BAB 1. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Gereja adalah bangunan ibadat bagi umat beragama Kristen yang mewadahi kegiatan spiritual bagi jemaatnya. Berbagai bentuk desain gereja telah tercipta sejak
berabad-abad silam. Seiring berkembangnya agama Kristen, bentuk dari bangunan gereja menjadi makin variatif. Hal ini menyebabkan tingkat kualitas akustik pada
setiap bangunan gereja menjadi berbeda-beda. Kondisi akustik yang baik sangat diperlukan bagi fasilitas umum seperti tempat ibadah. Menurut Doelle 1972, apabila
kondisi akustik dalam ruangan tidak dipertimbangkan maka akan mengganggu kejelasan suara yang ada dalam ruangan.
Akustik merupakan cabang dari ilmu Fisika yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara dihasilkan, perambatannya, dan dampaknya, serta mempelajari
bagaimana suatu ruang atau medium merespon suara dan karakteristik dari suara itu sendiri Hendra, 2013. Akustik berasal dari bahasa Yunani yang berarti segala
sesuatu yang berkaitan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi Suptandar, 2004. Akustik ruang merupakan salah satu
ilmu rekayasa bunyi yang mempelajari perilaku suara di dalam suatu ruang. Akustik ruang berhubungan dengan kualitas suara pada bangunan. Setiap bangunan memiliki
tingkat akustik yang berbeda. Tingkat akustik merupakan ukuran kualitas akustik suatu bangunan yang dipengaruhi oleh penilaian obyektif dan penilaian subyektif.
Penilaian obyektif meliputi besaran-besaran umum yaitu parameter akustik, sedangkan penilaian subyektif berdasarkan penilaian dari manusia Doelle, 1972.
Setiap bangunan memiliki kualitas akustik yang berbeda sesuai dengan fungsinya Sarwono, 2008. Suasana religius sangat penting dalam beribadah. Gereja
sebagai tempat ibadah diharapkan dapat menyediakan suasana religius yang dimaksud sehingga para jemaat pengguna gereja dapat lebih khusuk dalam
menjalankan ibadah. Salah satu penunjang suasana religius antara lain konsentrasi pada kegiatan ibadah dan juga minimnya gangguan baik dari dalam ataupun luar
ruangan yang tentunya berkaitan dengan maksimalnya kegiatan yang berada didalam ruangan. Kegiatan yang sering dilakukan di dalam gereja adalah kegiatan yang
banyak memerlukan kejelasan penyampaian suara misalnya pada saat khotbah dan puji - pujian. Penyampaian suara ini harus sampai pada jemaat dengan baik untuk
menjaga kekhusukan selama beribadah. Jika suaranya tidak dapat terdengar dengan jelas oleh setiap jemaat di seluruh ruangan maka jemaat tidak dapat berkonsentrasi
dan memiliki kecenderungan mengantuk atau berbisik-bisik. Keadaan seperti ini tidak efektif dikarenakan pesan moral tidak dapat ditangkap dengan baik oleh jemaat.
Peneliti melakukan pengukuran tentang tingkat akustik di tempat ibadah yang ada di Kabupaten Jember yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan GKJW Jember.
Tempat ibadah yang akan diteliti terbagi menjadi dua tempat yaitu GKJW Jl. Karimata dan GKJW Jl. Mawar Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat akustik pada tempat ibadah khususnya di gereja GKJW Jember. Pengukuran dilakukan pada hari minggu dalam waktu kurang lebih satu jam ketika proses
peribadatan tengah berlangsung. Dengan menggunakan alat Sound Level Meter tipe AZ8922, pengambilan data dilakukan di tengah
– tengah ruangan gereja dengan interval 10 menit dengan pembacaan hasil dilakukan setiap 1 menit. Dari data yang
telah didapatkan selanjutnya akan diolah menggunakan perangkat microsoft excel kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan baku tingkat kebisingan
PERMENLH no.48 tahun 1996 untuk mengetahui tingkat kebisingan di gereja tersebut. Apakah sudah sesuai dengan batas zona kebisingan di tempat ibadah
dengan mengacu pada peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana tingkat kebisingan pada gedung kebaktian di Gereja Kristen Jawi Wetan Jember pada saat
kebaktian berlangsung ?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini, meliputi: 1.
Tempat ibadah yang dipilih adalah Gereja Kristen Jawi Wetan di Jl. Karimata dan Jl. Mawar Jember.
2. Penelitian dilakukan pada hari Minggu waktu kegiatan rutin tempat ibadah.
3. Acuan yang digunakan yaitu PERMENLH no.48 tahun 1996 tentang tingkat
kebisingan pada tempat ibadah sebesar 55 dB.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebisingan pada gedung kebaktian di Gereja Kristen Jawi Wetan Jember pada saat kebaktian
berlangsung.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tingkat kebisingan di Gereja Kristen Jawi Wetan Jember.
2. Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian
berikutnya. 3.
Membantu memberi rekomendasi pada Gereja Kristen Jawi Wetan Jember untuk mengurangi tingkat kebisingan yang diterima jika terjadi kebisingan yang
melebihi batas yang ditentukan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bunyi