Alat Musik Properti DESKRIPSI BENTUK PENYAJIAN REOG GLODOGAN

69 Gambar 65: Desain berbentuk segitiga

2.6 Alat Musik

Musik sebagai partner tari bukan hanya berfungsi sebagai pengiring saja, tetapi menjadi lebih pokok karena pendukung suasana gerak tari. Soetardjo 1983:22, mengemukakan bahwa iringan atau alat musik dalam suatu pertunjukan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, sebab tari dan iringan merupakan perpaduan yang harmonis. Oleh karena itu, untuk menjadi harmonis dibutuhkan alat musik yang mendukung. Alat musik Reog Glodogan adalah alat musik tradisional khas Jawa, yakni dhogdog, kempul atau bende, dan kecrek. Alat musik Reog Kridha Beksa Lumaksana beragam, baik dari khas Jawa, Sunda maupun negeri barat. Beberapa alat musik khas dari Jawa yang digunakan oleh kedua Reog merupakan alat musik tradisional, yakni gamelan dan dhogdog. Alat musik yang bagian dari gamelan adalah bende atau kempul, japan, kendang, kecrek atau keprak dan pethung. Ditambah alat musik 70 tradisional khas sunda, yaitu angklung. Selain alat musik tradisional, Reog Kridha Beksa Lumaksana menggunakan alat musik modern atau dari barat, yaitu drum. Alat Musik No Reog Glodogan Reog Kridha Beksa Lumaksana 1 2. 3. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Dhogdog ageng Dhogdog alit Dhogdhog tengahan atau berukuran sedang Kecrek Kempul atau bende - - - - - Dhogdog ageng Dhogdhog alit Dhogdhog tengahan Kecrek Kempul Drum Japan Angklung Pethung Kendang Tabel 1: Alat musik Reog Glodogan dan Reog Kridha Beksa Lumaksana 71 Gambar 66: Pemusik Reog Glodogan Gambar 67: Sebagian Alat Musik Reog Kridha Beksa Lumakasna 72 Gambar 68: Japan Gambar 69: Angklung

2.7 Properti

Properti merupakan suatu alat yang digunakan dalam sebuah pertunjukan yang tidak termasuk kostum, tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari Soedarsono, 1976: 58. Properti terbagi menjadi dua yaitu properti tari dan properti panggung. Properti tari adalah properti yang digunakan pada saat menari. Properti panggung adalah peralatan yang berada di atas panggung yang tidak digunakan untuk menari. Properti tari yang digunakan Prenggutil Reog Glodogan adalah bendera merah putih dan identitas Reog Glodogan, serta pedang yang digunakan Pembatak. Properti yang digunakan Reog Kridha Beksa Lumaksana untuk menari dalam cerita Hanoman Obong adalah pedang yang digunakan Pembatak, bendera identitas yang digunakan Penurung, keris digunakan oleh Rahwana dan Rama, panah digunakan oleh Rama dan 73 Lesmana, bola api digunakan oleh Hanoman. Properti dalam cerita Burisrawa Rante: pedang yang digunakan Pembatak, bendera identitas yang digunakan Penurung, kain panjang yang sebagai rantai oleh Gatotkaca dan Antareja, umbul-umbul atau bendera besar yang dipakai oleh pembawa umbul-umbul. Properti panggung tidak dimiliki oleh Reog Glodogan karena di dalam cerita tidak terdapat properti panggung. Berbeda dengan Reog Kridha Beksa Lumakasana memiliki properti panggung yakni api unggun yang digunakan untuk membakar Hanoman dan pembuktian kesucian Sinta. 74

BAB III PERSAMAAN DAN PERBEDAAN BENTUK PENYAJIAN

REOG GLODOGAN DAN REOG KRIDHA BEKSA LUMAKSANA

3.1 Cerita

Cerita yang diangkat oleh Reog Glodogan dan Reog Kridha Beksa Lumaksana memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan terletak pada sebagian pertarungan antar tokoh yakni Lembatak melawan Lembatak atau Pembatak melawan Pembatak sebagai ksatria yang pertama kali bertarung. Perbedaan dari kedua reog: pertama, cerita yang dipilih oleh Reog Glodogan adalah sekumpulan pertarungan antar tokoh dari berbagai cerita yang dikemas menjadi satu cerita, sedangkan Reog Kridha Beksa Lumaksana bercerita tentang Rama merebut Sinta dari Rahwana Ramayana dan Burisrawa yang jatuh cinta Sembadra Burisrawa Rante. Kedua, dalam cerita tersebut tokoh kera dan Buto Reog Glodogan kesurupan, sedangkan Reog Kridha Beksa Lumaksana tidak ada kesurupan. Perbedaan terjadi karena berbeda pendapat antara pengurus kedua reog. Reog Glodogan tetap mempertahankan cerita dalam pertunjukan yang diajarkan secara turun-temurun. Dipertahankannya cerita tersebut karena pertarungan tersebut menyimbolkan bahwa pertarungan kejahatan melawan kebaikan akan selalu ada. Purwanto, wawancara pribadi, Oktober 2011. Sebaliknya, Reog Kridha Beksa Lumaksana mengganti cerita yang sebelumnya sama dengan Reog Glodogan diganti menjadi cerita Burisrawa Rante dan Hanoman Obong. Perubahan cerita beralasan