99
komunikasi dua arah timbal balik. 5.
Ikut serta secara aktif menciptakan iklim yang kondusif untuk mengamankan politik pembangunan, atau program pembangunan
nasional.
B. BENTUK ORGANISASI NONPROFIT
Pengertian organisasi nonprofit menurut Cutlip, Center, dan Broom 2000:520, yaitu keberadaan organisasi nonprofit yang
merupakan kategori khusus di dalam Peraturan Perpajakan yang dikenal oleh masyarakat, yakni Delegating public tales to private group. Dari
pengertian nonprofit sektor yang banyak dilaksanakan di berbagai negara terdapat lima jenis definisi organisasi nonprofit sebagai berikut:
1. Organized
Secara singkat, yaitu terdapat beberapa kelembagaan sesungguhnya, berarti organisasi tersebut memiliki piagam
perizinan, kegiatan menyelenggarakan pertemuan berkala dan pengurus tetap, peran serta atau indikator dalam kegiatannya relatif
permanen. 2.
Private Private merupakan organisasi nonprofit dan kelembagaannya
sebagai agen yang tidak terkait dengan atau di bawah kontrol pemerintah meskipun organisasi bersangkutan menerima bantuan
dana dari pihak pemerintah.
100
3. Nonprofit Distributing
Organisasi nonprofit yang tidak sama dengan organisasi di sektor private, tidak berupaya mencari keuntungan profit bagi pihak
pemilik dan jajaran direktur lembaga tersebut, yang berarti memiliki pendapatan lebih dipergunakan untuk mencapai misi
organisasi bersangkutan. Dalam hal ini berarti organisasi non-profit tidak mencari keuntungan. Dengan demikian, pendistribusian
keuntungan perusahaan dilarang dilaksanakan oleh pihak pengurus sebagai akibat organisasi yang tidak berorientasi mencari profit.
4. Self Governing
Merupakan organisasi nonprofit bebas dan mandiri serta memiliki kontrol sendiri, kemampuan merancang prosedur secara mandiri
dan bebas kontrol dari pihak luar, kemudian memiliki dewan direksi dan memberikan peluang bagi warga untuk berpartisipasi
sesuai dengan karakter organisasi nonprofit yang bebas dan independen. Bebas ikut campur dan kontrol dari pihak pemerintah.
5. Voluntary
Secara sederhana merupakan kegiatan partisipasi dari sukarelawan dalam organisasi nonprofit atau perilaku program kerja yang
berkaitan dengan pengelolaan dana bantuan sosial. Hal ini merupakan bentuk atau karakter organisasi nonprofit yang bersifat
melakukan kegiatan amal dan relawan demi kepentingan masyarakat.
101
Bentuk-bentuk Pelayanan Organisasi Nonprofit Public Relations humas pada sebuah lembaga atau organisasi
nonpemerintah dan nonprofit orientasi, terdapat pada bidang-bidang atau profesi tertentu sebagai berikut:
1.
Bidang pelayanan penasihat hukum, konsultansi hukum, dan pembelaan hukum sebagai upaya pengabdian terhadap masyarakat
yang memerlukan pendamping bagi kliennya ketika berperkara hukum di pengadilan.
2.
Bidang pelayanan keagamaan dan rohani, ceramah, khotbah, dan dakwah nilai-nilai keagamaan di masjid, gereja, dan pusat
keagamaan lainnya untuk menuntun ajaran agama dan peribadatan bagi umatnya masing-masing.
3.
Bidang seni dan budaya pop-modern serta tradisional di berbagai pusat pengembangan kesenian dan kebudayaan.
4.
Lembaga yayasan bidang pelayanan pendidikan dan pelatihan keterampilan dan profesi lainnya, baik di pusat pelatihan dan
pendidikan milik swasta maupun pemerintah.
5.
Bidang profesi pelayanan kesehatan dan para medik serta ke- dokteran di berbagai lembaga rumah sakit, poliklinik, dan
puskesmas.
6.
Bidang profesi pelayanan sosial lainnya, pusat rehabilitasi penyembuhan narkoba, serta pengidap penyakit HIVAIDS,
perawatan orang jompo, rumah yatim piatu, dan pusat pelayanan
102
penyakit sosial lainnya.
7.
Termasuk Humas organisasi nonprofit di lembaga BUMNBHMN, baik bergerak di bidang produksi strategis maupun pelayanan jasa
umum dan kepentingan umum public services dan utility yang terdapat di departemen pemerintah, TNI, Polri dan lain sebagainya.
8.
Bidang profesi organisasi politik yang mewakili anggota partai dan legislatif di Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
9.
Bidang profesi organisasi Lembaga Swadaya masyarakat LSM, YLKI Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, LBH Lembaga
Bantuan Hukum, Lembaga Pemantau Pelaksanaan Pemilu, ICW Indonesian Corruption Watch dan organisasi nonprofit dan lain
sebagainya.
103
BAB V NILAI DAN NORMA
1. Nilai pada Umumnya
Tidak mudah untuk menjelaskan apa itu suatu nilai. Setidak- tidaknya dapat dikatakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang menarik
bagi kita, sesuatu yang kita cari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan, singkatnya, sesuatu yang baik. Menurut
perkataan bagus filsuf Jerman-Amerika, Hans Jonas, nilai adalah the addressee of a yes, sesuatu yang ditujukan dengan ya kita. Memang,
nilai adalah sesuatu yang kita iakan atau kita aminkan. Nilai selalu mempunyai konotasi positif. Sebaliknya, sesuatu yang kita jauhi, sesuatu
yang membuat kita melarikan diri seperti penderitaan, penyakit, atau ke- matian adalah lawan dari nilai, adalah non-nilai atau disvalue,
sebagaimana dikatakan orang Inggris. Ada juga beberapa filsuf yang menggunakan di sini istilah “nilai negative”, sedangkan nilai dalam arti
tadi mereka sebut nilai positif”. Dipandang dalam perspektif sejarah filsafat yang sudah panjang,
nilai merupakan suatu tema filosofis yang berumur agak muda. Baru pada akhir abad ke-19 tema ini mendapat kedudukan mantap dalam
uraian-uraian filsafat akademis. Sekurang-kurangnya secara eksplisit. Tapi secara implisit nilai sudah lama memegang peranan dalam pem-