Pengembangan instrumen penilaian sikap ilmiah siswa berbasis kurikulum 2013

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
ILMIAH SISWA BERBASIS KURIKULUM 2013
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
FAUZIAH FAJRU RACHMA
NIM. 1110016200024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan untuk,


Orang tua tercinta
dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

v

LEMBAR MOTTO

           …

“… Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakal-lah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya .” (Q. S. Ali ‘Imron : 159)

Man Jadda Wa Jada

vi

ABSTRAK
Fauziah Fajru Rachma (NIM: 1110016200024). Pengembangan Instrumen

Penilaian Sikap Ilmiah Siswa Berbasis Kurikulum 2013. Skripsi, Program
Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian sikap
ilmiah siswa berbasis kurikulum 2013. Sebanyak 108 siswa dari 3 SMA/MA
Swasta dijadikan sebagai subjek penelitian. Ada tiga metodeyang digunakan
dalam penelitian dan pengembangan, yaitu deskriptif, evaluatif, dan
eksperimental. Penelitian dibatasi pada instrumen penilaian sikap ilmiah siswa
yang dikembangkan berbentuk angket dan teknik penilaian yang digunakan adalah
penilaian diri. Instrumen penilaian sikap ilmiah siswa berbasis kurikulum 2013
diujicobakan pada materi konsep mol. Melalui penelitian ini, didapatkan hasil
bahwa instrumen penilaian diri untuk menilai sikap ilmiah siswa dapat
dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013 dengan memperhatikan aspek
substansi, konstruksi, dan bahasa. Dari hasil uji coba instrumen, kecenderungan
sikap ilmiah siswa yang masih kadang-kadang ada pada dimensi sikap
keingintahuan dan sudah cenderung sering pada dimensi peka terhadap
lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk mempertimbangkan
indikator sikap ilmiah yang digunakan didalam instrumen dan memfokuskan
siswa dengan maksimal ketika penilaian diri sedang dilakukan agar diperoleh

hasil penelitian yang lebih baik.
Kata Kunci: Pengembangan, Instrumen Penilaian, Sikap Ilmiah, Kurikulum 2013

vii

ABSTRACT
Fauziah Fajru Rachma (NIM: 1110016200024). Developing the Assessment
Instrument of Student’s Scientific Attitude Based on 2013 Curriculum. Thesis,
Chemistry Education Study Program, Department of Science Education,
Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah Jakarta Islamic
State University.
This research aims to developing the assessment instrument of student’s
scientific attitude based on 2013 curriculum. The subject of this research is 108
students from 3 Senior High School/Madrasah Aliyah. As a research and
development study, this research employs three methods, namely, descriptive,
evaluative, and experimental. Research limited in assessment instrument of
student’s scientific attitude developed organized as questionnaire and assessment
technique used is self-assessment. Assessment instrument of student’s scientific
attitude based on 2013 curriculum tested in concept of mole. The result of this
research found that instrument for assessing student’s scientific attitude could be

developed based on 2013 curriculum by considering its substances, construction,
and language. From the result of instrument tested, tendency of student’s
scientific attitude that still sometimes is on curiosity and often in sensitivity in
investigating the environment. According to this result, it is suggested that when a
typical research will be conducted, it should consider indicators of scientific
attitude that are used in the instrument and focusing of student maximally when
self-assessment is being conducted in order to be better understood and provide
better results.
Keywords: Developing, Assessment Instrument, Scientific Attitude, 2013
Curriculum

viii

KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin. Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan
atas kehadirat Allah S.W.T. yang telah membukakan pintu hati dan pikiran
peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi inidengan usaha dan
perjuangan yang maksimal.Shalawat serta salam,semoga Allaah senantiasa limpah
curahkan kepada manusia sempurna yang telah membawa kita, para umatnya, dari

zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan keilmuan, Nabiyullaah wa
Rasulullaah Muhammad S.A.W.. Semoga kita termasuk umatnya yang
mendapatkan syafa’at Beliau di hari akhir nanti. Aamiiiin.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat akademis untuk
menyelesaikan studi Strata 1 (S1) program studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap
Ilmiah Siswa Berbasis Kurikulum 2013”.
Peneliti menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini telah melibatkan banyak
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Burhanudin Milama, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Luki Yunita, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas
waktu, motivasi, doa, bimbingan, serta saran dan ilmu ibu sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Salamah Agung, M. A., Ph. D., selaku Dosen Pembimbing II. Terima

kasih atas waktu, motivasi, doa, bimbingan, serta saran dan ilmu ibu sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

ix

6. Bapak Tonih Feronika, M. Pd., Ibu Evi Sapinatul Bahriah, M. Pd., dan Bapak
Ahmad Zaky El Islami, M. Pd., selaku Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Kimia
yang bersedia meluangkan waktu untuk memvalidasi instrumen penelitian
saya. Terima kasih atas waktu dan masukan dari Bapak/Ibu.
7. Ibu Erma Wati, S. Pd., selaku guru kimia kelas X MA Pembangunan UIN
Jakarta.
8. Ibu Marlina, S. Pd., selaku guru kimia kelas X SMA Dua Mei Tangerang
Selatan.
9. Bapak Arif Soleh, S. Pd., selaku guru kimia kelas X SMA Dharma Karya UT.
10. Secara khusus, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maimunah dan
Bapak Nisan Hasani, selaku orang tua penelitisekaligus sumber kasih sayang
yang utama setelah Allaah S.W.T.. Terima kasih atas kasih sayang dan
perjuangan mamah dan papah yang tak terhingga dan tak ternilai harganya.
Segala puji syukur hanya pantas dipanjatkan kepada Allaah S.W.T. atas
rezeki, nikmat, dan karunia yang Allaah berikan melalui mamah dan papah.

Doa, didikan, nasihat, dan semangat yang mamah papah berikan senantiasa
menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu untuk senantiasamelakukan yang
terbaik untuk membuat mamah danpapah bangga. Semoga Allaah mencatat
semua amal baik mamah dan papah serta menjadikannya sebagai wasilah
menuju surga-Nya. Aamiiiin.
11. Ica dan Nuril, selaku adik dari peneliti. Terima kasih atas keceriaan dan
semangat yang kalian berikan.
12. Cak Doel dan Ning Ida, selaku guru Quran peneliti di Padepokan Al-Quran
Tanpa Nama (PQTN). Terima kasih atas ilmu dan doa yang Cak dan Ning
berikan. Semoga Allaah mencatat semua amal baik Cak dan Ning serta
menjadikannya sebagai wasilah menuju surga-Nya. Aamiiiin.
13. KAPAN 2010, selaku teman-teman seperjuangan peneliti. Semoga Allaah
menjaga dan memperkuat ukhuwah kita dan menjadikannya sebagai wasilah
menuju surga-Nya. Aamiiiin.
14. SENYAWA, selaku sahabat-sahabat peneliti yang selalu ada untuk
mengingatkan dan menyemangati. Terima kasih Annisah Aynun Najid, Dede
x

Fitriani, Fauzia Amina, Resti Nurul Farhati, Tiwi Desrina, dan Ida
Parwati.Semoga persahabatan kita sampai ke surga-Nya nanti. Aamiiiin.

15. Agia Ghalby dan Yuni Noviyanti, partner peneliti yang selalustandby (setia
dan sedia) mendengarkan suka duka peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih atas waktu dan semangat yang kalian berikan.
16. Satria M. Iqbal, thank you for being my loyal supporter.
17. Serta sahabat-sahabat semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang
telah membantu peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini mempunyai kekurangan sehingga peneliti
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi tersusunnya skripsi
yang lebih baik di kemudian hari.
Jakarta, September 2015

Peneliti

xi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi
BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................... 4
D. Perumusan Masalah ............................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .............................................................. 5

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PENELITIAN RELEVAN ............................................... 6
A. Deskripsi Teori ................................................................... 6
1. Instrumen Penilaian ...................................................... 6
a. Definisi Instrumen Penilaian ................................... 6
b. Jenis-Jenis Instrumen Penilaian ............................... 6
c. Syarat-Syarat Instrumen Penilaian yang Baik .......... 7
2. Penilaian Sikap ............................................................. 8
a. Definisi Penilaian Sikap .......................................... 8

b. Prinsip-Prinsip Penilaian ......................................... 9
c. Jenis-Jenis Teknik Penilaian Sikap .......................... 10
d. Penilaian Sikap Berbasis Kurikulum 2013 ............... 13
3. Sikap Ilmiah.................................................................. 14
4. Instrumen Penilaian Sikap Ilmiah .................................. 22
B. Model Pengembangan......................................................... 23
C. Kerangka Berpikir .............................................................. 25
D. Penelitian Relevan .............................................................. 25
xii

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 28
A. Metode Penelitian ............................................................... 28
B. Prosedur Penelitian ............................................................. 28
C. Subjek Penelitian ................................................................ 31
D. Instrumen Penelitian ........................................................... 31
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 32
F. Teknik Pengolahan Data ..................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 36
A. Metode Deskriptif ............................................................... 36
1. Menganalisis instrumen penilaian sikap yang telah

dibuat dan digunakan oleh guru SMA/MA A,
SMA/MA B, dan SMA/MA C....................................... 36
a. Analisis Teoritis ...................................................... 37
b. Analisis Praktis ....................................................... 38
2. Membuat item-item indikator sikap ilmiah .................... 50
B. Metode Evaluatif ................................................................ 56
1. Aspek Kelayakan Substansi .......................................... 57
2. Aspek Konstruksi.......................................................... 57
3. Aspek Kebahasaan ........................................................ 58
C. Metode Eksperimental ........................................................ 60
1. Dimensi Sikap Keingintahuan ....................................... 60
2. Dimensi Respek terhadap Fakta .................................... 61
3. Dimensi Fleksibel dalam Berpikir ................................. 62
4. Dimensi Merefleksi secara Kritis .................................. 63
5. Dimensi Peka terhadap Lingkungan .............................. 64
BAB V PENUTUP.................................................................................. 67
A. Kesimpulan......................................................................... 67
B. Saran .................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 70
LAMPIRAN ............................................................................................. 74

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir..................................................................... 25
Gambar 2.2. Skema Kontribusi Penilaian Diri dalam Pembelajaran ..................... 27
Gambar 3.1. Alur Penelitian Metode Deskriptif .................................................... 29
Gambar 3.2. Alur Penelitian Metode Evaluatif...................................................... 30
Gambar 3.3. Alur Penelitian Metode Eksperimental ............................................. 31
Gambar 4.1. Tahapan Analisis Teoritis ................................................................. 37
Gambar 4.2. Tahapan Analisis Praktis ................................................................... 39
Gambar 4.3. Alur Proses Pembuatan Item-item Indikator Sikap Ilmiah ............... 51
Gambar 4.4. Grafik Hasil Angket Penilaian Guru terhadap Pernyataan pada
Aspek Kelayakan Substansi (Sikap Ilmiah) ..................................... 57
Gambar 4.5. Grafik Hasil Angket Penilaian Guru terhadap Pernyataan pada
Aspek Bentuk Instrumen .................................................................. 58
Gambar 4.6. Grafik Hasil Angket Penilaian Guru terhadap Pernyataan pada
Aspek Kebahasaan ............................................................................ 59
Gambar 4.7. Grafik Respon Siswa terhadap Pernyataan Dimensi Sikap
Keingintahuan ................................................................................... 61
Gambar 4.8. Grafik Respon Siswa terhadap Pernyataan Dimensi Sikap
Respek terhadap Fakta ...................................................................... 62
Gambar 4.9. Grafik Respon Siswa terhadap Pernyataan Dimensi Sikap
Fleksibel dalam Berpikir................................................................... 63
Gambar 4.10. Grafik Respon Siswa terhadap Pernyataan Dimensi Sikap
Merefleksi secara Kritis .................................................................... 64
Gambar 4.11. Grafik Respon Siswa terhadapPernyataan Dimensi Sikap
Peka terhadap Lingkungan ................................................................ 65

xiv

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tabel Kata Kerja Operasional Berdasarkan Taksonomi Krathwohl .... 17
Tabel 3.1. Tabel Teknik Pengumpulan Data......................................................... 32
Tabel 3.2.

Tabel Kategori Nilai Koefisien Kappa ................................................ 34

Tabel 4.1. Tabel Analisis Teoritis ......................................................................... 37
Tabel 4.2. Tabel Validasi Instrumen Penilaian Sikap yang Digunakan oleh
Guru Kimia Kelas X ............................................................................. 40
Tabel 4.3. Tabel Proses Analisis Instrumen Penilaian Sikap yang Digunakan oleh
Guru Kimia Kelas X SMA/MA A ........................................................ 42
Tabel 4.4. Tabel Kelebihan dan Kekurangan Observasi dan Penilaian Diri
menurut Guru Kimia Kelas X SMA/MA A ....................................... 45
Tabel 4.5. Tabel Catatan Validator ....................................................................... 54
Tabel 5.1.

Tabel Skor Rata-rata Kecenderungan Siswa untuk Masing-masing
Dimensi Sikap Ilmiah ........................................................................... 68

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Guru MA/SMA A............................................................. 75
Lampiran 2. Instrumen Guru MA/SMA B ............................................................. 76
Lampiran 3. Instrumen Guru MA/SMA C ............................................................. 80
Lampiran 4. Lembar Analisis dan Validasi Hasil Instrumen Penilaian
Sikap Ilmiah Validator 1 ................................................................... 82
Lampiran 5. Lembar Analisis dan Validasi Hasil Instrumen Penilaian
Sikap Ilmiah Validator 2 .................................................................. 83
Lampiran 6. Lembar Hasil Wawancara Guru Kimia Kelas X di MA/SMA A ...... 84
Lampiran 7. Lembar Hasil Wawancara Guru Kimia Kelas X di MA/SMA B ...... 86
Lampiran 8. Lembar Hasil Wawancara Guru Kimia Kelas X di MA/SMA C ...... 88
Lampiran 9. Tabel Kesesuaian Item dengan Indikator Sikap Ilmiah oleh
Validator 1......................................................................................... 91
Lampiran 10. Revisi Pertama dari Tabel Kesesuaian Item dengan Indikator
Sikap Ilmiah oleh Validator 1 ........................................................... 98
Lampiran 11. Revisi Kedua dari Tabel Kesesuaian Item Indikator dengan
Pernyataan oleh Validator 1 .............................................................. 105
Lampiran 12. Revisi Ketiga dari Tabel Kesesuaian Item Indikator dengan
Pernyataan oleh Validator 1 .............................................................. 113
Lampiran 13. Revisi Keempat dari Tabel Kesesuaian Item Indikator dengan
Pernyataan oleh Validator 1 .............................................................. 120
Lampiran 14. Lembar Pernyataan Validasi Instrumen oleh Validator 1.................. 127
Lampiran 15. Tabel Kesesuaian Item dengan Indikator Sikap Ilmiah oleh
Validator 2......................................................................................... 128
Lampiran 16. Revisi Pertama dari Tabel Kesesuaian Item dengan Indikator
Ilmiah oleh Validator 2 ..................................................................... 135
Lampiran 17. Revisi Kedua dari Tabel Kesesuaian Item dengan Indikator
Sikap Ilmiah oleh Validator 2 ........................................................... 141

xvi

Lampiran 18. Tabel Kesesuaian Item Indikator dengan Pernyataan oleh
Validator 2......................................................................................... 146
Lampiran 19. Lembar Pernyataan Validasi Instrumen oleh Validator 2.................. 151
Lampiran 20. Tabel Kesesuaian Item dengan Indikator Sikap Ilmiah oleh
Validator 3......................................................................................... 152
Lampiran 21. Revisi Pertama dari Tabel Kesesuaian Item dengan Indikator
Sikap Ilmiah oleh Validator 3 ........................................................... 159
Lampiran 22. Tabel Kesesuaian Item Indikator dengan Pernyataan oleh
Validator 3......................................................................................... 165
Lampiran 23. Lembar Pernyataan Validasi Instrumen oleh Validator 3.................. 173
Lampiran 24. Tabel Keterwakilan Item terhadap Taksonomi Krathwohl oleh
Validator 1......................................................................................... 174
Lampiran 25. Tabel Keterwakilan Item terhadap Taksonomi Krathwohl oleh
Validator 2......................................................................................... 181
Lampiran 26. Hasil Pencarian Nilai Koefisien Kappa dengan SPSS 20 .................. 186
Lampiran 27. Tabel Pernyataan Aspek Substansi .................................................... 187
Lampiran 28. Tabel Pernyataan Aspek Konstruksi.................................................. 188
Lampiran 29. Tabel Pernyataan Aspek Kebahasaan ................................................ 189
Lampiran 30. Angket Penilaian Instrumen Penilaian Sikap Ilmiah oleh
Guru MA/SMA A ............................................................................. 190
Lampiran 31. Angket Penilaian Instrumen Penilaian Sikap Ilmiah oleh
Guru MA/SMA B.............................................................................. 194
Lampiran 32. Angket Penilaian Instrumen Penilaian Sikap Ilmiah oleh
Guru MA/SMA C.............................................................................. 198
Lampiran 33. Tampilan Depan Instrumen Penilaian Diri (Sikap Ilmiah) ................ 202
Lampiran 34. Halaman Petunjuk Penggunaan Instrumen Penilaian Diri
(Sikap Ilmiah) ................................................................................... 203
Lampiran 35. Halaman Indikator Sikap Ilmiah (Sikap Ingin Tahu) ........................ 204

xvii

Lampiran 36. Halaman Indikator Sikap Ilmiah (Respek terhadap Fakta)................ 205
Lampiran 37. Halaman Indikator Sikap Ilmiah (Fleksibel dalam Berpikir) ............ 206
Lampiran 38. Halaman Indikator Sikap Ilmiah (Merefleksi ecara Kritis) ............... 207
Lampiran 39. Halaman Indikator Sikap Ilmiah (Peka terhadap Lingkungan) ......... 208
Lmapiran 40. Halaman Depan Lembar Jawaban Angket Siswa .............................. 209
Lampiran 41. Halaman Belakang Lembar Jawaban Angket Siswa ......................... 210
Lampiran 42. Lembar Jawaban Angket Siswa......................................................... 211
Lampiran 43. Surat Izin Observasi ke SMA N 47 Jakarta ...................................... 220
Lampiran 44. Surat Izin Observasi ke SMA N 29 Jakarta ...................................... 221
Lampiran 45. Surat Izin Observasi ke SMA N 87 Jakarta ....................................... 222
Lampiran 46. Surat Izin Observasi ke MA Pembangunan UIN Jakarta .................. 223
Lampiran 47. Surat Izin Observasi ke SMA Dua Mei ............................................. 224
Lampiran 48. Surat Izin Observasi ke SMA Dharma Karya UT ............................ 225
Lampiran 49. Surat Izin Penelitian ke MA Pembangunan UIN Jakarta ................. 226
Lampiran 50. Surat Izin Penelitian ke SMA Dua Mei ............................................. 227
Lampiran 51. Surat Izin Penelitian ke SMA Dharma Karya UT ............................. 228
Lampiran 52. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari MA Pembangunan
UIN Jakarta ....................................................................................... 229
Lampiran 53. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari SMA Dua Mei ................. 230
Lampiran 54. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari SMA Dharma Karya......... 231
Lampiran 55. Dokumentasi Penelitian` ................................................................... 232
Lampiran 56. Lembar Uji Referensi ........................................................................ 235

xviii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, kurikulum secara
umum didefinisikan sebagai “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”1, sebagaimana yang telah diamanahkan didalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2003 mengenai tujuan pendidikan

nasional.
Ada perbedaan pendekatan pada tiap-tiap kurikulum yang diimplementasikan.
Pada masa KTSP, pendekatan multistrategi dan multimedia digunakan untuk
mengimplementasikan kurikulum ini.2 Namun sekarang, masa kurikulum 2013,
tujuan pendidikan nasional coba dicapai dengan menggunakan pendekatan ilmiah
(scientific approach). 3
Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran diterapkan melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan membentuk jejaring.4 Adanya sikap ilmiah dalam proses
pembelajaran mendukung pengimplementasian pendekatan ilmiah. Sebagai
contoh, untuk melakukan kegiatan menanya, siswa harus memiliki rasa ingin tahu
(salah satu sikap ilmiah).

1

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, pasal 1, ayat 16, h. 4.

2

Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
2008, h. 25.
3
Balitbang Kemendikbud, Kerangka Dasar Perubahan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, 2013. h. 22.
4

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diklat Guru. Jakarta: Kemendikbud RI. 2013.

1

2

Merujuk pada penelitian Anwar, disebutkan sikap ilmiah adalah sikap yang
harus ada pada diri setiap ilmuwan atau akademisi ketika mengahadapi persoalanpersoalan ilmiah.5 Menurut Toharudin, “sikap ilmiah merupakan kecenderungan
individu untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan masalah sistematis
melalui langkah-langkah ilmiah”.6 Jika sikap ilmiah telah tertanam dengan baik
pada diri seorang siswa maka diharapkan sikap ini juga akan selalu melekat dalam
kehidupannya sehari-hari. Sikap ilmiah sangat diperlukan dalam rangka
membangun karakter bangsa sebagai salah satu upaya dalam mengatasi berbagai
persoalan yang tengah dihadapi bangsa. Berdasarkan penelitian Iswari, dinyatakan
bahwa sikap ilmiah adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.7 Oleh karena itu, sikap
ilmiah menjadi komponen hasil belajar yang perlu dibelajarkan kepada siswa
sebagai hasil dari proses pembelajaran sains selain dari aspek kognitif dan
psikomotorik sehingga perlu adanya pembiasaan bagi siswa untuk bersikap ilmiah
di setiap proses belajarnya. Untuk mendukung sikap ilmiah siswa dalam proses
belajarnya, dibutuhkan instrumen penilaian sikap ilmiah.
Proses pembelajaran mampu mencapai tujuan pendidikan nasional jika
didukung oleh proses penilaian yang sesuai dengan prinsip penilaian. Prinsip
penilaian tersebut tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2007 mengenai standar penilaian pendidikan, seperti sahih, objektif,
adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan
kriteria, dan akuntabel.8 Ada enam prinsip penilaian menurut Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, yaitu objektif, terpadu,

5
Herson Anwar, Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi Ilmu,
2009, h. 111.
6

Toharudin, Hendrawati, dan Rustaman, Membangun Literasi Sains Peserta Didik, (Bandung:
Humaniora, 2011), h. 44.
Supi Iswari, “Pembelajaran Biologi metode Inkuiri Terbimbing menggunakan Lab Riil dan
Lab Virtual ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Gaya Belajar Siswa”, Tesis pada Pascasarjana
Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta, 2009, h. 1, tidak dipublikasikan.
7

8

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007. Standar Penilaian
Pendidikan. h. 2.

3
ekonomis, transparan, akuntabel, dan edukatif.9 Prinsip-prinsip penilaian ini
berkaitan erat dengan keberlangsungan proses pembelajaran. Dengan demikian,
prinsip-prinsip penilaian ini harus terpenuhi jika tenaga pendidik menginginkan
keberlangsungan proses pembelajaran yang efektif, efisien, dan mampu
menghasilkan siswa-siswa yang terbiasa untuk bersikap ilmiah.
Agar prinsip penilaian tersebut dapat terpenuhi, maka instrumen penilaian
yang digunakan oleh tenaga pendidik harus memenuhi syarat-syarat instrumen
penilaian yang baik, sebagaimana tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013. Ironisnya, masih ada guru yang
mengalami kesulitan dalam membuat dan menggunakan instrumen penilaian
sikap. Alasan guru tidak menggunakan instrumen penilaian sikap karena guru
belum bisa membuatnya dan tidak adanya waktu khusus untuk menggunakan
instrumen penilaian sikap tersebut sehingga guru melakukan penilaian sikap
dengan cara menyesuaikannya dengan nilai kognitif. Adapun guru mengakui
kekurangpahamannya mengenai cara pembuatan instrumen penilaian sikap yang
dijelaskan ketika pelatihan sehingga guru tersebut tidak membuat instrumen
penilaian sikap. Hal ini ditemukan langsung oleh peneliti ketika peneliti
melakukan observasi ke beberapa SMA/MA negeri dan swasta Jakarta dan
Tangerang Selatan. Fakta lapangan ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Anwar menginformasikan bahwa penting adanya instrumen
penilaian sikap ilmiah dalam pembelajaran sains. Maka untuk mengatasi masalah
tersebut, dapat digunakan angket penilaian diri sebagai jenis dan teknik penilaian
sikap ilmiah siswa. Angket dipilih karena memiliki skala yang berjenjang. Teknik
penilaian diri dapat memudahkan guru dalam menilai sikap ilmiah siswa dan
dapat mewakili salah satu sikap ilmiah sehingga menjadi salah satu cara untuk
membiasakan sikap ilmiah di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan masalahmasalah yang ditemukan, peneliti merasa perlu mengembangkan instrumen
penilaian sikap ilmiah berupa angket penilaian diri guna mendukung
pengimplementasian pendekatan ilmiah yang menjadi tuntutan dari kurikulum
9

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Standar Penilaian: Peraturan pemerintah
pendidikan dan kebudayaan No. 66 Tahun 2013. Jakarta: Kemendikbud RI. 2013, h. 3.

4

2013. Berdasarkan observasi peneliti juga belum ada instrumen penilaian sikap
ilmiah berbasis kurikulum 2013.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji dan mengembangkan
instrumen penilaian sikap ilmiah berbasis kurikulum 2013. Dengan demikian,
penelitian ini diberi judul Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap Ilmiah
Siswa Berbasis Kurikulum 2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasakan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Guru mengalami kesulitan dalam membuat instrumen penilaian sikap;
2. Guru mengalami kesulitan dalam menggunakan instrumen penilaian sikap;
3. Dibutuhkan instrumen penilaian sikap ilmiah untuk mendukung proses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah;
4. Belum ada instrumen penilaian sikap ilmiah yang berbasis kurikulum
2013.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penelitian
dibatasi pada:
1. Jenis instrumen penilaian sikap yang dikembangkan oleh peneliti adalah
angket (skala pernyataan);
2. Teknik instrumen penilaian sikap yang digunakan untuk instrumen
penilaian sikap yang dikembangkan adalah teknik penilaian diri;
3. Sikap ilmiah yang terkandung didalam angket penilaian diri yang
dikembangkan mengacu pada dimensi sikap ilmiah yang disebutkan oleh
Harlen;
4. Instrumen penilaian sikap ilmiah yang telah dikembangkan akan
diujicobakan pada materi konsep mol;
5. Penelitian dan pengembangan yang dilakukan hanya sampai pada metode
eksperimental dengan uji coba terbatas (skala kecil) dan tanpa kelompok
pembanding.

5

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “bagaimana proses pengembangan instrumen penilaian sikap
ilmiah siswa yang berbasis kurikulum 2013 dalam pembelajaran kimia?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen penilaian sikap
ilmiah siswa berbasis kurikulum 2013 dalam pembelajaran kimia.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat kepada banyak pihak,
antara lain:
1) Bagi siswa
Dengan adanya instrumen ini, siswa menjadi terbiasa untuk bersikap ilmiah
dalam setiap proses belajarnya.
2) Bagi guru
Bagi guru yang sudah memiliki instrumen penilaian sikap, instrumen ini
dapat menjadi instrumen pendukung/komplemen dari instrumen penilaian sikap
yang sudah ada/sedang digunakan. Sedangkan bagi guru yang belum memiliki
instrumen penilaian sikap, instrumen ini bisa langsung digunakan.
3) Bagi peneliti
Dengan melakukan penelitian ini, wawasan dan pengalaman peneliti
bertambah.
4) Bagi peneliti selanjutnya
Instrumen penilaian sikap ilmiah berbasis kurikulum 2013 yang
dikembangkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk melakukan
penelitian lanjutan atau penelitian yang sejenis.
5) Bagi dunia pendidikan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berupa solusi
untuk memecahkan masalah penilaian sikap di dalam pembelajaran kimia.
Penelitian ini juga sebagai alat untuk mendukung pengimplementasian
pendekatan ilmiah yang diharapkan oleh kurikulum 2013.

BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PENELITIAN RELEVAN

A. Deskripsi Teoritis
1. Instrumen Penilaian
a. Definisi Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian merupakan sebuah frase yang terdiri dari kata
instrumen dan penilaian. Menurut Yaumi, “instrumen adalah kegiatan atau
pertanyaan khusus yang digunakan untuk menilai kompetensi dengan
menggunakan metode penilaian yang dipilih”.1 Adapun definisi penilaian
menurut Sofyan dkk adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi
terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai
ke taraf pengambilan keputusan.2 Instrumen penilaian (assessment
instrument) disebut juga assessment tools, yang artinya adalah materi yang
digunakan untuk mengumpulkan fakta-fakta dengan menggunakan metode
penilaian yang dipilih.3 Berdasarkan teori diatas, peneliti mengartikan
bahwa instrumen penilaian adalah alat (berupa materi atau kegiatan) yang
digunakan

untuk

mengukur

dan

membanding-bandingkan

hasil

pengukuran sesuai metode yang dipilih namun tidak sampai ke tahapan
pengambilan kesimpulan atas hasil pengukuran tersebut.
b. Jenis-Jenis Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian terdiri dari beberapa jenis, antara lain sebagai
berikut:
1) Tes
Menurut Hamzah dan Koni, “tes adalah seperangkat tugas yang
harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh
1

Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 183.

2
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), h. 2.
3

Yaumi, loc. cit.

6

7

peserta

didik

untuk

mengukur

tingkat

pemahaman

dan

penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan tujuan tertentu”.4 Arti lainnya, tes digunakan untuk
mengukur sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan
keterampilan.5
2) Nontes
Nontes penting untuk dilakukan dalam mengevaluasi peserta didik
dalam ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan tes yang lebih
menekankan ranah kognitif.6 Nontes merupakan prosedur yang dilalui
untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan
kepribadian.7 Penilaian nontes dilakukan melalui pengamatan, skala
sikap, angket, dan catatan harian.8
c. Syarat-Syarat Instrumen Penilaian yang Baik
Beracuan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan, instrumen penilaian
yang baik adalah instrumen yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
bentuk instrumen yang digunakan;
3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.9
4

Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2013), h. 3.
5
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo. 2012),
h. 67.
6

Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan: Pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 149.
7

Jihad dan Haris, op. cit., h. 69.

8

Jihad dan Haris, op. cit., h. 69-70.

9

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 53.

8

Berdasarkan uraian teori diatas, instrumen penilaian adalah alat yang
digunakan dalam kegiatan menilai kompetensi dengan menggunakan metode
penilaian yang dipilih. Instrumen penilaian yang dipilih oleh peneliti sebagai
produk pengembangan adalah angket. Instrumen yang peneliti kembangkan
harus memenuhi syarat yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013.
2. Penilaian Sikap
a. Definisi Penilaian Sikap
Penilaian adalah proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk
apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang
peserta didik baik yang menyangkut kurikulum, program pembelajaran,
iklim

sekolah,

maupun

kebijakan-kebijakan

sekolah.10

Penilaian

merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam kegiatan pembelajaran.11 Airasian dan Russell menjelaskan
bahwa penilaian adalah sebuah proses mengumpulkan, mensintesis, dan
menginterpretasi data/informasi untuk pengambilan keputusan.12 Menurut
Sudijono, penilaian bersifat kualitatif.13
Adapun tujuan penilaian secara umum adalah sebagai berikut:
1) Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik;
2) Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan peserta
didik;
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik;
4) Mengetahui hasil pembelajaran;
5) Mengetahui pencapaian kurikulum;
6) Mendorong peserta didik untuk senantiasa belajar;

10

Uno dan Koni, op. cit., h. 2.

11

Sofyan, Feronika, dan Milama, op. cit., h. 4.

12
Peter W. Airasian dam Michael K. Russell, Classroom Assessment: Concepts and
Applications, (New York: McGraw Hill, 2008), p. 9.
13

h. 5.

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013),

9

7) Menjadi umpan balik guru dalam meningkatkan kualitas
mengajar.14
Menurut Kunandar, “penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan
guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta
didik yang meliputi aspek menerima (receiving), merespon (responding),
menilai (valuing), mengorganisasi (organization), dan mengkarakterisasi
(characterization)”.15
Berdasarkan uraian teori diatas, penilaian sikap diartikan sebagai
kegiatan guru yang terdiri dari mengukur dan membanding-bandingkan
tingkat pencapaian kompetensi sikap dari peserta didik yang meliputi
aspek menerima (receiving), merespon (responding), menilai (valuing),
mengorganisasi (organization), dan mengkarakterisasi (characterization).
b. Prinsip-Prinsip Penilaian
Ada beberapa prinsip yang menjadi dasar dalam melakukan penilaian,
yaitu keandalan (realibility), keshahihan (validity), dan kewajaran
(fairness).16 Dijelaskan juga didalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 mengenai prinsip penilaian, yaitu
sebagai berikut:
1) Objektif
Penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
2) Terpadu
Penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

14

Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian dalam Kelas, (Yogyakarta: Diva Press, 2011),

h. 20.

179.

15

Kunandar, op. cit., h. 100.

16

Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), h.

10

3) Ekonomis
Penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporannya.
4) Transparan
Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6) Edukatif
Mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.17
c. Jenis-Jenis Teknik Penilaian Sikap
Ada banyak teknik penilaian sikap yang dapat dilakukan oleh guru,
antara lain melalui:
1) Observasi

atau

pengamatan

perilaku

dengan

alat

lembar

pengamatan atau observasi;
2) Penilaian diri;
3) Penilaian teman sejawat (peer-evaluation) oleh peserta didik;
4) Jurnal;
5) Wawancara dengan alat panduan atau pedoman wawancara
(pertanyaan-pertanyaan langsung).18
Menurut Sudijono, untuk menilai sikap dapat digunakan alat berupa tes
sikap (attitude test)/skala sikap (attitude scale) karena tes tersebut
berbentuk skala.19 Skala sikap termasuk instrumen yang digunakan
dengan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta
didik. Sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik dan pada
wawancara berupa daftar pertanyaan.20

17

Kunandar, op. cit., h. 51.

18

Kunandar, op. cit., h. 115.

19

Sudijono, op. cit., h. 27.

20

Kunandar, op. cit., h. 115.

11

Teknik penilaian sikap yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penilaian diri. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan, “penilaian
diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi”.21 Muslich menegaskan bahwa melalui teknik ini,
peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk
selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan. Dengan demikian,
peserta didik lebih bertanggung jawab terhadap proses dan pencapaian
tujuan belajarnya.22
Di bawah ini adalah beberapa acuan kualitas instrumen penilaian diri
yang dikemukakan oleh Kunandar, yaitu sebagai berikut:
1) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana;
2) Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami oleh peserta didik;
3) Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah dipahami
oleh peserta didik;
4) Kriteria penilaian jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran
makna ganda/berbeda;
5) Mampu menunjukkan kemampuan pesera didik dalam situasi yang
nyata/sebenarnya;
6) Mampu mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian kompetensi
peserta didik;
7) Secara umum bermakna, mengarahkan peserta didik untuk
memahami kemampuannya;
8) Mampu mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid);
9) Memuat indikator kunci/indikator esensial yang menunjukkan
penguasaan satu kompetensi peserta didik;

21

Kunandar, op. cit., h. 52.

22

Masnur Muslich, Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), h. 71.

12

10) Indikator yang digunakan menunjukkan kemampuan yang dapat
diukur;
11) Mampu memetakan kemampuan peserta didik dari kemampuan
pada level terendah sampai kemampuan tertinggi.23
Terdapat 4 prinsip yang harus diperhatikan dalam penilaian diri, antara
lain:
1) Aspek yang akan dinilai oleh peserta didik harus jelas;
2) Menentukan dan menetapkan cara dan prosedur yang digunakan
dalam penilaian diri;
3) Menentukan cara mengolah dan menentukan nilai hasil penilaian
diri oleh peserta didik;
4) Membuat kesimpulan hasil penilaian diri yang dilakukan oleh
peserta didik.24
Adapun hal-hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian
sikap melalui penilaian diri, yaitu:
1) Menyampaikan kriteria penilaian kepada peserta didik;
2) Membagikan format penilaian diri kepada peserta didik;
3) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.25
Guru memiliki beberapa keuntungan dengan menggunakan teknik ini
untuk menilai sikap siswanya, keuntungan tersebut antara lain:
1) Meningkatkan keterlibatan siswa;
2) Memberikan informasi mengenai usaha dan ketekunan siswa;
3) Melalui teknik ini, guru bisa menumbuhkan kesadaran diri siswa
akan

tujuan

belajarnya

dan

menentukan

upaya

untuk

pencapaiannya.26

23

24

25

Kunandar, op. cit., h. 133-134.

Kunandar, op. cit., h. 132-133.

Kunandar, op. cit., h. 133.

26
Anon, Student Self-Assessment, (Canada: the Literacy and Numeracy Secretariat Capacity
Building Series, 2007), p. 3.

13

Siswa juga memperoleh dampak positif dengan digunakannya teknik
penilaian diri, yaitu:
1) Mengembangkan kemampuan metakognitif siswa;
2) Meningkatkan

rasa

tanggung

jawab

siswa

terhadap

pembelajarannya;
3) Mengurangi kesenjangan nilai diantara siswa;
4) Mengembangkan kapasitas berpikir kritis siswa;
5) Meningkatkan

kemampuan

penyelesaian

masalah

secara

matematis;
6) Memperbaiki kemampuan menulis narasi;
7) Mengurangi perilaku yang mengganggu.27
d. Penilaian Sikap Berbasis Kurikulum 2013
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Peraturan Pemerintah
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar
penilaian pendidikan, yang berbunyi:
Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin: (1) perencanaan
penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (2) pelaksanaan penilaian
peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan
sesuai dengan konteks sosial budaya, dan (3) pelaporan hasil penilaian
peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif.28
Menurut Peraturan Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan, standar
penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.29 Penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup penilaian autentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat

27

Ibid., p. 2

28

Kunandar, op. cit., h. 49.

29

Ibid.

14

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah.
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga
dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik
terhadap standar yang telah ditetapkan.30
3. Sikap Ilmiah
Sikap merupakan bagian dari tingkah laku manusia. Sebagai makhluk
sosial, sikap dibutuhkan manusia untuk bersosialisasi. Oleh karena itu,
informasi mengenai sikap seseorang adalah hal yang penting untuk diketahui.
Dengan demikian, sikap perlu dinilai/dievaluasi.31 Sikap didefinisikan oleh
Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood sebagai suatu bentuk
evaluasi atau reaksi dari sebuah perasaan yang mendukung atau tidak
mendukung.32
Gage mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan emosional, yang
dihasilkan dari pengalaman, berupa reaksi positif/negatif ke arah objek
psikologis.33 Sikap memberi arah pada perbuatan atau perilaku seseorang,
tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap.34 Menurut Jihad dan
Haris, “sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atas
tindakan yang diinginkan”.35

30

Kunandar, op. cit., h. 52.

31

Sudijono, op. cit., h. 27.

32

Saifuddin Azwar, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2013), h. 5.
33

Gage, Remmers, dan Rummel, A Practical Introduction to Measurement and Evaluation,
(Newyork: Harper & Brothers, 1980), p. 288.
34
Wayan Nurkancana dan Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha
1986), h. 275.
35

Jihad dan Haris, op. cit., h. 102.

Nasional,

15

Fathurrohman

dan

Suryana

menerangkan

bahwa

“sikap

bersifat

pembawaan dan hasil belajar menunjukkan adanya pengaruh bersama antara
pembawaan dan hasil belajar dari lingkungan”.36 Krathwohl mengatakan
bahwa ada lima aspek sikap yang bisa diidentifikasi, yaitu: a. Receiving
(Menerima), b. Responding (Merespon), c. Valuing (Menilai), d. Organizing
(Mengorganisasi), e. Characterizing (Mengkarakterisasi).37
Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing aspek.
a. Receiving (Menerima)
Aspek menerima (receiving) dapat diartikan sebagai suatu kepekaan
dalam menerima stimulasi dari luar yang datang kepada peserta didik
dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala. Dalam aspek ini termasuk juga
kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala
atau rangsangan dari luar.38 Menurut Ahmann dan Glock, terdapat 3
tingkatan yang terdapat pada aspek menerima, yaitu kesadaran, kesediaan
untuk menerima, mengontrol/memilih perhatian.39
b. Responding (Merespon)
Aspek merespon (responding) berarti adanya partisipasi aktif.40
Merespon juga dapat berupa reaksi seseorang terhadap stimulasi yang
datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan
dalam menjawab stimulus luar yang datang kepadanya.41 Tiga tingkatan
berikut ini adalah yang termasuk ke dalam aspek merespon, yaitu

36

Pupuh Fathurrohman dan Suryana, Guru Profesional, (Bandung: Refika Aditama, 2012), h.

104.
37
Leslie W. Trowbridge dan Rodger W. Bybee, Becoming a Secondary School Science
Teacher, (Ohio: Merill Publishing Company,1986), p. 131.
38

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 30.
39

J. Stanley Ahmann dan Marvin D. Glock, Evaluating Pupil Growth: Principles of Tests and
Measurements, (Boston: Allyn and Bacon, Inc., 1971), p. 47.
40

Sudijono, op. cit., h. 55.

41

Sudjana, op. cit., h. 30.

16

menyetujui tanpa protes ketika menjawab, kesediaan untuk merespon,
kepuasan dalam merespon.42
c. Valuing (Menilai)
Aspek menilai (valuing) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus di aspek sebelumnya.43 Dalam proses belajar
mengajar, peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan,
tetapi mereka telah mampu untuk menilai sebuah fenomena.44 Penerimaan
nilai, pilihan untuk sebuah nilai, dan komitmen, adalah tiga hal yang ada
di aspek menilai menurut Ahmann dan Glock.45
d. Organizing (Mengorganisasi)
Aspek mengorganisasi (organizing) yaitu pengembangan dari nilai ke
dalam satu sistem organisasi termasuk hubungan satu nilai dengan nilai
lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. 46 Makna
lainnya adala