Kinerja Aparatur Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung (Studi tentang Program Pemeliharaan Jalan di Kota Bandung)

  

KINERJA APARATUR DINAS BINA MARGA DAN

PENGAIRAN KOTA BANDUNG

(STUDI TENTANG PROGRAM PEMELIHARAAN JALAN DI

KOTA BANDUNG)

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  Universitas Komputer Indonesia

  

Oleh :

PEBRIANI LAELATUS SADIYAH

41709031

  

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2013

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya dan sampailah kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman.

  Pada kesempatan kali ini peneliti mengambil judul

  “Kinerja Aparatur

Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Bandung (Studi tentang Program

Pemeliharaan Jalan Di Kota Bandung)

  . Sehubungan dalam tahap

  pembelajaran peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan penelitian skripsi ini tidak sempurna dan masih banyak kekurangan, peneliti meminta saran dan kritik sebagai bahan acuan dalam penulisan berikutnya.

  Peneliti banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak dan memberi bimbingan, dorongan dan segala fasilitas yang bermanfaat. Untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  Yang terhormat Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs. M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

  Yang terhormat Ibu Dr. Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahandi Universitas Komputer Indonesia sekaligus pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, dan saran-saran serta motivasinya kepada peneliti dalam penulisan Skripsi. Yang terhormat Seluruh Dosen dan Staf

  Program Studi Ilmu Pemerintahan yang telah membantu kelancaran peneliti dalam melaksanakan penelitian Skripsi. Yang terhormat Bapak Ir. Agoes Sjafroedin, MM sebagai Kepala Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan Kebinamargaan telah membantu peneliti untuk mendapatkan data dan informasi. Yang terhormat Bapak Herdis Bekti, ST sebagai Kepala Seksi Pemeliharaan Kebinamargaan telah membantu peneliti untuk mendapatkan data dan informasi. Yang terhormat Bapak Melky Koswara, ST yaitu sebagai Staf Petugas Pengolahan Data Pulahta Program atau Perencanaan Jalan telah membantu peneliti untuk mendapatkan data dan informasi. Yang terhormat Bapak Apin yaitu sebagai Staf Pelaksana Lapangan Pemeliharaan Kebinamargaan telah membantu peneliti untuk mendapatkan data dan informasi. Bapak, Mamah, nenek dan Adik yang peneliti cintai dan sayangi selalu memberikan dukungan moril dan materi yang tidak terhingga dalam penelitian ini.

  Sahabat-sahabat ABJA yaitu Friza Firman Hadi, Anjas Wiguna Priadi, Karina Nadia Andini, Novia Purnamasari, Siti Hajar Astari dan Novi Anna Maria yang saling memberikan semangat dalam suka dan duka dan saling memotivasi.

  Teh Divka Yulianti yang telah memberikan dukungan semangat dan masukan- masukan pendapat dalam Penelitian ini. Teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2009 seperjuangan yang saling memberikan dukungan dalam penelitian ini.

  Semua pihak yang telah mendukung dan membantu terselesaikannya penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga menjadi amal baik di hari nanti.

  Akhir kata peneliti ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dalam penyusunan penelitian ini, besar harapan peneliti semoga penelitian ini dapat berguna umumnya bagi kita semua dan khusunya peneliti sendiri.

  Bandung, 7 September 2013 Peneliti

  DAFTAR ISI

  Hal LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ i LEMBAR REVISI SKRIPSI..................................................................... ii LEMBAR PERNYATAAN....................................................................... iii LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................... iv ABSTRAK.................................................................................................. v

  

ABSTRACT.................................................................................................. vi

  KATA PENGANTAR................................................................................. vii DAFTAR ISI............................................................................................... x DAFTAR TABEL........................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR................................................................................... xv DAFTAR BAGAN....................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xvii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah……………………..……………. 1

  1.2 Rumusan Masalah………………………….…………..…. 8

  1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……………..…………..… 8

  1.4 Kegunaan P enelitian……………………...…….……..….. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

  2.1 Tinjauan Pustaka…..………..………………………...…… 10

  2.1.1 Kinerja…………………………………....……….. 10

  2.1.1.1 Pengertian Kinerja…………...………………… 10

  2.1.1.2 Pengukuran Kinerja……………………………. 11

  2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaiaan Kinerja………………………………………….. 19

  2.1.2 Aparatur….…...…………………………………… 29

  2.1.2.1 Definisi Aparatur………………………………. 29

  2.1.3 Kinerja Aparatur …..………....……….....………... 33

  Kota Bandung.….……….…….... 53

  3.2.3 Teknik Pengumpulan Data……………….………… 74

  3.2.2 Desain Penelitian…………………….……….…….. 73

  3.2 Metode Penelitian…………….…………………………… 73

  3.1.4 Program Pemeliharaan Jalan di Kota Bandung ……. 71

  3.1.3 Klasifikasi Jalan Menurut Fungsi/Peranan …………. 58

  ………………………………. 65

  3.1.2.6 Jumlah Pegawai Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung

  3.1.2.5 Susunan Organisasi dan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung 55

  ………………….. 53

  3.1.2.4 Sasaran dan Kebijakan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung..

  3.1.2.3 Fungsi dan Tujuan Dinas Bina Marga dan Pengairan

  2.1.4 Pengerian Program …..………....………………….. 34

  3.1.2.2 Misi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung……..…………………………….. 52

  3.1.2.1 Visi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung……..……………………………. 51

  3.1.2 Dinas Bina Marga dan Pengairan K ota Bandung…. 51

  3.1.1.3 Letak Geografis Kota Bandung …………… 49

  3.1.1.2 Sejarah Kota Bandung…………………….. 46

  3.1.1 Gambaran Umum Kota Bandung…………………. 46

  3.1 Objek Penelitia n…………….……..………………………. 46

  BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

  2.2 Kerangka Pemikiran……………...………..….……..……. 39

  2.1.6 Pengertian Jalan....………………………………… 37

  2.1.5 Pengertian Pemelihara an…..………......…………... 36

  3.2.3.2 Studi Pustaka…………………………… 74

  3.2.4 Teknik Penentuan Informan……………………….. 75

  3.2.5 Teknik Analisis Data………………………………. 78

  3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian………………………. 79

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Tingkat Efektifitas Kinerja Aparatur DBMP Kota Bandung Dalam Program Pemeliharaan Jalan di Kota Bandung

  …… 81

  4.1.1 Sumber Daya Manusia DBMP Kota Bandung Dalam Program Pemeliharaan Jalan di Kota Bandung 86

  4.1.2 Program Kerja DBMP Kota Bandung dalam Pelaksanaan Program Pemeliharaan Jalan Di Kota Bandung

  …… 92

  4.1.3 Kebijakan yang ada di DBMP Kota Bandung Dalam Program Pemeliharaan Jalan di Kota Bandung.

  …… 100

  4.2 Tingkat Efisiensi kerja aparatur DBMP Kota Bandung Dalam Pelaksanaan Pro gram Pemeliharaan…………………………. 107

  4.2.1 Waktu Yang Digunakan DBMP Kota Bandung Dalam Program Pemeliharaan Jalan

  ………………………… 113

  4.2.2 Biaya Yang digunakan DBMP Kota Bandung Dalam Program Pemeliharaan Jalan di Kota Bandung ……. 119

  4.3 Keamanan DBMP Kota Bandung Dalam Program Pemeliharaan Jalan

  ………………………………………………………… 124

  4.4 Kepuasan Pelanggan DBMP Kota Bandung Dalam Program Pemeliharaan Jalan

  …………………………………………. 129

  4.4.1 Produk Pelayanan Yang Dihasilkan DBMP Kota Bandung Dalam DBMP Kota Bandung

  ……………………… 134

  4.4.2 Sarana Dan Prasarana Di Lingkungan DBMP Kota Bandung dalam Program Pemeliharaan Jalan ……………….. 139

  4.4.3 Kompetensi Aparatur DBMP Kota Bandung dalam DBMP Kota Bandung …………………………………..... 143

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan.......................................................................... 149

  5.2 Saran.................................................................................... 151 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 152 LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................... 155

  DAFTAR TABEL

Tabel 4.2 Program Pemeliharaan Pada 6 UPT Tahun 2012..............

  95

  88

  80

  70

  68

  66

  65

  64

  58

  27

  5

  Pemeliharaan dan Non Program Pemeliharaan Jalan Pada Tahun 2012...............................................................

Tabel 4.3 Rekapitulasi Laporan Hasil Pekerjaan ProgramTabel 4.1 Beberapa Faktor Untuk Mengetahui Tingkat Kinerja (Pegawai Yang Tidak Efektif)...........................................

  Hal

Tabel 3.7 Jadwal Penelitian...............................................................Tabel 3.6 Panjang Jalan di Kota Bandung.........................................

  Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Tahun 2012......................................................................................

Tabel 3.5 Daftar Ruas Jalan Kolektor Skunder Menurut Hirarki

  Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Tahun 2012....................................................................................

Tabel 3.4 Daftar Ruas Jalan Arteri Skunder Menurut Hirarki Dinas

  Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Tahun 2012....................................................................................

Tabel 3.3 Daftar Ruas Jalan Kolektor Primer Menurut Hirarki Dinas

  Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Tahun 2012....................................................................................

Tabel 3.2 Daftar Ruas Jalan Arteri Primer Menurut Hirarki DinasTabel 3.1 Data Jumlah Pegawai Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Tahun 2012...............................................Tabel 2.1 Beberapa Faktor Untuk Mengetahui Tingkat Kinerja (Pegawai Yang Tidak Efektif)...........................................Tabel 1.1 Program Pemeliharaan Pada 6 UPT Tahun 2012 …….....

  99

Tabel 4.4 Kondisi Iventaris Survei Operasional Lapangan DBMP Kota Bandung....................................................................Tabel 4.5 Data Jumlah Pegawai Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Tahun 2012...............................................

  143 146

  DAFTAR GAMBAR

  Hal Gambar 1.1: Perbaikan Jalan Rusak Dikebut...................................... Gambar 1.2: Baru Saja Diperbaiki, Jalan kembali Rusak................... Gambar 4.1: Absensi Aparatur DBMP Kota Bandung........................ Gambar 4.2: Perlengkapan atau Pengamanan Saat Memperbaiki Jalan................................................................................. Gambar 4.3: Plang atau Rambu-Rambu Jalan yang Sedang Diperbaiki........................................................................ Gambar 4.4: Perlengkapan atau Pengamanan Saat Memperbaiki Jalan................................................................................ Gambar 4.5: Alat yang diperlukan saat Perbaikan jalan......................

  4

  6 117

  125 139 140 141

  DAFTAR BAGAN

  Hal Bagan 3.1 Model Kerangka Pemikiran...............................................

  46 Bagan 3.2 Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung..................................................................

  52

  DAFTAR LAMPIRAN

  Hal Lampiran 1 : Pedoman Wawancara...................................................... 155 Lampiran 2 : Transkip Wawancara....................................................... 1159 Lampiran 3 : Daftar Informan.............................................................. 162 Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Kampus Unikom.................... 165 Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Kesbang Kota Bandung......... 166 Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Kesbang Kota Bandung......... 167 Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian dari DBMP Kota Bandung...... 168 Lampiran 8 : Dokumentasi................................................................... 169 Lampiran 8 : Daftar Riwayat Hidup..................................................... 171

DAFTAR PUSTAKA A.

   Buku – Buku Assauri, Sofyan 2004. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep Dan Strategi. PT.

  Jakarta: Grafindopersada. Davis, Gordon B. 1998. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I.

  Jakarta: Pengantar PT. Pustaka Binaan Pressindo. Faisal, Sanapiah. 1999. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo

  Persada Gibson, J.L, J.M. Ivancevich and J.H Donelly Jr. 1996. Organization: Behavior, Structure and Process, Fifth Edition. Jakarta: Erlangga.

  Handayaningrat, Suwarno.1982. Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: PT.Gunung Agung. Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengertian Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT.Toko Gunung Agung. ________________. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengertian

Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT.Toko Gunung Agung.

Ilham, Muh. 2008. Manajemen Sumber Daya dan Kinerja Aparatur Pemerintahan Daerah. Bandung: CV. Indra Prahasta. Koswara, E. 2001. Otonomi Daerah Untuk Demokratisasi dan Kemandirian Rakyat. Jakarta: Sembradi Aksara Nusantara. Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. Mangkunegara, Prabu Anwar. 2005. Perilaku Dan Budaya Organisasi. Bandung: PT. Refika Aditama. ________________________. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.

  Bandung: PT. Repika Aditama. Miftah, Toha. 2003. Administrasi Kepegawaian Daerah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

  Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

  Naryono, 1998. Mengenal Kehidupan Berorganisasi. Yogyakarta: Balai Penerbitan. Prawirosentono, Suryadi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE. Rivai, Veitzhal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Royse, D., Thyer, B. A., Padgett, D. K. & Logan, T. K. 2001. Program evaluation

  • - an introduction. Ed. ke-3. Belmont, California: Brooks/Cole Thomson Learning.

  Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju. ___________. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

  Setyawan, Dharma. 2004. Manajemen Pemerintahan Indonesia. Jakarta : Penerbit Djambatan. Simonds JO. 1983. Landscap Architecture. Mc Graw-Hill, Inc United States of

  America. 331p Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

  Sutarto. 1978. Dasar-dasar Organisasi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press

  Suwatno. 2001. Asas-Asas Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:Penerbit Suci Press. Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial :Berbagai Alternatif Sosial. Jakarta: Prenada Media. Wasistiono, sadu. 2003. Kapita Selekta: Manajemen Pemerintahan Daerah.

  Bandung: fokusmedia. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Wirawan, 2009. Evaluasi kinerja sumber daya manusia, teori aplikasi dan penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

  Yudoyono, Bambang. 2011. Otonomi Daerah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

B. Dokumen – dokumen

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok

  • – Pokok Kepegawaian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun1999 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Peraturan Walikota Bandung Nomor 428 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraiantugasdan Tata Kerja Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung C.

   Rujukan Elektronik

  Dinas Bina Marga dan Pengairan. 2013.Visi dan Misi Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung. Melalui (12/12/12 ).

  Fendi, Setiabudi. 2009. Teori Perencanaan Geometrik Jalan Raya. Melalui

   (23/08/13).

  Yugi Prasetyo. 2012. Perbaikan Jalan Rusak Dikebut. Melalui http://www.seputar-indonesia.com (21/12/12). Buddy Wirawan. 2013.

  Melalui http://pewarta-indonesia.com, (13/03/13).

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pemerintah dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, dihadapkan pada pelaksanaan tugas yang sangat luas dan kompleks. Pemerintah memiliki tugas untuk pembangunan terhadap sarana dan prasarana untuk masyarakat yang selama ini diupayakan oleh pemerintah selaku penyelenggara pembangunan Negara.

  Keberhasilan kinerja pemerintahan dapat dinilai dari pembangunan baik di bidang ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Masyarakat luas menilai keberhasilan pembangunan pada bidang ekonomi yang terwujud dalam pembangunan infrastruktur. Namun pembangunan bukan hanya berarti penekanan pada akselerasi dan keberhasilan dibidang ekonomi. Tujuan dan sasaran pembangunan yaitu masyarakat adil dan makmur, perlu diusahakan adanya keserasian dan keselarasan dalam pemakaian Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) serta permodalan dan teknologi.

  Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, telah mengubah paradigma sentralisasi pemerintah kearah desentralisasi dengan pemberian otonomi daerah yang nyata luas dan bertanggung jawab kepada daerah.

  Hal ini berarti fungsi pembangunan pun telah di desentralisasikan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Perubahan paradigma di atas menuntut pemerintah daerah untuk membuktikan kesanggupannya dalam melaksanakan unsur-unsur pemerintahan lokal sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat lokal. Mengurus rumah tangga daerah dan pembangunan sarana dan prasarana masyarakat, kinerja pemerintah daerah melalui kapasitas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ditingkatkan. Pengelolaan sumber daya manusia terkait dan mempengaruhi kinerja instansi pemerintahan dengan cara menciptakan nilai atau menggunakan keahlian sumber daya manusia yang berkaitan dengan praktek manajemen dan sasarannya cukup luas, tidak hanya terbatas aparatur pemerintah saja semata, namun juga meliputi tingkatan pemimpin.

  Standar kinerja diatur untuk seluruh kinerja pemerintahan, unit-unit organisasi yang mendukungnya, serta kinerja orang yang berperan didalamnya.

  Unsur utama yang harus dinilai kinerjanya adalah unsur manusia atau aparatur, karena pegawai yang berperan dalam menentukan kinerja pemerintahan. Aparatur memiliki peranan strategis dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Peranan aparatur tersebut sesuai dengan tuntutan zaman terutama untuk menjawab tantangan masa depan. Aparatur yang berkualitas merupakan aparatur yang memiliki kecakapan dan kemampuan, yang sangat dibutuhkan dalam rangka menghadapi tantangan tersebut. Kemampuan untuk melaksanakan setiap tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. Hal lainnya adalah mampu memelihara dan mengembangkan kecakapan dan kemampuannya secara berkesinambungan. Tugas pimpinan pada setiap organisasi pemerintahan untuk memelihara dan membina semua aparatur agar dapat lebih berkualitas dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atau yang telah direncanakan.

  Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007 merupakan organisasi pemerintah yang berfungsi merumuskan kebijakan teknis bidang sarana dan prasarana jalan serta pengairan, melaksanakan tugas teknis operasional di bidang sarana dan prasarana jalan serta pengairan, serta melaksanakan pelayanan teknis administratif ketatausahaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, serta evaluasi dan pelaporan dinas. Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung merupakan sebuah intansi pemerintah yang bergerak dalam penyediaan prasarana infrastruktur pendukung perekonomian dan kehidupan masyarakat. Infrastruktur diantaranya jalan dan drainase, sesuai dengan visi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu

  “Terwujudnya Pemenuhan Infrastruktur Jalan Guna Dan Sumber Daya Air Guna Mendukung Terciptanya Kesejahteraan Masyarakat”.

  Kegiatan program pemeliharaan jalan merupakan bagian dari pembangunan. Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting keberadaannya di Kota Bandung. Keberadaan jalan menghubungkan wilayah yang ada di Kota Bandung beberapa diantaranya mempunyai aktifitas yang cukup tinggi, dengan demikian jalan tentulah sering digunakan oleh masyarakat. Jumlah masyarakat banyak menimbulkan kendaraan banyak serta menimbulkan kepadatan di jalan saat ini, maka keadaan fisik jalan sangatlah penting. Semua hal di atas adalah faktor pendukung kelancaran aktifitas masyarakat yang dilakukan setiap harinya.

  Namun pada kenyataannya, keadaan fisik jalan di Kota Bandung masih jauh dari sempurna banyak jalan yang berlubang, dengan kata lain belum layak untuk digunakan dalam aktifitas intens. Banyak masyarakat meminta untuk segera memperbaiki kerusakan jalan yang ada. Seperti contoh kasus di bawah ini:

Gambar 1.1 Perbaikan Jalan Rusak Dikebut

  BANDUNG – Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung mempercepat perbaikan jalan rusak hingga akhir tahun. DPRD menyesalkan proyek di penghujung tahun ini.Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Entang Suryaman mengatakan, molornya pengerjaan perbaikan infrastruktur karena semua pekerjaan dikerjakan menjelang akhir tahun. ”Anggaran yang disahkan untuk DBMP sebesar Rp 200 miliar untuk 134 paket, tapi kebanyakan mereka malah dikerjakan di akhir tahun,”ujarnya, kemarin. Dia menyesalkan beberapa proyek perbaikan jalan dan infrastruktur masih banyak yang belum rampung. Tidak sedikit yang menimbulkan masalah, salah satunya kemacetan lalulintas. Kepala Dinas BinaMarga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Iming Akhmad mengungkapkan, dari proyek jalan sebanyak 73 paket sudah selesai 56 paket. ”Sisanya yang 17 paket rata-rata berkisar 30-80%,” ucapnya. Untuk Jalan Ciumbuleuit sudah mencapai 95%.”Dan yang 5% untuk pekerjaan pengurukan bahu jalan dan hotmix dari ujung beton sebelah selatan kebawah,” katanya. Sementara untuk pengerjaan drainase dan trotoar, dari 35 paketpekerjaan, sebanyak 9 pakettelahselesai 100%.”Sisanya 26 paket rata-rata kemajuannya 20-

  80%,”tambahnya. 21/12/2012) Berdasarkan berita di atas, aparatur Dinas Bina Marga dan Pengairan dalam melaksanakan tugasnya tidak efektif dilihat dari penundaan pemeliharaan jalan yang diungkap pada berita di atas bahwa mundurnya pengerjaan tahun. Padahal anggaran yang disahkan untuk DBMP sebesar Rp 200 miliar untuk 134 paket, tapi kebanyakan dikerjakan di akhir tahun. Beberapa proyek pemeliharaan jalan dan infrastruktur masih banyak yang belum rampung dan tidak sedikit yang menimbulkan masalah, salah satunya kemacetan lalu lintas. Banyak masyarakat yang mengeluhkan perbaikan dan pengerjaan pemeliharaan infrastruktur yang tidak selesai. Seharusnya dinas terkait begitu sudah diketuk APBD langsung memproses dana tersebut, pengerjaan jalan menjelang akhir tahun akan mengganggu aktivitas warga dan progress lainnya serta terdapat proyek yang terbengkalai dan akhirnya menimbulkan masalah baru. Seperti jalan di Ciumbuleuit yang banyak dikeluhkan masyarakat. Sebaiknya pengerjaan dilakukan tidak saat memasuki musim penghujan karena dapat dipastikan hasilnya tidak maksimal dan tidak bertahan lama, harusnya perbaikan jalan tidak dilakukan saat musim hujan dan seharusnya sisa pengerjaan dibuang dan tidak meninggalkan sisa sehingga mengakibatkan kemacetan, kumuh, serta banjir.

  Berdasarkan data DBMP merencanakan pemeliharaan di ruas jalan di Kota Bandung yaitu :

Tabel 1.1 Program Pemeliharaan Pada 6 UPT Tahun 2012

  Program No Lokasi M2

  

1. UPT.OP.Bojonagara 9,200.00

  

2. UPT.OP.Cibeunying 10,780.00

  

3. UPT.OP.Tegallega 11,614.00

  

4. UPT.OP. Karees 9,870.00

  

5. UPT.OP.Ujungberung 11,549.00

  

6. UPT.OP.Gedebage 13,220.00

  • 7. UPT.OP. PCA Total 66,233,00
Berdasarkan tabel 1.1 di atas program pemeliharaan yang akan dikerjakan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung tahun 2012 ada enam UPT.OP. yaitu UPT.OP. Bojonagara jumlah program 9,200.00 M2, UPT.OP. Cibeunying jumlah program 10,780.00 M2, UPT.OP. Tegallega jumlah program 11,614.00 M2, UPT.OP. Karees jumlah program 9,870.00 M2, UPT.OP. Ujungberung jumlah program 11,549.00 M2, dan UPT.OP. Gedebage jumlah program 13,220.00 M2. Ruas jalan sepanjang 1.236 km, sebagian diantaranya merupakan jalan milik nasional sepanjang 43 km, dan milik provinsi 32 km. Jalan yang ada di Kota Bandung, sekitar 31,04% dalam kondisi rusak, 15,91% rusak ringan, dan 15,13% rusak berat dari 134 paket untuk jalan dan drainase.

Gambar 1.2 Baru Saja Diperbaiki, Jalan Kembali Rusak

  Bandung

  • – Baru saja diperbaiki namun jalan mulus yang diharapkan warga sudah kembali rusak, dengan kondisi sejumlah titik jalan berlubang dan batu kerikil berhamburan keluar aspal. Padahal jalan tersebut baru sekitar 6 bulan diperbaiki oleh instansi terkait. Rabu (13/3), di sekitar Jl. Maleber Barat Kelurahan Maleber Kecamatan Andir Kota Bandung. Jalan terkesan tidak terurus batu kerikil berserakan kemana-mana, sementara kalau hujan tiba menimbulkan genangan. Menurut sejumlah keterangan, jalan Malaber Barat tersebut memang sudah diperbaiki, namun entah kenapa belum menginjak usia 4
  • – 6 bulan jalan sudah rusak kembali. Padahal beberapa petugas Dinas Bina Marga setempat sudah memperbaikinya.“Mungkin perbaikan jalannya, terburu-buru atau terlalu dipaksakan sehingga hasilnya tidak maksimal. Coba saja perhatikan lapisan aspalnya terlalu tipis,” tutur Oman (30) warga sekitar. Hal senada diungkap pula oleh warga lain yang
jalanan masih tergenang air petugas memperbaikinya dengan cara langsung menutup lobang- lobang jalan itu.“Padahal setau saya kalau tidak salah saat jalan dilapisi aspal dan kerikil jalanan harus sedang kering.

  Sehingga hasilnya akan bagus dan berkualitas, bukan seperti saat ini aspal nya tipis, jalan kembali berlubang dan batu kerikil berhamburan.” Papar Dedi (40) masih warga sekitar. Warga berharap perbaikan jalan Maleber Barat Kelurahan Maleber Kecamatan Andir Kota Bandung itu, kembali diperbaiki Dinas Bina Marga Pemkot Bandung namun dengan kualitas dan syarat perbaikan jalan yang memenuhi standar kualitas bukan perbaikan jalan asal-asalan. Karena menurut mereka, sejauh ini warga selalu taat bayar pajak diantaranya harus diwujudkan melalui perbaikan jalan sebagai infrastruktur kota. Sumber: (http://pewarta-indonesia.com,12/03/13) Berdasarkan fakta-fakta yang terdapat pada berita di atas jalan-jalan yang rusak sudah diperbaiki tetapi sekitar 6 bulan diperbaiki oleh instansi kembali rusak. Kualitas kerja aparatur Dinas Bina Marga dan Pengairan dipertanyakan, apakah sebenarnya aparatur Dinas Bina Marga dan Pengairan menggunakan anggaran secara efektif atau tidak, yang mengakibatkan perbaikan jalan dalam jangka pendek rusak lagi. Melihat dampak yang begitu luas dari kerusakan jalan maka pemerintah tidak dapat tinggal diam dan segera melakukan perbaikan atau pemeliharaan jalan khususnya pada beberapa luas jalan.

  Dampak dari kurang baiknya kinerja aparatur Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung adalah banyaknya program pemeliharaan jalan yang rusak di biarkan begitu saja tidak dikerjakan dengan baik. Sehingga peneliti tertarik untuk mengambil judul

  “Kinerja Aparatur Dinas Bina Marga Dan

Pengairan Kota Bandung Dalam Program Pemeliharaan Jalan Di Kota

Bandung”.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka untuk memperjelas fokus masalah yang akan ditulis dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Kinerja aparatur Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung dalam melaksanakan program pemeliharaan jalan di Kota Bandung? ”.

  1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

  Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja aparatur Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung dalam melaksanakan program pemeliharaan jalan di Kota Bandung.

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dalam melaksanakan program pemeliharaan jalan di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.

  2. Untuk mengetahui tingkat efisiensi dalam melaksanakan program pemeliharaan jalan di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.

  3. Untuk mengetahui keamanan dalam pelaksanaan program pemeliharaan jalan di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.

  4. Untuk mengetahui kepuasan masyarakat Kota Bandung pelaksanaan program pemeliharaan jalan di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut :

  1. Bagi kepentingan peneliti, hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengalaman, wawasan dan memahami kinerja aparatur Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung dalam program pemeliharaan jalan.

  2. Secara teoritis, hasil penelitian ini untuk mengembangkan teori-teori yang peneliti gunakan yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini dan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan Ilmu Pemerintahan.

  3. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk aparatur negara di Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung dalam meningkatkan kualitas sarana dan prasarana publik dilihat dari program pemeliharaan jalan di Kota Bandung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Kinerja

2.1.1.1 Pengertian Kinerja

  Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu

  organisasi. (Mahsun, 2006:25). Istilah kinerja sering digunakan untuk

  menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja menuru Joko Widodo adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnnya dengan hasil seperti yang diharapkan. (Widodo, 2010:78).

  Prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun mutunya. Wibowo mengatakan bahwa:

  “Pengertian performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja/prestasi kerja. Kinerja memiliki makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategi organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontibusi ekonomi”. (Wibowo, 2007:7)

  Berdasarkan pengertian di atas bahwa hasil yang dicapai oleh aparatur secara terukur dalam pekerjaannya dan dilaksanakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, dan tugas yang telah ditentukan. Aparatur dalam memperdayakan dan memaksimalkan suatu kinerja, diperlukan pengetahuan yang luas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga menghasilkan apa yang menjadi tujuan utama.

  Pengertian di atas menyoroti kinerja berdasarkan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan pekerjaan. Sejalan dengan pendapat Prawirosentono Kinerja adalah :

  “Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”. (Prawirosentono, 2008:2)

  Sesuai dengan pendapat di atas bahwa pengertian kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.

2.1.1.2 Pengukuran kinerja

  Pengukuran kinerja merupakan langkah yang harus dilakukan untuk memacu kinerja organisasi. Melalui pengukuran ini, tingkat capaian kinerja dapat diketahui. Pengukuran merupakan upaya membandingkan kondisi riil suatu objek dan alat ukur.Pengukuran kinerja merupakan suatu yang telah dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu tetentu, baik yang terkait dengan

  

input, proses, output, outcome, benefit maupun impact. Mangkunegara

  mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai berikut: “Pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahan. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai umpan balik yang memberikan informasi tentang prestasi, pelaksanaan suatu rencana dan apa yang diperlukan perusahaan dalam penyesuaian- penyesuaian dan pengendalian

  ”.(Mangkunegara, 2006:42) Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan guna mewujudkan visi dan misi perusahaan. Pengkuran kinerja merupakan hasil dari penelitian yang sistematis. Sesuai dengan suatu rencana yang telah ditetapkan dalam penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian. Mangkunegara mengemukakan ciri-ciri pengukuran kinerja sebagai berikut : a. Merupakan suatu aspek dari strategi perusahaan.

  b. Menetapkan ukuran kinerja melalui ukuran mekanisme komunikasi antar tingkatan manajemen.

  c. Mengevaluasi hasil kinerja secara terus menerus guna perbaikan pengukuran kinerja pada kesempatan selanjutnya. (Mangkunegara, 2006:42)

  Pengukuran kinerja berkaitan dengan strategi organisasi mengenai penetapan, pengumpulan data kinerja, evaluasi dan cara pengukuran kinerja.Penilaian kinerja PNS di Indonesia dilakukan berdasarkan UU No. 43/1999 tentang perubahan atas UU No.8/1974 jo. PP 10/1979 tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan PNS. Penilaian ini tertuang dalam suatu daftar yang lazim disebut DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan), yang dibuat dalam kurun waktu 1 tahun terhadap pelaksanaan pekerjaan seorang PNS yang dilakukan oleh atasannya langsung. Unsur yang dinilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan DP3 tersebut yaitu: 1) Kesetiaan: tekad dan kesanggupan untuk mentaati, melaksankaan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggungjawab. 2) Prestasi kerja: hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam melaksankanan tugas yang dibebankan kepadanya. 3) Tanggung jawab: kesanggupan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan tugas yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani menanggunng resiko atas keputusan yang diambil/dilaksanakan. 4) Ketaatan: kesanggupan pegawai untuk mentaati segala peraturan yang berlaku, mentaati perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggarnya. 5) Kejujuran: ketulusan hati dalam melaksanakan dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yangn dimilikinya. 6) Kerjasama: kemampuan untuk bekerjasama dengan yang lain dalam menyelesaikan tugas sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. 7) Prakarsa: kemampuan untuk mengambil keputusan dalam melaksankan semua tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya tanpa menunggu perintah dari pimpinan. 8) Kepemimpinan: kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga dapat diarahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas. (UU No. 43 Tahun 1999)

  Berdasarkan unsur penilaian pekerjaan diatas bahwa aparatur pemerintahan dituntut untuk melaksanakan tugas dalam pekerjaannya dengan baik, penilaian yang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama dalam mensejahterakan masyarakat dan memajukan Negara.

  Pada Organisasi pemerintahan ada beberapa aspekyang dapat dilihat untuk mengetahui suatu kinerja birokrasi publik, seperti yang dikemukakan Muh. Ilham dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya dan

  Kinerja Aparatur Pemerintahan Daerah sebagai berikut:

  1. Tingkat Efektifitas,

  2. Tingkat Efisiensi

  3. Keamanan

  4. Kepuasan Pelanggan (Ilham, 2008: 34)

  Efektivitas kerja adalah suatu keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia dapat mencapai hasil akibat sesuai yang dikehendaki menurut Sutarto (1978:95). Berdasarkan pendapat diatas Ukuran tingkat efektivitas telah menjadi penilaian pada suatu kinerja birokrasi publik, menurut Muh. Ilham tingkat efektifitas sebagai berikut :

  “Tingkat efektivitas adalah sesuatu yang dapat dilihat dari sejauh mana seorang aparatur dapat memanfaatkan sumber-sumber daya untuk melaksanakan tugas-tugas yang sudah direncanakan, serta cakupan sasaran yang bisa dilayani

  ”. (Ilham, 2008: 36) Berdasarkan hal tersebut maka tingkat efektifitas bisa diukur melalui tiga unsur, yaitu sumberdaya manusia, tugas-tugas atau program kerja dan cakupan sasaran atau kebijakan. Sehingga pencapaian target dapat diukur dengan cara membandingkan seberapa jauh keluaran yang diharapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan oleh aparatur dalam waktu tertentu.

  Menurut Buchari Zainun dalam buku Manajemen Sumber Daya

  

Manusia menyebutkan bahwa sumber daya manusia adalah daya atau tenaga

  atau kekuatan atau kemampuan yang bersumber dari manusia (Buchari, 2001:64). Berdasarkan hal tersebut, maka sumberdaya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri aparatur untuk mewujudkan kualitas perannya sebagai aparatur menuju tercapainya target yang diukur dalam tatanan kehidupan yang seimbang dan berkelanjutan.

  Sumber utama efisiensi kerja adalah manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien. menurut Muh. Ilham tingkat efektifitas adalah sebagai berikut :

  “Tingkat efisiensi adalah sesuatu untuk mengukur seberapa tingkat penggunaan sumber-sumber daya secara minimal dalam pelaksanaan pekerjaan, sekaligus pula dapat diukur besarnya sumber-sumber daya yang terbuang, semakin besar sumber daya yang terbuang, menunjukan semakin rendah tingkat efisiensinya ” (Ilham, 2008: 35). Berdasarkan hal di atas maka tingkat efisiensi bisa diukur dari dua unsur, yaitu waktu dan biaya, dari dua unsur ini bisa diketahui suatu ukuran untuk mengetahui seberapa tingkat penggunaan sumber-sumber daya secara minimal. Waktu disini adalah seluruh rangkaian ketika proses pelaksanaan pekerjaan, sedangkan biaya adalah masukan maupun keluaran dari sumberdaya yang ada oleh aparatur untuk terukurnya sumberdaya yang terpakai dan terbuang.