1.2 Perumusan Masalah
Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah : 1.
Ingin mengetahui pengaruh BHT : Fenol pada karet SIR 20 yang tervulkanisasi oleh Sulfur
2. Ingin mengetahui pengaruh BHT : Fenol pada karet SIR 20 yang tervulkanisasi
oleh benzoil peroksida
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, Penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1.
Sampel yang digunakan adalah Karet alam SIR 20 yang diperoleh dari PTPN III Rantau Prapat.
2. Bahan antioksidan yang digunakan adalah variasi perbandingan BHT : Fenol
dengan pemvulkanisasi peroksida dan sulfur
1.4 Tujuan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Ingin mengetahui pengaruh BHT : Fenol pada karet SIR 20 yang
tervulkanisasi oleh sulfur. 2. Ingin mengetahui BHT : Fenol pada karet SIR 20 yang tervulkanisasi oleh
benzoil peroksida
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh BHT : Fenol pada karet SIR 20 yang tervulkanisasi oleh
benzoil peroksida dan sulfur.
1.6 Metodologi Penelitian
- Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium.
- Karet SIR 20 diperoleh dari pabrik karet. Lalu Karet SIR 20 ini
dipotong – potong kecil sesuai dengan kebutuhan penelitian. -
Penggunaan alat extruder -
Penggunaan alat Hot Press -
Variabel – variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel Bebas : Fenol dan BHT.
2. Variabel Tetap : Karet alam SIR 20, bahan kimia Sulfur, Benzoil peroksida,
ZnO, MBTS, Asam stearat 3.
Variabel Terikat : Uji Tarik, uji Spektroskopi inframerah Fourier – Transform FTIR,Uji Viskositas Mooney seperti Po, PRI dan Kadar Abu
1.7 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Polimer dan laboratorium Pusat Penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara dan Laboratorium PT. Hadi Baru di Binjai dan Laboratorium Bea Cukai di Belawan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Karet alam
Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui polimerisasi enzimatik isopentilpirofosfat. Unit ulangnya adalah sama sebagaimana 1,4
poliisoprena. Susunan ruang demikian membuat karet mempunyai sifat kenyal. Adapun rumus bangun dari isoprena, polyisoprena dan cis 1,4 polyisoprena dapat
dilihat dibawah ini: CH
3
CH
2
= C – CH = CH
2
Gambar 2.1. Struktur monomer isoprena
CH
3
CH
3
- CH
2
– C = CH – CH
2
– CH
2
– C = CH – CH
2
– n
Gambar 2.2. Rumus bangun Polyisoprena
– CH
2
CH
2
– C = C
CH
3
H n
Gambar 2.3. Rumus bangun cis - 1,4 – Polyisoprena
Sumber : Stevens, M.P. 2001
Bentuk utama dari karet alam yang terdiri dari 97 cis 1,4 isoprena dikenal sebagai Havea Rubber. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri
dari 32-35 karet dan sekitar 33 senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol ester dan garam. Lateks biasa dikonversikan ke karet busa dengan aerasi
mekanik yang diikuti oleh vulkanisasi.
Stevens, M.P. 2001
Universitas Sumatera Utara
2.2. Perbedaan karet alam dengan karet sintetik