Senyawa Alami yang Berpotensi sebagai Antiradikal Metode DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil

5. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau gugus apa saja yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan. Karena jumlah elektron ganjil, maka tidak semua elektron dapat berpasangan. Suatu radikal bebas dapat bermuatan positif atau negatif, maka spesies semacam ini sangat reaktif karena adanya elektron tidak berpasangan Fessenden and Fessenden, 1986. Sumber radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh kita sendiri endogen yang terbentuk sebagai sisa proses metabolisme proses pembakaran, protein, karbohidrat, dan lemak yang kita konsumsi. Radikal bebas dapat pula diperoleh luar tubuh eksogen yang berasal dari polusi udara, asap kendaraan, berbagai bahan kimia, makanan, yang telah hangus carbonated. Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh akan merusak sel target seperti lemak, protein, karbohidrat dan DNA Halliwell et al., 1996. Radikal bebas disebut juga sebagai spesies oksigen yang reaktif ROS, suatu istilah yang mencakup semua molekul yang berisi oksigen yang sangat reaktif. Istilah ROS merupakan radikal oksigen yang memusat seperti superoksid O 2 dan hidroksil OH dan juga spesies bukan radikal yang berasal dari oksigen seperti hidrogen peroksida H 2 O 2 singlet oksigen O 2 dan asam hipolorus HOCl Middleton et al., 2000.

6. Senyawa Alami yang Berpotensi sebagai Antiradikal

Senyawa alami antioksidan tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid Gambar 3, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol. Senyawa ini diklasifikasikan dalam 2 bagian yaitu fenol sederhana dan polifenol. Senyawa-senyawa polifenol seperti flavonoid dan galat mampu menghambat antioksidan melalui mekanisme penangkapan radikal radical scavenging dengan cara menyumbangkan satu elektron kepada elektron yang tidak berpasangan dalam radikal bebas sehingga banyaknya radikal bebas menjadi berkurang. Di dalam tumbuhan flavonoid biasanya berikatan dengan gula sebagai glikosida. Molekul yang berikatan dengan gula tadi disebut glikon. Aglikon flavonoid adalah polifenol, oleh karena itu mempunyai sifat fenol Harborne, 1987. Flavonoid mudah mengalami perusakan karena panas, kerja enzim dan pH Pokorni et al., 2001. Gambar 3 Struktur Flavonoid dengan aktivitas antiradikal yang tinggi Amic, 2003

7. Metode DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil

Untuk uji aktivitas antiradikal metode yang paling umum digunakan adalah metode DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil. DPPH 2,2-difenil-1- pikrilhidrazil adalah radikal bebas stabil berwarna ungu yang digunakan secara luas untuk pengujian kemampuan penangkapan radikal bebas dari beberapa komponen alam seperti komponen fenolik, antosianin atau ekstrak kasar. Metode DPPH berfungsi untuk mengukur elektron tunggal seperti transfer hidrogen sekaligus juga untuk mengukur aktivitas penghambatan radikal bebas. Metode ini sangat cocok untuk skrining awal berbagai sampel terutama ekstrak tumbuhan Pezzuto, 2002. Campuran reaksi berupa larutan sampel dan DPPH yang dilarutkan dalam etanol absolut dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit dan dibaca pada panjang gelombang 517 nm Pezzuto and Park, 2002. Metode ini sering digunakan untuk mendeteksi kemampuan antiradikal suatu senyawa sebab hasilnya terbukti akurat, reliabel, relatif cepat dan praktis Prakash, 2001. DPPH· + AH DPPH-H + A· Sebagai akibatnya, penambahan senyawa yang bereaksi sebagai antiradikal akan menurunkan konsentrasi DPPH ini. Adanya penurunan konsentrasi DPPH akan menyebabkan penurunan absorbansinya dibandingkan dengan absorbansi kontrol yang tidak diberi dengan senyawa uji yang diduga mempunyai aktivitas antiradikal Rohman dan Riyanto, 2004. Gambar 4. Mekanisme Penghambatan Radikal DPPH Prakash, 2001 + .

8. Skrining Fitokimia

Dokumen yang terkait

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore.) Steen) TERHADAP KADAR ALT Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore.) Steen) Terhadap Kadar ALT (Alanin aminotransferase) Pada Tikus Jantan Galur Wistar

0 1 13

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore.) Steen) TERHADAP KADAR ALT Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore.) Steen) Terhadap Kadar ALT (Alanin aminotransferase) Pada Tikus Jantan Galur Wistar

0 1 15

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK RIMPANG BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) TERHADAP JAMUR Candida albicans SERTA SKRINING FITOKIMIANYA.

0 3 16

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK PETROLEUM ETER, ETIL ASETAT DAN ETANOL 70% RHIZOMA BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) TERHADAP Staphylococcus aureus ATCC 25923 DAN Escherichia coli ATCC 11229 SERTA SKRINING FITOKIMIANYA.

0 0 19

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL EKSTRAK PETROLEUM ETER, ETIL ASETAT dan ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) DENGAN METODE DPPH (2,2-difenil-1- pikrihidrazil).

0 15 21

UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) TERHADAP Candida albicans SERTA SKRINING FITOKIMIANYA.

1 0 17

UJI AKTIVITAS GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KULIT PUNGGUNG KELINCI.

3 3 23

AKTIVITAS PENGHAMBATAN TIROSINASE DARI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Tenore) Steen)

0 1 49