Gambar 3.5 Topologi Cincin Ring
Suatu WLAN bertopologi cincin menggunakan port fisik dan kabel terpisah untuk mentransmisikan dan menerima data. Setiap informasi yang diperoleh akan
diperiksa alamat oleh stasiun yang dilewatinya, jika bukan untuknya informasi dilewatkan sampai menemukan alamat yang benar. Setiap stasiun dalam jaringan
lokal yang terhubung dengan topologi cincin saling tergantung satu sama lain sehingga jika terjadi kerusakan pada suatu stasiun maka seluruh jaringan akan
terganggu. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan cincin ganda dengan salah satu cincin back-up seperti yang dipakai pada jaringan ring berteknologi FDDI.
3.5.3 Topologi Bintang Star
Dalam topologi bintang, sebuah elemen pusat misalnya hub, bridge, atau switch bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang
terjadi seperti Gambar 3.6.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6 Topologi Bintang Star
Pengiriman data dari satu stasiun ke stasiun lainnya harus melalui elemen pusat tersebut. Terminal pusat akan menyediakan jalur komunikasi khusus antara dua
stasiun yang akan berkomunikasi. Topologi ini mudah untuk dikembangkan, baik untuk penambahan maupun untuk pengurangan terminal. Banyaknya terminal yang
dapat terhubung tergantung pada jumlah port yang tersedia pada hub atau switch yang digunakan.
3.5.4 Topologi Pohon Tree
Topologi pohon pada dasarnya merupakan bentuk yang lebih luas dari topologi bintang. Seperti halnya topologi bintang, perangkat node, device yang ada
pada topologi pohon juga terhubung kepada sebuah pusat pengendali central hub yang berfungsi mengatur trafik di dalam jaringan. Meskipun demikian, tidak semua
perangkat pada topologi pohon terhubung secara langsung ke central hub. Sebagian perangkat memang terhubung secara langsung ke central hub, tetapi sebagian lainnya
terhubung melalui secondary hub, seperti Gambar 3.7 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7
Topologi Pohon Tree Pada topologi pohon terdapat dua atau lebih hub yang digunakan untuk
menghubungkan setiap perangkat ke dalam jaringan. Keseluruhan hub tersebut berdasarkan fungsinya terbagi menjadi dua bagian yaitu active hub dan passive hub.
Active hub berfungsi tidak hanya sekedar sebagai penerus sinyal data dari satu komputer ke komputer lainnya, tetapi juga memiliki fungsi sebagai repeater.
Sinyal data yang dikirimkan dari satu komputer ke komputer lainnya memiliki keterbatasan dalam hal jarak. Setelah berjalan sekian meter maka sinyal tersebut
akan melemah. Dengan adanya fungsi repeater ini maka sinyal data tersebut akan di- generate kembali sebelum kemudian diteruskan ke komputer yang dituju, sehingga
jarak tempuh sinyal data pun bisa menjadi lebih jauh dari yang biasanya. Sedangkan passive hub hanya berfungsi sebagai penerus sinyal data dari satu komputer ke
komputer lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Pada topologi pohon, seperti pada Gambar 3.7, central hub adalah selalu sebagai active hub sedangkan secondary hub adalah passive hub. Tetapi pada
pelaksanaannya, secondary hub bisa juga sebagai active hub apabila digunakan untuk menguatkan kembali sinyal data melalui secondary hub lainnya yang terhubung.
Karena pada dasarnya topologi ini merupakan bentuk yang lebih luas dari topologi bintang, maka kelebihan dan kekurangannya pada topologi bintang juga
dimiliki oleh topologi pohon. Perbedaannya adalah hub dan kabel yang digunakan menjadi lebih banyak sehingga diperlukan perencanaan yang matang dalam
pengaturannya dengan mempertimbangkan segala hal yang terkait, termasuk di dalamnya adalah tata letak ruangan. Meskipun demikian, topologi ini memiliki
keunggulan lebih mampu menjangkau jarak yang lebih jauh dengan mengaktifkan fungsi repeater yang dimiliki oleh hub.
3.6 Standar WLAN 802.11