62
laki-laki beragama Islam atau budak-budak wanita muslimah.
33
Dasar pendapat ini adalah firman Allah Swt:
َاَ ْ حِ َت
ِت َٰ ِ ۡش ۡلٱ ٖ َ ِ ۡشم م ٞ ۡيَخ ٌ َ ِم ۡ م ٞ َمَ َََ ۚ ِم ۡ ي ٰىتَح
ْ حِ ت َاَ ۗۡم ۡتَ َ ۡعَأ ۡ َلَ َ يِ ِ ۡش ۡلٱ
ٞ ۡيَخ ٌ ِم ۡ م ٞ ۡ َعَلَ ْۚ ِم ۡ ي ٰىتَح ۡشم م
َۡي َ ِ َٰٓلْ أ ۗۡم َ َ ۡعَأ ۡ َلَ ٖ ِ َ ع
ىَلِ ِ لٱ
َ ّٱ
ىَلِ ْ ٓ ع ۡ َي ِ َ ۡلٱ
َ َِ ِف ۡغَ ۡلٱ
ِهِ ِۡ ِب ۦ
ِهِتَٰي َء يَ يَ ۦ
َ َ َتَي ۡم لَعَل ِس لِل
ل 2
: 221
Artinya : Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik
dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita-wanita mukmin
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya perintah-perintah-Nya kepada
manusia supaya mereka mengambil pelajaran. QS. Al-Baqarah 2:221.
Perkawinan merupakan ikatan lahir bathin yang dalam, kuat dan kekal antara dua insan, suatu ikatan yang mencakup hubungan timbal balik
yang luas antara keduanya, maka tidak boleh tidak, harus terdapat kesatuan hati yang dipertemukan dalam suatu ikatan yang tidak mudah lepas. Untuk
itu harus ada kesamaan dasar dan tujuan antara kedua mempelai. Dalam konteks ini, kepercayaan agama merupakan suatu landasan yang mengisi
setiap jiwa, mempengaruhinya, menggambarkan perasaannya, membatasi semua pengaruh jiwa dan kehendaknya serta menentukan jalan kehidupan
yang bakal ditempuhnya. Walaupun demikian masih banyak orang yang kadang-kadang terkecoh dengan masalah kepercayaan agama yang
tersembunyi dalam hati ini sehingga mereka menduga bahwa masalah
33
Al Muhalla, Juz XI masalah nomor 1822.
63
akidah kepercayaan agama ini hanyalah sekedar perasaan yang ada dalam jiwa saja dan bias diganti dengan beberapa filsafat ataupun beberapa
aliran sosial. Adalah haram hukumnya mengikat tali perkawinan antara dua hati
yang berbeda kepercayaan, sebab ikatan yang demikian ini adalah ikatan palsu dan rapuh. Keduanya bersatu bukan karena Allah, jalan hidup yang
dirintis pun tidak berdasarkan agama-Nya, sedangkan Allah yang telah memuliakan manusia dan meninggikannya dari derajat hewani,
menghendaki agar ikatan perkawinan tersebut bukan merupakan kecenderungan hewani ataupun dorongan syahwati belaka, akan tetapi
Allah menghendaki agar ikatan perkawinan itu bertujuan mulia yaitu untuk mencapai keridha‟an Ilahi yang dijadikannya sebagai puncak tujuan, dan
menuntut agama-Nya dan kesucian kehidupan ini.
34
34
Abdul Mutaal Muhammad Al Jabry, Perkawinan Campuran Menurut Pandangan Islam, Cet. Ke 3. Jakarta: PT. Bulan Bintang, h. 16
64
BAB IV ANALISIS HUKUM STATUS PERNIKAHAN FASAKH MENURUT
HUKUM ISLAM
Menurut hukum Islam, akad perkawinan suatu perbuatan hukum yang sangat penting dan mengandung akibat-akibat serta konsekuensi-konsekuensinya
tentu sebagaimana yang telah ditetapkan oleh syari‟at Islam. Oleh karena itu,
pelaksanaan akad pernikahan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh syari‟at Islam adalah perbuatan yang sia-sia, bahkan dipandang
sebagai perbuatan yang melanggar hukum yang wajib dicegah oleh siapa pun yang mengetahuinya, atau dengan cara pembatalan apabila pernikahan itu telah
dilaksanakannya. Hukum Islam menganjurkan agar sebelum pernikahan dibatalkan perlu terlebih dahulu diadakan penelitian yang mendalam untuk
memperoleh keyakinan bahwa semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh syari‟at Islam sudah terpenuhi. Jika persyaratan yang telah ditentukan masih
belum lengkap atau masih terdapat halangan pernikahan, maka pelaksanaan akad pernikahan haruslah dicegah.
35
Menurut Al-Jaziri
36
jika perkawinan yang telah dilaksanakan oleh seorang tidak sah karena kekhilafan dan ketidaktahuan atau tidak sengaja dan belum
terjadi persetubuhuan, maka perkawinan tersebut harus dibatalkan, yang melakukan perkawinan itu dipandang tidak berdosa, jika telah terjadi
persetubuhan maka itu dipandang sebagai wathi’ syubhat, tidak dipandang sebagai
perzinaan, yang bersangkutan tidak dikenakan sanksi zina, istri diharuskan ber-
35
Abdul Manan. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia Jakarta: Kencana, 2008, h. 42.
36
Abdurrahman Al-Jaziri, jilid IV, h. 119.
65
iddah apabila pernikahan telah dibatalkan, anak yang dilahirkan dari perkawinan itu dipandang bukan sebagai anak zina dan nasabnya tetap dipertalikan kepada
ayah dan ibunya. Tetapi jika perkawinan yang dilakukan oleh seorang sehingga perkawinan itu menjadi tidak sah karena sengaja melakukan kesalahan
memberikan keterangan palsu, persaksian palsu, surat-surat palsu atau hal-hal lain yang tidak sesuai dengan ketentuan berlaku, maka perkawinan yang demikian itu
wajib dibatalkan. Jika perkawinan yang dilaksanakan itu belum terjadi persetubuhan, maka istri tersebut tidak wajib ber-iddah, orang melaksanakan
perkawinan itu dipandang bersalah dan berdosa, dapat dikenakan tuntutan pidana, persetubuhan itu dipandang sebagai perzinahan dan dikenakan had, nasab anak
yang dilahirkan tidak dapat dipertalikan kepada ayahnya, hanya dipertalikan kepada ibunya.
37
Problema nikah fasakh rusak menurut Wahbah Zuhaili dalam bukunya Fiqh Islam Wa Adilatuhu bahwa nikah yang bisa dianggap rusak atau nikah
fasakh sifatnya dapat dikategorikan beberapa kelompok yaitu kapan terjadinya perpisahan dikategorikan fasakh:
1. Menurut Imam Hanafi
a. Menurut Imam Hanafi terjadinya nikah yang fasakh apabila istri
kembali menjadi kafir setelah ia masuk Islam atau setelah suaminya mengIslamkannya. Menurut Imam Abu Hanifa dan Muhammad
apabila suami yang kembali menjadi kafir maka jatuhnya talak sedangkan menurut Abi Yusuf jatuhnya fasakh.
38
37
Ibid, h. 42-43
38
Wahbah Az-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Cet. Ke 1 Jakarta : Gema Insani, 2011, h. 107
66
b. Murtadnya suami atau istri sebagaimana yang telah dijelaskan diatas
bahwa jika salah satu dari pasangan suami istri tersebut ada yang berpindah agama maka terputuslah akad pernikahan mereka, begitu
juga jika salah satu dari pasangan tersebut berpindah keyakinan, misal : menyekutukan Allah, membandingkan Allah dengan makhluk
ciptaan-Nya, dll.
39
Perkawinan yang dalam istilah agama disebut “nikah” ialah melakukan suatu akad nikah atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki
dan wanita untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak, dengan dasar sukarela dan keridhoan kedua belah pihak untuk mewujudkan suatu
kebahagiaan hidup berkeluarga yang dengan diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara-cara yang di ridhoi Allah SWT.
40
Mengingat perkawinan adalah peristiwa yang sakral dalam perjalanan hidup seseorang, maka restu orang tua adalah sangat penting, dan telitilah dulu
agama yang dianut oleh seorang yang akan menjadi pendamping hidup kita di dunia ini, hendaklah mencari seorang pendamping yang seiman dan jika mendapat
seorang pendamping yang non-muslim, hendaklah dia masuk Islam dan menjadi mualaf dengan sungguh-sungguh dan keikhlasan hati bukan dengan pura-pura
masuk Islam hanya karena ingin bisa menikahi seorang muslimah. Islam menganjurkan dan menggembirakan kawin, karena ia mempunyai
pengaruh yang baik bagi pelakunya sendiri, masyarakat dan seluruh umat manusia. Sesungguhnya naluri seks merupakan naluri yang paling kuat dan keras
39
Ibid, h. 6866
40
Ny. Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, cet ke-5 Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 2007, h. 8.