relai udara dan digunakan sebagai sebuah gaya penyeimbang oleh bellow di ujung lain batang. Suatu keseimbangan dihasilkan bila gaya bellow proprosional
dengan tekanan keluran sama dengan gaya kumparan proporsional dengan gaya elektrik masukan.
4.4. Konverter P-I
Pada Gambar 4.2 memperlihatkan bentuk umum sebuah konverter P-I.
Gambar 4.2 Konverter tekanan ke arus P-I
Konverter P-I adalah suatu alat yang berhubungan dengan sensor dimana untuk mengkonversikan tekanan yang dikirimkan oleh sensor untuk diubah
menjadi arus listrik standart 4-20 mA. Sinyal tekanan masukan diaplikasikan ke bellow dan menghasilkan simpangan batang. Simpangan ini diukur oleh LVDT
Linear Variable Differential Transmitter = transformer diferensial variabel linier. Linear variable differential transmitter adalah suatu perubahan induksi
magnet dari kumparan pirmer ke kumparan sekunder, dimana dalam keadaan
Universitas Sumatera Utara
setimbang inti magnet terletak ditengah dan kedua kumparan sekunder menerima fluks yang sama. Sedangkan dalam keadaan tidak setimbang, fluks pada satu
kumparan naik dan yang lainnya turun. Pada keseimbangan, gaya kumparan proporsional dengan arus keluaran sesuai dengan gaya dari bellow proporsional
dengan tekanan sinyal masukan. Offset nol 4 mA dalam sinyal elektrik cukup besar untuk menggerakkan
amplifier sehingga memungkinkan kedua kawat sinyal juga berfungsi sebagai jaringan pasokan. Hal ini dikenal sebagai operasi dua kawat.
4.5. Sistem Proses Pengendalian Level
Meskipun pada beraneka ragam industri kegiatan lainnya diperlukan pengaturan proses yang berbeda – beda, tetapi secara teknik instrument suatu
proses yang diatur mempunyai dasar pengertian yang sama. Suatu proses kontrol memerlukan prinsip dasar pengaturan dari proses untuk mendapat output dengan
hasil yang diinginkan melalui suatu pengaturan set point. Pada prinsipnya tujuan dari proses pengendalian level kontrol ini adalah
untuk menghilangkan ataupun untuk membuat sekecil mungkin error yang terjadi pada saat pengukuran level dalam suatu pengendalian level.
Hampir disemua proses dalam dunia industri membutuhkan alat – alat otomatis dalam hal pengendalian variabel proses termasuk dalam mengendalikan
level cairan. Gabungan serta kerja dari alat – alat pengendali otomatis pada pengendalian level yang disebut dengan sistem pengendalian level, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
semua peralatan yang membentuk sistem tersebut dinamakan dengan instrumentasi proses pengendalian level.
Dalam sistem proses pengendalian level, ada empat langkah yang harus diperhatikan yaitu :
1. Mengukur level
2. Membandingkan hasil level yang terukur dengan level yang diharapkan
atau yang diinginkan 3.
Menghitung kesalahan 4.
Mengoreksi serta memperbaiki kesalahan tersebut. Apabila langkah tersebut dapat dilakukan secara sekaligus oleh alat instrument,
maka sistem pengendalian level otomatis.
4.6. Sistem Pengendalian Pada pengukuran Level Dengan Transmitter