Streptokokus Grup B SGB dan Faktor Virulensinya

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Streptokokus Grup B SGB dan Faktor Virulensinya

Streptokokus Grup B SGB atau Streptococcus agalactie merupakan agen penyakit yang menyebabkan mastitis sapi atau infeksi neonatal pada manusia seperti septicemia dan meningitis Baker,1980. Bakteri tersebut dapat pula menginfeksi anjing, kelinci dan merpati Butter,et al.1967. Pada manusia Streptococcus agalactie dapat menyebabkan kematian pada bayi neonatal septicemi , peradangan selaput otak meningitis, endocarditis radang jantung, peritonitis, pleuritis, dan arthritis Wilkinson,1978. Terdapat beberapa serotipe Streptococcus agalctie yang dibuat oleh Lancefield 1934 yaitu: 1a, 1b, 1c, II, III, IV, V kelompok yang memiliki polisakarida antigen dan R, X kelompok yang memiliki protein antigen. Pada setiap negara terdapat perbedaan mayoritas serotipe yang diperoleh berdasarkan dari nama isolat didapat. Pasaribu,et al. 1985 membandingkan Streptococcus agalactie dari manusia dan sapi perah, dan ternyata diperoleh banyak serotipe polisakarida pada isolat manusia, sedangkan pada sapi perah diperoleh banyak mengandung protein antigen. Berdasarkan pola hemolisisnya, Streptococcus agalactie SGB termasuk kelompok β- hemolisis, yaitu dalam media agar darah terjadi hemolisis sempurna. Seperti halnya bakteri patogen yang lain, bakteri tersebut menghasilkan bermacam faktor virulensi, beberapa diekspresikan dipermukaan sel yaitu kapsul polisakarida. Ross,et al.1999 melaporkan produksi kapsul polisakarida mencapai hasil tertinggi dibandingkan komponen sel yang lain pada saat doubling time [t d ] 1.4-h. Sedangkan produksi antigen SGB tidak berubah oleh perubahan laju pertumbuhan sel, sebaliknya untuk produksi alkaline phospatase menurun dengan menurunnya laju pertumbuhan sel. Terdapat beberapa protein yang diekspresikan bakteri ini dan memberikan kontribusi terhadap virulensi bakteri , protein tersebut adalah hyaluronidase atau yang dikenal dengan hyaluronate lyase. Hyaluronate lyase dari Staphylococcus aureus memiliki pH optimum 7,8 dalam bufer yang mengandung NaCl. Satu aktivitas hyaluronidase didefinisikan sebagai jumlah enzim yang mengkatalis pelepasan 1 nmol disakarida 2- acetamido – 2 – deoxy – 3 – β - D – gluco – 4 – enepyranosyluronic acid D – glucose dari asam hyaluronat per menit Pritchard,et al.1994. Hyaluronate lyase dari Staphylococcus aureus memiliki pH optimum 7,8 dalam bufer yang mengandung NaCl. Satu aktivitas hyaluronidase didefinisikan sebagai jumlah enzim yang mengkatalis pelepasan 1 nmol disakarida 2- acetamido – 2 – deoxy – 3 – β - D – gluco – 4 – enepyranosyluronic acid D – glucose dari asam hyaluronat per menit Pritchard,et al.1994. Gambar. 1. Struktur ikatan hyaluronate lyase dari Streptokokus agalactie dengan asam hyaluronat heksa sakarida Mello,et al.2002. A merupakan struktur komplek hyaluronate lyase dan asam hyaluronat, B menunjukkan perbandingan struktur hyaluronate lyase S.agalactiae dengan S.pneumoniae, dan C merupakan model sisi aktif dari hyaluronate lyase. Gambar A. merupakan struktur komplek enzim substrat, terlihat tiga domain yaitu; , the N-terminal -sheet domain II-domain, top, the -helical domain - domain, middle, the C-terminal -sheet domain II-domain, bottom . sedangkan gambar B merupakan perbandingan struktur hyaluronate lyase S. Agalactiae warna hitam dan S. pneumoniae warna hijau, terdapat perbedaan yaitu penambahan N terminus I-domain dan memiliki sisi katalitik yang lebih lebar pada hyaluronate lyases S. agalactiae . Gambar C merupakan gambaran distribusi potensial elektrostatik. Positif potensial ditunjukkan warna biru, sedang negatif potensil warna merah. Terlihat mayoritas pada sisi katalitik memiliki positif potensial. Hyaluronate lyase yang diekskresikan Streptococcus agalactie menghidrolisis asam hyaluronate yang merupakan polisakarida menjadi disakarida. Dengan menggunakan struktur kristalografi komplek hyaluronate lyase dan asam hyaluronate dapat ditunjukkan pada resolusi 2.2 Å. Hyaluronate memiliki dua domain yaitu -helical domain dan -sheet domain. Mello,et al .2002.

III. BAHAN DAN METODA

Dokumen yang terkait

Penentuan Ph Dan Suhu Optimum Untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase Dari Kecambah Biji Karet (Hevea brasiliensis) Terhadap Hidrolisis PKO (Palm Kernel Oil)

0 74 47

Pengaruh Suhu , pH dan Jenis Substrat Terhadap Aaktivitas Lipase Candida rugosa Dalam Menghidrolisis Minyak Inti Sawit (PKO) dan Minyak Jagung

1 85 65

Penentuan pH dan Suhu Optimum untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase dari Kecambah Biji Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) terhadap Hidrolisis RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil)

3 61 61

Penentuan pH Dan Suhu Optimum Untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase Dari Kecambah Biji Karet (Hevea Brasiliensis) Terhadap Hidrolisis PKO (Palm Kernel Oil)

6 63 60

Kualitas Fisik, Kimia (ph) dan Bakteriologis (bakteri coliform) Air Bersih di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Fauziah kabupaten Bireuen Nanggroe aceh Darussalam

1 35 61

Pengaruh Lama Dan Suhu Pengeringan Briket Biomassa Ampas Tebu Terhadap Kualitas Nilai Bakar Yang Dihasilkan

3 55 93

Perbandingan pH dan Aktivitas Enzim Amilase Air Liur pada Perokok Filter dan Nonfilter di Kalangan Penarik Becak Bermotor di Kota Medan Tahun 2011

7 50 66

Penentuan Dosis Larutan Kapur Optimum Untuk Menetralkan Ph Air Reservoir PDAM Tirtanadi Sunggal

5 42 36

Penentuan Ph Dan Suhu Optimum Untuk Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim Lipase Dari Kecambah Biji Jarak Kepyar (Ricinus communis L) Terhadap Hidrolisis Minyak Wijen

7 94 61

Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas Hyalurodidase Streptococcus agalactie.

0 0 13