Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas XI
120
c. Paru-paru
Pada pelajaran sebelumnya, kita mengenal bahwa paru-paru berperan sebagai organ pada sistem pernapasan. Pada sistem pernapasan, paru-paru
berfungsi menarik O
2
dari atmosfer ke dalam tubuh dan mengeluarkan CO
2
dari darah ke atmosfer luar tubuh. Oleh karena itu, paru-paru dapat dimasukkan ke dalam organ ekskresi karena berfungsi me-
ngeluarkan CO
2
dan uap air hasil metabolisme sel-sel tubuh. Perhatikan
Gambar 7.6.
Gambar 7.6
Paru-paru mengeluarkan CO
2
sebagai hasil metabolisme sel-sel tubuh.
Sumber: Biology For You, 2002
Paru-paru kanan
Alveolus
Kapiler O
2
CO
2
Alveoli
Kata Kunci
• Cairan empedu
• CO
2
• Hati
• Paru-paru
Gambar 7.7
Hati berfungsi menghasilkan cairan empedu.
Hati
Kantung empedu
Jumlah ginjal di dalam tubuh kita ada dua buah. Apakah kita dapat
hidup jika dengan satu ginjal saja?
Logika Biologi
d. Hati
Hati merupakan organ yang terletak di sebelah komponen kanan
atas rongga perut di bawah diafragma. Hati Gambar 7.7 memiliki beberapa fungsi, seperti memproduksi protein plasma; pusat metabolisme
protein, lemak, dan karbohidrat; pusat penetralan zat-zat beracun; dan gudang penyimpanan berbagai zat.
Dalam proses ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu. Cairan empedu mengandung beberapa bahan, seperti garam-garam
empedu, pigmen empedu bilirubin, kolesterol, mineral, dan air. Bilirubin merupakan hasil perombakan hemoglobin darah yang
berlangsung di dalam hati. Hemoglobin pada sel-sel darah merah yang rusak akan dipecah menjadi heme dan globin, serta zat besi. Globin dan zat
besi akan digunakan kembali oleh tubuh. Adapun hemin diubah menjadi bilirubin. Di dalam hati, bilirubin tersebut diubah menjadi urobilin yang
akan diserap kembali oleh usus. Urobilin tersebut akan diekskresikan oleh ginjal di dalam urine. Urobilin memberikan warna kuning pada urine,
sedangkan bilirubin memberikan warna kuning pada feses.
2. Gangguan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi Manusia
Sistem ekskresi manusia dapat mengalami gangguan dan penyakit. Gangguan dan penyakit tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti kurang minum, infeksi bakteri, kelainan fungsi hormon, serta kelainan fisiologis organ-organ ekskresi. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa contoh gangguan dan penyakit pada sistem ekskresi.
a. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan pada ginjal sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai organ ekskresi. Hal ini tentu saja akan
memengaruhi fisiologis darah dan homeostatis tubuh. Untuk mengatasi gagal ginjal, sebaiknya dilakukan cuci darah hemodialisis atau
transplantasi ginjal. Penyebab gagal ginjal yang utama adalah diabetes. Hipertensi dan cacat bawaan juga dapat menyebabkan gagal ginjal.
Sumber: Biology For You, 2002
Di unduh dari : Bukupaket.com SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id
Sistem Ekskresi
121
b. Vrolitiasis Batu Ginjal
Vrolitiasis merupakan gangguan fungsi ginjal akibat adanya pembentukan batu pada saluran urine. Batu ginjal dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti kelainan hormon paratinoid sehingga ekskresi kalsium dan fosfat bertambah; kurang minum; terlalu banyak mengonsumsi
mineral terutama kalsium dan fosfor; dan urine yang terlalu asam. Batu ginjal dapat menyebabkan sakit pada saat buang air kecil, infeksi saluran
urine, dan kerusakan sel-sel ginjal.
c. Pielonefritis
Pielonefritis adalah peradangan ginjal pada bagian korteks dan medula. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Escherichia coli.
d. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah peradangan ginjal khususnya bagian glomerulus. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus.
Peradangan pada glomerulus mengakibatkan terganggunya proses filtrasi. Penyakit ini ditandai dengan adanya protein dalam darah proteinuria,
adanya darah dalam urine hematuria, serta hipertensi.
Sekilas Biologi
Cuci darah merupakan terapi yang menggantikan fungsi ginjal
untuk mengeluarkan air, elektrolit, dan zat toksik dari tubuh yang tidak
dikeluarkan pada penderita gagal ginjal. Biasanya dokter memiliki
indikasi tertentu sebelum memulai terapi darah, misalnya kadar urea
yang tinggi di atas 200 mg, keadaan darah yang asam asidosis, kadar
kalium dalam darah tinggi hiperkalemia, kelebihan cairan
dalam tubuh dengan gejala gagal jantung, serta kesadaran menurun.
Sumber: www.kompas.com, 27 Oktober 2002
Tugas Anda 7.1
Gagal ginjal merupakan suatu kelainan pada ginjal sehingga tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai organ ekskresi. Gagal ginjal dapat diatasi dengan
cara cuci darah hemodialisis atau transplantasi ginjal. Carilah informasi mengenai cuci darah dan transplantasi ginjal tersebut, baik
itu teknik, cara kerja, dan manfaatnya. Anda dapat mencari sumber melalui surat kabar atau internet. Buatlah tugas tersebut dalam bentuk kerja ilmiah.
1. Jelaskan proses pembentukan urine.
2. Apakah fungsi paru-paru dalam sistem ekskresi?
3. Apakah fungsi hati dalam sistem ekskresi?
Kerjakanlah di dalam buku latihan.
Tes Kompetensi Subbab A
4. Tuliskan tiga gangguan atau penyakit pada sistem
ekskresi manusia.
Kata Kunci
• Nefridia
• Sel api
B. Sistem Ekskresi pada Hewan
Seperti halnya manusia, hewan pun perlu untuk mengeluarkan sisa- sisa metabolisme di dalam tubuhnya. Sistem ekskresi pada hewan berbeda-
beda. Hal itu bergantung kepada organ ekskresi yang dimilikinya. Apa sajakah organ ekskresi pada hewan?
1. Planaria
Planaria memiliki organ ekskresi yang sederhana. Organ ekskresi pada planaria berupa jaringan menyerupai pipa yang bercabang-cabang.
Organ tersebut dinamakan nefridia. Ujung dari setiap jaringan tersebut terdapat sel api flame cell. Cara kerja dari sel api yaitu terus bergerak
untuk menyerap dan menyaring sisa-sisa metabolisme. Sisa- sisa metabolisme tersebut akan dialirkan ke nefridia untuk dikeluarkan
melalui saluran ekskretori. Perhatikan Gambar 7.8.
Di unduh dari : Bukupaket.com SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id