Sistem Pengapian CDI-AC BUSI

210

1. Sistem Pengapian CDI-AC

Sistem CDI-AC pada umumnya terdapat pada sistem pengapian elektronik yang suplai tegangannya berasal dari source coil koil pengisisumber dalam flywheel magnet flywheel generator. Contoh ilustrasi komponen-komponen CDI-AC seperti gambar: 4.48 dibawah ini. Gambar 4.48 Komponen-komponen CDI – AC berikut rangkaiannya Cara Kerja Sistem Pengapian CDI-AC Pada saat magnet permanen dalam flywheel magnet berputar, maka akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil seperti terlihat pada gambar 4.49 di bawah ini. Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang menjadi arus searah oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor kapasitor dalam CDI unit. Di unduh dari : Bukupaket.com 211 Gambar 4.49 Cara kerja CDI – AC 1 Rangkaian CDI unit bisa dilihat dalam gambar 4.50. Kapasitor tersebut tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum SCR thyristor bekerja. Gambar 4.50 Diagram rangkaian dasar Unit CDI Pada saat terjadinya pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan disalurkan ke gerbang gate SCR. Seperti terlihat pada gambar 4.51 di bawah ini: Di unduh dari : Bukupaket.com 212 Dengan adanya trigger pemicu dari gate tersebut, kemudian SCR akan aktif on dan menyalurkan arus listrik dari anoda A ke katoda K lihat posisi anoda dan katoda pada gambar 4.52 Gambar 4.51 Cara kerja CDI – AC 2 Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus discharge dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer primary coil koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri lihat arah panah aliran arus pada kumparan primer koil. Gambar 4.52 Cara kerja CDI – AC 3 Di unduh dari : Bukupaket.com 213 Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar. Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti waktu pengapian Ignition Timing ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker platina dan kapasitor melakukan pengosongan arus discharge sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk memercikan bunga api pada busi.

2. Sistem Pengapian CDI-DC