Pasta Gigi TINJAUAN PUSTAKA 1.

10 Streptococcus mutans tumbuh dalam suasana fakultatif anaerob Lehner, 1992; Michalek dan Mc Ghee, 1982. Menurut Nolte 1982 dalam keadaan anaerob, bakteri ini memerlukan 5 CO2 dan 95 nitrogen serta memerlukan amonia sebagai sumber nitrogen agar dapat bertahan hidup dalam lapisan plak yang tebal. Streptococcus mutans menghasilkan dua enzim, yaitu glikosiltransferase dan fruktosiltransferase. Enzim-enzim ini bersifat spesifik untuk subtsrat sukrosa yang digunakan untuk sintesa glukan dan fruktan. Pada metabolisme karbohidrat, enzim glikosiltransferase menggunakan sukrosa untuk mensintesa molekul glukosa dengan berat molekul tinggi yang terdiri dari ikatan glukosa alfa 1-6 dan alfa 1-3 Michalek dan Mc Ghee, 1982. Ikatan glukosa alfa 1-3 bersifat sangat pekat seperti lumpur, lengket dan tidak larut dalam air. Kelarutan ikatan glukosa alfa 1-3 dalam air sangat berpengaruh terhadap pembentukan koloni Streptococcus mutans pada permukaan gigi. Ikatan glukosa alfa 1-3 berfungsi pada perlekatan dan peningkatan koloni bakteri ini dalam kaitannya dengan pembentukan plak dan terjadinya karies gigi Roeslan dan Melanie, 1988.

5. Pasta Gigi

a. Pengertian Pasta adalah bentuk sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan yang berbentuk serbuk dalam jumlah yang besar dengan vaselin dan atau parafin cair dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserin, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit Anonim, 1979. 11 Pasta gigi adalah suatu pasta yang pemanfaatannya menggunakan sikat gigi dengan maksud untuk membersihkan gigi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk sediaan seperti serbuk gigi, pasta gigi, pasta gigi, cairan atau bentuk padat. Bentuk sediaan yang sering digunakan adalah bentuk pasta dan serbuk. Dibandingkan dengan bentuk sediaan serbuk, pasta gigi lebih disenangi sebab lebih mudah pemakaiannya, lebih mudah menyebar diatas sikat gigi, mudah diukur jumlah pasta yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan karena penyimpanannya dalam tube dan konsistensinya lebih menarik Jellineck, 1970. b. Bahan-bahan pasta gigi 1 Bahan abrasive pembersih gigi. Biasanya berupa bahan padat berwarna putih yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran bekas karang-karang yang menempel pada permukaan gigi. Berbagai bahan abrasive sebaiknya dipilih bahan yang mempunyai daya pembersih yang maksimal tapi tidak boleh merusak email gigi, tidak toksis, dan tidak dapat campur dengan bahan-bahan penyususn pasta gigi yang lain. Daya pembersih bahan abrasive ini tergantung pada ukuran partikel. Pada umumnya apabila ukuran partikelnya besar dalam jumlah banyak akan mempunyai daya pembersih yang besar. Contoh bahan abrasive : kalsium karbonat, dikalsium fosfat, trikalsium fosfat dan kalsium sulfat Balsam Sagarin, 1972 2 Surfaktan. Di dalam sediaan pasta gigi, bahan ini juga dapat berfungsi sebagai pembersih detergent yang mengeluarkan buih. Surfaktan yang sering digunakan adalah natriun lauril sulfat yang cocok digunakan sebagai detergent dalam sediaan pasta gigi sebab reaksinya netral, dapat berbuih baik di dalam cairan yang asam 12 maupun alkalis, tidak membentuk endapan dengan air sadah maupun saliva. Sebagai detergen sebaiknya mempunyai sifat-sifat stabil, dapat campur dengan bahan-bahan penyusun pasta gigi yang lain dan mengenai rasa juga perlu diperhatikan Balsam Sagarin, 1972. 3 Bahan penolong binder. Bahan ini digunakan di dalam sediaan pasta gigi untuk mencegah memisahnya fase padat dan fase cair terutama didalam penyimpanan dalam waktu yang lama. Binder pada umumnya merupakan koloid hirofil yang mengembang atau mengabsorbsi air dan membentuk fase cair yang kental. Dengan cara bertindak sebagai protektif dan meningkatkan kekentalan, binder ini merupakan bahan penstabil pasta gigi agar dapat dicegah terjadinya pemisahan antara fase padat dan fase cair. Sebagai binder dapat digunakan amilum, tragakan, gummi arabikum, karboksimetil selulose, bentonit dan veegum. Pada umumnya konsentrasi binder di dalam sediaan pasta gigi adalah 0,5 - 2 Balsam Sagarin, 1972 4 Humectan. Untuk membuat pasta gigi bahan abrasive biasanya dicampur dengan fase cair yang mengandung humectan. Bahan ini digunakan dalam pasta gigi agar pasta tetap lembab apabila terjadi penguapan air sehingga mencegah pasta menjadi keras. Bahan yang digunakan sebagai humectan antara lain gliserin, sorbitol, dan propilen glikol Balsam Sargarin, 1972. 5 Flavouring agent. Bahan ini digunakan dalam pasta gigi agar dapat memberi bau dan rasa yang enak dirongga mulut. Pada umumnya konsentrasi flavouring agent yang digunakan adalah 0,5 - 2 . Sebagai flavouring agent harus dipilih bahan yang 13 tidak menimbulkan efek yang merugikan pada membran mukosa di dalam mulut. Minyak atsiri banyak digunakan sebagai flavouring agent dalam pasta gigi antara lain minyak cengkeh, minyak anis.

6. Tinjauan Umum terhadap Zat Antibakterial

Dokumen yang terkait

DAYA HAMBAT PASTA GIGI YANG MENGANDUNG XYLITOL DAN PASTA GIGI TANPA XYLITOL TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus Mutans

0 6 6

Efek hambat berbagai pasta gigi terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans

0 7 64

PENGARUH PENGGUNAAN CMC-Na SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK Pengaruh Penggunaan CMC-Na Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Etanolik Seledri (Apium Graveolens L.) Dengan Metode Granulasi Basah.

0 2 13

PENDAHULUAN Pengaruh Variasi Konsentrasi Gliserin Sebagai Humektan Pada Sediaan Pasta Gigi Minyak Atsiri Sereh Dapur (Cymbopogon citratus) Terhadap Sifat Fisik Sediaan Dan Daya Antibakteri Streptococcus mutans.

3 17 8

PENGAHUMEK Pengaruh Variasi Konsentrasi Gliserin Sebagai Humektan Pada Sediaan Pasta Gigi Minyak Atsiri Sereh Dapur (Cymbopogon citratus) Terhadap Sifat Fisik Sediaan Dan Daya Antibakteri Streptococcus mutans.

0 2 12

PERBEDAAN EFEKTIVITAS TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS) DAN TEH HITAM (CAMELLIA SINENSIS L. KUNTZE) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans.

2 4 10

PERBEDAAN DAYA HAMBAT BEBERAPA JENIS PASTA GIGI MENGANDUNG BAHAN HERBAL TERHADAP PERTUMBUHAN Streptococcus mutans.

0 1 10

PERBANDINGAN BAHAN PENGIKAT AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr) DAN Na-CMC TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA DAN UJI HEDONIK SEDIAAN PASTA GIGI.

0 0 16

PERBEDAAN DAYA HAMBAT PASTA GIGI BERBAHAN HERBAL TERHADAP PERTUMBUHAN STREPTOCOCCUS MUTANS

0 0 8

PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI DAN SIFAT FISIK PASTA GIGI INFUSA DAN EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU TERHADAP Streptococcus mutans SKRIPSI

0 1 137