66
Gambar 5.3 Peta Aliran Sungai di Wilayah Calon Kota Cipanas
Sungai yang mengalir di Cianjur dan atau menjadi batas wilayah dengan kabupaten lain antara lain Sungai Citarum dengan anak sungainya
Cisokan, Ciranjang, dan Cikundul melintasi daerah utara terus ke Jatiluhur. Di perbatasan dengan Kabupaten Bogor, terdapat sungai Cibeet dan merupakan
batas terluar bagi calon Kota Cipanas.
5.3 Penggunaan Lahan
Sesuai dengan keadaan lingkungannya, yaitu pegunungan, lahan di calon Kota Cipanas banyak dimanfaatkan untuk lahan perkebunan, lahan
kering tanaman sayuran, dan hutan lindung. Berikut adalah rona pengunaan lahan di calon Kota Cipanas.
KABUPATEN BOGOR
KABUPATEN CIANJUR
KABUPATEN PURWAKARTA
KABUPATEN BOGOR
67
Gambar 5.4 Peta Penggunaan Lahan Wilayah Calon Kota Cipanas
KABUPATEN BOGOR
KABUPATEN CIANJUR
KABUPATEN BOGOR
KABUPATEN PURWAKARTA
68 Rona penggunaan lahan yang paling luas adalah kebun atau pertanian
sayuran, yang mencapai 9.233 ha 26,95 dari seluruh lahan yang ada. Lahan terluas kedua adalah perkebunan yang mencapai 7.812 ha 22,80.
Selanjutnya lahan terluas ketiga adalah hutan negara yang mencapai 5.715 ha 16,68. Urutan terluas lahan lainnya adalah penggunaan lahan lain-lain yaitu
sepadan sungai, jalan, sungai, dan lain-lain. Adapun luas permukiman menunuduki urutan ke lima yaitu 3.436 ha 10,03. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan tabel penggunaan lahan di wilayah calon Kota Cipanas berikut:
Tabel 5.4 Penggunaan Lahan di Wilayah Calon Kota Cipanas
Penggunaan Lahan
Kecamatan Jumlah
Cikalong kulon
Cipanas Cugenang Pacet Sukaresmi
Pekarangan 512 520 338 1.798
268 3.436 TegalKebun 1.464 616 1.452 1.100 4.601 9.233
LadangHuma - 709 247 - 1.066 2.022
Padang Rumput
49 - 56 - - 105
Tidak diusahakan
- - - - - Hutan Rakyat
611 -
78 100
91 880
Hutan Negara 1.032
2.692 1.152
- 839
5.715 Perkebunan 4.476 1.020 1.006
400 910 7.812 Lain - lain
2.449 1.058
- 450
956 4.913
Rawa - rawa -
- -
- -
69
Penggunaan Lahan
Kecamatan Jumlah
Cikalong kulon
Cipanas Cugenang Pacet Sukaresmi
Tambak - -
- -
58 58 Kolam 22
24 34
2 - 82
Jumlah 10.615 6.639 4.363 3.850 8.789 34.256
Pertanian lahan kering umumnya dimanfaatkan untuk komoditas sayuran, ketela rambat, jagung, ketela pohon, kacang hijau, dan padi sawah.
Untuk kebun campuran tegalan, padang rumput, ilalang, dan semak belukar. Kawasan ini biasanya pembatas antara kawasan budidaya permukiman dan
kawasan lindung. Pertanian yang diusahakan di daerah ini biasanya tidak memiliki sistem dan atau potensi pengembangan pengairan. Selain kemiringan
lereng di atas 40, ketinggian tempat kurang lebih 1000 m dpl. Cipanas dan sekitarnya merupakan kawasan yang berpotensi untuk budidaya sayuran dan
kolam ikan. Cipanas dan sekitarnya juga berpotensi untuk pengembangan ikan darat. Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan perikanan darat
adalah kawasan yang memiliki kriteria kemiringan lereng dibawah 8 dengan persediaan cukup.
70
Gambar 5.5 Proporsi Penggunaan Lahan di Calon Kota Cipanas
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Kawasan hutan negara jenisnya merupakan kawasan yang berfungsi lindung, seperti hutan lindung, kawasan cagar alam, taman nasional, dan taman
wisata alam. Kawasan cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan satwa dan ekosistemnya
atau ekositem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung alami. Di Kabupaten Cianjur pemanfaatan cagar alam sekitar
19.379 ha dari seluruh lahan di Cianjur yang tersebar di CA Takokak, CA Cadas Malang, CA Gunung Simpang, CA Bojong Larang Jayanti, dan CA
Talaga Warna. Kawasan gunung Gede-Pangrango yang sebagian merupakan kawasan Cipanas ditetapkan sebagai Taman Nasional.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Ditunjuk sebagai taman nasional sejak tahun 1980 dengan luas wilayahnya sekitar 15.196 Ha. Secara
1. Pekarangan 10,03
2 Tegalankebun 26,95
3. Ladanghuma 5,90
4. Padang rumput 0,31
5. Tidak diusahakan ‐
6. Hutan rakyat 2,57
7. Hutan Negara 16,68
8. Perkebunan 22,80
9. Lain‐lain 14,34
10. Rawa‐rawa ‐
11. Tambak 0,17
12. Kolam 0,24
71 administratif pemerintahan termasuk Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Cianjur.
Topografi kawasan INI merupakan pegunungan dengan ketinggian antara 1.000 - 3.000 m dpl. Dengan puncak tertinggi G. Pangrango ± 3.019 m dpl.
dan G. Gede ± 2.958 m dpl. Suhu udara rata-rata di puncak gunung antara 10° - 18° C.
Musim hujan berlangsung pada bulan Oktober sd Mei dengan curah hujan rata-rata per bulan 200 mm dan meningkat sampai 400 mm pada bulan
Desember sd Maret. Terdiri dari tipe ekosistem sub montana, montana, sub alphin, danau, rawa dan savana, dengan jenis flora antara lain Rasamala
Altingia excelse, Jamuju Podocarpus imbricata, Puspa Schima walichii, Eidelweiss Anaphalis javanica, Lumut merah Spagnum gedeanum dan lain-
lain. Beberapa satwa langka antara lain Owa Hylobates moloch, Surili Presbytis comata, Lutung Traachypitheus auratus, Kijang Muntiacus
muntjak, Macan tutul Phantera pardus, Anjing hutan Cuon alpinus dan lain-lain. Tidak kurang dari 130 jenis burung yang terdapat di kawasan ini
yaitu 12 di antaranya merupakan jenis endemik di Pulau Jawa antara lain Burung matahari Crocias albonotatus dan Burung kuda Psaltria exilis serta
burung langka Elang Jawa Spizaetus bartels.
5.3 Komoditas Unggulan