4.4.1 Pengaruh Keterampilan Terhadap Keluarga Miskin
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel keterampilan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keluarga miskin dengan koefisien 7.058,002. Hal
ini berarti semakin bertambahnya keterampilan maka konsumsi per bulan akan meningkat yang berarti keluarga miskin akan semakin menurun.
Keterampilan merupakan kecakapan yang berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan dalam menghadapi tugas-tugas atau pekerjaan yang
bersifat teknis atau non-teknis. Pada umumnya keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat di daerah pedesaan dapat dikembangkan dengan cara diberikan
pelatihan-pelatihan dan juga pengembangan yang dapat bermanfaat bagi daerah dan lingkungannya.
Menurut Tua Efendi 2002, pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan. Dilihat dari tujuannya, umumnya kedua konsep tersebut dapat dibedakan. Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, sedangkan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa
yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja.
Menurut Schermerhorn 1994, keterampilan atau bakat aptitude yang dimiliki seseorang merupakan kecakapan bawaan individu yang memungkinkan
untuk belajar dan berkembang menjadi suatu kemampuan yang nyata setelah melalui latihan khusus. Bakat ini juga dapat disebut sebagai potensi dasar dari
suatu ability. Sehingga kemampuan ability dapat dipahami sebagai kapasitas yang berhubungan dengan kecakapan seseorang untuk melaksanakan atau
menyelesaikan suatu pekerjaan dan tugas-tugas yang bervariasi untuk kebutuhan suatu pekerjaan.
4.4.2 Pengaruh Jumlah Tanggungan keluarga Terhadap Keluarga Miskin