Tinjauan Prosedur Penagihan Piutang Pajak Di kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang

(1)

21 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Pada kegiatan kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang penulis ditempatkan pada Seksi Penagihan. Sesuai dengan judul dari laporan, lingkup bidang dari penulis terfokus kepada bagaimana perusahaan melaksanakan prosedur penagihan piutang pajak secara aktif. Selama kegiatan kerja praktek penulis terus dibimbing oleh pembimbing lapangan tentang apa saja tugas dari jurusita pajak dan bagaimana prosedur tindakan penagihan piutang pajak. Kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek adalah Mendata dan menghitung laporan piutang pajak dan mengitung sisa pembayaran piutang pajak Wajib Pajak, Menulis surat disposisi, surat keluar dan surat masuk, Memasukkan arsip surat tagihan pajak ke dalam berkas, serta mendata hal hal yang berhubungan dengan penagihan piutag pajak.

3.1.1 Pengertian prosedur

Menurut Mulyadi (2005) menyatakan bahwa :

“Prosedur adalah urutan kegiatan krelika, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.


(2)

Sedangkan definisi lain yang dikemukakan oleh Azhar Susanto (2008 : 264)

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.”

Menurut kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah kegiatan krelika dilakukan secara berulang-ulang, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih dengan cara yang sama.

3.1.2 Pengertian Penagihan Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 19 tahun 2000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa:

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus memberitahukan surat paksa mengusulkan penagihan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.

Penagihan pajak menurut Rochmat Soemitro yang ditulis oleh Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu menyatakan bahwa:

“Penagihan yaitu perbuatan yang dilakukan oleh DJP karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan undang-undang khususnya mengenai pembayaran pajak”. (2006 : 174)


(3)

Menurut kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penagihan pajak adalah serangkaian tindakan dari aparatur Direktorat Jenderal Pajak agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus memberitahukan surat paksa mengusulkan penagihan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan undang-undang khususnya mengenai pembayaran pajak .”

3.1.3 Pengertian Piutang

Mulyadi (2002) mendefinisikan piutang adalah:

“Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan”.

Piutang Menurut Skousen (2004) adalah :

“Secara umum piutang dapat diterapkan ke semua klaim atas uang, barang, dan jasa akan tetapi untuk tujuan akuntansi istilah tersebut sevara umum digunakan dalam lingkup yang lebih sempit untuk menggambarkan klaim yang diharapkan akan selesai dengan diterimanya uang tunai (kas)”.

Kesimpulan dari kedua definisi diatas bahwa piutang adalah klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam


(4)

jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan yang menggambarkan klaim akan selesai dengan diterimanya uang tunai.

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam melaksanakan Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Pajka Pratama Soreang pada Bagian Penagihan. Penulis melakukan berbagai kegiatan pada instansi yang bersangkutan:

1. Mendata dan menghitung laporan piutang pajak bulan Juni dan mengitung sisa pembayaran piutang pajak Wajib Pajak bulan Mei

2. Laporan piutang pajak bulan Juni , mendata wajib pajak yang mendapat surat teguran dan menulis surat keluat dan surat masuk

3. Surat disposisi , surat keluar dan surat masuk.

4. Mensortir surat teguran dan menulis surat keluar dan surat masuk 5. Surat paksa untuk kemudian dilakukan cek pendataan secara manual

6. Laporan absensi dan laporan-laporan cuti pegawai KPP Soreang dan di cek data secara manual

7. Surat keluar dan surat masuk dan Memasukkan arsip surat tagihan pajak ke dalam berkas

8. Mendata dan menghitung laporan 200 besar wajib dan Menulis no dan tujuan pengiriman surat keluar

9. Merekam data wajib pajak 100 besar penunggak pajak wilayah kab.Bandung


(5)

3.2.1 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Piutang Pajak di KPP Pratama Soreang

Dalam melaksanakan tugasnya, Jurusita Pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang memiliki standar yang telah ditetapkan melalui Undang-undang bahkan Peraturan Menteri Keuangan. Terutama mengenai jadwal waktu pelaksanaan penagihan pajak yang diatur secara eksplisit di dalam Undang-undang. Adapun jadwal waktu pelaksanaan penagihan pajak diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008. Tata Cara dan Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak sebagai berikut:

1. Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan Pembetulan,Surat Keputusan Pemberatan, Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan;

2. 7 (tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pemberatan, Putusan Banding yang menyebabkan jumlah


(6)

pajak yang harus dibayar bertambah, tidak juga dibayar maka diterbitkan Surat Teguran;

3. 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal Surat Teguran utang pajak tidak juga dibayar, diterbitkan Surat Paksa

4. Lewat 2 x 24 jam sejak diberitahukannya Surat Paksa utang pajak tidak juga dibayar, diterbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan;

5. 14 (empat belas) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan utang pajak tidak juga dibayar, dilaksanakan Pengumuman Lelang;

6. 14 (empat belas) hari sejak dilaksanakan Pengumuman Lelang utang pajak tidak juga dibayar, dilaksanakan eksekusi Lelang.

3.2.2 Prosedur Penagihan Piutang Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang.

Tidak hanya jadwal waktu pelaksanaan penagihan pajak saja yang akan dibahas. Tetapi tidak kalah pentingnya juga penulis merasa perlu untuk menyajikan prosedur standar yang harus dilakukan Jurusita Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang dalam melaksanakan tindakan penagihan pajak. Adapun standar ini merupakan standar prosedur operasi (Standar Operating Procedures) yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak dan diterapkan oleh Jurusita Pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang adalah sebagai berikut :

1. Penerbitan dan Penyampaian Surat Teguran

Dalam hal Penerbitan dan Penyampaian Surat Teguran, prosedur kerja yang wajib dilakukan adalah sebagai berikut :


(7)

a. Berdasarkan data keterlambatan pembayaran tunggakan pajak yang diperoleh dari sistem, Jurusita Pajak mencetak konsep Surat Teguran Penagihan dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

b. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Teguran Penagihan dan menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak c. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat

Teguran Penagihan

d. Jurusita Pajak menatausahakan dan mengirimkan Surat Teguran Penagihan kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum.

2. Penerbitan dan Pemberitahuan Surat Paksa

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara Penerbitan dan Pemberitahuan Surat Paksa. Surat Paksa diterbitkan apabila sampai dengan 21 hari sejak diterbitkannya Surat Teguran Penagihan, Penanggung Pajak belum melunasi utang pajaknya. Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan data Surat Teguran yang telah lewat waktu, Jurusita Pajak meneliti dan mencetak konsep Surat Paksa dan Berita Acara Pemberitahuan serta menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan;

b. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Paksa dan Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak;

c. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Paksa


(8)

d. Jurusita Pajak menerima Surat Paksa dan memberitahukan Surat Paksa dan Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa kepada Wajib Pajak/ Penanggung Pajak;

e. Jurusita Pajak membuat sekaligus menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat Paksa (LPSP) dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan; f. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menandatangani Laporan Pelaksanaan Surat Paksa (LPSP) kemudian menyerahkannya kembali kepada Jurusita Pajak untuk ditatausahakan;

3. Penerbitan dan Pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan Prosedur operasi ini menguraikan tata cara Penerbitan dan Pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) yang dilaksanakan apabila Wajib Pajak tidak memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu 2 kali 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan. Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan surat paksa yang telah lewat waktu, Jurusita Pajak membuat konsep SPMP dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan b. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep SPMP,

sertamenyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak

c. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani SPMP dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan

d. Jurusita Pajak menerima SPMP yang telah disetujui dan melaksanakan penyitaan


(9)

4. Pengumuman Lelang dan Pelaksanaan Lelang

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara Pengumuman Lelang dan Pelaksanaan Lelang. Pengumuman Lelang dilaksanakan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak setelah 14 (empat belas) hari sejak pelaksanaan penyitaan. Pelaksanaan eksekusi Lelang dilaksanakan apabila Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak setelah 14 (empat belas) hari sejak pelaksanaan Pengumuman Lelang. Adapun prosedur yang wajib dilaksanakan adalah sebagai berikut : a. Wajib Pajak/Penanggung Pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya

penagihan pajak setelah 14 (empat belas) hari sejak pelaksanaan penyitaan, Jurusita Pajak membuat konsep Surat Kesempatan Terakhir sebelum tanggal/hari Pelaksanaan Lelang dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Penagihan

b. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Kesempatan Terakhir, serta menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak c. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat

Kesempatan Terakhir

d. Jurusita Pajak menatusahakan dan mengirimkan Surat Kesempatan Terakhir kepada WajibPajak/Penanggung Pajak melalui Subbagian Umum

e. Dalam hal Penanggung Pajak tetap tidak melunasi utang pajaknya, maka Jurusita Pajak akan membuat konsep Surat Penetapan Harga Limit terhadap


(10)

barang-barang yang telah disita dan akan dijual melaui lelang serta menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan

f. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Penetapan Harga Limit serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak

g. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Penetapan Harga Limit

h. Kepala Seksi Penagihan menugaskan dan memberi disposisi kepada Jurusita Pajak untuk menginventarisasi aset-aset Penanggung Pajak yang akan dilelang dan membuat konsep Surat permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan

i. Jurusita Pajak menginventarisasi aset-aset Penanggung Pajak yang akan dilelang, dan membuat konsep Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan

j. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan, serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak

k. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan

l. Jurusita Pajak menyampaikan Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan beserta kelengkapannya kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara


(11)

m.Setelah menerima Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneruskan Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang kepada Kepala Seksi Penagihan

n. Jurusita Pajak membuat konsep Pengumuman Lelang dengan tanggal/hari 14 (empat belas) hari sebelum tanggal/hari berdasarkan Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang dari Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara, dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan

o. Kepala Seksi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Pengumuman Lelang, serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak p. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani

Pengumuman Lelang dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan q. Kepala Seksi Penagihan menerima Pengumuman Lelang yang telah

ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan meneruskannya kepada Jurusita Pajak

r. Jurusita Pajak mengirimkan Pengumuman Lelang ke penerbit Surat Kabar Harian untuk diiklankan atau ditempel di papan pengumuman kantor dalam hal Pengumuman Lelang terhadap barang dengan nilai paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah)

s. Pelaksanaan Lelang dipimpin oleh Pejabat Lelang dengan didampingi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atau Kepala Seksi Penagihan.

t. Hasil Lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihan Pajak yang belum dibayar dan sisanya untuk membayar utang pajak


(12)

u. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima Risalah Lelang dari Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan

v. Kepala Seksi Penagihan menerima Risalah Lelang dan menugaskan Jurusita Pajak menatausahakan data Risalah Lelang Wajib Pajak tersebut w.Jurusita Pajak menatausahakan data Risalah Lelang ke dalam berkas

penagihan Wajib Pajak.

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek

Salah satu tujuan kuliah kerja praktek adalah membahas kuliah kerja praktek hasil-hasil kuliah kerja praktek berdasarkan data-data yang didapat selama pelaksanaan kuliah kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang, maka penulis memberikan penjelasn tentang judul yang penulis ajukan.

3.3.1 Analisis Jadwal Waktu Pelaksanaan Penagihan Piutang Pajak di KPP Pratama Soreang

Jadwal waktu penagihan piutang pajak pada Kantor pelayanan Pajak Pratama Soreang sudah sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan penagihan yang berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

Apabila wajib pajak telah mendekati akhir dari tanggal jatuh tempo Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan


(13)

Pembetulan, Surat Keputusan Pemberatan, Putusan Banding maka wajib pajak harus meluasi nya 1 bulan sejak tanggal diterbitkan, tetapi jika hal tidak dibayar juga maka wajib pajak diberikan surat teguran dan diterbitkan surat paksa jika dalam jangka waktu 21 hari setelah diterbitkan surat teguran wajib pajak tidak juga membayar pajak. Tetapi apabila tidak juga membayar maka waib pajak akan diberikan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP). Dalam hal ini Jurusita Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang masih memberi peluang bagi Wajib Pajak dalam 14 hari untuk sadar dan melunasi tunggakan pajaknya sebelum akhirnya tindakan Pengumuman akan dilaksanakan pengumuman lelang dan setelah 14 hari kemudian akan dilaksanakan eksekusi lelang jika wajib pajak tetap tidak juga membayar.

Jadwal waktu penagihan piutang pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa yang telah diuraikan diatas membuat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang teratur dan bertahap dalam pelaksannan penagihan piutang pajak dan memudahkan jurusita menjalankan tugasnya karena sudah ada acuan dan peraturannya. Tetapi terkadang jurusita pajak lupa atau tidak teliti terhadap jadwal waktu pelaksanaan penagihan piutang pajak. Hal ini akan berpengaruh terhadap ketidakefektifan waktu pelaksanaan penagihan piutang pajak yang akan berdampak pada kinerja perusahaan yang nantinya dikatakan lambat dalam menjalankan tugasnya.

3.3.2 Analisis Prosedur Penagihan Piutang Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang


(14)

Prosedur penagihan piutang pajak di Kantor Pelayaan Pajak Pratama Soreang sudah disesuaikan dengan standar prosedur operasi (Standar Operating Procedures) yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak dan diterapkan oleh Jurusita Pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang dan menjadi format KPP Pratama Soreang dalam pelaksanaan piutang pajak. Hal ini terlihat dari segi-segi dokumen yang telah digunakan, seperti apabila wajib pajak wajib pajak telah mendekati akhir dari tanggal jatuh tempo Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pemberatan, Putusan Banding maka wajib pajak harus meluasi nya 1 bulan sejak tanggal diterbitkan, tetapi jika hal tidak dibayar juga maka wajib pajak diberikan surat teguran,penerbitan dan pemberitahuan surat paksa, penerbitan dan pelaksanaan SPMP (Surat Perintah Melakukan Penyitaan). Hal ini berarti wajib pajak diberikan teguran agar segera melunasi utang pajaknya dan dapat dengan mencicil dalam pembayaran utang pajaknya agar tidak terjadi pelaksanaan lelang terhadap barang-barang yang yang dimiliki wajib pajak.

Dengan prosedur penagihan piutang pajak pada KPP Pratama Soreang yang sesuai Undang - Undang Nomor 19 tahun 2000 jurusita pajak dapat dengan mudah melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Serta jurusita pajak dapat segera melakukan tindakan-tindakan apa saja yag akan di ambil dalam proses penagihan piutang pajak kepada wajib pajak. Hanya saja pelaksanaan penagihan piutang pajak terkadang masih belum sesuai data yang ada atau adanya keterlambatan dalam proses pendataan wajib pajak. Misalnya wajib


(15)

pajak yang seharusnya sudah lunas dalam pembayaran utang pajaknya tetapi dalam pendataan bagian penagihan wajib pajak tersebut masih menunggak pajak. Terkadang laporan yang sudah ada belum dimasukkan ke dalam proses pendataan karena disebabkan oleh hal-hal tertentu. Hal ini menyebabkan kurang efektifan dalam pendataan wajib pajak yang sudah membayar utang pajaknya. Sehingga pada prosedur penagihan piutang pajak ini harus dilakukan pendataan wajib pajak dengan teliti dan berulang kali.


(16)

11

2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang

KPP Pratama Soreang ini pada mulanya merupakan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan adanya reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak dan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 09 Agustus 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja dan Saat Mulai Operasinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Banten, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat II, saat mulai operasional KPP Pratama Soreang secara resmi adalah tanggal 28 Agustus 2007.

Jadi KPP Pratama Soreang yang ada saat ini memulai kegiatan operasionalnya masih dalam waktu yang belum terlalu lama, KPP Pratama Soreang telah melaksanakan tugasnya untuk melayani masyarakat sehubungan dengan perpajakan berdasarkan visi dan misi sebagai berikut :


(17)

2.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Soreang

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 176 KMK/01/1984 Tanggal 25 Maret, susunan organisasi yang terbentuk di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreag adalah sebagai berikut :

1. Kepala Kantor

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang membawahi 8 seksi yaitu Subbagian Umum, Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Seksi Pelayanan, Seksi Penagihan, Seksi Pemeriksaan, Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, Kelompok Pejabat Fungsional.

2. Subbagian Umum, meliputi : a. Pelaksana kepegawaian b. Pelaksana rumah tangga

c. Pelaksana Pembuat Daftar Gaji d. Pelaksana Bendahara Pengeluaran.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi meliputi : a. Pelaksana

b. Operator Console 4. Seksi Pelayanan

Pada seksi pelayanan ini hanya terdapat bagian pelaksana saja. 5. Seksi Penagihan meliputi :

a. Pelaksana b. Juru Sita Pajak


(18)

6. Pemeriksaan

Pada seksi pemeriksaan ini hanya terdapat bagian pelaksana saja. 7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi meliputi :

a. Account Representative b. Pelaksana

Pada seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) terdapat 4 bagian Waskon yaitu Waskon I, Waskon II, Waskon III dan Waskon IV 8. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Pada seksi Ekstensifikasi Perpajakan ini hanya terdapat bagian pelaksana saja.

9. Kelompok Pejabat Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu sebagai berikut :

a) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

b) Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala KPP yang bersangkutan.

c) Jumlah Jabatan Fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.


(19)

d) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 176 KMK/01/1984 Tanggal 25 Maret uraian tugas kerja di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang adalah sebagai berikut :

1. Kepala Kantor

Kepala Kantor Pelayanan Pajak bertugas memimpin kantor pelayanan pajak dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pemungutan secara langsung, melaksanakan ketetapan pajak yang berlaku dan membina semua unsur dan faktor-faktor dalam rangka pemungutan pajak yang dibantu oleh seksi yang membawahinya.


(20)

2. Subbagian Umum, meliputi :

a. Pelaksana kepegawaian, Menerima tugas dari Kasubbag Umum untuk menyiapkan dan memproses usulan formasi, kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, mutasi, promosi, penghargaan, daftar urut kepangkatan, cuti, peserta diklat, berkas/administrasi pegawai yang akan melanjutkan pendidikan di luar kedinasan, pensiun, hukuman dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepegawaian.

b. Pelaksana rumah tangga, tugasnya ialah Melaksanakan inventarisasi alat perlengkapan kantor/alat tulis kantor/formulir, melaksanakan perencanaan pengadaan alat perlengkapan kantor/alat tulis kantor/formulir, membuat konsep rencana pemeliharaan atau perbaikan alat perlengkapan kantor/ gedung,

c. Pelaksana Pembuat Daftar Gaji, tugasnya ialah Menyusun rencana anggaran dan menyelenggarakan urusan keuangan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Pelaksana Bendahara Pengeluaran, tugasnya ialah menerima, menyimpan dan membayarkan gaji/TPKKN kepada para pegawai dan menyelenggarakan pengelolaan anggaran di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan ketentuan yang berlaku.

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi meliputi :

a. Pelaksana tugasnya ialah Membantu pelaksanaan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer,


(21)

pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filing serta penyiapan laporan kinerja.

b. Operator Console, tugasnya ialah Melaksanakan pemeliharaan dan monitoring data, program administrasi perpajakan, melakukan sosialisasi program administrasi perpajakan, pengecekan, perbaikan komputer dan perangkat penunjangnya, serta mengawasi pengoperasian komputer dan back-up data dalam rangka memenuhi pelayanan terhadap pemakai.

4. Seksi Pelayanan

Pelaksana tugasnya ialah membantu pelaksanakan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, dan pelaksanaan registrasi Wajib Pajak sesuai ketentuan yang berlaku, dan Menatausahakan dan mengarsipkan berkas Wajib Pajak serta memenuhi permintaan konfirmasi dan klarifikasi PPh, PPN dari unit terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Seksi Penagihan meliputi :

a. Pelaksana, tugasnya yaitu Menatausahakan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

b. Juru Sita Pajak, tugasnya ialah Melakukan urusan penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.


(22)

6. Pemeriksaan

Pelaksana, tugasnya ialah Menyiapkan penyusunan rencana pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi meliputi :

a. Account Representative, tugasnya ialah Melaksanakan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak, bimbingan/himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan Profil Wajib Pajak, analisis kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku

b. Pelaksana, tugasnya ialah Membantu pelaksanaan penyusunan Profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku, dan Melaksanakan pengurusan surat masuk dan surat keluar, penggandaan dan penyimpanan surat dan dokumen sesuai ketentuan yang berlaku. 8. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Pelaksana tugasnya ialah Membantu pelaksanaan pengamatan potensi perpajakan, pencarian data dari pihak ketiga, pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak dalam rangka ekstensifikasi perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku serta menyiapkan konsep surat tugas dalam rangka pelaksanaan pengamatan potensi perpajakan,


(23)

pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak, dan tugasnya ialah Melaksanakan pengurusan surat masuk dan surat keluar, penggandaan dan penyimpanan surat dan dokumen sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Kelompok Pejabat Fungsional

Fungsional Pemeriksa, tugasnya ialah Melakukan pengawasan pelaksanaan ketentuan administrasi pemeriksaan, melaksanakan penelitian permohonan Surat Pemberitahuan (SPT) Lebih Bayar (LB) Wajib Pajak Patuh, melaksanakan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya, meminta kelengkapan berkas permohonan restitusi PPN, atau PPN dan PPnBM, melaksanakan penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak, dan mengusulkan pemeriksaan bukti permulaan. Pejabat Fungsional Pemeriksa langsung bertanggung jawab kepada kepala KPP Pratama Soreang.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu sebagai berikut :

a) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

b) Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah, atau Kepala KPP yang bersangkutan.


(24)

c) Jumlah Jabatan Fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

d) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.4 Aspek Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang

Adapun aspek kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan melalui prosedur yang mudah dan sistematis.

2. Melaksanakan kegiatan Operasional perpajakan di bidang pengolahan data dan informasi, tata usaha perpajakan, pelayanan, penagihan, pengawasan dan konsultasi, dan pemeriksaan kepada Wajib Pajak.

3. Kegiatan pengawasan dan verifikasi atas pajak penghasilan maupun pajak pertambahan nilai dan penerapan sanksi administrasi perpajakan dengan mencari, mengumpulkan, mengolah data, maupun keterangan lain, dalam rangka pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan. Juga melakukan kegiatan penatausahaan dan lampirannya termasuk kebenaran penulisan dan perhitungan yang bersifat formal, pemantauan dan penyusunan laporan pembayaran masa PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan Pajak tidak langsung lainnya. 4. Mengadakan Kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam rangka


(25)

kewajiban perpajakan serta melakukan kegiatan yang bersifat meningkatkan jumlah Wajib Pajak.

Secara berkala, Kepala Kantor Pelayanan Pajak melaporkan hasil kegiatan operasional tersebut kepada Kepala Kantor Direktorat Jenderal Pajak setempat.

Di KPP Pratama Soreang secara khusus aspek kegiatan pada bagian penagihan adalah sebagai berikut :

a. Pengolahan laporan bulanan tagihan wajib pajak b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan c. Penatausahaaan piutang pajak

d. Melaksanakan tindakan penagihan aktif


(26)

36 4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang tentang Tinjauan Umum Atas Prosedur Penagihan Piutang Pajak, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Jadwal waktu penagihan piutang pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa membuat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang teratur dan bertahap dalam pelaksanaan penagihan piutang pajak dan memudahkan jurusita menjalankan tugasnya karena sudah ada acuan dan peraturannya.

2. Prosedur penagihan piutang pajak di Kantor Pelayaan Pajak Pratama Soreang sudah sesuai dengan standar prosedur operasi (Standar Operating Procedures) yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak dan diterapkan oleh Jurusita Pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang dan menjadi format KPP Pratama Soreang dalam pelaksanaan piutang pajak yaitu dengan dimulai dari Penerbitan dan Penyampaian Surat Teguran, Penerbitan dan Pemberitahuan Surat Paksa, Penerbitan dan Pelaksanaan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dan Pengumuman Lelang dan Pelaksanaan Lelang. Dengan prosedur penagihan piutang pajak pada KPP Pratama Soreang yang sesuai Undang - Undang Nomor 19 tahun 2000 jurusita pajak dapat dengan mudah melakukan


(27)

pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Serta jurusita pajak dapat segera melakukan tindakan-tindakan apa saja yag akan di ambil dalam proses penagihan piutang pajak kepada wajib pajak.

4.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang tentang Prosedur Penagihan Piutang Pajak, maka penulis akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat digunakan KPP Pratama dan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dimasa yang akan datang :

1. Sebaiknya jurusita pajak lebih teliti betul dan tidak lupa jadwal waktu penagihan piutang pajak yang telah sesuai aturan yang telah ditetapkan agar pelaksanaan jadwal waktu penagihan piutang pajak berjalan dengan baik.

2. Proses pendataan data wajib pajak harus lebih teliti dan dilakukan berulang kali agar efektif. Sehingga prosedur penagihan piutang pajak dapat berjalan lancar dan mempermudah penatausahaan data yang dilaksanakan serta tidak adanya keterlambatan proses pendataan wajib pajak.


(28)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Untuk Memenuhi Syarat

Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang S-1 Program Studi Akuntansi

Oleh :

NAMA : AMRITA WIDI YUNIARTI NIM : 21108145

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2008. “Konsep Dasar Sistem”. Lembaga Ilmu Administrasi. Bandung.

Erly Suandy.2002. “Hukum Pajak”. Salemba Empat. Jakarta

Mulyadi. 2002. ”Auditing”. Buku Satu,Edisi Keenam,Salemba Empat.Jakarta Mulyadi. 2005. “Akuntansi Biaya”.UPP AMP YKPN. Yogyakarta

Munawir. 1992.”Perpajakan”. Liberty,Yogyakarta.

Prabowo. 2002 “Akuntansi Perpajakan Terpadu”. Grasindo, Jakarta. Siti Kurnia Rahayu. 2010. “ Perpajakan Indonesia”. Graha Ilmu,Yogyakarta

Sony Devano, Siti Kurnia Rahayu. 2006. “Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu”. Prenada Media Group

Stice, Stice, Skousen. 2004. ” Intermediate Accounting”. Salemba Empat.Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983

Undang-Undang Republik Indonesa No.19 tahun 2000

Yusuf Qardawi.1988. “Hukum Zakat”. PT Pustaka Litera Antar Nusa.Bogor www.google.com

www.ortax.org www.wikipedia.org

www.pajaktaxes.blogspot.com www.yahoo.com


(30)

i

Pencipta dan Maha Mengetahui, ALLAH SWT. Bahwa atas rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan akhir kerja praktek ini yang

berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENAGIHAN PIUTANG PAJAK

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SOREANG

Shalawat serta salam bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya serta kita sebagai pengikutnya. Laporan akhir kerja praktek ini merupakan laporan hasil kerja praktek Saya selama melakukan kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang, di Jalan Raya Cimareme No. 205 Ngamprah, Bandung.

Dengan melaksanakan kerja praktek ini, banyak manfaat yang telah Saya peroleh terutama merasakan terjun langsung dalam dunia kerja dengan menerapkan ilmu- ilmu yang telah saya peroleh dalam perkuliahan.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku rektor dari Universitas Komputer Indonesia,

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia,


(31)

ii

4. Surtikanti, SE.M.Si, selaku pembimbing penulis yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta dengan penuh kesabaran dan kebaikan hati memberikan bimbingan bagi penulis dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

5. Ony Widilestariningtyas, S.E.,M.Si, selaku dosen wali penulis di kelas Ak-4 angkatan 2008,

6. Ibu Irnayanti Heryani selaku Kepala Seksi Penagihan KPP Pratama Soreang,

7. Bapak Suhandoro, selaku pembimbing langsung penulis di lapangan yang telah bersedia meluangkan waktu senggangnya dalam membimbing kegiatan penulis dalam Kegiatan Kerja Praktek (KKP),

8. Bapak Sandy, Bapak Samuel, Bapak Tabroni, dan Ibu Yeti atas bantuan secara tidak langsungnya kepada penulis,

9. Teh Mena, yang telah memberi ilmu dan sabar membantu penulis menyelesaikan pekerjaannya.

10.Seluruh pegawai KPP Pratama Soreang

11.Bapak dan Ibu, yang telah mensupport penulis baik dalam bentuk Materiil, Doa, dan Nasehatnya dengan penuh kasih sayang yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan Kegiatan KKP dan Laporan KKP tepat pada waktunya,


(32)

iii

dapat disebutkan satu persatu, yang telah mensupport penulis,

14.Seluruh Staff Administrasi dan Sekretariat Jurusan Akuntansi Universitas Komputer Indonesia,

15.Angga Minggara tercinta dan Keluarga, yang telah mendukung penulis baik dalam doa dan support selama kegiatan KKP ini dan terima kasih juga atas candaan dan waktunya,

16.Rani, Marlin, Anna, Ira dan kak Ojii selaku sahabat – sahabat penulis yang telah membantu penulis baik dalam support, dan hiburanya,

17.Seluruh teman – teman Kelas Ak-4 angkatan 2008 yang selalu mensupport penulis dan kebersamaanya,

18.Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga budi baik semua pihak yang telah diberikan kapada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak - pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Desember 2011

Penulis

Amrita Widi Yuniarti NIM. 21108145


(33)

Riwayat Hidup

Nama : Amrita Widi Yuniarti

Nama Panggilan : Amy

Nim : 21108145

Jenis Kelamin : Wanita

Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 1 Juni 1991

Alamat : Komp. Margaasih Blok D7 No 4, Nanjung Kab Bandung

Kota : Bandung

Kode Pos : 40215

Pendidikan (Formal)

Nama Sekolah Tahun

SD Negeri Utama 2 Cimahi 1996 - 2002 SMP Negeri 2 Cimahi 2002 – 2005 SMA Negeri 1 Cimahi 2005 – 2008

UNIKOM Bandung 2008 sampai sekarang

Pendidikan (Non Formal)

Nama Sekolah Tahun

Sony Sugema College (Bimbingan Belajar)


(34)

(1)

38

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2008. “Konsep Dasar Sistem”. Lembaga Ilmu Administrasi. Bandung.

Erly Suandy.2002. “Hukum Pajak”. Salemba Empat. Jakarta

Mulyadi. 2002. ”Auditing”. Buku Satu,Edisi Keenam,Salemba Empat.Jakarta Mulyadi. 2005. “Akuntansi Biaya”.UPP AMP YKPN. Yogyakarta

Munawir. 1992.”Perpajakan”. Liberty,Yogyakarta.

Prabowo. 2002 “Akuntansi Perpajakan Terpadu”. Grasindo, Jakarta. Siti Kurnia Rahayu. 2010. “ Perpajakan Indonesia”. Graha Ilmu,Yogyakarta

Sony Devano, Siti Kurnia Rahayu. 2006. “Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu”. Prenada Media Group

Stice, Stice, Skousen. 2004. ” Intermediate Accounting”. Salemba Empat.Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983

Undang-Undang Republik Indonesa No.19 tahun 2000

Yusuf Qardawi.1988. “Hukum Zakat”. PT Pustaka Litera Antar Nusa.Bogor www.google.com

www.ortax.org www.wikipedia.org

www.pajaktaxes.blogspot.com www.yahoo.com


(2)

i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat sang Maha Pencipta dan Maha Mengetahui, ALLAH SWT. Bahwa atas rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan akhir kerja praktek ini yang berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENAGIHAN PIUTANG PAJAK

DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SOREANG

Shalawat serta salam bagi junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya serta kita sebagai pengikutnya. Laporan akhir kerja praktek ini merupakan laporan hasil kerja praktek Saya selama melakukan kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang, di Jalan Raya Cimareme No. 205 Ngamprah, Bandung.

Dengan melaksanakan kerja praktek ini, banyak manfaat yang telah Saya peroleh terutama merasakan terjun langsung dalam dunia kerja dengan menerapkan ilmu- ilmu yang telah saya peroleh dalam perkuliahan.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku rektor dari Universitas Komputer Indonesia,

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia,


(3)

ii

3. Sri Dewi Angadini, SE.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus pembimbing penulis,

4. Surtikanti, SE.M.Si, selaku pembimbing penulis yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta dengan penuh kesabaran dan kebaikan hati memberikan bimbingan bagi penulis dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

5. Ony Widilestariningtyas, S.E.,M.Si, selaku dosen wali penulis di kelas Ak-4 angkatan 2008,

6. Ibu Irnayanti Heryani selaku Kepala Seksi Penagihan KPP Pratama Soreang,

7. Bapak Suhandoro, selaku pembimbing langsung penulis di lapangan yang telah bersedia meluangkan waktu senggangnya dalam membimbing kegiatan penulis dalam Kegiatan Kerja Praktek (KKP),

8. Bapak Sandy, Bapak Samuel, Bapak Tabroni, dan Ibu Yeti atas bantuan secara tidak langsungnya kepada penulis,

9. Teh Mena, yang telah memberi ilmu dan sabar membantu penulis menyelesaikan pekerjaannya.

10.Seluruh pegawai KPP Pratama Soreang

11.Bapak dan Ibu, yang telah mensupport penulis baik dalam bentuk Materiil, Doa, dan Nasehatnya dengan penuh kasih sayang yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan Kegiatan KKP dan Laporan KKP tepat pada waktunya,


(4)

iii

12.Ilham Romadhon dan Nilam Sekar Sari, selaku adik penulis yang tercinta, yang telah memberikan support kepada penulis,

13.Mega, Neli, Enno, Dinda, Mentari dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mensupport penulis,

14.Seluruh Staff Administrasi dan Sekretariat Jurusan Akuntansi Universitas Komputer Indonesia,

15.Angga Minggara tercinta dan Keluarga, yang telah mendukung penulis baik dalam doa dan support selama kegiatan KKP ini dan terima kasih juga atas candaan dan waktunya,

16.Rani, Marlin, Anna, Ira dan kak Ojii selaku sahabat – sahabat penulis yang telah membantu penulis baik dalam support, dan hiburanya,

17.Seluruh teman – teman Kelas Ak-4 angkatan 2008 yang selalu mensupport penulis dan kebersamaanya,

18.Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, semoga budi baik semua pihak yang telah diberikan kapada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca serta pihak - pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Desember 2011

Penulis

Amrita Widi Yuniarti NIM. 21108145


(5)

56

Riwayat Hidup

Nama : Amrita Widi Yuniarti Nama Panggilan : Amy

Nim : 21108145

Jenis Kelamin : Wanita Agama : Islam

Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 1 Juni 1991

Alamat : Komp. Margaasih Blok D7 No 4, Nanjung Kab Bandung

Kota : Bandung Kode Pos : 40215 Pendidikan (Formal)

Nama Sekolah Tahun SD Negeri Utama 2 Cimahi 1996 - 2002 SMP Negeri 2 Cimahi 2002 – 2005 SMA Negeri 1 Cimahi 2005 – 2008

UNIKOM Bandung 2008 sampai sekarang

Pendidikan (Non Formal)

Nama Sekolah Tahun Sony Sugema College (Bimbingan

Belajar)


(6)