Asupan Gizi, Status Gizi, Kebugaran Fisik, dan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Jati dan SMP Negeri 2 Undaan Kudus

ASUPAN GIZI, STATUS GIZI, KEBUGARAN FISIK, DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 JATI DAN
SMP NEGERI 2 UNDAAN KUDUS

TIFFANY NISA ARVIYANI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Asupan Gizi, Status
Gizi, Kebugaran Fisik, dan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Jati dan SMP
Negeri 2 Undaan Kudus adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Tiffany Nisa Arviyani
NIM I14100094

ABSTRAK
TIFFANY NISA ARVIYANI. Asupan Gizi, Status Gizi, Kebugaran Fisik, dan
Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Jati dan SMP Negeri 2 Undaan Kudus.
Dibimbing oleh IKEU EKAYANTI dan YAYAT HERYATNO.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asupan gizi, status gizi,
kebugaran fisik, dan prestasi belajar siswa SMP Negeri 1 Jati dan SMP Negeri 2
Undaan Kudus. Desain yang digunakan adalah cross sectional study dengan
jumlah contoh sebanyak 73 siswa SMP N 1 Jati dan 72 siswa SMP N 2 Undaan.
Tidak terdapat hubungan antara uang saku dengan tingkat kecukupan energi dan
zat gizi di perkotaan dan perdesaan, kecuali tingkat kecukupan protein
(rs=0.231;p=0.049) di perkotaan. Tidak terdapat hubungan antara tingkat
pendidikan dan pendapatan orang tua dengan tingkat kecukupan energi dan zat
gizi di perkotaan dan perdesaan, kecuali tingkat pendidikan orang tua dengan
tingkat kecukupan vitamin C (rs=0.253,0.243; p=0.032,0.040) dan tingkat

pendapatan orang tua dengan tingkat kecukupan vitamin C (rs=−0.241;p=0.041) di
perdesaan. Terdapat hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar
(rs= 0.383;p=0.001) di perkotaan, serta terdapat hubungan antara aktivitas belajar
dengan prestasi belajar (rs=0.612;p=0.000) di perdesaan.
Kata kunci: asupan gizi, status gizi, kebugaran fisik, prestasi belajar, remaja
ABSTRACT
TIFFANY NISA ARVIYANI. Nutrient Intake, Nutritional Status, Physical
Fitness, and Academic Achievement of SMP N 1 Jati and SMP N 2 Undaan
Kudus Students. Supervised by IKEU EKAYANTI and YAYAT HERYATNO.
This study aims to analyze the nutrient intake, nutritional status, physical
fitness, and academic achievement of SMP N 1 Jati and SMP N 2 Undaan Kudus
students. The design used a cross sectional study, sample of this study was 73
students of SMP N 1 Jati and 72 students of SMP N 2 Undaan. There wasn’t a
correlation between pocket money with energy and nutrient adequacy in urban
and rural, except protein adequacy (rs=0.231;p=0.049) in urban. There wasn’t a
correlation between parental education and parental income with energy and
nutrient adequacy in urban and rural, except parental education and vitamin C
adequacy (rs=0.253,0.243; p=0.032,0.040) in rural, parental income and vitamin C
adequacy (rs=−0.241;p=0.041) in rural. There was a correlation between
nutritional status and academic achievement in urban (rs= 0.383;p=0.001), and

there was a correlation between learning activities and academic achievement in
rural (rs=0.612;p=0.000).
Keywords: nutrient intake, nutritional status, physical fitness, academic
achievement, adolescents

ASUPAN GIZI, STATUS GIZI, KEBUGARAN FISIK, DAN
PRESTASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 JATI DAN
SMP NEGERI 2 UNDAAN KUDUS

TIFFANY NISA ARVIYANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Asupan Gizi, Status Gizi, Kebugaran Fisik, dan Prestasi Belajar
Siswa SMP Negeri 1 Jati dan SMP Negeri 2 Undaan Kudus
Nama
: Tiffany Nisa Arviyani
NIM
: I14100094

Disetujui oleh

Dr Ir Ikeu Ekayanti, MKes
Pembimbing I

Yayat Heryatno, SP, MPS
Pembimbing II

Diketahui oleh


Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Asupan Gizi, Status Gizi,
Kebugaran Fisik, dan Prestasi Belajar Siswa SMP N 1 Jati dan SMP N 2 Undaan
Kudus” dapat diselesaikan dengan baik. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dr Ir Ikeu Ekayanti, M Kes selaku dosen pembimbing skripsi pertama
yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik, serta dorongan
kepada penulis.
2. Bapak Yayat Heryatno, SP, MPS selaku pembimbing skripsi kedua
sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, saran
dan kritik, serta dorongan kepada penulis.
3. Ibu Reisi Nurdiani, SP, M Si selaku dosen pemandu seminar dan penguji
skripsi yang telah memberikan koreksi dan masukan untuk perbaikan

skripsi ini.
4. Seluruh guru, karyawan, dan siswa SMP N 1 Jati dan SMP N 2 Undaan
atas keramahan, kesediaan, dan kerjasamanya dalam membantu kelancaran
penelitian.
5. Ayah (Arinandom), ibu (Evi Eristyani), adik (Naufal Angga Arviyan dan
Athallah Ghani Arviyan), dan seluruh keluarga atas doa, dukungan,
perhatian, dan kasih sayangnya.
6. Afifah, Artika Anjelita, Naritha, Dewi Maharani, Yuke Liza, Milda,
Winda, dan Fadli atas dukungan dan bantuannya selama penelitian.
7. Siti Khoirul Umami, Ega Suryadiana, Karera Aryatika, Sakinah Ulfiyanti,
Hayu Ning Dewi, Dini Suciyanti, Nur Susan, Almira Nuraelah, Imelda
Saputri, Asri Lestari, dan teman-teman Gizi Masyarakat 47 atas doa,
dukungan, dan kebersamaannya.
8. Lupita Ade, Ami Oktaviani, Sartika Widowati, Putri Nurgandini, Asnidar
Reni, Esya Shadrina, Rina Nurfitriani, Yudhistira Saraswati, Dwi Izmi
Handayani, Indah Fajar Wati, Gebyar Trisula, Sakinah Siregar, dan temanteman KKB-MK atas doa, dukungan, dan kebersamaannya dalam suka dan
duka.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Penulis sadar bahwa tulisan dalam skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran maupun kritik yang bersifat

membangun penulis harapkan dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014
Tiffany Nisa Arviyani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan
2

Hipotesis
3
Manfaat Penelitian
3
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE
6
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
6
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
6
Pengolahan dan Analisis Data
7
Definisi Operasional
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
11

Karakteristik Siswa
11
Karakteristik Keluarga
12
Asupan Gizi
14
Status Gizi
15
Kebugaran Fisik
16
Aktivitas Belajar
17
Prestasi Belajar
18
Hubungan Karakteristik Siswa dan Keluarga dengan Asupan Gizi
18
Hubungan Status Gizi, Kebugaran Fisik, dan Aktivitas Belajar dengan Prestasi
Belajar
19
SIMPULAN DAN SARAN

21
Simpulan
21
Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
25
RIWAYAT HIDUP
31

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5


Jenis dan cara pengumpulan data primer dan sekunder
Kategori variabel penelitian
Angka kecukupan gizi (AKG 2013)
Sebaran siswa berdasarkan karakteristik siswa
Sebaran siswa berdasarkan karakteristik keluarga

7
8
9
12
12

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Sebaran siswa berdasarkan karakteristik keluarga
Rata-rata asupan dan tingkat kecukupan gizi siswa (per kapita/ hari)
Sebaran siswa berdasarkan status gizi
Sebaran siswa berdasarkan tingkat kebugaran fisik
Sebaran siswa berdasarkan aktivitas belajar
Sebaran siswa berdasarkan prestasi belajar
Hasil uji korelasi karakteristik siswa dan keluarga dengan asupan gizi
pada SMP 1 Jati
Hasil uji korelasi status gizi, kebugaran fisik, dan aktivitas belajar
dengan prestasi belajar pada SMP 1 Jati
Hasil uji korelasi karakteristik siswa dan keluarga dengan asupan gizi
pada SMP 2 Undaan
Hasil uji korelasi status gizi, kebugaran fisik, dan aktivitas belajar
dengan prestasi belajar pada SMP 2 Undaan
Hasil uji chi-square
Hasil uji beda independent sample t-test

13
14
16
16
17
18
29
29
29
30
30
30

DAFTAR GAMBAR
1

Bagan kerangka pemikiran

5

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3

Kuesioner penelitian
Hasil uji korelasi rank spearman dan chi-square
Hasil uji beda independent sample t-test

25
29
30

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor utama
yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Gizi dan kesehatan
memiliki peranan yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas, karena seseorang tidak dapat mengembangkan kapasitasnya
secara maksimal apabila tidak memiliki status gizi dan kesehatan yang optimal
(Depkes RI 2001). Upaya peningkatan gizi dan kesehatan perlu dilakukan, salah
satunya melalui konsumsi pangan yang bergizi. Menurut As-Sayyid (2006),
makanan seimbang dipandang sebagai faktor penting bagi kemajuan suatu bangsa
dan kemampuannya untuk menghasilkan produktivitas dan aktivitas yang
bermanfaat.
Remaja merupakan salah satu sumber daya manusia yang harus diperhatikan,
karena remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peranan penting dalam
pembangunan nasional di masa yang akan datang. Siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP) termasuk pada usia remaja. Remaja yang berkualitas dicirikan
sebagai manusia yang cerdas, produktif, dan mandiri dalam melaksanakan tugastugas sekolahnya, salah satu cara mewujudkannya dengan memenuhi kebutuhan
gizinya. Menurut Almatsier et al. (2011), masa remaja merupakan masa
pertumbuhan yang lebih cepat dan sangat aktif (adolescence growth spurt)
dibandingkan masa anak-anak. Peningkatan pertumbuhan ini diikuti dengan
perubahan-perubahan hormonal, kognitif, dan emosional. Perubahan gaya hidup
dan kebiasaan makan umumnya juga terjadi pada masa ini. Selain itu, ada
beberapa remaja yang memiliki kebiasaan aktif berolahraga, diet secara
berlebihan, dan konsumsi alkohol. Oleh karena itu, remaja memerlukan zat gizi
yang relatif besar jumlahnya. Elnovriza (2008) menyatakan bahwa kekurangan zat
gizi pada masa remaja akan berdampak pada aktivitas remaja di sekolah seperti,
lesu, mudah lelah, hambatan pertumbuhan, kurang gizi pada masa dewasa, dan
penurunan prestasi belajar di sekolah.
Kebugaran fisik adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan
aktivitas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan, sehingga
masih dapat menikmati waktu luang (Suharjana 2004). Kebugaran fisik sangat
penting dalam menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, tetapi nilai kebugaran
setiap orang berbeda-beda sesuai dengan tugas atau profesinya. Remaja
memerlukan kebugaran fisik yang baik agar dapat melakukan berbagai aktivitas
belajar di sekolah dan di luar sekolah. Kebugaran fisik yang baik dapat
meningkatkan kemampuan belajar, sehingga remaja dapat mencapai prestasi
belajar yang memuaskan.
Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain
faktor dari dalam diri siswa (intelegensi, motivasi, minat, dan sikap) dan faktor
dari luar diri siswa (sosio kultural, sosio ekonomi keluarga, kurikulum, cara guru
mengajar, dan fasilitas fisik seperti buku pelajaran). Selain itu, prestasi belajar
juga dipengaruhi oleh dua lingkungan, yaitu lingkungan sekolah (jumlah bacaan
dan jenis kelamin) dan lingkungan rumah meliputi, keadaan sosial ekonomi orang

2
tua, besar keluarga, dan besarnya perhatian orang tua pada sekolah anak-anaknya
(Hanum 1993). Menurut Thoha (2006), prestasi belajar dipengaruhi oleh aktivitas
tidur, aktivitas belajar, pola konsumsi pangan, dan asupan zat gizi.
Berdasarkan uraian pernyataan di atas terkait pentingnya asupan gizi, status
gizi, dan kebugaran fisik dalam upaya peningkatan prestasi belajar, serta
banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk meneliti tentang asupan gizi, status gizi, kebugaran fisik, dan
prestasi belajar siswa SMP di Kabupaten Kudus.

Perumusan Masalah
Remaja memerlukan asupan zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan
remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
cepat. Sementara, kebiasaan makan remaja yang tidak sehat, seperti mengonsumsi
junk food, melewatkan sarapan, dan melakukan diet yang salah dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangannya, serta berdampak pada status gizi yang
kurang atau lebih. Kekurangan zat gizi pada masa remaja dapat menurunkan
kemampuan belajar yang berdampak pada penurunan prestasi belajar. Kebugaran
fisik juga diperlukan remaja agar dapat melakukan berbagai aktivitas belajar di
sekolah dan di luar sekolah. Remaja yang tidak bugar akan sulit menerima
pelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah (les dan ekstrakurikuler), karena
konsentrasi belajarnya menurun. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui asupan gizi, status gizi, kebugaran fisik dan prestasi belajar siswa
SMP. Siswa SMP di perdesaan berbeda karakteristiknya dengan siswa SMP di
perkotaan. Selain itu, terdapat pula perbedaan akses dan fasilitas, sehingga asupan
gizi, status gizi, dan kebugaran fisiknya juga berbeda. Oleh karena itu, penelitian
ini akan menampilkan SMP Negeri di daerah perkotaan dan perdesaan Kabupaten
Kudus.
Tujuan
Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis asupan gizi, status gizi,
kebugaran fisik, dan prestasi belajar siswa SMP Negeri 1 Jati dan SMP Negeri 2
Undaan Kudus.
Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini, antara lain:
1. Mengidentifikasi karakteristik siswa (usia, jenis kelamin, uang saku) dan
karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan
orang tua).
2. Menilai asupan gizi, status gizi, dan kebugaran fisik, aktivitas belajar, dan
prestasi belajar siswa.
3. Menganalisis hubungan uang saku dan karakteristik keluarga (pendidikan dan
pendapatan orang tua) dengan asupan gizi siswa.

3
4. Menganalisis hubungan status gizi, kebugaran fisik, dan aktivitas belajar
dengan prestasi belajar siswa.

Hipotesis
Hipotesis penelitian ini, antara lain:
1. Ada hubungan antara uang saku dan karakteristik keluarga (pendidikan dan
pendapatan orang tua) dengan asupan gizi.
2. Ada hubungan antara status gizi, kebugaran fisik, dan aktivitas belajar dengan
prestasi belajar.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam
pengembangan ilmu gizi mengenai asupan gizi, status gizi, kebugaran fisik, dan
prestasi belajar siswa SMP di perkotaan dan perdesaan. Hasil penelitian ini juga
dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat mengenai asupan gizi, status
gizi, kebugaran fisik, dan prestasi belajar siswa SMP di perkotaan dan perdesaan
Kabupaten Kudus. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi masukan
untuk kebijakan dan program pemerintah untuk remaja SMP, seperti program
pendidikan gizi dan kesehatan di sekolah.

KERANGKA PEMIKIRAN

Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar siswa
di sekolah. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri siswa, meliputi intelegensi, motivasi, minat, dan sikap. Faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi lingkungan rumah dan
sekolah. Selain itu, prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas belajar
(kebiasaan belajar, frekuensi les dan ekstrakurikuler). Prestasi belajar dipengaruhi
oleh aktivitas tidur, aktivitas belajar, pola konsumsi pangan, dan asupan zat gizi
(Thoha 2006). Disamping itu, kebugaran fisik juga diperlukan untuk prestasi
belajar siswa yang baik.
Status gizi merupakan keadaan seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi,
penyerapan, dan penggunaan zat gizi dari makanan dalam jangka waktu yang
lama (Supariasa et al. 2002). Anak yang mengalami malnutrisi akan berkurang
kehadirannya di sekolah dan konsentrasi belajarnya menurun, sehingga
berdampak pada prestasi belajarnya dibandingkan dengan anak yang memiliki gizi
baik (Taras 2005). Penelitian Rismayanthi (2012) juga menyebutkan bahwa status
gizi berkontribusi terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Sementara itu,

4
obesitas atau status gizi lebih pada anak juga memiliki efek tidak langsung
terhadap penurunan fungsi kognitif akibat dari dampak penyakit yang diderita
anak obesitas (diabetes, obstructive sleep apnea syndrome, masalah repirasi),
masalah psikososial (rendah diri, mengisolasi diri, dan depresi), dan kematangan
sosial (Datar et al. 2004).
Kebugaran fisik adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi
fisiologisnya terhadap keadaaan lingkungan dan atau terhadap tugas fisik yang
memerlukan kerja otak yang cukup efisien, tidak mengalami kelelahan yang
berlebihan, dan telah memperoleh pemulihan yang sempurna sebelum datang
tugas-tugas pada hari lain (Nurhasan & Cholil 2007). Kebugaran fisik siswa dapat
meningkatkan kemampuan belajarnya, sehingga siswa memiliki prestasi belajar
yang memuaskan. Siswa yang memiliki tubuh yang bugar dapat mengikuti
kegiatan belajar di sekolah dan di luar sekolah lebih baik, karena siswa tidak
mudah lelah dan mengantuk (Zaeni & Subiono 2011). Menurut Lay (2013),
kebugaran fisik merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya konsentrasi
belajar, sehingga membawa dampak pada peningkatan prestasi belajar. Status gizi
dan kebugaran fisik siswa yang baik dapat diperoleh dengan memperhatikan
asupan gizinya.
Asupan gizi yang kurang menjadikan status gizi siswa menjadi buruk,
sehingga tidak akan mempunyai cukup energi untuk melakukan aktivitas seharihari (Rismayanthi 2012). Asupan gizi siswa dapat dipengaruhi oleh karakteristik
siswa itu sendiri, karena kebutuhan gizi setiap siswa berbeda-beda tergantung
pada usia, jenis kelamin, dan kondisi fisiologisnya. Pemilihan makanan tiap
remaja juga berbeda-beda, terutama antara remaja perempuan dengan remaja lakilaki. Remaja perempuan cenderung membatasi konsumsi pangannya untuk
menjaga penampilan. Selain itu, perbedaan dalam memilih makanan antar
individu juga dapat disebabkan adanya perbedaan jumlah uang saku yang
diberikan orang tua kepada remaja.
Karakteristik keluarga juga akan menentukan asupan gizi siswa. Siswa akan
memiliki kebiasaan makan yang baik apabila orang tua membiasakan
mengonsumsi makanan bergizi sejak masa anak-anak. Makanan bergizi yang
diberikan oleh orang tua tersebut berkaitan dengan besar keluarga, pendidikan,
pekerjaan, dan pendapatan orang tua. Besar keluarga dapat mempengaruhi jumlah
dan jenis makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota keluarga. Semakin
banyak anggota keluarga, maka makanan yang dikonsumsi setiap anggota
keluarga juga semakin sedikit. Orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung
memiliki pengetahuan gizi yang baik, sehingga asupan gizi anaknya akan lebih
diperhatikan. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, cenderung memberikan
makanan bergizi pada anaknya, tapi pengolahan makanannya cepat saji atau instan.
Pemberian makanan cepat saji tersebut akan mempengaruhi kebiasaan makan
remaja. Orang tua yang memiliki pendapatan yang cukup besar, akan memberikan
makan yang berkualitas kepada anaknya baik dari segi keamanan dan kebersihan
makanan. Hukum Bennet menyatakan bahwa semakin tinggi pendapatan
seseorang maka konsumsi pangan akan bergeser ke arah konsumsi pangan dengan
harga kalori yang lebih mahal seperti pangan hewani yang kandungan gizinya
lebih tinggi (Holman dalam Deni 2009). Bagan kerangka pemikiran dapat dilihat
pada Gambar 1 dibawah ini.

5
Karakteristik Siswa:
Usia
Jenis kelamin
Uang saku

Karakteristik Keluarga:
Besar keluarga
Pendidikan orang tua
Pekerjaan orang tua
Pendapatan orang tua

Asupan
Gizi

Status Gizi

Faktor Internal:
Intelegensi
Motivasi
Minat
Sikap

Kebugaran Fisik

Prestasi Belajar

Faktor Eksternal:
Lingkungan
rumah
Lingkungan
sekolah

Aktivitas Belajar:
Kebiasaan belajar
Frekuensi les
Frekuensi
ekstrakurikuler

Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Hubungan yang diteliti
Hubungan yang tidak diteliti

:
:
:
:

Gambar 1 Bagan kerangka pemikiran

6

METODE

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena
pengambilan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian dilaksanakan di SMP
Negeri 1 Jati yang mewakili daerah perkotaan dan SMP Negeri 2 Undaan yang
mewakili daerah perdesaan Kabupaten Kudus. Penentuan lokasi penelitian
dilakukan secara purposive dengan alasan masing-masing sekolah mewakili
daerah perkotaan dan perdesaan. Selain itu, kemudahan akses dan komunikasi
peneliti dengan kedua sekolah juga menjadi pertimbangan lainnya. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2014.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas 8 pada kedua sekolah yang
terpilih sebagai lokasi penelitian. Pertimbangan memilih siswa kelas 8, karena
siswa kelas tersebut telah mengikuti pendidikan dalam kondisi yang stabil dan
telah beradaptasi dengan lingkungan sekolah, siswa kelas 7 tidak dipilih dengan
alasan masih membutuhkan penyesuaian dengan lingkungan sekolah dan siswa
kelas 9 telah sibuk mempersiapkan kegiatan Ujian Nasional (UN). Selain itu,
kriteria contoh yang lain diantaranya, siswa laki-laki dan perempuan, sehat atau
tidak memiliki penyakit apapun, serta bersedia mengisi kuesioner penelitian dan
mengikuti tahap-tahap penelitian sampai selesai.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 533 siswa yang terdiri atas 257
siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Jati dan 276 siswa kelas 8 SMP Negeri 2 Undaan.
Contoh penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

dimana,
N
= populasi siswa
n
= jumlah siswa
e
= presisi (0.1)
Jumlah contoh penelitian yang diperoleh berdasarkan perhitungan menggunakan
rumus di atas yaitu 73 siswa dari SMP Negeri 1 Jati dan 72 siswa SMP Negeri 2
Undaan.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data
primer meliputi, karakteristik siswa, karakteristik keluarga, status gizi, asupan gizi,
dan kebugaran fisik. Sementara itu, data sekunder yaitu jumlah siswa kelas 8
masing-masing SMP dan nilai rapor siswa. Jenis dan cara pengumpulan data
primer dan sekunder disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

7
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data primer dan sekunder
No

Variabel

1.

Karakteristik
contoh

1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Uang saku

2.

Karakteristik
keluarga

1.
2.
3.
4.

3.

Asupan gizi

4.

Status gizi

BB dan TB

5.

Kebugaran
fisik

Indeks kebugaran fisik
(harvard step test)

6.

Aktivitas
belajar

1. Kebiasaan belajar
2. Frekuensi les
3. Frekuensi

7.

Prestasi
belajar

Indikator

Besar keluarga
Pendidikan orang tua
Pekerjaan orang tua
Pendapatan orang tua
Daily food recall selama 2
hari

ekstrakurikuler
Nilai rapor (Matematika,
IPA, IPS, dan Bahasa
Indonesia)

Cara dan Alat
Pengumpulan
Data
Wawancara
langsung
menggunakan
kuesioner
Wawancara
langsung
menggunakan
kuesioner
Wawancara
langsung
menggunakan
kuesioner
Pengukuran
langsung
menggunakan
stature meter dan
timbangan digital
Bangku harvard
step test,
metronom, dan
stopwatch
Wawancara
langsung
menggunakan
kuesioner
Arsip data
sekolah

Skala

1. Rasio
2. Nominal
3. Rasio
1. Rasio
2. Ordinal
3. Nominal
4. Rasio
Rasio

Rasio

Rasio

1. Ordinal
2. Ordinal
3. Ordinal
Rasio

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan
program komputer Microsoft Excel dan SPSS versi 16.0 for windows. Proses
pengolahan data meliputi entry, coding, editing, cleaning, dan analisis. Data
dikategorikan terlebih dahulu sebelum dianalisis. Kategori variabel penelitian
disajikan pada Tabel 2 berikut ini.

8
Tabel 2 Kategori variabel penelitian
No
1.

Variabel
Usia

2.

Status gizi
IMT/U

3.

Uang saku

4.

Pendidikan
orang tua

5.

Pendapatan
orang tua
Besar keluarga

6.

7.

Pekerjaan
orang tua

8.

Asupan gizi
a. Energi dan
protein

9.

b. Vitamin A,
C, Fe
Indeks
kebugaran
fisik

10.

Prestasi belajar

11.

Aktivitas
belajar

1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.

Kategori
Remaja awal (10 13 tahun)
Remaja tengah (14 16 tahun)
Remaja akhir (17 19 tahun)
Sangat kurus (+2 SD sampai dengan +3 SD)
Sangat gemuk (>+3 SD)
≤ Rp3 761 per hari
Rp3 762 9060 per hari
≥ Rp9 061 per hari
Tidak tamat SD
SD/sederajat
SMP/sederajat
SMA/sederajat
Diploma/akademi
Sarjana/pascasarjana
< Rp1 000 000
> Rp1 000 000
Kecil (≤ 4 orang)
Sedang (5 6 orang)
Besar (≥ 7 orang)
PNS/TNI
Pegawai swasta
Buruh/Tani
Wiraswasta
Ibu rumah tangga
Lainnya
Defisit Berat (90)
Baik (80 90)
Cukup (65 79)
Kurang (50 64)
Kurang sekali (80)
Baik (70 79)
Cukup (60 69)
Kurang (< 60)
Kurang (≤ 54)
Cukup (55 71)
Baik (≥72)

Keterangan
Depkes (2005)

WHO (2007)

Sebaran data

-

UMK Kudus
(2013)
Hurlock (2004)

-

Gibson (2005)

Suntoda (2009)

Syah (2010)

Sebaran data

9
Asupan Gizi. Data konsumsi pangan yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan metode daily food recall selama 2 hari, dikonversi beratnya dalam gram,
kemudian dihitung kandungan gizinya menggunakan rumus menurut Hardinsyah
& Briawan (1994) sebagai berikut:
KGij = (Bij/100) x Gij x (BDDj/100)
Keterangan:
KGij = konsumsi zat gizi i dari bahan makanan j dengan berat B gram
Bj
= berat bahan makanan j yang dikonsumsi (gram)
Gij
= kandungan zat gizi I dalam 100 gram BDD bahan makanan j
BDDj = persen bahan makanan j yang dapat dimakan (%BDD)
Konsumsi zat gizi yang telah diketahui selanjutnya digunakan untuk menghitung
Tingkat Kecukupan Gizi (TKG), dengan terlebih dahulu menghitung Angka
Kecukupan Gizi (AKG) menggunakan koreksi berat badan untuk energi dan
protein, rumusnya sebagai berikut.
AKG = (

x Zat gizi yang dianjurkan)

Keterangan:
BBi = berat badan siswa
BBj = berat badan standar
AKG dari energi dan protein yang sudah dikoreksi dengan berat badan selanjutnya
dihitung tingkat kecukupannya. Sementara itu, perhitungan tingkat kecukupan
vitamin A, vitamin C, dan Fe tidak perlu dikoreksi berat badan atau kebutuhannya
dilihat dari AKG. Rumusnya sebagai berikut:

TKG = ∑ (

)

Beikut adalah tabel AKG sesuai dengan karakteristik siswa yang disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3 Angka kecukupan gizi (AKG 2013)
Jenis
Kelamin
Perempuan
Laki-laki

Umur
(tahun)
13 15
16 18
13 15
16 18

Energi
(kkal)
2125
2125
2475
2675

Protein
(g)
69
59
72
66

Vitamin A
(mcg)
600
600
600
600

Vitamin C
(mg)
65
75
50
75

Fe
(mg)
26
26
19
15

Kebugaran Fisik. Data indeks kebugaran fisik siswa diperoleh dengan
melakukan tes kebugaran fisik (harvard step test) yang bertujuan mengukur daya
tahan jantung-paru. Pelaksanaan tes ini diawali dengan pemanasan oleh peserta,
selanjutnya peserta tes berdiri tegak menghadap bangku dan melakukan gerakan
naik turun bangku dengan irama metronom 120 kali per menit selama 5 menit.
Pada bunyi metronom ke-1 salah satu kaki naik ke atas bangku, pada bunyi ke-2
kaki yang lain naik ke atas bangku, pada bunyi ke-3 salah satu kaki turun ke lantai,
dan pada bunyi ke-4 kaki yang lain turun ke lantai, sehingga peserta tes berdiri
tegak di lantai. Apabila sebelum 5 menit peserta tes sudah merasa lelah dan tidak
dapat mengikuti irama metronom, maka tes dihentikan dan waktu dicatat. Peserta
tes segera duduk setelah berhenti. Peserta yang telah istirahat selama satu menit,

10
dihitung denyut nadinya dan dicatat pada menit pertama, kedua, dan ketiga
masing-masing selama 30 detik. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks
kebugaran fisik, yaitu:
Indeks Kebugaran Fisik =

-

-

-

Status Gizi. Penilaian status gizi untuk anak umur di atas 5 tahun sampai 18
tahun diperoleh dengan pendekatan antropometri berdasarkan simpangan baku (zscore) menurut IMT/U dengan rumus sebagai berikut:
Z-Score =



Aktivitas Belajar. Aktivitas belajar dalam penelitian ini diukur dengan cara
mengajukan pertanyaan seputar kebiasaan belajar di rumah. Selain itu, ditanyakan
juga frekuensi siswa dalam mengikuti les privat/ bimbingan belajar pada mata
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS serta frekuensi siswa
dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dalam seminggu. Frekuensi
ekstrakurikuler terdiri atas olahraga dan non olahraga.
Hasil pengolahan data selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan inferensia.
Data yang dianalisis secara deskriptif, yaitu karakteristik siswa (usia, jenis
kelamin, uang saku), karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan, pekerjaan,
dan pendapatan orang tua), asupan gizi (tingkat kecukupan energi, protein,
vitamin A, vitamin C, dan Fe), status gizi (IMT/U), kebugaran fisik, dan prestasi
belajar. Data-data tersebut juga dianalisis statistik inferensia untuk dilakukan uji
hubungan atau korelasi dan uji beda.
Uji hubungan yang digunakan adalah uji korelasi rank spearman. Uji
korelasi digunakan untuk menganalisis hubungan karakteristik siswa (uang saku)
dan karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan, dan pendapatan orang tua)
dengan prestasi belajar. Uji korelasi juga digunakan untuk menganalisis hubungan
asupan gizi, status gizi, dan kebugaran fisik, serta menganalisis hubungan status
gizi, kebugaran fisik, dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar. Uji beda
independent sample t-test digunakan untuk menganalisis perbedaan nilai variabel
rasio, antara lain uang saku siswa, besar keluarga, pendapatan orang tua, status
gizi, tingkat kecukupan energi, protein, vitamin A, vitamin C, Fe, serta kebugaran
fisik, aktivitas belajar, dan prestasi belajar siswa di perkotaan dan perdesaan. Uji
chi-square digunakan untuk menganalisis keterkaitan proporsi, yaitu pendidikan
orang tua, pekerjaan orang tua siswa di perkotaan dan perdesaan.

Definisi Operasional
Aktivitas belajar adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa baik di sekolah
maupun di luar sekolah, yang meliputi kebiasaan belajar di rumah,
frekuensi les dan ekstrakurikuler.
Asupan gizi adalah jumlah energi, protein, vitamin A, vitamin C, dan Fe yang
masuk ke dalam tubuh siswa, diukur dengan metode daily food recall.

11
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga inti yaitu ayah, ibu, dan anak
yang biaya hidupnya menjadi tanggungan keluarga.
Contoh adalah siswa kelas 8 pada dua SMP terpilih yang sehat dan bersedia
mengikuti tahap-tahap penelitian sampai selesai.
Frekuensi eksrakulikuler adalah banyaknya kegiatan ekstrakurikuler akademik
dan non akademik di sekolah yang diikuti siswa, serta frekuensi masingmasing kegiatan dalam satu minggu.
Frekuensi les adalah banyaknya les privat atau bimbingan belajar mata pelajaran
Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia yang diikuti siswa, serta
frekuensi masing-masing kegiatan dalam satu minggu.
Indeks kebugaran fisik adalah keadaan seseorang yang melakukan aktivitas fisik
tanpa merasakan kelelahan berarti, nilainya diperoleh dari tes kebugaran
(harvard step test).
Kebiasaan belajar adalah kegiatan belajar yang biasa dilakukan siswa di rumah
atau di luar jam pelajaran sekolah yang diukur dengan pertanyaanpertanyaan seputar kebiasaan belajar dalam kuesioner.
Pendapatan orang tua adalah jumlah uang yang diperoleh orang tua yang diukur
dengan cara menjumlahkan pendapatan orang tua dari hasil pekerjaan utama
maupun pekerjaan tambahan selama satu bulan dinyatakan dalam
Rp/kapita/bulan.
Pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang telah diselesaikan
oleh ayah dan ibu siswa.
Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar siswa di
sekolah yang dilihat dari rata-rata nilai rapor mata pelajaran Matematika,
IPA, IPS, dan Bahasa Indonesia.
Status gizi adalah keadaan tubuh siswa yang ditentukan berdasarkan indikator
antropometri IMT/U berdasarkan WHO (2007).
Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan asupan zat gizi aktual terhadap
angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur (AKG 2013) yang
dinyatakan dalam persen.
Uang saku adalah jumlah uang dalam rupiah yang diterima siswa per hari yang
digunakan untuk membeli makanan dan non makanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Siswa
Contoh dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Jati yang
mewakili perkotaan dan SMP Negeri 2 Undaan yang mewakili perdesaan
Kabupaten Kudus. Jumlah contoh masing-masing sekolah yaitu 73 orang dan 72
orang. Berikut adalah sebaran siswa berdasarkan karakteristik siswa yang
disajikan pada Tabel 4.

12
Tabel 4 Sebaran siswa berdasarkan karakteristik siswa
Perkotaan
n

Karakteristik
Siswa
Uang Saku
Rendah (≤ Rp3 761)
Sedang (Rp3 762 9 060)
Tinggi (≥ Rp9 061)
Rata-rata ± SD
Usia
Remaja awal (10 13)
Remaja tengah (14 16)
Remaja akhir (17 19)
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan

%

Perdesaan
n
%

5
6.85
56
76.71
12
16.44
Rp6 221 ± 2 895

1
1.39
55
76.39
16
22.22
Rp6 604 ± 2 365

71
2
0

97.26
3.74
0

64
8
0

88.89
11.11
0

30
43

41.10
58.90

35
37

48.61
51.39

T-test
t

p

-0.872

0.385

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa di
perkotaan dan perdesaan berada pada rentang usia 10 13 tahun atau termasuk
kategori remaja awal. Siswa perempuan lebih banyak jumlahnya dibandingkan
siswa laki-laki, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Sebagian besar siswa di
perkotaan dan perdesaan memiliki uang saku yang berada pada rentang antara
Rp3 762 9 060 atau termasuk kategori sedang. Hasil uji beda independent sample
t-test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata uang saku siswa di
perkotaan dan perdesaan. Hal ini dapat disebabkan oleh pendapatan orang tua
siswa, baik di perkotaan maupun di perdesaan tidak memiliki perbedaan yang
nyata. Sebagian besar pendapatan orang tua siswa di perkotaan dan perdesaan
berada pada kategori tinggi (> Rp 1 000 000).

Karakteristik Keluarga
Karakteristik keluarga yang diamati meliputi besar keluarga, pendidikan
orang tua, pekerjaan orang tua, dan pendapatan orang tua. Berikut adalah sebaran
siswa berdasarkan karakteristik keluarga yang disajikan pada Tabel 5 dan 6.
Tabel 5 Sebaran siswa berdasarkan karakteristik keluarga
Karakteristik
Keluarga
Pendidikan ayah
SD
SMP
SMA
Diploma
Sarjana/pascasarjana
Pendidikan ibu
Tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Diploma
Sarjana/pascasarjana

Perkotaan
n

%

Perdesaan
n

%

Uji chi square
X2

18
12
34
3
6

24.66
16.44
46.58
4.11
8.22

40
22
8
1
1

55.56
30.56
11.11
1.39
1.39

0.000**

0
18
16
30
5
4

0
24.66
21.92
41.10
6.85
5.48

1
48
18
4
0
1

1.39
66.67
25
5.56
0
1.39

0.000**

13
Tabel 5 Sebaran siswa berdasarkan karakteristik keluarga (lanjutan)
Karakteristik
Keluarga
Pekerjaan ayah
PNS/TNI
Pegawai swasta
Buruh/tani
Wiraswasta
Lainnya
Pekerjaan ibu
PNS/TNI
Pegawai swasta
Buruh/tani
Wiraswasta
Ibu rumah tangga
Keterangan:

**

Perkotaan

Uji chi-square

Perdesaan

X2

n

%

n

%

7
16
21
20
9

9.59
21.92
28.77
27.40
12.33

0
7
48
13
4

0
9.72
66.67
18.06
5.56

0.000**

6
11
11
15
30

8.22
15.07
15.07
20.55
41.10

0
10
20
11
31

0
13.89
27.78
15.28
43.06

0.000**

menunjukkan terdapat keterkaitan proporsi

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan ayah dan ibu
siswa di perkotaan sebagian besar adalah SMA. Sementara itu, tingkat pendidikan
ayah dan ibu siswa di perdesaan sebagian besar adalah SD. Hasil uji chi-square
menunjukkan terdapat keterkaitan antara proporsi pendidikan orang tua di
perkotaan dan perdesaan (X2

Dokumen yang terkait

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan

2 88 65

Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Advent 2 067777 Di Kota Medan Tahun 2013

3 67 54

Hubungan Antara Kebugaran Dengan Status Gizi Dan Aktivitas Fisik Pada Mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

2 23 136

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

1 13 48

Hubungan Status Gizi, Asupan Zat Gizi, dan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran Anak Sekolah di SDN 2 Pasanggrahan Purwakarta.

0 5 152

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI SISWA-SISWI Hubungan Asupan Energi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Siswa-Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 2 15

HHUBUNG Hubungan Asupan Energi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Siswa-Siswi SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 5 18

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA – SISWI DI SMP Hubungan Tingkat Asupan Zat Gizi Mikro Dan Morbiditas Terhadap Status Gizi Siswa – Siswi Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

0 2 16

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA – SISWI DI SMP Hubungan Tingkat Asupan Zat Gizi Mikro Dan Morbiditas Terhadap Status Gizi Siswa – Siswi Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

0 5 14

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

0 0 9