54
E. Tugas Mulia FTK UINSA Surabaya Dalam Membina Umat dan Bangsa.
Pendidikan merupakan human invesment yang hasil dan manfaatnya tidak bisa dilihat dan dirasakan secara langsung.
Hasil dan buah pendidikan akan bisa dilihat dan dirasakan jauh ke depan, bahkan ketika para pelaku pendidikan itu
sudah di alam baka. Dalam konteks pendidikan sebuah bangsa, maka berarti mempersiapkan sebuah generasi itu hasilnya
akan dirasakan oleh generasi sesudahnya.
Pendidik guru merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan bangsa yang sangat vital dan akan
menentukan kemajuan atau kemunduran kualitas bangsa itu sendiri, anak-anak bangsa seperti apa yang kita mimpikan di
masa depan, tercermin dari gambaran para guru saat ini. Seberapa besar perhatian bangsa terhadap mutu guru saat ini,
sejauh itu pulalah kemajuan bangsa itu akan diraih di masa depannya.
Apakah kualitas manusia Indonesia yang merupakan produk
pendidikan sudah berkualitas?. Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita lihat hasil riset lembaga
Internasional oleh UNDP. Human Development Raport HDR dari
United Nations Development Programme UNDP melaporkan bahwa posisi Indonesia berada pada posisi 108
dari 187 negara di dunia yang di survey dengan angka indek 0.684. Indonesia berada dalam kategori negara dengan indek
pembangunan manusia sedang. Memang Indonesia di kawasan Asean di atas Myanmar 150, Laos139, Kamboja136,
Vietnam 121 dan Filipina 117. Namun posisi Indonesia di bawah Singapore 9, Brunai Darussalam 30, Malaysia 62
dan Thailand 89.
Meski HDI dari UNDP tersebut bukan satu-satunya instrumen untuk mengukur kemajuan sebuah bangsa, namun
55 itu patut menjadi salah satu masukan bagi pemerintah
Indonesia dalam memacu upaya membangun kualitas manusia Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Salah satunya adalah dengan mengangkat isu
Profesi Pendidik dan memosisikan kembali guru sebagai bidang profesional yang memiliki harkat dan martabat sebagai
sub sistem pendidikan nasional, setelah sekian lama sejak kemerdekaan Republik Indonesia, nasib guru cenderung
terabaikan dalam pentas pembangunan nasional.
Pemerintah Indonesia telah melahirkan produk hukum terkait dengan guru, misalnya Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru,
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen semuanya itu merupakan landasan konstitusional sekaligus
sebagai payung hukum yang memberikan jaminan bagi para guru dan dosen untuk berkarya secara profesional, sejahtera,
dan terlindungi. Lahirnya Undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut kemudian diikuti oleh Permendiknas
Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru.
F. Berjuang Membina dan Mengembangkan Profesi Guru.