Prosedur dan Sistem Kerja Pada Pelayanan Jasa Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negri (KPRI) Serai Serumpun Kec Tanjung Pura Kab Langkat

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

PROSEDUR DAN SISTEM KERJA PADA PELAYANAN JASA SIMPAN

PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI

SERUMPUN KEC TANJUNG PURA KAB LANGKAT

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

ARIFATUL KHAIR 102101069

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Keuangan

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : ARIFATUL KHAIR

NIM : 102102030 JURUSAN : KEUANGAN

JUDUL : PROSEDUR DAN SISTEM KERJA PADA PELAYANAN JASA

SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KEC. TANJUNG PURA KAB. LANGKAT

Tanggal :…………. 2013 Dosen Pembimbing

NIP : 19590719 198703 1 003 (Drs. Liasta Ginting, M.Si)

Tanggal :…………. 2013 Ketua Program StudiDiploma III Akuntansi

NIP : 19741123 200012 2 001 (Drs. Yeni Absah, SE,M.Si)

Tanggal :…………. 2013 Dekan Fakultas Ekonomi,

NIP : 19560407 198002 1 001


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Maha suci Allah yang telah menganugerahkan segala karunianya. Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini hingga selesai. Rangkaian shalawat beriring untaian salam keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapat syafa’atnya di akhir kelak. Amin.

Penyusunan skripsi minor ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Program Studi Diploma III Jurusan Keuangan Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu penulis memilih judul “Prosedur dan Sistem Kerja Pada Pelayanan Jasa Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negri (KPRI) Serai Serumpun Kec Tanjung Pura Kab Langkat”.

Selama proses penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima banyak bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Khalijah dan ayahanda Fachruddin tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tak terhingga kepada penulis dalam menghadapi masa-masa sulit dalam penulisan Tugas Akhir ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini dapat diselesaikan hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:


(4)

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Liasta Ginting, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan menyarankan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini.

4. Pimpinan dan seluruh Pengurus Koperasi Serai Serumpun, khususnya Bapak Eisen Hower dan Bapak Zulham S.Pd yang telah banyak membantu memberikan data dan keterangan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi minor ini.

5. Saudara - saudaraku tersayang Fatta, Kiky, Ade, Taufiq dan Edo yang selalu menyegarkan pikiran dan mendengar segala keluh kesah selama ini.

6. Dony Isnura, terima kasih atas dukungan semangat yang selalu diberikan selama proses penyusunan skripsi minor ini.

7. Sahabat-sahabatku Cepe, Asri, Putri, Dwi, Vanie, Lola Mutia,dan Joshua terima kasih untuk dukungan, doa dan semangat yang terus kalian berikan selama ini. 8. Dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran kepada penulis

yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak.

Medan, Oktober 2013

102101069


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... …...iii

BAB I : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... ...1

2. Rumusan Masalah ... ...5

3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... ...6

4. Metodologi Penelitian ... ...7

1. Lokasi Penelitian ... ...7

2. Sumber Data... ...7

3. Teknik Pengumpulan Data ... ...8

BAB II : GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN A. Sejarah Singkat Perusahaan ...10

B. Struktur Organisasi ... ...12

C. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ...16

D. Permodalan Dalam Koperasi ... ...19

E. Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam... ...23


(6)

A. Pengertian dan Manfaat Prosedur dan Sistem Pada Koperasi Serai

Serumpun………24 B. Prosedur dan Sistem Kerja Pada Koperasi Serai Serumpun ... 26 C. Sarana Pendukung Terlaksananya Prosedur dan Sistem Kerja

Koperasi ... 39 D. Pengaruh Prosedur dan Sistem Kerja Pada Kinerja Koperasi Serai

Serumpun...41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... ...45

DAFTAR PUSTAKA


(7)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, maka tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja memegang peranan penting pada setiap instansi pemerintah dan juga badan-badan swasta, sebagaimana dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001 : 134) Tata kerja merupakan cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan, peralatan, fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang, dan biaya yang tersedia.

Prosedur adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas. Sedangkan sistem kerja merupakan suatu rangkaian tata kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan. Prosedur kerja dan sistem kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang menguraikan pelaksanaan kerja, rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain, fungsi, tugas- tugas, tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek–aspek pekerjaan tertentu lainnya yang membentuk satu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan. Perusahaan yang memiliki modal dan tenaga kerja yang lengkap kebanyakan tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan semula. Hal ini dapat terjadi karena kurang baiknya pelaksanaan prosedur dan sistem kerja pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu organisasi yang ingin mencapai tujuan dan hasil yang memuaskan harus mampu melalui prosedur dan sistem kerja yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi dan pengendalian kerja. Badan usaha mengharapkan pegawai yang memiliki prosedur dan sistem kerja yang baik agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh sebab itu kepuasan akan


(8)

didapatkan oleh semua pihak. Peluang inilah yang di tanggapi oleh Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha simpan pinjam.

Usaha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang telah berakar dan dikenal secara luas oleh anggota koperasi dan masyarakat di Indonesia. Usaha ini adalah salah satu usaha lembaga keuangan non bank dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya dari dan untuk anggota, calon anggota, koperasi lain dan anggotanya. Pada umumnya usaha simpan pinjam di Indonesia tumbuh karena sulit mendapatkan bantuan permodalan melalui sistem pemberian perkreditan kredit dari perbankan.

Koperasi merupakan salah satu jenis badan hukum yang salah satu usahanya begerak dalam bidang simpan pinjam. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh si anggota Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda yang khawatir koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU no. 431 tahun 19 yang isinya yaitu:

• Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi • Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa

• Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral • Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda


(9)

Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi Kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Berdasarkan sejarah dan perkembangannya tujuan pendirian koperasi adalah untuk membantu meringankan beban masyarakat melalui anggota koperasi. Artinya keberadaan koperasi bukanlah didasarkan atas pertimbangan ekonomis atau mencari keuntungan semata, keberadaan koperasi ditujukan untuk membantu masyarakat golongan ekonomi lemah. Sangat disadari bahwa prosedur dan sistem kerja pada jasa pelayaan simpan pinjam belum dapat dikatakan baik, artinya masih banyak dihadapkan pada berbagai kendala. Hal itu disebabkan oleh tidak efisiennya sisterm kerja.

. Dalam hal ini pengurus dan badan pemeriksa serta pelaksana usaha, seperti manajer dan karyawan koperasi, kebanyakan belum memiliki keterampilan yang memadai ataupun jiwa usaha yang diperlukan. Dengan demikian dalam melaksanakan pengelolaan organisasi dan usahanya, banyak koperasi yang belum dapat berjalan seperti yang diharapkan. Jiwa wirausaha dan wirakoperasi yang sangat diperlukan dalam pengembangan usaha koperasi, tampaknya masih merupakan hal yang sulit dimiliki oleh sebagian besar koperasi dalam waktu yang singkat. Adanya kemungkinan yang akan timbul dalam penyelenggaraan tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja yang tidak efisien dapat mengakibatkan sulitnya pimpinan dalam mengambil


(10)

keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi suatu masalah sehingga dapat terjadi penyimpangan, penyalahgunaan kekuasaan dan sulitnya melakukan pengawasan dan pemeriksaan dengan cepat. Mengingat pentingnya peranan tata kerja,prosedur kerja, dan sistem kerja dalam meningkatkan efisiensi kerja sebuah kantor atau instansi pemerintah ataupun swasta, maka penulis terdorong dan tertarik untuk membahas tentang PROSEDUR DAN SISTEM KERJA PADA PELAYANAN JASA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT”

A. Perumusan Masalah

Organisasi yang mencakup fungsi, tugas dan kewenangan tiap-tiap komponen organisasi dilakukan dalam rangka menciptakan keteraturan. Kegiatan manajemen perusahaan adalah sebuah kegiatan pengelolaan sebuah sistem yang terdiri dari beberapa unsur yang saling berhubungan dan saling bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dari perusahaan tersebut.

Dengan kata lain apabila salah satu unsur tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, maka akan dapat mempengaruhi fungsi pada unsur yang lain, dan pada akhirnya akan menggangu sistem secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebabkan pentingnya sebuah pemahaman tentang tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja agar terciptanya suasana yang teratur, efektif dan efisien. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan di atas maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana prosedur dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat?

b. Bagaimana pengaruh prosedur dan sistem kerja pada kinerja Koperasi Serai Serumpun Langkat?


(11)

Adapun yang menjadi tujuan penelitian pada penyusunan tugas akhir ini yaitu:

a. Untuk mengetahui tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat.

b. Untuk mengetahui peran tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja dalam mempengaruhi kinerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat.

c. Melakukan penilaian terhadap peranan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Badan Usaha/Koperasi

Skripsi minor ini kiranya dapat menjadi bahan masukan untuk keputusan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Sehingga badan usahanya dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dapat menjadi bahan koreksi dalam rangka perbaikan apabila terdapat kelemahan-kelemahan dalam menjalankan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja di suatu badan usaha.

2. Bagi Penulis

Untuk memperdalam Ilmu Pengetahuan dan wawasan berpikir mengenai prosedur dan sistem kerja pada pelayanan jasa simpan pinjam di koperasi. Serta dapat menerapkan ilmu-ilmu dan teori-teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi dan dapat diambil manfaatnya semaksimal mungkin.


(12)

Sebagai bahan masukan bagi yang membutuhkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pelayanan jasa serta dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian pada masa yang akan datang.

D. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung pada Koperasi Serai Serumpun yang berlokasi di Jl. Merdeka Nomor 5 Lk 12. Kelurahan Pekan Tanjung Pura. Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.

2. Sumber Data

Sumber Data yang digunakan bersumber dari : a. Informan

Informan merupakan tumpuan pengambilan data bagi peneliti dalam mengungkapkan permasalahan penelutian. Menurut Bungin (2007:76) informan penelitian adalah subyek yang memahami informasi tentang obyek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami obyek penelitiannya.

Adapun informan dari penelitian ini adalah : a. Pimpinan Koperasi Serai Serumpun

b. Pegawai atau staf Koperasi Serai Serumpun c. Anggota Koperasi Serai Serumpun


(13)

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari berbagai buku, bahan kuliah serta sumber lainnya yang diperoleh dari luar yang berguna untuk melengkapi data primer yang telah dikumpulkan. Data berupa laporan keuangan dan informasi lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Interview/wawancara

Merupakan teknik yang digunakan dengan cara interview atau wawancara dengan pihak perusahaan yang memiliki wewenang dalam memberikan informasi data yang berkaitan dengan objek penelitian.

b. Studi Dokumentasi

Merupakan teknik untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan yaitu melalui dokumen, dan kertas-kertas kerja, sehingga mempunyai pemahaman yang cukup dengan menelaah permasalahan yang diteliti.

c. Penelusuran data online

Metode ini dilakukan dengan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.


(14)

BAB II

GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN

A. Sejarah Singkat Koperasi Serai Serumpun

Koperasi Serai Serumpun didirikan pada tanggal 17 September 1989. Koperasi ini berdiri berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura. Koperasi ini didirikan dengan tujuan untuk menunjang penghasilan para guru SD yang pada saat itu mengalami krisis dana pinjaman. Sebanding dengan kebutuhan yang semakin meningkat dan gaji yang diterima oleh para guru saat itu belum dapat dikatakan mensejahterakan kehidupan mereka.Selain itu di Kecamatan Tanjung Pura belum terbentuk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI). Maka dari itu muncul kesepakatan oleh seluruh kepala sekolah untuk mendirikan Koperasi Serai Serumpun, yang pada awal mulanya hanya memiliki aset sebesar Rp.6.000.000. Dengan berdirinnya Koperasi Serai Serumpun, diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah permodalan yang terjadi pada saat itu. Dan para guru SD di Kecamatan Tanjung Pura dapat belajar untuk melakukan investasi dan memanfaatkan uang mereka sebaik mungkin. Maka dari itu Koperasi Serai Serumpun sangat bermanfaat bagi kesejahteraan para guru saat itu.

Dengan berdirinya Koperasi Serai Serumpun, yang pada saat itu masih beranggotakan sekitar 50 orang dan dengan jumlah aset yang sangat terbatas berkisar Rp.6.000.000. Koperasi Serai Serumpun berusaha untuk terus meningkatkan usahanya dengan cara meningkatkan jumlah anggota yang bertujuan untuk menambah aset Koperasi dan membangun Koperasi Serai Serumpun agar lebih dikenal dan dipercaya oleh masyarakat.


(15)

Pada tanggal 27 Mei 1996 Koperasi Serai Serumpun memiliki Badan Hukum. Dengan mendapatkan status badan hukum, maka sebuah badan usaha koperasi menjadi subjek hukum yang memiliki hak dan kewajiban. Sehingga, terhadap pihak ketiga –apabila diperlukan dapat dengan jelas dan tegas mengetahui siapa yang dapat diminta bertanggung jawab atas jalannya usaha badan hukum koperasi tersebut.

Pada awal mula berdiri koperasi Serai Serumpun memiliki iuran anggota yang terdiri dari simpanan pokok sebesar Rp.1000 dan simpanan wajib sebesar Rp.3000. Simpanan wajib disetor setiap bulannya dan simpanan pokok berdasarkan pada ketetapan peraturan yang bisa saja berubah. Dengan aset yang terbatas Koperasi berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan para anggotanya secara bijaksana, dengan harapan para anggota juga memiliki rasa toleransi pada saat itu.

Dengan berjalannya waktu, Koperasi Serai Serumpun semakin berkembang dan semakin meningkatkan kinerjanya. Seiring dengan itu aset Koperasi Serai Serumpun naik setiap tahunnya, bahkan persentase kenaikannya bisa mencapai 50% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 persentase kenaikan mencapai 61,88%. Demikian juga dengan anggota koperasi yang semakin lama semakin bertambah.Total anggota Koperasi Serai Serumpun selama 1 tahun (2009) sebanyak 368 orang, sedangkan pada tahun berikutnya mengalami peningkatan (2010) sebanyak 397orang, jumlah anggota tetap pada tahun 2011 sebanyak 397orang, dan mengalami penurunan di tahun 2012 yang diakibatkan karena sebagian anggota mengambil masa pensiun, jadi jumlah anggota sebanyak 387 orang. Hingga saat ini Koperasi Serai Serumpun terus menunjukkan kemajuan dalam usaha simpan pinjam.


(16)

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka dan susunan perwujudan pola hubungan antara fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu perusahaan. Melalui bagan organisasi ini akan terlihat jelas bagaimana informasi mengalir dari satuan organisasi ke satuan lain. Selain itu juga memberikan petunjuk-petunjuk tentang pembagian tugas-tugas tentang kekuasaaan atau kendali, wewenang dan tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap karyawan harus mutlak untuk memahami struktur organisasi di tempat kerja.

Pada dasarnya sistem atau struktur oganisasi dapat dibedakan dalam tiga sistem, yaitu: 1. Struktur Organisasi Garis

Bentuk organisasi ini merupakan bentuk yang paling sederhana karena:

- Jumlah karyawan relatif sedikit - Organisasi relatif kecil

- Karyawan saling mengenal secara akrab - Spesialisasi kerja masih relatif rendah.

2. Struktur Organisasi Fungsional

Ciri struktur organisasi fungsional adalah bahwa setiap atasan mempunyai wewenang untuk memberikan perintah kepada setiap bawahan yang ada sepanjang perintah itu masih ada hubungannya dengan fungsi yang dimiliki atasan. Dalam praktik, struktur organisasi ini kadang-kadang menimbulkan kerancuan bagi bawahan dalam menjalankan perintah.


(17)

Jika suatu organisasi telah berkembang semakin besar, mungkin akan timbul berbagai kesulitan bagi seorang pemimpin untuk mengambil keputusan, sehingga ia merasa perlu meminta bantuan kepada orang lain yang merasa lebih mampu. Oleh karena itu, dibentuklah staf penasehat yang merupakan kumpulan orang-orang yang ahli dalam bidang-bidang tertentu. Di dalam organisasi yang begitu kompleks, pimpinan biasanya mendelegasi wewenang kepada staf sesuai dengan bidang masing-masing untuk memberikan perintah atau instruksi kepada bawahan atas nama pimpinan.

Berhasilnya suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan dengan baik, banyak dibantu organisasi itu. Dengan demikian struktur organisasi bukanlah menjadi tujuan. Tetapi dipergunakan sebagai alat dalam mencapai tujuan.

Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu perusahaan harus mempunyai satu kesatuan kerja dari setiap departemen yang ada dalam suatu peusahaan, karena tujuan dari suatu perusahaan hanya dapat dicapai dengan kerja sama yang baik dan terkoordinasi dari para anggotanya. Kerja sama yang baik dan terkoordinasi dapat tercapai bila ada pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap anggota perusahaan. Untuk itu, perlu ditentukan terlebih dahulu kegiatan yang harus dilakukan oleh para anggota sesuai dengan keahlian atau kemampuan mereka masing-masing.

Sebenarnya, struktur organisasi koperasi tidak hanya mencakup segi intern koperasi tetapi meliputi segi ekstern. Sebagai sebuah badan usaha yang sekaligus merupakan gerakan ekonomi rakyat, maka kedua segi organisasi koperasi harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Yang dimaksud segi intern organisasi koperasi adalah struktur organisasi koperasi yang meliputi unsur-unsur kelengkapan yang ada dalam organisasi koperasi tersebut, contoh ada unsur pengurus, pengawas, pengelola dan anggota


(18)

Masing-masing unsur tersebut harus bekerja sama sesuai dengan kapasitas masing-masing dalam memajukan koperasi. Sedangkan yang dimaksud segi ekstern organisasi koperasi adalah hubungan dan kedudukan koperasi terhadap organisasi koperasi lainnya, baik yang sama tingkatnya (antar sesama koperasi primer) maupun dengan koperasi yang lebih tinggi tingkatannya seperti Pusat Koperasi, Gabungan Koperasi serta Induk Koperasi.

Pada gambar 2.1 disajikan bagan struktur Koperasi Serai Serumpun

Sumber: Koperasi Serai Serumpun

KETUA I

KETUA II

SEKRETARIS

BENDAHARA

KETUA

SEKRETARIS

ANGGOTA

SEKRETARIS

RAPAT ANGGOTA


(19)

C. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

1. Ketua :

• Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan fungsinya untuk kepentingan koperasi dalam mencapai tujuan koperasi.

• Ketua Koperasi merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pada Koperasi yang bertanggung jawab pada Koperasi dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mencapai kemufakatan.

• Mengkonsolidasi atau menyatukan dari semua unsur pengurus. Misalnya:

bendahara, sekretaris, karyawan, dan para anggota koperasi.

2. Wakil Ketua :

• Tugas wakil ketua hampir sama dengan ketua dimana bersama – sama bertanggung

jawab terhadap rapat anggota. Selain itu wakil ketua juga bisa menggantikan ketua apa bila ketua berhalangan hadir atau dalam keadaan sakit.

3. Sekretaris :

• Tugas sekretaris terhadap ketua meliputi mengorganisir rencana kegiatan,

pengetikan, making call, menerima tamu, korespondensi, filling serta surat menyurat. Tugas terhadap bawahan yaitu memberikan bimbingan dan motivasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

4. Wakil Sekretaris :

• Mewakili sekretaris apabila sekretaris berhalangang salam menjalani tugasnya. • Membantu sekretaris dalam melaksanakan tugas.


(20)

5. Bendahara :

• Menyimpan rencana kerja dan pola pelaksanaan dibidang tugas kebendaraan • Mencari dana dan mengatur arus uang keluar masuk

• Membantu dan mengawasi pekerjaan ketua dalam hal penyelenggaraan

administrasi keuangan koperasi

Pengawas

Sesuai dengan UU No. 25/1992, keberadaan lembaga pengawas pada struktur organisasi Koperasi bukan merupakan sesuatu yang diwajibkan. Artinya, karena pengawasan terhadap Koperasi pada dasarnya dilakukan secara langsung oleh para anggota, maka tidak semua Koperasi wajib memiliki lembaga khusus yang bertugas melakukan pengawasan.

Pengawas Koperasi pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Melakukan pengwasan terhadap pelaksanaan kebijakan Koperasi oleh pengurus

b. Membuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasan yang telah dilakukan dan menyampaikan nya kepada rapat anggota.

Produk yang di tawarkan Koperasi Serai Serumpun

Produk yang di tawarkan oleh Koperasi Serai Serumpun adalah berupa simpanan. Simpanan terdiri dari:

a) Simpanan Anggota ( Pokok dan Wajib )

− Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada


(21)

− Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota

kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan, dengan jumlah simpanan yang sama setiap bulannya.

b) Simpanan Sukarela adalah simpanan yang bersifat tidak wajib, besarnya bebas sekehendak anggota, dapat disetor dan diambil kapan saja.

c) Simpanan Berjangka adalah simpanan yang yang hanya bisa diambil pada waktu telah jatuh tempo.

d) Simpanan Hari Raya adalah simpanan yang penyetorannya dilakukan tiap hari, dan pengambilannya seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri

e) Simpanan Qurban adalah simpanan yang besarnya setoran ditentukan oleh Koperasi Serai Serumpun, harus disetor tiap bulan, dan pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat menjelang Hari Raya Idul Adha.

f) Simpanan Pendidikan adalah simpanan yang besarnya setoran ditentukan oleh Koperasi Serai Serumpun, harus disetor tiap bulan, dan pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat menjelang tahun ajaran baru sekolah.

Adapun proses pembukaan rekening simpanan adalah dengan menyerahkan fotocopy KTP yang masih berlaku, didata oleh petugas koperasi dan seketika itu juga anggota baru diberikan buku simpanan.

D. Permodalan Dalam Koperasi

Pengertian Modal dalam sebuah organisasi perusahaan termasuk badan usaha koperasi adalah sama, yaitu modal yang digunakan untuk menjalankan usaha. Sampai saat iuni yang menjadi topik diskusi tentang pengertian modal dalam sebuah koperasi yaitu istilah yang dipakai


(22)

dalam organisasi koperasi mengenai modal yang berbeda dengan istilah modal yang dipakai oleh Perseroan Terbatas atau organisasi perusahaan lain.

Namun seperti yang diketahui Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama, bukan merupakan perkumpulan modal, batasan ini sering menimbulkan pendapat yang sempit pada sementara orang, bahwa kedudukan modal dalam koperasi tidaklah penting. Orang yang berpendapat demikian jelas memandang koperasi dengan bertitikberat pada fungsi koperasi sebagai alat sosial tanpa mengingat koperasi sebagai alat ekonomi.

Koperasi sebagai alat sosial dan alat ekonomi haruslah menjalankan usaha (business), dengan demikian modal mempunyai kedudukan vital, tetapi dengan pengertian bahwa modal tersebut tidak boleh diberi “arti” yang lebih penting daripada kepentingan orang-orang yang menjadi anggota. Jelasnya kalau modal akan dipergunakan usahanya itu akan menjadikan koperasi tersebut jatuh ke bawah pengaruh kaum modal atau menjadikannya ketergantungan, maka modal demikian harus ditolak karena kepentingan anggota lebih penting daripada modal.

Anggota dalam koperasi Serai Serumpun adalah sebagai sumber permodalan sendiri dan sebagai peminjam. Oleh sebab itu kedudukan anggota sangat penting karena berada dalam semua subsistem keuangan mulai dari subsistem input, proses dan subsistem output. Masing-masing koperasi membuat persyaratan menjadi anggota sesuai dengan anggaran dasar pada koperasi yang bersangkutan .Keanggotaan dalam koperasi terdiri dari anggota tetap calon anggota dan anggota luar biasa. Untuk menjadi anggota tetap simpan pinjam,calon anggota dan anggota luar biasa ada persyaratan yang umum dipenuhi. Persyaratan ini salah satu cara untuk mengikat anggota dalam organisasi dan pengamanan pinjaman.


(23)

Dalam Hal ini Koperasi Serai Serumpun juga memberlakukan modal pinjaman, yakni kegiatan investasi atau penanaman modal dari pihak ketiga. Yang gunanya sebagai modal pihak III atau disebut sebagai Pinjaman Pihak III. Dalam hal ini Koperasi Serai Serumpun bekerja sama dengan Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) yang berpusat di Jakarta.

Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) telah melakukan investasi atau penanaman modal kepada pihak Koperasi Serai Serumpun sejak Koperasi ini memiliki Badan Hukum yakni di tahun 1996. Sejak saat itu investasi yang diberikan oleh Bank kesejahteraan dimanfaatkan oleh Koperasi Serai Serumpun sebaik-baiknya untuk meningkatkan pembangunan usahanya.

Dengan tersedianya aset yang cukup maka Koperasi Serai Serumpun dapat melayani kebutuhan para anggotanya sesuai dengan harapan dan keinginan mereka. Terlebih koperasi mengutamakan kepuasan anggota untuk mempertahankan dan meningkatkan jumlah anggota mereka. Karena semakin tinggi tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan maka loyalitas dan rasa memiliki yang ada pada diri anggota pun akan semakin meningkat.

Beberapa Sumber Modal Pada Koperasi Serai Serumpun

1. Modal Dasar

Tujuan utama berdirinya koperasi adalah untuk mengakumulasikan potensi keuangan para pendiri dan anggotanya yang meskipun pada awal berdirinya berjumlah kecil tetapi tetap ada ; tidak nol. Dengan mengumpulkan dana-dana (potensi keuangan) yang bernilai kecil tersebut, koperasi didirikan untuk selanjutnya dapat menggalang dana secara terus menerus dari waktu ke waktu guna mencapai tujuan bersama.

Yang menjadi sumber dana untuk memupuk permodalan koperasi serai serumpun, termasuk koperasi di indonesia, antara lain:


(24)

b. Modal Pinjaman

- Modal sendiri dapat berasal dari : a. Simpanan Pokok

b. Simpanan Wajib c. Dana Cadangan d. Hibah

- Modal Pinjaman Dapat berasal dari: a. Pinjaman dari anggota

b. Pinjaman dari anggota koperasi lain c. Pinjaman dari koperasi lain

d. Pinjaman dari Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. e. Pinjaman dengan cara penerbitan obligasi dan surat utang lainnya f. Sumber-sumber pinjaman lain yang dibenarkan.

2. Modal Sendiri

Terdiri dari Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib. Berdasarkan data yang diterima dari Koperasi Serai Serumpun, jumlah modal yang dimiliki oleh Koperasi Serai Serumpun yaitu:

1. Permodalan Anggota

Simpanan Anggota Rp. 3.870.000,00 Simpanan Wajib Rp. 2.024.566.000,00 Simpanan Usaha Rp. 558.636.560,00

JUMLAH Rp. 2.587.072.560,00


(25)

2. Modal Pihal III

Simpanan Pihak III Rp. 2.383.900.000,00 Pinjaman Bank Kesejahteraan Rp. 2.684.147.000,00

JUMLAH Rp. 5.068.047.000,00

Tabel 2.2

E. Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam (Koperasi Serai Serumpun)

Istilah sisa hasil usaha atau SHU dalam organisasi badan usaha koperasi dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi pertama, SHU ditentukan dengan cara menghitungnya yaitu seperti disebut di dalam Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Perkoperasian. Sehingga SHU adalah merupakan laba atau keuntungan yang siperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi.

Dalam hal koperasi simpan pinjam, maka partisipasi bruto atau PK anggota adalah jumlah atau besar kredit yang diberikan kepada anggota ditambah bunga dan biaya administrasi kredit.

Di dalam PK harus dicantumkan besar jumlah pokok pinjaman karena dari besaran jumlah pinjaman tersebut dapat memberikan gambaran bahwa koperasi dalam mempromosikan anggotanya melalui pelayanan pinjaman. Anggota koperasi, wajib mengembalikan pokok pinjaman yang diberikan koperasi; pokok pinjaman tersebut merupakan harga pelayanan koperasi.


(26)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Manfaat Prosedur Kerja dan Sistem Kerja Pada Koperasi Serai Serumpun Langkat

Prosedur adalah merupakan tahapan dalam tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju mana, kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan. Sistem kerja adalah merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi satu sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Sistem kerja adalah suatu rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan (Sedarmayanti 2001:134). Penting untuk ditekankan di sini bahwa kedua-duanya baik prosedur maupun sistem kerja merupakan satu kesatuan yang bulat artinya kedua-duanya merupakan tindak lanjut dalam rangka pelaksanaan suatu bidang pekerjaan tertentu. Jadi dengan adanya prosedur dan sistem kerja menjadikan pelaksanaan fungsi manajemen dan kebijaksanaan pimpinan menjadi lebih terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan baik sehingga dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan yang direncanakan.

Maka dapat disimpulkan pengertian prosedur dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat adalah proses penentuan fungsi, tugas, dan tata kerja bagi setiap pengurus agar dapat mengetahui, menghayati, dan melaksanakan pekerjaan dengan baik menurut fungsinya masing – masing.


(27)

Berdasarkan pengertian dan uraian yang ada maka manfaat yang dapat diperoleh dari prosedur dan sistem kerja bagi Koperasi Serai Serumpun adalah

• Melalui prosedur dan sistem kerja yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi

dan pengendalian kerja dengan setepat – tepatnya.

• Prosedur dan sistem kerja bermanfaat baik bagi para pelaksana maupun semua pihak

yang berkepentingan, untuk dijadikan sebagai pedoman kerja. (Sedarmayanti, 2001 : 134) • Memperpendek jangka waktu pengerjaan yang dapat mempercepat saat penyerahan. • Menekan barang-barang inventaris.

• Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam memperhitungkan biaya-biaya dan saat-saat

penyerahan.

• Menghilangkan fungsi-fungsi dan aktivitas-aktivitas yang tidak perlu. • Mempercepat perputaran modal kerja dan mengurangi kebutuhan akan

modal kerja tersebut.

• Memperbesar keluwesan kerja mempercepat pelaksanaan keputusan-keputusan pucuk

pimpinan ( top management ).

• Menghilangkan ketidak-cocokan sistem dan pengerjaan yang bertemu

pada maksud-maksud yang bersilang.

• Meningkatkan efektivitas pengawasan dengan mengurangi waktu yang

diiperlukan untuk membetulkan kesalahan-kesalahan.

• Memperkuat struktur organisasi perusahaan dengan menyingkapkan

dan menyingkirkan praktek-praktek yang melanggar prinsip-prinsip organisasi yang sehat.


(28)

B. Prosedur dan Sistem Kerja Pada Koperasi Serai Serumpun Langkat

Koperasi Serai serumpun didirikan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi Serai Serumpun berusaha untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga serendah-rendahnya dan tidak mengutamakan keuntungan. Koperasi Serai Serumpun menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Menurut Widiyanti dan Sunindhia(2001) koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian.

Didalam mencapai tujuan dan hasil yang memuaskan, koperasi harus mampu melalui prosedur dan sistem kerja yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi dan pengendalian kerja. Badan usaha mengharapkan pegawai yang memiliki prosedur dan sistem kerja yang baik agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Agar tercapainya optimalisasi tata kerja instansi diperlukan pengelolaan prosedur kerja yang baik dalam koperasi, sehingga kegiatan simpan pinjam dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan tugasnya

1) Prosedur Keanggotaan

Setiap warga negara Indonesia pada dasaarnya memiliki hak untuk menjadi anggota koperasi. Akan tetapi, karena koperasi adalah sebuah badan hukum yang akan melakukan tindakan – tindakan hukum, maka yang benar – benar dapat diterima sebagai anggota sebuah koperasi hanyalah mereka yang mampu melakukan tindakan hukum atau tindakan Koperasi , dan


(29)

yang memenuhi persyaratan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi itu.

Seorang anggota koperasi yang baik adalah yang mengutamakan pemenuhan semua kewajibannya sebelum menuntut hak – haknya. Berikut kewajiban dan hak dan syarat – syarat khusus yang harus dipenuhi anggota koperasi serumpun langkat.

Adapun syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota koperasi pegawai negeri serai serumpun langkat yaitu :

1. Guru dan pegawai negeri dari sekolah dasar (sd) yang berdomisili di kabupaten langkat. 2. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib

3. Mentaati semua peraturan yang ada dikoperasi serai serumpun a. Kewajiban anggota

1. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai dengan hasil rapat anggota

2. Membayar kewajiban, seperti membayar pinjaman kepada koperasi apabila anggota tersebut memiliki pinjaman dengan tepat waktu

3. Memberikan pendapat ataupun masukan demi kemakmuran dan kemajuan koperasi 4. Setiap anggota wajib mengikuti rapat anggota tahunan (RAT)

b. Hak Anggota

1. Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota;

2. Memiih dan atau dipilih menjadi pengurus;

3. Mengemukakan pendapat atau sar an – saran kepada pengurus diluar rapat anggota, baik diminta maupun tidak diminta.


(30)

4. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama diantara sesama anggota; 5. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam

anggaran dasar.

2) Prosedur Kepengurusan

Persyaratan untuk dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi serumpun langkat merupakan wewenang dari rapat anggota koperasi dan dicantumkan dalam anggaran dasar koperasi. Berpedoman pada undang – undang No. 12/1967, persyaratan menjadi anggota pengurus koperasi serumpun langkat ditetapkan sebagai berikut :

1) Mempunyai sifat kejujuran dan terampil kerja

2) Syarat – syarat lain yang ditentukan dalam anggaran dasar a.Sistem kerja pengurus koperasi

1. Ketua I :

- Mengkoordinir segala aktivitas sistim kerja pengelolaan koperasi - Mengkoordinir pembukuan dan mengakses ketatausahaan Koperasi - Sebagai perencana strategi pengelola koperasi

- Mengusahakan agar Koperasi berjalan secara baik 2. Ketua II :

- Melayani anggota yang meminjam dengan ketulusan dan kesabaran - Membuat bukti penerimaan dan pengeluaran kas

- Melakukan pembinaan terhadap anggota yang terjerat kredit macat

- Mengontrol penggunaan keuangan Koperasi (uang masuk dan uang keluar)


(31)

-3. Bendahara :

- Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan Koperasi - Mengontrol penggunaan keuangn Koperasi

- Meneladani anggota meminjam denga hati yang tak terbebani 4. Sekretaris I :

- Bertanggung jawab atas pengelolaan Keuangan Koperasi - Mengontrol penggunaan keuangan Koperasi

- Meneladani anggota meminjam dengan hati yang tak terbebani 5. Sekretaris II :

- Membantu tugas-tugas sekertaris I - Mengatur dan mengeloa kantor

- Membukukan semua simpanan anggota maupun Pihak ke-3

- Mengatur dan memeriksa anggota yang meminjam ART da memberi laporan kepada Bendara

- Mengawasi berapa jumlah anggota yang terlayani dalam meminjam setiap bulannya

6. Badan Pengawas Koperasi :

- Mengontrol Buku Kas Induk Negara dan Perhitungan Laba Rugi - Mengidentifikasi masalah dalam tahun berjalan

- Bertanggung jawab atas pemeriksaan Buku Kas dalam pendapatan dan Penyaluran terhadap Anggota Koperasi

- Memberikasn usul dan sejarah pada pengawas akomodir - Mengaspirasi anggota


(32)

- Mengawasi perjalanan penggunaan simpanan anggota maupun pihak ke-3 7. Sekretaris Pengawas :

- Mengawasi jalannaya unit usaha penyaluran simpanan simpan pinjam dan barang - Mencatat dan mengagendakan rapat

- Mengawasi dan membuat laporan hasil pengawasan/pemeriksaan

- Megawasi dan melaporkan berapa jumlah anggota yang terlayani dalam meminjam - Mendokumentasikan laporan Pengawas

8. Anggota :

- Mengawasi jalannya unit simpan pinjam pada anggota - Melaporkan hasil kutipan perbulan pada anggota Koperasi

- Mengawasi dan melaporkan berapa jumlah anggota yang terlayani dalam meminjam

- Mengontrol kredit Koperasi

- Mendokumnetasi hasil laporan pengawasan

Dalam hal penyaluran dana terhadap masyarakat, koperasi memiliki beberapa prosedur – prosedur tertentu, yaitu :

1) prosedur permohonan dan pinjaman dan pengembalian kredit

Dalam prakteknya dikoperasi pegawai negeri serai serumpun , sesuai dengan riset penulis maka yang dibenarkan meminjam hanyalah anggota koperasi yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

Setiap jenis pinjaman harus dibuat ketentuan yang jelas sehingga mudah dimengerti oleh calon peminjam. Ketentuan tersebut mencakup antara lain:


(33)

1. Persyaratan calon peminjam 2. Besarnya pinjaman

3. Imbalan (bunga atau bagi hasil) 4. Biaya administrasi, materai, denda 5. Jangka waktu pinjaman

6. Sistem pengembalian pinjaman 7. Jaminan

Bentuk perjanjian pinjaman koperasi pegawai negeri serai serumpun adalah dalm bentuk tertulis . adapun didalam perjanjian pinjaman tersebut terdiri dari atas persyaratan – persyaratan yang harus dipenuhi peminjam (debitur) yaitu :

a) Identitas si peminjam ( nama, pekerjaan, alamat dan tanda tangan peminjam) b) Besarnya pinjaman

c) Besarnya angsuran d) Bunga / jasa pinjaman e) Jangka waktu pinjaman f) Tanggal pembayaran pertama

g) Nama bendahara dan tanda tangan kepala unit simpan pinjam , ketua dan bendahara koperasi yang bersangkutan selaku saksi

h) Kesanggupan untuk memenuhi prestasi dan sanksi – sanksi yang telah ditetapkan

Adapun prosedur perjanjinjian pemberian pinjman kredit terhadap anggota koperasi serai serumpun adalah sebagai berikut :


(34)

1. Pelayanan pinjaman uang tunai kepada anggotanya dilaksanakan pada setiap awal bulan dari tanggal 1 s/d tanggal 6

2. Untuk mendapatkan pemberian pinjaman , anggota diwajibkan menyampaikan permohonan tertulis kepada pengurus selambat – lambatnya tangal 20 bulan sebelumnya dan permohonan tersebut harus dapat persetujuan dari atasan langsung masing – masing 3. Pinjaman akan diberikan kepada anggota yang :

a. Keanggotaannya pada koperasi pegawai negeri serumpun langkat telah mencapai minimal 5 bulan

b. Pembayaran simpanan wajib bulanannya berjalan lancar / tidak ada tunggakan

c. Telah melunasi pinjamannya yang lalu sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan ( telah jatuh tempo)

4. Pelayanan pinjaman uang tunai terdiri dari 2 ( dua ) paket dan setiap anggota boleh memilih salah satunya dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pinjaman paket I :

Besar pinjaman maksimal 3x gaji bersih masing – masing anggota dengan jangka waktu maksimal 12 ( dua belas ) bulan.

b. Pinjaman paket II diberikan kepada anggota yang telah diangkat menjadi PNS dan telah menyerahkan kepada pengurus asli SK Capeg , asli SK PNS, asli KARPEG , asli TASPEN dan asli SK pangkat terakhir.

5. Anggota penerima pinjaman diwajibkan membayar bunga, provisi kredit dan SWK ( Simpanan Wajib Khusus ) yang disesuaikan dengan perbankan dan telah disahkan dalam


(35)

rapat anggota ( jika sangat mendesak dapat diputuskan melalui rapat pengurus bersama badan pengawas dan wakil anggota ).

6. Anggota yang tidak membayar simpanan pokok pinjamannya 3 ( tiga ) bulan berturut – turut, pengurus berkewajiban mengirim surat tagihan khusus dengan tembusan kepada Ka Kandep Koperasi PKM dan atasan langsungnya masing – masing.

Apabila surat permohonan tersebut selesai diteliti maka sebagai langkah selanjutnya adalah surat permohonan tersebut diajukan kepada pengurus untuk dapat dipertimbangkan. Adapun yang menjadi bahan pertimbangn permohonan tersebut :

a) Tujuan pinjaman, Dalam hal pemberian pinjaman pengurus menilai serta mempertimbangkan kegunaan dari pinjaman tersebut.

b) Prestasi pengembalian masa yang telah lewat dari data yang telah ada pada bendahara, dimana didalam data itu tercatat keterangan mengenai pengembalian pinjaman sipemohon.

c) Partisipasi si peminjam pada koperasi apakah sipeminjam ada atau tidak turut turut serta didalam menyumbangkan tenaga atau pikirannya baik sebagai pengurus maupun anggota biasa

d) Menyangkut keadaan keuangan si peminjam dalam hal peminjam adalah anggota perorangan maka diperhatikan penghasilannya sebagai pegawai negeri yaitu gaji pokoknya. Khusus bagi peminjam perorangan harus menunjukkan surat kuasa pemotongan gaji oleh bendahara

Dari kriteria diatas maka suatu permohonan pinjaman dapat diterima atsupun diolak tergantung dari pertimbangan pengurus. Dan apabila permohonan pinjaman tersebut dikabulkan maka mengenai jumlahnya akan ditentukan oleh pengurus.


(36)

Atas dasar dikabulkannya permohonan tersebut selanjutnya si pemohon kembali kepada bendahara untuk menerima jumlah pinjaman yang telah disetujui oleh pengurus.

Dalam hal permohonan tersebut dilakukan oleh anggota koperasi, maka surat perjanjian pinjaman tersebut ditandatangani oleh peminjam, ketua pengurus koperasi dan bendahara, dan setelah itu uang pinjaman dapat diambil oleh anggota yang bersangkutan.

Setelah sipeminjam menerima uang pinjaman, maka dalam hal ini tetap ada pengawasan dari pihak panitia kreditapakah benar sipeminjam tersebut menggunakan uang pinjaman sesuai dengan keterangan yang diterangkan pada saat meminjam uang tersebut.

Dalam hal pengembalian uang pinjaman tergantung kepada jumlah dan jangka waktu yang ditentukan. Jumlah dan jangka waktu pinjaman yang dipraktekkan dalam koperasi pegawai negeri serai serumpun adalah sebagai berikut :

1. Pinjaman paket I

Besar pinjaman minimal 3x gaji bersih masing masing anggota dengan jangka waktu maksimal 12 ( dua belas ) bulan.

2. Pinjaman paket 2

- Besar pinjaman maksimal 4 s/d 8x bersih masing – masing anggota dengan jangka waktu maksimal 24 ( dua puluh empat ) bulan.

- Pinjaman paket II diberikan kepada anggota yang telah diangkat menjadi PNS dan telah menyerahkan kepada pengurus asli SK Capeg. Asli SK PNS, asli Karpeg, asli taspendan asli SK pangkat terakhir.

Uang yang dipinjam oleh anggota dikembalikan secara menyicil setiap bulan melalui pemotongan gaji oleh masing – masing kepala unit simpan pinjam, sehingga uang pijaman


(37)

tersebut lunas. Pemotongan gaji tersebut disertai dengan membayar bunga 1%, provisi kredit, dan simpanan wajib khusus ( SWK ) yang disesuaikan dengan perbankan dan telah disesuaikan dengan rapat anggota ( jika sangat mendesak bisa diputuskan melalui rapat pengurus dengan badan pengawas dan wakil kelompok anggota).

Walaupun begitu sipeminjam dapat menunggak pembayaran dalam hal – hal yang dibutuhkan, hanya saja pembayarannya harus dilakukan untuk bulan yang akan datang. Karena ketentuan pemberian pinjaman kepada anggotanya adalah atas kelayalan dan dananya berasal dari modal sendiri yang berasal dari berbagai macam simpanan anggota dan dana – dana pembagian SHU terus mengalami peningkatan, serta modal pinjaman yang dipergunakan untuk meningkatkan volume usaha dan pelayanan kepada anggota.

Dalam ketentuan pasal 1765 KUH Perdata ditentukan dan diperbolehkan memperjanjikan bunga atas pinjaman uang atau lain barang yang menghabis karena pemakaian.

Jika ketentuan masalah bunga dikaitkan dengan apa yang dipraktekkn dalam Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun, maka jelas bahwa hal itu adalah bunga yang diperjanjikan oleh kedua belah pihak , karena debitur (anggota koperasi) mengambil kredit setelah setuju dengan bunga yang dibebankan kepadanya.

Sebelum hutangnya lunas, sipeminjam diperbolehkan meminjam kembali tergantung kepada tujuan peminjaman apakah mendesak atau tidak. Namun untuk angsuran hutang sebelumnya minimal telah berjalan 3 (tiga) atau 5 (lima) bulan.

2) Prosedur Penyelesaian Masalah Jika Ada Anggota yang Tidak Dapat Mengembalikan Pinjaman Kepada Koperasi Serai Serumpun


(38)

Ada dua kemungkinan alasan debitur tidak melaksanakan kewajibannya yaitu:

1. Karena kesalahan debitur, baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian

2. Karena keadaan memaksa (force merjeure) ataupun diluar kemampuan dari sidebitur Sehubung dengan permasalah tersebut diatas tentu kita tidak terlepas dari pembahasan mengenai wanprestasi. Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang debitur terdiri dari empat macam, yaitu :

1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya

2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaiamana yang dijanjikan 3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat

4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya

Adapun tindakan yang diambil oleh koperasi terhadap anggota yang wanprestasi dalam pengembalian pinjaman baik itu pinjaman paket I maupun paket II harus melalui langkah – langkah yang telah ditentukan oleh koperasi yang telah diatur oleh anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

Prosedur mengenai penyelesaian jika ada anggota (peminjam) yang tidak dapat mengembalikan pinjaman kreditnya kepada Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun Langkat adalah sebagai berikut :

1. Apabila bagi anggota yang meninggal dunia dan masih mempunyai hutang atau pinjaman pada Koperasi Serai Serumpun maka hutang atau pinjaman terebut dinyatakan lunas, karena pada saat anggota mendapat pinjaman sudah diasuransikan oleh koperasi


(39)

2. Apabila anggota yang tunggakan angsuran pinjamannya sampai 3 ( tiga ) bulan berturut – turut maka pengurus akan membuat surat tagihan khusus kepada atasan langsung yang bersangkutan dengan tembusan kepada Ka.Kandep Koperasi PKM

3. Apabila bagi anggota yang tidak bisa membayar pinjaman disebabkan karena pindah, pensiun, dan atau diberhentikan dengan tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebagai pembayarannya diambil dari simpanan anggota yang bersangkutan pada Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun Langkat.

C. Sarana Pendukung Terlaksananya Prosedur dan Sistem Kerja Koperasi

Dalam menjalankan kegiatannya, koperasi memerlukan perlengkapan pendukung pekerjaan, agar efektifitas kerja dapat terlaksana. Bila koperasi tidak dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai, mugkin saja bagian koperasi akan menghadapi hambatan dalam pelaksanaan tugasnya. Selain itu, pekerjaan yang dibantu peralatan dan perlengkapan kantor dalam pengerjaannya akan tampak baik, bermutu, dan professional. Bila standar peralatan dan perlengkapan koperasi disebut dapat dipenuhi pada setiap meja pengurus, maka akan dapat dihindari terjadinya peminjaman antara pengurus, karena bila terjadi peminjaman alat-alat tersebut, maka akan mengakibatkan terjadinya gangguan dalam kegiatan kerja,

Akibat lainnya juga akan mengurangi efisiensi kerja dari pengurustersebut, karena itu harus meminta kembali alat-alat kerja yang dipinjam pengurus lain. Ini berarti pemborosan dari segi waktu. Tetapi apabila setiap meja dilengkapi semua peralatan kerja , maka tiap pengurusap akan dapat bekerja dengan tenang dan tidak terganggu. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada Koperasi Serai Serumpun Langkat antara lain :


(40)

1. Komputer 2. Mesin printer 3. Map

4. Kertas 5. Flash disk 6. Buku agenda 7. Brankas

8. Alat tulis kantor

9. Box file/filing cabinet dan lain-lain

Koperasi Serai Serumpun dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai, sehingga membantu dalam pelaksanaan tugasnya dan pengerjaannya akan tampak baik, bermutu dan profesional.

Pada Koperasi juga terdapat peralatan dan perlengkapan yang dipenuhi dalam setiap meja, maka akan dapat dihindari terjadinya peminjaman alat-alat tata usaha antara pegawai yang lainnya karena bila terjadi peminjaman alat-alat tersebut maka akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada pegawai yang meminjamkan alat tersebut. Akibat lainnya juga akan mengurangi efisiensi kerja dari pegawai tersebut, karena itu harus meminta kembali alat-alat tata usaha yang dipinjam pegawai lain. Selain itu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara juga apabila mesin komputer terdapat kemacetan maupun rusak, Fakultas akan segera menggantikan mesin komputer yang lebih baik

D. Pengaruh Prosedur dan Sistem Kerja Pada Kinerja Koperasi Serai Serumpun Langkat.


(41)

Prosedur kerja mempunyai prinsip lancar, berjalan lurus (tidak maju mundur/simpang siur) dan mudah pengawasannya. Sehingga memberikan hasil kerja yang memuaskan bagi perorangan serta menjamin pencapaian tujuan dilihat dari segi mutu dan jumlah serta berdaya guna.

Ditinjau dari segi perluasan pekerjaan, seorang pegawai berperan penting dalam tanggung jawab pekerjaannya, pengambilan keputusan, dan bahkan dari segi pengawasan. Untuk mempelancar kegiatan prosedur dan sistem kerja, organisasi juga harus memperhatikan langkah-langkah dalam menyelesakan permasalahan. Begitu juga halnya dengan Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun yang perlu memperhatikan permasalahan kinerja yang dialami oleh anggota. Dari pengamatan, koperasi serai serumpun dalam memperlancar prosedur dan sistem kerja bergantung terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia serta ruangan pekerjaan yang membantu siklus kinerja koperasi. Dalam menjalankan kegiatannya, Koperasi Serai Serumpun memerlukan peralatan penunjang kerja agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Bila koperasi tidak dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai maka koperasi akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan tugasnya, selain itu pekerjaan yang dibantu peralatan dan perlengkapan kantor dalam pengerjaannya akan tampak baik, bermutu, dan professional. Pada koperasi juga terdapat peralatan dan perlengkapan koperasi yang dipenuhi pada setiap meja pengurus maka akan dapat dihindari terjadinya peminjaman alat – alat antar pengurus karena bila terjadi peminjaman alat – alat tersebut akan mengakibatkan gangguan pada kinerja pengurus dan akan mengurangi efesiensi kerja koperasi

Selain mengenai fasilitas sarana dan prasarana pada koperasi, sasaran yang yang menjadi pengaruh pada kinerja pengurus yaitu dengan adanya peningkatan hasil kerja baik dari segi jumlah ataupun mutu, peningkatan motivasi anggota, kesetiaan dan ketertarikan pada


(42)

pekerjaannya. Dengan terlaksananya hal tersebut tersebut, maka segala kegiatan yang berlangsung di koperasi serai serumpun yang mencakup prosedur dan sistem kerja akan mempermudah pimpinan dalam melakukan pengendalian dan pembinaan jalannya instansi yang diinginkan.


(43)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada akhir bab ini dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan pada Koperasi Serai Serumpun diantaranya sebagai berikut:

1. Bahwa prosedur dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat adalah proses penentuan fungsi, tugas, dan tata kerja bagi setiap pengurus agar dapat mengetahui, menghayati, dan melaksanakan pekerjaan dengan baik menurut fungsinya masing – masing.

2. Untuk menjadi anggota koperasi seorang guru harus berasal dari SD yang bertempat di kabupaten langkat, mampu membayar simpanan wajib dan simpanan pokok dan mentaati semua peraturan yang berlaku di koperasi serai serumpun langkat

3. Bahwa pengurus koperasi serumpun langkat diangkat dan dipilih melalui rapat anggota koperasi, adapun susunan kepengurusan koperasi serai serumpun terdiri dari Ketua I, Ketua II, Bendahara, Sekretaris I, Sekretaris II, dan Badan kepengawasan.

4. Prosedur permohonan pinjaman pada Koperasi Serai Serumpun adalah pertama – tama si peminjam menyampaikan surat permohonan kepada pengurus dan seura tersebut harus mendapat persetujuan dari atasan yang bersangkutan, apabila surat tersebut diterima maka pinjaman akan diberikan kepada si peminjam, dan akan dikembalikan melalui


(44)

pemotongan gaji dan diserahkan kepada koperasi disertai dengan membayar bunga, provisi kredit,dan simpanan wajib khusus sampai pinjaman tersebut lunas.

5. Apabila ada anggota koperasi yang tidak dapat melunasi pinjamannya maka dapat diambil langkah – langkah sebagai berikut :

a. Bagi anggota yang meninggal dunia dan masih mempunyai hutang kepada koperasi, maka hutang tersebut dianggap lunas, karena pada saat anggota mendapat pinjaman sudah diansuransikan oleh pihak koperasi serai serumpun.

b. Bagi anggota yang tunggakannya angsuran pinjamannya sampai tiga bulan berturut – turut, maka pengurus membuat surat tagihan khusus kepada atasan yang bersangkutan secara langsung

c. Bagi anggota yang tidak bisa membayar dikarenakan pindah, pensiun dan atau diberhentikan sebagai PNS maka pembayaran diambil dari simpanan yang bersangkutan pada Koperasi Serai Serumpun

6. Dari pengamatan penulis Prosedur dan sistem kerja pada koperasi serai serumpun telah dilaksanakan dengan baik hal ini dapat dilihat dari pencapaian kinerja yang cukup baik tanpa mengalami permasalahan yang berarti.

B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis uraikan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Sesuai dengan perkembangan koperasi pada masa sekarang ini, diperlukan peningkatan

kualitas dan keterampilan pengurus koperasi khususnya pada KPN “Serai Serumpun” serta untuk menambah dan menjaga kepercayaan dan kelangsungan KPN “Serai Serumpun”, sebaiknya ditingkatkan pelayanan kepada anggota.


(45)

2. Hendaknya para anggota memiliki komitmen yang kuat dalam menjalankan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya agar tujuan dari uraian pekerjan itu sendiri dapat tercapai dengan baik.

3. Hendaknya para pengurus mampu menguasai keterampilan komputer agar pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan baik.

4. Diharapkan kepada pimpinan untuk selalu memperhatikan kondisi peralatan dan perlengkapan kantor agar barang yang rusak dapat segera diganti supaya jalannya pekerjaan tidak mengalami gangguan atau hambatan

5. Diharapkan kepada pemerintah agar memberikan pendidikan dan pelatihan yang intensif dan efektif kepada pengurus – pengurus koperasi guna mencapai efesiensi.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Baswir Revrisond.1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Edilius dan Sudarsono.1994. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta

Kartasapoetra,G.2000. Koperasi Indonesia Yang berdasarkan Pancasila & UUD 1945.Jakarta:PT Rineka Cipta.

Hadhikusuma, R. T. Sutantya rahardja. 2000. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Pachta W Andjar.2005. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta : Prenada Media.

Sedarmayanti, 2001. Manajemen Perkantoran. Bandung : Penerbit Mandar Maju.


(1)

Prosedur kerja mempunyai prinsip lancar, berjalan lurus (tidak maju mundur/simpang siur) dan mudah pengawasannya. Sehingga memberikan hasil kerja yang memuaskan bagi perorangan serta menjamin pencapaian tujuan dilihat dari segi mutu dan jumlah serta berdaya guna.

Ditinjau dari segi perluasan pekerjaan, seorang pegawai berperan penting dalam tanggung jawab pekerjaannya, pengambilan keputusan, dan bahkan dari segi pengawasan. Untuk mempelancar kegiatan prosedur dan sistem kerja, organisasi juga harus memperhatikan langkah-langkah dalam menyelesakan permasalahan. Begitu juga halnya dengan Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun yang perlu memperhatikan permasalahan kinerja yang dialami oleh anggota. Dari pengamatan, koperasi serai serumpun dalam memperlancar prosedur dan sistem kerja bergantung terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia serta ruangan pekerjaan yang membantu siklus kinerja koperasi. Dalam menjalankan kegiatannya, Koperasi Serai Serumpun memerlukan peralatan penunjang kerja agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Bila koperasi tidak dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai maka koperasi akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan tugasnya, selain itu pekerjaan yang dibantu peralatan dan perlengkapan kantor dalam pengerjaannya akan tampak baik, bermutu, dan professional. Pada koperasi juga terdapat peralatan dan perlengkapan koperasi yang dipenuhi pada setiap meja pengurus maka akan dapat dihindari terjadinya peminjaman alat – alat antar pengurus karena bila terjadi peminjaman alat – alat tersebut akan mengakibatkan gangguan pada kinerja pengurus dan akan mengurangi efesiensi kerja koperasi

Selain mengenai fasilitas sarana dan prasarana pada koperasi, sasaran yang yang menjadi pengaruh pada kinerja pengurus yaitu dengan adanya peningkatan hasil kerja baik dari segi


(2)

pekerjaannya. Dengan terlaksananya hal tersebut tersebut, maka segala kegiatan yang berlangsung di koperasi serai serumpun yang mencakup prosedur dan sistem kerja akan mempermudah pimpinan dalam melakukan pengendalian dan pembinaan jalannya instansi yang diinginkan.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada akhir bab ini dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan pada Koperasi Serai Serumpun diantaranya sebagai berikut:

1. Bahwa prosedur dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat adalah proses penentuan fungsi, tugas, dan tata kerja bagi setiap pengurus agar dapat mengetahui, menghayati, dan melaksanakan pekerjaan dengan baik menurut fungsinya masing – masing.

2. Untuk menjadi anggota koperasi seorang guru harus berasal dari SD yang bertempat di kabupaten langkat, mampu membayar simpanan wajib dan simpanan pokok dan mentaati semua peraturan yang berlaku di koperasi serai serumpun langkat

3. Bahwa pengurus koperasi serumpun langkat diangkat dan dipilih melalui rapat anggota koperasi, adapun susunan kepengurusan koperasi serai serumpun terdiri dari Ketua I, Ketua II, Bendahara, Sekretaris I, Sekretaris II, dan Badan kepengawasan.

4. Prosedur permohonan pinjaman pada Koperasi Serai Serumpun adalah pertama – tama si peminjam menyampaikan surat permohonan kepada pengurus dan seura tersebut harus


(4)

pemotongan gaji dan diserahkan kepada koperasi disertai dengan membayar bunga, provisi kredit,dan simpanan wajib khusus sampai pinjaman tersebut lunas.

5. Apabila ada anggota koperasi yang tidak dapat melunasi pinjamannya maka dapat diambil langkah – langkah sebagai berikut :

a. Bagi anggota yang meninggal dunia dan masih mempunyai hutang kepada koperasi, maka hutang tersebut dianggap lunas, karena pada saat anggota mendapat pinjaman sudah diansuransikan oleh pihak koperasi serai serumpun.

b. Bagi anggota yang tunggakannya angsuran pinjamannya sampai tiga bulan berturut – turut, maka pengurus membuat surat tagihan khusus kepada atasan yang bersangkutan secara langsung

c. Bagi anggota yang tidak bisa membayar dikarenakan pindah, pensiun dan atau diberhentikan sebagai PNS maka pembayaran diambil dari simpanan yang bersangkutan pada Koperasi Serai Serumpun

6. Dari pengamatan penulis Prosedur dan sistem kerja pada koperasi serai serumpun telah dilaksanakan dengan baik hal ini dapat dilihat dari pencapaian kinerja yang cukup baik tanpa mengalami permasalahan yang berarti.

B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis uraikan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Sesuai dengan perkembangan koperasi pada masa sekarang ini, diperlukan peningkatan

kualitas dan keterampilan pengurus koperasi khususnya pada KPN “Serai Serumpun” serta untuk menambah dan menjaga kepercayaan dan kelangsungan KPN “Serai Serumpun”, sebaiknya ditingkatkan pelayanan kepada anggota.


(5)

2. Hendaknya para anggota memiliki komitmen yang kuat dalam menjalankan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya agar tujuan dari uraian pekerjan itu sendiri dapat tercapai dengan baik.

3. Hendaknya para pengurus mampu menguasai keterampilan komputer agar pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan baik.

4. Diharapkan kepada pimpinan untuk selalu memperhatikan kondisi peralatan dan perlengkapan kantor agar barang yang rusak dapat segera diganti supaya jalannya pekerjaan tidak mengalami gangguan atau hambatan

5. Diharapkan kepada pemerintah agar memberikan pendidikan dan pelatihan yang intensif dan efektif kepada pengurus – pengurus koperasi guna mencapai efesiensi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baswir Revrisond.1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Edilius dan Sudarsono.1994. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta

Kartasapoetra,G.2000. Koperasi Indonesia Yang berdasarkan Pancasila & UUD 1945.Jakarta:PT Rineka Cipta.

Hadhikusuma, R. T. Sutantya rahardja. 2000. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Pachta W Andjar.2005. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta : Prenada Media.

Sedarmayanti, 2001. Manajemen Perkantoran. Bandung : Penerbit Mandar Maju.