Korelasi Investasi Coccidia Dengan Performa Domba Di Desa-Desa Lingkar Kampus Ipb Dramaga Bogor

i

KORELASI INVESTASI COCCIDIA DENGAN PERFORMA
DOMBA DI DESA-DESA LINGKAR KAMPUS IPB
DRAMAGA BOGOR

IMAM TURMUDZI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA


Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Korelasi
Investasi Coccidia dengan Performa Domba di Desa-Desa Lingkar Kampus
IPB Dramaga Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi
ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Imam Turmudzi
NIM D14110019

iv

5


ABSTRAK
IMAM TURMUDZI. Korelasi Investasi Coccidia dengan Performa Domba di
Desa-Desa Lingkar Kampus IPB Dramaga Bogor. Dibimbing oleh SRI
RAHAYU dan UMI CAHYANINGSIH
Koksidiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Eimeria sp
dan sering menyerang ternak domba. Koksidiosis dapat menyebabkan ternak
menjadi lesu, anemia, penurunan bobot badan, diare bedarah dan kematian. Desadesa lingkar kampus IPB mempunyai populasi domba yang cukup banyak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap investasi
ookista dan hubungannya terhadap pertambahan bobot badan, lingkar dada, dan
lingkar perut di desa-desa lingkar kampus IPB. Penelitian ini dilaksanakan selama
6 minggu di desa Cibanteng dan Cikarawang dengan menggunakan domba umur
I0 (umur kurang dari 1 tahun) 12 ekor dan I1 (umur lebih dari 1 tahun) 12 ekor.
Metode yang digunakan adalah metode Mc Master dengan cara menghitung
jumlah ookista tiap gram tinja (OTGT) domba. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan uji T, uji Koefisien Korelasi Pearson (r) dan uji hipotesis. Hasil
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (P < 0.05) antara umur I0
dengan I1 terhadap investasi ookista yaitu jumlah OTGT pada domba I0 lebih
tinggi dibandingkan I1. Hasil perhitungan Koefisien Korelasi Pearson menunjukan
hubungan yang rendah dengan pertambahan bobot badan harian, lingkar dada dan
lingkar perut. Perhitungan uji hipotesis dihasilkan hubungan yang tidak signifikan

(P > 0.05) antara jumlah ookista dengan bobot badan, lingkar dada, dan lingkar
perut.
Kata kunci: desa-desa lingkar kampus IPB, domba, koksidiosis.

ABSTRACT
IMAM TURMUDZI. Correlation Investment of Coccidia with Sheep
Performance in Villages Circumference Campus IPB Dramaga Bogor. Supervised
by SRI RAHAYU and UMI CAHYANINGSIH
Coccidiosis is a disease caused by Eimeria sp and often affects in sheep.
Coccidiosis can caused languid, anemia, decreased body weight, bloody diarrhea
and death. The villages around the campus IPB has a rather large sheep. This
research was conducted for 6 weeks in the Cibanteng village and cikarawang
village by using sheep I0 (less than 1 year aged) 12 sheep and I1 (more than 1 year
aged) 12 sheep. This research studied the influence of age on an investment
oocysts and its relation to the performances of sheep which body weight,
circumference of the chest and circumference of stomach in the villages around
the campus of Bogor Agriculture University. The method used method Mc Master
by counting the number of ookista each gram tinja (OTGT) of sheep. The data
collected was analyzed by T test, test the Coefficient Correlation Person (r) and
test hypotheses. The results showed that there were significant differences (P <

0.05) between the age of I0 to I1 to investment oocysts were the number OTGT in
sheep I0 higher than I1. The results of the calculation Coefficient Correlation

6

Pearson (r) showed had low relationship with daily body weight, chest
circumference and abdominal circumference. Calculation test hypotheses showed
no result significant (P > 0.05) between the number of oocysts with body weight,
chest circumference and abdominal circumference.
Key words : coccidiosis, lamb, villages around the campus of Bogor Agriculture
University.

7

KORELASI INVESTASI COCCIDIA DENGAN PERFORMA
DOMBA DI DESA-DESA LINGKAR KAMPUS IPB
DRAMAGA BOGOR

IMAM TURMUDZI


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

8

9

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Korelasi Investasi Coccidia dengan Performa Domba di DesaDesa Lingkar Kampus IPB Dramaga Bogor

: Imam Turmudzi
: D14110019

Disetujui oleh

Ir Sri Rahayu, MSi
Pembimbing I

Prof Dr drh Umi Cahyaningsih, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Irma Isnafia Arief, Spt MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

10


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala limpahan hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Korelasi Investasi Coccidia dengan Performa Domba di
Desa-Desa Lingkar Kampus IPB Dramaga Bogor. Skripsi ini disusun dalam
rangka untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Peternakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir Sri Rahayu, MSi selaku dosen
pembimbing 1 dan Ibu Prof Dr drh Umi Cahyaningsih, MS selaku dosen
pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan
masukan dan bimbingan hingga skripsi ini dapat terselesaikan serta Bapak M
Sriduresta Spt MSc yang bersedia menjadi dosen penguji untuk kegiatan sidang
akhir skripsi saya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Ahmad Yani,
STP MSi selaku dosen Pembimbing Akademik. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen beserta staf IPTP atas ilmu yang telah diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teknisi laboratorium Parasitologi FKH. Penulis
juga menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Ibunda Yoyoh
Humaeroh, serta saudara-saudara saya yang telah memberikan semangat,
motivasi, doa, dukungan dan kasih sayang untuk kelancaran penulis dalam
menyelesaikan skripsi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf

kecamatan Cibanteng dan Dramaga yang telah mengizinkan saya untuk
melaksanakan penelitian di daerah tersebut. Penulis juga mengucapkan terima
kasih terhadap para peternak di desa Cibanteng dan Cikarawang yang telah
mengizinkan saya untuk melakukan penelitian terhadap ternak dombanya. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada teman satu kelompok penelitian RUMCIL
yaitu Denny AF, M Alvian N, Faqih Adji P, Dwiki Nur Cahya, Hartanto DP,
Putut SN, Ai Anis Nurlatifah, dan Farah Nur Rahmah yang telah membantu
pelaksanaan aplikasi penelitian sampai akhir. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada Rio Octariza S dan Andika Gilang. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman IPTP-48 atas kebersamaannya selama di IPTP.
Peneliti menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata
skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan bagi yang membacanya.

Bogor, September 2015

Imam Turmudzi

vii


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur
Penelitian Pendahuluan
Penelitian di Lapangan
Peubah
Penelitian di Laboratorium
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum
Jumlah Ookista Tiap Gram Tinja Domba
Performa Produksi Domba
Hubungan Antara Jumlah Ookista Eimeria sp dengan pertambahan
bobot badan, lingkar dada dan lingkar perut
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

Vii
Viii
viii
viii
1
1
2
2
2
2

2
2
2
2
2
2
3
3
4
4
4
6
7
8
9
10

viii

iii

DAFTAR TABEL
1
2
3

Rataan jumlah ookista tiap gram tinja (OTGT) domba berdasarkan
umur
Rataan performa produksi domba berdasarkan umur
Koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (r 2) jumlah ookista
dengan bobot badan dan ukuran berdasarkan umur

5
6
7

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

Perhitungan uji t antara umur I0 dengan I1 terhadap investasi ookista
menggunakan minitab.
Perhitungan koefisien korelasi Pearson pada domba I0 menggunakan
minitab.
Perhitungan koefisien korelasi Pearson pada domba I1 menggunakan
minitab.

10
10
10

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Domba merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara oleh para
peternak kecil. Domba dipelihara pada umumnya sebagai tabungan dan dijual
pada saat peternak tersebut sedang membutuhkan biaya. Produksi yang belum
optimal sering terjadi pada domba yang dipelihara oleh para peternak kecil. Faktor
– faktor yang mempengaruhinya dapat berupa genetik dan lingkungan (pakan,
penyakit dan lain-lain). Cara membudidayakan yang sederhana dan kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan dapat menyebabkan domba mudah terkena
penyakit sehingga para peternak domba akan mengalami kerugian dalam
usahanya tersebut. Penyakit yang paling sering ditemukan adalah koksidiosis.
Koksidiosis merupakan penyakit yang sering menyerang saluran
pencernaan ternak ruminansia (sapi, domba, dan kambing). Penyakit yang berasal
dari genus Eimeria merupakan parasit intraseluler yang dapat merusak lapisan –
lapisan sel usus, sehingga dapat menimbulkan peradangan. Koksidiosis sering
terjadi pada ternak muda karena sistem imun yang belum berkembang
dibandingkan dengan ternak tua yang mempunyai imunitas yang lebih baik dalam
proteksi agen penyakit (Susilo et al. 2014).
Menurut Dewi et al. (2012) kasus serangan parasit koksidiosis menempati
urutan tertinggi bila dibandingkan kasus infeksi parasit lain yang menyerang
kambing di Jawa Tengah. Gejala yang ditimbulkan yaitu muka pucat, kehilangan
nafsu makan, kehilangan berat badan, diare ringan sampai diare berat kehitaman
berdarah, dan kematian yang bisa mencapai 15% sehingga menyebabkan kerugian
ekonomis bagi peternakan domba - kambing.
Manajemen yang buruk menyebabkan ternak domba mudah terinfeksi
ookista Eimeria yang keluar bersama tinja ternak lalu mengkontaminasi pakan
dan minuman sehingga termakan oleh ternak lainnya. Sanitasi yang baik dan
isolasi hewan sakit dapat mencegah penyakit menular diantara kelompok ternak.
Desa-desa lingkar kampus IPB termasuk dalam daerah kecamatan
Ciampea dan kecamatan Dramaga. Keadaan masyarakat di sana sebagian besar
mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Data populasi ternak domba yang
didapatkan dari Dinas Peternakan Bogor pada tahun 2015 kecamatan Ciampea
mempunyai populasi domba sebanyak 4 469 ekor dan kecamatan Dramaga
mempunyai populasi domba sebanyak 2 785 ekor. Data tersebut menandakan
bahwa desa-desa disekitar lingkar kampus IPB mempunyai potensi sebagai daerah
beternak domba sehingga perlu diadakan pengkajian untuk meningkatkan
produktivitasnya.
Penelitian korelasi investasi coccidia dengan performa domba di desa-desa
lingkar kampus IPB, perlu dilakukan untuk mengkaji hubungan keterkaitan
investasi coccidia dengan produktivitas domba pada peternakan domba di desa
lingkar kampus IPB.

2

Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji tingkat produktivitas ternak diukur dari pertambahan
bobot badan harian, lingkar dada dan lingkar perut yang dihubungkan dengan
investasi Coccidia.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh investasi Coccidia terhadap
performa domba di desa-desa lingkar kampus IPB Dramaga Bogor.

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai dari bulan November
2014 sampai dengan bulan Maret 2015. Tempat penelitian dilaksanakan di desa
Cibanteng dan Cikarawang, Laboratorium Ruminansia Kecil di Fakultas
Peternakan dan Laboratorium Protozoologi di Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 24 ekor domba, tinja
domba segar, larutan garam jenuh, sarung tangan plastik, dan tissue gulung.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital, gelas
ukur, mikroskop, saringan, timbangan gantung, kamar hitung Mc Master, mortar,
pita ukur, pipet, termos es, dan alat tulis.
Prosedur
Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilaksanakan untuk mendapatkan data populasi
peternak domba yang berada di desa – desa sekitar lingkar kampus IPB.
Penelitian di Lapangan
Penelitian di lapangan dilaksanakan setelah mendapatkan hasil dari
penelitian pendahuluan, yang selanjutnya ditentukan peternakan yang memilki
ternak domba I0 (umur kurang dari 1 tahun) dan I1 (umur lebih dari 1 tahun) yang
akan dijadikan obyek penelitian dengan mengambil data primer yaitu
pertambahan bobot badan harian (PBBH), lingkar dada, lingkar perut, dan sampel
feses domba segar.
Peubah
1. Jumlah ookista didapatkan setelah tinja domba segar (gram) diambil
dengan cara memasukkan dua jari yang telah dilapisi sarung tangan plastik
untuk mengambil sampel kemudian dimasukkan ke dalam rektum domba
setelah itu sampel dimasukkan kedalam termos es untuk dilakukan
penelitian di laboratorium menggunakan metode Mc Master.

3

2. Bobot badan ditimbang setiap seminggu sekali pada pagi hari sebelum
diberi pakan dengan menggunakan timbangan gantung kapasitas 100 kg
dalam keadaan tenang (kg)
3. Lingkar dada diukur melingkar rongga dada di belakang sendi tulang bahu
(os scapula) menggunakan pita ukur (cm)
4. Lingkar perut diukur melingkar ditengah-tengah perut dengan
menggunakan pita ukur (cm)
5. Pertambahan bobot badan harian dihitung dengan cara bobot badan akhir
dikurangi bobot badan awal lalu dibagi selama 7 hari (gram).
Penelitian di Laboratorium
Penelitian di laboratorium untuk menganalisa investasi Coccidia
dilaksanakan setelah didapatkan sampel tinja domba segar dengan menghitung
jumlah ookista tiap gram tinja. Metode yang digunakan untuk menghitung
protozoa per satuan berat yaitu ookista tiap gram tinja adalah metode Mc Master
melalui sentrifuge (Tampubolon 1992), dengan prosedur pelaksanaan sebagai
berikut :
1. Gelas ukur diisi dengan 28 mL larutan garam jenuh;
2. Sampel tinja segar yang diperoleh ditimbang sebanyak 2 gram dan digerus
halus dengan mortar;
3. Tinja yang sudah halus dilarutkan dengan air garam dan diaduk;
4. Larutan yang telah homogen disaring menggunakan saringan;
5. Hasil saringan diambil dengan menggunakan pipet dan diisikan ke dalam 2
ruangan kamar hitung Mc Master lalu ditunggu selama 10 menit dan
diamati menggunakan mikroskop;
6. Semua ookista Eimeria sp dalam kedua ruangan dihitung;
7. Jumlah ookista dari kedua ruangan tersebut dibagi 2 dan dikalikan 100
8. untuk mendapatkan jumlah ookista tiap gram tinja.
Analisis Data
Data jumlah ookista yang sudah didapatkan kemudian di analasis dengan
menggunakan Uji T untuk mengetahui perbedaan umur (I 0 dan I1) terhadap
jumlah investasi ookista Eimeria. Model matematika menurut Walpole (1995)
yaitu :
=

Keterangan:
xa
xb
µa
µb

= Rataan sampel I0
= Rataan sampel I1
= Rataan populasi I0
= Rataan populasi I1

� −�

− � −�
2

2



+



sba
sbb
na
nb

= Simpangan baku I0
= Simpangan baku I1
= Jumlah sampel I0
= Jumlah sampel I1

Data jumlah ookista Eimeria, PBBH dan ukuran tubuh (lingkar dada dan
lingkar perut) dianalisis menggunakan uji koefisien korelasi Pearson (r) untuk
mengukur keeratan hubungan jumlah ookista dengan PBBH dan ukuran tubuh.
Menurut walpole (1995) nilai r dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

4

r

n
n
 n

n xiyi   xi  yi 
i 1
 i 1 i 1 

 n 2  n 
n xi    xi 
 i 1 
 i 1

2

 n 2  n 2 
 n yi    yi  
 i 1  
  i 1

Selanjutnya hasil dari nilai korelasi dilakukan uji hipotesis untuk
mengetahui tingkat keeratan korelasi tersebut, dengan rumus uji t sebagai berikut :

t

r n-2

1  r 
2

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan umum
Desa Cikarawang berada pada ketinggian 193 m di atas permukaan laut
termasuk kecamatan Dramaga dengan suhu rata- rata 25 - 30 oC. Desa Cibanteng
berada pada ketinggian 300 m diatas permukaan laut termasuk kecamatan
Ciampea dengan suhu rata-rata 26 - 35 oC.
Populasi domba Desa Cikarawang pada tahun 2015 sebanyak 350 ekor
(domba dewasa 131 ekor, domba muda 134 ekor dan domba anak 85 ekor) dan
populasi domba Desa Cibanteng sebanyak 479 ekor (domba dewasa 170 ekor,
domba muda 148 ekor dan domba anak 161 ekor) (Dinas Peternakan dan
Perikanan 2015).
Jumlah Ookista Tiap Gram Tinja Domba
Ookista berbetuk bulat, hampir bulat, ovoid dan elips yang mempunyai
ukuran bervariasi tergantung spesies. Keberadaan ookista pada domba tergantung
pada siklus hidup Eimeria sp. Data hasil pengamatan jumlah ookista tiap gram
tinja dapat dilihat pada Gambar 1.

Ookista tiap gram tinja

40000
35000
30000
25000
20000
Umur < 1 tahun

15000

Umur > 1 tahun

10000

5000
0
1

2

3

4

5

6

Minggu ke-

Gambar 1 Grafik jumlah ookista selama 6 minggu.

5

Domba yang digunakan pada umur I1 (lebih dari 1 tahun) berada pada
interval 1.5 tahun sampai 3.5 tahun sedangkan domba umur I0 (kurang dari 1
tahun) berada pada interval 2.5 bulan sampai 11 bulan.
Hasil pengamatan ookista tiap gram tinja (OTGT), diketahui bahwa ternak
domba di desa Cibanteng dan Cikarawang umumnya terinfeksi parasit Eimeria sp
di semua umur. Grafik tersebut menunjukkan jumlah ookista yang fluktuatif pada
setiap minggunya. Nilai yang fluktuatif dapat disebabkan oleh lingkungan siklus
hidup Eimeria sp pada saat infeksi selanjutnya. Siklus hidup Eimeria sp terdiri
dari 2 tahap yaitu tahap aseksual (sporogoni dan skizogoni) dan tahap seksual
(gametogoni). Tahap aseksual dimulai pada saat masuknya ookista sampai
terbentuknya merozoit generasi ke-dua. Tahap seksual dimulai dari terbentuknya
makrogamon dan mikrogamon yang berkembang menjadi makrogamet (sel
betina) dan mikrogamet (sel jantan).
Siklus hidup Eimeria sp juga terdiri dari 2 stadium yaitu stadium
endogenus (skizogoni dan gametogoni) dan stadium eksogenus (sporogoni).
Interval waktu dari saat infeksi ookista sampai ditemukannya ookista pertama kali
dalam feses disebut periode prepaten, sedangkan waktu sporulasi adalah waktu
yang dibutuhkan mulai dari ookista belum bersporulasi sampai bersporulasi
(mengandung sporozoit infektif). Waktu sporulasi ookista 1- 4 hari pada saat
kondisi optimal, sedangkan periode prepaten ookista berbeda-beda tergantung
spesies. Menurut Taylor et al. (2007) terdapat sebelas spesies Eimeria sp yang
terdapat pada domba.

Gambar 2 Siklus hidup Eimeria sp (Menzies et al. 2010)
Ookista masuk ke dalam tubuh domba dikarenakan pakan yang disediakan
terkontaminasi dengan tinja domba yang berisi ookista lalu dikonsumsi dengan
domba lain. Peternak juga tidak memisahkan domba dewasa dengan domba muda.
Menurut Dewi et al. (2012) pemisahan ternak muda dengan dewasa dapat
mencegah koksidiosis. Domba dewasa bisa bertindak sebagai ternak ‘cariier’
yaitu ternak yang didalamnya terdapat bibit penyakit tanpa disertai gejala sakit

6

sehingga menginfeksi ternak lain. Curah hujan yang tinggi selama penelitian juga
menyebabkan koksidiosis. Menurut Love dan Huntchinson (2003) koksidiosis
sering terjadi pada saat curah hujan tinggi. Curah hujan yang tinggi bisa
menyebabkan kelembaban di sekitar kandang yang tinggi dan menjadi lingkungan
yang baik untuk sporulasi ookista. Faktor – faktor lain yang menyebabkan ternak
terserang koksidiosis yaitu kandang yang terlalu padat, ternak yang stress akibat
perubahan pakan, perubahan cuaca, transportasi, dan penyapihan (Susilo et al.
2014).
Domba muda dan domba dewasa mempunyai kemampuan yang berbeda
dalam bertahan terhadap serangan Eimeria sp. Tabel 1 ini memperlihatkan
pengaruh jumlah ookista pada umur yang berbeda yaitu kurang dari 1 tahun (I0)
dan lebih dari 1 tahun (I1).
Tabel 1 Rataan jumlah ookista tiap gram tinja (OTGT) domba berdasarkan umur
Pengamatan minggu keKelompok
Rataan
Umur
1
2
3
4
5
6
20 985±
I0
18 333 19 733 36 567 25 500 18 900 6 875
9 749a
2 672 ±
I1
4 425
2 300
1 775
2 083
3 150 2 300
973b
Keterangan : I0 = Domba umur kurang dari 1 tahun; I1 = Domba umur lebih dari 1 tahun; angka
yang disertai huruf a dan b pada umur yang berbeda menunjukkan jumlah ookista
yang berbeda (P < 0.05)

Domba umur I0 dengan I1 terhadap investasi ookista Eimeria terdapat
perbedaan yang nyata (P < 0.05). Domba I0 mempunyai jumlah ookista yang lebih
tinggi yaitu sebanyak 20 985±9 749 OTGT dibandingkan dengan domba I1
sebanyak 2 672±973 OTGT. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan Rahayu et al
(2005) pada domba yang digembalakan di Bogor, domba muda lebih banyak
terinfeksi Eimeria sp dibandingkan dengan domba dewasa. Selain itu pada kasus
koksidiosis yang terjadi di Iran dan Pakistan bahwa domba yang lebih banyak
terserang ookista Eimeria sp, terjadi pada domba muda pada umur kurang dari 1
tahun (Yackhali and Rezaei 2010, Khan et al. 2011). Semakin bertambah umur
domba respon imunitas akan lebih mudah mengenali secara spesifik patogen yang
masuk ke dalam tubuh domba, sehingga domba dewasa yang telah melewati
serangan koksidiosis menjadi lebih kebal. Oleh karena itu ternak muda lebih
mudah terinfeksi Eimeria sp, sedangkan ternak dewasa lebih tahan terhadap
infeksi Eimeria sp (Ayana et al. 2011, Bhat et al. 2012).
Performa Produksi Domba
Performa produksi domba menjadi indikator penting dalam keberhasilan
suatu peternakan. Performa domba berupa pertambahan bobot badan harian
(PBBH), lingkar dada dan lingkar perut dapat menentukan domba tersebut
mempunyai produksi yang tinggi atau tidak. Hasil pengamatan PBBH, lingkar
dada dan lingkar perut pada domba-domba di desa Cibanteng dan desa
Cikarawang dapat dilihat pada Tabel 2.

7

Tabel 2 Rataan performa produksi domba berdasarkan umur
Peubah

Kelompok
Umur

1

Pengamatan minggu ke2
3
4
5

6

Rataan

PBBH
(g1
ekor1
hari-1)

I0

77.38 15.48

61.9

58.33 66.67

-

55.95±23.7

I1

92.86

100

122.6

-39.3

-

52.38±73.6

Lingkar
dada
(cm)

I0

61.32 61.04 62.21

62.5

62.7

63.13 62.15±0.82

I1

78.19 76.38 76.92

77.5

77.46

77.5

Lingkar
perut
(cm)

I0

77.38 73.51 74.75 75.01 75.93 72.59 74.86±1.70

I1

89.55 90.33 91.77 92.75

Keterangan :

I0 = Domba umur kurang dari 1 tahun
I1 = Domba umur lebih dari 1 tahun

-14.3

93.5

92.5

77.32±0.62

91.73±1.52

Pertambahan bobot badan harian (PBBH) berhubungan terhadap
pertumbuhan domba. Hasil pengamatan PBBH domba I0 lebih tinggi
dibandingkan dengan domba I1. Hal ini dikarenakan domba I0 masih dalam fase
pertumbuhan. Menurut Sampurna (2013) ternak pada usia penyapihan sampai
pubertas masih mempunyai laju pertumbuhan yang pesat dan mulai menurun pada
usia pubertas sampai dewasa. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi PBBH
domba diantaranya bangsa domba, pemberian pakan, manajemen, lingkungan dan
kesehatan. Hasil perhitungan PBBH domba di sekitar lingkar kampus IPB
didapatkan nilai PBBH domba I0 sebesar 55.95 g-1ekor-1 hari-1 dan I1 sebesar
55.95±23.7 g-1ekor-1hari-1. Nilai PBBH yang rendah ini bisa mengindikasikan
bahwa infeksi koksidiosis dapat menghambat laju pertumbuhan domba. Menurut
Dewi et al. (2012) bahwa ternak sakit yang terkena koksidiosis akan
menyebabkan kehilangan bobot badan. Domba yang terserang Eimeria sp akan
menunjukkan gejala kurang nafsu makan. Investasi parasit Eimeria dapat merusak
epitel usus, infeksi yang melanjut akan menyebabkan radang usus sehingga usus
akan mengalami gangguan proses absorbsi nutrient. Jika dilihat domba akan
mengalami pertumbuhan yang lambat atau bertambah kurus.
Nilai PBBH yang negatif menunjukkan penurunan bobot badan.
Penurunan terjadi pada minggu ke-dua dan ke-lima, dikarenakan beberapa domba
saat itu ada yang mengalami mecret ringan. Hal ini disebabkan karena domba
yang diberikan pakan daun ubi jalar mempunyai kandungan tripsin inhibitor
(Djuanda 2003). Tripsin inhibitor merupakan salah satu antinutrisi yang
menyebabkan ternak mengalami mencret (Macedo and Xavier 1992). Namun
kandungan tripsin inhibitor dapat dikurangi dengan cara daun ubi jalar
dikeringkan terlebih dahulu sebelum diberikan ke ternak.
Ukuran tubuh merupakan salah satu parameter yang dapat
menggambarkan ciri khas dari suatu bangsa domba. Ukuran tubuh berupa lingkar

8

dada dan lingkar perut merupakan salah satu parameter tubuh yang berkorelasi
terhadap pendugaan bobot badan. Menurut Isroll (2001), lingkar dada mempunyai
sumbangan yang besar dalam menentukan bobot badan sebesar 82.6% pada
domba priangan berdasarkan persamaan regresi linier.
Domba-domba di sekitar lingkar kampus IPB mempunyai ukuran lingkar
dada yang cukup tinggi yaitu I0 sebesar 62.15±0.82 cm dan I1 sebesar 77.32±0.62
cm sedangkan ukuran lingkar perut yang didapatkan I0 sebesar 74.86±1.70 cm dan
I1 sebesar 91.73±1.52 cm. Ukuran variabel ini tidak beda jauh dengan yang
diamati oleh Tirtosiwi (2011) bahwa di MT Farm dan Tawakkal Farm ukuran
lingkar dada domba I1 pada domba garut jantan sebesar 88.88 cm dan betina
sebesar 72.09 cm sedangkan untuk domba ekor tipis jantan sebesar 73.52 dan
betina sebesar 70.23 cm. Hasil pengamatan pengukuran tubuh selama penelitian
pada semua kelompok umur mengalami pertumbuhan yang lambat dan tidak
terlihat pertumbuhan yang signifikan. Kasus adanya parasit yang menyerang
tubuh ternak dalam jangka panjang menyebabkan ternak kurang mampu tumbuh
dan berkembang biak dengan baik (Dewi et al. 2012).
Hubungan Antara Jumlah Ookista Eimeria dengan Pertambahan Bobot
Badan Harian, Lingkar Dada dan Lingkar Perut
Hubungan antara jumlah ookista dengan pertambahan bobot badan harian,
lingkar dada dan lingkar perut dapat diukur dengan menghitung nilai kofisien
korelasinya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (r 2) jumlah ookista
dengan bobot badan dan ukuran tubuh berdasarkan umur
Kelompok Umur
Peubah
I0
I1
PBBH (g)

0.103 (1.06%)

-0.102 (1.04%)

Lingkar Dada (cm)

-0.225 (5.06%)

0.712 (50.69%)

Lingkar Perut (cm)

0.286 (8.18%)

-0.458 (20.97%)

Keterangan :

I0 = Domba umur kurang dari 1 tahun
I1 = Domba umur lebih dari 1 tahun

Hasil perhitungan koefisien korelasi Pearson (r) dan koefisien determinasi
(r2) menunjukan hubungan antara invetasi ookista terhadap PBBH di semua jenis
umur mempunyai nilai korelasi yang lemah ini dilihat dari persentase koefisien
determinasi (r2) pada domba I0 0.103 (1.06%) dan domba I1 -0.102 (1.04%) hasil
yang sama juga didapatkan pada perhitungan koefisien korelasi pearson (r) dan
koefisien determinasi (r2) lingkar dada dan lingkar perut pada segala jenis umur
yaitu untuk domba I0 lingkar dada -0.225 (5.06%) serta lingkar perut 0.286
(8.18%) dan domba I1 lingkar dada 0.712 (50.69%) serta lingkar perut -0.458
(20.97%). Hasil uji hipotesis menunjukan nilai (P > 0.05) pada setiap peubah yang
diamati, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
investasi ookista Eimeria dengan PBBH, lingkar dada, dan lingkar perut.
Nilai PBBH yang rendah, pertumbuhan lingkar dada dan lingkar perut
yang lambat ini selain dari penyakit dapat juga disebabkan oleh faktor lain salah

9

satunya pemberian pakan dan kandungan nutrisinya. Domba – domba di sekitar
lingkar kampus IPB hanya diberikan pakan berupa hijauan ad libitum. Pemberian
hijaun saja belum cukup dikarenakan kandungan nutrisinya yang masih rendah
dan hanya mampu memenuhi kebutuhan metabolisme basal saja. Hasil
pengamatan Wahyuni (2008) rumput lapang mempunyai kandungan nutrisi BK
92.01%, PK 7.90%, Abu 7.80%, LK 6.38%, SK 33.47% dan TDN 57.1%
sehingga diperlukan subtitusi konsentrat agar kebutuhan domba tercukupi untuk
tumbuh dan berproduksi. Selain dari pakan cekaman lingkungan juga mendukung
pada terhambatnya laju pertumbuhan domba yaitu akan terjadinya perubahan
pola konsumsi pakan dan pembagian zat makanan untuk kebutuhan pokok dan
produksi. Hasil pengamatan Rohman dan Boer (2000) bahwa domba lokal
Indonesia berada pada kondisi nyamannya pada saat suhu rendah 20 oC sedangkan
hasil data BMKG (2015) lingkungan di desa Cibanteng dan Ciampea pada bulan
Januari sampai Maret selama pengamatan didapatkan suhu maksimal rata-rata
30.5 oC dengan kelembaban rata-rata 86.5% yang menandakan bahwa dombadomba disekitar lingkar kampus IPB berada pada kondisi stress panas.
Hasil selama pengamatan tidak terdapat domba yang menunjukan gejala
klinis berupa diare bedarah dan kematian. Hal ini dikarenakan jumlah ookista
yang masih dibawah angka 100 000 OTGT, ini sesuai dengan yang dilaporkan
Kaya (2004) bahwa gejala klinis pada domba akan terlihat apabila ookista
Eimeria sp berada pada angka 100 000 – 1 000 000 OTGT. Beberapa domba ada
yang menunjukan gejala subklinis berupa muka pucat, tidak nafsu makan dan lesu
(Tugiyat et al. 2010). Perlu dilakukan penanganan terhadap domba yang terserang
koksidiosis untuk menghindari semakin bertambah parah dan juga memutuskan
penyebaran penyakit ke domba lain yang dapat menyebabkan kerugian bagi
peternak. Penanganan koksidiosis sub klinis dapat dilakukan dengan cara
mengisolasi domba yang terinfeksi dan membersihkan kandang bekas domba
terinfeksi. Penanganan domba yang terinfeksi juga dengan cara diberikan obat
koksidiostat (Iskandar 2002) atau diberikan obat sulfa pada dosis awal terserang
penyakit 200 mg kg-1 berat tubuh setelah itu diikuti dengan setengah dosis (100
mg kg-1) selama empat hari (Dewi et al. 2012).

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Korelasi investasi ookista Eimeria dengan pertambahan bobot badan
harian, lingkar dada dan lingkar perut mempunyai hubungan yang rendah. Domba
muda mempunyai jumlah ookista tiap gram tinja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan domba dewasa.
Saran
Koksidiosis dapat dicegah oleh peternak dengan menjaga kebersihan
kandang, memisahkan domba dewasa dengan domba anakan dan melakukan
perawatan yang baik dengan cara pemberian obat dan vitamin pada dombanya.

10

DAFTAR PUSTAKA
Ayana D, Tilahun G, Wossene A. 2011. Study on Eimeria and Cryptosporidium
infections in sheep and goats at ELFORA export abattoir, Debre-zeit,
Ethiopia. Turk. J. Vet. Anim. Sci. 33(5):367-371.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2015. Data klimatologi tahun
2015. Bogor [ID]: Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor.
Bhat SA, Mir MUR, Qadir S, Allaie IM, Khan HM, Husain I, Sheikh BA. 2012.
Prevalence of gastro-intestinal parasitic infections in sheep of Kashmir
valley of India. Vet. World. 5(11):667-671.
Dewi AP, Fatiyah E, Rochmadiyanto, Imron K. 2012. Hasil monitoring penyakit
parasiter pada kambing di Jawa Tengah tahun 2011, J Bul Lab Vet.
12(1):2-10.
Dinas Peternakan dan Perikanan. 2015. Populasi ternak kecil di Kabupaten Bogor
tahun 2015. Bogor [ID]: Unit Pelaksanaan Teknis Pusat Kesehatan Hewan
dan Ikan IV Kabupaten Bogor.
Djuanda V. 2003. Optimasi formulasi cookies ubi jalar berdasarkan kajian
preferensi konsumen [skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Iskandar T. 2002. Gambaran agen parasit pada ternak sapi potong di salah satu
peternakan di Sukabumi. Lokakarya Nasional Ketersediaan IPTEK dalam
Pengendalian Penyakit Strategis pada Ternak Ruminansia Besar. Hal
122-128.
Isroll. 2001. Evaluasi terhadap pendugaan bobot badan domba priangan
berdasarkan ukuran tubuh. J Ilm SAINTKES. 8(2):90-94.
Kaya G. 2004. Prevalence of Eimeria species in lambs in Antakya Province. Turk.
J. Vet. Anim. Sci. 28:687-692.
Khan MN, Rehman T, Iqbal Z, Sajid MS, Ahmad S, Riaz M. 2011. Prevalence
and associated risk factors of eimeria in sheep of Punjab, Pakistan. World
Academy of Science, Engineering and Technology. 5(7):334-338.
Love SCJ, Hutchinson GW. 2003. Pathology and diagnosis of internal parasites in
ruminants. In Gross Pathology of Ruminants, Proceedings 350, Post
Graduate Foundation in Veterinary Science, University of Sydney,
Sydney [AU]. Chapter 16: 309-338.
Macedo MLR, Xavier-Filho J. 1992. Purification and partial characterisation of
trypsin inhibitors from seeds of Clitoria ternatea. J Sci Food Agric. 58
(1):55-58.
Menzies P, Peregrine A, Shakya K, Avula J, Fernandez S, Jones A, Kelton D,
Mederos A, Guthrie A, Falzon L, et al. 2010. Handbook for the Control of
Internal Parasites of Sheep. Guelph (US):University of Guelph Guelph.
Rahayu S, Cahyaningsih U, Apriyani D. 2005. Inventarisasi Coccidia serta
hubungannya dengan pertambahan bobot badan dan ukuran tubuh ternak
domba yang digembalakan [Laporan Penelitian]. Bogor [ID]: Institut
Pertanian Bogor.
Rohman L, Boer R. 2000. Penggunaan indeks kenyamanan untuk mengevaluasi
kesesuaian wilayah untuk proses reproduksi ternak domba. J. Agromet 15
(1-2):01-10.
Sampurna IP. 2013. Pola pertumbuhan dan kedekatan hubungan dimensi tubuh
sapi bali. [disertasi]. Bali [ID] : Universitas Udayana.

11

Susilo J, Siswanto AJ, Heni E, Triwibowo B. 2014. Infeksi Coccidia pada sapi
potong di balai Peneliltian Tanah Bogo Probolinggo Lampung Timur, J
Bul Lab Vet. 31(1):5-8.
Tampubolon M. 1992. Petunjuk laboratorium protozologi pusat antar universitas
ilmu hayati. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Taylor MA, Coop RL, Wall RL. 2007. Veterinary parasitology Ed ke-3. Australia
[AU] : Blackwell Publishing Ltd.
Tirtosiwsi BU. 2011. Ukuran dan bentuk tubuh serta pendugaan bobot badan
domba Garut, domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk. [skripsi].
Bogor [ID] : Institut Pertanian Bogor.
Tugiyat, Fatiyah E, Dewi AP, Imran K, Fatimah. 2010. Hasil monitoring penyakit
parasiter di pulau Jawa tahun 2010. Yogyakarta [ID]: Balai Besar
Veteriner Wates Yogyakarta.
Wahyuni DS. 2008. Fermentabilitas dan degradabilitas in vitro serta produksi
biomassa mikroba ransum komplit kombinasi rumput lapang,
konsentrat dan suplemen kaya nutrien. [skripsi]. Bogor [ID]: Institut
Pertanian Bogor.
Walpole RE. 1995. Pengantar Statistik. Jakarta [ID]: Gramedia Pustaka Umum.
Yackhali M, Rezaei AA. 2010. The prevalence and intensity of Eimeria spp.
infection in sheep of Malayer suburb, Iran. J Arc of Razi Inst. 65(1):27-32.

12

LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan uji T antara umur I0 dengan I1 terhadap investasi ookista
menggunakan minitab.
N

Mean

St Dev

SE Mean

P-value

I0

6

20 985

9 749

3 980

0.007

I1
Difference

6
6

2 672
18 313

973
10 130

397
4 135

Lampiran 2 Perhitungan koefisien korelasi Pearson pada domba I0 menggunakan
minitab.
PBBH
Ookista

0.103

P-Value Lingkar Dada P-Value Lingkar Perut P-Value
0.869

-0.225

0.668

0.286

0.582

Lampiran 3 Perhitungan koefisien korelasi Pearson pada domba I1 menggunakan
minitab.
PBBH
P-Value
LD
P-Value
LP
P-Value
Ookista

-0.102

0.807

0.712

0.112

-0.458

0.361

13

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 18 Juni 1993 di Tangerang. Penulis merupakan
anak ke-1 dari 3 bersaudara pasangan Bapak Muh. Akhyar dan Ibu Yoyoh Humairoh.
Pendidikan penulis dimulai dari sekolah dasar di SDN 04 Pamulang Barat sejak tahun
1999. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di MTSN 2 Tangerang Selatan pada
tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di
MAN 4 Jakarta Selatan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dan pada tahun
2011, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan.
Penulis kemudian diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,
Fakultas Peternakan IPB.
Penulis aktif dalam berbagai organisasi selama menjadi mahasiswa, diantaranya
Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (Himaproter)
Fakultas Peternakan sebagai ketua Divisi Ruminansia (2013-2014), aktif di Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Merpati Putih tahun 2013, aktif sebagai ketua dekorasi
dokumentasi Malam Apresiasi (1st Farmily 2014) dan lembaga pengajar Mentari Pagi.
Penulis berkesempatan menjadi penerima beasiswa PPA dan beasiswa BBM.