Evaluasi Kecukupan Zat Makanan Pada Peternakan Domba Lingkar Kampus Ipb Dramaga

EVALUASI KECUKUPAN ZAT MAKANAN PADA
PETERNAKAN DOMBA LINGKAR KAMPUS
IPB DRAMAGA

MUHAMMAD ALFIAN NOOR

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Evaluasi
Kecukupan Zat Makanan pada Peternakan Domba Lingkar Kampus IPB Dramaga
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016

Muhammad Alfian Noor
NIM D14110068

ABSTRAK
MUHAMMAD ALFIAN NOOR. Evaluasi Kecukupan Zat Makanan pada
Peternakan Domba Lingkar Kampus IPB Dramaga. Dibimbing oleh SRI
RAHAYU dan LILIS KHOTIJAH.
Masalah yang umum pada peternakan domba di pedesaan adalah rendahnya
produktivitas. Salah satu faktor penyebabnya adalah manajemen pakan yang
kurang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kecukupan zat
makanan pada peternakan domba di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang dan
mengetahui hubungannya dengan PBBH. Sampel domba yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 12 ekor. Peubah yang diamati adalah komposisi jenis
hijauan, konsumsi pakan, PBBH, kandungan zat makanan, dan konsumsi zat
makanan. Data dianalisis dengan uji t dan uji koefisien korelasi Pearson. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsumsi BK, konsumsi PK, dan konsumsi TDN
pada domba muda di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang sudah memenuhi

standar kebutuhan. Konsumsi BK dan konsumsi TDN domba dewasa di Desa
Cibanteng dan Desa Cikarawang belum memenuhi standar kebutuhan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah domba muda di Desa Cibanteng dan Desa
Cikarawang sudah mengonsumsi zat makanan yang sesuai dengan kebutuhannya
dan domba dewasa di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang secara umum belum
mengonsumsi zat makanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Konsumsi zat
makanan (BK, PK, TDN) memiliki keeratan hubungan yang cukup dengan PBBH
pada domba muda di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang. Konsumsi BK dan
TDN memiliki keeratan hubungan yang cukup dengan PBBH namun konsumsi
PK memiliki keeratan hubungan yang rendah dengan PBBH pada domba dewasa
di Desa Cibanteng. Konsumsi zat makanan (BK, PK, TDN) memiliki keeratan
hubungan yang sangat rendah dengan PBBH pada domba dewasa di Desa
Cikarawang.
Kata kunci : domba, kecukupan zat makanan, konsumsi zat makanan, korelasi

ABSTRACT
MUHAMMAD ALFIAN NOOR. Evaluation of Nutrient Adequacy on Sheep
Farm Outer Circle of Bogor Agricultural University Campus. Supervised by SRI
RAHAYU dan LILIS KHOTIJAH.
Low of productivity is common issue in traditional sheep farm. One of main

cause of low productivity is bad feed management. The aim of research was to
evaluate the adequacy of nutrient on sheep farm in Cibanteng village and
Cikarawang Village and to learn its relation to body weight gain. There were 12
sheeps used in the study. The parameters observed were composition of feed, feed
intake, body weight gain, nutrient content, and nutrient consumption. Analysis of
the data used t-test and pearson coefficient of correlation. The results of this
research showed that consumption of DM, CP, and TDN of under yearling sheep
in Cibanteng village and Cikarawang village had been reach standard

requirements. Consumption of dry matter and TDN of rams in Cibanteng village
and and ewe in Cikarawang village had not been reach standard requirements.
Conclusion of research are under yearling sheep in Cibanteng village and
Cikarawang village had consumed nutrient that suitable with its standard
requirements, rams in Cibanteng village and ewe Cikarawang village hadn’t
consumed nutrient that suitable with its standard requirements. Nutrient
consumption (DM, CP, and TDN) have adequate correlation with body weight
gain of under yearling sheep in Cibanteng village and Cikarawang village.
Consumption of DM and TDN have adequate correlation with body weight gain
but consumption of CP have low correlation with body weight gain of rams in
Cibanteng village. Nutrient consumption (DM, CP, and TDN) have very low

correlation with body weight gain of ewe in Cikarawang village.
Key words : correlation, feed management, nutrient consumption, sheep

EVALUASI KECUKUPAN ZAT MAKANAN PADA
PETERNAKAN DOMBA LINGKAR KAMPUS
IPB DRAMAGA

MUHAMMAD ALFIAN NOOR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah atas karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya ilmiah yang berjudul
Evaluasi Kecukupan Zat Makanan pada Peternakan Domba Lingkar Kampus IPB
Dramaga. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Peternakan.
Penulis menyadari bahwa proses penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini
tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa bantuan dan dukungan dari banyak
pihak. Terima kasih penulis ucapkan kepada yang terhormat Ir Sri Rahayu, MSi
dan Dr Ir Lilis Khotijah, MSi selaku komisi pembimbing atas curahan waktu,
bimbingan dan dorongan semangatnya. Terima kasih juga kepada yang terhormat
Dr Ir Henny Nuraini, MSi selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan
dukungan selama perkuliahan. Terima kasih juga kepada yang terhormat Ir Lucia
Cyrilla ENSD, MSi selaku dosen penguji ujian akhir.
Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua, adik
seluruh keluarga atas motivasi dan segala doa. Penulis juga sampaikan terima
kasih kepada staf Kecamatan Dramaga dan Kecamatan Ciampea yang telah
mengizinkan untuk melaksanakan penelitian di daerah tersebut. Penulis juga
sampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Idris, bapak Aman, ibu Nengsih,

bapak Trisna, bapak Sakri, dan bapak Ni’mat sebagai peternak di Desa Cibanteng
dan Desa Cikarawang yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian di
peternakannya. Penulis juga sampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman
tim penelitian yaitu Denny Ali F, Imam Turmudzi, Faqih Adji P, Dwiki Nur C,
Hartanto Dwijo P, Putut Suryo P, Ai Anis N, dan Farah Nur R atas kerja sama dan
dukungannya. Penulis juga sampaikan ucapan terima kasih kepada Idah Saidah,
Sarah Ikmahwati, Dini Ratu F, Nadia Zerlina, Iip Sukrilah, dan Nolin Ermawati
yang telah membantu selama penelitian. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Januari 2016

Muhammad Alfian Noor

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2

Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................... 2
METODE ................................................................................................................ 2
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................. 2
Bahan ................................................................................................................... 2
Alat ...................................................................................................................... 3
Prosedur ............................................................................................................... 3
Persiapan Penelitian ......................................................................................... 3
Penelitian di Lapangan ..................................................................................... 3
Penelitian di Laboratorium .............................................................................. 4
Peubah .............................................................................................................. 4
Analisis Data .................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6
Keadaan Umum ................................................................................................... 6
Komposisi Jenis Hijauan ..................................................................................... 6
Komposisi Zat Makanan Pakan ........................................................................... 7
Konsumsi Pakan .................................................................................................. 8
Konsumsi Zat Makanan dan PBBH .................................................................... 9
Hubungan Antara Konsumsi dengan PBBH .................................................... 12
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

LAMPIRAN .......................................................................................................... 16
RIWAYAT HIDUP
18

DAFTAR TABEL
1 Rataan bobot badan (kg) domba yang digunakan di Desa Cibanteng
dan Desa Cikarawang
2 Keadaan umum lokasi penelitian
3 Komposisi jenis hijauan (%) di Desa Cibanteng dan Desa
Cikarawang
4 Komposisi zat makanan pakan di Desa Cibanteng dan Desa
Cikarawang
5 Konsumsi pakan pada domba muda (I0) dan domba dewasa (I1) di
Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang
6 Konsumsi zat makanan (g ekor-1 hari-1) dan PBBH (g ekor-1 hari-1)
pada domba muda (I0) dan domba dewasa (I1) di Desa Cibanteng
dan Desa Cikarawang
7 Konsumsi zat makanan (g ekor-1 hari-1) dan standar kebutuhan zat
makanan (g ekor-1 hari-1) pada domba muda (I0) di Desa Cibanteng
dan Desa Cikarawang

8 Konsumsi zat makanan (g ekor-1 hari-1) dan standar kebutuhan zat
makanan pada domba dewasa (I1) di Desa Cibanteng dan Desa
Cikarawang
9 Koefisien korelasi (r) dan koefisien determinasi (R2) antara
konsumsi terhadap PBBH pada domba muda (I0) domba dewasa
(I1) di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang

3
6
6
7
8

10

10

11

12


DAFTAR LAMPIRAN
1 Perhitungan uji t komposisi hijauan antara Desa Cibanteng dan
Desa Cikarawang
2 Perhitungan uji t konsumsi pakan pada domba muda (I0) antara
Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang
3 Perhitungan uji t konsumsi pakan pada domba dewasa (I1) antara
Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang
4 Perhitungan uji t konsumsi zat makanan pada domba muda (I0)
antara Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang
5 Perhitungan uji t konsumsi zat makanan pada domba dewasa (I1)
antara Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang
6 Perhitungan uji t PBBH pada domba muda (I0) antara Desa
Cibanteng dan Desa Cikarawang
7 Perhitungan uji t PBBH pada domba dewasa (I1) antara Desa
Cibanteng dan Desa Cikarawang

16
16
16

17
17
17
17

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk Indonesia. BPS (2015) menyatakan bahwa laju pertumbuhan
penduduk Indonesia dari tahun 2010 hingga 2015 adalah 1.40%. Pemerintah
menetapkan salah satu program yaitu Program Swasembada Daging Sapi dan
Kerbau (PSDSK) untuk mengatasi masalah kebutuhan protein yang semakin
meningkat. Daging domba berpotensi sebagai substitusi daging sapi dan kerbau
dalam program PSDSK, lebih lanjut dijelaskan bahwa daging domba tidak hanya
memiliki zat gizi yang baik tetapi juga di Indonesia domba memiliki populasi
yang tinggi yaitu sebesar 14 925 700 ekor pada tahun 2013 dan 15 715 800 ekor
pada tahun 2014, dan memiliki beberapa keunggulan diantaranya mudah
dipelihara, siklus produksinya cepat, dan bersifat prolifik yaitu induk yang
memiliki litter size lebih dari satu (Soedjana 2011, BPS 2015). Hal ini berarti
konsumsi daging domba dapat membantu mengatasi kebutuhan protein yang
semakin meningkat.
Domba merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara oleh peternak
di pedesaan. Salah satunya di desa-desa lingkar kampus IPB Dramaga. Desa-desa
lingkar kampus IPB Dramaga termasuk dalam Kecamatan Ciampea dan
Kecamatan Dramaga. Populasi domba di Kecamatan Ciampea sebanyak 4 469
ekor dan populasi domba di Kecamatan Dramaga sebanyak 2 785 ekor (Dinas
Peternakan dan Perikanan 2015). Desa Cibanteng termasuk dalam Kecamatan
Ciampea dan Desa Cikarawang termasuk dalam Kecamatan Dramaga, sehingga
kedua desa tersebut termasuk dalam desa-desa lingkar kampus IPB Dramaga.
Desa Cibanteng memiliki luas wilayah dan luas lahan pertanian yang lebih kecil
dibandingkan Desa Cikarawang. LPPM-IPB (2010) menyatakan bahwa luas lahan
pertanian di Desa Cibanteng sebesar 50.9 ha atau sebesar 31.38% dari luas
wilayahnya (162.2 ha) sedangkan Desa Cikarawang memiliki luas lahan pertanian
sebesar 154 ha atau sebesar 67.99% dari luas wilayahnya (226.5 ha). Kondisi
peternakan di kedua desa tersebut dapat dikategorikan belum maju karena
dilakukan dengan pemeliharaan skala kecil (4-6 ekor) dan pemeliharaan dilakukan
secara tradisional. Lokasi peternakan domba pada penelitian ini sangat dekat
dengan IPB yang merupakan sumber ilmu pengetahuan, sehingga perlu dikaji
untuk mempelajari potensi desa tersebut.
Masalah umum yang dialami peternakan domba di pedesaan adalah
rendahnya produktivitas domba. Produktivitas dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas
adalah manajemen pakan. Manajemen pakan pada peternakan di pedesaan
biasanya kurang baik karena pakan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan
(Prawirodigdo et al. 2004). Manajemen pakan yang kurang baik disebabkan oleh
pakan yang diberikan peternak pedesaan hanya berupa hijauan yang biasanya
memiliki kualitas yang rendah. Jenis hijauan yang digunakan peternak biasanya
cukup bervariasi yang dapat dibedakan dalam beberapa jenis, diantaranya jenis
rumput, jenis leguminosa, jenis hijauan lain, dan jenis limbah pertanian
(Kushartono dan Iriani 2004).

2

Produktivitas ternak diantaranya dinyatakan dalam pertambahan bobot
badan (PBBH). Pertambahan bobot badan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan
kuantitas pakan (Cheeke 1999). Kuantitas pakan ditentukan dengan konsumsi dan
kualitas pakan ditentukan dengan uji kimia menggunakan analisis proksimat. Uji
kimia dengan analisis proksimat dapat menggambarkan komposisi zat makanan
dari bahan pakan seperti kadar air, abu, protein kasar, serat kasar, lemak, Beta-N,
dan TDN. Tingkat konsumsi dapat menggambarkan kecukupan zat makanan yang
dibutuhkan ternak. Zat makanan yang dibutuhkan ternak untuk hidup pokok
maupun produksi adalah bahan kering, protein kasar dan energi. Energi pada
ruminansia biasanya diukur dengan total digestible nutrient (TDN) (Parakkasi
1999).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecukupan zat makanan pada
peternakan domba lingkar kampus IPB Dramaga, khususnya di Desa Cibanteng
dan Desa Cikarawang. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
keeratan hubungan antara konsumsi dengan PBBH domba dalam rangka mengkaji
produktivitas domba.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengevaluasi kecukupan zat makanan pada peternakan domba
lingkar kampus IPB Dramaga dan merupakan usaha untuk mendapatkan informasi
mengenai komposisi jenis hijauan, kandungan zat makanan, konsumsi pakan,
konsumsi zat makanan, dan PBBH. Penelitian ini juga dilakukan untuk
mengetahui keeratan hubungan antara konsumsi dengan PBBH domba. Hasil
penelitian diharapkan dapat dijadikan dasar dalam pengembangan ternak domba
di Desa lingkar kampus, khususnya di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dari bulan Januari 2015 sampai Juni
2015 yang terdiri atas persiapan penelitian, penelitian di lapangan, dan penelitian
di Laboratorium. Tempat penelitian dilaksanakan di 2 Desa yaitu Desa Cibanteng
Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor dan Desa Cikarawang, Kecamatan
Dramaga, Kabupaten Bogor. Selain itu, penelitian juga dilaksanakan di
Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Institut
Pertanian Bogor.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu bahan
yang digunakan di lapangan dan bahan yang digunakan di laboratorium. Bahan
yang digunakan di lapangan adalah domba milik peternak, pakan yang digunakan
oleh peternak, kantong plastik, dan karung. Bahan yang digunakan dalam
laboratorium merupakan berbagai bahan-bahan dalam analisis uji proksimat.

3

Domba yang digunakan berjumlah 12 ekor domba milik peternak di Desa
Cibanteng dan Desa Cikarawang yang terdiri dari 6 ekor domba muda (I0) dan 6
ekor domba dewasa (I1). Rataan bobot badan domba muda (I0) yang digunakan di
Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang masing-masing sebesar 13.33±7.23 kg dan
23.33±3.21 kg, sedangkan rataan bobot badan domba dewasa (I1) yang digunakan
di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang masing-masing sebesar 27.33±1.76 dan
30.33±5.80 kg.
Tabel 1 Rataan bobot badan (kg) domba yang digunakan di Desa Cibanteng
dan Desa Cikarawang
Umur
Domba muda (I0)
Domba dewasa (I1)

Desa Cibanteng

Desa Cikarawang

13.33±7.23
27.33±1.76

23.33±3.21
30.33±5.80

Keterangan : I0 : Domba umur kurang dari satu tahun, I1 : Domba umur lebih dari satu tahun

Pakan yang digunakan adalah semua pakan yang biasa digunakan peternak
untuk makanan domba. Pakan dibedakan atas beberapa jenis hijauan, yaitu jenis
rumput, dan jenis hijauan selain rumput. Hijauan selain rumput terdiri atas legum
dan campuran antara gulma dan limbah pertanian.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu
peralatan yang digunakan di lapangan dan peralatan yang digunakan di
laboratorium. Peralatan yang digunakan di lapangan adalah timbangan analog dan
alat tulis, sedangkan peralatan yang digunakan dalam laboratorium merupakan
berbagai peralatan dalam analisis uji proksimat.
Prosedur
Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dilakukan untuk mendata populasi ternak domba yang
terdapat di desa-desa lingkar kampus IPB Dramaga Bogor. Setelah itu ditetapkan
2 desa secara sampling berdasarkan jumlah populasi terbanyak. Setiap desa
diambil sampel 3 peternakan secara acak. Setiap peternakan ditetapkan 2 sampel
domba yang terdiri dari 1 ekor domba muda (I0) dan 1 ekor domba dewasa (I1).
Penelitian di Lapangan
Penelitian di lapangan diawali dengan pengambilan sampel untuk dianalisis
proksimat yang sebelumnya digunakan untuk pengukuran nilai komposisi jenis
hijauan lalu dilanjutkan dengan penimbangan bobot badan domba dan pengukuran
nilai konsumsi pakan domba. Pertama-tama dilakukan sampling sampel hijauan
pada pakan yang digunakan peternak untuk makanan domba. Pengambilan sampel
pakan dilakukan selama seminggu pada masing-masing peternakan domba.
Sampel pakan diambil sebesar 1 kg secara representatif yaitu dengan cara
pengambilan secara acak dari karung pakan. Sampel dilanjutkan dengan penelitian
di laboratorium.
Penimbangan bobot badan domba dilakukan dengan menggunakan
timbangan analog selanjutnya dilakukan perhitungan PBBH. Pengamatan

4

konsumsi pakan dilakukan selama seminggu pada masing-masing peternakan
domba. Pakan yang diberikan peternak ditimbang. Penimbangan juga dilakukan
pada pakan sisa dan selanjutnya dilakukan perhitungan nilai konsumsi pakan.
Penelitian di Laboratorium
Penelitian di laboratorium diawali dengan pengukuran nilai komposisi jenis
hijauan lalu dilanjutkan dengan menganalisa kandungan zat makanan masingmasing hijauan menggunakan analisis proksimat. Sampel yang telah diambil
secara representatif sebesar 1 kg ditimbang kembali lalu dipisahkan berdasarkan
jenisnya. Sampel yang telah dipisahkan ditimbang berdasarkan jenis hijauan dan
dilakukan perhitungan komposisi jenis hijauan.
Sampel-sampel berdasarkan jenis hijauan dikeringkan menggunakan oven
60 ºC selama 48 jam. Hijauan digiling hingga melewati saringan 0.5 mm. Hijauan
yang telah digiling dianalisis menggunakan analisis proksimat dengan metode
AOAC (2003). Hasil analisis proksimat meliputi kadar air, abu, protein kasar,
lemak kasar, dan serat kasar. Bahan kering total dan Beta-N dihitung dengan cara
perhitungan dari kandungan zat makanan yang sudah dianalisis. Hasil TDN
didapatkan dengan cara dihitung menggunakan persamaan rumus TDN (Hartadi
1980).
Peubah
Peubah yang diamati adalah komposisi jenis hijauan, konsumsi pakan,
PBBH, kandungan zat makanan, dan konsumsi zat makanan.
1. Komposisi Jenis Hijauan (%)
Komposisi jenis hijauan merupakan persentase (%) berbagai jenis
hijauan yang digunakan oleh peternak dalam pakan. Jenis hijauan yang
digunakan terdiri atas rumput dan hijauan selain rumput. Hijauan selain
rumput terdiri atas legum dan campuran antara gulma dan limbah pertanian.
Komposisi jenis hijauan disajikan dalam bahan kering dan dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
Komposisi jenis hijauan (%) =
2. Konsumsi Pakan (g ekor-1 hari-1)
Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak
dalam sehari. Konsumsi pakan disajikan dalam bahan kering dan dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Konsumsi pakan =
3. PBBH Domba (g ekor-1 hari-1)
PBBH dapat diketahui dengan menimbang bobot badan domba. Peubah
PBBH dihitung dengan rumus sebagai berikut :
PBBH =
4. Komposisi Zat Makanan (%)
Komposisi zat makanan terdiri atas berbagai zat makanan yang terdapat
dalam pakan. Pengambilan data peubah dilakukan dengan analisis proksimat
pada kadar air, kadar abu, kadar protein kasar, kadar lemak kasar, kasar serat
kasar (AOAC 2003). TDN dihitung menggunakan persamaan rumus TDN

5

(Hartadi 1980) sedangkan bahan kering total dan Beta-N dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
Bahan kering total (%) =
Beta-N (% BK) =
5. Konsumsi Zat Makanan (g ekor-1 hari-1)
Konsumsi zat makanan yang diukur meliputi konsumsi PK (protein
kasar) dan konsumsi TDN (total digestible nutrient). Perhitungan data
konsumsi PK dan konsumsi TDN menggunakan rumus-rumus sebagai
berikut :
Konsumsi PK =
Konsumsi TDN =
Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari penelitian dianalisis menggunakan uji t, yaitu
dengan membandingkan antar desa (Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang).
Rumus dari uji t menurut Walpole (1993) adalah sebagai berikut :

Keterangan:
x1
x2
µ1
µ2

= rataaan sampel di Desa Cibanteng
= rataan sampel di Desa Cikarawang
= rataan populasi di Desa Cibanteng
= rataan populasi di Desa Cikarawang

s1 = simpangan baku di Desa Cibanteng
s2 = simpangan baku di Desa Cikarawang
n1 = jumlah sampel di Desa Cibanteng
n2 = jumlah sampel di Desa Cikarawang

Data konsumsi zat makanan dan PBBH dianalisis menggunakan uji
koefisien korelasi Pearson (r) untuk mengetahui keeratan hubungan konsumsi zat
makanan dengan PBBH. Hasan (2003) mengatakan keeratan hubungan
dinyatakan tidak terdapat korelasi apabila nilai koefisien korelasi Pearson sebesar
0, keeratan hubungan dinyatakan sangat rendah/lemah sekali apabila nilai
koefisien korelasi Pearson diantara 0 sampai 0.20, keeratan hubungan dinyatakan
rendah apabila nilai koefisien korelasi Pearson diantara 0.20 sampai 0.40,
keeratan hubungan dinyatakan cukup apabila nilai koefisien korelasi Pearson
diantara 0.40 sampai 0.70, keeratan hubungan dinyatakan sangat tinggi/kuat sekali
apabila nilai koefisien korelasi pearson diantara 0.70 sampai 1, keeratan hubungan
dinyatakan sempurna apabila nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 1. Menurut
Hasan (2003) nilai korelasi pearson (r) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
n

n

n

xi
i 1

i 1

r
n

n
i 1

2

n

xi

n

xiyi

2

xi
i 1

yi
i 1

n
i 1

2

n

yi 2

n

yi
i 1

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum
Penelitian dilaksanakan di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang. Keadaan
umum lokasi penelitian (Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang) yang terdiri atas
suhu dan populasi domba disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Keadaan umum lokasi penelitian
Keadaan umum
Suhu (ºC)
Populasi (ekor)
Domba dewasa
Domba muda
Domba anakan
Total

Desa Cibanteng

Desa Cikarawang

26-35

25-30

170
148
161
479

131
134
85
350

Desa Cibanteng berada pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut
dan termasuk dalam Kecamatan Ciampea dengan suhu rata-rata 26 ºC sampai
35 ºC sedangkan Desa Cikarawang berada pada ketinggian 193 meter di atas
permukaan laut dan termasuk dalam kecamatan Dramaga dengan suhu rata-rata
25 ºC sampai 30 ºC . Populasi domba di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang
cukup tinggi yaitu di Desa Cibanteng sebesar 479 ekor sedangkan di Desa
Cikarawang sebesar 350 ekor.
Peternak di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang sebagian besar
merupakan anggota keluarga dari petani atau peternak. Peternak di Desa
Cibanteng secara umum merupakan lulusan sekolah dasar dengan pengalaman
memelihara domba selama 11.59 tahun sedangkan Peternak di di Desa
Cikarawang secara umum merupakan lulusan sekolah dasar dengan pengalaman
memelihara domba selama 10.94 tahun (Nurlatifah 2015).
Komposisi Jenis Hijauan
Peternak pedesaan pada umumnya seorang petani dan hanya menggunakan
hijauan sebagai pakan ternak domba. Hijauan pakan yang diberikan peternak pada
umumnya terdiri atas berbagai jenis hijauan. Komposisi jenis hijauan pakan
domba di daerah Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Komposisi jenis hijauan (%) di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang
Jenis hijauan1
Rumput
Hijauan selain rumput
Keterangan :

Desa Cibanteng

Desa Cikarawang

Rataan

49.78±22.82
50.22±22.822

37.38±20.58
62.62±20.583

43.58±22.26
56.42±22.26

hijauan selain rumput (legum dan campuran gulma dan limbah pertanian), 1data
dalam bahan kering (dry matter), 2terdiri atas 10.06% legum dan 89.94%
campuran gulma dan limbah pertanian, 3terdiri atas 15.17% legum dan 84.83%
campuran gulma dan limbah pertanian

Uji statistik menunjukkan bahwa komposisi rumput di Desa Cibanteng tidak
berbeda (P>0.05) dengan komposisi rumput di Desa Cikarawang. Kondisi ini

7

berarti komposisi rumput yang digunakan peternak di Desa Cibanteng maupun
Desa Cikarawang adalah sama. Komposisi rumput di Desa Cibanteng dan
Cikarawang sekitar 37.38% sampai 49.78%. Rumput yang digunakan peternak di
Desa Cibanteng maupun Desa Cikarawang bervariasi, namun peternak di Desa
Cibanteng dan Desa Cikarawang lebih dominan menggunakan rumput lapang dan
rumput Brachiaria spp. yaitu Brachiaria decumbens. Kondisi ini disebabkan oleh
teknologi yang digunakan peternak masih tradisional (Jarmani 2006), lebih lanjut
Fanindi dan Prawiradiputra (2005) mengatakan Brachiahia spp. merupakan
rumput yang tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, dapat tumbuh pada musim
kering kurang dari 6 bulan, dan biasa diberikan peternak dengan cara cut-carry.
Kushartono dan Iriani (2004) menambahkan rumput Brachiaria spp. terutama
jenis Brachiaria decumbens dan Brachiaria ruziziensis biasa digunakan peternak
pedesaan.
Uji statistik menunjukkan bahwa komposisi hijauan selain rumput di Desa
Cibanteng tidak berbeda (P>0.05) dengan komposisi hijauan selain rumput di
Desa Cikarawang. Hal ini berarti komposisi hijauan selain rumput yang
digunakan peternak di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang adalah sama.
Komposisi hijauan selain rumput di Desa Cibanteng dan Cikarawang sekitar
50.22% sampai 62.62%. Hijauan selain rumput yang digunakan peternak di Desa
Cibanteng maupun Desa Cikarawang sangat bervariasi, namun peternak di Desa
Cibanteng dan Desa Cikarawang lebih dominan menggunakan Centrocema
pubencens dan Asystasia gangetica. C. pubescens sering ditemukan menempel
pada gulma. Hal ini disebabkan oleh C. pubencens merupakan tanaman legum
yang bersifat merambat (Sutedi et al. 2005). Penggunaan gulma A. gangetica
diduga karena A. gangetica merupakan gulma yang palatabel untuk ternak
ruminansia (Ali 2010).
Komposisi Zat Makanan Pakan
Berdasarkan hasil analisa proksimat, komposisi zat makanan pakan yang
diberikan di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Komposisi zat makanan pakan di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang
Kandungan zat
makanan

Rumput

Legum

Gulma+limbah
pertanian
cb
ck

cb

ck

cb

ck

PK (% BK)
SK (% BK)
Beta-N (% BK)

20.80
11.54
1.44
8.79
26.67
51.57

21.17
9.66
1.37
8.55
28.13
52.29

23.74
7.84
1.64
16.72
27.48
46.31

24.50
8.58
1.92
15.46
28.19
45.85

11.61
13.15
3.54
16.07
22.48
44.77

12.28
15.79
2.39
15.14
24.46
42.22

TDN (%)

59.65

59.73

63.29

62.94

69.18

61.39

BK (%)
Abu (% BK)
LK (% BK)

Sumber :

Hasil analisa proksimat Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan
Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor 2015
Keterangan : BK: bahan kering, LK: lemak kasar, PK: protein kasar, SK: serat kasar, Beta-N:
bahan ekstrak tanpa nitrogen, TDN: total digestible nutrient, cb: cibanteng, ck:
cikarawang, Gulma+limbah pertanian (campuran gulma dan limbah pertanian)

8

Tabel 4 menunjukkan komposisi zat makanan berbagai jenis hijauan di Desa
Cibanteng dan Desa Cikarawang. Kandungan BK, PK, dan TDN rumput dan
legum di Desa Cibanteng dan Cikarawang relatif sama. Hal ini diduga karena
jenis rumput dan jenis legum yang digunakan hampir sama. Rumput lapang
memiliki kandungan zat makanan BK 19.65% (Metkono et al. 2011), PK 6%
sampai 8% (Kushartono dan Iriani 2004), dan TDN 57.1% (Wahyuni 2008).
Hartadi et al. (1980) menambahkan B. decumbens memiliki kandungan zat
makanan BK 17% sampai 24%, PK 2.9% sampai 10.3%, dan TDN 50% sampai
59%, sedangkan C. pubescens memiliki kandungan zat makanan BK 20% sampai
25% , PK 16.4% sampai 24.3%, dan TDN 59% sampai 66%.
Kandungan BK dan PK gulma+limbah pertanian di Desa Cibanteng dan
Cikarawang relatif sama, namun kandungan TDN memiliki nilai yang cukup
berbeda. Hal ini diduga karena gulma+limbah pertanian yang digunakan di kedua
Desa tersebut sangat bervariasi. A. gangetica memiliki kandungan zat makanan
BK 89% dan PK 19.3% (Adigun et al. 2014).
Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan pada domba muda (I0) dan domba dewasa (I1) dibedakan
berdasarkan desa yaitu Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang. Hasil konsumsi
pakan pada domba muda (I0) dan domba dewasa (I1) disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Konsumsi pakan pada domba muda (I0) dan domba dewasa (I1)
di Desa Cibanteng dan Desa Cikarawang
Umur

Domba
muda
(I0)

Domba
dewasa
(I1)

Konsumsi1
Rumput
(g ekor-1 hari-1)
Hijauan selain
rumput
(g ekor-1 hari-1)
Total
(g ekor-1 hari-1)
Total (% BB)
Rumput
(g ekor-1 hari-1)
Hijauan selain
rumput
(g ekor-1 hari-1)
Total
(g ekor-1 hari-1)
Total (% BB)

Desa Cibanteng

Desa Cikarawang

Rataan

377.95±193.30

269.01±131.22

323.48±171.52

402.12±222.20

522.12±246.11

462.12±238.33

780.07±282.82
5.94±2.15A

791.13±271.17
3.39±1.16B

785.60±272.30
4.67±2.14

594.96±393.42a

300.50±195.48b

447.73±339.99

496.14±183.51

525.06±263.73

510.60±223.72

1 091.10±329.19a
3.99±1.20A

825.55±292.44b
2.72±0.96B

958.33±334.42
3.36±1.25

Keterangan : angka yang disertai huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama berarti berbeda
(P