Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal dan Rasio Penyaluran Pembiayaan terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri)

(1)

DEPOSIT RATIO TO PROFITABILITY (Case Study at Bank Syariah Mandiri)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

Nurul Hasanah 21110503

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

Agama : Islam

Alamat : Jl. Budhi Singkurmulya RT02/RW12 No. 5

Kel. Pasirkaliki Kec. Cimahi Utara - Cimahi 40514

Telp/HP : 085724155528

DATA PENDIDIKAN

Tahun 1999 - 2004 SD Negeri Pasirkaliki VI Tahun 2004 - 2007 SMP Negeri 47 Bandung Tahun 2007 - 2010 SMK Negeri 11 Bandung

Tahun 2010 - 2011 Akademi Bahasa Asing Internasional Tahun 2010 - 2014 Universitas Komputer Indonesia


(3)

viii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 10

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.4.1 Maksud Penelitian ... 10

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 11

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 12

1.6.2 Waktu Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Bank Syariah ... 13

2.1.1.1 Definisi Bank Syariah ... 13

2.1.1.2 Prinsip Dasar Bank Syariah ... 14

2.1.1.3 Fungsi dan Peran Bank Syariah ... 16


(4)

ix

2.1.4 Profitabilitas ... 25

2.2 Keterkaitan Antar Variabel ... 28

2.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 28

2.2.2 Pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 29

2.2.3 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 30

2.3 Kerangka Pemikiran ... 31

2.4 Penelitian Sebelumnya ... 33

2.4 Hipotesis ... 37

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Objek Penelitian ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 39

3.2.1 Desain Penelitian ... 40

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 41

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.3.1 Sumber Data ... 43

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 44

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 46

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 46

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1 Hasil Penelitian ... 60


(5)

x

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 70

4.1.2.1 Analisis Tingkat Kecukupan Modal (CAR) .... 70

4.1.2.2 Analisis Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) 73

4.1.2.3 Analisis Profitabilitas (ROA) ... 75

4.1.3 Analisis Verifikatif ... 78

4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 78

4.1.3.2 Analisis Regresi Linier ... 84

4.1.3.3 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 88

4.1.3.4 Pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 94

4.1.3.5 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 99

4.2 Pembahasan Penelitian ... 102

4.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 102

4.2.2 Pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 103

4.2.3 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Donald, S. Scot Mc dan Koch, Timothy W. 2006. Bank Management. Mason: Thomson Higher

Giulio, Angelo dan Federico. 2008. Jurnal Productivity, Profitability and Financial Performance.

Gujarati. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Hanafi dan Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Horne dan Wachowis. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jonathan Sarwono. 2006. SPSS Teori dan Latihan. Bandung: PT Danamartha Sejahtera Utama.

Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia. Maman Abdurahman. 2011. Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian.


(7)

Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.

Mashuri dan M. Zainudin. 2009. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.

Masyhud Ali. 2003. Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Muhammad. 2005. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah. Jakarta: MUP. Mulyono. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Yogyakarta: BPFE. Sofriza Syofyan. 2002. Pengaruh Struktur Pasar Tehadap Kinerja Perbankan di

Indonesia. Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 2 No. 3, Desember. Suad Husnan. 2008. Manajemen Keuangan - Teori dan Penerapan. Yogyakarta:

BPFE.

Sudarsono. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujoko Efferin. 2004. Metode Penelitian Untuk Akuntansi. Malang: Bayu Media.

Syafaruddin Alwi. 2012. Memahami Sistem Perbankan Syariah. Jakarta: Repubika.


(8)

Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. www.infobank.com/Syahrial Muchtar/articles/fungsiintermediasibank.pdf.

www.mandirisyariah.co.id www.wordpress.com

Zainul Arifin. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia Publisher.


(9)

v

SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul: “PENGARUH TINGKAT

KECUKUPAN MODAL DAN RASIO PENYALURAN PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS” yang sesuai dengan tujuan dan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Baik penyajian maupun isinya, hal ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis. Namun atas dukungan dan arahan dari berbagai pihak terutama dari Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati Dra., SE., M.Si., selaku dosen pembimbing sekaligus Penanggung Jawab Program Beasiswa Unggulan serta dosen wali yang dengan integritas akademik, kesabaran, kearifan serta kasih sayangnya dalam memberikan bimbingan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, Msc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(10)

vi

Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia dan Dosen Penguji1. 4. Dr. Siti Kurnia Rahayu SE., M.Ak., CA., selaku Dosen Penguji 2.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta staff Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universita Komputer Indonesia.

6. Keluarga tercinta terutama Mamah dan Bapak yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil serta cinta kasih yang tiada henti untuk keberhasilan penulis.

7. Teman-teman penerima Beasiswa Unggulan khususnya kelas AK-BU Syariah dan AK-BU Pemerintahan yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.

8. Sahabat terbaik penulis “Senopati Pajajaran” yang selalu memberikan semangat, motivasi dan selalu mendengarkan keluh kesah.

9. Teman-teman dan Laoshi dari Mandarin Club SMKN 11 Bandung yang selalu setia menemani akhir pekan dan memberi semangat untuk belajar lebih giat.

10. Rekan-rekan, saudara dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik berupa doa, tenaga maupun pikiran dalam penyusunan skripsi ini.


(11)

vii berkepentingan pada umumnya.

Bandung, Agustus 2014 Penulis,

Nurul Hasanah NIM. 21110503


(12)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank Syariah

2.1.1.1 Definisi Bank Syariah

Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip prinsip syariah (Sudarsono, 2008). Sedangkan menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah didefinisikan sebagai bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan BankPembiayaan Rakyat Syariah.

Muhammad (2005) menambahkanbahwa hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan non syariah dan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah.


(13)

2.1.1.2 Prinsip Dasar Bank Syariah

Prinsip syariah menurut UU No. 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Menurut Antonio (2001:85), prinsip dasar dalam perbankan syariah secara garis besar terbagi menjadi lima bagian yaitu:

1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Depository / Al-Wadia’ah)

Al Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja kapanpun penitipnya menghendaki.

2. Prinsip Bagia Hasil (Profit Sharing)

a. Al-Musyarakah yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

b. Al-Mudharabah yaitu akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal sedangkan pihak lainnya (mudharib) menjadi pengelola.

c. Al-Muzara’ah yaitu kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen.


(14)

d. Al-Musaqah yaitu bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah di mana penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Sebagi imbalan, penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen. 3. Prinsip Jual Beli (Sale and Purchase)

a. Bai’ Al-Murabahah yaitu jual beli barang pda harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

b. Bai’ As-Salam yaitu pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka.

c. Bai’ Al-Istishna yaitu kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang.

4. Prinsip Sewa (Operational Lease and Finance Lease)

a. Al-Ijarah yaitu akad pemindahan hak duna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang tersebut.

b. Al-Ijarah Al-Muntaha Bit-Tamlik yaitu perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan penyewa.

5. Prinsip Jasa (Fee Based Income)

a. Al- Wakalah yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan.

b. Al-Kafalah yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.


(15)

c. Al-Hawalah yaitu pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

d. Ar-Rahn yaitu menahan salah satu harta milik peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.

e. Al-Qardh yaitu pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan.

2.1.1.3 Fungsi dan Peran Bank Syariah

Sudarsono (2008) mengatakan bahwa fungsi dan peran bank syariah adalah sebagai berikut:

a. Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun

dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.

d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.


(16)

2.1.1.4 Sumber Dana Bank Syariah

Arifin (2009) mengatakan bahwa sumber dana bank syariahterdiri dari: a. Modal Inti (Core Capital)

Modal inti adalah dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti terdiri dari:

1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham.

2) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.

3) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank.

b. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)

Bank menghimpun dana berbagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerjasama antara pemilik dana (shahib al maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, bank menyediakan jasa bagi investor berupa:

1) Rekening investasi umum, dimana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah (unrestricted investment account). Dalam hal ini bank bertindak sebagai mudharib dan nasabah bank bertindak


(17)

sebagai Shahib al Maal, sedang keduanya menyepakati pembagian laba (bila ada) yang dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah tertentu. Dalam hal terjadi kerugian, nasabah menanggung kerugian tersebut dan bank kehilangan keuntungan.

2) Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau mereka kehedaki.

3) Rekening tabungan mudharabah. Dalam aplikasinya bank syariah melayani tabungan mudharabah dalam bentuk targeted saving, seperti tabungan korban, tabungan haji atau tabungan lain yang dimaksudkan untuk suatu pencapaian target kebutuhan dalam jumlah dan atau jangka waktu tertentu.

c. Dana Titipan (Wadi’ah / Non Remunerated Deposit)

Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan.

Menurut Arifin (2009), dana titipan ini dikembangkan dalam bentuk berikut: 1) Rekening giro wadi’ah

Dalam hal ini bank menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi’ah. Dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial.


(18)

2) Rekening tabungan wadi’ah

Dalam hal ini nasabah dapat menarik sebagian atau seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Bank menjamin pembayaran kembali simpanan mereka. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut adalah milik bank, tetapi, atas kehendaknya sendiri, bank dapat memberikan imbalan keuntungan yang berasal dari sebagian keuntungan bank. Bank menyediakan buku tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan dengan rekening tersebut.

2.1.1.5 Penggunaan Dana Bank

Bank dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi sebagai financial intermediary. Sehingga setelah berhasil menghimpun dana pihak ketiga, bank syariah berkewajiban untuk menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan. Alokasi penggunaan dana bank syariah pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian penting (Muhammad,2005), yaitu:

a. Aktiva yang menghasilkan (Earning Asset)

Aktiva yang dapat menghasilkan atau Earning Asset adalah aset bank yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Aset ini disalurkan dalam bentuk investasi yang terdiri atas:

1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah). 2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (Musyarakah). 3) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al Bai’)


(19)

5) Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.

b. Aktiva yang tidak menghasilkan (Non Earning Asset)

1) Aktiva dalam bentuk tunai (cash asset), terdiri dari uang tunai, cadangan likuiditas (primary reserve) yang harus dipelihara pada bank sentral, giro pada bank dan item-item tunai lain yang masih dalam proses penagihan (collections).

2) Pinjaman (qard), merupakan salah satu kegiatan bank syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan ajaran Islam.

3) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises dan equipment).

2.1.1.6 Sumber Pendapatan Bank Syariah

Portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati porsi terbesar, pada umumnya sekitar 55%-60% dari total aktiva. Dari pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan bank diharapkan dapat mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank(Muhammad, 2005).

Dengan demikian, sumber pendapatan banksyariah dapat diperoleh dari: a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah.

b. Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai’)

c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.


(20)

2.1.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal merupakan faktor yang penting bagi perkembangan dan kemajuan bank sebagai upaya untuk tetap menjaga keparcayaan masyarakat. Modal bank harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian sebagai akibat dari pergerakan aktiva bank yang sebagian besar berasal dari dana pihak ketiga atau masyarakat.

Modal bank terdiri dari dua komponen yaitu modal inti dan modal pelengkap. Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif, modal pinjaman dan pinjaman subordinasi. Kebutuhan modal minimum bank dihitung berdasarkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dan ATMR aktiva administrasi. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko masing-masing aktiva. ATMR aktiva administrasi diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan risiko. Setiap bank yang beroperasi di Indonesia diwajibkan untuk memelihara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR).

Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Lukman Dendawijaya (2000:122) yaitu:

“Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank


(21)

lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman dan lain-lain.”

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Rasio ini dinyatakan sebagai persentase yang diukur dari kemampuan bank untuk menopang dirinya sendiri terhadap risiko kerugian yang timbul dari risiko kredit, risiko keuangan dan risiko operasional yang terkait dengan usahanya. Setiap negara memiliki nilai CAR berbeda dan perlu dipertahankan. Menurut perjanjian internasional (perjanjian Basel), banyak negara sepakat untuk mempertahankan persentase CAR pada tingkat tertentu. Sebagai buntut dari resesi ekonomi, pembatasan tambahan dikenakan pada bank untuk memastikan bahwa mereka lebih terlindung dari risiko ekonomi ekstrim yang muncul secara berkala (IBH, 2014).

Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif. Jika nilai CAR tinggi, maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan rumus:

CAR = x 100%

Bank Indonesia menetapkan kebijakan bagi setiap bank untuk memenuhi rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) minimal 8%. Ketentuan Capital Adequacy


(22)

Ratio (CAR) pada prinsipnya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara internasional, yaitu standar Bank for International Settlement (BIS).

2.1.3 Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah istilah lain dari Loan to Deposit Ratio (LDR). Dalam perbankan syariah istilah pembiayaan (financing) ini digunakan untuk menjelaskan bentuk penyaluran dananya kepada masyarakat, dikarenakan bank syariah tidak mengenal konsep bunga dalam aktivitas perbankan termasuk juga produk-produk penyaluran dananya (pembiayaan) (Antonio, 2001).

Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Martono (2002:82) yaitu “Rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya.”

Menurut Mulyono (2001:10) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah

“Rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.”

Lukman Dendawijaya (2005:116) mendefinisikan Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah “Ukuran seberapa jauh kemampuan bank dalam membiayai kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.”


(23)

S. Scott Mc Donald dan Timothy W. Koch (2006:581) menyebutkan bahwa “Many bank and bank analyst monitor loan to deposit ratio as a general measure of liquidity.” artinya, semua bank dan analis bank melihat Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai alat ukur dari likuiditas bank.

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat dihitung dengan rumus:

FDR = � �

� � x 100%

Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Sebaliknya, angka Financing to Deposit Ratio (FDR) yang rendah menunjukkan tingkat ekspansi kredit yang rendah dibandingkan dengan dana yang diterimanya dan menunjukkan bahwa bank masih jauh dari maksimal dalam menjalankan fungsi intermediasi (Syahrial Muchtar, 2001).

Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah 80% hingga 110%. Financing to Deposit Ratio (FDR) dapat juga digunakan untuk menilai strategi manajemen sebuah bank. Manajemen bank


(24)

yang konservatif biasanya cenderung memiliki Financing to Deposit Ratio (FDR) yang relatif rendah, sebaliknya manjemen bank yang agresif memiliki Financing to Deposit Ratio (FDR) yang tinggi atau melebihi batas toleransi.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Financing To Deposit Ratio (FDR) merupakan kemampuan Bank dalam membayar kembali dana penarikan yang telah dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit untuk mengetahui tingkat likuidasinya.

2.1.4 Profitabilitas

Profitabilitas menurut Bambang Riyanto (2001:35) adalah “Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”

Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah bank, dimana ia merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan minimalisasi resiko yang ada.

Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan. Oleh sebab itu, dibutuhkanlah suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka


(25)

panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya karena semakin tinggi profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin (Giulio, Angelo dan Federico, 2008).

Investor sangat perlu untuk mengetahui secara baik tingkat profitabilitas perusahaan agar investor dapat memperoleh hasil (earning) seperti yang diharapkan di masa depan. Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan model pesamaan Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Return On Investment (ROI).

Return On Assets (ROA) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio profitabilitas ini sekaligus menggambarkan efisiensi kinerja bank yang bersangkutan. Return On Assets (ROA) sangat penting, karena rasio ini mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset produktif yang dananya sebagian besar berasal dari Dana Pihak ketiga (DPK).

Menurut Horne dan Wachowis (2005:235) Return On Assets (ROA) mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan.

Return On Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aset dalam suatu periode, rumus yang digunakan untuk mencari Return On Assets (ROA) adalah sebagai berikut (Hanafi dan Halim, 2005:90):


(26)

ROA = x 100%

Semakin besar Return On Assets (ROA) maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Sofriza Syofyan, 2002).

Return On Assets (ROA) mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya: 1. Kelebihan

a. Return On Assets (ROA) mudah untuk dihitung dan dipahami.

b. Merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan.

c. Manajemen menitikberatkan perhatiannya pada perolehan laba yang maksimal.

d. Sebagai tolok ukur prestasi manajemen dalam memanfaatkan asset yang dimiliki perusahaan untuk memperoleh laba.

e. Mendorong tercapainya tujuan perusahaan.

f. Sebagai alat evaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajemen. 2. Kekurangan

a. Kurang mendorong manajemen dalam menambah asset apabila nilai ROA yang diharapkan terlalu tinggi.

b. Manajemen akan terlalu fokus dalam tujuan jangka pendek sehingga cenderung mengambil keputusan jangka pendek yang lebih menguntungkan tapi berdampak dalam jangka panjangnya.


(27)

2.2 Keterkaitan Antar Variabel

2.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian serta mencerminkan kesehatan bank yang bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan, melindungi dana masyarakat pada bank yang bersangkutan dan untuk memenuhi standar Bank for International Settlement (BIS).

Dengan permodalan yang kuat akan mampu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan untuk dihimpun dananya dan disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. Hal tersebut dapat mendorong pendapatan sehingga dapat menghasilkan profit. Dengan tingkat profit inilah bank dapat meningkatkan struktur permodalan yang kuat sehingga dapat membentuk kondisi keuangan yang sehat. Dengan pengelolaan yang baik, suatu bank akan terus meningkatkan modal dan dengan memperhatikan indikator kesehatan permodalannya yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) maka profitabilitasnya pun akan ikut meningkat.

Hiras dan Rosa (2011) menyatakan bahwa “Capital Adequacy Ratio (CAR)

berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).” Pernyataan tersebut di dukung oleh


(28)

2.2.2 Pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap profitabilitas (ROA)

Financing to Deposit Ratio (FDR) yang analog dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank konvensional merupakan rasio perbandingan antara jumlah pembiayaan yang disalurkan terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun. Dalam hal penilaian kesehatan bank, bank dikatakan sehat apabila tingkat FDR nya tinggi tapi tidak melebihi standar yang telah ditetapkan. Ini berarti bank tersebut cukup aktif dalam menyalurkan pembiayaan terhadap masyarakat (Muhammad, 2005).

Profitabilitas merupakan indikator kesuksesan suatu badan usaha. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana bank. Melalui analisis profitabilitas dapat diketahui efisiensi dan efektivitas suatu bank selama periode tertentu.

Faktor pembiayaan yang ditunjukkan oleh rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) sangat penting bagi bank. Dengan peningkatan dan pengelolaan penyaluran pembiayaan yang baik maka akan mendorong suatu bank untuk meningkatkan profitabilitasnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bambang Agus

(2010) yaitu “Besarnya pembiayaan (FDR) dapat mempengaruhi profitabilitas

(ROA) Bank Umum Syariah.” serta didukung oleh pernyataan dari Muh. Sabir,


(29)

2.2.3 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Tri dan Yuana (2010) menyebutkan banwa “Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan berpengaruh terhadap

profitabilitas (ROA).”

Menurut Williams, Molyneux dan Thomson dalam Mudrajad Kuncoro (2002:570) menjelaskan model dalam menganalisis struktur kinerja perbankan terkait pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR), yaitu:

ROA= a0 + a1 MSDN + a2 BOPO + a3 CAR + a4 LDR + a5 W1 +a6 B1(13)

Berdasarkan model tersebut dapat dilihat bahwa CAR dan LDR dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA). Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan sejauh mana bank dapat menutup kerugian yang timbul serta membiayai seluruh aktiva tetap dan inventaris bank. Hal tersebut menunjukkan bahwa bank telah melakukan kinerjanya dengan baik. Dengan modal yang tinggi maka dana pihak ketiga yang dihimpun bank dari masyarakat akan bertambah dan untuk menjaga perputaran keuangan, maka dana yang berhasil di himpun akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan yang dihitung berdasarkan rasio FDR. Dari pembiayaan tersebut bank akan mendapatkan profit yang pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas (ROA).


(30)

2.3 Kerangka Pemikiran

Perkembangan perbankan syariah dalam satu dekade terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bank syariah yang merupakan salah satu lembaga intermediasi yakni sebagai penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat yang harus selalu menjaga kinerja keuangannya. Kinerja keuangan tersebut dapat diukur dengan suatu profitabilitas. Profitabilitas adalah sebagai dasar keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa bank. Dalam mengukur profitabilitas digunakanlah rasio Return On Assets (ROA) yang dihasilkan dari kegiatan pokok perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return On Assets (ROA) pun dipengaruhi oleh beberapa rasio yang dapat membuatnya mengalami kenaikan atau penurunan. Rasio tersebut diantaranya adalah rasio tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR).

Modal merupakan salah satu bagian terpenting dalam sistem keuangan perbankan. Tingkat kecukupan modal (CAR) membuktikan bahwa bank mempunyai kemampuan untuk menanggung risiko yang mungkin terjadi selama proses kegiatan usaha berlangsung. Modal yang kuat dari suatu bank akan menjaga kepercayaan masyarakat. Masyarakat yang melihat kinerja bank berdasarkan tingkat kecukupan modalnya akan terus menggunakan jasa bank tersebut. Dengan bertambahnya pengguna jasa bank otomatis akan membuat dana pihak ketiga yang dihimpun dari pengguna jasa bank akan meningkat sehingga laba dari bank tersebut bertambah dan profitabilitas bank pun ikut meningkat.


(31)

Efektifitas perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya yaitu sebagai penghimpun dana pihak ketiga dan penyalur dana dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat dapat dilihat dari Loan to Deposit Ratio (pada bank konvensional) atau Financing to Deposit Ratio (pada bank syariah). Penyaluran pembiayaan yang meningkat menunjukkan bahwa bank telah mampu mencukupi kebutuhan masyarakat dalam hal pendanaan dan membuat dana yang telah dihimpun dari pihak ketika tersalurkan kembali kepada masyarakat sehingga tidak mengalami pengendapan. Berdasarkan hal tersebut, bank akan terus berusaha meningkatkan profitabilitasnya demi menjaga fungsi intermediasi.

Kerangka pemikiran diatas digambarkan dalam sebuah skema sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran


(32)

2.4 Penelitian Sebelumnya

Pemikiran penulis didukung oleh pendapat para peneliti terdahulu maupun teori yang menjelaskan mengenai hubungan Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) dan Profitabilitas (ROA). Penelitian sebelunya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan

1. Suryani (2011) Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia

1. Rata-rata Financing to Deposit Ratio (FDR) secara keseluruhan dalam tiga taun pengamatan adalah sebesar 98,7%.

2. Rata-rata Return On Asset (ROA) di tahun 2008 sebesar 1,77%, tahun 2009 sebesar 1,98% dan tahun 2010 sebesar 1,74%. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam tiga tahun pengamatan ROA masih berada di atas ketentuan Bank Indonesia yaitu 1,5%. 3. Hasil analisis regresi

menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset (ROA).

Metode penelitian menggunakan metode analisis regresi Variabel bebas: FDR Variabel terikat: ROA 2. Hiras Pasaribu & Rosa Luxita Sari Analisis Tingkat Kecukupan Modal dan Loan to Deposit Ratio

1. Secara simultan CAR dan LDR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). 2. Ada pengaruh antara

CAR dengan

-

Variabel bebas: CAR dan LDR Variabel terikat:


(33)

(2011) terhadap Profitabilitas

profitabilitas (ROA). 3. Ada pengaruh antara

LDR dengan profitabilitas (ROA). Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda 3. Bambang Agus Pramuka (2010) Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah

1. Berdasarkan metode regresi linier berganda, menunjukkan bahwa volume pembiayaan (FDR) dan risiko pembiayaan (NPF) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA).

2. Variabel besarnya pembiayaan (FDR) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah.

3. Variabel risiko pembiayaan (NPF) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah.

4. Berdasarkan hasil perhitungan uji elastisitas,

menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap ROA adalah variabel FDR. Ini berarti bahwa besarnya pembiayaan (FDR) dapat menyebabkan

peningkatan tingkat profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah.

Variabel bebas: FDR dan NPF

Variabel terikat: ROA Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda


(34)

4. Tri Widyastuti & Yuana Rizky (2010) Pengaruh CAR, NIM dan LDR terhadap ROA pada Perusahaan Perbankan

1. Variabel Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin dan

Loan to Deposit Ratio

perbankan secara simultan berpengaruh erhadap Return On Asset.

2. Capital Adequacy Ratio

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset. 3. Net Interest Margin

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Asset. 4. Loan to Deposit Ratio

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Return On Asset.

Variabel bebas: CAR, NIM dan LDR Variabel terikat: ROA Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda 5. Esther Novelina Djumahir Kusuma Ratnawati (2011) Analisis Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia

1. Capital Adequacy Ratio

(CAR) berpengaruh tidak signifikan terhadap

Return On Asset (ROA). 2. Non Performing Loan

pada penelitian ini secara statistik berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

3. Net Interest Margin

(NIM) berpengaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA).

4. Efisiensi Operasi

(BOPO) berpenngaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA). 5. Loan to Deposit Ratio

(LDR) berpengaruh

tidak signifikan terhadap

Return On Asset (ROA).

Variabel bebas: CAR, NPL, NIM, BOPO dan LDR Menggunakan pendekatan kuantitatif metode analisis regresi Variabel terikat: ROA


(35)

6. Muh. Sabir M. Ali Abd. Hamid Habee (2012) Pengaruh Rasio Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia

1. CAR dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

2. NIM brpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

3. NPF tidak berpengaruh terhadap ROA.

4. FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Variabel bebas: CAR, BOPO, NPF dan FDR

Variabel terikat: ROA Metode penelitian menggunakan analisis regresi berganda 7. Asikhia Olalekan & Sokefun Adeyinka (2013) Capital Adequacy and Bank’s Profitability: an Empirical Evidence from Nigeria

Capital Adequacy Ratio

(CAR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank di Nigeria. Berdasarkan data analisis primer, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara CAR dan profitabilitas tapi berdasarkan data analisis sekunder menunjukkan adanya hubungan signifikan. Menggunakan data responden Variabel bebas: CAR Variabel terikat: ROA 8. I.B. Swaputra & Putu Mela Ratini (2007) Pengaruh LDR terhadap ROA LPD Desa Adat Ayunan Abiansemal Badung

1. Perhitungan LDR LPD Desa Adat Ayunan dari thn 2001-2005 menunjukkan predikat

“baik”, dgn ratio

pinjaman yg diberikan thd dana yg diterima adalah 75%, 81%, 83%, 66% dan 58% serta dgn perolehan nilai kredit sebesar 144, 136, 128, 196 dan 288 dimana hasil nilai kredit maksimal adalah 100.

2. Analisa ROA LPD Desa Adat Ayunan dari thn 2001-2005 menunjukkan kondisi yg baik pula, dimana ratio laba usaha thd asset adalah sebesar

Menggunakan metode analisis korelasi parsial Variabel bebas: LDR Variabel terikat: ROA


(36)

8%, 11%, 8%, 6% dan 5%, dan nilai krreditnya adalah 533,3, 733,3, 533,3, 400 dan 333,3.

3. Pengaruh LDR thd ROA dari thn 2001-2005 yg dimiliki oleh LPD Desa Adat Ayunan ditentukan oleh koefisien korelasi menunjukkan nilai yg positif sebesar 0,84 ini berarti terjadi hubungan yg searah dan kuat antara LDR dgn ROA yg berarti pula jika LDR naik maka ROA yg naik.

9. Nur Artwienda & Prasetiono Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Bopo, Net Interest Margin, dan Loan to Deposit Ratio terhadap Perubahan Laba

1. NPL berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel perubahan laba pada bank besar.

2. Variabel LDR tidak berpengaruh signifikan positif terhadap variabel perubahan laba pada bank besar.

Variabel bebas: CAR, NPF, BOPO, NIM dan LDR Variabel terikat: ROA

Sumber: Jurnal-jurnal penelitian

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.


(37)

Suharsimi Arikunto (2003:64) menyatakan:

“Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbuktinya kebenaran melalui data terkumpul.”

Berdasarkan tinjauan teoritis diatas, maka hipotesis penelitiannya yaitu: H1: Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas

(ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

H2: Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

H3: Secara simultan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri


(38)

104

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan negatif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri. Artinya apabila Tingkat Kecukupan Modal (CAR) mengalami kenaikan dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak mengalami perubahan maka akan menurunkan Profitabilitas (ROA).

2. Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berpengaruh signifikan Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri. Artinya Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) bukan indikator utama dalam meningkatkan Profitabilitas (ROA).

3. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.


(39)

5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan Profitabilitas, sebaiknya pihak bank harus memperhatikan Tingkat Kecukupan Modal (CAR). Karena Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh negatif maka hendaknya bank harus dapat mengendalikan tingkat resiko sehingga tidak melebihi jumlah modal yang ada.

2. Sebaiknya pihak bank memiliki strategi untuk mengoptimalkan keseimbangan dana yang berhasil dihimpun dengan menyalurkannya kembali dalam bentuk pembiayaan.

3. Sebaiknya Bank Syariah Mandiri lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan mengenai Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan peyaluran pembiayaan dengan menjaga keseimbangan modal, tingkat resiko, pembiayaan dan penghimpunan dana.


(40)

1

21110503

Universitas Komputer Indonesia

ABSTRAK

Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut bank untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menarik investor. Sebelum menginvestasikan dananya investor memerlukan informasi mengenai kinerja perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri periode Januari 2009 hingga Juni 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier. Model ini adalah alat analisis statistik yang digunakan untuk menggambarkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dan simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial tingkat kecukupan modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA), rasio penyaluran pembiayaan (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Secara simultan tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Kata kunci : Tingkat Kecukupan Modal (CAR), Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR),

Profitabilitas (ROA)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri perbankan merupakan industri yang mengalami kemajuan paling pesat dibandingkan industri yang lainnya. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat modern sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal tersebut dikarenakan sektor perbankan mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana dengan unit-unit ekonomi yang kekurangan dana.

Kinerja perbankan merupakan hal yang sangat penting karena bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, maka bank harus mampu menunjukkan kredibilitasnya. Profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Profitabilitas adalah sebagai dasar keterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa bank. Dalam mengukur profitabilitas digunakanlah rasio Return On Assets (ROA) yang dihasilkan dari kegiatan pokok perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Return On Assets (ROA) pun dipengaruhi oleh beberapa rasio yang dapat membuatnya

mengalami kenaikan atau penurunan. Rasio tersebut diantaranya adalah rasio tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR).

Dalam tiga tahun terakhir tingkat kecukupan modal (CAR), rasio penyaluran pembiayaan (FDR) dan profitabilitas (ROA) pada bank Syariah Mandiri mengalami perubahan yang cukup signifikan. Berikut adalah data empiris terkait variabel-variabel tersebut yang ditunjukkan dalam tabel:


(41)

2

Februari 2010 13,08 81,17 ↑ 1,85

Juni 2010 12,43 85,16 2,22 ↑

September 2010 11,47 86,31 2,30 ↑

Oktober 2010 11,38 87,88 ↑ 2,30

Juni 2011 11,24 ↑ 88,52 ↑ 2,12

Sumber: Laporan Keuangan Bulanan Bank Syariah Mandiri

Tingkat kecukupan modal (CAR) di bank Syariah Mandiri pada tahun 2009 tiap bulannya cenderung mengalami penurunan dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) pun mengalami beberapa peningkatan dan penurunan nilai. Sedangkan nilai profitabilitas (ROA) mengalami peningkatan. Begitu pun pada tahun 2010 dan 2011, di mana tingkat kecukupan modal (CAR) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) cenderung turun sedangkan nilai profitabilitas (ROA) mengalami peningkatan. Berdasarkan data tersebut dapat terlihat adanya penyimpangan dengan teori yang sebelumnya telah diungkapkan.

Berdasarkan data dari tabel, terlihat bahwa pada tahun 2009 tepatnya bulan Agustus, September dan Oktober ketika tingkat kecukupan modal (CAR) mengalami penurunan sebesar 0,43%; 0,15% dan 0,5% serta nilai rasio penyaluran pembiayaan (FDR) yang turun masing- masing 1,02%; 2,52% dan 0,82%, profitabilitas (ROA) justru mengalami kenaikan sebesar 0,2% dan 0,11 %. Pada tahun 2010 (bulan April, Juni dan September) terjadi hal yang sama di mana nilai CAR dan FDR mengalami penurunan justru nilai ROA mengalami peningkatan.

Pada tahun 2010 tepatnya bulan Februari dan Oktober, ketika tingkat kecukupan modal (CAR) mengalami penurunan sebesar 0,11% dan 0,9% serta nilai rasio penyaluran pembiayaan (FDR) mengalami kenaikan sebesar 0,57% dan 1,07%, profitabilitas (ROA) justru tidak mengalami perubahan yaitu tetap berada di angka 1,85% dan 2,30%.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti mengambil

judul “Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal dan Rasio Penyaluran Pembiayaan Terhadap

Profitabilitas”

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah peneliti kemukakan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

2. Apakah Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh signifikan terhadap 3. Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

4. Apakah secara simultan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

2. Untuk mengetahui pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.


(42)

3

2.1.1 Tingkat Kecukupan Modal (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi

menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Capital Adequacy Ratio

yaitu rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman dan lain-lain. (Lukman Dendawijaya, 2000:122).

Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif. Jika nilai CAR tinggi, maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002).

2.1.2 Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah istilah lain dari Loan to Deposit Ratio (LDR).

Dalam perbankan syariah istilah pembiayaan (financing) ini digunakan untuk menjelaskan bentuk penyaluran dananya kepada masyarakat, dikarenakan bank syariah tidak mengenal konsep bunga dalam aktivitas perbankan termasuk juga produk-produk penyaluran dananya (pembiayaan) (Antonio, 2001).

Menurut Mulyono (2001:10) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah “rasio perbandingan

antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.”

2.1.3 Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas menurut Bambang Riyanto (2001:35) adalah “Kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.”

Menurut Horne dan Wachowis (2005:235) Return On Assets (ROA) mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan.

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka

pengembangan usaha dan menampung kerugian serta mencerminkan kesehatan bank yang bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan, melindungi dana masyarakat pada bank yang bersangkutan dan untuk memenuhi standar Bank for

International Settlement (BIS).

Dengan permodalan yang kuat akan mampu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan untuk dihimpun dananya dan disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. Hal tersebut dapat mendorong pendapatan sehingga dapat menghasilkan profit. Dengan tingkat profit inilah bank dapat meningkatkan struktur permodalan yang kuat sehingga dapat membentuk kondisi keuangan yang sehat. Dengan pengelolaan yang baik, suatu bank akan terus meningkatkan modal dan dengan memperhatikan indikator kesehatan permodalannya yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) maka profitabilitasnya pun akan ikut meningkat.


(43)

4

ditetapkan. Ini berarti bank tersebut cukup aktif dalam menyalurkan pembiayaan terhadap masyarakat (Muhammad, 2005).

Profitabilitas merupakan indikator kesuksesan suatu badan usaha. Rasio profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana bank. Melalui analisis profitabilitas dapat diketahui efisiensi dan efektivitas suatu bank selama periode tertentu.

Faktor pembiayaan yang ditunjukkan oleh rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) sangat penting bagi bank. Dengan peningkatan dan pengelolaan penyaluran pembiayaan yang baik maka akan mendorong suatu bank untuk meningkatkan profitabilitasnya.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotesis yang diajukan adalah

H1 : Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

H2 : Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

H3 : Secara simultan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:38).

Berdasarkan definisi tersebut, objek yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio) sebagai variabel bebas (X1), Rasio Penyaluran Pembiayaan (Financing to Deposit Ratio) sebagai variabel bebas (X2) dan Profitabilitas (Return On Asset) sebagai variabel terikat (Y). Objek penelitian ini merupakan data rasio dari laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Secara luas,

Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah “Cara-cara ilmiah untuk

mendaptkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetauan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah.”

Berdasarkan definisi tersebut, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel menurut Sugiyono (2010:58) adalah “sesuatu yang berbentuk

apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang


(44)

5

Dalam penelitian ini variabel terikat yang dimaksud adalah profitabilitas (ROA) (Y). 2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (independent variable) sering disebut variabel prediktor, stimulus, input atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas yang dimaksud adalah tingkat kecukupan modal (CAR) (X1) dan rasio penyaluran pembiayaan (FDR) (X2).

3.4 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, hasil pengumpulan dan pengolahan pihak lain (Maman Abdurahman, 2011:36).

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal maupun orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Populasi yang diambil adalah Laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri periode Januari 2009 hingga Juni 2011.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Arikunto, 2006). Teknik sampling penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono

(2009:85) mengemukakan bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu”.

Berdasarkan uraian tersebut sampel penelitian ini adalah data rasio dari laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri (bulan Januari 2009 hingga bulan Juni 2011) sehingga diperoleh 30 buah sampel untuk setiap variabel.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan melalui studi pustaka dengan mengkaji buku-buku literatur, jurnal, makalah dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian untuk memperoleh landasan teoritis secara komprehensif terkait Bank Syariah serta mengeksplorasi laporan keuangan dari Bank Syariah Mandiri berupa perhitungan rasio keuangan dalam laporan keuangan bulanan yang dipublikasikan dari bulan Januari 2009 hingga bulan Juni 2011 melaui website resmi Bank Syariah Mandiri.

3.7 Metode Pengumpulan Data 3.7.1 Rancangan Analisis

Dalam pelaksanaan, penelitian ini menggunakan jenis atau alat penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan melalui pengumpulan data.

1. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik. Diantaranya:

a. Uji Normalitas b. Uji Multikolinieritas c. Uji Heteroskedastisitas d. Uji Autokorelasi


(45)

6

Profitabilitas (ROA). Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Variabel terikat (Profitabilitas/ROA)

a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2, ... Xn = 0) b1,b2 = Koefisien regresi

X1 = Variabel bebas (Tingkat Kecukupan Modal/CAR) X2 = Variabel bebas (Rasio Penyaluran Pembiayaan/FDR)

3.7.2 Pengujian Hipotesis

Pada prinsipnya pengujian hipotesis adalah membuat kesimpulan sementara untuk melakukan penyanggahan dan atau pembenaran dari masalah yang akan ditelaah dan merupakan cara statistika untuk menguji populasi berdasarkan sampelnya, untuk dapat diterima atau ditolak pada tingkat signifikansi tertentu. Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut:

1. Uji Statistik t

Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t. 2. Uji Statistik F

Pengujian signifikansi secara simultan atau bersama-sama menggunakan uji F.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif

4.1.1 Tingkat Kecukupan Modal (CAR) pada Bank Syariah Mandiri

Berdasarkan data sekunder yang terkumpul maka diperoleh gambaran kondisi tingkat kecukupan modal (CAR) periode Januari 2009 hingga Juni 2011.

Berdasarkan tabel dan grafik pada penelitian ini, kondisi tingkat kecukupan modal (CAR) cenderung mengalami kondisi yang fluktuatif dan cenderung turun.

Hasil olah data deskriptif menunjukkan bahwa tingkat kecukupan modal (CAR) pada Bank Syariah Mandiri memiliki nilai terendah sebesar 10,60% dan nilai tertinggi sebesar 14,83%. Secara statistik besarnya CAR pada Bank Syariah Mandiri sudah memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia dengan nilai rata-rata dari CAR adalah 12,6893%. Menurut Dendawijaya (2003) semakin tinggi nilai CAR maka mengindikasikan bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko.

4.1.2 Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) pada Bank Syariah Mandiri

Berdasarkan data sekunder yang terkumpul maka diperoleh gambaran kondisi rasio penyaluran pembiayaan (FDR) periode Januari 2009 hingga Juni 2011.

Berdasarkan tabel dan grafik, perkembangan nilai FDR pada Bank Syariah Mandiri dari Januari 2009 mulai mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya pada Juli 2009. Pada Agustus 2009 nilai FDR mulai mengalami penurunan yang cukup drastis hingga Januari 2010. Sepanjang tahun 2010 dan hingga pertengahan tahun 2011 nilai FDR cukup fluktuatif.

Hasil olah data deskriptif menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa rasio penyaluran pembiayaan (FDR) pada Bank Syariah Mandiri memiliki nilai terendah sebesar 80,60% dan nilai tertinggi sebesar 91,47%. Secara statistik besarnya FDR pada Bank Syariah Mandiri


(46)

7

sepanjang tahun 2009 mengalami kenaikan. Pada awal tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup drastis dan mulai mengalami kenaikan di bulan-bulan berikutnya. Hingga pertengahan tahun 2011 perkembangan nilai ROA cenderung menurun.

Hasil olah data deskriptif menunjukkan bahwa profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri memiliki nilai terendah sebesar 1,85% dan nilai tertinggi sebesar 2,43%. Secara statistik besarnya ROA pada Bank Syariah Mandiri sudah memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia. Nilai rata-rata dari ROA adalah 2,1480%.

4.2 Hasil Analisis Verifikatif

Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan melakukan beberapa tahapan yaitu: Pengujian uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, analisis determinasi dan pengujian hipotesis. Pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan software IBM SPSS Statistic 21.

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Predicted Value Unstandardized

N 30

Normal Parametersa,b Mean 2,1480000

Std. Deviation ,08406877

Most Extreme Differences Absolute ,133

Positive ,119

Negative -,133

Kolmogorov-Smirnov Z ,727

Asymp. Sig. (2-tailed) ,665

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (sig.) yang diperoleh dari uji

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,665. Karena nilai probabilitas pada uji

Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi berdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 CAR ,991 1,009

FDR ,991 1,009

a Dependent Variable: ROA

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas, dimana nilai VIF dari variabel CAR dan FDR sebesar 1,009 lebih


(47)

8 Spearman's rho

CAR

Correlation Coefficient 1,000 ,020 -,122 Sig. (2-tailed) . ,918 ,520

N 30 30 30

FDR

Correlation Coefficient ,020 1,000 -,094 Sig. (2-tailed) ,918 . ,622

N 30 30 30

ABS_RES

Correlation Coefficient -,122 -,094 1,000 Sig. (2-tailed) ,520 ,622 .

N 30 30 30

Berdasarkan nilai korelasi pada tabel diatas maka memberikan suatu indikasi bahwa residual yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama (homogen), ini terlihat dari nilai residual masing-masing variabel bebas yaitu sebesar 0,520 dan 0,622. Nilai tersebut memiliki signifikansi lebih dari tingkat kekeliruan 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,636a ,405 ,360 ,10571 1,624

a Predictors: (Constant), FDR, CAR b Dependent Variable: ROA

Nilai D-W yang diperoleh dari model dibandingkan terhadap nilai tabel Burbin-Watson didapat hasil sebesar 1,624 sehingga berada pada nilai batas bawah du sebesar 1,57 dan nilai batas atas 4-du sebesar 2,43.

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif. Hasil tersebut diperoleh karena nilai DW hitung lebih besar dari dL (batas luar) atau lebih kecil dari 4-dU.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,639 ,676 2,424 ,022 CAR -,061 ,015 -,595 -3,990 ,000

FDR ,015 ,008 ,288 1,931 ,064


(48)

9 Y = Profitabilitas (ROA)

X1 = Tingkat Kecukupan Modal (CAR) X2 = Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR)

Koefisien yang terdapat pada persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 1,639 persen menunjukkan rata-rata Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri periode Januari 2009 - Juni 2011 jika Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) sama dengan nol.

2. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) memiliki koefisien bertanda negatif sebesar -0,061 persen, artinya setiap peningkatan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) sebesar 1 persen diprediksi akan menurunkan Profitabilitas (ROA) sebesar 0,061 persen dengan asumsi Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berubah.

3. Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) memiliki koefisien bertanda positif sebesar 0,015 persen, artinya setiap peningkatan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) sebesar 1 persen diprediksi akan meningkatkan Profitabilitas (ROA) sebesar 0,015 persen dengan asumsi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) tidak berubah.

4.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)

1. Korelasi Pearson Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Korelasi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dengan Profitabilitas (ROA) ketika Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berubah adalah sebesar 0,609 dengan arah negatif. Nilai korelasi sebesar 0,609 berada antara 0,60-0,799 yang tergolong dalam kriteria korelasi kuat. Artinya hubungan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dengan Profitabilitas (ROA) adalah kuat ketika Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak mengalami perubahan.

2. Koefisien Determinasi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Besarnya pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dengan Profitabilitas (ROA) ketika Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berubah adalah sebesar

Kd = r2 x 100%

Kd = (-0,609)2 x 100% Kd = 37,09%

Nilai koefisien determinasi untuk Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dengan Profitabilitas (ROA) adalah sebesar 0,3709 atau 37,09%, berada diantara 0,20-0,399 yang termasuk kriteria rendah. Artinya nilai koefisien determinasi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) memiliki hubungan yang rendah dengan Profitabilitas (ROA). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka Tingkat Kecukupan Modal (CAR) memberikan kontribusi sebesar 37,09% terhadap Profitabilitas (ROA).

3. Pengujian Hipotesis Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji t sebesar 2,052 yang diperoleh dari ttabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan (Degree of Freedom) yaitu N-k-1 = 30-2-1 = 27, untuk pengujian dua pihak.

Coefficientsa

Model

t Sig.


(1)

kecil dari 10 dan dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel bebas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Correlations

CAR FDR ABS_RES

Spearman's rho CAR

Correlation Coefficient 1,000 ,020 -,122

Sig. (2-tailed) . ,918 ,520

N 30 30 30

FDR

Correlation Coefficient ,020 1,000 -,094

Sig. (2-tailed) ,918 . ,622

N 30 30 30

ABS_RES

Correlation Coefficient -,122 -,094 1,000

Sig. (2-tailed) ,520 ,622 .

N 30 30 30

Berdasarkan nilai korelasi pada tabel diatas maka memberikan suatu indikasi bahwa residual yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama (homogen), ini terlihat dari nilai residual masing-masing variabel bebas yaitu sebesar 0,520 dan 0,622. Nilai tersebut memiliki signifikansi lebih dari tingkat kekeliruan 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,636a ,405 ,360 ,10571 1,624

a Predictors: (Constant), FDR, CAR b Dependent Variable: ROA

Nilai D-W yang diperoleh dari model dibandingkan terhadap nilai tabel Burbin-Watson didapat hasil sebesar 1,624 sehingga berada pada nilai batas bawah du sebesar 1,57 dan

nilai batas atas 4-du sebesar 2,43.

Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif. Hasil tersebut diperoleh karena nilai DW hitung lebih besar dari dL (batas luar) atau lebih kecil

dari 4-dU.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,639 ,676 2,424 ,022

CAR -,061 ,015 -,595 -3,990 ,000

FDR ,015 ,008 ,288 1,931 ,064


(2)

Melalui hasil pengolahan data seperti diuraikan pada tabel diatas maka dapat dibentuk model prediksi variabel Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA), dengan persamaan regresi:

Y = 1,639+(-0,061X1) + 0,015X2

Dimana:

Y = Profitabilitas (ROA)

X1 = Tingkat Kecukupan Modal (CAR)

X2 = Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR)

Koefisien yang terdapat pada persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 1,639 persen menunjukkan rata-rata Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri periode Januari 2009 - Juni 2011 jika Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) sama dengan nol.

2. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) memiliki koefisien bertanda negatif sebesar -0,061 persen, artinya setiap peningkatan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) sebesar 1 persen diprediksi akan menurunkan Profitabilitas (ROA) sebesar 0,061 persen dengan asumsi Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berubah.

3. Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) memiliki koefisien bertanda positif sebesar 0,015 persen, artinya setiap peningkatan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) sebesar 1 persen diprediksi akan meningkatkan Profitabilitas (ROA) sebesar 0,015 persen dengan asumsi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) tidak berubah.

4.2.1 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) 1. Korelasi Pearson Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Korelasi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dengan Profitabilitas (ROA) ketika Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berubah adalah sebesar 0,609 dengan arah negatif. Nilai korelasi sebesar 0,609 berada antara 0,60-0,799 yang tergolong dalam kriteria korelasi kuat. Artinya hubungan Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dengan Profitabilitas (ROA) adalah kuat ketika Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak mengalami perubahan.

2. Koefisien Determinasi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Besarnya pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dengan Profitabilitas (ROA) ketika Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berubah adalah sebesar Kd = r2 x 100%

Kd = (-0,609)2 x 100% Kd = 37,09%

Nilai koefisien determinasi untuk Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dengan Profitabilitas (ROA) adalah sebesar 0,3709 atau 37,09%, berada diantara 0,20-0,399 yang termasuk kriteria rendah. Artinya nilai koefisien determinasi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) memiliki hubungan yang rendah dengan Profitabilitas (ROA). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka Tingkat Kecukupan Modal (CAR) memberikan kontribusi sebesar 37,09% terhadap Profitabilitas (ROA).

3. Pengujian Hipotesis Tingkat Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profitabilitas (ROA) Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji t sebesar 2,052 yang diperoleh dari ttabel pada α = 0,05 dengan derajat kebebasan (Degree of Freedom)

yaitu N-k-1 = 30-2-1 = 27, untuk pengujian dua pihak. Coefficientsa

Model

t Sig.


(3)

CAR -3,990 ,000

FDR 1,931 ,064

a Dependent Variable: ROA

Nilai thitung yang diperoleh untuk Tingkat Kecukupan Modal (CAR) adalah sebesar

-3,990 dengan nilai signifikansi 0,00. Nilai thitung (-3,990) lebih kecil dari nilai -ttabel

(-2,052) pada tingkat kekeliruan 5% dengan ketentuan pengujian dilakukan secara dua sisi sehingga dapat diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Artinya, pada

tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kecukupan Modal (CAR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

4.2.2 Pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap profitabilitas (ROA) 1. Korelasi Pearson Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Korelasi Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) dengan Profitabilitas (ROA) ketika Tingkat Kecukupan Modal (CAR) tidak berubah adalah sebesar 0,348 dengan arah positif. Nilai korelasi sebesar 0,348 berada antara 0,20-0,399 yang tergolong dalam kriteria korelasi rendah. Artinya hubungan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) dengan Profitabilitas (ROA) adalah rendah ketika Tingkat Kecukupan Modal (CAR) tidak mengalami perubahan.

2. Koefisien Determinasi Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Besarnya pengaruh Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) dengan Profitabilitas (ROA) ketika Tingkat Kecukupan Modal (CAR) tidak berubah adalah sebesar

Kd = r2 x 100% Kd = (0,348)2 x 100% Kd = 12,11%

Nilai koefisien determinasi untuk Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) dengan Profitabilitas (ROA) adalah sebesar 0,1211 atau 12,11%, berada diantara 0,00-0,199 yang termasuk kriteria sangat rendah. Artinya nilai koefisien determinasi Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) memiliki hubungan yang sangat rendah dengan Profitabilitas (ROA). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) memberikan kontribusi sebesar 12,11% terhadap Profitabilitas (ROA).

3. Pengujian Hipotesis Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) Nilai tabel yang digunakan sebagai nilai kritis pada uji t sebesar 2,052 yang diperoleh dari ttabelpada α = 0,05 dengan derajat kebebasan (Degree of Freedom) yaitu

N-k-1 = 30-2-1 = 27, untuk pengujian dua pihak. Coefficientsa Model

t Sig.

1 (Constant) 2,424 ,022

CAR -3,990 ,000

FDR 1,931 ,064

a Dependent Variable: ROA

Nilai thitung yang diperoleh untuk Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) adalah

sebesar 1,931 dengan nilai signifikansi 0,64. Nilai thitung (1,931) lebih kecil dari nilai ttabel

(2,052) pada tingkat kekeliruan 5% dengan ketentuan pengujian dilakukan secara dua sisi sehingga dapat diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1. Artinya, pada

tingkat keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.


(4)

4.2.3 Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)

1. Koefisien Determinasi Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,636a ,405 ,360 ,10571

a Predictors: (Constant), FDR, CAR b Dependent Variable: ROA

Berdasarkan tabel 4.18 diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi berganda adalah sebesar 0,405 (nilai R Square) yang berada antara 0,40-0,599 yang tergolong dalam kriteria sedang, artinya Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) secara simultan memiliki hubungan yang sedang dengan Profitabilitas (ROA).

Kd = r2 x 100% Kd = (0,636)2 x 100% Kd = 40,45%

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi maka diperoleh hasil sebesar 40,45%. Artinya pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) adalah sebesar 40,45%. Sisanya sebesar 59,55% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang merupakan kontribusi variabel bebas lainnya selain variabel Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR). 2. Pengujian Hipotesis Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran

Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA)

Tingkat signifikansi tersebut adalah sebesar α = 0,05 atau 5% dengan derajat kebebasan (k; n-k-1) df= 2;27. Pada tabel F untuk df1=2 dan df2=27, maka diperoleh

nilai Ftabel sebesar 3,354.

Anova Uji Simultan (Uji F) ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,205 2 ,102 9,171 ,001b

Residual ,302 27 ,011

Total ,507 29

a Predictors: (Constant), FDR, CAR b Dependent Variable: ROA

Hasil yang diperoleh nilai Fhitung sebesar 9,171. Nilai Fhitung (9,171) lebih besar

dari nilai Ftabel (3,354) sehingga dapat diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1,


(5)

Penyaluran Pembiayaan (FDR) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) terhadap Profitabilitas (ROA) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan negatif terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri. Artinya apabila Tingkat Kecukupan Modal (CAR) mengalami kenaikan dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak mengalami perubahan maka akan menurunkan Profitabilitas (ROA).

2. Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) tidak berpengaruh signifikan Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri. Artinya Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) bukan indikator utama dalam meningkatkan Profitabilitas (ROA).

3. Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Rasio Penyaluran Pembiayaan (FDR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bank Syariah Mandiri. 5.2 Saran

1. Untuk meningkatkan Profitabilitas, sebaiknya pihak bank harus memperhatikan Tingkat Kecukupan Modal (CAR). Karena Tingkat Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh negatif maka hendaknya bank harus dapat mengendalikan tingkat resiko sehingga tidak melebihi jumlah modal yang ada.

2. Sebaiknya pihak bank memiliki strategi untuk mengoptimalkan keseimbangan dana yang berhasil dihimpun dengan menyalurkannya kembali dalam bentuk pembiayaan.

3. Sebaiknya Bank Syariah Mandiri lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan mengenai Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan peyaluran pembiayaan dengan menjaga keseimbangan modal, tingkat resiko, pembiayaan dan penghimpunan dana.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF-YOGYAKARTA.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Donald, S. Scot Mc dan Koch, Timothy W. 2006. Bank Management. Mason: Thomson Higher Giulio, Angelo dan Federico. 2008. Jurnal Productivity, Profitability and Financial Performance. Gujarati. 2003. Basic Econometrics. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Hanafi dan Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN.

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.

Horne dan Wachowis. 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Jonathan Sarwono. 2006. SPSS Teori dan Latihan. Bandung: PT Danamartha Sejahtera Utama. Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Maman Abdurahman. 2011. Dasar-Dasar Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.

Mashuri dan M. Zainudin. 2009. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama.

Masyhud Ali. 2003. Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Muhammad. 2005. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah. Jakarta: MUP. Mulyono. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil. Yogyakarta: BPFE.

Sofriza Syofyan. 2002. Pengaruh Struktur Pasar Tehadap Kinerja Perbankan di Indonesia. Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 2 No. 3, Desember.

Suad Husnan. 2008. Manajemen Keuangan - Teori dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE. Sudarsono. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujoko Efferin. 2004. Metode Penelitian Untuk Akuntansi. Malang: Bayu Media. Syafaruddin Alwi. 2012. Memahami Sistem Perbankan Syariah. Jakarta: Repubika. Tri dan Yuana. ISSN 1412 - 0240 - Akuntabilitas Vol 10 No. 1 September 2010 Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. www.infobank.com/Syahrial Muchtar/articles/fungsiintermediasibank.pdf.

www.mandirisyariah.co.id www.wordpress.com


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah Mandiri (Januari 2007 – Desember 2009)

0 24 77

Pengaruh Linkage Program Terhadap Rasio Profitabilitas (ROE) dan Rasio Kecukupan Modal (CAR) Pada Bank Syariah Mandiri

4 23 121

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal (CAR), Rasio Likuiditas (FDR), Inflasi, dan BI rate Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mega Indonesia Periode 2010-2014)

0 10 0

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Rasio Penyaluran Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Di Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank Muammalat, Tbk Periode 2004 - 2013)

1 15 84

Pengaruh Pembiayaan Bermasalah Dan Rasio Likuiditas Terhadap Tingkat Pengembalian Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri

1 10 41

Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan)

1 16 44

PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFISIENSIOPERASIONAL, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS Pengaruh Kecukupan Modal, Risiko Pembiayaan, Efisiensi Operasional, dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Period

0 2 15

PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFISIENSIOPERASIONAL, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS Pengaruh Kecukupan Modal, Risiko Pembiayaan, Efisiensi Operasional, dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Period

0 3 19

PENGARUH LIKUIDITAS TERHADAP KECUKUPAN MODAL PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI.

1 3 44

PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFISIENI OPERASIONAL DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Bank Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia)

0 0 12