Tinjauan Atas Prosedur Simpan Pinjam Pada Korps Pegawai Republik Indonsia Koeprasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS)

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek

Masalah pengangguran merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan di negara Indonesia. Hal ini dapat kita lihat bahwa setiap tahunnya jumlah pengangguran selalu mengalami peningkatan, dan masalah ini menjadi beban pemerintah untuk mencari solusi pemecahan dari permasalahan tersebut. Keadaan perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir sempat mengalamai keterpurukan. Hal tersebut diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi di beberapa Negara yang berpengaruh terhadap Indonesia. Akibat krisis ekonomi tersebut, banyak usaha-usaha dan perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan beroperasi karena keadaan ekonomi yang tidak stabil sehingga banyak perusahaan yang terpaksa menutup usahanya karena sudah tidak mampu lagi menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasinya. Selain berdampak pada perusahaan, krisis ekonomi juga berdampak pada masyarakat karena daya beli mereka terhadap barang-barang kebutuhan pokok menurun sehingga tingkat kesejahteraan mereka menurun.

Namun, diantara perusahaan-perusahaan yang sulit beroperasi tersebut, masih terdapat beberapa bentuk usaha yang mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi dimana salah satunya adalah koperasi. Hal tersebut dikarenakan koperasi mampu menghimpun, memfasilitasi dan mendorong kemajuan ekonomi rakyat yang berpenghasilan rendah, sehingga masyarakat yang berpenghasilan rendah


(2)

terus bergerak untuk bergabung dengan koperasi agar dapat memajukan perekonomian rakyat yang nantinya juga akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kasmir (2007:102)

Koperasi hendaknya harus mampu memainkan peranan yang sungguh-sungguh dalam tata ekonomi Indonesia. Berdasarkan perkembangan dan aktivitas ekonomi dan pembaharuan kebijaksanaan ekonomi, keuangan dan pembangunan. Perkoperasian di Indonesia disesuaikan dengan struktur demokrasi Indonesia. Pembangunan koperasi mulai menginjak taraf pembangunan, dibidang perkoperasiaan diintegrasikan kedalam pembangunan ekonomi, yang diarahkan untuk pembentukan tenaga entrepreneur skill di kalangan masyarakat baik konsumen maupun produsen. Kasmir (2007:22)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Jadi koperasi bukanlah perkumpulan modal usaha yang mencari keuntungan semata, tetapi koperasi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan anggota dengan memberikan harga semurah mungkin dan pelayanan sebaik mungkin.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menjelaskan bahwa bukan kemakmuran orang perseorang yang diutamakan melainkan kemakmuran dan kesejahteraan bersama dan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Koperasi salah


(3)

satu sektor kekuatan ekonomi diharapkan menjadi soko guru perekonomian Indonesia, karena koperasi merupakan badan usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi Bangsa Indonesia yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Perkembangan dalam usaha koperasi sangat di pengaruhi oleh banyaknya dibutur yang dimiliki. Sehingga apabila dari tahun ke tahun koperasi memiliki peringkat dalam keanggotaan maka dapat di katakan bahwa koperasi tersebut mengalami kemajuan. Sebaliknya jika debitur dalam suatu koperasi tersebut mengalami penurunan begitu pula dengan tingkat keuntungan koperasi, semakin banyak debitur maka tingkat keuntungan pada koperasi otomatis mengalami peningkatan dan jika debitur berkurang maka keuntungan yang di peroleh menurun. Suyanto dan Nurhad (2003:43)

Disamping banyaknya keanggotaan yang dimiliki belum tentu dapat menjamin tingkat kelangsungan koperasi dalam mencapai keuntungan. Pemberian Simpan Pinjam merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh koperasi untuk mengolah modal yang di miliki dari hasil donasi dan simpanan anggota untuk memberikan pinjaman kepada anggota dengan mengambil keuntungan dari pembayaran bunga dari anggota yang melakukan pinjaman.

Secara garis besar dengan melihat peluang dan kebutuhan ekonomi saat ini, Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS) lebih murah dam mudah dibandingkan badan perkreditan lainnya seperti perbankan dilihat dari mudahnya persyaratan dalam proses Simpanan atau


(4)

Pinjaman, masyarakat umum akan lebih mudah bertransaksi dengan koperasi karena untuk menjangkau dan sleksi atas permohonan Pinjaman lebih mudah dari pada Pinjaman lainnya. Dalam KPRI-KPKS hanya memerlukan syarat sebagai anggota kemudian dengan mudah mendapatkan fasilitas berupa Simpan Pinjam. Bahkan apabila pegawai belum berstatus sebagai Pegawai Negeri tetap bisa menjadi bagian dari anggota KPRI-KPKS ini khusus untuk seluruh pegawai kesehatan di seluruh daerah Sumedang.

Keberhasilan dalam pengelolaan Simpan Pinjam tidak terlepas dari prosedur pemberian dan aturan yang dijalankan dalam pengelolaan koperasi ini kepada anggotanya. Prosedur pemberian pinjaman merupakan ketentuan yang menjamin hak pemberi pinjaman kepada peminjam agar peminjam dapat di kembalikan sesuai kesepakatan dengan kata lain bahwa prosedur pemberian pinjaman untuk melunasi pinjaman sesuai kesepakatan dengan peminjaman beserta bunga yang ditetapkan sehingga anggota bertanggung jawab dalam pemanfaatan kredit usaha sehingga dapat di salurkan kembali kepada anggota yang memerlukannya sehingga koperasi harus melakukan beberapa prosedur pemberian pinjaman dengan baik. Dalam kedala pemberian kredit biasanya macet dan kemungkinan terdapat kendala-kendala yang lain. Azhar Susanto (2007:243). Sedangkan proses simpanan sendiri merupakan bagian dari produk koperasi kepada para anggota yang ingin menyimpan dananya agar lebih aman dan menguntungkan.

Adapun masalah yang terjadi di KPRI-KPKS sendiri adalah mengenai system pencatatan laporan keuangannya yang masih terbilang sederhana belum


(5)

mengikuti aturan secara IFRS dan menggunakan aplikasi keuangan yang belum memadai padahal dalam perhitungannya terbilang harus memerlukan aplikasi keuangan yang mendukung namun karena keterbatasan pakar teknik informatika menjadikan sebagian pencatatan keuangan KPRI-KPKS dilakukan secara manual.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ini bertujuan untuk mendeskripsikan “Tinjauan Atas Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS)”

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek

Adapun tujuan dari kerja praktek antara lain :

1. Penulis ingin mengetahui bagaimana prosedur simpan pinjam pada korps. pegawai republik indonesia koperasi pegawai kesehatan sumedang (KPRI-KPKS).

2. Untuk mengetahui hambatan prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS)

3. Untuk mengetahui solusi dari Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek


(6)

Sebagai tambahan informasi mengenai Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS).

1.3.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Peneliti

Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran langsung bagaimana Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS).

2. Bagi Instansi

Dengan penelitian ini dapat memberikan pandangan bagi instansi tentang Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS).

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS).

1.4 Tempat dan Waktu Kerja Praktek


(7)

Kerja praktek dilakukan di Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS) jalan Prabu Geusan Ulun Nomor 75 Sumedang.

1.4.2 Waktu Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kerja praktek dimulai sejak tanggal 29 Juli 2015 sampai dengan 28 Agustus 2015. Hal ini dapat dilihat pada table sebagai berikut

Table 1.1 Waktu Kerja Praktek

NO Kegiatan Jun’15 Jul’15 Agst’15 Sept’15 Okt’15 Nov’15 1 Persiapan

a. Pemberian Tugas KP b. Pembuatan Surat KP untuk

perusahaan

c. Penyampaian surat KP kepada perusahaan

d. Menerima surat tanda KP telah disetujui

2 Pelaksanaan a. Kerja praktek b. Pengambilan data 3 Pelaporan

a. Bimbingan kepada dosen pembimbing

b. Pembuatan laporan KP c. Sidang KP


(8)

8 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Pada awal tahun 60-an di Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah II Sumedang berdiri suatu koperasi yang diberi nama koperasi SEHAT (Supaya Enak Acuhkan Tabungan). Koperasi SEHAT berjalan dan berkembang dengan baik, fungsi dan manfaat dapat dirasakan oleh para anggotanya.

Dalam kurun waktu +- 10 tahun koperasi SEHAT dapat bertahan dan berkembang, akan tetapi pada akhir tahun enam puluhan, akibat terjadinya devaluasi nilai rupiah dari Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00 yang kemudian disertai pula dengan regenari dan keberhasilan pengurus tidak berjalan dengan baik akibatnya keperasi SEHAT itupun tamat riwayatnya.

Pada tahun 1967 di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumedang dibentuk pula Dana Kesejahteraan. Tujuan pembentukan dana ini dimaksudkan untuk membantu meringankan beban para pegawai, mengingat pada waktu itu gaji para pegawai negeri relatif sangat kecil. Keuangan dana tersebut diperoleh dari hasil penjualan obat dan jasa pelayanan dari penderita. Dana tersebut membantu para pegawai yang memerlukan.

Demikian pula pada tahun 1970 di Dinas Kesehatan Daerah tingkat 2 Sumedang didirikan Dana Kesejahteraan Pegawai Dinas Kesehatan, yang modal pertamanya diperoleh antara lain dari jasa pelayanan penderita. Keadaan semakin tertib, pengambilan jasa pelayanan segera di hentikan, sehingga akhirnya pada


(9)

tahun 1975 dimulai di Dana Kesejahteraan RSU, pegawai diwajibkan menyimpan Rp. 10,00 tiap bulan.

Mengingat kedua Dana Kesejahteraan tersebut tidak berbadan hukum, sulit dipertanggung jawabankan apabila ada hal-hal penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang, maka Dr. Noeroni Hidayat selaku Kepala Dinas Kesejahteraan mengubah kedua dana tersebut menjadi koperasi.

Citra dan kepercayaan Pegawai Dinas Kesehatan termasuk pegawai RSU pada umumnya masih ragu dan sumbang. Disisi lain Kepala Dinas punya tanggung jawab untuk memperhatikan dan meningkatkan kesejahteraan pegawai agar mereka bekerja penuh gairah dan semangat.

Atas dasar hal tersebut, dengan tidak mengurangi hak anggota untuk menentukan pengurus, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dengan Surat Keputusan tanggal 4 Juli 1978 Nomor B-12/2642/UP/78 menunjuk sdr. Oo Rohaendinurhara, BA selaku formatur sekaligus menjadi ketua koperasi.

Perlu disini dijelaskan bahwa sdr. Oo Rohaendinurhara, BA menjabat Ketua Dana Kesejahteraan Pegawai RSU Sumedang sejak tahun 1968. Kemudian sdr. Oo Rohaendinura, BA., membentuk tim pengurus sebnayak 5 orang yaitu :

1. Didi Sumitra 2. S.A Sutriamin 3. Subarna Widjasa 4. Rumnangsih 5. Abung Rakhma


(10)

Selanjutnya diadakan persiapan seperlunya, untuk mengadakan rapat pendirian koperasi. Pada tanggal 3 Agustus 1978 diselenggarakan rapat yang dihadiri oleh 318 orang, dan disaksikan oleh staf departemen koperasi. Rapat ini telah melahirkan kesepakatan berdirinya suatu koperasi yang diberinama KOPERASI PEGAWAI KESEHATAN SUMEDANG (KPKS).

Pada rapat pendirian KPKS tersebut telah disusun juga:

1. Anggaran

2. Pengurus periode 1978/1979/1980 3. Badan Pemeriksa 1978/1979 4. Peraturan khusus

Selanjutnya KPKS mempunyai badan hukum pada tanggal 10 juli 1980. Hak badan hukum No. 7085/BH/DK-10/21/80. SK.KA Kanwil koperasi provinsi jawa barat. No. 055/Kep/DK-10/DI/VII-80 tanggal 10 juli 1980.

Sehubungan adnya kebijakan pemerintah dimana seluruh koperasi fungsional diindonesia harus diawali dengan KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) maka kpks juga mengikuti kebijakan ini dengan mengganti kepanjangan koperasi menjadi Korps. Jadilah kpri-kpks kepanjangannya koperasi pegawai republik indonesia- korps pegawai kesehatan sumedang.

Sudah barang tentu ada perubahan dalam anggaran dasar kpks, yang harus dilaporkan ke instansi terkait, dalam hal ini adalah Dinas Koperasi.


(11)

Selanjutnya Haka Badan Hukum pun ada sedikit perubahan menjadi nomor 7085/Bh/PAD/KWK. 10/III/98 tanggal 18 1998.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1


(12)

2.3Uraian Tugas Perusahaan

Adapun dari struktur organisasi KPRI-KPKS di atas, maka penulis akan menerangkan tugas dan wewenang dari setiap bagian, yaitu :

1. Ketua

a. Menetepkan kebijakan umum, tentang Perencanaan, koordinasi, pergerakan, pengendalian, evaluasi, koreksi baik dibidang usaha maupun kelembagaan.

b. Kerjasama dengan pihak-pihak dinas terkait, badan lembaga dan organisasi lainnya.

c. Melanjutkan langkah-langkah pembenahan dan peningkatan prasarana organisasi kelembagaan.

d. Mengenai kegiatan supervisi bidang usaha :

 Pemanfaatan gudang yang berfasilitas menguntungkan Koperasi, dan semua pihak terkait.

 Penyewaan diupayakan bisa berjalan secara terus menurus dan meningkat.

2. .Sekertaris

a. Penyelenggaran seluruh kegiatan termasuk perencanaan jadwal secara menyeluruh sesuai dengan RK / RAPBK dan meningkatkan prestasi kerja karyawa, menjaga dan mengembangkan system komunikasi antar kelembagaan internal agar kondusif.


(13)

b. Penyempuraan system/proses manajemen organisasi yang menyangkut bidang kegiatana dministrasi, kelembagaan usaha maupun keuangan. c. Keanggotaan mencangkup penerbitana administrasi data anggota yang

akurat untuk peningkatan kualitas dan kuantitas.

d. Supervisi bidang usaha simpan pinjam melalui penambahan system USP. e. Rekstukturisasi aspek-aspek organisasi usaha keuangan sehingga dapat

mencapai sasaran yang diinginkan.

3. Bendahara

a. System,pola dan teknis operasional keuangan koperasi.

b. Mengoptimalkan sumber-sumber dan Koperasi. Baik internal maupun eksternal maupun kasus-kasus keuangan macet koordinasi dengan sekertariat, bila perlu mohon bantuan kepada pihak yang berwajib.

c. Penyetoran dan pendidikan dari lembaga keuangan dengan kredit lunak, bantuan pemenrintah baik pusat maupun daerah, BUMN, BUMN dan usaha lainnya.

d. Menanggulangi kekurangan Koperasi dan diupayakan mencari sember permodalan baik dari lembaga keuangan dan kredit lunak,

b. bantuan pemerintah, BUMN, BUMD, dan usaha lainnya.

a. Pembukuan/ restukturisasi/ rekapitulasi neraca keuangan KUD BinaMukti agar lebih realistis dan akurat.


(14)

Petugas payment point dan unit usaha simpan pinjam, agar melaksanakan tugas serta kewajibannya secara proaktif penuh dedikasi dan loyalitas yang tinggi, penuh keperdulian dan rasa tanggungjawab yang dijiwai oleh semangat jiwa koprasi yang professional.

a. Fungsi Pengurus

1. BidangOrganisasi

• Meningkatkan fungsi dan tanggungjawab pengurus dalam rangka melaksanakan kinerja yang baik.

• Menciptakan satukerja team yang baik, sehat dan harmonis diantara pengurus, pegawai dan karyawan.

• Menata kembali struktur organisasi yang sesuai dengan undang-undang No.25 tahun 1992, dengan system prosedur yang berkaitan dengan mekanisme kerja, mengembangkan system pengendalian internal untuk menggambarkan kegian usaha.

2. BidangAdministrasi

• Peningkatan pelayanan administrasi lebih baik supaya anggota lebih mudah, cepat dan akurat.

• Peningkatan kualitas pengelolaan administrasi dan keuangan agar lebih baik lagi dari tahun-tahun yang lalu.

• Peningkatan penyempurnaan system administrasi yang sesuai dengan undang-undang No.25 tahun 1992 tentang perkoprasian. 3. Bidang Usaha


(15)

Kegiatan usaha pada tahun 2012 yang sedang berjaan yaitu:

a. Usaha SimpanPinjam

• Unit usaha simpan pinjam ini adalah salah satu usaha andalan yang sudah berjalan.

• Mengoptimalkan sumber-sumberdana yang ada untuk pemenuhan kebutuhan anggota dalam pelayanan yang baik serta tidak menbeda-bedakan anggota satu sama lain atas dasar prinsip kekeluargaan untuk kepentingan seluruh anggota.

• Meningkatkan usaha simpan pinjam kepada anggota yang aktif.

• Mengintensifkan penagihan piutang SP kepada anggota pinjaman yang menunggak / piutang macet.

b. Bidang Permodalan dan Keuangan

Untuk menunjang kelancaran kegiatan usaha tersebut di atas memerlukan dukungan modal yang tidak sedikit, untuk itu permodalan akan disusun melalui:

 Peningkatan modal sendiri yang berasal dari simpanan anggota berupa:

 SimpananPokok

 SimpananWajib

 SimpananMasukan/Sukarela

 Simpanan-simpanan Lainnya.


(16)

2.4Kegiatan Perusahaan

1. Bidang Organisasi dan Managemen

 Secara umum Bidang Organisasi dan Managemen dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana serta ketentuan yang berlaku.

 Program komputerisasi untuk sistem akuntansi masih dalam proses penyelesaian dan belum terintegrasi antara pecatatan Simpan Pinjam dan Mini Market.

 Pengentahuan dan kemampuan Pengelolaan KPRI-KPKS belum sebanding dengan perkembangan dunia usaha dan koperasi pada khususnya.

 Gaji Pengelola tidak sebanding dengan beban kerja, tanggung jawab, serta asset yang harus dipertanggung jawabkannya.

 Sistem pelaporan dan akses informasi dan komunikasi KPRI-KPKS belum sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.

2. Bidang Pendidikan dan Penyuluhan

 Pendidikan perkoperasian bagi Anggota dapat dilaksanakan sesuai rencana. Diklat dilaksanakan untuk tiga wilayah yaitu, Conggeang, Buahdua, dan Paseh yang dipusatkan di PKM Conggeang dengan narasumber dari unsur Pengurus KPRI-KPKS.

 Pendidikan perkoperasian bagi kader Pengurus dan Pengawas dapat dilaksanakan, dengan mengikutsertakan para calon kader sebanyak 30 orang dari perwakilan unit kerja.


(17)

 Dapat mengikuti berbagai kegiatan yang terkait dengan penguatan manajemen koperasi, pengelolaan pajak, system pelaporan, dan lain-lain, baik yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sumedang, Lembaga Keuangan, maupun Dinas Koperasi Propinsi Jawa Barat.

3. Bidang Usaha

 Pengelolaan Mini Market Husada masih jalan ditempat dan cenderung tidak berkembang.

 Pengendalian pemberian kredit dapat meminimalisir kredit bermasalah/kredit macet..

 Kebutuhan anggota yang semakin meningkat tidak sebanding dengan sisa gaji anggota yang bersangkutan.

 Eksplorasi dunia perbankan dalam pemberian kredit kepada masyarakat khususnya kepada Pegawai Negeri Sipil dan Pensiunan yang menjadi anggota KPRI-KPKS berdampak signifikan terhadap menurunnya partisipasi anggota kepada KPRI-KPKS .

 Keterbatasan alat transfortasi pelayanan berdampak terhadap belum terpenuhinya kebutuhan dan harapan anggota.

4. Bidang Keuangan dan Permodalan

 Ratio modal sendiri dengan modal lainnya dan modal luar sudah cukup baik yaitu 57 : 43. Namun demikian, pemupukan modal sendiri dan


(18)

modal lainnya harus tetap ditingkatkan melalui berbagai jenis simpanan, baik simpanan wajib, simpanan manasuka, simpanan berhadiah maupun simpanan khusus.

5. Bidang Kesejahteraan

 Kesejahteraan Anggota pada setiap tahunnya relatif ada peningkatan.

 Peningkatan kesejahteraan anggota telah diperluas dengan memasuki anggota keluarga dari anggota KPRI-KPKS itu sendiri.


(19)

19 3.1 Landasan Teori

3.1.1 Pengertian Prosedur

Suatu kegiatan membutuhkan cara atau prosedur untuk mencapai tujuan kegiatan tersebut dan sesuai dengan apa yang direncanakan. Prosedur arti umumnya dikenal suatu sistem atau tata cara dalam suatu kegiatan. Berikut beberapa pengertian prosedur dari para ahli yaitu :

Menurut Menurut Mulyadi (2005:5) menyatakan bahwa “Prosedur adalah

tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan”. Selain itu juga Mulyadi mendefinisikan bahwa :

“Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan

beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang”.

Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar, adalah :

a. Menulis

b. Menggandakan c. Menghitung d. Memberi kode e. Mendaftar


(20)

f. Memilih (Mensortasi) g. Memindah

h. Membandingkan

Menurut Ardiyos (2004:73) yang mengartikan bahwa :

“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian

tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatau kegiatan usaha atau tansaksi dapat terjadi secara berulangkali dan dilaksanakan secara

seragam”.

Menurut Ardiyos ada juga beberapa karakteristik prosedur yang menjadi bagian dari suatu kegiatan yaitu sebagai berikut :

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

3. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan bertanggungjawab, dan prosedur juga menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

Adapun beberapa manfaat pada prosedur menurut Ardiyos adalah :

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang

2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas 3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus


(21)

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien

5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan

Dapat disimpulkan, Prosedur adalah rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap atau prosedur juga dapat diartikan sebagai serangkaian dari tahapan - tahapan atau urutan-urutan dari langkah-langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang dilakukan secara berulang.

3.1.2 Pengertian Koperasi

Menurut UU No. 25 1992 :

”Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang beradasarkan atas

azas kekeluargaan”

Sedangkan pengertian koperasi (2006:2) menurut Rudianto menyatakan bahwa :

“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsipprinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meninggkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya dengan demikian koperasi merupakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian


(22)

3.1.3 Pengertian Koperasi Simpan Pinjam

Dalam peraturan mentri Negara koperasi, dalam usaha kecil dan menengah republic Indonesia No. 19/Per/M.MUKM/XI/2008 pasal 1 (2) koperasi yang melaksanakan kegiatan usaha hanya usaha simpan pinjam dari definisi tersebut dapat di ketahui bahwa koperasi simpan pinjam merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat di perlukan dan penting untuk di pertahankan serta merupakan alat orang-orang untuk meningkatkan taraf hidupnya juga dapat mencerahkan berbagai masalah atau persoalan yang mereka hadapi masing-masing.

Pengertian koperasi simpan pinjam menurut Suyanto dan Nurhadi (2003:43) adalah sebagai berikut :

“Koperasi simpan pinjam adalah merupakan koperasi yang meningkatkan

kesejahteraan anggotanya dengan kegiatan kredit berbunga rendah.”

Pengertian koperasi simpan pinjam menurut Firdaus dan Susanto (2002:68) :

“Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang anggota-anggotanya setiap orang memiliki kepentingan langsung di bidang perkreditan”

Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian. Untuk mencapai tujuannya, berarti koperasi simpan pinjam harus melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan yang paling penting adalah rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambil keputusan tinggi, pemberi


(23)

nasehat dan penjaga berkesinambungannya organisasi dan sebagai orang yang dapat dipercaya.

Menurut UU No. 25 tahun 1992, pasal 39, pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan seterusnya. Manajernya koperasi simpan pinjam, seperti manajer di organisasi apapun harus memiliki ketrampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU no.25 tahun 1992.

3.2Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek ini dilaksanakan dalam satu periode selama satu bulan yaitu 30 hari kerja yang berlangsung mulai dari tanggal 29 Juli sampai dengan tanggal 28 Agustus 2015. Selama satu bulan itu, penulis mengamati, mempelajari, dan melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS).


(24)

3.2.1.1 Prosedur Simpan Pinjam pada KPRI-KPKS

Berikut ini adalah Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS) yang akan di jabarkan menurut aktifitasnya:

A. Prosedur dan jenis simpanan pada KPRI-KPKS (1)Simpanan Pokok

Simpanan Pokok Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) dibayar sekaligus atau dapat diangsur selama 2 (dua) kali angsuran

(2)Simpanan Wajib

1) Simpanan Wajib Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) perbulan, tidak menutup kemungkinan bagi Anggota untuk menyimpan lebih dari yang ditentukan 2) Bagi Anggota yang sudah keluar dari keanggotaan KPRI-KPKS, untuk dapat

diterima kembali menjadi Anggota harus menyimpan Simpanan Wajib Penyetaraan minimal sebesar Rp. 1.000.000,00 (Satu juta rupiah) dibayar sekaligus

(3)Simpanan Wajib Penyetaraan

 Diberlakukan bagi Anggota Baru yang berminat menambah simpanan wajib atau Anggota lama yang ingin mendapatkan pinjaman lebih besar

 Nominal simpanan tidak terbatas, sesuai dengan kemampuan Anggota

 Fungsi dari simpanan dimaksud adalah agar adanya keseimbangan antara besarnya Simpanan Wajib Anggota Baru dengan Anggota Lama


(25)

(4)Pekan Tabungan (Simpanan 12 Juli)

Pekan Tabungan sebesar Simpanan Wajib (Rp. 100.000,00 / seratus ribu rupiah)

dipotong setiap bulan Juli dalam rangka peringatan hari koperasi nasional……..

(5)Simpanan Manasuka

1)Nominal simpanan tergantung kemampuan anggota

2)Pemberian Jasa simpanan 1% tiap bulannya atau bunga harian sebesar 0,033% (1/30 x 1%) per hari

3)Pemberlakuan jasa simpanan bagi anggota yang jumlah simpanannya telah mencapai minimal Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) pada bulan berjalan, namun bagi anggota yang jumlah simpanannya kurang dari batasan minimal tersebut tidak diberikan jasa simpanan

4)Pengambilan Simpanan Manasuka Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas, supaya memberitahukan sebelumnya

5)Simpanan Manasuka ≥ Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) diusahakan mengendap selama 3 (tiga) bulan

6)Bagi Anggota yang menyimpan dengan besaran minimal Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) per bulan

(6)Simpanan Berhadiah

1) Nominal simpanan tergantung kemampuan anggota maksimal Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per anggota


(26)

3) Setiap kelipatan Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan telah mengendap 6 (enam) bulan mendapat 1 buah kupon yang akan diundi pada waktu RAT 4) Jasa simpanan 0,7% per bulan

5) Undian akan dilaksanakan apabila total simpanan anggota mencapai minimal Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

6) Pemenang I mendapatkan hadiah satu buah motor matic, Pemenang II sepeda gunung, dan Pemenang III Televisi Layar Datar .

7) Pajak ditanggung oleh Pemenang 8) Hadiah tidak dapat diuangkan

9) Pengundian hadiah ke-1 tidak berlaku bagi Pengelola Koperasi KPRI-KPKS 10) Bagi anggota penyimpan yang telah mendapatkan hadiah pertama, tidak akan

diikutsertakan lagi pada pengundian hadiah pertama pada tahun berikutnya, tetapi akan diikutsertakan pada pengundian hadiah kedua dan ketiga

11) Bagi Anggota yang menyimpan dengan besaran minimal Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) per bulan

(7)Simpanan Khusus

1) Nominal simpanan minimal Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) maksimal Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) per-anggota...

2) Jangka waktu minimal 12 bulan 3) Jasa simpanan 1,3% tiap bulannya


(27)

5) Jika ada pengambilan sebelum jatuh tempo maka jasa diperhitungkan sebesar 0,80% perbulan

6) Apabila pengambilan sebelum jatuh tempo (kena finalti), tidak bisa langsung dimasukkan kembali kepada Simpanan Khusus tetapi masuk dahulu ke dalam Simpanan Manasuka dan masuk daftar tunggu untuk dimasukkan kembali ke dalam Simpanan Khusus

7) Bagi Anggota yang menyimpan dengan besaran minimal Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) per bulan

B. Prosedur dan ketentuan Pinjaman di KPRI-KPKS

Ketentuan Pinjaman di KPRI-KPKS adalah sebagai berikut:

(1) Jumlah pinjaman dari berbagai jenis pinjaman besarnya maksimal 4 (empat) kali jumlah Simpanan Wajib, yang realisasinya disesuaikan dengan kemampuan gaji Anggota

(2) Bagi Anggota PNS yang mengambil kredit, pembayarannya dipotong langsung melalui bendaharawan gaji instansi masing-masing, dan bagi Anggota yang akan menjelang Purna Tugas (Pensiun) lamanya jangka waktu cicilan maksimal sampai dengan batas waktu pensiun

(3) Untuk Tenaga Kontrak/Honorer/PTT harus melampirkan Surat Rekomendasi dari Bagian Kepegawaian setempat atau atasan langsung


(28)

(4) Bagi Anggota yang meminjam nominal Rp. 1.000.000,00 ke atas diharuskan menandatangani Surat Perjanjian Pinjaman di atas meterai Rp. 6.000,-- (enam ribu rupiah)

(5) Bagi Anggota yang melanggar perjanjian utang piutang, tidak akan diberikan pinjaman sampai dengan sisa gaji yang bersangkutan memungkinkan

(6) Bagi Anggota luar biasa dan bagi anggota yang tidak memiliki jaminan gaji (dipotong melalui bendaharawan gaji), apabila meminjam harus disertai jaminan/agunan surat berharga dan mendapat persetujuan dari Pengurus dan Pengawas KPRI-KPKS

(7) Bagi Anggota yang statusnya sebagai tenaga kontrak harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

(a) Bagi anggota yang tidak memiliki jaminan gaji (dipotong oleh bendaharawan gaji) diberikan pinjaman maksimal 2 kali simpanan wajib

(b) Bagi anggota yang memiliki jaminan gaji (dipotong oleh bendaharawan gaji) dapat diberikan pinjaman maksimal 4 kali simpanan wajib dengan catatan melampirkan jaminan surat berharga (8) Surat berharga yang dijadikan jaminan oleh anggota tidak akan

diberikan/dikembalikan selama utangnya belum dilunasi;

(9) Pinjaman SP3 (Jangka Panjang) dan SP4 (Pinjaman Kavling) tidak bisa ditransaksikan secara bersamaan


(29)

(10) Bagi Anggota baru yang akan mengajukan pinjaman, baru dapat direalisasikan setelah menjadi anggota selama 6 (enam) bulan kecuali bagi anggota PNS ditetapkan berdasarkan pertimbangan Pengurus dan Pengawas.

(11) Bagi Anggota yang telah berusia ≥ 70 tahun, pemberian besaran pinjamannya berdasarkan hasil pertimbangan Pengurus dan Pengawas KPRI-KPKS maksimal 2 kali simpanan wajib

Jenis Pinjaman yang ada pada KPRI-KPKS adalah sebagai berikut: (1)SP 1 ( Pinjaman Jangka Pendek)

 Pinjaman maksimal Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)

 Jangka waktu pengembalian 1 (satu) bulan

 Jasa pinjaman sebesar 1.4% per bulan

 Dana partisipasi anggota 0,6% per bulan

 Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan pengesahan dalam rapat anggota

(2) SP 2 (Pinjaman Jangka Menengah )

 Besaran jumlah pinjaman minimal Rp. 1.000.000,-- (satu juta rupiah) dan maksimal Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah)

 Jangka waktu cicilan minimal 5 (lima) bulan dan maksimal 30 (tiga puluh) bulan


(30)

 Jasa pinjaman sebesar 1,4% per bulan

 Dana partisipasi anggota 0,6% per bulan

 Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan pengesahan dalam rapat anggota

 Mengisi formulir permohonan pinjaman dan diketahui oleh suami/istri

 Pinjaman SP2 dengan cicilan lebih dari 5 bulan, apabila dilunasi sebelum waktunya maka jasanya dihitung pada bulan berjalan, dan tidak ada pengembalian jasa pinjaman

 Pinjaman lebih dari Rp. 1.000.000,00(Satu juta rupiah) dipotong sebesar 1% dari jumlah pinjaman untuk dana perlaya

(3) SP 3 (Pinjaman Jangka Panjang)

 Besar pinjaman minimal Rp. 3.000.000,-- (tiga juta rupiah) dan maksimal sebesar Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)..

 Jangka waktu kredit maksimal 48 bulan

 Jasa pinjaman sebesar 1,75% menurun per bulan

 Dana partisipasi anggota0,75% menurun per bulan

 Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan pengesahan dalam rapat anggota


(31)

 Peminjam dikenakan potongan dari jumlah pinjaman sebesar 1% dimasukan ke dalam Simpanan Wajib serta 1% potongan untuk Dana Perlaya

 Mengisi formulir permohonan pinjaman dan diketahui oleh suami/istri

 Bila dilunasi sebelum waktunya, maka jasanya dihitung pada bulan berjalan

 Menyimpan Jaminan Surat Berharga (sertifikat dan BPKB) bagi Anggota yang tidak dipotong melalui bendaharawan gaji

 Pembaharuan pinjaman dapat diberikan apabila telah memenuhi ketentuan sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 3.1

Ketentuan Pinjaman SP 3

NO LAMA PINJAMAN/CICILAN TELAH MENGEMBALIKAN

CICILAN

1 37 s.d. 48 kali 10 Kali

2 25 s.d. 36 Kali 8 Kali

3 13 s.d. 24 Kali 6 Kali

4 s.d. 12 Kali 4 Kali

(4) SP 4 (Pinjaman Kavling)

 Besarnya pinjaman minimal Rp. 5.000.000,-- (lima juta rupiah) dan maksimal sebesar Rp. 35.000.000,00 (tiga puluh lima juta rupiah)

 Jangka waktu kredit maksimal 60 bulan

 Jasa pinjaman sebesar 0,945% per bulan


(32)

 Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan pengesahan dalam rapat anggota

 Peminjam dikenakan potongan dari jumlah pinjaman sebesar 1% dimasukan ke dalam Simpanan Wajib serta 1% potongan untuk Dana Perlaya

 Mengisi formulir permohonan pinjaman dan diketahui oleh suami/istri

 Bila dilunasi sebelum waktunya dikenakan finalty maksimal sebanyak 3 kali jasa pinjaman

 Jaminan Surat Berharga (sertifikat, dan BPKB) bagi Anggota yang tidak dipotong melalui bendaharawan gaji

 Pembaharuan pinjaman dapat diberikan apabila telah memenuhi ketentuan sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Ketentuan Pinjaman SP 4

NO LAMA PINJAMAN/CICILAN TELAH MENGEMBALIKAN

CICILAN

1 49 s.d. 60 kali 12 Kali

2 37 s.d. 48 Kali 10 Kali

3 25 s.d. 36 Kali 8 Kali

4 13 s.d. 24 Kali 6 Kali

5 s.d. 12 kali 4 kali

(5)SP5 (Pinjaman ONH)

 Besar pinjaman maksimal disesuaikan dengan harga jatah kursi Calon Jemaah Haji


(33)

 Jangka waktu cicilan maksimal 36 bulan

 Jasa pinjaman sebesar 0,7% per bulan

 Dana partisipasi anggota 0,3% per bulan

 Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan pengesahan dalam rapat anggota

 Peminjam diharuskan membayar potongan 1% untuk Dana Perlaya

 Pinjaman SP 5 hanya untuk Anggota biasa

 Pendaftaran ke Bank dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Sumedang, dilakukan oleh KPRI-KPKS atas nama Anggota yang bersangkutan

 Bagi Anggota yang berusia di atas 55 tahun jangka waktu pinjaman sampai batas usia pensiun (58 tahun)

 Bila dilunasi sebelum waktunya maka jasanya dihitung selama sisa bulan dalam tahun berjalan

 Pinjaman bisa merangkap dengan jenis pinjaman lain, dengan catatan gajinya masih mencukupi untuk potongan

 Jaminan surat berharga (sertifikat dan BPKB) bagi Anggota yang tidak dipotong melalui Bendaharawan Gaji

Berikut adalah Bagan Arus (Flowchart) proses Pinjaman pada Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang :


(34)

Gambar 3.1

Prosedur Pinjaman Pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS)


(35)

3.2.1.2 Hambatan dalam Prosedur Simpan Pinjam

Dalam era globalisasi kejujuran dan keterbukaan sangat dijunjung tinggi oleh setiap lapisan masyarakat. Perkembangan dalam usaha koperasi sangat di pengaruhi oleh banyaknya debitur yang dimiliki. Sehingga apabila dari tahun ke tahun koperasi memiliki peringkat dalam keanggotaan maka dapat dikatakan bahwa koperasi tersebut mengalami kemajuan. Sebaliknya jika debitur dalam suatu koperasi tersebut mengalami penurunan begitu pula dengan tingkat keuntungan koperasi, semakin banyak debitur maka tingkat keuntungan pada koperasi otomatis mengalami peningkatan dan jika debitur berkurang maka keuntungan yang diperoleh menurun.

Keberhasilan pemberian pinjaman tidak terlepas dari prosedur pemberian pinjaman yang dijalankan dalam pengelolaan pemberian pinjaman kepada anggota. Prosedur pemberian kredit merupakan ketentuan yang menjamin hak pemberi pinjaman kepada peminjam agar peminjam dapat di kembalikan sesuai kesepakatan dengan kata lain bahwa prosedur pemberian pinjaman untuk melunasi pinjaman sesuai kesepakatan dengan peminjaman beserta bunga yang ditetapkan sehingga anggota bertanggungjawab dalam pemanfaatan kredit usaha sehingga dapat di salurkan kembali kepada anggota yang memerlukannya sehingga koperasi harus melakukan beberapa prosedur pemberian kredit dengan baik.


(36)

Pada Koperasi KPRI-KPKS ini tidak ditemukan kendala atau hambatan dalam prosedur simpanan atau dapat dikatakan bahwa prosedur simpanan di KPRI-KPKS ini berjalan dengan baik.

Adapun hambatan yang ada dalam prosedur pemberian pinjaman yaitu:

1. Calon peminjam yang masih mempunyai cicilan pembayaran pinjaman sebelumnya tapi diperbolehkan mengajukan pinjaman padahal sesuai prosedur harus menyelesaikanya pinjaman terdahulu baru boleh meminjam kembali.

2. Dalam prosedur pemberian kredit/pinjaman uang atau pencairan dana dalam jumlah tertentu mengalami keterlambatan waktu sebab harus menunggu ketersediaan dana yang ada pada saat itu padahal formulir sudah ditanda tangani atau disetujui untuk dicairkan. Yang dimana seharusnya jika sudah disetujui harus segera diberikan pinjaman tersebut oleh pengurus koperasi tanpa menunggu lama.

3.2.1.3 Upaya atau Solusi dari Hambatan Prosedur Simpan Pinjam

Dari berbagai hambatan yang dihadapi oleh koperasi KPRI-KPKS, berikut adalah upaya atau solusi dari prosedur pemberian kredit sebagai berikut:

1. Untuk pinjaman yang diberikan padahal pinjaman sebelumnya belum di lunasi. Dalam hal ini sebenarnya koperasi memberikan kredit tersebut dikarenakan koperasi mengangkat unsur kekeluargan, jadi dalam hal ini kredit tersebut


(37)

diberikan karena dilihat dari pengalokasian dana anggota digunakan untuk hal yang penting seperti biaya rumah sakit, dan biaya pendidikan. Namun dalam prosedur itu salah maka koperasi melakukan suatu upaya seperti tegas dalam mengambil keputusan dan pemeriksaan yang di perketat, karena tindakan seperti hal- hal tersebut juga bukan hanya kepentingan koperasi saja melainkan demi anggota-anggotanya.

2. Untuk lamanya pencairan dana dalam jumlah yang besar dikarenakan dana yang belum mencukupi. Dalam hal ini upaya sementara yang dilakukan oleh koperasi ialah melakukan pengambilan Simpanan di Bank. Simpanan yang di ambil adalah dana deposito Koperasi yang di himpun dari simpanan para anggota koperasi KPRI-KPKS.

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1 Prosedur Simpan Pinjam pada KPRI-KPKS

1. Prosedur pemberian pinjaman anggota/calon anggota diawali dengan mengajukan permohonan pinjaman, dengan memberikan persyaratan kepada bagian administrasi dan jika persyaratan disetujui, menerima formulir permohonan kredit di bagian administrasi.

2. Pada tahap awal permohonan pinjaman harus mengisi formulir yang di berikan oleh bagian administrasi dan diajukan kembali ke bagian administrasi beserta persyaratan pengajuan pinaman setra foto copy KTP Suami Istri (status menikah), foto copy Kartu Keluarga, foto copy surat nikah.


(38)

3. Setelah menerima formulir dan persyaratandari pemohon pinjaman, bagian administrasi memeriksa kelengkapan kelengkapan persyaratan dan membuat pembukuan berdasarkan nomor urut serta data persyaratan pemohon lainnya. Kemudian data dalam bentuk berkas tersebut di berikan kepada petugas servey. 4. Selanjutnya tugas yang diterima dari bagian administrasi digunakan oleh petugas lapangan untuk membantu dalam penilaian dan mengidentifikasi calon peminjam secara langsung. Dalam proses ini, petugas lapangan melakukan analisis dengan melakukan pengecekan kebenaran dengan adanya jaminan berdasarkan persyaratan yang diajukan, melakukan penilaian langsung usaha, penghasilan perbulan, dan keadaan ekonomi keluarga, serta mengenali calon peminjam dari tetangga, kerabat, dan keluarga calon peminjam. Kenudian petas survey membuat data berita acara untuk melengkapi format taksiran usaha anggota dan di rangkum dalam bentuk aplikasi pinjaman kemudian

5. Komite Kredit menerima berkas-berkas aplikasi pinjaman, dan format taksasi usaha anggota untuk melakukan rapat komite. Dalam rapat ini koperasi melakukan verifikasi dan sleksi kelayakan dan berkas-berkas permohonan kredit dengan format taksasindari petugas survey, jika hasil verifikasi telah layak untuk di berikan kredit, maka format taksasi anggota ditandatangani dan prosrs selanjutnya di serahkan ke bagian pengurus koperasi.

6. Pada tahap ini pengurus koperasi menerima berkas aplikasi pinjaman dari komite dan memutuskan untuk menerima atau menolak permohonan kredit. Jika permohonan di tolak maka pengurus mengembalikan berkas berisi permohonan


(39)

kredit dan persyaratan ke bagian administrasi untuk di buat surat penolakan dan diserahkan kepada calon peminjam. Dan jika permohonan di terima maka pengurus mengisi form taksasi usaha anggota dengan menentukan besaran kredit yang di berikan, biaya administrasi, potongan simpanan dan mennandatangani berkas permohonan kredit. Setelah itu melakukan konfirmasi pemberian pinjaman ke bendahara untuk melakukan penarikan uang. Uang dan berkas aplikasi pinjaman diserahkan ke bagian administrasi untuk melakukan proses realisasi pemberian kredit.

7. Setelah menerima berkas aplikasi pinjaman dan uang dari pengurus, bagian administrasi membuat pembukuan pinjaman berdasarkan identitas peminjam, persyaratan jaminan, plafon pinjaman, dan jangka waktu angsuran serta menyimpan data tersebut ke dalam file kredit anggota. Bagian administrasi membuat kartu oinjaman untuk peminjaman, nota sebagai barang bukti pembayaran dan persiapan surat perikatan atau surat perjanjian. Setelah semuanya sudah siap, bagian administrasi meminta peminjaman untuk menandatangani surat perjanjian dan menyerahkan kartu angsuran kredit beserta uang kepada peminjam. Setelah itu bagian administrasi melakukan pencatatan berdasarkan nota dan penyimpanan ke dalam file kas pengeluaran kas serta meng arsipkan surat perjanjian kredit


(40)

3.2.2.2 Hambatan dalam Prosedur Simpan Pinjam

Prosedur simpanan atau dapat dikatakan bahwa prosedur simpanan di KPRI-KPKS ini berjalan dengan baik. Adapun hambatan yang ada dalam prosedur pemberian pinjaman yaitu :

1. Calon peminjam yang masih mempunyai tunggakan kredit oleh pihak koperasi diperbolehkan meminjam kembali padahal belum melunasi kredit sebelumnya.

2. Pencairan dana dalam jumlah tertentu mengalami keterlambatan waktu sebab harus menunggu ketersediaan dana yang ada pada saat itu padahal formulir sudah ditanda tangani atau disetujui untuk dicairkan.

3.2.2.3 Upaya atau Solusi dari Hambatan Prosedur Simpan Pinjam

Adapun Solusi atau pemecahaan dari prosedur pemberian kredit sebagai berikut:

1. Koperasi memberikan kelonggaran kredit tersebut dikarenakan koperasi mengangkat unsur kekeluargan, jadi dalam hal ini kredit tersebut diberikan karena dilihat dari pengalokasian dana anggota digunakan untuk hal yang penting seperti biaya rumah sakit, dan biaya pendidikan

2. Lamanya pencairan dana dalam jumlah yang besar apabila tidak mencukupi kebutuhan kredit yang dilakukan oleh koperasi ialah melakukan pengambilan Simpanan di Bank.


(41)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu

Oleh :

INNEKE SUNARYA 21112067

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(42)

v SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1

1.2Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 5

1.3Kegunaan Kerja Praktek ... 5

1.3.1 Kegunaan Praktis ... 5

1.3.2 Kegunaan Akademis ... 6

1.4Tempat dan Waktu Kerja Praktek ... 6

1.4.1 Tempat Kerja Praktek ... 6

1.4.2 Waktu Kerja Praktek ... 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 8

2.1Sejarah Perusahaan ... 8


(43)

vi

3.1Landasan Teori ... 19

3.1.1 Pengertian Prosedur ... 19

3.1.2 Pengertian Koperasi ... 21

3.1.3 Pengertian Koperasi Simpan Pinjam ... 22

3.2Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 23

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 23

3.2.1.1 Prosedur Simpan Pinjam pada KPRI-KPKS ... 24

3.2.1.2 Hambatan dalam Prosedur Simpan Pinjam ... 35

3.2.1.3 Upaya atau Solusi dari Hambatan Prosedur Simpan Pinjam . 36

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 37

3.2.2.1 Prosedur Simpan Pinjam pada KPRI-KPKS ... 37

3.2.2.2 Hambatan dalam Prosedur Simpan Pinjam ... 40

3.2.3.3 Upaya atau Solusi dari Hambatan Prosedur Simpan Pinjam 40

BABIV KESIMPULAN ... 41

4.1Kesimpulan ... 41

4.2Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 44


(44)

43

Azhar Sustanto. 2004, “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung : Linggar Jaya.

Firdaus,Muhammad dan Agus Edhi Susanto. 2002. Perkoprasian Sejarah, Teori, dan Praktek. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Hasibuan H. Malayu S.P. 2007. “Dasar-dasar Perbankan”, Jakarta : PT.Grafindo

Kasmir. 2007, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Enam”, Jakarta : Raja Grafindo

M. Tohar. 2004,”Permodalan dan Perkreditan Koperasi”, Yogyakarta : Kanisius.

Rudianto. 2006, “Akuntansi Koperasi”, Jakarta : Grafindo

Thomas Suyatno. dkk. 2007, “Dasar-dasar Perkreditan”, Jakarta : PT. GramediaPustaka Utama

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1)

___2002, “Undang-undang Perkoperasian No.25 Tahun 1992”, Jakarta : CV. Mini Jaya


(45)

52

Nama : Inneke Sunarya NIM : 21112067 Program Studi : Akuntansi Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 26 Desember 1994 Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Karapyak No.2 RT.01/RW.08 Kel.Situ Kec. Sumedang Utara Kab. Sumedang

Email : inneke.sunarya@gmail.com

No HP : 085624943128 / 085722463964

Riwayat Pendidikan Formal:

TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT

2000 – 2006 SDN Karapyak 1 SMD Kab. Sumedang, Jawa Barat 2006 – 2009 SLTP N 5 Sumedang Kab. Sumedang, Jawa Barat 2009 – 2012 SMAN 1 Cimalaka SMD Kab. Sumedang, Jawa Barat 2012 – Sekarang Universitas Komputer Indonesia Bandung, Jawa Barat


(46)

ii

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang. Laporan kerja praktek yang berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR SIMPAN PINJAM PADA KORPS. PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KOPERASI PEGAWAI KESEHATAN SUMEDANG (KPRI-KPKS)” ini penulis ajukan untuk melengkapi salah satu mata Kuliah Kerja Praktek.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam pengumpulan data maupun tata cara penyusunan, pembahsan masalah serta penyajiannya mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmunyang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun.

Terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia


(47)

iii

membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek 4. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

5. Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

6. Bapak H. Subarna Widjasa, selaku Ketua KPRI Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang.

7. Bapak H. Elan Sumana, SE.,Ak selaku Pembimbing Perusahaan yang sudah membimbing penulis

8. Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan limpahan kasih sayang kepada penulis serta telah memberikan dorongan baik secara moril maupun materil dan doanya yang tak pernah mereka hentikan untuk penulis

9. M. Yusup Abdurrohman yang selalu setia memberikan dorongan motivasi dan selalu mengingatkan penulis untuk tetap semangat dalam menempuh jenjang pendidikan ini.

10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan semangantnya


(48)

iv

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, November 2015 Penulis

Inneke Sunarya NIM. 21112067


(49)

(50)

(51)

(1)

ii

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang. Laporan kerja praktek yang

berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR SIMPAN PINJAM PADA KORPS.

PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KOPERASI PEGAWAI KESEHATAN

SUMEDANG (KPRI-KPKS)” ini penulis ajukan untuk melengkapi salah satu mata

Kuliah Kerja Praktek.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan baik dalam pengumpulan data maupun tata cara penyusunan, pembahsan masalah serta penyajiannya mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmunyang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun.

Terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer


(2)

iii

2. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M. Ak.,Ak.,CA., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi

3. Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak

membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek

4. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

5. Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

6. Bapak H. Subarna Widjasa, selaku Ketua KPRI Koperasi Pegawai Kesehatan

Sumedang.

7. Bapak H. Elan Sumana, SE.,Ak selaku Pembimbing Perusahaan yang sudah

membimbing penulis

8. Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan limpahan kasih sayang kepada

penulis serta telah memberikan dorongan baik secara moril maupun materil dan doanya yang tak pernah mereka hentikan untuk penulis

9. M. Yusup Abdurrohman yang selalu setia memberikan dorongan motivasi dan

selalu mengingatkan penulis untuk tetap semangat dalam menempuh jenjang pendidikan ini.

10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan

Kerja Praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan semangantnya


(3)

iv

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya bagi semua pihak tersebut di atas dan semoga amal baik yang telah diberikan kepda penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bandung, November 2015 Penulis

Inneke Sunarya NIM. 21112067


(4)

(5)

(6)