51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini mengangkat masalah hubungan virtue dengan kepuasan hidup etnis Tionghoa di kota Medan. Metode yang sesuai digunakan dalam
penelitian ini adalah metode korelasional karena metode ini mampu melihat hubungan beberapa variabel Howit Craer, 2011.
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah Virtue dan Kepuasan Hidup. Menurut Seligman dan Peterson 2004, virtue dapat
berkontribusi pada kepuasan hidup seseorang sehingga dalam penelitian ditentukan:
Virtue : variabel bebas
Kepuasan Hidup : variabel tergantung
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian a.
Virtue
Virtue adalah kumpulan karakter-karakter pada diri individu. Virtue yang akan diungkap adalah wisdom, courage, humanity, justice, temperrance, dan
transcendence Peterson Seligman, 2004. a. Virtue Wisdom adalah kemampuan seseorang untuk terbuka dalam berpikir,
dan menilai sesuatu dengan mempelajari, menilai dan menerapkan pengetahuan tersebut. Virtue ini dibentuk oleh karakter kreativitas,
Universitas Sumatera Utara
keingintahuan, keterbukaan pikiran, kecintaan belajar, dan perspektif. Virtue wisdom diukur melalui alat ukur inventori yang menghasilkan skor, dimana
semakin tinggi skor, maka semakin besar kekuatan virtue wisdom pada individu. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil skor maka semakin lemah
kekuatan virtue wisdom pada individu. b. Virtue Courage adalah kemampuan berpikir, merasa, dan bertindak untuk
menemukan penyelesaian atas suatu rintangan dan tidak mudah memyerah dalam mencapai keyakinan dan tujuan yang dianggap benar. Virtue ini
dibentuk oleh karakter keberanian, kegigihan, integritas, dan vitalitas. Virtue courage diukur melalui alat ukur inventori yang menghasilkan skor, dimana
semakin tinggi skor, maka semakin besar kekuatan virtue courage pada individu. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil skor maka semakin lemah
kekuatan virtue courage pada individu. c. Virtue Humanity adalah kemampuan untk menunjukkan kepedulian, perhatian,
dan kebaikan dengan tujuan menjaga hubungan interpersonal, sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat. Virtue ini dibentuk oleh karakter
cinta, kebaikan, dan kecerdasan bermasyarakat. Virtue humanity diukur melalui alat ukur inventori yang menghasilkan skor, dimana semakin tinggi
skor, maka semakin besar kekuatan virtue humanity pada individu. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil skor maka semakin lemah kekuatan virtue
humanity pada individu. d. Virtue Justice adalah kemampuan memperhatikan hak-hak dan kewajiban
setiap orang sehingga menciptakan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Virtue ini dibentuk oleh karakter kependudukan, keadilan, dan kepemimpinan. Virtue justice diukur melalui alat ukur inventori yang menghasilkan skor,
dimana semakin tinggi skor, maka semakin besar kekuatan virtue justice pada individu. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil skor maka semakin lemah
kekuatan virtue justice pada individu. e. Virtue Temperance adalah kemampuan menahan diri, mengatur emosi dan
tindakannya dalam berhubungan dengan orang lain. Virtue ini terbentuk oleh karakter pengampunan dan belas kasih, kerendahan hati kesederhanaan,
kehati-hatian, dan pengaturan diri. Virtue temperance diukur melalui alat ukur inventori yang menghasilkan skor, dimana semakin tinggi skor, maka semakin
besar kekuatan virtue temperance pada individu. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil skor maka semakin lemah kekuatan virtue temperance pada
individu. f. Virtue Transcendence adalah kemampuan menjalin hubungan dengan Tuhan,
alam, dan orang lain sehingga memberikan makna pada kehidupan individu tersebut. Virtue ini terbentuk oleh karakter keindahan dan keunggulan,
berterima kasih, harapan, humor, dan spiritualitas. Virtue transcendence diukur melalui alat ukur inventori yang menghasilkan skor, dimana semakin
tinggi skor, maka semakin besar kekuatan virtue transcendence pada individu. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil skor maka semakin lemah kekuatan
virtue transcendence pada individu.
Universitas Sumatera Utara
b. Kepuasan Hidup
Kepuasan hidup adalah penilaian secara kognitif mengenai seberapa baik dan memuaskan hal-hal yang sudah dilakukan oleh individu dalam kehidupannya
dengan membandingkan keadaan individu saat ini dengan keadaan yang dianggap individu sebagai suatu standar ideal. Kepuasan hidup akan diukur dengan
menggunakan alat ukur kepuasan hidup berbentuk inventori berdasarkan Satisfaction with Life Scale oleh Diener 2009 yang telah diadaptasi oleh
Sihombing 2011. Alat ukur tersebut menghasilkan skor dimana semakin tinggi skor
menunjukkan semakin baik dan memuaskan penilaian kognitif subjek atas kehidupannya Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor menunjukkan
semakin buruk dan kurang memuaskan penilaian kognitif subjek atas kehidupannya.
C. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 1. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah etnis Tionghoa di Kota Medan dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Masyarakat etnis Tionghoa b. Berusia minimal 18 tahun
c. Menetap di kota Medan
Peneliti menyadari keterbatasannya untuk menjangkau seluruh populasi, oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan sebagian dari populasi
Universitas Sumatera Utara
atau disebut juga dengan sampel Hadi, 2004. Sampel penelitian harus mampu menulis dan membaca, karena penelitian menggunakan alat ukur berbentuk
inventori dimana lebih efektif digunakan apabila sampel dapat menulis dan membaca.
2. Metode Pengambilan Sampel
Peneliti menggunakan teknik insidental sampling, yang berarti individu atau kelompok-kelompok yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai saja yang
diteliti Hadi, 2004. Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah dapat menghemat waktu dan biaya penelitian Howitt Craer, 2011. Akan tetapi,
peneliti juga menyadari kelemahan dari teknik ini yakni tidak dapat memberikan tingkat keyakinan yang tinggi Hadi, 2004. Oleh karena itu, salah satu upaya
peneliti dalam meningkatkan keakuratan data yaitu meningkatkan jumlah responden penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian hanya pada subjek
penelitian yang terlibat.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dapat mengungkap perbuatan-perbuatan pribadi perasaan, keinginan, atau prasangka
dan sebagainya baik yang terjadi saat ini maupun masa lampau Hadi, 2004. Peneliti akan menggunakan dua jenis alat ukur dalam penelitian ini, yaitu alat
ukur virtue dan kepuasan hidup.
1. Virtue
Alat ukur untuk mengungkap virtue disusun peneliti beradasarkan karakter-
Universitas Sumatera Utara
karakter pembentuk virtue menurut teori kekuatan karakter dan virtue oleh Peterson dan Seligman 2004. Alat ukur virtue disusun dengan menggunakan
model skala Likert. Alat ukur ini menggunakan 6 pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Sesuai, Tidak Sesuai, Agak Tidak Sesuai, Agak Sesuai, Sesuai, dan Sangat
Sesuai. Bobot penilaian untuk setiap aitem favorable dan unfavorabel adalah sebagai berikut:
Tabel. 2. Bobot Penilaian Skala Virtue
Pernyataan Respon
STS TS
ATS AS
S SS
Favorable 1
2 3
4 5
6 Unfavorable
6 5
4 3
2 1
2. Kepuasan Hidup
Pengumpulan data terhadap kepuasan hidup dilakukan dengan menggunakan alat ukur kepuasan hidup Satisfaction with Life Scale SWLS oleh
Diener yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Sihombing 2011 dengan menggunakan proses adaptasi bahasa yang disebut back translation
process. Alat ukur ini dapat mengungkap bagaimana gambaran kepuasan hidup pada masyarakat secara umum dengan demikian dapat juga dipakai untuk melihat
kepuasan hidup pada etnis Tionghoa di kota Medan. Peneliti menggunakan alat ukur ini karena alat ukur memiliki tujuan yang sama dengan penelitian, yakni
untuk mengungkap tingkat kepuasan hidup secara umum tanpa melihat domain- domain tertentu dalam kehidupan.
Proses adaptasi oleh Sihombing 2011 dimulai dari menerjemahkan kelima pernyataan dalam Satisfaction with Life Scale ke dalam bahasa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian, pernyataan yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tersebut diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris. Langkah selanjutnya,
hasil terjemahan tersebut dibandingkan dengan pernyataan asli dan diperoleh hasil bahwa makna dari skala tersebut tidak berbeda dengan makna pernyataan asli
dalam Satisfaction with Life Scale. Proses ini melibatkan penerjemah berlisensi dan disupervisi oleh dosen pembimbing. Alat ukur kepuasan hidup ini memiliki
nilai koefisien realibiltas alpha sebesar 0,815 dengan daya diskriminasi aitem sebesar 0,352 sampai 0,768.
Alat ukur ini menggunakan model skala Likert dengan tujuh pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:
Tabel 3. Bobot Penilaian Skala Kepuasan Hidup
Bobot Penilaian Skala Kepuasan Hidup Nilai
1 Sangat Tidak Setuju 1
2 Tidak Setuju 2
3 Agak Tidak Setuju 3
4 Antara Setuju Atau Tidak Setuju 4
5 Setuju 5
6 Agak Setuju 6
7 Sangat Tidak Setuju 7
Berbagai macam penelitian sebelumnya juga menggunakan Satisfaction with Life Scale SWLS sebagai alat ukur penelitian, diantaranya studi yang
dilakukan Wood, Joseph dan Maltby 2008 menggunakan SWLS untuk melihat hubungan yang unik antara rasa syukur terhadap kepuasan hidup dan hubungan
antara rasa syukur terhadap kepribadian. Shevlin, Brunsden, dan Miles 1998 dalam studinya mengukur sejauhmana faktorial invariant, struktur mean dan
reliabilitas pada SWLS. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Pavot, dan Diener 1993 mengenai rekomendasi mereka terhadap penggunaan SWLS sebagai alat
Universitas Sumatera Utara
ukur untuk melihat psikopatologi atau emosional well-being seseorang. SWLS juga digunakan Tucker, Ozer, Lyubomirsky, dan Boehm 2006 untuk melihat
perbedaan kepuasan hidup antara kelompok masyarakat AS dan Rusia dengan mahasiswa AS dan Rusia. Empat penelitian tersebut semakin meyakinkan peneliti
untuk menggunakan SWLS dalam penelitian ini.
E. Uji Coba Alat Ukur
Tujuan pelaksanaan uji coba alat ukur menurut Azwar 2004 adalah untuk melihat apakah pernyataan setiap aitem dapat dimengerti dan mudah dipahami
oleh responden, dan untuk melihat apakah alat ukur mampu mengungkap hal yang hendak diukur dengan baik.
1. Validitas Alat Ukur
Validitas isi yaitu sejauhmana aitem-aitem dalam alat ukur mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Validitas isi terbagi menjadi:
1. Validitas muka yaitu validitas yang didasarkan pada penampilan Azwar, 2009. Peneliti merancang alat ukur dengan tampilan fisik yang sederhana
namun tetap menarik dengan cara petunjuk pengisian dan aitem-aitem dibuat sejelas dan sesingkat mungkin. Aitem-aitem dikelompokkan ke dalam 6
bagian agar jumlah aitem terkesan lebih sedikit dan mengurangi kejenuhan responden dalam merespon alat ukur.
2. Validitas logik diestimasi lewat pengujian terhadap aitem yang ada dengan analisis lewat professional judgment yakni dosen pembimbing. Pegujian
validitas logik untuk alat ukur Kepuasan Hidup tidak dilakukan karena
Universitas Sumatera Utara
peneliti menggunakan alat ukur yang telah ada. Pengujian validitas logik pada alat ukur virtue melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Menelaah aitem-aitem asli dalam VIA-IS milik Peterson dan Seligman. 2. Mengumpulkan indikator perilaku melalui survey 15 masyarakat umum
9 orang perempuan dan 6 orang laki-laki; usia dari 18 – 55 tahun;
berasal dari etnis Tionghoa, India Tamil, Jawa, Batak, dan Melayu. 3. Indikator perilaku yang terkumpul disusun menjadi aitem-aitem,
kemudian peneliti meminta 30 masyarakat umum 19 orang perempuan dan 11 orang laki-laki; usia dari 18
– 55 tahun; dan berasal dari etnis Tionghoa, India Tamil, Jawa, Batak, dan Melayu untuk merangking
aitem mana yang paling menggambarkan karakter-karakter pembentuk virtue.
4. Dari hasil ranking dan profesional judgment oleh dosen pembimbing diperoleh 5 aitem terbaik dari 24 karakter sehingga ada 120 aitem yang
akan diujicoba kepada 117 orang. Uji coba pertama, ditemukan banyak responden yang mengeluhkan jumlah aitem yang terlalu banyak, serta
mengandung sosial desirability yang tinggi, terlihat dari penyebaran jawaban responden hanya terpusat di rentang Sangat Setuju, Setuju, dan
Agak Setuju. Mengatasi masalah ini peneliti melakukan analisa pada tiap aitem, mengubah bunyi kalimat tanpa mengubah makna dan mengubah
aitem favorable menjadi unfavorable. Sehingga diperoleh jumlah aitem sebanyak 72 aitem.
Universitas Sumatera Utara
5. Melakukan ujicoba kedua kepada 63 orang dan melakukan analisis aitem untuk mengetahui reliablitas alat ukur.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan
individu atau kelompok yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang dijadikan untuk melakukan seleksi aitem
adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya sesuai dengan fungsi alat ukur tersebut Azwar, 2009.
Uji coba daya beda aitem pada alat ukur Virtue dilakukan pada uji coba II yang melibatkan 63 responden dengan daya diskriminasi minimal 0,25 Spatz,
2005. Pada alat ukur Kepuasan Hidup pengujian daya beda aitem dilakukan pada uji coba I pada 117 subjek dengan batasan minimal daya diskriminasi yakni 0,195
Spatz, 2005.
3. Reliabilitas Alat Ukur
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan single trial administration yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes pada
sekelompok individu sebagai subjek penelitian. Teknik ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 2004. Teknik yang digunakan adalah
teknik koefisien reliabilitas Alpha dari Cronbach.
a. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Virtue
Tabel 4. Hasil Uji Coba Alat Ukur Pada Tiap Virtue
VirtueKarakter Jumlah
aitem awal
Reliabilitas Daya diskriminasi
Kesimpulan Jumlah aitem
akhir
Virtue wisdom
1. Kreativitas 3
0,494 0,30-0,358
3 aitem lulus 3 2. Keingintahuaan
3 0,583
0,413 2 aitem lulus 2
Universitas Sumatera Utara
3.Keterbukaan 3
0,327 0,198
Tidak ada
aitem lulus -
4.Kecintaan belajar
3 0,537
0,268-0,489 2 aitem lulus 3
5.Perspektif 3
0,695 0,533
2 aitem lulus 2
Total aitem 0,795
0,333-0,587 10
Virtue courage
1.Keberanian 3
0,621 0,359-0,494
3 aitem lulus 3 2.Kegigihan
3 0,474
0,313 2 aitem lulus 2
3.Integritas 3
0,617 0,314-0,540
3 aitem lulus 3 4.Vitalitas
3 0,438
0,281 2 aitem lulus 2
Total aitem 0,821
0,376-0,585 10
Virtue humanity
1.Kasih sayang 3
0,689 0,496-0,528
3 aitem lulus 3 2.Kebaikan
3 0,295
0,177 Tidak
ada aitem lulus
- 3.Kecerdasan
bermasyarakat 3
0,661 0,583
2 aitem lulus 2
Total aitem 0,744
0,442-0,654 5
Virtue justice
1.Citizenship 3
-0,270 -0,151-
- 0,013
Tidak ada
aitem lulus -
2.Keadilan 3
0,554 0,390
1 aitem lulus 1 3.Kepemimpinan
3 0,555
0384 2 aitem lulus 2
Total aitem 0,574
0,370-0,444 3
Virtue temperance
1.Pengampunan dan belas kasih
3 0,522
0,354 2 aitem lulus 2
2.Kerendahan hatikesederhanaan
3 0,542
0,399 2 aitem lulus 2
3.Kehati-hatian 3
0,535 0,299-0,388
3 aitem lulus 3 4.Pengaturan diri
3 0,597
0,361-0,455 3 aitem lulus 3
Total aitem 0,747
0,277-0,516 10
Virtue transcendence
1.Apresiasi terhadap
keindahan 3
0,247 0,063-0,232
Tidak ada
aitem lulus -
2.Berterima kasih 3
0,194 0,06-0,183
Tidak ada
aitem lulus -
3.Harapan 3
0,479 0,328
2 aitem lulus 2 4.Humor
3 0,706
0,414-0,634 3 aitem lulus 3
5.Spritualitas 3
0,726 0,570
2aitem lulus 2
Total aitem 0,796
0,357-0,629 7
Universitas Sumatera Utara
Adapun blue print alat ukur virtue sebelum dan sesudah uji coba yakni:
Tabel 5. Blue Print Alat Ukur Virtue Sebelum Dan Sesudah Uji Coba
N o
VirtueKarakter Nomor Item
Sebelum Sesudah
Favorable Unfavorable
Favorable Unfavorable
1 Kreativitas 1, 6, 11
- 1, 6, 11
- 2 Keingintahuan
7, 12 2
7, 12 -
3 Keterbukaan pikiran
3, 13 8
- -
4 Kecintaan Belajar
4, 9, 14 -
4, 9, 14 -
5 Perspektif 5, 10
15 5, 10
-
Virtue wisdom 1,3,4,5,6,7,9,
10, 11,12,13,14
2,8,15 1,4,5,6,7,9,1
0, 11,12,14 -
1 Keberanian 1,5,9
- 1,5,9
- 2 Kegigihan
2,6,10 -
2,6 -
3 Integrasi 3,7,11
- 3,7,11
- 4 Vitalitas
4,8,12 -
8,12 -
Virtue courage 1,2,3,4,5,6,7,
8,9,10,11,12 -
1,2,3,5,6,7,8 ,9,11,12
- 1 Kasih Sayang
1,7,8 -
1,7,8 -
2 Kebaikan 2
3,6 -
- 3 Kecerdasan
bermasyarakat 4,5
9 4,5
-
Virtue Humanity 1,2,4,5,7,8 3,6,9
1,4,5,7,8 -
1 Citizenship 1,8
5 -
- 2 Keadilan
2 3,7
3 -
3 Kepemimpinan 4,6
9 4,6
-
Virtue Justice
1,2,4,6,8 3,5,7,9
3,4,6 -
1 Pengampunan dan belas kasih
1,5,9 -
1,5 -
2 Kerendahan hatisederhana
6,10 2
6 2
3 Kehati-hatian 3, 7, 11
- 3, 7, 11
- 4 Pengaturan diri
4,8 12
4,8 12
Virtue Temperance
1,3,4,5,6,7,8, 9,10,11
2,12 1,3,4,5,6,7,8
,11 2,12
1 Apresiasi terhadap
keindahan 1,6
11 -
- 2 Berterima kasih
7,12 2
- -
3 Harapan 3,13
8 3,13
- 4 Humor
4,9,14 -
4,9,14 -
5 Spiritualitas 10,15
5 10,15
-
Virtue Transendence
1,3,4,6,7,9,10 ,12,13,14,15
2,5,8,11 3,4,9,10,13,
14,15
Universitas Sumatera Utara
Alat ukur virtue yang telah diuji coba mengalami penomoran ulang untuk pengambilan data yang sesungguhnya. Jumlah aitem yang dijadikan alat ukur
penelitian adalah sebanyak 45 aitem dengan koefisien reliabilitas dan nilai daya diskriminasi masing-masing virtue adalah:
Tabel.6 Reliablitas dan Daya Diskriminasi Virtue
Virtue Reliabilitas
Daya Diskriminasi
Wisdom 0,795
0,33 – 0,58
Courage 0,821
0,37 – 0,58
Humanity 0,744
0,44 – 0,65
Justice 0,574
0,37 – 0,44
Temperance 0,747
0,27 – 0,51
Transendence 0,796
0,35 – 0,62
b. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Kepuasan Hidup
Hasil ujicoba alat ukur kepuasan hidup terhadap 117 orang menghasilkan nilai koefisien reliabilitas alpha yakni 0,817 dengan nilai daya diskriminasi aitem
yang bergerak dari 0,309-0,802. Dengan begitu kelima aitem Kepuasan Hidup yang diujicobakan dinyatakan lulus uji.
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1.
Tahap Persiapan
a. Peneliti melakukan studi literatur untuk mengkaji teori-teori mengenai virtue dan kepuasan hidup. Melalui studi literatur, peneliti mencari dan menemukan
alat ukur yang sesuai dengan virtue dan kepuasan hidup.
Universitas Sumatera Utara
b. Sebelum merancang alat ukur virtue, peneliti melakukan survey kepada 15 orang berkaitan indikator perilaku pada setiap virtue yang mendukung dalam
pembuatan alat ukur virtue. c. Alat ukur virtue dirancang sendiri oleh peneliti berdasarkan teori virtue dan
kekuatan karakter oleh Seligman 2004. Sementara alat ukur kepuasan hidup, peneliti mengggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale oleh Diener
2004 yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Sihombing 2011.
d. Uji Coba Alat Ukur Selanjutnya peneliti melakukan uji coba alat ukur virtue dan kepuasan hidup
kepada 117 orang pada tanggal 26 Maret - 4 April 2012. Pada alat ukur kepuasan hidup semua lima aitem yang lulus uji dan memenuhi daya
diskriminasi minimal. Sedangkan pada alat ukur virtue penyebaran jawaban responden hanya terpusat di rentang Sangat Sesuai, Sesuai, dan Agak Sesuai.
Setelah diperbaiki, diperolehlah 72 aitem yang kemudian alat ukur virtue diuji coba kembali pada tanggal 14-18 April 2012 kepada 63 orang.
e. Penyusunan Alat Ukur Penelitian Setelah melakukan uji coba, peneliti menguji validitas dan reliabilitas alat ukur
penelitian. Aitem-aitem yang valid dan reliabel kemudian disajikan dalam skala penelitian.
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara memberikan alat ukur kepada 110 orang etnis Tionghoa yang telah disesuaikan dengan karakteristik sampel.
Pengambilan data dilakukan tanggal 01 Mei – 06 Juni 2012. Jumlah alat ukur
yang disebar sebanyak 149 eksemplar. Jumlah alat ukur yang memenuhi persyaratan untuk diikutsertakan dalam proses pengolahan data sebanyak 110
eksemplar.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahap analisis data, peneliti melakukan beberapa hal yang berhubungan dengan data yang telah terkumpul, diantaranya:
1. Mengecek kembali data yang telah terkumpul, termasuk menyesuaikan data dengan karakteristik subjek yang telah ditetapkan peneliti
2. Memberi nomor urut subjek 3. Menskoring jawaban subjek terhadap alat ukur
4. Jawaban subjek
yang telah
diskoring kemudian
ditabulasi, memasukkannya ke dalam SPSS dan melakukan pengolahan data dengan
bantuan program SPSS version 16.0 for windows. G. Uji Normalitas dan Uji Linearitas
Sebelum data dianalisis, peneliti melakukan uji normalitas dan uji linearitas untuk mengetahui metode statistik yang sesuai dengan tujuan penelitian.
1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas untuk mengetahui apakah distribusi penyebaran data dalam
penelitian pada setiap variabel terdistribusi secara normal. Penyebaran data pada
Universitas Sumatera Utara
variabel Virtue dan variabel Kepuasan Hidup dilakukan dengan menggunakan metode statistika One Sample Kolmogorov-Smirnov test. Menurut Field 2009,
kaidah yang digunakan untuk melihat normalitas data yaitu jika nilai signifikansi p
0,05 menunjukan bahwa sebaran data normal. 2. Uji Linearitas
Peneliti memastikan apakah dua variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak dengan melakukan uji linearitas menggunakan prosedur ANOVA. Kaidah
yang digunakan adalah dengan memperhatikan nilai signifikansi pada Linearity dan Deviation From Linearity. Jika nilai hasil analisis pada Sig Linearity
0,05 dan nilai Sig pada Deviation From Linearity nilainya
dari 0,05 maka hubungan antara kedua variabel memiliki hubungan yang linear.
H. Metode Analisa Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistic korelasional. Data virtue dan kepuasan hidup dalam penelitian ini apabila berdistribusi normal
maka metode analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment. Namun apabila data tidak berdistribusi normal, maka metode analisa yang digunakan
adalah Kendall tau.
Sebagai analisa tambahan peneliti juga mengkategorikan virtue dan kepuasan hidup subjek penelitian yang dilakukan berdasarkan rumusan Azwar
2009.
a. Metode Penentuan Kategori Pada Virtue
Sebelum menentukan kategori, peneliti mencari standar eror pengukuran untuk melihat besarnya variasi eror pengukuran pada kelompok subjek penelitian,
Universitas Sumatera Utara
dan menghitung fluktuasi skor. Kemudian menentukan tingkat virtue dalam kategori kuat dan lemah.
b. Metode Penentuan Kategori Pada Kepuasan Hidup Kategorisasi skor kepuasan hidup dilakukan dengan menghitung mean
hipotetik dan standar deviasi. Kemudian memasukkan nilai-nilai yang didapat ke dalam rumusan pada tabel 7, sebagai berikut:
Tabel.7 Pengkategorian Kepuasan Hidup
Rumus Kategori
X µ-1,0
Rendah µ-1,0
≤ X µ +1,0
Sedang X ≥ µ + 1,0
Tinggi
Keterangan : X : Skor yang didapatkan oleh subjek
: Standard deviasi µ : Mean hipotetik
Universitas Sumatera Utara
68
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN