diabsorbsi, terutama di dalam usus halus. Natrium yang diabsorbsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di ginjal natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang dikonsumsi akan dikeluarkan melalui urin. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluaran melalui urin sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi (Meikemayasari 2008).

Natrium berfungsi dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Natrium mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel. Bila jumlah Natrium di dalam sel meningkat secara berlebihan, air akan masuk ke dalam sel, akibatnya sel akan membengkak. Inilah yang menyebabkan terjadinya pembengkakan dalam jaringan tubuh. Keseimbangan cairan juga akan terganggu bila seseorang kehilangan natrium. Air akan memasuki sel untuk mengencerkan natrium dalam sel, sehingga cairan ekstraselular akan menurun. Perubahan cairan dalam sel ini dapat menurunkan tekanan darah, (2) menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, (3) pengaturan kepekaan otot dan saraf, yaitu berperan dalam transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontaksi otot, (4) berperan dalam absorpsi glukosa dan (5) berperan sebagai alat angkut zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus. Sumber natrium dapat diperoleh dari garam dapur (NaCl), MSG,


(32)

kecap, makanan yang diawetkan, daging, ikan, unggas, susu dan telur . Perkiraan kebutuhan natrium makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan tubuh.Taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 1500 mg. Setiap 1 gram garam dapur mengandung 400 mg natrium. Apabila dikonversikan ke dalam ukuran rumah tangga maka 4 gram garam dapur setara dengan ½ sendok teh atau sekitar 1600 mg natrium (Meikemayasari 2008).

Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan. Kekurangan natrium dapat terjadi sesudah muntah, diare, keringat berlebihan dan bila menjalankan diet rendah garam. Sedangkan kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akutmenyebabkan edema dan hipertensi. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan konsumsi cairan. Kelebihan konsumsi natrium secara terus-menerus terutama dalam bentuk garam dapur dapat menimbulkan hipertensi (Meikemayasari 2008).

2. Asupan Kalium

Pola makan yang rendah kalium atau potasium menjadi salah satu faktor pemicu tekanan darah tinggi. Kalium berfungsi sebagai diuretik sehingga pengeluaran natrium melalui cairan urin akan meningkat, sehingga dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Kalium merupakan kation utama intraseluler. Perbandingan natrium dan kalium di dalam cairan intraselular adalah1:10, sedangkan di dalam cairan ekstraselular 28:1. sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam caian intaselular. Menurut Angka Kecukupan Gizi berdasarkan WKNPG (2004), kebutuhan kalium pria dan wanita pada usia >18 tahun adalah sebesar 2000 mg/hari.

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urine, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat serta cairan lambung. Kadar kalium normal dalam darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuan menyaring, mengabsorbsi kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.


(33)

Fungsi kalium diantaranya (1) bersama natrium melakukan pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa, (2) bersama kalsium, berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi otot serta (3) di dalam sel berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik (metabolisme energi, sintesis glikogen, dan protein).

Kekurangan kalium karena makanan jarang terjadi, kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui saluran cerna (muntah-muntah dan diare kronis) serta kebanyakan menggunakan obat pencuci perut atau ginjal (penggunaan obat-obat deuretik). Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu,kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau dan konstipasi. Jantung akan berdebar –debar dan menurunkan kemampuan untuk memompa darah. Sedangkan kelebihan kalium adalah hiperkalemi akut yang dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian. Kelebihan kalium juga dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal (Meikemayasari 2008).

Kebutuhan minimum akan kalium adalah sebanyak 2000 mg sehari. Sumber kalium diantaranya daging, ikan, unggas, tepung, buah-buahan dan sayuran (makanan mentah/segar). Buah-buahan dan sayuran segar merupakan sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut untuk menurunkan tekanan darah (Dalimarthaet al2008). Kandungan kalium yang tinggi antara lain terdapat pada air kelapa, pisang, alpukat, tomat dan nangka. Tabel 2 berikut merupakan kandungan kalium beberapa bahan makanan (dalam mg/100 gram bahan makanan).

Tabel 2 Daftar bahan makanan sumber kalium Bahan makanan Kandungan kalium (mg)

Pisang 435

Alpukat 278

Peterseli 900

Daun pepaya muda 652

Bayam 416

Kembang kol 349


(34)

3. Asupan Makanan Jenis Serealia

Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutritionyang ditulis dalam Dalimartha et al (2008), menyatakan bahwa pria yang mengkonsumsi sedikitnya satu porsi sereal dari jenis padi-padian per hari mempunyai kemungkinan yang sangat kecil (0-20%) untuk terkena penyakit jantung. Semakin banyak konsumsi padi-padian, semakin rendah resiko penyakit jantung koroner, termasuk terkena hipertensi (Dalimartha et al2008).

4. Aktivitas (Olah Raga)

Melalui olah raga yang teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit per hari) dapat menurunkan tekanan darah (Yundini 2006). Palmer (2007) mengatakan bahwa ada delapan cara untuk meningkatkan aktivitas fisik yaitu dengan menyempatkan berjalan kaki misalnya mengantar anak kesekolah, sisihkan 30 menit sebelum berangkat bekerja untuk berenang di kolam renang terdekat, gunakan sepeda untuk pergi kerja selama 2 sampai 3 hari dalam satu minggu, mulailah berlari setiap hari dimana melakukan latihan ringan pada awalnya dan tingkatkan secara perlahan-lahan, pada saat istirahat makan siang tinggalkan meja kerja anda dan mulailah berjalan atau bersepeda bersama keluarga dan teman satu hari dalam satu minggu. Lakukan aktivitas baru misalnya bergabung dengan klub tenis atau bulu tangkis, yang terakhir pilih tangga dibandingkan lift atau eskalator. Karena dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat menjaga kesehatan jantung yang merupakan organ pemompa darah.

5. Bantuan dari Kelompok Pendukung

Sertakan keluarga dan teman menjadi kelompok pendukung pola hidup sehat (Dalimartha et al 2008). Sehingga keluarga dan teman-teman mengerti sepenuhnya tentang besarnya resiko jika tekanan darah kita tidak terkendali. Dengan demikian keluarga dan teman akan membantu dengan memperhatikan makanan kita atau mengingatkan saat tiba waktunya untuk minum obat atau untuk melakukan aktivitas berjalan-jalan setiap hari dan mungkin saja mereka bahkan akan menemani kita (Sheps 2005). Penelitian yang ditulis dalam Dalimartha et al

(2008) menunjukkan dukungan kelompok terbukti berhasil dalam mengubah gaya hidup untuk mencegah hipertensi.


(35)

6. Rokok dan Alkohol berlebih

Nikotin dalam tembakau adalah penyebab meningkatnya tekanan darah. Nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di dalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Dalam beberapa detik nikotin mencapai ke otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin), sehingga dengan pelepasan hormon ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi (Sheps 2005).

Demikian juga dengan alkohol, efek semakin banyak mengkonsumsi alkohol maka semakin tinggi tekanan darah, sehingga peluang terkena hipertensi semakin tinggi (Hayens 2003). Menurut Sheps (2005) alkohol dalam darah merangsang pelepasan epinefrin (adrenalin) dan hormon-hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan lebih banyak natrium dan air. Selain itu minum-minuman alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium dan magnesium, rendahnya kadar dari kalsium dan magnesium berkaitan dengan peningkatan tekanan darah (Sheps 2005). Beberapa laporan menyimpulkan bahwa efek alkohol dimulai dari asupan alkohol yang paling rendah. Jadi, seseorang yang tidak mengkonsumsi alkohol maka cenderung memiliki tekanan darah yang normal. Laporan lain menunjukkan ada batas atau ambang tertentu dari alkohol yang dapat mempengaruhi tekanan darah (Hayens 2003).

Kolesterol

Kolesterol merupakan sterol utama dalam jaringan manusia yang mempunyai formula C27H45OH, dan dapat dinyatakan sebagai 3 hidroksi-5,6

kolesten karena hanya mempunyai satu gugus hidroksil pada atom C3 dan ikatan

rangkap pada C5 dan C6 serta percabangan pada C10, C13 dan C17 (Mayes 1995).

Kolesterol disintesis dari asetil-KoA yang dapat berasal dari perombakan karbohidrat, asam amino, dan lemak. Hati merupakan tempat utama sintesis kolesterol di samping usus dan kelenjar-kelenjar yang memproduksi hormon steroid seperti korteks adrenal, testis, dan ovarium. Semua reaksi sintesis berlangsung dalam kompartemen sitoplasma sel (Montgomery et al. 1983). Selanjutnya empedu merupakan produk akhir dari metabolisme kolesterol yang


(36)

disintesis di dalam sel-sel hati. Sintesis asam empedu dari kolesterol dimulai dengan reaksi hidroksilasi yang dikatalisis oleh enzim 7α-hidroksilase yang diaktifkan oleh vitamin C dan membutuhkan oksigen . Getah empedu tersebut mengandung kalium dan natrium dalam jumlah yang cukup banyak dan mempunyai pH alkalis, sehingga dapat disebut sebagai garam empedu (Mayes 1995). Garam empedu yang diproduksi disimpan di dalam kantung empedu dan dilepaskan ke dalam usus pada saat makan. Senyawa tersebut berfungsi sebagai emulsifier untuk membantu pencernaan lemak makanan (Almatsier 2002).

Kolesterol mempunyai tiga fungsi penting yaitu (1) membantu membuat lapisan luar atau dinding dinding sel, (2) menghasilkan asam empedu guna membantu mengurai makanan, (3) membantu tubuh membuat vitamin D dan hormon. Kolesterol merupakan zat gizi atau komponen lemak kompleks yang di butuhkan oleh tubuh sebagai salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi dan juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon steroid.

Salah satu faktor resiko aterosklerosis utama adalah dislipidemia. Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA di Jakarta 1988 menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206.6 mg/dl dan pria 199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 mg/dl pada pria. Di beberapa daerah nilai kolesterol yang sama yaitu Surabaya (1985): 195 mg/dl, Ujung Pandang (1990): 219 mg/dl dan Malang (1994): 206 mg/dl. Hiperlipidemia (dislipidemia) merupakan salah satu faktor resiko stroke, yang merupakan suatu kelainan lipid yang di tandai oleh peningkatan maupun penurunan lipid dalam darah. Kelainan lipid yang utama adalah kadar kolesterol yang tinggi, kadar trigliserida yang tinggi dan kadar HDL kolesterol yang rendah.

Gangguan Kolesterol

Imamura et al. (2008) menyatakan bahwa peningkatan kadar kolesterol seiring dengan bertambahnya resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke. Kadar kolesterol dalam darah yang normal adalah kurang dari 200 miligram per dL, kolesterol jahat (LDL) kurang dari 130 mg/dL, kolesterol HDL lebih dari 45 mg/dL dan trigliserida kurang dari 200 mg/dL.


(37)

1. Hiperkolesterolemia

Seseorang dinyatakan kelebihan kadar kolesterol dalam darah atau kolesterol tinggi jika total kadar kolesterol mencapai lebih dari 240 mg/dL. Kelebihan kolesterol jahat bisa mengakibatkan penumpukan lemak yang menyumbat pembuluh darah.

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Bila kolesterol LDL jumlahnya berlebih, di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembulun darah (aterosklerosis). Sedangkan kolesterol HDL, mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada trigliserida yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan yang berbentuk lemak, karbohidrat dan protein yang berlebihan (Dalimartha et al.2008).

Secara normal kolesterol dapat diproduksi oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan namun dapat meningkat karena makan yang kita makan mengandung kolesterol. Kolesterol yang berlebihan dapat membuat penumpukan di pembuluh darah dan dapat menimbulkan penyempitan, karena itulah dapat menyebabkan seseorang terserang stroke dan jantung.

Kolesterol diangkut oleh lipoprotein menuju sel-sel yang membutuhkan termasuk jantung dan otak, Sedangkan kelebihan kolesterol diangkut oleh HDL menuju hati yang kemudian diurai dan masuk ke empedu sebagai asam empedu. LDL memiliki kandungan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan dengan HDL. LDL dianggap lemak yang jahat karena dapat menempel di dinding pembuluh darah sedangkan HDL dianggap lemak yang baik karena membawa lemak yang berlebih menuju hati.

Mekanisme kenaikan kolesterol dalam darah dapat terjadi karena sintesa kolesterol berlebih dalam tubuh dan konsumsi kolesterol dari bahan pangan harian, terutama yang tinggi kolesterol, seperti hati, kuning telur, otak, dan


(38)

makanan-makanan cepat saji (fast food). Naiknya kolesterol darah lebih banyak disebabkan oleh peningkatan pembentukannya dalam hati yang dalam keadaan normal mencapai 500 mg/hari. Penyebab lain adalah meningkatnya penyerapan kolesterol kembali dalam usus halus (Hartono 1996).

Plak pada kolesterol bersifat rapuh dan mudah pecah, apabila terjadi luka pada dinding pembuluh darah dapat memicu pembetukan bekuan darah. Karena pembuluh darah sudah tersendat oleh kolesterol maka keberadaan bekuan darah dapat menyumbat sepenuhnya aliran darah, kondisi ini disebut aterosklerosis dan dapat terjadi di arteri pada jantung, otak ginjal atau organ vital lainnya. Kadar kolesterol yang tinggi dapat membuat darah menjadi kental sehingga mengurangi oksigen dan gejalanya dapat dirasakan seperti sakit kepala dan pegal-pegal, namun tidak sedikit yang tanpa gejala (National Cardiovascular Center Harapan Kita 2011)

2. Hipokolesterolemia

Kelebihan kolesterol jahat bisa mengakibatkan penumpukan lemak yang menyumbat pembuluh darah. Namun di lain pihak kolesterol yang terlalu rendah atau kurang dari 150 mg/dl ternyata juga tidak dianjurkan karena berbahaya bagi keehatan. Beberapa penelitian menunjukkan ibu hamil yang memiliki kadar total kolesterol terlalu rendah beresiko tinggi melahirkan bayi prematur. Jumlah kolesterol total dan LDL terlalu rendah juga terkait dengan depresi, kecemasan dan penyakit kanker.

Mekanisme penurunan kadar kolesterol berhubungan dengan kemampuan serat makanan mengikat asam-asam empedu di intestin dan menunda pengosongan gastrin dan memperlambat absorpsi glukosa. Serat juga meningkatkan viskositas dari isi pencernaan, peningkatan ekskresi feses dan asam empedu serta kolesterol. Peningkatan ekskresi asam empedu dapat mencegah reabsorpsi (sintesis kolesterol dari asam empedu) sehingga terjadi pemblokan sintesa balik (menghambat enzim hidroksi metil glutaril sintetase). Keadaan tersebut akan menurunkan kolesterol dalam darah (Elita dan eri 2008).

Jalur utama pembuangan kolesterol tubuh terjadi di hati melalui konversinya menjadi asam empedu, yaitu asam kholat dan chenodeoxy cholic


(39)

diekskresikan oleh empedu ke dalam duodenum. Sebagian asam empedu akan direabsorpsi oleh hati melalui sirkulasi dan selanjutnya disekresikan kembali ke dalam empedu. Asam empedu yang tidak diserap akan didegradasi oleh mikroba usus besar dan diekskresikan ke dalam feses (Hayati 2005).

Ada banyak faktor yang mempengaruhi munculnya kolesterol rendah (hypocholesterolemia). Penyakit hati, malabsorpsi, kekurangan zat gizi mangan merupakan beberapa faktor penyebab kolesterol rendah. Kolesterol rendah juga dapat terjadi jika obat yang digunakan untuk mengobati kolesterol tinggi malah digunakan dengan tidak semestinya. Masalah umum yang timbul akibat kolesterol rendah seperti masalah dengan sistem pernafasan dan depresi hingga terhadap rendahnya imunitas tubuh (Dalimartha et al.2008).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kolesterol

Beberapa faktor yang mempengaruhi total kolesterol, diantaranya asupan lemak yang tinggi, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas (sedentary life style). Dalimartha et al (2008) menyarankan konsumsi lemak <30% dari konsumsi kalori sehari. Mengkonsumsi banyak lemak akan berdampak pada kadar kolesterol yang tinggi dan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung (Sheps 2005).

Merokok dapat merangsang proses ateroskelerosis karena efek langsung karbon monoksida pada dinding arteri, kemudian nikotin juga dapat menyebabkan kerusakan endotel arteri. Selain itu rokok juga dapat memicu penurunan HDL, meningkatkan fibrinogen dan memacu agregasi trombosit, serta mengurangi daya angkut oksigen ke jaringan perifer. Di samping itu rokok dapat menurunkan kadar HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang diisap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki-laki perokok.

Apabila berhenti merokok penurunan risiko PJK akan berkurang 50% pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun. Risiko infark akan turun 50% dalam waktu 5 tahun setelah berhenti merokok (Yundhini 2006).

Konsumsi serat makanan yang cukup dapat menurunkan kolesterol darah 10-15% (Elita dan Eri 2008). Rata-rata pengurangan kadar kolesterol dengan


(40)

terapi pengaturan makanan hanya 12%. Apabila dengan terapi pengaturan makanan tidak memberikan respon positif, maka diperlukan bantuan dengan terapi obat (Simatupang 1997). Dari beberapa penelitian juga membuktikan bahwa pemberian serat pada tikus percobaan dapat menurunkan kolestrol 8%. Serat pangan (dietary fiber), khususnya yang bersifat larut dalam air, diketahui berperan dalam menurunkan kadar kolesterol plasma (Schneeman & Tietyen 1994). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa rumput laut yang mengandung komponen agar, alginat, dan karagenan mempunyai pengaruh kuat dalam menurunkan kadar kolesterol plasma. Komponen agar dapat menurunkan kolesterol darah hingga 39% (Ren et al. 1994), sedangkan alginat mempunyai potensi tinggi dalam menurunkan kolesterol darah melalui penghambatan absorpsi kolesterol di usus (Suzuki et al. 1993).

Potter et al. (1993) berpendapat bahwa penambahan beberapa jenis serat pada diet manusia dapat menurunkan kadar LDL. Sekitar 65% komponen LDL adalah kolesterol yang sangat berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner. Hasil penelitian Hayati (2005) juga mengatakan bahwa penambahan serat ke dalam ransum tikus hiperkolesterolemia dapat menurunkan kadar total kolesterol dan LDL. Selain dari serat, hormon terutama pada wanita juga dapat mempengaruhi kolesterol.

Hormon estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita, karena diketahui bahwa estrogen juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan. Kolesterol LDL lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk menembus plak akan berkurang. Selain itu terdapat keterkaitan metabolisme antara trigliserida dengan kolesterol HDL. Apabila trigliserida tinggi maka HDL cenderung turun. Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen secara cukup. Pada tahun 1993 National Education Cholesterol Program di AS mengakui pentingnya peranan terapi estrogen di dalam memperbaiki profil lipid (kolesterol) dan memperkecil risiko penyakit jantung (Prasodjo 2010).


(41)

Suplementasi Herbal

Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat cenderung meningkat dengan adanya isu back to nature. Tanaman obat banyak digunakan masyarakat kelas menengah ke bawah terutama dalam upaya preventif, promotif dan rehabilitatif. Berbagai cara bisa dilakukan dalam rangka memperoleh derajat kesehatan yang optimal, salah satunya dengan memanfaatkan tanaman obat (herbal).

Dibandingkan obat-obat modern, tanaman obat memiliki beberapa kelebihan, antara lain efek samping yang relatif rendah, dalam suatu ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif (Katno & Pramono 2005).

Bahan tanaman obat (herbal) juga memiliki beberapa kelemahan yang merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional (termasuk dalam upaya agar bisa diterima pada pelayanan kesehatan formal). Beberapa kelemahannya antara lain: efek farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme (Katno & Pramono 2005). Menyadari akan hal ini maka pada upaya pengembangan tanaman obat ditempuh berbagai cara dengan pendekatan-pendekatan tertentu, seperti penggunaan tanaman obat sebagai suplementasi herbal dalam upaya kesehatan promotif maupun preventif.

Walaupun demikian efek samping tanaman obat tentu tidak bisa disamakan dengan efek samping obat modern. Pada tanaman obat terdapat suatu mekanisme yang disebut-sebut sebagai penangkal atau dapat menetralkan efek samping tersebut, yang dikenal dengan SEES (Side Effect Eleminating Subtanted). Sebagai contoh di dalam kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh, tetapi di dalam kunyit (Curcuma domestica Val) juga ada zat anti untuk menekan dampak negatif tersebut. Pada perasan air tebu terdapat senyawa Saccharant yang ternyata berfungsi sebagai antidiabetes, maka untuk penderita diabetes (kencing manis) bisa mengkonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang minum gula walaupun gula merupakan hasil pemurnian dari tebu.

Daun seledri (Apium graveolens L) telah diteliti dan terbukti mampu menurunkan tekanan darah, tetapi pada penggunaannya harus berhati-hati karena


(42)

pada dosis berlebih (over dosis) dapat menurunkan tekanan darah secara drastis sehingga jika penderita tidak tahan dapat menyebabkan shock. Oleh karena itu dianjurkan agar jangan mengkonsumsi lebih dari 1 gelas perasan seledri untuk sekali minum. Demikian pula mentimun selain baik bagi hipertensi, serat larut air pada mentimun juga baik bagi gangguan kolesterol. Namun takaran yang diperbolehkan tidak lebih dari 2 (dua) buah besar untuk sekali makan.

Torbangun

Daun torbangun (Coleus amboinicus Lour) dapat dijumpai hampir semua daerah di Indonesia dengan nama berbeda-beda. Di Jawa Tengah orang sering menyebutnya dengan nama daun jinten. Orang Sunda menamakan daun ajeran. Di Madura disebut daun majha nereng atau daun kambing, sedangkan orang Bali menamakan daun iwak. Sementara orang Batak menyebutnya bangun-bangun atau torbangun (Damanik et al2001).

Tanaman torbangun (Coleus amboinicus Lour) adalah salah satu spesies dari family Labiataeyang banyak mengandung zat gizi mikro dan zat aktif yang telah diteliti manfaatnya bagi kesehatan. Manfaat yang telah dirasakan masyarakat selama ini adalah sebagai tanaman obat sariawan, batuk, demam, perut kembung dan asma (Katno & Pramono 2005).

Gambar 1 Tanaman torbangun

Tanaman torbangun merupakan tanaman yang mengandung mineral kalsium, magnesium, zat besi dan flavonoid. Efek farmakologi dari daun torbangun adalah sebagai anti inflamasi, memperlancar peredaran darah dan sebagai pembersih darah. Kandungan zat aktif tanaman torbangun berhubungan


(43)

dengan hormon reproduksi. Selain itu keluarga dari tanaman torbangun mengandung zat aktif yang secara langsung memiliki efek terhadap jaringan produksi hormon progesteron. Torbangun kaya akan kandungan zat gizi mikro

seperti magnesium, besi, zink, kalsium, α-tocopherol dan β-karoten, minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan sinerol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida (Batubara 2004).

Menurut tradisi masyarakat Batak di Provinsi Sumatera Utara, daun torbangun diyakini berkhasiat sebagai lactagogum, meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI (Damanik et al. 2001) dan dapat meningkatkan status gizi anak yang dilahirkan (Damanik 2005). Selain berkhasiat sebagai lactagogum, masyarakat Batak juga meyakini khasiat daun torbangun sebagai pembersih rahim ibu yang baru melahirkan (uterine cleansing agent), penambah tenaga (tonikum), pengurang rasa nyeri (analgesik), penawar racun (antimikroba/antibakteri) dan obat untuk menyembuhkan penyakit seperti sariawan dan batuk (Damanik et al.

2004).

Di Asia torbangun jenis Coleus amboinicusdan Plectranthus mollis adalah spesies yang paling sering dikutip. Secara keseluruhan, Coleus amboinicus dan

Plectranthus barbatus memiliki jangkauan geografis terluas yang terdapat di luar Afrika dan Benua Asia hingga benua Amerika. Torbangun atau Coleus amboinicus Lour populer dalam pengobatan dispepsia, gangguan pencernaan seperti diare di India dan Afrika dan di Brasil digunakan untuk pengobatan ulserasi kulit. Selain itu, jenis ini juga digunakan untuk mengobati luka bakar dan sebagai tapal untuk gigitan lipan dan kalajengking di Melayu. Di India, jus dari daunnya digunakan untuk mengobati alergi kulit. Coleus amboinicus Lour juga sering dipakai dalam pengobatan batuk kronis, asma, bronkitis dan sakit tenggorokan di India dan Karibia dan di Kuba digunakan untuk mengobati infeksi dan asma. Daun Coleus amboinicus Lour telah ditemukan memiliki

anti-Mycobacterium tuberculosis(Lukhoba et al.2006).

Coleus amboinicus Lour di Asia dan Selatan Amerika digunakan untuk pengobatan demam dan sebagai obat kolera di Rodrigues. Selain itu daun ini juga memiliki aktivitas antimikroba dan antivirus terhadap virus herpes simpleks-1dan anti-HIV inhibisi. Daun Coleus amboinicus Lour sering dimanfaatkan dalam


(44)

pengobatan penyakit kencing di Amazon dan India (Yoganarasimhan 2000). Spesies ini juga dilaporkan dapat digunakan untuk meringankan masalah ginjal, mengobati discharge vagina dan diminum setelah melahirkan. Jenis Coleus amboinicus Lour dan Plectranthus barbatus digunakan untuk mengobati leher kaku dan sakit punggung. Di Karibia bahkan digunakan untuk mengobati kegagalan jantung kongestif (Morton 1992).

Coleus amboinicus Lour, Plectranthus barbatus, Plectranthus bojeri dan

Plectranthus mollistelah digunakan untuk mengobati gigitan ular di India, Gabon dan Kenya. Plectranthus barbatus dan Coleus amboinicus Lour digunakan untuk mencegah atau mengurangi peradangan (Chifundera 2001).

Selain untuk berbagai macam penyakit, daun Coleus amboinicus Lour digunakan dalamstuffingsmakanan, untuk aroma dan pengasinan daging sapi dan ayam, untuk menutupi bau yang kuat terkait dengan kambing, ikan dan kerang (Morton 1992) dan untuk rempah-rempah piring berisi saus tomat (Mayenda 1991). Daun kadang-kadang dimakan mentah dengan roti dan mentega dan di India, mereka dapat ditambahkan untuk bir dan anggur (Morton 1992).

Torbangun sangat kaya akan mineral kalsium. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg. Kadar kalsium dalam darah sekitar 10 mg/100 ml dengan rentang 9-11 mg/100ml. Nilai kadar ini harus dipertahankan agar berfungsi dengan baik.

Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan, dan menurun pada proses menua. Absorpsi kalsium terutama terjadi di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorbsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor yang mempengaruhi absorpsi kalsium. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain seperti oksalat. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang diekskresi melalui urin mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi.


(45)

Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium diantaranya yaitu pada saat pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium dan tingkat aktivitas fisik yang meningkatkan densitas tulang. Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh semakin efisien absorpsi kalsium. Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian memberi waktu lebih banyak untuk absorbsi kalsium. Absorbsi kalsium lebih baik bila dikonsumsi bersama dengan makanan, dan absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat absorbsi kalsium diantaranya akibat kekurangan Vitamin D dalam bentuk aktif , asam oksalat, asam fitat, serat, stres mental dan stres fisik serta proses penuaan.

Kalsium memiliki fungsi dalam pembentukan tulang (sebagai bagian integral dari struktur tulang, sebagai tempat penyimpanan kalsium), gigi, mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi-reaksi biologis (absorpsi Vit.12, ekskresi insulin oleh pankreas, dll),kontraksi otot, meningkatkan fungsi transpor membran sel (sebagai stabilisator membran & transmisi ion melalui membran organela sel, memperlancar transmisi rangsangan di jaringan saraf (neurotransmission) serta mengaktifkan enzim-enzim tertentu antara lain lipase dan ATP-ase.

Sumber kalsium bisa diperoleh dari susu, keju, kuning telur, kangkung atau sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan danhasil olahannya serta udang. Angka Kecukupan Gizi Kalsium bagi usia >18 tahun yang dianjurkan oleh WKNPG 2004 adalah 800 mg/hari baik untuk laki-laki maupun perempuan (Meikemayasari 2008).

Torbangun juga kaya akan antioksidan. Akhir-akhir ini penggunaan senyawa antioksidan berkembang dengan pesat baik untuk makanan maupun pengobatan. Penggunaan sebagai obat makin berkembang seiring dengan makin bertambahnya pengetahuan tentang aktifitas radikal bebas terhadap beberapa penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan kanker (Boer 2000).


(46)

Penyakit jantung dan pembuluh darah masih merupakan penyakit mematikan yang utama di Indonesia. Hipertensi dan kolesterol merupakan faktor resiko pemicu terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah.

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare 2001). Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens 2003).

Menurut Siswono (2006), kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80 % kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL.

Tekanan darah dan kolesterol dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya terdapat faktor-faktor yang tidak dapat diubah dan faktor-faktor yang dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin dan genetik. Sedangkan faktor-faktor yang dapat diubah diantaranya kebiasaan merokok, diet atau pola makan yang tidak sehat serta kurangnya aktifitas fisik. Selain itu ada pula faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi gaya hidup. Sedangkan stress merupakan faktor perancu tekanan darah dan kolesterol, namun sulit untuk diukur.

Tingginya kejadian penyakit-penyakit degeneratif di masyarakat, ditambah lagi dengan adanya isu back to nature, maka tanaman obat banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Tanaman torbangun (Coleus amboinicus

Lour) merupakan tanaman obat di kalangan suku Batak Provinsi Sumatera Utara yang mengandung serat tinggi, terutama serat larut air. Selain mengandung serat


(47)

juga kaya akan kandungan zat gizi mikro seperti magnesium, besi, zink, kalsium,

α-tocopherol dan β-karoten. Selain itu juga mengandung minyak atsiri antara lain fenol, karvakrol, isopropyl okresol dan sinerol serta zat aktif seperti flavonoid dan glikosida yang berguna sebagai antioksidan (Batubara 2004). Beberapa kandungan zat gizi tersebut dapat membantu mempertahankan tekanan darah dan total kolesterol. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Keterangan:

: diamati : tidak diamati

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian - Usia

- Jenis - Kelamin

- Aktifitas fisik

Penyakit jantung

dan Pembuluh

darah status gizi &

sosial ekonomi Stress

Angka Tekanan darah dan Total kolesterol Konsumsi suplemen kapsul

serbuk daun Torbangun (tinggi serat, K, vit.C dan antioksidan)

Konsumsi makanan sehari-hari

Konsumsi zat gizi (serat, K,vit.C dan


(48)

METODE

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental semu. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-post test with control design. Penelitian dilakukan di pemukiman sekitar kampus IPB Baranang Siang, Bogor dan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2011. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan Ethical Clearance nomor: KE.01.05/EC/298/2011 dari Balitbangkes Departemen Kesehatan, Jakarta.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah mahasiswa program ekstensi IPB Bogor yang memiliki kecendrungan pola makan yang tidak teratur akibat jadwal perkuliahan yang didominasi pada sore hari (14.00) hingga malam hari (21.00 WIB). Subjek yang digunakan belum bekerja dan termasuk dalam kategori usia dewasa yaitu berusia lebih dari 18 tahun tahun. Jumlah subjek yang digunakan dihitung berdasarkan rumus Supranto J (2000) dengan formulasi sebagai berikut.

dimana :

t = banyaknya kelompok perlakuan

r = jumlah replikasi (jumlah anggota dalam satu kelompok)

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah subjek yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 orang bagi satu kelompok perlakuan. Kemudian ditambah estimasi 20% yaitu sekitar 4 orang sehingga total subjek yang diperlukan dalam satu perlakuan adalah sebanyak 20 orang. Namun karena penelitian ini melakukan proses pengambilan darah dan jumlah subjek yang memenuhi syarat kriteria inklusi penelitian masih tersedia, maka jumlah subjek penelitian dalam setiap kelompok perlakuan yang digunakan adalah sebanyak 26 orang. Sehingga total subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 52 orang yang terbagi menjadi dua kelompok secara random (26 perlakuan kapsul serbuk daun torbangun dan 26 kontrol). Subjek yang digunakan (perlakuan maupun kontrol) harus memenuhi persyaratan kriteria inklusi maupun eksklusi.


(49)

Kriteria inkslusi yang perlu dipenuhi oleh subjek adalah sebagai berikut: 1) berusia lebih dari 18 tahun serta memiliki tingkat tekanan darah normal

(110/70 hingga 120/80 mmHg) hingga at risk (<140/90 mmHg) dan total kolesterol normal (<200 mg/dl).

2) tidak dalam keadaan sakit dan tidak mengkonsumsi obat-obatan secara rutin. 3) bagi wanita, memiliki siklus haid yang teratur (30 hari) dan tanggal haid yang

berdekatan (maksimal jadwal haid antar subjek perempuan selisih 5 hari). 4) tidak dan belum menerima intervensi yang serupa sebelumnya.

5) bersedia mengisi informed concern.

Adapun kriteria ekslusi bagi subjek pada penelitian ini diantaranya: 1) menderita sakit dan harus mengkonsumsi obat-obatan secara rutin. 2) dalam keadaan hamil.

3) pindah atau berada di luar lokasi dalam jangka waktu yang lama, sehingga tidak dapat mengikuti pemeriksaan serta pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol pada saat penelitian.

2.3 Jenis dan Cara Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan meliputi data karakteristik subjek (umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan). Kemudian terdapat data tekanan darah dan total kolesterol yang diukur sebanyak enam kali. Selain itu digunakan juga data tingkat konsumsi dan tingkat aktivitas yang diukur dengan melakukan

record selama 7 hari. Sementara data kandungan gizi serbuk daun torbangun merupakan data sekunder. Jenis dan cara pengambilan data dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Jenis dan Cara Pemangambilan Data

Data Skala Kategori PengambilanWaktu PengambilanCara Karakteristik:

- Umur

- Jenis kelamin - Status gizi (BB dan TB) Tekanan darah Total kolesterol Rasio Nominal Ordinal Rasio Rasio -Laki-laki, Perempuan Kurus, normal, gemuk, obese -1 kali 1 kali 1 kali 6 kali 6 kali Kuesioner Kuesioner Kuesioner Pengukuran Pengukuran Tingk.konsumsi Tingk.aktivitas (PAL) Ordinal Ordinal Kurang, cukup Sangat ringan, ringan, aktif dan sangat aktif

1 kali 1 kali

Record Record


(50)

2.4 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara bertahap mulai dari data yang terkumpul di lapangan sampai data siap untuk dianalisis. Data yang dikumpulkan di lapangan dilakukan tahap editing, codingkemudianentry.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak microsoft excel dan SPSS 16. Data karakteristik, tingkat konsumsi dan aktivitas subjek serta tekanan darah dan total kolesterol subjek disajikan secara deskriptif. Hubungan antar variabel diuji dengan analisis hubungan sesuai skala data yang digunakan. Untuk variabel data yang berskala nominal akan dianalisa dengan menggunakan chi-square, variabel data ordinal dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dan untuk variabel data rasio dianalisa dengan uji Pearson. Pengaruh berbagai macam variabel terhadap tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan regresi linier berganda. Sedangkan perbedaan dampak pemberian kapsul serbuk daun torbangun sebagai suplemen serta kontrol terhadap angka tekanan darah dan total kolesterol dianalisa dengan menggunakan uji beda. 2.5 Prosedur Penelitian

2.5.1 Pembuatan Serbuk dan Pengkapsulan

Tahap pembuatan kapsul diawali dengan pembuatan serbuk torbangun. Tanaman torbangun yang digunakan diambil dari kebun budidaya di daerah Bogor. Tanaman torbangun yang dijadikan bahan pembuatan kapsul, adalah tanaman yang berusia 2,5 bulan. Pembuatan serbuk torbangun menggunakan bagian daun dan batang dari tanaman torbangun.

Daun dan batang-batang lunak tanaman torbangun yang masih segar dipilih, dicuci kemudian digiling dengan menggunakan drum dryer. Satu kilo gram tanaman torbangun segar akan menghasilkan 100 g serbuk daun torbangun yang telah di drum dryer. Setelah dilakukan proses drum dryer tanaman torbangun kemudian dihaluskan kembali dengan cara digiling menggunakan alat

grinder. Setelah mengalami proses penggilingan, kandungan air dalam serbuk daun torbangun akan berkurang menjadi <5 %. Hal tersebut akan menjaga kualitas serbuk daun torbangun dan menjadi lebih awet pada saat penyimpanan kapsul selama intervensi.

Serbuk torbangun kemudian akan dimasukkan ke dalam kapsul ukuran 0 (nol), dengan dosis 250 mg per kapsul (Devi 2009). Kontrol yang digunakan


(1)

6 1 -2.30769 4.17422 .581 -10.5556 5.9402

2 1.26923 4.17422 .762 -6.9786 9.5171

3 .65385 4.17422 .876 -7.5940 8.9017

4 1.11538 4.17422 .790 -7.1325 9.3632


(2)

Descriptives

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Sistol 1 26 1.2196E2 11.96488 2.34651 117.1288 126.7943 101.00 147.00

2 26 1.2262E2 11.29629 2.21538 118.0527 127.1781 102.00 147.00

3 26 1.2331E2 11.04090 2.16530 118.8482 127.7672 107.00 140.00

4 26 1.2035E2 9.00641 1.76630 116.7084 123.9839 104.00 141.00

5 26 1.2077E2 11.66296 2.28729 116.0585 125.4800 101.00 147.00

6 26 1.2135E2 8.66691 1.69972 117.8455 124.8468 106.00 137.00

Total 156 1.2172E2 10.56078 .84554 120.0541 123.3946 101.00 147.00

Diastol 1 26 81.0000 8.46168 1.65947 77.5823 84.4177 63.00 98.00

2 26 80.2692 5.36327 1.05182 78.1030 82.4355 70.00 90.00

3 26 80.6538 6.57840 1.29013 77.9968 83.3109 71.00 95.00

4 26 81.4615 7.78835 1.52742 78.3158 84.6073 64.00 96.00

5 26 78.5000 8.44393 1.65599 75.0894 81.9106 66.00 98.00

6 26 78.6538 6.36203 1.24770 76.0842 81.2235 62.00 90.00

Total 156 80.0897 7.22931 .57881 78.9464 81.2331 62.00 98.00

Kolesterol 1 26 1.6638E2 11.85943 2.32583 161.5945 171.1747 150.00 194.00

2 26 1.6792E2 21.02745 4.12382 159.4299 176.4162 98.00 214.00

3 26 1.7004E2 15.54215 3.04807 163.7609 176.3161 151.00 221.00

4 26 1.7273E2 19.87070 3.89696 164.7048 180.7567 148.00 216.00

5 26 1.7496E2 13.94125 2.73410 169.3305 180.5925 156.00 213.00

6 26 1.7704E2 21.96812 4.30830 168.1653 185.9116 153.00 247.00


(3)

Lanjutan

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Sistol Between Groups 164.109 5 32.822 .288 .919

Within Groups 17123.038 150 114.154

Total 17287.147 155

Diastol Between Groups 198.897 5 39.779 .755 .584

Within Groups 7901.846 150 52.679

Total 8100.744 155

Kolesterol Between Groups 2216.974 5 443.395 1.403 .226

Within Groups 47404.000 150 316.027

Total 49620.974 155

Post Hoc Tests

LSD Multiple Comparisons Dependent

Variable (I) Hari (J) Hari

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

Sistol 1 2 -.65385 2.96328 .826 -6.5090 5.2013

3 -1.34615 2.96328 .650 -7.2013 4.5090

4 1.61538 2.96328 .586 -4.2398 7.4706

5 1.19231 2.96328 .688 -4.6629 7.0475

6 .61538 2.96328 .836 -5.2398 6.4706

2 1 .65385 2.96328 .826 -5.2013 6.5090

3 -.69231 2.96328 .816 -6.5475 5.1629

4 2.26923 2.96328 .445 -3.5859 8.1244

5 1.84615 2.96328 .534 -4.0090 7.7013

6 1.26923 2.96328 .669 -4.5859 7.1244


(4)

4 2.96154 2.96328 .319 -2.8936 8.8167

5 2.53846 2.96328 .393 -3.3167 8.3936

6 1.96154 2.96328 .509 -3.8936 7.8167

4 1 -1.61538 2.96328 .586 -7.4706 4.2398

2 -2.26923 2.96328 .445 -8.1244 3.5859

3 -2.96154 2.96328 .319 -8.8167 2.8936

5 -.42308 2.96328 .887 -6.2782 5.4321

6 -1.00000 2.96328 .736 -6.8552 4.8552

5 1 -1.19231 2.96328 .688 -7.0475 4.6629

2 -1.84615 2.96328 .534 -7.7013 4.0090

3 -2.53846 2.96328 .393 -8.3936 3.3167

4 .42308 2.96328 .887 -5.4321 6.2782

6 -.57692 2.96328 .846 -6.4321 5.2782

6 1 -.61538 2.96328 .836 -6.4706 5.2398

2 -1.26923 2.96328 .669 -7.1244 4.5859

3 -1.96154 2.96328 .509 -7.8167 3.8936

4 1.00000 2.96328 .736 -4.8552 6.8552

5 .57692 2.96328 .846 -5.2782 6.4321

Diastol 1 2 .73077 2.01301 .717 -3.2468 4.7083

3 .34615 2.01301 .864 -3.6314 4.3237

4 -.46154 2.01301 .819 -4.4391 3.5160

5 2.50000 2.01301 .216 -1.4775 6.4775

6 2.34615 2.01301 .246 -1.6314 6.3237

2 1 -.73077 2.01301 .717 -4.7083 3.2468

3 -.38462 2.01301 .849 -4.3621 3.5929


(5)

5 1.76923 2.01301 .381 -2.2083 5.7468

6 1.61538 2.01301 .424 -2.3621 5.5929

3 1 -.34615 2.01301 .864 -4.3237 3.6314

2 .38462 2.01301 .849 -3.5929 4.3621

4 -.80769 2.01301 .689 -4.7852 3.1698

5 2.15385 2.01301 .286 -1.8237 6.1314

6 2.00000 2.01301 .322 -1.9775 5.9775

4 1 .46154 2.01301 .819 -3.5160 4.4391

2 1.19231 2.01301 .555 -2.7852 5.1698

3 .80769 2.01301 .689 -3.1698 4.7852

5 2.96154 2.01301 .143 -1.0160 6.9391

6 2.80769 2.01301 .165 -1.1698 6.7852

5 1 -2.50000 2.01301 .216 -6.4775 1.4775

2 -1.76923 2.01301 .381 -5.7468 2.2083

3 -2.15385 2.01301 .286 -6.1314 1.8237

4 -2.96154 2.01301 .143 -6.9391 1.0160

6 -.15385 2.01301 .939 -4.1314 3.8237

6 1 -2.34615 2.01301 .246 -6.3237 1.6314

2 -1.61538 2.01301 .424 -5.5929 2.3621

3 -2.00000 2.01301 .322 -5.9775 1.9775

4 -2.80769 2.01301 .165 -6.7852 1.1698

5 .15385 2.01301 .939 -3.8237 4.1314

Kolesterol 1 2 -1.53846 4.93049 .755 -11.2806 8.2037

3 -3.65385 4.93049 .460 -13.3960 6.0883

4 -6.34615 4.93049 .200 -16.0883 3.3960

5 -8.57692 4.93049 .084 -18.3191 1.1653


(6)

3 -2.11538 4.93049 .669 -11.8576 7.6268

4 -4.80769 4.93049 .331 -14.5499 4.9345

5 -7.03846 4.93049 .156 -16.7806 2.7037

6 -9.11538 4.93049 .066 -18.8576 .6268

3 1 3.65385 4.93049 .460 -6.0883 13.3960

2 2.11538 4.93049 .669 -7.6268 11.8576

4 -2.69231 4.93049 .586 -12.4345 7.0499

5 -4.92308 4.93049 .320 -14.6653 4.8191

6 -7.00000 4.93049 .158 -16.7422 2.7422

4 1 6.34615 4.93049 .200 -3.3960 16.0883

2 4.80769 4.93049 .331 -4.9345 14.5499

3 2.69231 4.93049 .586 -7.0499 12.4345

5 -2.23077 4.93049 .652 -11.9730 7.5114

6 -4.30769 4.93049 .384 -14.0499 5.4345

5 1 8.57692 4.93049 .084 -1.1653 18.3191

2 7.03846 4.93049 .156 -2.7037 16.7806

3 4.92308 4.93049 .320 -4.8191 14.6653

4 2.23077 4.93049 .652 -7.5114 11.9730

6 -2.07692 4.93049 .674 -11.8191 7.6653

6 1 10.65385* 4.93049 .032 .9117 20.3960

2 9.11538 4.93049 .066 -.6268 18.8576

3 7.00000 4.93049 .158 -2.7422 16.7422

4 4.30769 4.93049 .384 -5.4345 14.0499

5 2.07692 4.93049 .674 -7.6653 11.8191


Dokumen yang terkait

Effect Of Consumption Of Torbangun Soup (Coleus amboinicus Lour) On Micronutrient Intake Of The Bataknese Lactating Women

0 14 6

K Ajian Umur Simpan Sop Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) dan Perhitungan Migrasi Total Kemasannya

1 20 126

Kajian Pengemasan Sup Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour)

1 14 96

Penundaan Kerusakan Oleh Antioksidan Vitamin Dan Retensinya Pada Sayur Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) Awet (The Preventasion of Destruction by Vitamin Antioxidants and Its Retention at Preserved Torbangun Soup (Coleus amboinicus Lour)

0 20 22

Tingkat Retensi Karoten Total dan Protein serta Aktivitas Antioksidan Masakan Torbangun (Coleus amboinicus Lour)

0 7 140

Pengaruh Pupuk dan Interval Defoliasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Torbangun (Coleus amboinicus Lour)

0 2 31

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DALAM TANAMAN TORBANGUN (Coleus amboinicus Lour) (Identification of chemical compound and antioxidant activity in torbangun [Coleus amboinicus Lour] plant)

1 4 8

Safety Evaluation of Ethanol Extract from Torbangun Leaves ( Coleus amboinicus Lour. ) on Mouse Fetal Development

0 0 6

Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder Capsules Supplementation Improve Lipid Profile and Blood Pressure in Men with Hypercholesterolemia

0 1 8

180 SUPLEMENTASI DAUN TORBANGUN (COLEUS AMBOINICUS LOUR) UNTUK MENURUNKAN KELUHAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI (SUPPLEMENTATION OF TORBANGUN LEAVES [COLEUS AMBOINICUS LOUR] IN REDUCING THE COMPLAINST OF PRE-MENSTRUAL SYNDROME [PMS] AMONG TEENAG

0 0 15