Teori–Teori Motivasi Kerja

35 Istilah motivasi diambil dari istilah latin movere, berarti “pindah”. Dalam konteks sekarang motivasi adalah proses-proses psikologis meminta mengarahkan, arahan dan meentapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan Kreitner dan Kinicki, 2005. Sedangkan menurut Robbins 2006, motivasi motivation sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Intensitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Motivasi kerja guru adalah kondisi yang membuat guru mempunyai kemauankebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu tugas. Motivasi kerja guru akan mensuplai energi untuk bekerja mengarahkan aktivitas selama bekerja, dan menyebabkan seorang guru mengetahui adanya tujuan yang relevan antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadinya.

2.4.1. Teori–Teori Motivasi Kerja

Teori-teori motivasi kerja banyak lahir dari pendekatan –pendekatan yang berbeda –beda, hal itu terjadi karena yang dipelajari adalah perilaku manusia yang komplek. Jadi teori –teori ini perlu bagi organisasi dalam memahami guru guru dan mengarahkan gurunya guru untuk melakukan sesuatu. 1 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dalam Siagian 2003 Manusia dimotivasi untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang cendrung bersifat bawaan. Kebutuhan ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu tingkat atau hirerarki kebutuhan, yaitu : 36 a Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan. b Kebutuhan keamanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi juga mental psikologikal dan intelektual. c Kebutuhan sosial, berkaitan dengan menjadi bagian dari orang lain, dicintai orang lain dan mencintai orang lain. d Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol- simbol status. e Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. 2 Teori motivasi dua faktor atau teori iklim sehat oleh Herzberg dalam Siagian 2003. Teori yang dikemban gkan oleh Herzberg dikenal dengan “Model dua faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor higiene atau “pemeliharaan”. Faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor higiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi, tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryaannya. Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam berkarir dan pengkuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor 37 hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang guru dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, kebijaksanaan organisasi, sistem administrasi dalam orgnisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku. 3 Teori motivasi prestasi kerja David Mc Clelland dalam Kreitner dan Kinicki 2005. Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu : a Kebutuhan akan Prestasi: Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli. b Kebutuhan akan Kekuasaan: kebutuhan untuk memebuat orang lain berprilaku dalam suatu cara yang orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berprilaku demikian. c Kebutuhan akan afiliasi: Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Beberapa orang mempunyai dorongan yang kuat sekali untuk berhasil. Mereka bergulat untuk prestasi pribadi bukannya untuk ganjaran suskes itu semata-mata. Mereka mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien daripada yang telah dilakukan sebelumnya. Selanjutnya, David McClelland mengemukakan 6 enam karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu : 1 Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, 2 Berani mengambil dan memikul resiko, 3 Memiliki tujuan realistik, 4 Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan 38 berjuang untuk merealisasikan tujuan, 5 Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan, dan 6 Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Edward Murray dalam Mangkunegara, 2005 berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut : 1 Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, 2 Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan, 3 Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan, 4 Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu, 5 Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan, 6 Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti, dan 7 Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain.

2.4.2. Kedudukan motivasi kerja dalam meningkatkan kinerja

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI INTERVENING (Studi pada Guru SMA Negeri 3 Semarang).

0 3 14

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI DI KOTA GUNUNGSITOLI.

0 4 42

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI PADA KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Guru di Sekolah Menengah Atas Wonogiri).

0 0 7

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI INTERVENING (Studi pada Guru SMA Negeri 3 Semarang) - UDiNus Repository

0 0 16

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI INTERVENING (Studi pada Guru SMA Negeri 3 Semarang) - UDiNus Repository

0 0 9

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPRIBADIAN GURU TERHADAP KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI INTERVENING (Studi pada Guru SMA Negeri 3 Semarang) - UDiNus Repository

0 0 4

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU (Studi Kausal Pada Guru SMAN Di Kota Baubau)

0 0 8

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SMP Negeri 3 Rancaekek

0 0 11

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA GURU SDN SE-KECAMATAN PASAMAN) ARTIKEL

0 2 18

PENGARUH KOMPETENSI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI SMP KABUPATEN KERINCI ARTIKEL

0 1 16