Pengaruh tingkat pengembalian aset dan laba per lembar saham terhadap tingkat pengemalian saham pada perusahaan rokok y ang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

(2)

(3)

(4)

Nama : Maulana Hidayat Tempat / Tgl Lahir : Cimahi, 31 Mei 1990

Alamat : Jln. Cihanjuang Gang Salwi No. 7B Rt/Rw 01 / 18 Cimahi 40153

Agama : Islam

Email : Redroseareblues@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1995-1996 TK Aisyiah I Cimahi 2. 1996-2002 SD Kartika III-3 Cimahi 3. 2002-2005 SMP Negeri 9 Cimahi 4. 2005-2008 SMA Negeri 13 Bandung

5. Pada tahun 2008, penulis tercatat sebagai Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia.


(5)

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

The Influence of Return On Assets and Earning Per Share to Stock Return in Tobacco Manufactures Companies listed in Indonesia Stock Exchange

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

MAULANA HIDAYAT 21208012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(6)

Segala Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul: Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset Dan Laba Per Lembar Saham Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Bapak Dr. Dedi Sulistio Soegoto, ST.,MT, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si, Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Linna Ismawati, SE.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dalam memberikan bimbingan, arahan dan juga memotivasi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Semua Dosen Fakultas Ekonomi Khususnya Manajemen terima kasih untuk pengabdian serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis, semoga ilmu


(7)

6. Ayah dan Ibu yang saya hormati, Terimakasih atas segala do’a, pengorbanan baik materil maupun moril serta dukungannya sampai saat ini, semoga penulis menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, sukses dalam hidup, dan bisa membalas budi baik kalian.

7. Serta saudara – saudaraku dan keluarga besar semua yang telah memberikan motivasi yang sangat berarti bagi penulis.

8. Sahabatku, Andri, Dimas yang telah sangat banyak membantu. Teman-teman Mn-1 2008 Tika, Novan, Agus, Aldi, Dika, Andhika, Deni dan teman seperjuangan Winda, Adya, Herdis, Eryan, Usman, Willy dan Fazri. Terimakasih banyak atas segala bantuan dan dukungannya.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna. Keterbatasan pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman penulis adalah hal yang menjadi kekurangan penulis. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan di kemudian hari.

Akhirnya penulis panjatkan doa semoga Allah SWT memberikan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Bandung, Januari 2013 Penulis

Maulana (21208012)


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka ... 13


(9)

2.1.3 Tingkat Pengembalian Saham ... 20

2.1.4 Hubungan antar variabel ... 22

2.1.4.1 Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset terhadap Tingkat Pengembalian Saham ... 22

2.1.4.2 Pengaruh Laba Per Lembar Saham terhadap Tingkat Pengembalian Saham ... 23

2.1.5 Penelitian Terdahulu ... 24

2.2 Kerangka Pemikiran ... 29

2.3 Hipotesis ... 32

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 33

3.2 Metode Penelitian ... 33

3.2.1 Desain Penelitian... 36

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 38

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 42

3.2.3.1Sumber Data ... 42

3.2.3.2Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 45

3.2.5.1Rancangan Analisis ... 45


(10)

viii

4.1.1 PT. Gudang Garam Tbk ... 55

4.1.2 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk ... 57

4.1.3 PT. Bentoel Internasional Investama Tbk ... 58

4.1.4 Kegiatan Perusahaan ... 60

4.2Analisis Deskriptif 4.2.1Perkembangan Rata-Rata Tingkat Pengembalian Aset ... 61

4.2.2Perkembangan Rata-Rata Laba Per Lembar Saham ... 64

4.2.3Perkembangan Rata-Rata Tingkat Pengembalian Saham .... 67

4.3Analisis Verifikatif ... 71

4.3.1Uji Asumsi Klasik ... 71

4.3.2Analisis Regresi Linear Berganda ... 79

4.3.3Analisis Korelasi Pearson ... 84

4.3.4Koefisien Determinasi ... 90

4.3.5Pengujian Hipotesis Parsial Uji t ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ………103 LAMPIRAN


(11)

Agnes Sawir. (2001). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Agus Sartono. (2001). Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi, Edisi Empat, Yogyakarta: BPFE

Eduardus Tandelilin. (2010). Analisa Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta:BPFE.

Gujarati, DN. (1995). Ekonometrika Dasar. Terjemahan. Mc. Graw Hill, Inc. Massaachussetts

Hasdi Putra. ”Kiprah Rokok di Kampus.”

http://hasdiputra.blogspot.com/2007/03/kiprah-rokok-di-kampus.html. (Diupload pada tanggal 09/03/2007 5:21 PM)

Henry Simamora. (2000), Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.

Hikman. “Analisa Saham.”

http://www.indofinanz.com/riset/ap/hmsp/20030120APHMSP.htm. (Diupload tanggal 20/01/2003).

Indy Rahmawati dan Budi Sukmadianto. “Harga Rokok Kembali Naik.”

http://news.liputan6.com/read/24504/desember-2001-harga-rokok-kembali-naik. (Diupload pada tanggal 28/11/2001 20:15)

IZ. “Cukai Rokok Kretek Sebaiknya Tidak Naik.”

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=1076 . (Diakses pada tanggal 11/02/2013).

Jogiyanto Hartono. (1998). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi pertama.Yogyakarta: BPFE-UGM.

Jonathan Sarwono. (2005). SPSS 15 Teori dan Latihan, Edisi 11, PT. Danamartha Sejahtera Utama, Bandung.


(12)

KTR. ”Indonesia (Bukan) Surga Rokok”

http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/program/pengendalian-rokok/40-indonesia-bukan-surga-rokok. (Diakses pada tanggal 11/02/2013 12:02)

Lukman Dendawijaya. (2005). Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta

Lukman Syamsudin. (2007). Manajemen keuangan perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Mamduh Hanafi dan Abdul Halim. (2003). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Yogyakarta: AMP-YKPN.

Mohamad Samsul. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis,Bandung: CV ALFABETA

Tjiptono Darmadji. (2001). Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

Zaki Baridwan. (2004). Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Yogyakarta; BPFE.


(13)

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Tingkat Pengembalian Aset (Return On Assets)

Salah satu komponen yang sangat sering dipakai untuk menganalisis kinerja keuangan keuangan adalah Tingkat Pengembalian Aset, yang juga merupakan salah satu bagian dari Rasio Profitabilitas. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan.

Menurut Sutrisno (2009:16) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.

Menurut Mamduh M. Hanafi (2001:30) Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.

Menurut S. Munawir (2007:33) menyatakan bahwa Rentabilitas atau Profitability adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan selama periode tertentu berdasarkan penjualan, aktiva dan modal.


(14)

Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghitung rasio profitabilitas, yaitu :

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio Gross Profit Margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Formulasi dari gross profit margin atau GPM adalah sebagai berikut: Penjualan – harga Pokok Penjualan

GPM = X 100%

Penjualan

(A.Sawir, 2001:18)

2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio Net Profit Margin (NPM) menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain ratio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak

NPM = X 100% Penjualan


(15)

3. Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets)

Return on Investment / Return on Assets atau tingkat pengembalian atas aset menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.

Analisa Return on Assets (ROA) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh/komprehensif. Analisa Return on Assets (ROA) ini sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Assets (ROA) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian Return on Assets (ROA) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (Net Operating Assets). Sebutan lain untuk ROI adalah “Net Operating profit Rate Of Return” atau “Operating Earning Power” (S.Munawir, 1995: 89).


(16)

Formulasi dari return on assets atau ROA adalah sebagai berikut: Laba setelah pajak

ROA = X 100% Total Aktiva

(A. Sawir, 2001:89)

4. Tingkat Pengembalian Equitas (Return on Equity)

Return on Equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio ini dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang semakin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Formulasi dari return on equity atau ROE adalah sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak

ROE = X 100%

Modal sendiri

(A. Sawir, 2001:20)

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan investasi yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan atas laporan keuangan dengan menggunakan tingkat pengembalian aset menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Tingkat Pengembalian


(17)

Aset atau sering disebut Return on Asset (ROA) sebagai Rentabilitas Ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu dengan aktiva yang tersedia. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003:159). Formula ROA bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Laba setelah pajak

ROA = X 100% Total Aktiva

Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 372) menyatakan bahwa Return on Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaaan bisa menghasilkan laba.

Menurut Henry Simamora (2000: 529) menyatakan bahwa Pengembalian Aktiva (Return On Asset) merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan.

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003:83) berpendapat bahwa Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Tingkat Pengembalian Aset (Return on Asset) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang


(18)

dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio rentabilitas / profitabilitas yang lainnya. Rasio Pengembalian Aset (Return On Asset) lebih luas daripada return on common stockholder’s equity (ROE) karena rasio ini membandingkan imbalan untuk para pemegang saham dan kreditor dengan jumlah aset (jumlah sumber daya yang dipasok oleh para pemegang saham dan kreditor).

2.1.2 Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan terlebih bagi para investor adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai earning per share (EPS).

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:374) menjelaskan Earnings Per Share (EPS) menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003:186) Laba per Lembar Saham (EPS) yaitu kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai.

Menurut Zaki Baridwan (2003:448) menjelaskan mengenai laba per lembar saham (Earning Per Share) yakni Pendapatan per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Laba per Lembar Saham merupakan rasio yang mengukur seberapa besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan dari setiap lembar saham yang dimilikinya dalam satu


(19)

periode yang juga menjadi acuan para investor mengenai laba yang akan diterima dari lembar saham yang dimilikinya.

Laba per lembar saham dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa kita hitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

beredar saham jumlah pajak dan bunga setelah bersih Laba EPS

(E. Tandelilin, 2010:374) Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terhadap korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dan pertumbuhan harga saham. Bagi para investor informasi EPS dapat menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan (E.Tandelilin, 2010:365).


(20)

2.1.3 Tingkat Pengembalian Saham (Stock Return)

Dalam melakukan investasi di dalam pasar modal, tujuan utama yang ingin dicapai oleh pelaku pasar adalah memaksimalkan return, salah satunya adalah return saham.

Menurut Jogiyanto (2001:115) return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss.

Menurut Mohamad Samsul (2006: 291) Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa return saham merupakan persentase keuntungan yang diperoleh para investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss.

Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss. (Mohamad Samsul, 2006: 291-293) dengan rumus penghitungan sebagai berikut :

1 1) (     it it it it P P p R Keterangan :

Rit = Return saham i untuk periode t (hari, bulan, tahun

berjalan,dan sebagainya).

Pit = harga saham penutupan i pada periode t.


(21)

Pada penelitian ini harga saham dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung return tahunan. Hal itu berlaku jika dalam periode pengamatan tidak ada tindakan corporate action oleh perusahaan. Namun apabila sulit untuk menelusuri ada tidaknya corporate action, cara terbaik adalah dengan menggunakan Indeks Harga Saham Individual (IHSI)

Menurut Jogiyanto (2001:117) return saham dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Return Realisasi

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa datang.

2. Return Ekspektasi

Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003:2), Return dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Return yang telah terjadi (actual return) dihitung berdasarkan data historis. 2. Return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang (expected


(22)

2.1.4 Hubungan antar Variabel

2.1.4.1 Pengaruh antara Tingkat Pengembalian Aset (X1) terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Y)

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:386) menjelaskan bahwa Return On Asset (ROA) mengukur tingkat return akuntansi atas total aktiva perusahaan.

Menurut Lukman Dendawijaya (2003: 120) menyatakan bahwa ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset.

Menurut Lestari dan Sugiharto (2007: 196) ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian aset yang besar akan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, karena


(23)

keuntungan yang akan mereka terima besar, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian tingkat pengembalian aset berpengaruh positif terhadap return saham.

2.1.4.2 Pengaruh antara Laba Per Lembar Saham (X2) terhadap Tingkat Pengembalian Saham (Y)

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:139) Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan, maka akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Menurut Lukman Syamsudin (2007:66-67) menyatakan bahwa pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan EPS. Karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal itu merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan perusahaan berhasil meningkatkan tarap kemakmuran investor dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Dengan harapan investor memperoleh tingkat return yang tinggi pula.

EPS ini akan sangat membantu investor karena informasi EPS ini bisa menggambarkan prospek earning suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Karena EPS menunjukan laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua


(24)

pemegang saham perusahaan, maka semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan investasi diperusahaan tersebut.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Dari uraian mengenai penelitian terdahulu diatas penulis akan menggambarkan tabel studi empiris dalam penelitian ini untuk mempermudah memahami persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

No. Nama Persamaan Perbedaan Hasil

1. Dewi Indah Rostarina

Variabel independen 1

return on assets dan variabel dependen

return saham

Pada penelitian sebelumnya terdapat Operating Cash Flow

dan Economic Value Added

sebagai variabel independen, sementara pada penelitian ini

earning per share. Sebelumnya sampel 19 perusahaan manufaktur 2000-2002, sedangkan pada penelitian ini sampel pada tobacco manufactures 2001-2011

ROA , OCF , EVA berpengaruh secara parsial terhadap return

saham

2. Taufik Variabel independen 1 ROA dan variabel dependen return

saham

Pada penelitian sebelumnya terdapat Economic Value Added

dan return on equity sebagai variabel independen, sementara pada penelitian ini earning per share.

Sebelumnya sampel sektor perbankan 2002-2005, sedangkan pada penelitian ini sampel pada tobbaco manufactures 2001-2011

EVA berpengaruh sangat bersar terhadap return saham, dibandingkan ROA dan ROE

3. Ratna Prihantini

Variabel independen 1 ROA dan variabel dependen return

Pada penelitian sebelumnya terdapat debt to equity ratio dan

current ratio sebagai varibel

DER berdampak negatif


(25)

saham independen, sementara pada penelitian ini earning per share.

Sebelumnya sampel pada sektor perumahan real estate.

Sedangkan pada penelitian ini pada tobacco manufactures

2001-2011

dan CR berdampak positif dan signifikan terhadap return

saham 4. Dede Aji

Hermawan

Variabel independen 2

earning per share dan variabel dependen

return saham

Pada penelitian sebelumnya terdapat Debt to Equity Ratio,

dan Net Profit Margin ,

sementara pada penelitian ini

return on assets.

Sebelumnya sampel sektor perbankan 2008-2010, sedangkan pada penelitian ini

tobbaco manufactures 2001-2011

Terdapat pengaruh signifikan DER, NPM, EPS terhadap return

saham

5. Eddy Stjipto Variabel independen 2

earning per share dan variabel dependen

return saham

Pada penelitian sebelumnya terdapat BETA dan debt to equity ratio, sementara pada penelitian ini return on assets. Sebelumnya sampel 31 perusahaan sektor properti dan

real estate 2004-2006, sedangkan pada penelitian ini

tobbaco manufactures 2001-2011

BETA berpengaruh signifikan terhadap return

saham.

Sedangkan untuk DER dan EPS berpengaruh terhadap return

tahunannya. 6. Ketut Alit

Suardana

Variabel independen 1 ROA dan variabel dependen return

saham

Pada penelitian sebelumnya terdapat Capital Adequancy Ratio, Loan to deposit ratio, operating income (BOPO), sementara pada penelitian ini

earning per share. Sebelumnya sampel sektor perbankan 2003-2005 sedangkan pada penelitian ini tobbaco manufactures 2001-2011

ROA, CAR, LDR, BOPO berpengaruh terhadap return

saham.

7. Christian Syauta dan Indra Widjaja

Variabel independen 1 ROA dan variabel dependen return

saham

Pada penelitian sebelumnya terdapat net performing loan, loan to deposit ratio, net interest margin, sementara pada

penelitian ini earning per share. Sebelumnya sampel sektor perbankan 2004-2006, sedangkan pada penelitian ini

tobacco manufactures 2001-2011

ROA dan NPL berpengaruh positif, LDR dan NIM

berpengaruh negatif terhadap


(26)

8. Agus Harjito dan Rangga Aryayoga

Variabel independen 1 ROA dan variabel dependen return

saham

Pada penelitian sebelumnya terdapat economic value added, return on equity, net performing margin. Sementara pada penelitian ini earning per share. Sebelumnya sampel persusahaan manufaktur 2004-2007,

sedangkan pada penelitian ini

tobacco manufactures 2001-2011

EVA ROA ROE NPM

menunjukan adanya pengaruh signifikan terhadap return

saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Indah Rostina (2004) membuktikan bahwa terdapat pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham, dengan menggunakan rasio Return on Asset, arus kas operasi (operating cash flow/OCF), dan Economic Value Added sebagai variabel independent. Dengan menggunakan regresi linear berganda, Dewi Indah membuktikan bahwa rasio Return on Asset, arus kas operasi (operating cash flow/OCF), dan Economic Value Added berpengaruh terhadap return saham. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0, 160 menunjukkan bahwa sebesar 16 % variasi dalam return saham dipengaruhi oleh variabel ROA, OCF dan EVA sedangkan sisanya sebesar 84 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yaitu sebanyak 19 perusahaan dengan periode penelitian 2000 sampai 2002. Analisis secara parsial membuktikan bahwa variabel OCF yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return dengan tingkat kesalahan sebesar 0, 295 lebih besar daripada nilai α = 5 %, yang artinya variabel ini tidak berpengaruh terhadap return saham dibanding variabel yang lain.


(27)

Penelitian lain dilakukan oleh Taufik (2007) EVA, ROE dan ROA mempengaruhi stock return sektor perbankan di PT Bursa Efek Jakarta tahun 2002 – 2005, namun dominasinya tidak terlalu besar. EVA ternyata lebih superior mempengaruhi stock return sektor perbankan dibandingkan dengan ROE dan ROA. Perusahaan di sektor perbankan sebaiknya melakukan efisiensi di biaya modal atau memilih struktur modal yang optimal dan menoptimalkan pengunaaan asset yang dimiliki, dengan demikian biaya modal bisa ditekan seminimal mungkin yang akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap nilai EVA, ROE dan ROA perusahaan.

Pada penelitian yang dilakukan Ratna Prihantini (2009) Hasil penelitian bahwa dari kelima variable yaitu variabel inflasi, nilai tukar dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham. Sedangkan Return On Asset (ROA) dan Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham pada industri real estate and property.

Penelitian yang dilakukan oleh Eddy Sucjipto hasil penelitian bahwa dari keempat variabel yaitu variabel BETA berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan earning per share, debt to equity ratio hanya berpengaruh pada return saham tahunannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Agus Harjito dan Rangga Aryayoga hasil penelitian keempat variabel economic value added, return on assets, return on equity, net performing loan menunjukan adanya pengaruh signfikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur tahun 2004-2007.


(28)

Penelitian yang dilakukan Christian Syauta dan Indra Widjaja hasil penelitian bahwa dari empat variabel, return on assets net performing loan berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan loan to deposit ratio dan net interest margin berpengaruh negatif terhadap return saham.

Dedi Aji Hermawan dalam Management Analysis Journal, Tahun 2012, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. yang berjudul Pengaruh Debt to Equity ratio, Earning Per Share dan Net Profit Margin terhadap Return Saham pada perusahaan sektor perbankan 2008-2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity ratio (DER), earning per share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM)) sebagai variabel indepedennya dan return saham perusahaan sektor perbankan di BEI sebagai variabel dependen. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda dan pengujian korelasi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang negatif antara DER terhadap return saham. Dan terdapat pengaruh positif antara EPS terhadap return saham secara parsial.


(29)

2.2 Kerangka Penelitian

Seorang investor perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai bagaimana kinerja keuangan emiten dalam keputusan investasinya. Untuk itu, investor membutuhkan banyak informasi baik informasi mengenai perusahaan itu sendiri maupun informasi umum lainnya. Informasi utama yang dibutuhkan adalah informasi keuangan yang diperlukan untuk menilai risiko yang melekat dalam investasi maupun untuk memperkirakan tingkat pengembalian yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Investor yang akan melakukan kegiatan investasi berupa saham harus dapat menganalisis saham suatu perusahaan dengan cara mengamati beberapa indikator atau informasi yang berkaitan dengan perubahan harga saham. Analisis yang digunakan dalam penilaian tersebut adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis fundamental, menurut Jogiyanto (2008: 126) menerangkan bahwa analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan.

Ada beberapa analisis rasio yang digunakan untuk menilai return saham melalui analisis fundamental, namun demikan dalam penelitian ini analisis fundamental yang dipilih adalah tingkat pengembalian aset (ROA) dan laba per lembar saham (EPS), melalui analisis rasio ini diharapkan akan memberikan gambaran yang lebih menyeluruh dari kinerja perusahaan melalui data-data keuangan perusahaan.


(30)

Menurut Lukman Dendawijaya (2003: 120) menyatakan bahwa ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset.

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:139) semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan, maka akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Menurut Lukman Syamsudin (2007:66-67) menyatakan bahwa Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan EPS. Karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal itu merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan perusahaan berhasil meningkatkan tarap kemakmuran investor dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Dengan harapan investor memperoleh tingkat return yang tinggi pula.


(31)

Untuk memperjelas kerangka dari penulisan ini maka dibuatlah suatu kerangka konseptual sebagai berikut :

(Lukman Dendawijaya, 2003: 120)

(Darmadji dan Fakhrudin, 2006: 139)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Kerangka konseptual dari penulisan ini adalah penggunaan rasio keuangan yaitu dengan memilih rasio Return on Asset dan Earning per Share yang digunakan sebagai rasio yang diperkirakan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap Return saham.

Tingkat Pengembalian Aset : - Laba Setelah Pajak - Total Aset

(Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim, 2003: 159)

Laba Per Lembar Saham : - Laba setelah bunga dan

pajak

- Jumlah saham yang beredar (Eduardus Tandelilin, 2010: 374)

Tingkat Pengembalian Saham: - Harga Saham Penutupan - Harga Saham Penutupan pada periode sebelumnya

(Mohamad Samsul, 2006: 291-293)


(32)

2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.

Hipotesis atau dugaan sementara yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tingkat Pengembalian Aset dan Laba Per Lembar Saham secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada perusahaan subsektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(33)

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Sugiono (2004:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).

Sedangkan menurut Husein Umar (2005:303) Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.

Dari kedua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul penelitian yaitu, Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset dan Laba Per Lembar Saham terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan kategori tobbaco manufactures yang terdaftar di BEI periode 2001-2011, maka objek penelitian ini adalah Tingkat Pengembalian Aset, Laba Per Lembar Saham, dan Tingkat Pengembalian Saham.

3.2 Metodologi Penelitian

Pengertian metode penelitan menurut Sugiyono (2007:4) adalah Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid


(34)

dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memcahkan dan mengantisipasi masalah.

Adapun metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif (kualitatif) dan penelitian verifikatif (kuantitatif) yang dijelaskan melalui pengumpulan data di lapangan.

Menurut Sugiyono (2007:14) mendefinisikan bahwa metode deskriptif analisis adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.

Adapun ciri-ciri metode deskriptif :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.

Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk melihat perkembangan tingkat pengembalian aset, laba per lembar saham, tingkat pengembalian saham dari tobbaco manufactures yang terdaftar di BEI.


(35)

Menurut Masyhuri (2008:45) metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.

Sedangkan Menurut Sugiyono (2007:13), menerangkan bahwa Metode Kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari objek yang akan diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti, dapat digali fakta-fakta yang bersifat empiris dan terukur. Tujuan dari metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif adalah membuat suatu uraian secara sistematis mengenai fakta–fakta dan sifat–sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan antara variabel yang terlibat didalamnya.

Dalam penelitian ini metode verifikatif digunakan untuk menguji lebih dalam tentang pengaruh tingkat pengembalian aset dan laba per lembar saham terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan kategori tobbaco manufactures yang terdaftar di BEI. Dari penjelasan metode-metode diatas kesimpulannya adalah metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, metode tersebut bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diteliti dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis.


(36)

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian, perlu dibuat desain penelitian yang bertujuan agar data dan informasi yang diperoleh lengkap dan akurat. Selain itu dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis sesuai dengan yang diharapkan penulis.

Desain penelitian menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) adalah rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.

Sedangkan menurut Moh. Nazir (2005:84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Dari pengertian - pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan proses keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Oleh sebab itu, membuat desain penelitian sangat penting agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.


(37)

3.1 Tabel Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode yang

digunakan Unit Analisis Time Horizon T - 1 Deskriptif Deskriptif Tingkat

Pengembalian Aset Cross Sectional T – 2 Deskriptif Deskriptif Laba Per Lembar

Saham Cross Sectional T – 3 Deskriptif Deskriptif Tingkat

Pengembalian Saham Cross Sectional

T – 4 Deskriptif dan Verifikatif Deskriptif dan Verifikatif Tingkat Pengembalian Aset, Laba Per Lembar Saham dan Tingkat Pengembalian Saham

FULL DATA

Adapun desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan judul dan fenomena.

2. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengembalian Aset dan Laba Per Lembar Saham terhadap Tingkat Pengembalian Saham melalui hipotesis yang peneliti ambil.

3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independen), yaitu Tingkat Pengembalian Aset sebagai variabel “X1” dan Laba Per Lembar Saham sebagai variabel “X2” dan variabel terikat (dependen), yaitu


(38)

Tingkat Pengembalian Saham sebagai variabel “Y”. Ketiga variabel tersebut akan diuraikan secara khusus mulai dari indikator, skala pengukuran, dan instrumen penelitiannya.

4. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif .

5. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh Peneliti, adalah: 1. Dokumentasi (Filing).

2. Studi kepustakaan (library research)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2004:31) menerangkan bahwa variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2004:33). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Tingkat Pengembalian Saham. Tingkat Pengembalian saham dihitung dengan rumus Indeks Harga Saham Individual:

1 1) (     it it it it P P P R


(39)

Keterangan :

Rit = return saham i periode t

Pit = harga saham penutupan saham i periode t

Pit-1 = harga saham penutupan i pada periode sebelumnya

Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham penutupan tahunan.

2. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), Sugiyono (2004:33). Dalam Penelitian ini terdapat 2 variabel bebas yang penulis gunakan, yaitu :

a. Tingkat Pengembalian Aset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu dengan aktiva yang tersedia. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003:159). Formula ROA bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak

ROA = X 100% Total Aktiva


(40)

b. Laba Per Lembar Saham (EPS) yaitu besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan (E. Tandelilin, 2010:374). Formula EPS bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Laba bersih setelah bunga dan pajak EPS =


(41)

3.2 Tabel Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Pengukuran Skala

Tingkat Pengembalian

Aset (ROA) (X1)

Tingkat Pengembalian Aset menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan

(Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2003:159)

- Laba setelah Pajak - Total Aktiva

Laba setelah Pajak

x 100 % Total Asset

RASIO

Laba Per Lembar Saham (EPS)

(X2)

Laba Per Lembar Saham yaitu besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan

(E. Tandelilin, 2010:374)

- Laba setelah bunga dan pajak

- Jumlah saham yang beredar

Laba setelah bunga & pajak Jumlah Saham yg beredar

RASIO

Tingkat Pengembalian

Saham (Y)

Pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi.

(Mohamad Samsul, 2006: 291-293)

Rit = Tingkat Pengembalian Saham Periode Tertentu Pit = Harga Penutupan Saham Pit-1= Harga Penutupan

Saham periode Sebelumnya

1 1) (     it it it it P P p R RASIO


(42)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan Perusahaan Tobacco Manufactures yang terdaftar di BEI. Data penelitian ini merupakan gabungan antara deret waktu (time series) dan satu waktu untuk fenomena (cross section) selama kurun waktu 2001 sampai dengan 2011 yang diperoleh dari pihak kedua atau tangan kedua.

Menurut Andi Supangat (2007:2) pengertian data sekunder menyatakan bahwa Data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) dari objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian baru para pengguna.

Sedangkan menurut Burhan Bungin (2001:128) mendefinisikan pengertian data sekunder adalah Data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.

Dari kedua pengertian diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek lapangan yang diteliti, berarti data tersebut adalah sumber kedua di lapangan.


(43)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Dalam menentukan data yang akan diteliti dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel dari sebuah populasi.

1. Populasi

Menurut Bambang Prasetyo (2005:42) mendefinisikan Populasi adalah seluruh gejala atau satuan yang ingin diteliti.

Sedangkan menurut Sugiyono (2007:72) mendefinisikan Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Berdasarkan dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan seluruh objek maupun subjek akan dipelajari serta diteliti. Populasi yang digunakan penulis adalah berupa laporan keuangan dari tiga perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Gudang Garam Tbk, PT. HM Sampoerna Tbk, PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:56) sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2006:61) Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.


(44)

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah berupa laporan keuangan neraca dan laporan keuangan laba rugi selama 11 tahun dari PT. Gudang Garam Tbk, PT. HM Sampoerna Tbk dan PT. Bentoel Internasional Investama Tbk mulai dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2011 dari karena penulis menganggap sampel dari tahun 2001 sampai dengan 2011 dapat mewakili populasi yang ada.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam mendapatkan data tersebut diperoleh melalui :

a. Dokumentasi

Suatu teknik pencatatan dan pengumpulan data yang diindentifikasi dari dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Adapun dokumen – dokumen tersebut berupa laporan keuangan dari Perusahaan tobacco manufactures yang listing di Bursa Efek Indonesia.

b. Penelitian Kepustakaan

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan – bahan, peneliti mencoba membaca buku, browsing dari internet serta referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data sekunder dan untuk mengetahui indikator-indikator dari variabel yang diukur yaitu mengenai Tingkat Pengembalian Aset, Laba Per Lembar Saham dan Tingkat Pengembalian Saham.


(45)

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

A. Rancangan Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Menurut Sugiyono (2005:21) berpendapat bahwa Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data.

Adapun dalam penelitian ini analisis deskriptif dilakukan oleh penulis untuk menjawab rumusan masalah pada point pertama, point kedua dan point ketiga yaitu bagaimana perkembangan tingkat pengembalian aset, bagaimana perkembangann laba per lembar saham dan bagaimana perkembangan tingkat pengembalian saham, yaitu dengan cara membandingkan selisih perkembangan tahun dasar dengan tahun berikutnya dibandingkan dengan perkembangan tahun dasar kemudian dikalikan 100%, lalu diuraikan ke dalam tabel dan grafik untuk masing-masing besaran dan perkembangan tingkat pengembalian aset, laba per lembar saham, dan tingkat pengembalian saham.

Rumusnya adalah :

B. Rancangan Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pengembalian aset dan laba per lembar saham terhadap tingkat pengembalian saham pada

Perkembangan tahun berikut =Data tahun berikut − Data tahun lalu


(46)

perusahaan tobacco manufactures yang terdaftar di BEI. Adapun langkah-langkah dalam pengujian statistik yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Analisis Regresi Linear berganda

Menurut Sugiyono (2004:149), Analisis Regresi Linier digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan/diturunkan. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan uji statistik analisis regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui perngaruh variabel – variabel independen terhadap variabel dependen dengan rumus:

Yi = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan :

Yi = Tingkat Pengembalian Saham a = Konstanta

X1 = Tingkat Pengembalian Aset X2 = Laba Per Lembar Saham

a = Konstanta ( Nilai Y pada saat Nol ) b = Koefisien Regresi

e = Error

Mengingat alat analisa yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk memenuhi syarat yang ditentukan sehingga penggunaan model regresi linier berganda perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi


(47)

klasik yang digunakan yaitu : Uji Normalitas, Multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen, keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah, model regresi yang mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Imam Ghozali, 2001).

Uji normalitas menguji apakah model regresi variabel independen dan variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. Uji ini adalah untuk menguji normal atau tidaknya suatu distribusi data.

Pedoman pengambilan keputusan :

 Nilai Sig. atau Signifikansi atau Nilai Probabilitas < 0,05 maka, distribusi adalah tidak normal.

 Nilai Sig. atau Signifikansi atau Nilai Probabilitas > 0,05 maka, distribusi adalah normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi antara variabel bebas (Imam Ghozali, 2001).


(48)

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam suatu model regresi, adalah sebagai berikut :

 Nilai R2 sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mengikat variabel terikat.

 Menganalisis matrik korelasi variabel bebas jika, terdapat korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi (lebih besar dari 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji, apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residualnya (Gujarati, 1995). Adapun dasar untuk menganalisisnya, adalah :

 Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka, mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.

 Jika tidak ada pola yang tertentu serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y maka, tidak terjadi heteroskedastisitas.


(49)

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Gujarati, 1995). Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, antara lain ; Uji Durbin Watson. Uji Durbin Watson (DW) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept dalam suatu model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :

 Jika nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka, koefisien autokorelasi sama dengan nol, yang berarti tidak ada autokorelasi positif.

 Jika nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl) maka, koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, yang berarti ada autokorelasi positif.

 Jika nilai DW lebih besar dari pada (4-dl) maka, koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, yang berarti ada autokorelasi negatif.


(50)

 Jika nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau nilai DW terletak diantara (4-du) dan (4-dl) maka, hasilnya tidak dapat disimpulkan.

2. Analisis Korelasi (Pearson)

Kuat lemahnya hubungan antara variabel X dan variabel Y dalam penelitian ini, dibuktikan dengan menggunakan analisis Korelasi (Pearson), karena dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian skala pengukuran rasio.

Adapun perhitungan rumusnya sebagai berikut:

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Tahun Yang di Hitung

X = Variabel Bebas (Independen) Y = Variabel Terikat (Dependen)

Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel ditentukan oleh besarnya kecilnya angka korelasi. Keeratan variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Koefisien korelasi mempunyai nilai -1 ≤ r ≤ +1 dimana:

2 2

2

2

) )( ( ) (

    Y Y n X X n Y X XY n r


(51)

 Apabila r = +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik sebesar 1 atau sebaliknya.

 Apabila r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak ada hubungan sama sekali.

 Apabila r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun sebesar 1 atau sebaliknya.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap seberapa kuat hubungan itu maka digunakan pedoman seperti tertera pada tabel sebagai berikut

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat


(52)

3. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel “X” terhadap variabel “Y” dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi. Adapun rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah:

Sumber : J. Sarwono (2005:481)

Keterangan :

Kd = Nilai koefisien determinasi r = Koefisien korelasi (pearson )

100% = Pengali yang dinyatakan dalam persentase

3.2.5.2 Uji Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) hipotesis adalah kesimpulan penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.

Menurut Sugiyono (2002 : 39) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, yaitu pengaruh tingkat


(53)

pengembalian aset dan laba per lembar saham terhadap tingkat pengembalian saham. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan variabel pengukuran

Variabel X1 = Tingkat Pengembalian Aset Variabel X2 = Laba Per Lembar Saham Variabel Y = Tingkat Pengembalian Saham

2. Menentukan Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)

Ho ; β1 ≤ 0 Tingkat Pengembalian Aset tidak berpengaruh positif terhadap

Tingkat Pengembalian Saham.

H1 ; β1 > 0 Tingkat Pengembalian Aset berpengaruh positif terhadap

Tingkat Pengembalian Saham.

Ho ; β2 ≤ 0 Laba Per Lembar Saham tidak berpengaruh positif terhadap

Tingkat Pengembalian Saham.

H1; β2 > 0 Laba Per Lembar Saham berpengaruh positif terhadap Tingkat

Pengembalian Saham.

Untuk menguji signifikasi suatu koefisien korelasi menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

t hitung =

2

1 2 r n r

 


(54)

Keterangan : t = nilai uji t hitung

r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Nilai t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel dengan

tingkat kepercayaan dengan taraf nyata α = 0,05 uji dua pihak dan dari hipotesis yang telah ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan dan daerah penolakan yang ditetapkan sebagai berikut :

a. jika nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima, H1 ditolak.

b. jika nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak, H1 diterima.


(55)

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

MAULANA HIDAYAT

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,Universitas Komputer Indonesia

ABSTRACT

This research aims to determine return on assets, earning per share and stock return, also to know the influence of return on assets and earning per share on stock returnto partially in Tobbaco Manufactures Companies.

The method used is descriptive method and verifikatif. While the data used are secondary data that is financial statements Tobbaco Manufactures Companies listed in Indonesia Stock Exchange for 2001-2011. Statistical test used is the classical assumption test, multiple linear regression analysis, pearson correlation analysis, coefficient of determination, t test.

The results showed that Partially, a negative effect of return o assets on stock return, While earning per share is positive effect on stock return.

Keywords : Return On Asset, Earning Per Share and Stock Return.

LATAR BELAKANG MASALAH

Pasar modal adalah salah satu penggerak perekonomian suatu negara, dan juga pasar modal merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikan perusahaan kepada masyarakat dengan kata lain memungkinkan pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menanamkan modal dengan harapan memperoleh hasil return dan sebagai timbal baliknya perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk aktifitas perusahaan. Pihak-pihak yang


(56)

pengembalian) yang maksimal dengan resiko minimal. Return atas kepemilikan saham pada sekuritas dapat diperoleh dalam dua bentuk yaitu deviden dan capital gain (selisih harga jual saham diatas harga belinya).

Bagi pemegang saham faktor fundamental memberikan gambaran yang jelas yang bersifat analisis terhadap prestasi perusahaan dalam mengelola dana perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Faktor-faktor fundamental sangat luas cakupannya selain mikro (internal perusahaan) terdapat juga makro ekonomi yang berada diluar kendali perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi hanya menganalisis faktor-faktor fundamental yaitu meliputi tingkat pengembalian aset / return on asset (ROA) dan laba per lembar saham / earning per share (EPS). Pemilihan faktor-faktor tersebut sebagai variabel independen didasarkan pada pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan Return yang akan diterima para pemodal atas investasinya pada saham.

Nilai suatu saham berkaitan dengan penilaian perusahaan di masa depan yang diperkirakan oleh investor, yang dimana para investor memperkirakan melalui kinerja keuangan perusahaan tersebut. Dan juga tidak lepas dari hukum permintaan dan penawaran. Seorang investor tentunya akan menanamkan modalnya pada saham yang memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan menentukan tinggi rendahnya harga saham di pasar modal, selain itu juga jenis komoditi perusahaan sangat berpengaruh


(57)

Banyak perusahaan yang telah Go Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, diantaranya adalah perusahaan dalam kategori tobacco manufactures. Alasan obyek penelitian pada perusahaan tobacco manufactures karena pertimbangan bahwa produk yang dihasilkan adalah rokok, dimana perusahaan rokok dikatakan sebagai perusahaan yang kebal krisis. Hal ini disebabkan jumlah perokok yang terdapat Indonesia yang tergolong tinggi. Dan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia menduduki posisi peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India dan masih menduduki posisi peringkat ke-5 konsumen rokok terbesar setelah Cina, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang (data tahun 2007). Data terbaru menunjukkan prevalensi merokok dewasa usia 15 tahun ke atas pada 2010 mencapai 35%; yang terdiri atas 65% pria dan 35% wanita. Dalam sepuluh tahun terakhir (2001-2010), dilaporkan bahwa usia perokok pemula yaitu 5-9 tahun meningkta 400% dari 0,4% (Susenas 2001) menjadi 1,7% (Riskesdas 2010). Prevalensi perokok usia remaja 13-15 tahun juga mengalami peningkatan dari 12,6% pada tahun 2006 menjadi 20,3% pada tahun 2009. (Sumber:promkes.depkes.go.id)

Berdasarkan survey terhadap 30 perokok mengenai dampak dari kenaikan cukai yang menyebabkan harga rokok naik, 14 responden atau sebesar 46,67% menjawab bahwa mereka akan tetap membeli produk favorit mereka dengan alasan selera dan kebutuhan yang tidak dapat digantikan, 11 responden atau sebesar 36,67% menjawab bahwa mereka akan mengurangi pembelian tetapi tidak pindah ke rokok


(58)

dengan alasan easy going yang penting merokok. Dan tidak ada yang menjawab tidak membeli rokok, yang menguatkan pendapat bahwa perusahaan rokok adalah industri

kebal krisis “biarpun krisis tetap laris”.

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pengembalian atas aset dan laba per lembar saham terhadap tingkat pengembalian saham pada perusahaan rokok yang terdaftar di BEI selama sebelas tahun berturut-turut di mulai dari tahun 2001 hingga 2011.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dan hubungan Tingkat Pengembalian Aset dan Laba Per Lembar Saham terhadap Tingat Pegembalian Saham

Tingkat Pengembalian Aset atau sering disebut Return on Asset (ROA) sebagai Rentabilitas Ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu dengan aktiva yang tersedia. Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 372) menyatakan bahwa Return on Asset menggambarkan sejauh mana kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaaan bisa menghasilkan laba. Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003:83) berpendapat bahwa Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan.


(59)

Total Aktiva

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Tingkat Pengembalian Aset (Return on Asset) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan terlebih bagi para investor adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai earning per share (EPS). Menurut Eduardus Tandelilin (2010:374) menjelaskan Earnings Per Share (EPS) menunjukan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2003:186) Laba per Lembar Saham (EPS) yaitu kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai.

Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

beredar saham

jumlah

pajak dan bunga setelah bersih

Laba EPS

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Laba per Lembar Saham merupakan rasio yang mengukur seberapa besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan dari setiap lembar saham yang dimilikinya dalam satu periode yang juga menjadi acuan para investor mengenai laba yang akan diterima dari lembar saham yang dimilikinya.


(60)

saham. Menurut Jogiyanto (2001:115) return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss. Menurut Mohamad Samsul (2006: 291) Return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi.

(Mohamad Samsul, 2006: 291-293) dengan rumus penghitungan sebagai berikut : 1 1) (     it it it it P P p R Keterangan :

Rit = Return saham i untuk periode t (hari, bulan, tahun

berjalan,dan sebagainya).

Pit = harga saham penutupan i pada periode t.

Pit-1 = harga saham penutupan i pada periode sebelumnya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa return saham merupakan persentase keuntungan yang diperoleh para investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss.

Menurut Lukman Dendawijaya (2003: 120) menyatakan bahwa ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat


(61)

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:139) Semakin tinggi nilai EPS suatu perusahaan, maka akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.

Penelitian Terdahulu

Dedi Aji Hermawan dalam Management Analysis Journal, Tahun 2012, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. yang berjudul Pengaruh Debt to Equity ratio, Earning Per Share dan Net Profit Margin terhadap Return Saham pada perusahaan sektor perbankan 2008-2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity ratio (DER), earning per share (EPS), dan Net Profit Margin (NPM)) sebagai variabel indepedennya dan return saham perusahaan sektor perbankan di BEI sebagai variabel dependen. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda dan pengujian korelasi. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang negatif antara DER terhadap return saham. Dan terdapat pengaruh positif antara EPS terhadap return saham secara parsial.

Penelitian yang dilakukan oleh Agus Harjito dan Rangga Aryayoga hasil penelitian keempat variabel economic value added, return on assets, return on equity, net performing loan menunjukan adanya pengaruh signfikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur tahun 2004-2007.


(62)

sekunder merupakan data yang tidak berasal dari sumber langsung. Data sekunder diperoleh dari pojok bursa bandung. Populasi dari penelitian ini adalah 3 Perusahaan pada sektor industri rokok yang terdaftar di BEI.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Terdapat pengaruh positif antara tingkat pengembalian aset terhadap tingkat

pengembalian saham.

H2 : Terdapat pengaruh positif antara laba per lembar saham terhadap tingkat

pengembalian saham

HASIL PENELITIAN Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh antara beberapa atau lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Didapat rumus regresi linear berganda sebagai berikut :

Y= 0,163 - 0,652 X1 + 0,053 X2

Dimana :

Y = Tingkat Pengembalian Saham X1 = Tingkat Pengembalian Aset

X2 = Laba Per Lembar Saham

Koefisien yang terdapat pada persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :


(63)

bernilai 0,163 %

2. Nilai b1X1 sebesar -0,652 artinya jika setiap kenaikan tingkat pengembalian

aset sebesar satu persen diprediksi akan menurunkan tingkat pengembalian saham sebesar 0,652 % dengan asumsi laba per lembar saham tidak berubah. 3. Nilai b2X2 sebesar 0,053 artinya jika setiap kenaikan laba per lembar saham

sebesar satu persen diprediksi akan meningkatkan indeks tingkat pengembalian saham sebesar 0,053% dengan asumsi tingkat pengembalian aset tidak berubah.

Koefisien Determinasi

Berikut hasil pengaruh secara parsial antara tingkat pengembalian aset dan laba per lembar saham terhadap tingkat pengembalian saham dengan rumus (beta x zero order) :

1. Variabel Tingkat Pengembalian Aset = -0,075 x 0,160 = -0,012 atau -1,2 % 2. Variabel Laba Per Lembar Saham = 0,430 x 0,389 = 0,16727 atau 16,73 % Dari hasil perhitungan secara parsial di atas, dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap terhadap Tingkat Pengembalian Aset adalah Laba Per Lembar Saham sebesar 16,73 % dan diikuti Tingkat Pengembalian Aset sebesar -1,2 %. Jika digabungkan 16,73% + (--1,2) % = 15,5 %


(64)

berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Diperoleh nilai thitung variabel tingkat pengembalian aset sebesar -0,373 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,712. Karena nilai thitung (-0,373) lebih kecil dari ttabel

(2,042) dengan nilai signifikasi 5% tapi lebih besar dari negatif ttabel (-2,042)

maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho sehingga H1

ditolak . Karena thitung lebih kecil darittabel dimana -0,373 < 2,042 Artinya dengan

tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa tingkat pengembalian aset tidak memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham

2. Diperoleh nilai thitung variabel laba per lembar saham sebesar 2,14 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,040. Karena nilai thitung 2,14 lebih besar dari ttabel (2,042)

dengan nilai signifikasi 5%, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho dan menerima H1. Artinya laba per lembar saham secara parsial


(65)

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya maka didapatkan beberapa hasil sebagai berikut:

1. Tingkat Penembalian Aset memiliki pengaruh negatif sebesar 1,2% terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

2. Laba Per Lembar Saham memiliki pengaruh positif sebesar 16,73% terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

Saran

1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah hanya menggunakan dua variabel independen yaitu tingkat pengembalian aset dan laba per lembar saham. Apabila variabel bebas tersebut ditambahkan, maka diharapkan penelitian akan lebih baik. 2. Pengujian hanya dilakukan pada 10 periode waktu yang terbatas yaitu 2001-2011,


(66)

Perusahaan. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Agus Sartono. (2001). Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi, Edisi Empat, Yogyakarta: BPFE

Eduardus Tandelilin. (2010). Analisa Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta:BPFE.

Gujarati, DN. (1995). Ekonometrika Dasar. Terjemahan. Mc. Graw Hill, Inc. Massaachussetts

Hasdi Putra. ”Kiprah Rokok di Kampus.”

http://hasdiputra.blogspot.com/2007/03/kiprah-rokok-di-kampus.html. (Diupload pada tanggal 09/03/2007 5:21 PM)

Henry Simamora. (2000), Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.

Hikman. “Analisa Saham.”

http://www.indofinanz.com/riset/ap/hmsp/20030120APHMSP.htm. (Diupload tanggal 20/01/2003).

Indy Rahmawati dan Budi Sukmadianto. “Harga Rokok Kembali Naik.”

http://news.liputan6.com/read/24504/desember-2001-harga-rokok-kembali-naik. (Diupload pada tanggal 28/11/2001 20:15)

IZ. “Cukai Rokok Kretek Sebaiknya Tidak Naik.”

http://www.pelita.or.id/baca.php?id=1076 . (Diakses pada tanggal 11/02/2013).

Jogiyanto Hartono. (1998). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi pertama.Yogyakarta: BPFE-UGM.

Jonathan Sarwono. (2005). SPSS 15 Teori dan Latihan, Edisi 11, PT. Danamartha Sejahtera Utama, Bandung.

KTR. ”Indonesia (Bukan) Surga Rokok”

http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/program/pengendalian-rokok/40-indonesia-bukan-surga-rokok. (Diakses pada tanggal 11/02/2013 12:02) Lukman Dendawijaya. (2005). Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan Kedua,


(67)

Yogyakarta: AMP-YKPN.

Mohamad Samsul. (2006). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis,Bandung: CV ALFABETA

Tjiptono Darmadji. (2001). Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

Zaki Baridwan. (2004). Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Yogyakarta; BPFE.


(68)

(69)

PENGEMBALIAN SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

The Influence of Return On Assets and Earning Per Share To Stock Return in

Tobbaco Manufactures Companies Listed in

Indonesia Stock Exchange

Disusun Oleh :

Maulana Hidayat

21208012

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(70)

Pasar Modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan

ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi

perusahaan. Perkembangan pasar modal yang sangat pesat menciptakan

berbagai peluang atau alternatif investasi bagi investor.

Motif Investor menanamkan dananya pada suatu emiten adalah untuk

memperoleh

return

/ tingkat pengembalian yang maksimal dengan resiko

yang minimal. Maka dari itu diperlukan analisis

analisis untuk

mengetahui gambaran emiten yang akan dia tanamkan modalnya kelak.

Faktor Fundamental memberikan gambaran jelas dan bersifat analisis

terhadap prestasi perusahaan. Diantaranya adalah Tingkat Pengembalian

Aset /

return on assets

yang menilai sejauh mana perusahaan dalam

menghasilkan laba dari aktiva yang dia gunakan dan Laba Per Lembar

Saham /

earning per share

yang menilai sejauh mana perusahaan


(71)

tobbaco manufactures

yang terdaftar di BEI

Tahun

Tingkat Pengembalian

Aset (ROA) (%)

Laba Per Lembar

Saham (EPS) (Rp)

Tingkat Pengembalian

Saham (stock

return)

2001

12,48

447

-61,33

2002

11,79

490,33

0,29

2003

7,74

421,67

18,94

2004

9,95

465,33

23,48

2005

11,46

514

14,22

2006

12,91

450,33

42,05

2007

11,81

537,67

37,13

2008

12,44

634

-33,73

2009

12,8

978,33

153,47

2010

16,41

1216,67

36,8


(72)

1.

Tingkat pengembalian saham mencapai angka minus yang

berarti kerugian pada tahun 2001 dikarenakan pemerintah

menaikan cukai rokok yang mengakibatkan penurunan

dalam

penjualan

dan

dampak

negatif

terhadap

kepercayaan investor. Dan pada tahun 2008 efek dari krisis

ekonomi global yang mengakibatkan angka

return

menjadi

minus kembali, Sehingga investor meragukan apakah

target yang direncanakan perusahaan akan tercapai.

2. Investor mengharapkan

return

saham yang tinggi dari

suatu perusahaan karena dengan

return

saham yang tinggi

akan meningkatkan keuntungan para investor dalam

penyertaan modalnya ke dalam perusahaan.


(1)

2,143 > 2,042 = t

hitung

> t

tabel

Pengaruh Tingkat Pengembalian Aset (X1)

Secara Parsial Terhadap Tingkat


(2)

Maka Ho Ditolak dan H

1

Diterima, berarti

Laba Per Lembar Saham secara parsial

berpengaruh positif terhadap tingkat

pengembalian saham pada perusahaan rokok

yang terdaftar di BEI.


(3)

Kesimpulan

• Rata-rata tingkat pengembalian aset mengalami Penurunan terus terjadi mulai tahun 2001 hingga 2003 yang dikarenakan penurunan penjualan sehingga menyebabkan penurunan laba dari tahun sebelumnya akibat dampak pemerintah yang menaikan cukai rokok pada tahun 2001.

• Rata-rata laba per lembar saham mengalami Kenaikan laba per lembar

saham ini diakibatkan oleh laba perusahaan yang meningkat seperti terlihat pada tahun 2009 dimana perusahaan mulai terlepas dari krisis ekonomi global, yang kemudian menjadi daya tarik investor terhadap perusahaan. Sedangkan penurunannya disebabkan oleh turunnya laba perusahaan.

• Rata-rata tingkat pengembalian saham mengalami Penurunan yang signifikan terjadi tahun 2001 yang dikarenakan kebijakan pemerintah dalam menaikan cukai rokok. Kenaikan tingkat pengembalian saham diakibatkan oleh harga penutupan saham yang dimana dipengaruhi

kepercayaan investor mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan penurunannya disebabkan oleh hilangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan yang diantaranya dikarenakan oleh dampak krisis global dan juga kebijakan pemerintah menaikan cukai rokok.


(4)

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh Tingkat Pengembalian Aset dan Laba Per

Lembar Saham terhadap Tingkat Pengembalian Saham.

Secara parsial korelasi untuk Tingkat Pengembalian Aset

dengan Tingkat Pengembalian Saham adalah sangat rendah

dan tidak searah, jika tingkat pengembalian aset mengalami

kenaikan maka tingkat pengembalian saham akan menurun.

Adapun besarnya pengaruh tersebut adalah 1,2%.

Secara parsial korelasi untuk Laba Per Lembar Saham

dengan Tingkat Pengembalian Saham adalah rendah dan

searah, jika laba per saham mengalami kenaikan maka

tingkat pengembalian saham akan meningkat. Adapun

besarnya pengaruh tersebut adalah 16,73%.


(5)

Saran

• Perusahaan agar selalu berupaya untuk meningkatkan pengembalian aset. Upaya yang dilakukan adalah perusahaan sebaiknya selalu berupaya untuk terus meningkatkan perolehan laba setiap tahunnya. Peningkatan

perolehan laba bisa dilakukan salah satu caranya yaitu perusahaan membuat program penghematan biaya.

• Perusahaan harus berusaha meningkatkan laba pada setiap tahunnya

dengan cara penjualan yang stabil dan terus meningkat sehingga laba per lembar saham pun akan terus meningkat sesuai dengan laba yang didapat perusahaan. Dengan demikian maka akan menarik minat para investor.

• Manajemen perusahaan khususnya untuk bagian keuangan harus mampu meningkatkan kinerja perusahaan dalam meningkatkan laba atau

profitabilitas dengan baik dan efisien. Perusahaan juga harus dapat terus mempertahankan pendapatan laba bersih secara stabil. Karena hal ini akan berdampak pada meningkatnya laba per lembar saham dan juga tingkat pengembalian saham agar dapat mempertahankan kepercayaan para investor dan juga akan menarik minat para calon investor untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan.


(6)

Terima Kasih


Dokumen yang terkait

PENGARUH LEVERAGE TERHADAP LABA PER LEMBAR SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI

1 15 18

Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Pengembalian Aktiva Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 8 84

Tingkat Pengembalian Aset, Rasio Hutang Dan Laba Per Lembar Saham Berdampak Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 35 153

Pengaruh tingkat pengembalian aktiva dan laba per lembar saham terhadap nilai perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013

0 11 1

Pengaruh Tingkat Pengembalian Investasi dan Laba Per Lembar Saham Terhadap Dividen Kas (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2012)

1 10 77

Pengaruh Laba Per Lembar Saham Dan Tingkat Pengembalian Modal Terhadap Harga Saham PT. Unilever Indonesia Tbk

0 2 1

Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Saham pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 18 60

Pengaruh Laba Per Lembar Saham (EPS) Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham (Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 10 73

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Laba Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham Studi pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 49 63

Perubahan Harga Saham Di Tentukan Oleh Pengembalian Aset Melalui Laba Per lembar Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

1 12 79