Hubungan Gaya Hidup dan Pengetahuan Gizi terhadap Kebiasaan Makan Remaja di Pedesaan dan Perkotaan

HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN PENGETAHUAN GIZI
DENGAN KEBIASAAN MAKAN REMAJA SMA
DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN

KSATRIADI WIDYA DWINUGRAHA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Gaya Hidup
dan Pengetahuan Gizi dengan Kebiasaan Makan Remaja SMA di Pedesaan dan
Perkotaan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014

Ksatriadi Widya Dwinugraha
NIM. I14080042

ii

ABSTRAK
Ksatriadi Widya Dwinugraha. Hubungan Gaya Hidup dan Pengetahuan Gizi
dengan Kebiasaan Makan Remaja SMA di Pedesaan dan Perkotaan. Dibimbing
oleh Hadi Riyadi.
Penelitian bertujuan mempelajari hubungan antara gaya hidup dan
pengetahuan gizi dengan kebiasaan makan remaja SMA kemudian melihat
perbedaan antara remaja SMA di desa dan kota. Desain penelitian adalah cross
sectional study. Contoh adalah remaja kelas X di SMA Negeri 109 Jakarta Selatan
dan SMK Giri Taruna Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan contoh
menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah contoh sebanyak
110 orang. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi kebiasaan merokok
semakin rendah kebiasaan jajan, semakin tinggi waktu penggunaan internet

semakin tinggi jumlah air yang diminum contoh, dan semakin tinggi pengetahuan
gizi contoh semakin rendah frekuensi makan serta jumlah air yang diminum.
Kata kunci: kebiasaan makan, kebiasaan merokok, pengetahuan gizi,
penggunaan internet, remaja
ABSTRACT
Ksatriadi Widya Dwinugraha. Relationship of lifestyle and nutritional
knowledge with food habit among high school adolescent in urban and rural.
Supervised by Hadi Riyadi.
The objective of this research was to study correlation between life styles
and nutrition knowledge with eating habit of rural and urban adolescent. Research
design was cross sectional study.Samples were selected from adolescent of Senior
High School of 10th grader at SMA Negeri 109 Jakarta Selatan and SMK Giri
Taruna Jasinga, Kabupaten Bogor. Sampling was done using Simple Random
Sampling. The sample consisted of 110 students. The results that the higher the
smoking habit the lower the habit of buying street or junk food, the higher internet
usage the higher the water consumption, and the higher the nutrition knowledge
the lower the eating frequency and the water consumption.
Keywords: adolescent, smoking habit, internet usage, nutrition knowledge,
eating habit


iii

HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN PENGETAHUAN GIZI
DENGAN KEBIASAAN MAKAN REMAJA SMA DI
PEDESAAN DAN PERKOTAAN

KSATRIADI WIDYA DWINUGRAHA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
Dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


iv
Judul
Nama
NIM

: Hubungan Gaya Hidup dan Pengetahuan Gizi terhadap Kebiasaan
Makan Remaja di Pedesaan dan Perkotaan
: Ksatriadi Widya Dwinugraha
: I14080042

Disetujui oleh

Dr Ir Hadi Riyadi, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

v

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang berjudul
―Hubungan Gaya Hidup dan Pengetahuan Gizi dengan Kebiasaan Makan Remaja
SMA di Pedesaan dan Perkotaan‖. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat bagi
penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Mayor Ilmu Gizi, Departemen
Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
banyak pihak. Oleh karena itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pembimbing akademik sekaligus
pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan banyak
masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama menempuh mata
kuliah serta penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani M.Sc yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk menjadi bagian dari penelitian payung yang berjudul
―Lifestyle and Nutrition Aspects of Rural and Urban Adolescents‖.

3. Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji
yang telah memberikan koreksi demi perbaikan skripsi.
4. Kepala sekolah dan staf guru di SMA Negeri 109 Jakarta Selatan dan
SMK Giri Taruna Jasinga, Kabupaten Bogor yang telah memberikan izin
meneliti dan menerima penulis dengan baik selama pengambilan data.
5. Bapak dan ibu yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, dorongan,
serta semangat tiada henti kepada penulis. Kakakku Karina Rahmadia
Ekawidyani yang selalu mendukung serta memberi masukan dalam
penyelesaian skripsi ini. Adikku Liberty Trirahmadika Widyakusuma yang
juga senantiasa memberikan dukungan serta keceriaan kepada penulis.
6. Teman-teman Gizi Masyarakat angkatan 45 dan 46.
7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala
bantuan dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.
Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan penyusunan karya
ilmiah. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Ksatriadi Widya Dwinugraha


vi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian


2

Tujuan Umum

2

TujuanKhusus

2

Hipotesis

2

Kegunaan

2

KERANGKA PEMIKIRAN


3

METODE PENELITIAN

3

Desain, Tempat, dan Waktu

4

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

4

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

5

Pengolahan dan Analisis Data


5

Definisi Operasional

6

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Contoh

8
8

Usia

8

Jenis Kelamin

9


Uang Saku

9

Karakteristik Keluarga
Besar Keluarga

9
9

Pendapatan Orang Tua

10

Pekerjaan Orang Tua

11

Pengetahuan Gizi

11

Gaya Hidup

12

Merokok

12

Konsumsi Alkohol

14

Penggunaan Internet

15

Kebiasaan Makan

18

Hubungan antar Variabel

21

Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kebiasaan Makan

21

vii
Hubungan Penggunaan Internet dengan Kebiasaan Makan

21

Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Kebiasaan Makan

22

SIMPULAN DAN SARAN

22

Simpulan

22

Saran

23

DAFTAR PUSTAKA

24

DAFTAR TABEL
Tabel 1

Data peubah dan cara pengumpulan data

5

Tabel 2

Sebaran karakteristik contoh

8

Tabel 3

Sebaran karakteristik keluarga contoh

10

Tabel 4

Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi

12

Tabel 5

Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan merokok

13

Tabel 6

Sebaran contoh berdasarkan konsumsi alkohol

15

Tabel 7

Sebaran contoh berdasarkan penggunaan internet

16

Tabel 8

Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan makan

19

Tabel 9

Hasil uji korelasi Spearman antara merokok dengan kebiasaan
makan

21

Tabel 10 Hasil uji korelasi Spearman antara penggunaan internet dengan
kebiasaan makan

21

Tabel 11 Hasil uji korelasi Spearman antara pengetahuan gizi dengan
kebiasaan makan

22

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan gaya hidup dan pengetahuan gizi
dengan kebiasaan makan contoh

3

Gambar 2 Cara penarikan contoh

4

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebiasaan makan seseorang merupakan hal yang penting, karena
kelebihan atau kekurangan dalam hal makan akan membahayakan status gizinya.
Status gizi seseorang merupakan keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh faktor
langsung, seperti konsumsi pangan dan adanya penyakit infeksi, serta faktor tak
langsung, seperti faktor fisiologis, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi
(Tarwoto et al. 2010). Gangguan kesehatan dapat terjadi apabila seseorang
mengalami kelebihan atau kekurangan zat gizi (malnutrition) akibat pola makan
tidak seimbang (Khomsan 2004).
Ketika seorang anak memasuki masa remaja, banyak yang kemudian
mulai terlibat dalam perilaku yang berisiko terhadap kesehatannya. Terdapat 6
tipe perilaku yang berisiko terhadap kesehatan remaja tersebut, yaitu kurang
aktivitas fisik, kebiasaan makan yang buruk, merokok, minum alkohol, perilaku
yang mengarah pada seksualitas dan kekerasan, yang semuanya dapat menjadi
penyebab terjadinya kematian dan kecacatan (Escobar &Anderson 2008).
Kelompok rentan gizi merupakan kelompok dalam masyarakat yang
paling mudah terganggu kesehatannya akibat kekurangan gizi. Keadaan rentan
gizi sering dialami oleh remaja SMA karena mereka sedang mengalami
pertumbuhan cepat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang lebih banyak
dibandingkan kelompok usia lain (Khomsan 2009). Behrman et al. (2004)
mengkategorikan remaja sekolah menengah atas (SMA) yang berada pada kisaran
usia 16 sampai dengan20 tahun sebagai remaja tingkat akhir (late adolescence)
yang sedang mengalami masa peralihan baik secara fisik, psikis, maupun sosial
dari masa remaja menuju dewasa. Hal ini menyebabkan munculnya gaya hidup
(life style) tertentu di kalangan remaja SMA.
Gaya hidup dapat diidentikkan dengan suatu ekspresi dan simbol untuk
menampakkan identitas diri atau identitas kelompok. Seorang remaja yang mudah
terpengaruh oleh teman (peer group) akan kehilangan identitas sosial, sehingga
dapat berisiko terhadap masalah kesehatannya (McMurray 2003). Bereksperimen
dengan alkohol atau rokok merupakan hal yang paling sering ditemukan selama
masa remaja. Kebiasaan merokok dan/atau konsumsi alkohol di kalangan remaja
SMA sangat berkaitan dengan krisis aspek psikososial, yaitu masa ketika seorang
remaja sedang mencari identitas dirinya.
Lebih lanjut, besarnya keingintahuan remaja terutama mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan lingkungannya menyebabkan remaja selalu berusaha
mencari tahu lebih banyak mengenai informasi yang diinginkannya. Arus
globalisasi telah menghilangkan batas-batas budaya lokal, daerah, maupun
nasional karena semakin mudah dan cepatnya informasi diperoleh melalui
perantara media massa seperti internet. Beragam akses terhadap informasi dan
hiburan dari berbagai penjuru dunia dapat dilakukan melalui internet, sehingga
disebutkan dapat menembus batas dimensi kehidupan penggunanya, waktu, dan
bahkan ruang (Nafisse et al. 2013).

2
Peneliti ilmu sosial dan kesehatan menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara eksposur berlebihan terhadap media dengan perilaku yang berisiko
terhadap kesehatan remaja (Escobar & Anderson 2008). Seperti diketahui remaja
menjadi target mudah bagi pasar komersial di internet, karena cenderung mudah
terpengaruh tanpa mempertimbangkan terlebih dulu efek positif atau negatif yang
akan diterima saat mengakses aktivitas internet tertentu (Montgomery 2000). Oleh
karena itu, peneliti ingin mengetahui hubungan antara gaya hidup (penggunaan
internet, merokok, dan konsumsi alkohol) dan pengetahuan gizi dengan kebiasaan
makan remaja SMA.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara gaya hidup
(merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan internet) dan pengetahuan gizi
dengan kebiasaan makan remaja SMA kemudian melihat perbedaan antara remaja
SMA di kota dan desa.
TujuanKhusus
1. Mengetahui karakteristik contoh meliputi usia, jenis kelamin, dan uang
saku.
2. Mengetahui karakteristik keluarga contoh berupa besar keluarga,
pendapatan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
3. Mengkaji dan membandingkan pengetahuan gizi contoh di kota dan di
desa.
4. Mengkaji dan membandingkan gaya hidup contoh (meliputi merokok,
konsumsi alkohol, dan penggunaan internet) di kota dan di desa.
5. Mengkaji dan membandingkan kebiasaan makan contoh di kota dan di
desa.
6. Mengetahui hubungan antara gaya hidup dan pengetahuan gizi dengan
kebiasaan makan contoh.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan gizi
dan gaya hidup (meliputi merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan internet)
dengan kebiasaan makan remaja SMA.
Kegunaan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi
(awareness) kepada orang tua, pendidik, dan petugas kesehatan masyarakat
tentang bagaimana penggunaan internet, kebiasan merokok, dan konsumsi alkohol
berkontribusi terhadap kebiasaan makan remaja SMA yang pada akhirnya akan
mempengaruhi status gizi dan kesehatan remaja SMA.

3

KERANGKA PEMIKIRAN
Remaja adalah mereka yang berusia 10 sampai dengan 20 tahun yang
ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh,
psikologi, dan aspek fungsional. Masa remaja adalah salah satu tahap yang paling
dinamik dalam perkembangan manusia, karena merupakan transisi antara masa
kanak-kanak ke kehidupan orang dewasa. Hal yang paling terlihat dari remaja,
selain perubahan bentuk dan ukuran tubuh adalah perubahan gaya hidup.

-

Karakteristik Contoh
- Usia
- Jenis Kelamin
- Uang saku

Pengetahuan Gizi
-

-

-

Karakteristik Keluarga
- Besar Keluarga
- Pendapatan orangtua
- Pekerjaan orangtua

Gaya Hidup
- Penggunaan internet
- Merokok
- Konsumsi alkohol

Ketersediaan makanan
-

Kebiasaan Makan

Status Gizi
Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan gaya hidup dan pengetahuan gizi
dengan kebiasaan makan contoh
Keterangan:
:

: Peubah yang diteliti
: Peubah yang tidak diteliti
: Hubungan yang diteliti
: Hubungan yang tidak diteliti

Gaya hidup dapat didefinisikan sebagai pola hidup seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
―keseluruhan diri seseorang‖ dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Karakteristik seseorang berupa usia, jenis kelamin, dan uang saku akan
mempengaruhi gaya hidup, begitu juga karakteristik keluarga berupa besar
keluarga, pendapatan orang tua, dan pekerjaan orang tua.

4
Gaya hidup yang terbentuk dalam diri seseorang akan mempengaruhi
kebiasaan makan. Selain dipengaruhi oleh gaya hidup, pengetahuan gizi dan
ketersediaan makanan juga ikut memberikan pengaruh terhadap kebiasaan makan.
Kebiasaan makan yang berlangsung terus menerus inilah yang nantinya akan
mempengaruhi status gizi seseorang. Bagan kerangka hubungan pengetahuan gizi
dan gaya hidup dengan kebiasaan makan contoh dapat dilihat pada Gambar 1.

METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul
―Lifestyle and Nutrition Aspects of Rural and Urban Adolescents‖ (Dwiriani et al.
2012). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
sectional study, yaitu mempelajari hubungan pengetahuan gizi dan gaya hidup
terhadap kebiasaan makan anak SMA di kota dan di desa dengan cara mengamati
gaya hidup yang biasa dilakukan pada individu dari suatu populasi secara
bersamaan dalam satu waktu. Lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 109
Jakarta Selatan dan SMK Giri Taruna Jasinga, Kabupaten Bogor. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2013.
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Contoh yang digunakan dalam penelitian adalah contoh yang memenuhi
kriteria inklusi, yaitu remaja kelas X, dapat berkomunikasi dengan baik, dan
bersedia diwawancarai sebagai responden. Remaja yang telah memenuhi kriteria
kemudian diambil dengan menggunakan metode simple random sampling, yaitu
pengambilan sampel secara acak. Jumlah contoh yang diambil dalam penelitian
ini adalah sebanyak 110 orang yang terdiri dari 27 remaja putra dan 28 remaja
putri SMA Negeri 109 Jakarta Selatan dan 25 remaja putra dan 30 remaja putri
SMK Giri Taruna Jasinga. SMA Negeri 109 Jakarta Selatan mewakili SMA kota
dan SMK Giri Taruna Jasinga mewakili SMA desa. Teknik penarikan contoh
disajikan pada Gambar 2.
Sekolah Menengah Atas
(SMA)

SMAN109 Jakarta Selatan

SMK Giri Taruna
Jasinga

25 Remaja Putra
25 Remaja Putri

25 Remaja Putra
25 Remaja Putri

Gambar 2 Cara penarikan contoh

5
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer (Tabel
1). Data primer meliputi peubah-peubah yang akan diteliti, yaitu: 1) Karakteristik
contoh, berupa usia, jenis kelamin, serta uang saku; 2) Karakteristik keluarga,
meliputi besar keluarga, pendapatan orangtua, dan pekerjaan orangtua; 3) Gaya
hidup, meliputi penggunaan internet, merokok, dan konsumsi alkohol; 4)
Pengetahuan gizi; 5) Kebiasaan makan. Tipe data, peubah, dan metode
pengumpulan disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Data peubah dan cara pengumpulan data
No

Peubah

Indikator

1.

Karakteristik contoh

2.

Karakteristik
keluarga

3.

Gaya hidup

a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.

4.

Pengetahuan gizi

5.

Kebiasaan makan

Usia
Jenis Kelamin
Uang saku
Besar keluarga
Pendapatan orang tua
Pekerjaan orang tua
Penggunaan internet
Merokok
Konsumsi alkohol
-

Alat dan Cara
Pengumpulan
Wawancara langsung
dengan kuesioner
Wawancara langsung
dengan kuesioner
Wawancara langsung
dengan kuesioner
Wawancara langsung
dengan kuesioner
Wawancara langsung
dengan kuesioner

Skala Data
Nominal
Nominal
Ordinal
Nominal
Ordinal
Nominal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal

Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang telah diperoleh diolah dengan tahapan-tahapan, meliputi
editing, coding, entry, cleaning untuk dianalisis selanjutnya. Data kuesioner yang
telah diperoleh dilakukan editing untuk mengecek konsistensi informasi.
Kemudian dilakukan coding sesuai dengan peubah sebagai panduan entri dan
dilakukan entri data sesuai dengan kode yang telah dibuat. Cleaning dilakukan
apabila data terlalu berlebihan dengan cara menghapus data tersebut. Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan dianalisis
menggunakan program SPSS version 20.0 for Windows.
Karakteristik contoh meliputi usia, jenis kelamin, dan uang saku,
sedangkan karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pendapatan orang tua,
dan pekerjaan orang tua diolah dengan memberikan pengelompokan atau skala
pada setiap peubah. Pengelompokan usia contoh dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok, yaitu kelompok usia 15-16 tahun, 17-18 tahun, dan >18 tahun.
Pengkategorian jenis kelamin contoh dibedakan menjadi dua, yaitu laki-laki dan
perempuan. Pengelompokan uang saku contoh dikelompokkan ke dalam dua
kelompok, yaitu uang saku besar (≥median) dan uang saku kecil (< median).
Data besar keluarga diolah dengan mengelompokkan berdasarkan jumlah
anggota keluarga. Besar keluarga dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu
keluarga kecil (≤4 orang anggota keluarga), keluarga sedang (5-7 orang anggota
keluarga), dan keluarga besar (≥8 orang anggota keluarga) (Hurlock 1998).
Pendapatan orang tua dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu pendapatan

6
orang tua tinggi (≥ median) dan pendapatan orang tua rendah (< median).
Pekerjaan orang tua dibagi ke dalam tujuh kelompok, yaitu tidak bekerja,
PNS/polisi/ABRI, karyawan swasta, buruh, wiraswasta/pedagang, jasa, dan
lainnya.
Gaya hidup yang diukur meliputi tiga indikator, yaitu penggunaan internet,
merokok, dan konsumsi alkohol. Merokok serta konsumsi alkohol dibagi ke
dalam dua kategori, yaitu kelompok ―ya‖ dan kelompok ―tidak‖. Penggunaan
internet diukur melalui beberapa peubah, yaitu penggunaan internet dalam
seminggu, lama menjadi pengguna internet, kepemilikan PC/laptop/tablet,
langganan akses internet, tempat yang paling sering digunakan untuk akses
internet, alasan penggunaan internet, apakah penggunaan internet membantu
pengerjaan tugas sekolah, pengenalan internet, apakah internet mengubah
kebiasaan hidup contoh dari sebelum mengenal internet, kepemilikan akun media
sosial, lama bergabung dengan website social networking, akses website social
networking dalam satu minggu, dan fasilitas yang paling sering digunakan di
website social networking.
Pengetahuan gizi diukur dengan menggunakan 20 pertanyaan yang jenisnya
tertutup. Kategori pengetahuan gizi baik jika pertanyaan dijawab benar lebih dari
80%, sedang jika pertanyaan dijawab benar antara 60-80%, dan pengetahuan gizi
kurang jika pertanyaan dijawab benar kurang dari 60%. Kebiasaan makan yang
diamati meliputi frekuensi makan per hari, kebiasaan makan bersama keluarga,
waktu makan bersama keluarga, frekuensi makan bersama keluarga di luar rumah,
jumlah air yang diminum, kebiasaan sarapan pagi, konsumsi suplemen, frekuensi
konsumsi suplemen, makan siang, konsumsi fast food 1 minggu terakhir,
kebiasaan jajan di sekolah, dan frekuensi makan snack.
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan uji statistik sesuai jenis
data. Uji statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik
inferensia. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tiap-tiap peubah
dengan menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Statistik inferensia
yang digunakan adalah uji korelasi.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS version20.0
for Windows. Uji statistik yang dilakukan, antara lain:
1. Analisis Deskriptif
a. Karakteristik contoh: usia, jenis kelamin, dan uang saku.
b. Karakteristik keluarga: besar keluarga, pendapatan orang tua, dan
pekerjaan orang tua.
2. Uji Mann Whitney digunakan untuk melihat perbedaan gaya hidup,
pengetahuan gizi, dan kebiasaan makan contoh di kota dan desa.
3. Uji korelasi Spearman digunakan untuk mengetahui keterkaitan hubungan
antar peubah penelitian dengan skala ordinal, meliputi :
a. Menganalisis hubungan gaya hidup dengan kebiasaan makan.
b. Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan kebiasaan makan.

7
Definisi Operasional
Contoh adalah remaja yang berusia 15-17 tahun, murid SMA kelas X di SMK
Giri Taruna Jasinga dan SMA N 109 Jakarta, dapat berkomunikasi dengan
baik, dan bersedia diwawancarai sebagai responden.
Remaja adalah seseorang yang berusia 10-20 tahun.
Karakteristik contoh adalah ciri khusus yang dimiliki oleh contoh yang dapat
mempengaruhi gaya hidupnya, yaitu usia, jenis kelamin, dan uang saku.
Karakteristik keluarga adalah ciri khusus terkait kondisi keluarga contoh yang
memiliki kecenderungan untuk mempengaruhi gaya hidup contoh, yaitu
besar keluarga, pendapatan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya.
Penggunaan internet adalah suatu kegiatan yang diukur (dinyatakan dalam byte,
kilobyte, megabyte, atau gigabyte) melalui jumlah data yang mengalir
melalui komputer dan jaringan internet untuk periode tertentu.
Merokok adalah mengisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan
menghembuskannya kembali keluar
Konsumsi alkohol adalah konsumsi zat psikoatif yang bersifat adiktif.
Pengetahuan gizi adalah pemahaman seseorang tentang ilmu gizi, zat gizi, serta
interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan.
Kebiasaan makan adalah cara-cara yang dipakai orang pada umumnya untuk
memilih bahan makanan yang mereka makan sebagai reaksi terhadap
pengaruh fisiologis, kebudayaan, dan sosial.
Status gizi adalah ukuran mengenai kondisi tubuh remaja yang dapat dilihat dari
indeks massa tubuh (IMT) dan makanan yang dikonsumsi.
Pengkategorian IMT dibedakan menjadi kurang (18 tahun
Total
Jenis Kelamin:
Laki-laki
Perempuan
Total
Uang Saku:
18 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa contoh yang berasal dari SMA di
kota hampir seluruhnya berada di kelompok usia 15-16 tahun (90.9%), sementara
contoh yang berasal dari SMA di desa sebagian besar tersebar di kelompok usia
15-16 tahun (41.8%) dan 17-18 tahun (54.5%) (Tabel 2). Hal ini menunjukkan
bahwa usia contoh yang berasal dari SMA di desa cenderung lebih tua
dibandingkan dengan usia contoh yang berasal dari SMA di kota. Usia seorang
siswa kelas X yang ideal adalah 16 tahun (diasumsikan kelas 1 SD berusia 6
tahun). Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan siswa memiliki usia yang
lebih tua daripada yang seharusnya, yaitu cuti/izin yang cukup lama dikarenakan
permasalahan internal siswa tersebut−contohnya masalah kesehatan, siswa malas
bersekolah sehingga tidak naik kelas, dan kurangnya kesadaran orang tua akan
pendidikan sehingga siswa terlambat dimasukkan ke sekolah.

9
Jenis Kelamin
Data jenis kelamin yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa
proporsi jenis kelamin laki-laki maupun perempuan cukup seimbang, baik SMA
di kota maupun di desa. Hal ini disebabkan dari metode penelitian, dimana
pengambilan contoh minimal 25 orang dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan. SMA di kota memiliki 27 contoh berjenis kelamin laki-laki dan 28
contoh berjenis kelamin perempuan. SMA di desa memiliki 25 contoh berjenis
kelamin laki-laki dan 30 contoh berjenis kelamin perempuan.
Uang Saku
Uang saku merupakan bagian dari pengalokasian pendapatan keluarga
yang diberikan pada anak untuk jangka waktu tertentu seperti keperluan harian,
mingguan atau bulanan (Napitu diacu dalam Lusiana 2008). Jumlah uang saku per
hari yang diterima contoh yang berasal dari SMA di kota hampir seluruhnya
berjumlah ≥Rp 10 000,00 (98.2%). Hal yang berbeda dirasakan 40% contoh yang
berasal dari SMA di desa dimana jumlah uang saku yang diterima per harinya
10 batang
0
00.0
Total
5
100
Mengetahui Bahaya Rokok:
Ya
5
100
Tidak
0
000
Total
5
100

SMA di desa
n
%

Total
n

%

11
44
55

20.0
80.0
100

16
94
110

14.5
85.5
100

9
1
0
1
11

81.8
09.1
00.0
09.1
100

14
1
0
1
16

87.5
06.25
00.00
06.25
100

5

45.5

8

50.0

6

54.5

8

50.0

0
0
0
11

00.0
00.0
00.0
100

0
0
0
16

00.0
00.0
00.0
100

6
3

54.5
27.3

9
5

56.25
31.25

2

18.2

2

12.50

0

00.0

0

00.00

11

100

16

100

7
4

63.6
36.4

10
6

62.5
37.5

0

00.0

0

00.0

0
11

00.0
100

0
16

00.0
100

5
6
0
0
11

45.5
54.5
00.0
00.0
100

8
8
0
0
16

50.0
50.0
00.0
00.0
100

11
00
11

100
000
100

16
00
16

100
000
100

Terdapat lima orang (9.1%) contoh yang berasal dari SMA di kota yang
memiliki kebiasaan merokok. Sementara contoh yang berasal dari SMA di desa
yang memiliki kebiasaan merokok berjumlah sebelas orang (20%) (Tabel 5).
Semua contoh yang merokok berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar contoh,
baik di kota maupun desa, telah merokok selama setahun kurang (87.5%). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar contoh masih berada pada taraf ―coba-coba‖.
Bereksperimen dengan alkohol atau rokok merupakan hal yang paling sering
ditemukan selama masa remaja (McMurray 2003). Hasil uji beda menunjukkan

14
bahwa tidak terdapat perbedaan nyata antara kebiasaan merokok contoh yang
berasal dari SMA di kota dengan di desa (p = 0.106).
Contoh yang berasal dari SMA di kota mengenal rokok dari teman sekolah
(60%) dan teman di luar sekolah (40%). Contoh yang berasal dari SMA di desa
mengenal rokok dari teman sekolah (45.5%) dan teman di luar sekolah (54.5%)
(Tabel 5). Dari data dapat dilihat bahwa teman sebaya, baik di lingkungan sekolah
maupun luar sekolah, sangat mempengaruhi pembentukan gaya hidup seorang
remaja. Semakin tinggi konformitas terhadap teman sebaya maka akan semakin
tinggi intensi merokoknya, sebaliknya semakin rendah konformitas terhadap
teman sebaya maka semakin rendah pula intensi merokoknya (Sartika et al. 2009).
Baik contoh yang berasal dari SMA di kota maupun SMA di desa lebih
dari 50% menyatakan bahwa faktor utama mereka merokok adalah karena ikutikutan teman. Sebanyak 60% contoh yang berasal dari SMA di kota dan 54.5%
contoh yang berasal dari SMA di desa menyatakan hal tersebut (Tabel 5).
Pengaruh teman sebaya merupakan pemicu kuat timbulnya intensi merokok
remaja. Hal ini didukung oleh pendapat McCool et al. (2003) yang menyatakan
bahwa pengaruh teman sebaya merupakan prediktor yang lebih kuat daripada
faktor lainnya terhadap intensi merokok remaja.
Cara contoh memperoleh rokok, baik kota maupun desa, dapat dikatakan
sama. Sebagian besar contoh memperoleh rokok dengan membeli menggunakan
uang sendiri. Sebanyak 60% contoh yang berasal dari SMA di kota dan 63.6%
contoh yang berasal dari SMA di desa menyatakan hal tersebut (Tabel 5).
Sebagian lagi memperoleh rokok dari pemberian teman, hal ini berlaku untuk
contoh yang berasal dari SMA di kota maupun di desa.
Seperti yang telah disebutkan di atas, dikarenakan sebagian besar contoh
masih berada pada taraf ―coba-coba‖ maka jumlah rokok yang dihisap per hari
pun cenderung tidak terlalu banyak. Secara umum, jumlah rokok yang dihisap per
hari oleh contoh tersebar ke dalam dua kelompok, yaitu 1-2 batang per hari dan 35 batang per hari. Contoh yang berasal dari SMA di kota lebih banyak yang
menghisap 1-2 batang rokok per hari (60%), sementara contoh yang berasal dari
SMA di desa lebih banyak yang menghisap 3-5 batang per hari (54.5%) (Tabel 5).
Sebanyak 100% contoh mengetahui bahaya merokok (Tabel 5). Namun
faktanya mereka tetap merokok meskipun mengetahui bahaya merokok. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya contoh telah memasuki gejala
tobacco dependency atau tahap ketergantungan tembakau yang disebabkan oleh
nikotin, contoh merasa tidak akan diterima oleh lingkungan atau teman
sepermainannya bila tidak merokok, serta merokok dianggap menjadi salah satu
cara untuk melepaskan ketegangan dan membuat rileks.
Konsumsi Alkohol
Alkohol adalah zat psikoatif yang bersifat adiktif. Zat psikoatif adalah
golongan zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, yang dapat
menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, kognitif, persepsi, dan kesadaran
seseorang. Adiksi atau adiktif adalah suatu keadaan kecanduan atau
ketergantungan terhadap jenis zat tertentu. Seseorang yang menggunakan alkohol
mempunyai rentang respon yang tidak stabil dari kondisi yang ringan sampai berat
(Teguh 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada satu pun contoh,

15
baik yang berasal dari SMA di kota maupun desa, yang mengkonsumsi alkohol
(Tabel 6).
Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan konsumsi alkohol
Konsumsi
Alkohol
Ya
Tidak
Total

SMA di kota
n
%
00
000
55
100
55
100

SMA di desa
n
%
00
000
55
100
55
100

Total
n
000
110
110

%
000
100
100

Penggunaan Internet
Internet adalah sebuah alat yang memiliki informasi meliputi dimensi
sosial-ekonomi, budaya dan politik. Penggunaan komputer dan internet memiliki
potensi untuk mengembangkan dan mengubah kebiasaan yang ada pada
masyarakat (Demir dalam Adalier 2012). Media sosial adalah sebuah media di
internet, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.
Blog, jejaring social, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Kaplan dan Haenlein (2010) mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan
teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran usergenerated content. Peubah penggunaan internet dalam penelitian ini meliputi
penggunaan internet dalam seminggu, lama menjadi pengguna internet,
kepemilikan PC/laptop/tablet, langganan akses internet, tempat yang paling sering
digunakan untuk akses internet, alasan penggunaan internet, apakah penggunaan
internet membantu pengerjaan tugas sekolah, pengenalan internet, apakah internet
mengubah kebiasaan hidup contoh dari sebelum mengenal internet, kepemilikan
akun media sosial, lama bergabung dengan website social networking, akses
website social networking dalam satu minggu, dan fasilitas yang paling sering
digunakan di website social networking.
Penggunaan internet contoh yang berasal dari SMA di kota tersebar ke
dalam 3 kelompok, yaitu 0-14 jam per minggu sebanyak 58.2%, 15-35 jam per
minggu sebanyak 25.5%, dan lebih dari 35 jam per minggu sebanyak 16.4%. Hal
yang cukup berbeda diperlihatkan oleh contoh yang berasal dari SMA di desa
dimana penggunaan internet sebagian besar berkisar antara 0-14 jam per minggu
(94.5%). Hanya terdapat 5.5% contoh yang berasal dari SMA di desa
menggunakan internet antara 15-35 jam per minggu (Tabel 7).
Lama penggunaan internet contoh yang berasal dari SMA di kota sangat
berkebalikan dengan contoh yang berasal dari SMA di desa. Contoh yang berasal
dari SMA di kota mayoritas menggunakan internet lebih dari 3 tahun yang lalu
(56.5%), sementara contoh yang berasal dari SMA di desa mayoritas
menggunakan internet kurang dari 1 tahun (63.6%) (Tabel 7). Hasil uji beda
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara lama penggunaan internet
per minggu pada contoh yang berasal dari SMA di kota dengan di desa (p=0.000).

16
Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan penggunaan internet
SMA di kota
SMA di desa
Total
n
%
n
%
n
Penggunaan Internet dalam Seminggu:
0-14 jam
32
58.2
52
94.5
84
15-35 jam
14
25.5
03
05.5
17
>35 jam
09
16.4
00
00.0
09
Total
55
100
55
100
110
Lama Menjadi Pengguna Internet:
0-12 bulan
08
14.5
35
63.6
43
1-3 tahun
16
29.1
15
27.3
31
>3 tahun
31
56.4
05
09.1
36
Total
55
100
55
100
110
Kepemilikan PC/Laptop/Tablet:
Ya
49
89.1
01
01.8
50
Tidak
06
10.9
54
98.2
60
Total
55
100
55
100
110
Langganan Akses Internet:
Ya
36
65.5
06
10.9
42
Tidak
19
34.5
49
89.1
68
Total
55
100
55
100
110
Tempat yang Sering Digunakan untuk Akses Internet (jawaban boleh lebih dari satu)
Handphone
35
63.6
32
58.2
67
Rumah
20
36.4
00
00.0
20
Warnet
04
07.3
23
41.8
27
Sekolah
02
03.6
00
00.0
02
Rumah teman
01
01.8
00
00.0
01
Mall
01
01.8
00
00.0
01
Lainnya
06
10.9
00
00.0
06
Alasan Penggunaan Internet (jawaban boleh lebih dari satu)
Social networking
49
89.1
29
52.7
78
Mengerjakan tugas
45
81.8
31
56.4
76
sekolah
Download
36
65.5
12
21.8
48
Main games
25
45.5
12
21.8
37
Surfing
10
18.2
01
01.8
11
Tidak tahu
00
00.0
00
00.0
00
Apakah Penggunaan Internet Membantu Pengerjaan Tugas Sekolah:
Ya
54
98.2
50
90.9
104
Tidak
01
01.8
05
09.1
006
Total
55
100
55
100
110
Pengenalan Internet:
Teman
32
58.2
40
72.7
72
Saudara
14
25.5
05
09.1
19
Orang tua
08
14.5
00
00.0
08
Guru
01
01.8
09
16.4
10
Lainnya
00
00.0
01
01.8
01
Total
55
100
55
100
110
Karakteristik

%
76.4
15.5
08.2
100
39.1
28.2
32.7
100
45.5
54.5
100
38.2
61.8
100
60.9
18.2
24.5
01.8
00.9
00.9
05.5
70.9
69.1
43.6
33.6
10.0
00.0
94.5
05.5
100
65.5
17.3
07.3
09.1
00.9
100

17
Tabel 7 (lanjutan) Sebaran contoh berdasarkan penggunaan internet
SMA di kota
SMA di desa
Total
n
%
n
%
n
%
Internet Mengubah Kebiasaan HidupAnda dari Sebelum Mengenal Internet:
Ya
47
85.5
39
70.9
86
78.2
Tidak
08
14.5
16
29.1
24
21.8
Total
55
100
55
100
110
100
Kepemilikan Akun Media Sosial:
Ya
55
100
38
69.1
93
84.5
Tidak
00
0
17
30.9
17
15.5
Total
55
100
55
100
110
100
Akses Website Social Networking per Minggu:
Setiap hari
23
41.8
07
12.7
30
27.3
Sering (5x)
07
12.7
03
05.5
10
09.1
Kadang (3-4 x)
17
30.9
17
30.9
34
30.9
Jarang (1-2 x)
07
12.7
19
34.5
26
23.6
1kali
01
01.8
09
16.4
10
09.1
Total
55
100
55
100
110
100
Fasilitas yang Sering Digunakan di Website Social Networking (jawaban boleh lebih dari satu)
Chatting
43
78.2
19
34.2
62
56.4
Mencari produk/jasa
08
14.5
03
05.5
11
10.0
Update infomasi
08
14.5
10
18.2
18
16.4
produk/jasa
Bermain game yang
08
14.5
13
23.6
21
19.1
disediakan
Membuat/membalas
08
14.5
08
14.5
16
14.5
e-mail
Lainnya
01
01.8
00
00.0
01
00.9
Karakteristik

Contoh yang berasal dari SMA di kota sebanyak 89.1% memiliki PC,
tablet, atau laptop. Sementara contoh yang berasal dari SMA di desa sebagian
besar tidak memiliki PC, tablet, atau laptop (98.1%). Sebanyak 65.5% contoh
yang berasal dari SMA di kota berlangganan akses internet, namun hanya 10.9%
contoh yang berasal dari SMA di desa berlangganan akses internet (Tabel 7). Dari
ketiga hal yang dijelaskan tadi−meliputi lama penggunaan internet, kepemilikan
PC/tablet/laptop, dan langganan akses internet dapat dilihat bahwa contoh yang
berasal dari SMA di desa kurang terpapar dengan teknologi. Hal ini mungkin
disebabkan oleh kondisi sosial-ekonomi yang lebih rendah daripada contoh yang
berasal dari SMA di kota.
Lebih dari setengah, baik contoh yang berasal dari SMA di kota maupun
di desa, paling sering mengakses internet melalui handphone (berturut-turut
63.6% dan 58.2%) (Tabel 7). Hasil penelitian dimana lebih dari setengah total
contoh (60.9%) mengakses internet melalui handphone menunjukkan pergeseran
fungsi handphone dewasa ini. Sementara untuk akses kedua terbanyak setelah
handphone, sesuai dengan pembahasan sebelumnya mengenai kepemilikan
PC/laptop/tablet dan langganan internet, contoh yang berasal dari SMA di kota
mengakses internet dari PC di rumah (36.4%) sementara contoh yang berasal dari
SMA di desa mengakses internet dari warnet (41.8%) (Tabel 7).
Alasan utama contoh yang berasal dari SMA di kota menggunakan
internet adalah untuk social networking (89.1%) dan mengerjakan tugas (81.8%),
sementara alasan utama contoh yang berasal dari SMA di desa menggunakan
internet adalah untuk mengerjakan tugas (56.4%) dan social networking (52.7%).

18
Tingginya jumlah contoh yang menjadikan social networking sebagai alasan
utama menggunakan internet (70.9%) sesuai dengan pertanyaan lanjutan
mengenai kepemilikan akun media sosial dimana sebanyak 84.5% dari total
contoh menyatakan memiliki akun media sosial (Tabel 7). Adapun alasan utama
kedua terbanyak, yaitu mengerjakan tugas (69.1%) sesuai dengan pertanyaan
lanjutan, yaitu ―apakah penggunaan internet membantu pengerjaan tugas
sekolah?‖. Sebagian besar contoh, baik yang berasal dari SMA di kota maupun di
desa menyatakan ―ya‖ (94.5%) (Tabel 7).
Lebih dari setengah, baik contoh yang berasal dari SMA di kota maupun
di desa, menyatakan pertama kali pengenalan internet dilakukan oleh teman
(berturut-turut 58.2% dan 72.7%). Pengenalan internet kepada contoh yang
berasal dari SMA di kota juga dilakukan oleh saudara (25.5%), orang tua (14.5%),
dan guru (1.8%), sementara pengenalan internet kepada contoh yang berasal dari
SMA di desa juga dilakukan oleh guru (16.4%), saudara (9.1%), dan mencoba
sendiri−dimasukkan dalam kategori ―lainnya‖ (1.8%) (Tabel 7).
Mayoritas contoh yang berasal dari SMA di kota telah bergabung dengan
website social networking lebih dari 1 tahun (94.5%). Akses ke website social
networking per minggu contoh yang berasal dari SMA di kota berkisar antara 2
rentang waktu utama, yaitu setiap hari (41.8%) dan 3-4 kali per minggu (30.9%).
Hal yang berbeda terlihat pada contoh yang berasal dari SMA di desa. Lama
bergabung contoh yang berasal dari SMA di desa dengan website social
networking kebanyakan kurang dari satu tahun (41.8%), selain itu akses ke
website social networking per minggu contoh yang berasal dari SMA di desa
berkisar antara 2 rentang waktu utama, yaitu 1-2 kali per minggu (34.5%) dan 3-4
kali per minggu (30.9%) (Tabel 7).
Fasilitas di website social networking yang sering digun