Penyiapan Sampel Proses Destruksi Kering Pembuatan Larutan Sampel

19 3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposive yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan dimana sampel ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang diambil dapat mewakili populasi Sudjana, 2005.

3.6.2 Penyiapan Sampel

Daun bangun-bangun sebanyak 2000 gram, dibersihkan dari pengotornya kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan sampai air cuciannya kering, kemudian masing-masing dibagi menjadi 1000 gram untuk yang segar dan direbus, sampel segar kemudian dihaluskan dengan blender. Sedangkan untuk sampel direbus, dilakukan perebusan selama 5 menit pada suhu 80 - 100°C, kemudian ditiriskan air rebusannya, selanjutnya dihaluskan dengan blender tidak ditentukan kadar airnya.

3.6.3 Proses Destruksi Kering

Sampel yang telah dihaluskan ditimbang seksama sebanyak 10 gram dalam krus porselen, diarangkan di atas hot plate, lalu diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100 ℃ dan perlahan–lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500 ℃ dengan interval 25°C setiap 5 menit. Setelah dilakukan pengabuan selama 12 jam, suhu tanur diturunkan, pada ± 27°C krus porselen dikeluarkan dan dibiarkan hingga dingin pada desikator. Abu ditambahkan 5 mL HNO 3 1:1, kemudian diuapkan pada hot plate sampai kering. Krus porselen dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100 ℃ dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 500 ℃ dengan interval 25℃ setiap 5 menit. 20 Pengabuan dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator Isaac, 1988. Bagan alir proses dekstruksi kering dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4, halaman 45 dan 46.

3.6.4 Pembuatan Larutan Sampel

Sampel hasil destruksi dilarutkan dalam 5 mL HNO 3 1:1, lalu dipindahkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dibilas krus porselen dengan 10 mL akua demineralisata sebanyak tiga kali dan dicukupkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda. Kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No. 42 dimana 5 mL filtrat pertama dibuang untuk menjenuhkan kertas saring kemudian filtrat selanjutnya ditampung ke dalam botol Isaac, 1988. Larutan ini digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap logam kalsium, kalium dan natrium yang terkandung di dalamnya. Bagan alir pembuatan larutan sampel dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 47. 3.6.5 Analisis Kualitatif 3.6.5.1 Kalsium

Dokumen yang terkait

Efek Kopi terhadap Kadar Gula Darah Post Prandial pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran USU Tahun 2012

14 117 56

Perbandingan Kadar Asymmetric Dimethylarginine (ADMA) Diantara Keturunan Diabetes Melitus (DM)Tipe 2 Dan Non-DM

0 33 75

Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa dengan Profil Lipid pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Periode Januari 2012-April 2013

3 34 70

HUBUNGAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD Hubungan Kadar Kreatinin Serum dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Dr.Sayidiman Kabupaten Magetan.

0 7 9

HUBUNGAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD Hubungan Kadar Kreatinin Serum dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes melitus Tipe 2 di RSUD Dr.Sayidiman Kabupaten Magetan.

0 5 13

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Hubungan Kecemasan Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Salatiga.

0 3 13

HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Hubungan Kecemasan Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Salatiga.

0 3 14

Pengaruh dan Hubungan Antara BMI (Body Mass Index) Dengan Kadar Glukosa Darah Puasa dan Kadar Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial.

0 0 31

Hubungan Ketepatan Diet dan Kejadian Obesitas dengan Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi | Noermalawati | JURNAL WIDYA MEDIKA 1 SM

0 1 8

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWATAN DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOJATI

0 0 18