3.4 Pengolahan Data 3.4.1 Pemakaian Air
3.4.1.1 Secara Teoritis 3.4.1.1.1 Analisis Debit Kebutuhan Air Irigasi Pada Tingkat Persawahan
Dalam analisa kebutuhan air irigasi pada tingkat persawahan, hanya
dihitung pada masa penyiapan lahan. Hal ini dikarenakan waktu penyiapan lahan dan penanaman pada daerah irigasi tidak merata, dan kebutuhan air untuk irigasi
terbesar terjadi ketika sawah sedang dalam masa pengolahan lahan. Dengan alasan demikian, dilakukan analisa kebutuhan air pada masa penyiapan lahan pada
tingkat persawahan. Selain dari pada itu, alasan menganalisa kebutuhan air pada tingkat
persawahan pada masa pola tanam adalah untuk membandingkan kebutuhan air ditingkat persawahan secara teoritis dengan besar kebutuhan air pada tingkat
persawahan berdasarkan penelitian dilapangan. Dengan membandingkan keduanya, akan dapat dilihat manakah yang membutuhkan air paling besar,
apakah berdasarkan kenyataan dilapangan ataukah berdasarkan teori yang ada. Kedua hasil perhitungan akan dievaluasi dengan besar ketersediaan air pada
bendung Bandar Sidoras. Langkah pertama diawali dengan menghitung nilai M, yaitu kebutuhan air
untuk mengganti kehilangan air dengan rumus 2-27. Setelah diperoleh besar nilai M, maka dengan menggunakan tabel 2.6 akan dicari besarnya kebutuhan air
irigasi pada masa penyiapan lahan pada tibngkat persawahan denganc ara interpolasi.
3.4.1.1.2 Analisis Debit Kebutuhan Air Irigasi Pada Pintu Pengambilan DR
Kebutuhan air pada pintu pengambilan adalah banyaknya air untuk memenihi kebutuhan air sawah secara di seluruh luas areal pengaliran secara
keseluruhan. Analisis kebutuhan air pada pintu pengambilan dibagi dibagi atas dua, yakni kebutuhan air pada saat penyiapan lahan dan kebutuhan air pada masa
tanam. Oleh karena itu perhitungan kebutuhan air pada pintu pengambilan merupakan kelanjutan dari pada perhitungan kebutuhan air pada tingkat
persawahan. Dalam analisis data penelitian meliputi:
A. Analisis NFR Waktu Pengolahan Lahan
Kebutuhan air masa penyiapan lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Lama Penyiapan Lahan T ditentukan 2 x 2 minggu 30 hari, 1 bulan,
atau 3 x 2 minggu 45 hari, 1,5 bulan, tergantung luas petak garapan dan kemampuan pengerjaan. Dalam penelitian ini, berdasarkan pola
tanam yang diterapkan, lamanya pengolahan lahan berdasarkan pola tanam ditentukan 30 hari 1 bulan.
2. Kondisi tanah sawah sewaktu penyiapana lahan, untuk penentuan
penjenuhan S, untuk tanah kering biasabasah dibutuhkan tebal penjenuhan 250 mm genangan, sedangkan untuk tanah berobero
dibutuhkan tebal penjenuhan 300 mm.
B. Analisis NFR Waktu Masa Tanam
NFR masa tanam adalah kebutuhan air pada saat masa tanam. Kebutuhan air pada masa tanam diperhitungkan dengan rumus 2-29. Kebutuhan air pada
saat masa tanam dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :
1. Menentukan Nilai Evapotranspirasi Tetapan Et
Untuk menentukan nilai Evaporasi Tetapan , maka dibutuhkan data – data klimatologi untuk mengetahui besarnya nilai ET
. Data klimatologi yang dimaksud adalah data kelembaban udara, kecepatan angin, temperatur
udara, suhu udara. Menentukan besarnya nilai ET adalah dengan
menggunakan metode Penman modifikasi sesuai yang dijelaskan pada Bab 2 rumus 2-16.
2. Analisis Evapotranspirasi Pada Tanaman ETc
Dari hasil analisis Evapotranspirasi Tetapan ET , maka dapat kemudian
menghitung nilai ETc. Nilai Etc sangat bergantung pada kondisi klimatologi dan koefisien tanaman. Nilai koefisien tanaman bergantung pada jenis
varietas tanaman yang ditanam. Dalam penelitian untuk masa tanam Padi I dan Padi II dipakai nilai koefisien tanam FAO varietas unggul. Nilai
Koefisien tanaman Kc dapat dilihat pada Tabel 2.1. Untuk menghitung besar nilai ETc, dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti yang
dijelaskan pada rumus 2-30.