Analisis Pengaruh Hutang Jangka Panjang Dan Modal Terhadap Profitabilitas Bumn Yang Gopublic Di Bei Periode 2008-2013

ANALISIS PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG
DAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS BUMN YANG
GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2008-2013

NUR FAJRINA FATIMAH

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh
Hutang Jangka Panjang dan Modal Terhadap Profitabilitas BUMNyangGo Public
DI BEI Periode 2008-2013 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor,Agustus 2015

Nur Fajrina Fatimah
NIM H24134089

ABSTRAK
NUR FAJRINA FATIMAH. Analisis Pengaruh Hutang Jangka Panjang dan
Modal terhadap Profitabilitas BUMN yang GoPublic di BEI Periode 2008-2013 .
Dibimbing oleh BUDI PURWANTO.
Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan rencana bisnisnya
seperti kegiatan investasi perusahaan. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan
akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas
operasi perusahaan dan juga terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hutang jangka panjang dan
modal terhadap profitabilitas pada perusahaan bumn periode 2008-2013 baik
secara simultan ataupun parsial yang dipresentasikan dengan variabel DER, PR,
NPM dan ROA. Jenis sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder yang

diambil dari Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah dengan metode purposive sampling. Metode analisis dan pengolahan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, dengan
bantuan software SPSS 18. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan
variabel-variabel hutang jangka panjang dan modal berpengaruh signifikan
terhadap ROA dan NPM, namun secara parsial tidak semua variabel berpengaruh
signifikan. Variabel DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan
variabel PR berpengaruh positif dan signifikan. Selanjutnya variabel DER
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap NPM.
Kata kunci: hutang jangka panjang, modal, profitabilitas

ABSTRACT
NUR FAJRINA FATIMAH. Analysis of Long-Term Debt Effect and Capital to
State-Owned Enterprises Profitability which go public in BEI Period 2008-2013.
Guided by BUDI PURWANTO.
Company needs funding in order to run they business plan as corporate
investment activities. Financial funding decisions will determine the company's
ability to perform activities of operating companies and also against the company
risk. This study aims to determine the long-term debt effect and capital to
profitability of State-Owned Enterprises company period 2008-2013 either

simultaneously or partially presented with variable DER, PR, NPM and ROA. The
sampling technique in this research is purposive sampling method. The analysis
method used in this research is multiple linear regression, using SPSS 18. The
results shows that simultaneous variables of long-term debt and capital significant
effect on ROA and NPM, but partially not all variables have a significant effect.
DER variables has no significant effect on ROA while variable PR positive and
significant impact. Furthermore DER variables have significant positive effect on
NPM
Keywords:long- term debt, Capital, profitability

ANALISIS PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG
DAN MODAL TERHADAP PROFITABILITASBUMN YANG
GO PUBLIC DI BEI PERIODE 2008-2013

NUR FAJRINA FATIMAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya dalam penulisan karya ilmiah ini. Penelitian ini
dilaksanakan mulai dari Maret-Juni 2015 dengan tema pergerakan pendanaan.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Dr. Ir Budi Purwanto, ME. selaku
pembimbing, serta Bapak Dedi Cahyadi Sutarman, STP, MM yang telah
memberikan saran dan masukan dalam pengolahan data penelitian. Ibu Farida
Ratna Dewi, SE, MM dan Ibu Yusrina Permatasari, S.sos , ME. Selaku dosen
penguji. Di samping itu, tidak lupa penulis ungkapkan terima kasih juga untuk
ayah, ibu, adik serta seluruh keluarga dan teman-teman, atas segala doa dan kasih

sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2015

Penulis

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Hutang Jangka Panjang
Modal
Profitabilitas
Pecking Order Theory
Trade Off Theory
MM Theory
Penelitian Terdahulu
METODE
Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian

Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Teknik dan Pengambilan Sampel
Variabel Penelitian
Metode Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran utang dan modal BUMN yang go public di Indonesia
Hasil Uji Asumsi Klasik (model 1)
Hasil Uji Asumsi Klasik (model 2)
Analisis Pengaruh Variabel PR dan DER Terhadap ROA
Analisis Pengaruh Variabel PR dan DER Terhadap NPM
Implikasi Manajerial
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1
1
4
4
4

5
5
5
6
7
8
9
9
10
10
11
12
12
13
14
15
16
17
22
23

24
26
28
29
30
32

viii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11
12

Perkembangan kinerja keuangan BUMN tahun 2005-2010
Penelitian Terdahulu
Proses penentuan sampel
Data perusahaan sampel (Non bank)
Data perusahaan sampel
Utang perusahaan (Non bank)
Utang perusahaan
Ekuitas perusahaan
Hasil Perhitungan DER
Hasil uji asumsi klasik
Hasil uji asumsi klasik
BUMN yang memilih pendanaan internal

1
9
12
12

12
15
17
18
19
20
21
24

DAFTAR GAMBAR
1 Posisi utang BUMN
2 Kerangka pemikiran

2
11

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Data penelitian
Hasil uji asumsi klasik
Hasil uji asumsi klasik
Hasil uji F, uji t, dan koefisien determinasi
Hasil uji F, uji t, dan koefisien determinasi

30
31
32
34
35

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sebagai suatu organisasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berfungsi
tidak hanya sebagai agen pembangunan tetapi juga mengemban kebijakan dan
program pemerintah (Dibyo, 2004), sementara disisi lain mereka juga dituntut
untuk menjadi unit usaha yang sehat. Pada dasarnya BUMN memiliki tiga misi
utama yaitu berperan sebagai stabilisator ekonomi, meningkatkan pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi nasional, serta sebagai suatu unit usaha yang harus tetap
mampu mendapatkan laba. Selain iu BUMN juga harus dapat memperluas
kesempatan kerja dan berusaha memanfaatkan sumber dana dan sumber daya
secara optimal. BUMN merupakan salah satu badan dari pemerintahan yang
penting dalam upaya untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Sebagai salah
satu agen pembangunan BUMN memiliki peran yang penting dalam
menghasilkan barang dan jasa yang diperluakan masyarakat dalam rangka
mewujudkan sebesar besarnya untuk kemakmuran masyarakat. Peran ini di masa
mendatang akan semakin meningkat. Berikut ini adalah gambaran kinerja
keuangan BUMN dari tahun 2005 s.d 2010 yang selengkapnya ditunjukan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Kinerja Keuangan BUMN tahun 2005- 2010
Tahun

Total Aset

Total Ekuitas

2005
2006
2007
2008
2009
2010

1300078
1451557
1743017
1970890
2241388
2505463

366094
413479
472649
502114
565811
601798

a

Total
Penjualan
643971
732399
825997
1085903
950975
1077709

Total Laba Bersih
26845
51352
55779
53254
87198
101233

Sumber : diolah dari Kementrian BUMN (2005 – 2010)

Berdasarkan Tabel 1 kinerja BUMN dari tahun 2005- 2010 total aset
BUMN setiap tahunnya mengalami peningkatan. Salah satu alasan dari
peningkatan aset BUMN yaitu penambahan modal yang dilakukan oleh
pemerintah setiap tahunnya. Begitu juga dengan laba bersih yang dihasilkan
BUMN walaupun mengalami kenaikan tetapi kenaikan laba bersih setiap
tahunnya tidak begitu besar. Dalam menghadapi persaingan dalam dunia usaha
suatu badan usaha harus benar benar memperhatikan hal yang sangat penting
yaitu pendanaan. Dalam kondisi tertentu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan
dananya dengan mengutamakan sumber dana yang berasal dari internal yaitu
modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam didalam
perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri dapat berasal
dari dalam perusahaan yaitu dalam bentuk keuangan yang dihasilkan oleh
perusahaan yaitu laba ditahan. Jika suatu perusahaan mengalami kekurangan
modal maka perusahaan tersebut sulit untuk melakukan kegiatan sehingga dalam
memenuhi kebutuhan dana tersebut perusahaan dapat menggunakan sumber dana
yang berasal dari luar perusahaan yaitu hutang. Beberapa BUMN sudah go public

2

dan memilih pasar modal sebagai salah satu pilihan untuk memenuhi kebutuhan
dana dan berguna dalam kegiatan pengembangan usahanya. Pasar modal adalah
merupakan salah satu alternatif
bagi perusahaan go public dalam
mengembangkan perusahaannya. Dimana tujuan utama dari kegiatan ini untuk
memperoleh tambahan permodalan dengan cara menerbitkan saham atau
mendapatkan keuntungan dari kegiatan menginvestasikan dananya dengan
membeli saham perusahaan tertentu.
Penggunaan sumber pendanaan internal dipengaruhi oleh besarnya
profitabilitas ataupun arus kas yang dimiliki dan dihasilkan oleh perusahaan.
Semakin besar profitabilitas atau arus kas yang dihasilkan suatu perusahaan, maka
dana internal yang dapat digunakan untuk pendanaan investasi menjadi semakin
besar sehingga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba juga akan
semakin besar. Tetapi saat jumlah dana internal yang dapat dihasilkan suatu
perusahaan terbatas, maka kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan
laba juga akan menjadi terbatas. Oleh karena itu dibutuhkan dana tambahan yang
berasal dari sumber pendanaan eksternal yang dapat berupa penerbitan saham
baru, penerbitan obligasi, dan pinjaman bank sebagai dana tambahan untuk
mendanai operasional perusahaan sehingga mendapatkan laba yang tinggi.
Berikut ini disajikan posisi utang BUMN periode 2009 – 2013 yang tersaji pada
Gambar 1.

Gambar 1 Posisi Utang BUMN
Sumber: Buku Statistik Utang luar negeri (2009-2013)

Gambar 1 menampilkan tentang posisi utang BUMN dari tahun 2009
sampai dengan 2013. Dari grafik 1 dapat kita lihat utang BUMN mengalami
peningkatan setiap tahunnya hal tersebut dikarenakan BUMN membutuhkan lebih
banyak dana untuk membiayai operasional perusahaan dan untuk
mengembangkan bisnisnya. Utang BUMN di dominasi oleh utang dalam bentuk
mata uang luar yaitu dollar Amerikat Serikat. Mata uang dollar dipilih karena
ketidakcukupan ketersediaan mata uang rupiah untuk membiayai proyek proyek
besar dan kapasitas untuk meminjam uang dalam negeri juga terbatas sehingga

3

BUMN lebih memilih utang ke luar negeri. Hal tersebut menyebabkan BUMN di
indonesia mengalami penurunan kinerja keuangan seperti Garuda indonesia, PT
PLN, Antam, Krakatau steel dan yang lainnya.Penurunan kinerja keuangan
tersebut dikarenakan adanya selisih kurs dan BUMN di indonesia belum
melakukan lindung nilai (BI 2013)
Peningkatan hutang akan secara langsung meningkatkan beban bunga
sehingga perusahaan harus mampu menutupi beban tersebut melalui laba operasi
yang didapatkan. Beban bunga yang besar akan mengurangi laba operasi yang ada
dan akan mengakibatkan penurunan pada laba bersih, sebaliknya jika beban bunga
kecil pengaruh terhadap laba pun kecil oleh karena itu penggunaan modal sendiri
ataupun hutang jangka panjang harus memperhatikan kondisi perusahaan, maka
penggunaan analisis terhadap modal dan pinjaman yang digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan memang diperlukan apakah menguntungkan bagi
perusahaan atau sebaliknya akan merugikan perusahaan.
Mengacu pada penjelasan di atas, penulis bermaksud menganalisa
bagaimana pengaruh modal, dan hutang jangka panjang terhadap profitabilitas
BUMN yang listing di Bursa Efek Indonesia . Adapun judul dari penelitian ini
adalah “Analisis Pengaruh hutang jangka panjang, dan modal terhadap
profitabilitas BUMN yang Go Public di BEI Periode 2008-2013”.

Rumusan Masalah
Dalam kondisi tertentu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya
dengan mengutamakan sumber dana yang berasal dari dalam, namun karena
adanya pertumbuhan perusahaan, maka mengakibatkan kebutuhan dana makin
besar, sehingga dalam memenuhi sumber dana tersebut, perusahaan dapat
menggunakan sumber dana dari luar perusahaan yaitu hutang untuk membiayai
operasional perusahaan dan meningkatkan laba perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka disusunlahrumusan masalah
penelitiansebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh modal sendiri (PR), dan hutang jangka panjang (DER)
secara parsial dan simultan terhadap profitabilitas jangka pendek (NPM)
BUMN periode 2008-2013?
2. Bagaimana pengaruh modal sendiri (PR), dan hutang jangka panjang (DER)
secara parsial dan simultan terhadap profitabilitas jangka panjang (ROA)
periode 2008-2013?
Tujuan Penelitian
1.

2.

Mengidentifikasi pengaruh modal sendiri (PR), dan hutang jangka panjang
(DER) secara parsial dan simultan terhadap profitabilitas jangka pendek
(NPM) BUMN periode 2008-2013.
Mengidentifikasi pengaruh modal sendiri (PR), dan hutang jangka panjang
(DER) secara parsial dan simultan terhadap tingkat profitabilitas jangka
panjang (ROA) BUMN periode 2008-2013.

4

Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah, maka perlu adanya batasan ruang lingkup
penelitian, yang meliputi:
1. Populasi penelitian merupakan perusahaan BUMN yang sudah Go Public.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling, yaitu pemilihan sampel atas dasar kesesuaian karakteristik
sampeldengan kriteria yang sudah ditentukan.
2. Data yang digunakan adalah data sekunder laporan keuangan perusahaan
yangdipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2013.

TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
(Darsono,Ashari, 2005). Laporan keuangan memuat informasi tentang
pelaksanaan tanggung jawab manajemen. Laporan keuangan (financial statement)
merupakan pernyataan manajemen tentang kondisi perusahaan yang diungkapkan
dalam bentuk mata uang (rupiah). Laporan keuangan adalah sepenuhnya tanggung
jawab dari manajemen yang merupakan pertanggung jawaban atas kewenangan
mengelola sumberdaya perusahaan yang diserahkan oleh pemilik. Laporan
keuangan terdiri dari: neraca,laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, dan catatan atas laporankeuangan.

Hutang Jangka Panjang
Munawir (2007) berpendapat bahwa “hutang adalah semua kewajiban
keuanganperusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini
merupakan sumberdana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”,
sedangkan dalam hal ini Hongren,et al. (2006) menyatakan bahwa “hutang
merupakan suatu kewajiban untukmemindahkan harta atau memberikan jasa di
masa yang akan datang”. Menurut Reeve (2006), hutang jangka panjang
merupakan hutang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun dan
digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan yang bersifat investasi. Hutang jangka
panjang terdiri dari : a) Hutang obligasi merupakan suatu pengakuan hutang
(dengan bunga) jangka panjang yang akan dibayar pada tanggal tertentu . b)
Hipotek merupakan peggadaian kekayaan nyata tertentu untuk mendapatkan suatu
pinjaman dengan beban bunga yang tetap. Kekayaan nyata didefinisikan sebagai
real estate, gudang dan lain lain, Jika debitur tidak mampu memenuhi kewajiban
dalam membayar utang dalam jangka waktu yang ditentukan , maka kreditur
berhak menjual barang tersebut untuk menutupi hutang debitur. c) Hutang bank
yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Sedangkan yang dimaksud dengan hutang jangka panjang meliputi
pinjaman dari bank atau sumber lain yang meminjamkan uang untuk jangka
panjang lebih dari 12 bulan, sebagai contoh , suatu perusahaan mungkin

5

meminjam uang selama 5 tahun untuk membeli peralatan atau meminjam uang
selama 25 sampai 30 tahun untuk pembelian bangunan kantor.
Modal
Modal menurut Kieso et al. Dalam buku Akuntansi Intermedite yang
diterjemahkan oleh Salim, E (2002) menyebutkan modal adalah kepentingan
residu dalam aktiva sebeuah entitas setelah dikurangi dengan kewajiban
kewajibannya. Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya.
Modal merupakan faktor yang sangat penting dala perusahaan. Perusahaan
memiliki kebutuhan modal yang berbeda beda tergantung jenis usaha yang
dijalankan. Pengertian modal menurut Brigham (2006) “modal ialah jumlah dari
utang jangka panjang, saham preferen dan ekuitas saham biasa, atau mungkin pos
pos tersebut plus utang jangka pendek yang dikenakan bunga.
Menurut Sundjaja et al (2007) dalam sylvia (2009). Modal sendiri (equity
capital) adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik
perusahaan (pemegang saham ), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham
preferen dan saham biasa) serta laba ditahan. Modal sendiri tyang berasal dari
perusahaann itu sendiri, berasal dari pengambilan bagian, peserta atau pemilik.
Modal sendiri merupakan modal dalam suatu perusahaan yang dipertaruhkan
untuk segala risiko usaha maupun risiko kerugian kerugian lainnya.Pendanaan
dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost. Keuntungan dari
memiliki saham perusahaan bagi owner adlah kontrol terhadap perusahaan.
Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham
adalah pihak pertama yang menanggung resiko perusahaan. Modal sendiri atau
ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan
atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan
untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh
tempo.
Modal sendiri diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Adapun alat
ukur yang digunakan untuk menganalisis pengaruh modal sendiri terhadap
profitabilitas menggunakan primary ratio. Menurut Munawir (2004) Primary ratio
merupakan salah satu bagian dalam Rasio Solvabilitas. Primary ratio dapat
dihitung dengan mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai.
Secara sederhana primary ratio dapat dirumuskan dengan :
PR=

quity apital
Total Asset

..................................................................................................(1)
Profitabilitas

Kasmir (2013) menyatakan profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adaah
penggunaan rasio ini menunjukan efisiensi perusahaan. Menurut Westin dan
Brighman dalam buku Manajemen Keuangan yang dialihbahasakan oleh Alfonus
Sitrait (2001) : “Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan
dan keputusan“. Berdasarkan pendapat pendapat diatas tingkat profitabilitas dapat
mengukur tingkat kinerja. Profitabilitas dapat dijadikan dasar penilaian kondisi

6
suatu perusahaan dengan menggunakan alat analisis yaitu rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan juga dari investasi.
Menurut Syamsudin (2004) ada beberapa rasio yang digunakan dalam
pengukuran profitabiltas yaitu :
a. Return on asset ( ROA )
Merupakan modal yang ditanamkan pada aktiva perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan bagi investor. Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.
Laba ersih

ROA =
.................................................................................................(2)
Total Aseet
b. Return on investment ( ROI )
Rasio ini merupakan merupakan analisis yang lazim digunakan oleh
pemimpin perusahaan untuk mengukur eferktivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan dan pengukuran kinerja perusahaan. ROI juga merupakan suatu
ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. ROI ini
merupakan alat ukur yang objektif karena perhitungannya berdasarkan data
akuntansi yang bersifat kuantitatif, komprehensif dan juga dapat diterapakan
dalam setipa divisi yang memiliki kegiatan berbeda sehingga dapat
diperbandingkan kinerjanya.
Laba ersih
ROI =
................................................................................................(3)
Total Aktiva
c. Return on equity ( ROE )
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pengembalian
investasi pemilik yaitu seberapa besar laba yang dihasilkan tiap rupiah modal
yang ditanamkan. Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengukur
pengembalian atas investasi pemegang saham. ROE ini juga mengukur tingkat
pengembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan.
Laba ersih
ROE =
.........................................................................................(4)
Rata Rata kuitas

d. Net profit Margin ( NPM )
Merupakan rasio antara laba bersih yaitu penjualan setelah dikurangi
seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan.
NPM =

Laba ersih
Penjualan

..............................................................................................(5)

e. Gross Profit Margin ( GPM )
Merupakan persentase dari laba kotor (penjualan-harga pokok penjualan)
dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba kotornya dari tipa penjualan yang
dilakukan. Dengan rasio ini akan ditentukan tingkat efisiensi berproduksi dan

7
penetapan harga jual. Semakin besar gross profit margin (GPM) maka semakin
baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini akan menunjukan bahwa harga
pokok penjualan relative lebih rendah dibandingkan dengan penjualan.
Demikian sebaliknya, semakin rendah gross profit margin (GPM), semakin
kurang baik operasi perusahaan.
GPM =

Penjualan-HPP
Penjualan

...........................................................................................(6)

f. Operating Profit Margin (OPM)
Rasio ini menggambarkan apa yang biasanya disebut „‟pure profit” yang
diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit
disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benarbenar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan menghasilkan kewajibankewajiban financial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berpa
pembayaran pajak. Seperti halnya gross profit margin maka semakin tinggi
operating profit margin akan semakin baik pula suatu perusahaan.
OPM =

Laba perasi
Penjualan

.............................................................................................(7)

Pecking Order Teory
Konsep pecking order theory merupakan konsep yang pertama kali
diuraikan oleh Gordon Donaldson pada tahun 1961 dengan penelitian yang
berjudul Corporate Debt Capacity: A Study of Corporate Debt Policy and
Determination of Corporate Debt Capacity. Pada konsep awalnya, dikemukakan
bahwa perusahaan cenderung mengutamakan (mendahulukan) pendanaan dari
sumber internal guna membayar deviden dan mendanai investasi, bila kebutuhan
dana kurang maka dipergunakan dana dari sumber eksternal sebagai
tambahannya. Pendanaan internal diperoleh dari sisa laba atau laba ditahan dan
arus kas dari penyusutan (depresiasi). Sedangkan pendanaan eksternal dilakukan
terutama dengan menerbitkan obligasi ketimbang dengan penerbitan saham baru.
Sesuai dengan hasil penelitiannya, Donaldson (1961) mengemukakan pendapat
bahwa penerbitan utang (obligasi) dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari
atau mengeliminir biaya penerbitan (floatation cost) yang melekat pada pendanaan
eksternal. Sehingga, dipilihnya penerbitan obligasi lebih utama ketimbang
penerbitan saham baru dikarenakan floatation cost untuk penerbitan obligasi lebih
kecil ketimbang penerbitan saham baru. Pecking order theory menjelaskan
mengapa perusahaan yang sangat menguntungkan pada umumnya mempunyai
hutang yang lebih sedikit. Halini terjadi bukan karena perusahaan tersebut
mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapidisebabkan karena perusahaan
memang tidakmembutuhkan dana dari pihak eksternal (Brealeydan Myer, 1995
dalam Steven dan Lina, 2011)

8
Teori Trade off Model
Trade off theory merupakan model struktur modal yang mempunyai
asumsi bahwa struktur modal perusahaan merupakan keseimbangan antara
keuntungan penggunaan hutang dengan biaya financial distress (kesulitan
keuangan) dan agency cost (biaya keagenan). Trade off theory merupakan model
yang didasarkan pada trade off (pertukaran) antara keuntungan dan kerugian
penggunaan hutang. Hutang menimbulkan beban bunga yang dapat menghemat
pajak. Beban bunga dapat dikurangkan dari pendapatan sehingga laba sebelum
pajak menjadi lebih kecil. Dengan demikian pajak juga semakin kecil.
Penggunaan hutang yang semakin besar akan mengarah pada kesulitan keuangan
atau kebangkrutan. Masalah-masalah yang berhubungan dengan kebangkrutan
kemungkinan besar akan timbul ketika sebuah perusahaan memasukkan lebih
banyak hutang dalam struktur modalnya. Perusahaan yang bangkrut akan
memiliki beban akuntansi dan hukum yang sangat tinggi dan juga mengalami
kesulitan untuk mempertahankan para pelanggan, pemasok dan karyawannya
(Brigham dan Houstan, 2006). Karena itu, biaya kebangkrutan menahan
perusahaan menggunakan hutang pada tingkat yang berlebihan.

Teori Modigliani dan Miller (M&M)
Modigliani – Miller (1958) dalam artikelnya yang berjudul “the cost
corporation Finance and the theory of investment” mengemukakan bahwa nilai
suatu perusahaan akan meningkat dengan meningkatnya DER karena adanya efek
dari corporate tax rate shield. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan pasar
sempurna dan adanya pajak, pada umumnya bunga dibayarkan akibat penggunaan
hutang dapat digunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikarenakan pajak
atau dengan kata lain bersifat tax deductible. Dengan demikian, apabila 2
perusahaan yang memperoleh laba operasi yang sama tetapi yang satu
menggunakan hutang dan membayar bunga sedangkan perusahaan yang lain
tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan
yang lebih kecil. Karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi
pemilik perusahaan, maka nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih
besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Namun pendapat
M&M yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilainya bila
menggunakan hutang sebesar-besarnya (dalam keadaan kena pajak) ini
mengandung kritik dan keberatan dari para prektisi. Keberatan tersebut
disebabkan oleh asumsi yang digunakan M&M dalam analisis mereka, yaitu pasar
modal yang sempurna. Adanya ketidak sempurnaan pasar modal menyebabkan
pemilik perusahaan ataupemegang saham mungkin keberatan untuk menggunakan
leverage yang ekstrim karena akan menurunkan nilai perusahaan. Apabila pasar
modal tidak sempurna, kemungkinan antara lain munculnya biaya kebangkrutan,
biaya keagenan atau adanya informasi asimetris.

9
Penelitian Terdahulu
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi
masalah-masalah rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses
pencapaian tujuan tersebut membutuhkan ketersediaan dana yang cukup. Dana
yang dibutuhkan oleh perusahaan bersumber dari pemilik perusahaan (modal
sendiri) dan dari pinjaman. Sumber pendanaan perusahaan menjadi fenomena
yang menarik untuk diteliti karena memiliki pengaruh terhadap resiko
perusahaan.Penelitian sebelumnya yang membahas fenomena ini ditunjukan
selengkapnya pada Tabel 2.
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
No
1

2

3

4

Judul
Analisis Struktur Modal
dan Faktor Fundamental
Perusahaan Agribisnis

Jenis dan
Penerbit
Tesis, IPB

Pengarang
Muhammad
Hendri

Tahun
2005

Analisis Hubungan antara
Struktur Modal dengan
Profitabilitas PT BRI

Skripsi,
IPB

Ratu Ayomi

2012

Analisis Pengaruh Sumber
Pendanaan Internal dn
Ekstenal terhadap
kemampuan perusahaan
keluarga berinvestasi

Tesis, UI

Utami Aria
Puteri

2011

Aalisis faktor fator yang
mempengaruhistruktur
modal pada perusahaan
jasa keuangan

Skripsi,
IPB

Heru
Hamonngan

2014

Hasil
Dari penelitian ini dapat
disimpulkam bahwa
perushaan menerapkan
proporsi pembiayaan yang
berbeda
Hasil dari penelitian ini
menunjukkan keadaan
struktur modal yang dimiliki
BRI cenderung mengalami
penurunan pada periode
2006-2009 dan kembali
membaik pada tahun 2010
dan 2011. Hal ini disebabkan
oleh keadaan perekonomian
global dan dunia sedang
mengalami krisis pada tahun
2008
Hasil
penelitian
ini
memperlihatkan
bahwa
tingkat profitabilitas dan
dividend payout ratio (DPR)
tidak memberikan pengaruh
terhadap
kemampuan
perusahaan
berinvestasi,
sedangkan arus kas memiliki
pengaruh yang positif dan
signifikan marjinal terhadap
kemampuan
perusahaan
keluarga berinvestasi, dan
tingkat leverage memiliki
pengaruh
negatif
dan
signifikan
terhadap
kemampuan perusahaan yang
dimiliki dan dikendalikan
oleh
keluarga
dalam
berinvestasi.
Hasil analisis menunjukkan
bahwa variabel ukuran
perusahaan memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur
modal. risiko bisnis, dan
pertumbuhan aktiva tidak
berpengaruh terhadap struktur
modal pada perusahaan jasa
sektor keuangan.

10

Tabel 2 menunjukan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pendanaan
dan struktur modal. masing-masing penelitian memiliki informasi yang dapat
menjadi acuan dalam penelitian ini untuk menentukan variabel-variabel
pendanaan dari dalam dan dari luar perusahaan serta hasil penelitian sebelumnya
atas pengaruh variabel-variabel pendanaan tersebut dengan tingkat profitabilitas
yang dalam penelitian ini adalah ROA dan NPM.

METODE
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini diarahkan pada tingkat profitabilitas BUMN di Indonesia
yang direpresentasikan oleh NPM untuk tingkat profitabilitas jangka pendek dan
ROA untuk tingkat profitabilitas jangka panjang .Variabel Modal
direpresentasikan dengan variabel PR. Variabel Hutang Jangka Panjang
direpresentasikan dengan variabel DER. Selanjutnya akan dilakukan analisa
mengenai pengaruh modal sendiri dan hutang jangka panjang terhadap ROA dan
NPM dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk bahan pertimbangan
investor dalam membuat antisipasi dan mengambil keputusan investasi syariah di
Bursa Efek Indonesia. Ilustrasi kerangka pemikiran atas penelitian ini
selengkapnya ditunjukan pada Gambar 2.

Gambar 2 Kerangka Pemikiran
Keterangan:

= Ruang Lingkup penelitian

11

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bursa efek Indonesia. Periode penelitian dimulai
dari april 2015 sampai dengan juli 2015.

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang dipublikasikan oleh berbagai instansi dan sudah diolah sebelumnya.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang hendak di uji kebenarannya.
(W.Guo 2010) Hipotesis dalam penelitian ini mencakup :
H01 : PR dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA BUMN
H02 : PR dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap NPM BUMN
H11 : PR dan DER berpengaruh signifikan terhadap ROA BUMN
H12: PR dan DER berpengaruh signifikan terhadap NPMBUMN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sudah go public di
Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 20 perusahaan. Teknik sampling adalah
merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling, yaitu sampel yang
dipilih berdasarkan kriteria tertentu. (Ghazali 2014) Sehingga sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah representasi dari populasi sampel yang ada.
Kriteria dalam pengambilan sampel tersebut adalah:
1. Perusahaan BUMN yang Go Public di BEI.
2. Perusahaan BUMN dengan laporan keuangan lengkap periode 2008-2013
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan. Namun setelah
dilakukan purposive sampling berdasarkan kriteria di atas hanya diperoleh 14
perusahaan yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini yang ditunjukkan
selengkapnya pada Tabel 3.

12
Tabel 3. Proses Penentuan Sampel
No
Keterangan
1
Perusahaan BUMN yang Go Public
Perusahaan yang tidak memenuhi
2
kriteria 2
Jumlah sampel yang digunakan

JumlahPerusahaan
20
-6
14

Berdasarkan Tabel 3 dari 20 perusahaan yang menjadi populasi dalam
penelitian ini hanya 14 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian.
Berikut ini merupakan data perusahaan yang menjadi sampel penelitian yang
ditunjukkan pada Tabel 4 dan Tabel 5:
Tabel 4. Data perusahaan sampel bukan bank
No.
Kode
Nama Perusahaan
1
SMGR
Semen Indonesia
2
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam
3
JSMR
Jasa Marga
4
PGAS
Perusahaan Gas Negara
5
KAEF
Kimia Farma
6
INAF
Indofarma
7
ADHI
Adhi Karya
8
TINS
Timah
9
TLKM
Telkom
10
ANTM
Antam
11
WIKA
Wijaya Karya
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2015)

Tabel 5. Data Perusahaan sampel bank
No

Kode

Nama Perusahaan

1
2
3

BBRI
BBNI
BMRI

Bank Rakyat Indonesia
Bank Negara Indonesia
Bank Mandiri

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2015)

Tabel 4 dan 5 menunjukkan perusahaan perusahaan BUMN yang Go
Public yang masuk kedalam sampel penelitian.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan
perusahaan BUMN yang Go Public di Bursa Efek Indonesia yang meliputi modal,
hutang jangka panjang, NPM dan ROA perusahaan selama tahun 2008 sampai
dengan 2013. Secara umum dalam penelitian ini data pendanaan internal,

13
eksternal dan profitabilitas selengkapnya terlampir pada Lampiran 1.
Definisioperasional yang dipakai dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Laporan keuangan adalah neraca Bank BRI (BBRI), Semen indonesia (SMGR),
Bank Mandiri (BMRI), Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Bank BNI
(BBNI), Jasa Marga (JSMR), Indofarma (INAF), kimia farma (KAEF), Timah
(TINS), Adhi Karya (ADHI), Telkom (TLKM), Aneka Tambang (ANTAM),
Waskita Karya (WSKT) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang terdiri dari
modal, hutang jangkapanjang, dan profitabilitas mulai tahun 2008-2013
2. Modal adalah modal saham dan laba yang ditahan milik Bank BRI (BBRI),
Semen indonesia (SMGR), Bank Mandiri (BMRI), Tambang Batubara Bukit
Asam (PTBA), Bank BNI (BBNI), Jasa Marga (JSMR), Indofarma (INAF), kimia
farma (KAEF), Timah (TINS), Adhi Karya (ADHI), Telkom (TLKM), Aneka
Tambang (ANTAM), Waskita Karya (WSKT) dan Perusahaan Gas Negara
(PGAS) yang tidak dibagi kepada pemilik saham, mulai tahun 2010-2013 yang
diukur dengan primary ratio.
3. Hutang jangka panjang adalah kewajibanBank BRI (BBRI), Semen indonesia
(SMGR), Bank Mandiri (BMRI), Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Bank
BNI (BBNI), Jasa Marga (JSMR), Indofarma (INAF), kimia farma (KAEF),
Timah (TINS), Adhi Karya (ADHI), Telkom (TLKM), Aneka Tambang
(ANTAM), Waskita Karya (WSKT) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS) berupa
hutang obligasi, hutangpajak, hutang hipotek, kredit investasi, dan hutang bank
yang dilunasi dalam jangkawaktu lebih dari satu tahun, mulai tahun 2010-2013
yang dinyatakan dalam DER.
4. Tingkat Profitabilitas Perusahaan digunakan untuk melihat bagaimana
pengaruh hutang jangka panjang dan moda sendiri yang dinyatakan dalam ROA
untuk melihat keuntungan dalam jangka panjang dan NPM untuk melihat
keuntungan jangka pendekBank BRI (BBRI), Semen indonesia (SMGR), Bank
Mandiri (BMRI), Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), Bank BNI (BBNI),
Jasa Marga (JSMR), Indofarma (INAF), kimia farma (KAEF), Timah (TINS),
Adhi Karya (ADHI), Telkom (TLKM), Aneka Tambang (ANTAM), Waskita
Karya (WSKT) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS)

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda, namun sebelum melakukan analisis utama terlebih dahulu dilakukan
analisis pendahuluan yaitu uji asumsi klasik.
A. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengidentifikasi apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila data tidak berdistribusi normal
artinya data yang digunakan tidak valid dan bias. Menurut Ghozali (2012) “ada
dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis dan uji statistik”. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
statistik dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov.

14
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengidentifikasi apakah data yang
akan digunakan dalam penelitian terbebas dari ketidaksamaan varian atas residual
pada data penelitian. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan
pada scatter plot, titik-titik pada pada grafik menyebar maka data yang di uji
terbebas dari heteroskedastisitas, namun apabila titik-titik tersebut membentuk
pola dan tidak tersebar maka data yang di uji terindikasi heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk memastikan bahwa data yang digunakan
terbebas dari error yang saling terkait dengan error yang lainnya, dimana antar
variabel independen dalam model regresi tidak boleh memiliki korelasi satu sama
lainnya. Pengujian autokorelasi data penelitian ini akan menggunakan uji durbin
watson (DW). dimana suatu model regresi dikatakan layak apabila terbebas dari
uji heteroskedastisitas dan uji asumsi klasik lainnya dengan nilai DW antara du
dan 4-du.
4. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengidentifikasi apakah terdapat
hubungan yang linier antar variabel independen. Metode yang digunakan untuk
pengujian ini dilakukan dengan mengidentifikasi nilai VIF.
B. Uji Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh
beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Secara matematis
persamaan regresi linier berganda dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y 1= a + b1 X1 + b2 X2+ e.........................................................................................(6)
Y 2= a + b1 X1 + b2 X2+ e.........................................................................................(7)
Keterangan :
Y2 = NPM
X1 D R
X2 PR
a Konstanta
ariabel Regresi
e error
C. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan cara untuk menguji kebenaran dugaan. Menurut
Nachrowi dan Usman (2006) Uji hipotesis ini berguna untuk memeriksa atau
menguji apakah koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Uji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Uji t Statistik
Uji t statistik digunakan untuk menjawab hipotesis yang menunjukan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dengan
cara membandingkan t hitung dengan t tabel.
2. Uji F Statistik

15
Uji F statistik merupakan metode yang digunakan untuk menguji hipotesis
yang menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
secara simultan. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan F
hitung dengan F tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran utang dan modal BUMN yang Go Public di Indonesia
Badan Usaha Milik Negara dapat diartikan sebagai unit bisnis milik rakyat
yang dikelola untuk kepentingan rakyat oleh pemerintah, dikarenakan rakyat
mempunyai keterbatasan sumber daya untuk mengelola dan mengusahakannya.
Dalam hal ini pemerintah bukan sebagai pemilik BUMN sehingga keputusan
pemerintah mengenai perusahaan BUMN harus diketahui dan disetujui oleh
rakyat banyak. Sesuai dengan pasal 33 UUD RI 1945 ayat 2 dan 3.Sampai dengan
tahun 2015 terdapat 20 BUMN yang sudah Go Public di BEI diantara 20
perusahaan tersebut hanya 14 perusahaan yang dapat dijadikan sampel dalam
penelitian ini yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Perusahaan yang
dijadikan sampel yaitu:
BBRI, SMGR, BMRI, PTBA, BBNI, JSMR,
PGAS,KAEF, INAF, ADHI, TINS, TLKM, ANTM, WIKA. Dari data keuangan
yang diperoleh dari BEI, diketahui data keuangan perusahaan ditunjukkan pada
Tabel 6.
Tabel 6. Utang jangka panjang perusahaan BUMN bukan bank (dalam jutaan rupiah)
Perusahaan
SMGR
PTBA
JSMR
PGAS
KAEF
INAF
ADHI
TINS
TLKM
ANTM
a

2010
3.423.246
2.281.451
10.592.663
16.986.477
567.310
429.313
4.059.941
1.648.033
43.343.684
2.635.339

2011
5.046.506.
3.342.102
12.191.853
13.791.734
543.257
422.690
5.122.586
1.972.012
42.073.000
4.429.192

2012
8.414.229
4.223.812
14.965.766
15.021.091
541.737
505.708
6.691.155
1.542.807
44.391.000
6.876.225

2013
8.922.908
4.125.586
17.499.365
20.073.088
643.493
538.517
8.172.499
2.991.184
50.527.000
9.071.630

2014
8.559.401
4.376.305
18.772.027
35.928.465
847.585
703.717
8.227.789
3.047.247
55.166.000
8.664.673

Rata-rata
6.873.258
3.669.851
11.053.684
20.360.171
526.561
443.905
6.454.794
2.240.257
47.100.137
6.335.412

Sumber : diolah dari Bursa Efek Jakarta (2010– 2014)

Seperti yang kita lihat dari Tabel 6 Perusahaan Perusahaan BUMN bukan bank
mempunyai utang jangka panjang yang meningkat setiap tahunnya. Perusahaan
BUMN yang bergerak dalam bidang konstruksi seperti Jasa Marga mempunyai
utang jangka panjang yang digunakan untuk mendanai pembangunan
pembangunan tol yang ada di indonesia salah satunya melalui penerbitan obligasi.
Dalam Catatan atas laporan keuangan PT Jasa Marga Tbk dapat dilihat obligasi
obligasi yang diterbitkan antara lain obligasi Jasa Marga XIII Seri R, obligasi jasa
marga XII seri q, obligasi jasa marga XI Seri P, Obligasi Jasa Marga X seri O,
Obligasi jasa marga JORR I dan JORR II. Obligasi tersebut digunakan untuk

16
membiayai pembangunan jalan tol. Seperti obligasi jasa marga JORR I dan II.
BUMN yang bergerak dalam bidang kosntruksi lainnya yaitu PT Adhi karya yang
juga mempunyai utang jangka panjang yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Obligasi yang dimiliki oleh PT Adhi karya dalam catatan atas laporan keuangan di
jelaskan digunakan untuk pengembangan usaha dan investasi di bidang usaha
properti oleh Perusahaan yang akan digunakan untuk pembangunan hotel atau
perkantoran dan infrastruktur di kawasan Jabodetabek, pembangunan properti
multiguna (mixed use) dikawasan jabodetabek atau real estate dan pusat
perbelanjaan (mal) di Propinsi Riau dan kawasan Jabodetabek. Selain Jasa Marga
dan Adhi Karya, Telkom merupakan BUMN dengan tingkat utang yang tinggi.
Dana yang diperoleh PT Telkom dari hasil penawaran umum obligasi setelah
dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan untuk meningkatkan
belanja modal yang meliputi: wave broadband (pita lebar, softswitching, datakom,
teknologi informasi dan lainnya), infrastruktur (backbone, metro network,
regional metro junction, internet protocol, dan system satelit) dan optimisasi
legacy dan fasilitas penunjang (fixed wireline dan wireless).
Perusahaan dengan nilai utang baik jangka panjang maupun jangka pendek
yang tinggi, akan mempengaruhi risiko keuangannya. Semakin tinggi tingkat
utangnya, maka akan semakin tinggi risiko keuangannya (bangkrut). Selain
obligasi, pinjaman bank yang lebih dari 1 tahun juga menjadi sumber pendanaan
bagi perusahaan. Sumber pendanaan tersebut dikenal dengan kredit modal kerja.
Benefit yang diperoleh dari penggunaan pinjaman bank sebagai dana tambahan
sangat menarik bagi perusahaan sehingga dalam melakukan investasi perusahaan
cenderung menggunakan pinjaman dalam jumlah yang cukup besar. Hal inilah
yang menjadi pemicu terlalu tingginya rasio pinjaman (leverage) yang dilakukan
oleh suatu perusahaan. Rasio pinjaman (leverage ratio) merupakan ukuran
mengenai besarnya pinjaman terhadap total aset yang dimiliki perusahaan
(Hulster, 2009). Penggunaan utang yang berlebihan atau terlalu besar akan
berdampak negatif bagi perusahaan terutama saat terjadi resesi ekonomi. Saat
resesi ekonomi terjadi, pemerintah akan berusaha mengembalikan kondisi
keuangan menjadi lebih stabil dengan meningkatkan tingkat bunga pinjaman.
Kenaikan tingkat bunga pinjaman akan berdampak buruk bagi perusahaan yang
memiliki tingkat leverage yang besar karena biaya pinjaman yang mereka
keluarkan akan menjadi jauh lebih besar dari yang sebelumnya sedangkan tingkat
profitabilitas perusahaan tidak mengalami kenaikan yang sejalan dengan kenaikan
bunga pinjaman tersebut. Selain itu, dengan menggunakan utang sebagai sumber
pendanaan secara berlebihan akan berdampak buruk bagi pertumbuhan suatu
perusahaan.
Berbeda dengan BUMN yang bergerak dalam bidang non bank maka BUMN
yang bergerak dalam bidang keuangan atau Bank tercatat mempunyai tingkat
utang yang jauh lebih tinggi dikarenakan simpanan simpanan nasabah di
kategorikan dalam total liabilitas dalam laporan keuangan yang dimuat di
BursaEfek. Ilustrasi tersebut tersedia dalam tabel 7.

17
Tabel 7. Utang Bank BUMN
Ekuitas

a

Rata-rata

BBRI

2010
36.673.110

2011
49.820.329

2012
64.881.779

2013
79.327.422

2014
85.048.239

63.150.176

BBNI

33.119.626

37.843.024

43.525.291

47.683.505

55.542.545

43.542.798

BMRI

41.542.808

62.654.408

76.532.865

88.790.569

93.960.319

72.696.194

Sumber : diolah dari Bursa Efek Jakarta (2010– 2014)

Dalam Tabel 7 terlihat utang utang Bank BUMN mengalami kenaikan setiap
tahunnya yang termasuk dalam liabilitas BUMN yaitu: simpanan nasabah,
simpanan di bank lain, liabilitas derivatif , liabilitas akseptasi, efek efek yang
diterbitkan, pinjaman yang diterima , dan pinjaman subordinasi. Seperti pada
Bank Mandiri utang jangka panjang yang ada pada bank mandiri terdiri dari
pinjaman subordinasi dari Nordic Investment Bank yang digunakan untuk
mengembangkan dan membiayai proyek investasi prioritas utama di indonesia,
ASEAN Japan Development Fund - Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF
- OECF) merupakan fasilitas kredit dari ASEAN Japan Development Fund Overseas Economic Cooperation Fund (AJDF - OECF) untuk membiayai
beberapa proyek di Indonesia. Selain itu terdapat Obligasi Subordinasi Rupiah
Bank Mandiri I Tahun 2009 yang digunakan untuk Untuk memperkuat struktur
permodalan serta mendukung ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha.
Selain Bank Mandiri, Bank BRI juga mempunyai obligasi untuk mendanai
kegiatan operasionalnya seperti Obligasi Subordinasi II yang nantinya akan
digunakan untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati hatian. Selain
obligasi Bank BRI juga mempunyai Two Step Loan dalam mata uang rupiah yang
merupakan pinjaman dari pemerintah yang dananya berasal dari Asian
Development Bank (ADB), International Bank For Reconstruction and
Development (IBRD), International Fund for Agricultural Development (IFAD)
dan Islamic Development Bank. Begitu juga dengan Bank BNI. BNI mempunyai
beberapa obligasi salah satunya Obligasi BNI yang diterbitkan pada tanggal 27
April 2012, BNI, melalui BNI Cabang London, menerbitkan surat utang dengan
jumlah nilai nominal USD 500 juta yang akan jatuh tempo pada tanggal 27 April
2017 Surat utang dikeluarkan pada harga 98,89% setara dengan USD494,4 juta
dan terdaftar pada Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGXST). Dari
jumlah yang diterima sebesar USD494,4 juta tersebut, sebesar USD400 ribu
digunakan sebagai biaya penerbitan surat utang. Penerimaan bersih dari
penerbitan surat utang tersebut akan digunakan oleh Bank sebagai tambahan
sumber pendanaan untuk cabangcabang luar negeri Bank. Selain mempunyai
obligasi PT Bank BNI juga mendapat Kredit likuiditas untuk kredit koperasi
primer kepada anggotanya. fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Indonesia ini
ditujukan untuk debitur BNI sehubungan dengan program kredit Pemerintah
untuk pinjaman investasi usaha kecil, pinjaman modal kerja dan pinjaman
pengusaha kecil. Dapat kita simpulkan rata rata utang jangka panjang yang
dimiliki oleh bank bank BUMN fokus untuk membiayai kredit kredit untuk
nasabahnya baik itu nasabah untuk usaha kecil dan menengah maupun nasabah
korporasi. Hal tersebut sesuai dengan fungsi bank sebagai Bank adalah lembaga
intermediasi yaitu: lembaga perantara antara yang kelebihan dana dan yang
membutuhkan dana.
Satu indikator lainnya yang menjadi tolak ukur bagi investor untuk

18
berinvestasi di suatu perusahaan adaah modal karena modal mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk mengcover hutang yang dimiliki dan
menggambarkan likuiditas perusahaan itu sendiri. Perusahaan memperoleh dana
untuk menjalankan operasional bisnisnya dari utang dari pihak eksternal dan juga
dengan modal sendiri atau biasa kita sebut laba ditahan.. Modal perusahaan
diperhatikan oleh investor untuk meyakinkan bahwa perusahaan mampu
memenuhi kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Modal
sendiri, seperti halnya aset menjadi jaminan tersendiri bagi perusahaan untuk
mendapatkan kepercayaan investor. Dibawah ini disajikan tabel kondisi modal
(ekuitas) BUMN yang menjadi sampel penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 8:

Tabel 8.Ekuitas perusahaan
Ekuitas
BBRI
SMGR
BMRI
PTBA
BBNI
JSMR
PGAS
KAEF
INAF
ADHI
TINS
TLKM
ANTM
a

2010
36.673.110
12.006.439
41.542.808
6.366.736
33.119.626
7.740.014
13.868.573
995.315
298.720
861.113
4.202.766
44.418.742
9.583.550

2011
49.820.329
14.615.097
62.654.408
8.165.002
37.843.024
9.240.280
17.184.712
1.114.029
311.267
990.368
4.597.795
60.981.000
10.772.044

(dalam jutaan rupiah)
2012
64.881.779
18.164.855
76.532.865
8.505.169
43.525.291
9.787.786
22.770.838
1.252.506
609.194
1.180.919
4..558.200
66.978.000
12.832.316

2013
79.327.422
21.803.976
88.790.569
7.551.596
47.683.505
10.866.980
33.463.069
1.437.066
650.102
1.548.463
4.892.111
77.424.000
12.793.488

2014
85.048.239
22.200.483
93.960.319
7.721.899
55.542.545
11.101.772
31.119.987
1.624.355
590.793
1.485.648
4.797.484
74.994.000
12.062.670

Rata-rata
63.150.176
17.758.170
72.696.194
7.662.050
43.542.798
9.747.366
23.681.441
1.084.642
492.015
1.213.302
4.609.671
64.959.148
11.608.814

Sumber : diolah dari Bursa Efek Jakarta (2010– 2014)

Dari Tabel 8 diketahui bahwa PT Bank Mandiri adalah perusahaan yang
memiliki modal internal tertinggi yaitu sebesar Rp 72.696.194 (juta).

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hutang Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

69 357 75

Analisa strategi koperasi pondok pesantren dalam pemberdayaan ekonomi rakyat : studi pada koperasi pondok pesantren al-ikhlas subang jawa barat

0 4 74

Analisis Pengaruh Tingkat Keuntungan, Belanja Modal dan Perubahan Modal Terhadap Instrumen Hutang Jangka Panjang

0 5 13

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP HUTANG JANGKA PANJANG PADA Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Hutang Jangka Panjang Pada Perusahaan-Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di B

0 2 16

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP HUTANG JANGKA PANJANG PADA Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Hutang Jangka Panjang Pada Perusahaan-Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bur

0 2 14

PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG TERHADAP

1 5 10

HUTANG JANGKA PANJANG pada perusahaan

0 1 7

PENGARUH BIAYA PRODUKSI, HUTANG JANGKA PENDEK DAN HUTANG JANGKA PANJANG TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013

0 0 15

PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 5 10

PENGARUH HUTANG JANGKA PANJANG, HUTANG JANGKA PENDEK DAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT CAKRAWALA CITRAMEGA MULTIFINANCE PERIODE 2013-2017 - Repositori Universitas Kristen Indonesia

3 2 14