Perbedaan Intensitas Cahaya Terhadap Performa Pertumbuhan Dan Sintasan Benih Ikan Sepat Siam Trichopodus Pectoralis

PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERFORMA
PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN
SEPAT SIAM Trichopodus pectoralis

BIANINGRUM

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perbedaan Intensitas
Cahaya Terhadap Performa Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Sepat Siam
Trichopodus pectoralis adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2015

Bianingrum

ABSTRAK
BIANINGRUM. Perbedaan Intensitas Cahaya Terhadap Performa Pertumbuhan
dan Sintasan Benih Ikan Sepat Siam Trichopodus pectoralis. Dibimbing oleh
EDDY SUPRIYONO dan LIES SETIJANINGSIH.
Ikan sepat siam Trichopodus pectoralis memiliki keunggulan mampu
beradaptasi dengan perairan yang kurang layak bagi sebagian ikan lain, seperti pH
rendah dan rendah oksigen. Ikan ini dibudidayakan sebagai ikan hias dan
konsumsi. Permasalahan dalam budidaya sepat siam adalah pertumbuhan dan
sintasan ikan pada masa pembenihan yang masih rendah. Teknik manipulasi
lingkungan dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan serta sintasan ikan,
salah satunya dengan manipulasi intensitas cahaya. Penelitian bertujuan untuk
menentukan intensitas cahaya optimal yang berpengaruh terhadap performa
pertumbuhan dan sintasan benih ikan sepat siam Trichopodus pectoralis.

Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan
perbedaan intensitas cahaya yang berbeda; 0, 350, 500, dan 650 lux dengan padat
tebar 50 ekor/19 liter. Setiap perlakuan memiliki 3 ulangan. Ikan uji berasal dari
Cijeruk-Bogor, dengan bobot awal 1,75±0,11 g dan panjang total 4,2±0,63 cm
Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu TL warna putih dengan daya 3 watt.
Ikan dipelihara selama 21 hari dengan periode penerangan pada setiap perlakuan
selama 24 jam/hari. Perlakuan terbaik ditunjukkan pada perlakuan 500 lux dengan
nilai sintasan, laju pertumbuhan spesifik, pertambahan panjang total, pertumbuhan
bobot mutlak tertinggi dan nilai konversi pakan terendah.
Kata kunci: ikan sepat, intensitas cahaya, pertumbuhan, sintasan.

ABSTRACT
BIANINGRUM. The Difference Light Intensity on the Performance of the
Growth and Survival fry Snakeskin Gourami (Trichopodus pectoralis).
Supervised by EDDY SUPRIYONO and LIES SETIJANINGSIH.
Snakeskin Gourami (Trichopodus pectoralis) able to adapt the poor
aquatic environment for most of fish, such as low pH and low oxygen. This fish
cultivated as ornamental fish and consumption. Problems in the cultivation of this
fish are the growth and survival during the seeding still low. Environment
manipulation technique can be done to improve the growth and survival of the

fish, one of the technique is light-intensity manipulation. The research aims to
determine the optimal light intensity affect the performance of the growth and
survival of fish seed Snakeskin Gourami (Trichopodus pectoralis). Design of this
research is complete randomized design using different light intensity as
treatments: 0, 350, 500, and 650 lux with rearing density 50 fish/19 liters, 3
replications for each treatment. Fish used in this research was from Cijeruk-Bogor
with initial weight 1.75±0.11 g and 4.2±0.63 cm in total lenght. Light source was
form 3 watt-white colored TL-lights. Fish reared for 21 days and each treament
illuminated 24 hours/day. Result shows that the best treatment was 500 lux with
survival rate, specific growth rate, total lenght growth, absolute weight growth the
highest, and the lowest feed conversion.
Keywords : growth, light intensity, survival, Trichopodus pectoralis.

PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERFORMA
PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN
SEPAT SIAM Trichopodus pectoralis

BIANINGRUM

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi :iPerbedaan
Intensitas
Cahaya
Terhadap
Performa
vvvvvvvvvvvviiPertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Sepat Siam
vvvvvvvvvvvvvviTrichopodus pectoralis
Nama
:iBianingrum

NIM
:iC14110040
Program Studi :iTeknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh

Dr Ir Eddy Supriyono, MSc
Pembimbing I

Ir Lies Setijaningsih, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari hingga Februari 2015 dengan judul “Perbedaan
Intensitas Cahaya Terhadap Performa Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan
Sepat Siam Trichopodus pectoralis”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr Ir Eddy Supriyono MSc dan Ibu Ir Lies Setijaningsih, MSi selaku
pembimbing yang telah memberikan banyak saran dan dukungan dalam
pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir ini.
2. Ibu Dr Ir Dinar Tri Soelistyowati, DEA selaku dosen penguji tamu dan Ir
Dadang Shafruddin, MS komisi pendidikan S1 Departemen Budidaya
Perairan yang telah banyak memberikan kritik dan saran-sarannya.
3. Keluargaku tercinta, Bapak (Bijono), Ibu (Nuning Ngatmiatin), Kakak dan
Adik (Bianingtyas dan Biamusa) serta keluarga besar atas segala doa dan
motivasi kepada penulis.
4. Laboran dan staf Laboratorium Lingkungan (Pak Jajang dan Kang Abe)
yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas
Laboratorium selama penelitian.
5. Teknisi bapak Karmawan dan kepala balai Cibalagung Bapak Imam atas
kelancaran selama berlangsungnya penelitian.

6. Teman- teman Budidaya Perairan Winy, Sulistyo, Anna, Hesti, Restya,
Faaza, Kak Shella, Kak Zia, Hasan dan seluruh teman-teman BDP 48
terimakasih atas motivasi, dukungan, dan bantuannya selama penelitian.
7. Teman- teman Mahasiswa Lingkungan 48, 47 dan S2 : Alit, Iyen, Nurul,
Vero, Heri, Al-Khafi, Rini, Angga, Udin, Idris, Torong, Sukri, Zul, Kak
Mila, Kak Nita, Bang Alex banyak memberi pengalaman yang tidak
terlupakan serta segala dukungan dan motivasi.
8. Teman-teman Oryza-Baseball Softball IPB : Adya, Aji, Henny, Jamet, Nisa,
Furqon, Iman, Ridwan, dll.
9. Rekan bisnis COKTEM (Coklat Tempe) : Asep dan Azka yang selalu
memberikan semangat atas penyelesaian skripsi.
10. Sahabat-sahabat di kostan : Restu, Gamma, Prita, Ajeng, Fia, Naura, dan
Adya atas bantuan dan saran-sarannya.
11. Serta seluruh keluarga besar BDP angkatan 47, 48, 49, dan 50 atas segala
dukungan dan doanya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2015

Bianingrum


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
Latar Belakang .....................................................................................................1
Tujuan Penelitian ..................................................................................................2
METODE .................................................................................................................2
Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................................................2
Rancangan Penelitian ...........................................................................................2
Materi Penelitian ..................................................................................................2
Prosedur Penelitian ...............................................................................................2
Parameter Uji ........................................................................................................3
Analisis Data ........................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................5
Hasil......................................................................................................................5
Pembahasan ........................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................15
Kesimpulan .........................................................................................................15

Saran ...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................16
LAMPIRAN ...........................................................................................................18
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................21

DAFTAR TABEL
1.
2.

Parameter dan alat pengukuran kualitas air ...................................................... 5
Kisaran nilai kualitas air selama pemeliharaan benih ikan sepat siam
dengan intensitas cahaya berbeda ..................................................................... 9

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Pertumbuhan bobot benih ikan sepat setelah dipelihara dengan
intensitas cahaya yang berbeda ........................................................................ 5
Pertambahan panjang benih ikan sepat setelah dipelihara dengan
intensitas cahaya yang berbeda ........................................................................ 6
Sintasan benih ikan sepat setelah dipelihara dengan intensitas cahaya
yang berbeda ..................................................................................................... 6
Laju pertumbuhan spesifik benih ikan sepat setelah dipelihara dengan
intensitas cahaya yang berbeda ........................................................................ 7
Pertumbahan panjang total benih ikan sepat setelah dipelihara dengan
intensitas cahaya yang berbeda ........................................................................ 7
Pertumbuhan bobot mutlak benih ikan sepat setelah dipelihara dengan
intensitas cahaya yang berbeda ........................................................................ 8

Konversi pakan benih ikan sepat setelah dipelihara dengan intensitas
cahaya yang berbeda......................................................................................... 8
Parameter suhu selama pemeliharaan benih ikan sepat siam dengan
intensitas cahaya berbeda ................................................................................. 9
Parameter pH selama pemeliharaan benih ikan sepat siam dengan
intensitas cahaya berbeda ............................................................................... 10
Parameter DO selama pemeliharaan benih ikan sepat siam dengan
intensitas cahaya berbeda ............................................................................... 10
Parameter amonia selama pemeliharaan benih ikan sepat siam dengan
intensitas cahaya berbeda ............................................................................... 11
Parameter alkalinitas selama pemeliharaan benih ikan sepat siam
dengan intensitas cahaya berbeda ................................................................... 11
Parameter kesadahan selama pemeliharaan benih ikan sepat siam
dengan intensitas cahaya berbeda ................................................................... 12

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.

Desain wadah pemeliharaan benih ikan sepat selama pemeliharaan ............. 18
Skema tata letak akuarium ............................................................................. 18
Hasil Uji ANOVA .......................................................................................... 19
Hasil Uji Duncan ............................................................................................ 19

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan sepat siam Trichopodus pectoralis merupakan salah satu ikan
endemik yang tersebar di daerah Kalimantan Selatan, Jambi dan Riau. Ikan ini
termasuk jenis ikan tangkapan yang digemari masyarakat. Hasil survei dan
analisis komoditas yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan
Perikanan terdapat beberapa ikan yang memiliki nilai potensial untuk
dibudidayakan, termasuk ikan sepat siam (Sukadi 2008). Menurut Diniya (2013),
ikan sepat siam memiliki kandungan protein yang tinggi. Harga dipasaran
mencapai Rp. 25.000 sampai Rp. 35.000/kg.
Jumlah produksi ikan sepat siam pada tahun 2010 mencapai 42 ton,
tingginya produksi tersebut sebagian berasal dari tangkapan alam (Nasution
2012). Hasil produksi dari kegiatan budidaya pada kurun waktu dari 2008 sampai
2011 berkisar 2,82–12,36% dari total produksi setiap tahunnya (DITJEN PB
2013). Menurut Nasution (2012) ikan sepat siam juga mengalami penurunan
jumlah populasi alami di perairan umum. Hal tersebut dibuktikan dengan
menurunnya volume produksi antara tahun 2010–2011 dari 512.700 ton menjadi
110.000 ton (DITJEN PB 2013). Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah
untuk mengantisipasi masalah tersebut, seperti pengembangan budidaya ikan
sepat siam.
Faktor yang perlu diperhatikan kegiatan budidaya ikan sepat siam antara
lain adalah faktor lingkungan. Menurut Boeuf & Le-Bail (1999), dalam upaya
menyeimbangkan faktor lingkungan suatu biota perlu adanya teknik manipulasi
lingkungan yang mudah dilakukan. Teknik manipulasi lingkungan yang telah
terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan dan sintasan ikan adalah manipulasi
intensitas cahaya. Nurdin (2013), menyatakan bahwa adanya kemampuan ikan
untuk tertarik pada suatu sumber cahaya berbeda-beda. Cahaya yang memiliki
intensitas dan panjang gelombang tertentu akan mempengaruhi pergerakan atau
tingkah laku ikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa ikan
adaptif terhadap intensitas cahaya rendah, sebaliknya juga yang adaptif terhadap
intensitas cahaya tinggi.
Menurut Satino (2011), bagian kolom perairan dapat mempengaruhi besar
intensitas cahaya, adanya 3 lapisan perairan yang dilihat dengan sudut pandang
vertikal. Salah satu lapisan tersebut, yaitu lapisan kompensasi yang diartikan
bahwa suatu lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1% dari intensitas cahaya
permukaan yang masuk, perairan tersebut ditemukan pada perairan tergenang.
Menurut penelitian Boeuf & Le-Bail (1999), yang dilakukan pada ikan Gilthead
seabream Sparus aurata L, intensitas cahaya tinggi akan lebih mengoptimalkan
pertumbuhan. Uji cahaya tersebut juga telah teruji pada beberapa ikan di sebagian
penelitian, seperti pada hasil penelitian Nurdin (2013), intensitas cahaya 550 lux
dapat meningkatkan nafsu makan, pertumbuhan dan sintasan benih ikan tengadak
(Barbonymus schwanenfeldii).
Hasil penelitian Safitri (2014), menunjukan bahwa intensitas cahaya 500 lux
merupakan intensitas cahaya optimum untuk kegiatan pendederan benih ikan

2

gabus (Channa striata). Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa teknik
manipulasi intensitas cahaya pada lingkungan media pemeliharaan diduga dapat
meningkatkan produktivitas ikan budidaya. Namun kajian mengenai pengaruh
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan sintasan belum dilakukan pada
pendederan ikan sepat. Oleh sebab itu diperlukan intensitas cahaya optimal yang
berpengaruh terhadap performa pertumbuhan dan sintasan benih ikan sepat siam
Trichopodus pectoralis. Hasil penelitian ini dapat menjadikan tolak ukur agar
tingkat produksi ikan sepat siam setiap tahunnya terus meningkat.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menentukan intensitas cahaya optimal yang
berpengaruh terhadap performa pertumbuhan dan sintasan benih ikan sepat siam
Trichopodus pectoralis.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Februari 2015 di
Instalasi Penelitian dan Pengembangan Teknologi, Lingkungan dan Toksikologi
Perikanan Budidaya Air Tawar, Cibalagung.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL).
Penelitian yang dilakukan merupakan budidaya ikan sepat siam, terdiri dari empat
perlakuan dan masing-masing perlakuan dilakukan tiga kali ulangan. Berikut
perlakuan dan rancangan yang digunakan:
a. Ikan sepat (50 ekor/19 liter) + intensitas cahaya 0 lux
b. Ikan sepat (50 ekor/19 liter) + intensitas cahaya 350 lux
c. Ikan sepat (50 ekor/19 liter) + intensitas cahaya 500 lux
d. Ikan sepat (50 ekor/19 liter) + intensitas cahaya 650 lux
Materi Penelitian
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan sepat yang
berasal dari Cijeruk dengan bobot awal 1,75±0,11 g dan panjang total 4,2±0,63
cm. Lampu yang digunakan yaitu lampu TL warna putih dengan daya 3 watt.
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan adalah akuarium berukuran 39x24x26 cm (p x l x t)
sebanyak 12 unit. Persiapan awal wadah dicuci dengan air bersih dan dikeringkan.

3

Seluruh wadah perlakuan diisi air dengan volume 19 liter dan sirkulasi air dengan
pemberian aerasi pada setiap wadah. Pengaturan lampu TL dipasang
menggantung dengan ketinggian yang berbeda sesuai dengan perlakuan yaitu 350
lux, 500 lux, 650 lux, dan bak kontrol tidak diberi lampu. Adanya penambahan
heater di setiap akuarium. Dinding wadah pada akuarium perlakuan dilapisi
dengan plastik hitam (trashbag), sedangkan pada akuarium kontrol tidak dilapisi
plastik hitam (trashbag) (Lampiran 1).
Persiapan Ikan Uji
Padat tebar ikan di setiap wadah diisi ikan sebanyak 50 ekor. Adaptasi ikan
dilakukan selama 3 hari dalam wadah bak fiber yang telah disiapkan.
Pemeliharaan Ikan Uji
Ikan sepat dipelihara selama 21 hari. Selama pemeliharaan ikan diberikan
pakan berupa cacing sutra. Pakan diberikan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pukul
07.00 WIB, 13.00 WIB dan pukul 17.00 WIB. Pemberian pakan dilakukan secara
at satiation atau sekenyangnya. Penyiponan dilakukan setiap pagi hari jam 9-10.
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan pergantian air sebanyak ±50% setiap
hari.
Parameter Uji
Parameter biologi yang diukur meliputi panjang, bobot, sintasan, laju
pertumbuhan spesifik, pertumbuhan bobot mutlak, pertambahan panjang total,
konversi pakan. Cara penghitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sintasan atau Survival Rate (SR)
Sintasan merupakan persentase jumlah ikan yang hidup pada akhir
perlakuan dibandingkan dengan jumlah ikan pada awal perlakuan. Sintasan dapat
dihitung dengan rumus berikut (Goddard 1996):
S (%) =

x 100

Keterangan:
S
= Sintasan atau Survival Rate (SR) (%)
Nt
= Jumlah ikan akhir penelitian (ekor)
No
= Jumlah ikan awal penelitian (ekor)
Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS)
Laju pertumbuhan spesifik merupakan persentase pertambahan bobot setiap
harinya selama pemeliharaan. LPS dapat dihitung dengan rumus (Zonneveld et al.
1991) :
LPS (%) = √

Keterangan:
LPS = Laju pertumbuhan spesifik (%)

- 1

x 100

4

Wt = Bobot rata-rata ikan pada akhir penelitian (gram)
Wo = Bobot rata-rata ikan pada awal penelitian (gram)
t
= Waktu pengamatan (hari)
Pertumbuhan Bobot Mutlak (PBM)
Pertumbuhan bobot mutlak merupakan pertambahan bobot (selisih bobot
akhir dan bobot awal) selama waktu pemeliharaan. Pertumbuhan bobot mutlak
dapat dihitung dengan rumus (Zonneveld et al. 1991) :
Wm = Wt – Wo
Keterangan :
Wm = Bobot mutlak (gram)
Wt = Bobot rata-rata individu pada akhir penelitian (gram)
Wo = Bobot rata-rata individu pada awal penelitian (gram)
Pertambahan Panjang Total (PPT)
Pertambuhan panjang total merupakan pertambahan panjang (selisih
panjang akhir dan panjang awal) selama waktu pemeliharaan. Pertumbuhan
panjang total dapat dihitung dengan rumus (Goddard 1996) :
L = Lt – Lo
Keterangan:
L
= Panjang total (cm)
Lt = Panjang rata-rata individu pada akhir penelitian (cm)
Lo = Panjang rata-rata individu pada awal penelitian (cm)
Feed Conversion Ratio(FCR) atau Konversi pakan
Feed Conversion Ratio (FCR) adalah jumlah pakan yang diberikan untuk
menghasilkan 1 kg daging. FCR dapat dihitung dengan rumus (Goddard 1996):
FCR =
Keterangan :
FCR = Feed conversion ratio
Pa
= Pakan total (gram)
Bt
= Biomassa akhir (gram)
Bo
= Biomassa awal (gram)
Bm
= Biomassa ikan mati (gram)

5

Parameter Kualitas Air
Adapun parameter fisika-kimia air terdiri dari : DO, pH, suhu, amonia,
kesadahan, dan alkalinitas. Pengambilan sampel air dilakukan pada hari ke-0, 7,
14, dan 21. Berikut alat dan metode yang digunakan selama penelitian dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter dan alat pengukuran kualitas air
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Parameter
Intensitas cahaya (lux)
Suhu (0C)
pH
DO (mg/l)
Amonia (mg/l)
Alkalinitas (mg/l CaCO3)
Kesadahan (mg/l CaCO3)

Metode
Insitu
Insitu
Insitu
Insitu
Spektrofotometri
Titrasi
Titrasi

Alat
Lux meter
Termometer
pH-meter
DO-meter
Spektrofotometer 630 nm
Alat Titrasi
Alat Titrasi

Analisis Data
Data yang diperoleh di analisis secara deskriptif dan statistik. Parameter
yang di analisis secara deskriptif berupa kualitas air dilakukan menggunakan
Microsoft Excel 2013. Parameter yang di analisis secara statistik berupa sintasan,
laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan bobot mutlak, pertambahan panjang
total, konversi pakan, dan efisiensi pakan. Analisis statistik dilakukan dengan
analisis ragam (ANOVA) menggunakan SPSS versi 22 pada selang kepercayaan
95%. Apabila perlakuan berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Bobot
Bobot benih ikan sepat setelah dipelihara selama 21 hari menunjukkan
peningkatan nilai setiap harinya pada semua perlakuan tersaji pada Gambar 1.
6

Bobot (g)

5
4
3
2
1
0
0
Kontrol

7

14

21

Hari ke 350 lux

500 lux

650 lux

Gambar 1 Pertumbuhan bobot benih ikan sepat yang dipelihara dengan intensitas
cahaya yang berbeda

6

Panjang (cm)

Panjang
Panjang benih ikan sepat setelah dipelihara selama 21 hari menunjukkan
peningkatan nilai setiap harinya pada semua perlakuan tersaji pada Gambar 2.
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0

7

14

21

Hari ke Kontrol

350 lux

500 lux

650 lux

Gambar 2 Pertambahan panjang benih ikan sepat yang dipelihara dengan
intensitas cahaya yang berbeda

Sintasan (%)

Sintasan
Sintasan benih ikan sepat setelah dipelihara selama 21 hari menunjukkan
bahwa nilai sintasan tertinggi terdapat pada perlakuan 500 lux sebesar 84%. Hasil
uji statistik menunjukkan bahwa kontrol, perlakuan 350 lux dan 650 lux tidak
berbeda nyata (p>0,05), namun berbeda nyata (p