Hubungan Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Sarapan, Aktivitas Fisik Dan Status Gizi Remaja Di Sma X Bogor

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN SARAPAN,
AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI REMAJA DI SMA X
BOGOR

SYAFITRI DWI JAYANTI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Pengetahuan
Gizi, Kebiasaan Sarapan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi Remaja di SMA X
Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Syafitri Dwi Jayanti
NIM I14124026



Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar IPB

harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

ABSTRAK
SYAFITRI DWI JAYANTI. Hubungan Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Sarapan,
Aktivitas Fisik dan Status Gizi Remaja di SMA X Bogor. Dibimbing oleh HADI
RIYADI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan gizi,
kebiasaan sarapan, aktivitas fisik dan status gizi remaja di SMA X Bogor. Desain
penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Contoh adalah siswa
SMA kelas X dan XI dengan jumlah 21 orang siswa laki-laki dan 21 orang siswa

perempuan. Data yang dikumpulkan terdiri atas karakteristik contoh dan sosial
ekonomi keluarga, kebiasaan sarapan, asupan zat gizi, pengetahuan gizi, aktivitas
fisik dan status gizi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari siswa
selalu sarapan setiap hari (52.4%). Hasil uji korelasi Spearman, tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara karakteristik individu dan keluarga, pengetahuan
gizi, aktivitas fisik, dan status gizi dengan kebiasaan sarapan contoh (p>0.05).
Selain itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan
asupan zat gizi dengan status gizi contoh (p>0.05).
Kata kunci: aktivitas fisik, kebiasaan sarapan, pengetahuan gizi, remaja, status
gizi

ABSTRACT
SYAFITRI DWI JAYANTI. Relationship of Nutrition Knowledge, Breakfast
Habits, Physical Activity and Nutritional Status in Adolescent of Bogor
Highschool 10. Supervised by HADI RIYADI.
This study aimed to analyze the relationship of nutrition knowledge,
breakfast habits, physical activity and nutritional status in adolescent of Bogor
Highschool 10. Design of this study was cross sectional study. Sample were
student class X and XI of senior high school with 21 male students and 21 female
students The data collected characteristic of sample and sosio-economic families,

breakfast habits, nutrients intake, nutrition knowledge, physical activity and
nutritional status. The result showed that some of students always have breakfast
every day (52,4%). Spearman Correlation test showed there was not significant
correlation between characteristic of subject and sosio-economic families,
nutrition knowledge, physical activity and nutritional status with breakfast habits
of sample (p>0.05). Moreover, there was not significant correlation between
physical activity and nutrients intake with nutritional status of students (p>0.05).
Keywords: adolescent, breakfast habits, nutrition knowledge, nutritional status,
physical activity.

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, KEBIASAAN SARAPAN,
AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI
REMAJA DI SMA X BOGOR

SYAFITRI DWI JAYANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya beserta junjungannya Rasulullah SWT sehingga Penulis mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Gizi,
Kebiasaan Sarapan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi Remaja di SMA X Bogor”.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan bekerja sama dalam menyusun skripsi ini, diantaranya:
1. Dr Ir Hadi Riyadi MS selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa
membimbing, memberikan saran dan masukan serta arahannya kepada
penulis selama menjalani perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Prof Dr Ir Ikeu Tanziha selaku dosen pemandu seminar dan penguji
skripsi atas saran, masukan dan arahannya kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.
3. Keluarga tercinta; Dartono M.kes (Babeh), Suryaningsih (Ibu), Titah
Rahayu (kakak), Wahyu Agus Ningrum (kakak), Ilham Dzulkarnain
(kakak), Muhammad Imansyah (Adik), Rahmat Maliki (Adik) dan
Rufiah (Tante), serta keluarga besar AR atas doa, dukungan, nasehat dan
semangat yang telah diberikan selama ini.
4. Anjar Dimas Nugroho beserta keluarga yang senantiasa memberi
dukungan moral, spiritual, material dan kasih sayangnya dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Program Alih jenis Departemen Gizi
Masyarakat angkatan 6 yang telah membantu dalam pengambilan data,
khususnya Depot, Mira, Lia, Nanda, Hendri dan Rekan-rekan
seperjuangan pada Program Alih Jenis Departemen Gizi Masyarakat
angkatan 6.
6. Seluruh mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat angkatan 48 yang
penuh semangat dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per
satu atas doa dan dukungannya yang telah diberikan selama ini.
Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan hal-hal yang
tidak berkenan selama pengumpulan data hingga penyusunan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Agustus 2015
Syafitri Dwi Jayanti

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Hipotesis Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3


METODE PENELITIAN

5

Desain, Tempat dan Waktu

5

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

5

Pengolahan dan Analisis Data

7


Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN

11
12

Karakteristik Individu

12

Karakteristik Keluarga

13

Kebiasaan Sarapan

16

Tingkat Kecukupan Zat Gizi


20

Pengetahuan Gizi

26

Aktivitas Fisik

28

Status Gizi

29

Hubungan Antar Variabel

30

SIMPULAN DAN SARAN


34

Simpulan

34

Saran

35

DAFTAR PUSTAKA

35

LAMPIRAN

41

RIWAYAT HIDUP

59

DAFTAR TABEL
Jenis, data dan cara pengumpulan data
Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas fisik
Variabel dan kategori menurut sumber
Sebaran siswa berdasarkan karakteristik individu dan jenis kelamin
Sebaran siswa berdasarkan karakteristik keluarga dan jenis kelamin
Sebaran siswa berdasarkan frekuensi sarapan dan jenis kelamin
Sebaran siswa berdasarkan waktu sarapan dan jenis kelamin
Sebaran siswa berdasarkan jenis makanan sarapan dan jenis kelamin
Rata-rata sumbangan energi dan zat gizi makanan sarapan terhadap
asupan dan kecukupan siswa
10 Sebaran siswa berdasarkan tingkat kecukupan energi
11 Sebaran siswa berdasarkan tingkat kecukupan protein
12 Sebaran siswa berdasarkan tingkat kecukupan lemak
13 Sebaran siswa berdasarkan tingkat kecukupan karbohidrat
14 Sebaran siswa berdasarkan tingkat kecukupan zat besi (Fe)
15 Sebaran siswa berdasarkan tingkat kecukupan vitamin A
16 Sebaran siswa berdasarkan tingkat kecukupan vitamin C
17 Sebaran pertanyaan pengetahuan gizi yang dijawab benar oleh subjek
berdasarkan jenis kelamin.
18 Sebaran siswa berdasarkan pengetahuan gizi dan jenis kelamin
19 Sebaran siswa berdasarkan aktivitas fisik dan jenis kelamin
20 Sebaran siswa berdasarkan status gizi dan jenis kelamin
21 Tingkat kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, fe, vitamin A
dan vitamin C

1
2
3
4
5
6
7
8
9

6
9
10
13
14
16
17
17
19
21
22
22
23
24
25
26
27
28
29
30
53

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian

4

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Kuesioner Penelitian
Hasil Uji Normalitas
Hasil Analisis SPSS
Dokumentasi Penelitian

41
53
54
58

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber Daya Manusia yang baik dan berkualitas sangat diperlukan dalam
mengisi dan mempertahankan kemerdekaan karena kualitas Sumber Daya
Manusia merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Kualitas Sumber Daya Manusia harus ditingkatkan
melalui upaya-upaya yang saling berkesinambungan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia yaitu faktor kesehatan dan gizi
yang memegang peranan penting, karena manusia tidak dapat mengembangkan
kapasitasnya secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak memiliki status
kesehatan dan gizi yang optimal ( Depkes 2001). Status gizi yang baik dapat
tercapai apabila didukung dengan konsumsi pangan yang baik dan beragam,
terutama pentingnya kebiasaan sarapan bagi remaja.
Remaja merupakan salah satu periode dalam kehidupan antara pubertas
dan maturitas penuh (10-21 tahun), juga suatu proses pematangan fisik dan
perkembangan dari anak-anak sampai dewasa. Perkembangan remaja dibagi
menjadi tiga periode, yaitu remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (15-17
tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun) (Indrawagita 2009).
Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk proses
pertumbuhan dan fungsi organ tubuh dalam menghasilkan tenaga yang akan
digunakan untuk aktivitas fisik (Almatsier 2009). Pengetahuan gizi merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan selain produksi pangan
untuk keperluan rumah tangga, pengeluaran uang untuk pangan rumah tangga,
dan ketersediaan pangan (Suhardjo 1989). Siswa yang mempunyai pengetahuan
gizi yang baik maka akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan gizinya terkait dengan pangan yang dikonsumsi sehingga dapat
memenuhi kebutuhan.
Meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial dan kesibukan para siswa akan
mempengaruhi pola makan mereka. Pola makanan sering tidak teratur, sering
jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang (Indrawagita
2009). Menurut Putra (2008) banyak faktor pertumbuhan siswa diiringi dengan
meningkatnya aktivitas siswa yang pada akhirnya dapat menimbulkan dampak
terhadap apa yang dimakan siswa tersebut, karena orang-orang yang aktivitasnya
tinggi membutuhkan makanan yang lebih dibandingkan orang dengan aktivitas
yang lebih rendah untuk energi.
Peningkatan aktivitas masyarakat yang diikuti oleh semakin meningkatnya
pendidikan dapat mengubah pola makan seseorang. Bagi sebagian orang,
kebiasaan mengkonsumsi tiga porsi makan sehari telah jarang dilakukan karena
kesibukan. Sekarang masyarakat lebih memilih makanan siap saji karena tuntutan
waktu yang mengharuskan setiap orang untuk melakukan kegiatan yang cepat,
sehingga untuk efisien waktu orang lebih banyak mengkonsumsi makanan siap
saji. Perubahan pola makan dan aktivitas fisik ini berakibat kepada semakin

2
banyaknya penduduk yang mengalami masalah overweight dan obesitas
(Almatsier 2009).
Sarapan adalah suatu kegiatan penting sebelum melakukan aktivitas fisik
pada hari tersebut, mengingat tubuh tidak mendapatkan makanan selama sekitar
10 jam sejak malam hari, serta melakukan sarapan dapat menyumbang 25% dari
kebutuhan total energi harian. Sarapan dapat menyediakan karbohidrat yang siap
digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah dan memberikan kontribusi
untuk meningkatkan konsentrasi belajar serta meningkatkan kebutuhan energi
untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari (Khomsan 2002). Data yang dihimpun
Riskesdas pada tahun 2010 terhadap 35 ribu orang, prevalensi tidak biasa sarapan
pada anak dan remaja mencapai 16.9 hingga 59 persen, dan pada orang dewasa
mencapai 31.2 persen. Sementara itu 4.6 persen anak sekolah memiliki sarapan
dengan kualitas rendah (Riskesdas 2010).
Penelitian mengenai kebiasaan sarapan pada remaja di Indonesia belum
banyak dibahas. Menurut Fiore et al (2006), remaja yang sarapan cenderung
memiliki IMT lebih rendah dibandingkan dengan remaja yang tidak sarapan. IMT
(Indeks Massa Tubuh) yang lebih tinggi dapat menunjukkan kegemukan dan
obesitas.Pearson et al. (2009) menekankan pentingnya meneliti faktor yang terkait
dengan konsumsi sarapan pada remaja, terutama faktor orangtua karena dapat
berimplikasi dalam pengembangan dan implementasi efektif intervensi gizi pada
kelompok risiko tinggi. Penelitian Ruxton & Kirk (1997) menunjukkan kebiasaan
tidak sarapan dapat menyebabkan defisiensi Vitamin A, Vitamin B6, Kalsium,
Tembaga, Besi, Magnesium dan Seng. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan
penelitian untuk melihat pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan, aktivitas fisik dan
status gizi pada siswa khususnya siswa remaja di SMA X Bogor.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
menganalisis kebiasaan sarapan, pengetahuan gizi, aktivitas fisik dan status gizi
remaja di SMA X Bogor
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik individu (usia, jenis kelamin, uang saku, dan
uang saku untuk pangan) dan keluarga (pendidikan, pekerjaan, pendapatan
orang tua, dan besar keluarga) remaja di SMA X Bogor.
2. Mengidentifikasi kebiasaan sarapan, tingkat pengetahuan gizi, aktivitas fisik
dan status gizi remaja di SMA X Bogor.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik individu dan keluarga dengan
kebiasaan sarapan remaja di SMA X Bogor.
4. Menganalisis hubungan antara kebiasaan sarapan dengan pengetahuan gizi,
aktivitas fisik, dan status gizi remaja di SMA X Bogor.
5. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dan asupan zat gizi dengan status
gizi remaja di SMA X Bogor.

3
Hipotesis Penelitian
1. Terdapat perbedaan nyata kebiasaan sarapan, tingkat pengetahuan gizi,
aktivitas fisik, dan status gizi pada remaja laki-laki dan perempuan.
2. Terdapat hubungan antara kebiasaan sarapan dengan pengetahuan gizi,
aktivitas fisik, dan status gizi remaja di SMA X Bogor.
3. Terdapat hubungan antara asupan zat gizi dengan status gizi remaja di SMA X
Bogor.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kebiasaan sarapan, pengetahuan gizi dan
aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi status gizi remaja di SMA X Bogor.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu orang tua dan remaja
khususnya siswa dalam membangun kebiasaan sarapan secara teratur yang dapat
menunjang aktivitas fisik dan status gizi. Bagi pemerintah, informasi ini
diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu program kebijakan dalam pangan
dan gizi bagi remaja dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Bagi perguruan tinggi diharapkan mampu menambah referensi bagi kepustakaan
IPB sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
pembangunan gizi bagi mahasiswa fakultas ekologi manusia khususnya
departemen gizi masyarakat.

KERANGKA PEMIKIRAN
Gizi adalah proses dimana semua makhluk hidup memanfaatkan makanan
untuk keperluan pemeliharaan fungsi organ tubuh, pertumbuhan reproduksi dan
sebagai penghasilan energi. Energi dan zat-zat gizi lain dapat dihasilkan dari
konsumsi pangan yang akan mempengaruhi status gizi seseorang. Status gizi
merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Status gizi
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya karakteristik individu, karakteristik
keluarga, konsumsi pangan, dan aktivitas fisik. Menurut penelitian, karakteristik
individu seperti uang saku akan mempengaruhi seseorang dalam mengonsumsi
makanan. Selain itu, karakteristik orang tua juga sangat berpengaruh terhadap
anak untuk mengonsumsi makanan, seperti tingkat pendapatan orang tua,semakin
tinggi pendapatan orang tua, maka kemampuan untuk membeli makanan juga
akan semakin meningkat.
Faktor berikutnya yaitu pengetahuan gizi yang merupakan pengetahuan
tentang makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan
yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit. Tingkat
pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam
pemilihan makanan yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi status gizi
seseorang.Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi
antara anak-anak dan dewasa. Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. Oleh karena itu konsumsi pangan
sangat menentukan status gizi mereka. Mengonsumsi makanan yang benar

4
sebaiknya dengan memperhatikan prinsip Gizi Seimbang agar status gizi yang
dicapai menjadi optimal.
Salah satu prinsip gizi seimbang adalah dengan membiasakan sarapan.
Sarapan atau makan pagi adalah menu makanan pertama yang dikonsumsi
seseorang yang dapat menyumbang 25% dari kebutuhan energi total seseorang
dalam sehari. Tanpa sarapan seseorang akan mengalami hipoglikemia atau kadar
glukosa di bawah normal. Hipoglikemia mengakibatkan tubuh gemetaran, pusing
dan sulit berkonsentrasi. Itu semua karena kekurangan glukosa yang merupakan
sumber energi bagi otak dan juga digunakan untuk melakukan aktivitas fisik
sehari-hari. Umumnya, aktivitas fisik remaja lebih banyak, selain kegiatan di
sekolah, mereka mempunyai berbagai kegiatan seperti olahraga, organisasi,
maupun hobi.
Berbagai aktivitas fisik tersebut dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
Semakin banyaknya aktivitas fisik yang dilakukan akan semakin berpengaruh
pada status gizi. Pada penelitian ini, pengaruh uang saku non pangan pada
karakteristik individu tidak diteliti.
Karakteristik Individu:
 Usia
 Jenis kelamin
 Uang saku
 Uang saku untuk pangan

Uang saku untuk
non pangan

 Pengetahuan Gizi

Kebiasaan Sarapan:
 Frekuensi
 Waktu
 Jenis makanan sarapan

Aktivitas Fisik:
 Jenis
 Durasi

Asupan Zat Gizi:

Tingkat kecukupan E, P, L,
Kh, Fe, Vit A dan VitC

Status Gizi:
 BB
 TB

Gambar 1Kerangka pemikiran penelitian
Keterangan:

: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang diteliti
: Hubungan yang tidak diteliti

Karakteristik Keluarga:
 Pekerjaan orang tua
 Pendidikan orang tua
 Pendapatan keluarga

5

METODE PENELITIAN
Desain, Tempat dan Waktu
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan
yang dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015
di SMA X Bogor. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan alasan
siswa yang berasal dari kota dan luar kota.
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Responden pada penelitian ini adalah siswa-siswi di SMA X Bogor.
Kriteria inklusi contoh yang telah ditetapkan yaitu siswa-siswi SMA X Bogor
yang termasuk kelompok remaja, bersedia untuk diwawancarai dan mengisi
kuesioner penelitian. Penarikan jumlah contoh ditentukan dengan asumsi power of
the test (tingkat kebenaran untuk menolak suatu hipotesis yang pada hakekatnya
salah) 90%, presisi 10%, dan prevalensi kebiasan sarapan 91.1%. Jumlah minimal
siswa untuk dijadikan siswa diambil dengan menggunakan rumus Lameshow
(Lameshow et al 1997).
n= [(Z21-α/2 X (p.q)]
d2
n= [(1,64)2 x (0,911x0,089)]
(0,1)2
n= 21 siswa

Keterangan:
n
= Jumlah siswa/i yang diambil
= Prevalensi kebiasaan sarapan, yaitu informasi tentang proporsi
kebiasaan sarapan yang pernah dilaporkan sebelumnya 91.1%
(Kusumaningsih 2007)
q
= 1-p
d
= Presisi yang diinginkan (10%)
2
Z 1-α/2 = Tingkat signifikansi pada 90% (α = 0.1) = 1.645
Berdasarkan perhitungan diatas maka contoh minimum yang dibutuhkan
adalah 21 siswa, sehingga contoh terdiri dari 21 contoh laki-laki dan 21 contoh
perempuan.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer meliputi
karakteristik individu (usia, jenis kelamin, uang saku, dan uang saku untuk
pangan) dan keluarga (pendidikan, pekerjaan, pendapatan orang tua, dan besar
keluarga), kebiasaan sarapan (frekuensi, waktu dan tempat, dan jenis makanan
sarapan), pengetahuan gizi (pertanyaan mengenai gizi), asupan zat gizi (tingkat
kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, Fe, vitamin A, dan vitamin C),
aktivitas fisik (jenis aktivitas dan durasi), dan data antropometri (berat badan dan
tinggi badan).

6
Data kebiasaan sarapan meliputi frekuensi, waktu, dan jenis makanan
sarapan yang diperoleh melalui Food Record selama 1 minggu. Data frekuensi
sarapan digambarkan dengan frekuensi sarapan siswa dalam satu minggu. Data
asupan zat gizi diperoleh dengan metode record 1x24 jam yang dilakukan tiga
hari, yaitu 2 hari sekolah dan 1 hari libur, dan metode food frequncy questionnaire
untuk melihat asupan zat gizi mikro. Data aktivitas fisik yang diperoleh adalah
jenis kegiatan dan durasi waktu setiap kegiatan. Jenis kegiatan contoh
dikelompokkan menjadi lima kegiatan (Hardinsyah & Martianto 1992).
Data tingkat aktivitas fisik siswa diperoleh melalui metode recall 1x24
jam yang dilakukan dua hari, yaitu hari sekolah dan hari libur. Jenis dan durasi
waktu merupakan hal utama yang akan di recall. Aktivitas yang di-recall adalah
seluruh aktivitas mulai bangun pagi hingga tidur malam. Hal ini didasari metode
analisis dengan PAL (Physical Activity Level) sesuai dengan FAO/WHO/UNU
(2001).
Tabel 1 Jenis, data dan cara pengumpulan data
No. Jenis data

Data

Cara pengumpulan data
Kuesioner diisi oleh siswa,
dipandu oleh enumerator

1.

Karakteristik
individu

-

2.

Karakteristik
Keluarga

-

Kebiasaan
sarapan

-

3.
4.
4.

5.

6.

-

Jenis Kelamin
Usia
Uang saku
Uang saku untuk
pangan
Pendidikan orang
tua
Pekerjaan orang tua
Pendapatan
Keluarga
Frekuensi
Waktu
Jenis sarapan
Tingkat
pengetahuan gizi

Kuesioner diisi oleh siswa,
dipandu oleh enumerator

Kuesioner diisi oleh siswa
dipandu oleh enumerator
(Food Record 1 minggu)
Pengetahuan
Kuesioner berupa pertanyaan
terkait gizi diisi oleh siswa,
Gizi
dipandu oleh enumerator
Asupan
zat - Tingkat kecukupan Kuesioner diisi oleh siswa,
E, P, L, Kh, Fe, Vit dipandu oleh enumerator
gizi
A, Vit C
(Record 1 x 24 jam selama 3
hari dan FFQ)
Kuesioner diisi oleh siswa,
Aktivitas fisik - Jenis
- Durasi
dipandu oleh enumerator
(Recall 1 x 24 jam selama 2
hari)
- BB
Pengukuran
antropometri
Status gizi
- TB
dengan penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi
badan.

7
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data meliputi verifikasi, coding, entri, cleaning, dan analisis.
Verifikasi merupakan proses pemeriksaan data seluruh kuesioner yang telah
dikumpulkan oleh responden. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu
yang telah disepakati terhadap jawaban pertanyaan dalam kuesioner. Entry
merupakan tahapan memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah
ditentukan untuk setiap variabel sehingga menjadi data dasar untuk dianalisis.
Data-data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program Microsoft
Excel 2007, sedangkan analisis data menggunakan perangkat program komputer
Statistical Program for Social Science (SPSS) version 16.0 for windows.
Data primer terdiri dari karakteristik individu (usia, jenis kelamin, uang
saku, uang saku untuk pangan) dan keluarga (pendidikan, pekerjaan, pendapatan
keluarga, dan besar keluarga), kebiasaan sarapan (frekuensi, waktu dan tempat,
dan jenis makanan sarapan), asupan zat gizi (tingkat kecukupan energi, protein,
lemak, karbohidrat, Fe, vitamin A, dan vitamin C), pengetahuan gizi, aktivitas
fisik (jenis aktivitas dan durasi), dan status gizi (berat badan dan tinggi badan).
Karakteristik individu dan karakteristik keluarga memiliki beberapa data
yang dibedakan menjadi bentuk kategori. Data uang saku dibedakan menjadi 3
kategori berdasarkan sebaran data,yaitu < Rp 180.000, Rp 180.000 -Rp 440.000,
dan >440.000. Data karakteristik keluarga yaitu pendapatn dibandingkan dengan
BPS tahun 2010 untuk Indonesia, yaitu rendah (4.000.000). Data
besar keluarga dikategorikan menjadi tiga kategori (Hurlock 1998).
Data frekuensi sarapan dikategorikan menjadi jarang sarapan, kadangkadang dan selalu sarapan (Khan 2005). Data jenis makanan sarapan diperoleh
melalui Food Record dan dikelompokkan menjadi delapan jenis hidangan yang
dikonsumsi oleh anak sekolah untuk sarapan (Faridi 2002). Data pengetahuan Gizi
diperoleh dengan memberikan skor 10 untuk jawaban bnar, dan 0 untuk jawaban
salah, setelah itu dijumlahkan, lalu dibagi dengan skor maksimum dan dikalikan
dengan100%. Kategori tingkat pengetahuan gizi antara lain baik (>80%), cukup
(60-80%), dan kurang (

Dokumen yang terkait

Studi tentang Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Makan, Aktivitas Fisik, Status Gizi dan Body Image Remaja Putri yang BerstatusGizi Normal dan Gemuk/Obes di SMA Budi Mulia Bogor

5 30 149

Kebiasaan sarapan, aktivitas fisik, dan status gizi mahasiswa mayor ilmu gizi dan mayor konservasi sumberdaya hutan dan ekowisata IPB

1 5 155

Pengaruh Pengetahuan Gizi, Persepsi Body Image, Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisik terhadap Status Gizi Mahasiswi Gizi dan Non Gizi IPB

1 6 62

Hubungan pengetahuan gizi dan status gizi dengan ketahanan fisik pada siswi SMA 9 Bogor

2 6 40

Kebiasaan sarapan, status gizi, dan kualitas hidup remaja Smp Bosowa Bina Insani Bogor

0 16 50

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Remaja Putri Di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta.

0 4 17

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Siswi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA Hubungan Kebiasaan Makan Pagi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Siswi SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK,PERILAKU SEDENTARI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 5 MAKSSAR TAHUN 2015

0 2 90

SKRIPSI HUBUNGAN CITRA TUBUH, AKTIVITAS FISIK, DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI

0 0 98