PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA GURU SDN SE-KECAMATAN PASAMAN) ARTIKEL

  

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(STUDI PADA GURU SDN SE-KECAMATAN PASAMAN)

  

ARTIKEL

Oleh:

SYURYANI ERLINDA

  

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

2015

  

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND MOTIVATION

TO WORK ON THE PERFORMANCE OF TEACHER JOB

SATISFACTION AS AN INTERVENING VARIABLE

(STUDY IN TEACHER ELEMENTARY SCHOOL PASAMAN DISTRICT)

  

Syuryani Erlinda, Dwi Fitri Puspa, Yuhelmi

Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

  

Syuryanierlinda12@yahoo.co.id

ABSTRACT

  This study aims to explain the influence of organizational culture and work motivation on teacher performance through job satisfaction as an intervening variable in the District Pasaman SDN. This type of research is quantitative analysis. The study population as many as 369 teachers, and the sample amounted to 192 selected by proportional cluster random sampling. Data collection techniques using a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Data were analyzed with regression analysis utilizing statistical program SPSS. The findings of this study are: (1) There is a positive and significant influence between organizational culture on job satisfaction. (2) There is a positive and significant influence between motivation to work on job satisfaction. (3) There is a positive and significant influence between organizational culture on teacher performance. (4) There is a positive and significant influence between motivation to work on teacher performance. (5) There is a positive and significant impact between job satisfaction on the performance of teachers. (6) There is a positive and significant influence between organizational culture on teacher performance through job satisfaction. (7) There is a positive and significant influence between motivation to work on teacher performance through job satisfaction.

  

Keywords: teacher performance, organizational culture, work motivation,

job satisfaction.

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening di SDN Kecamatan Pasaman. Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Populasi penelitian sebanyak 369 guru, dan sampel penelitian berjumlah 192 yang dipilih secara cluster proportional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang validitas dan reliabilitasnya sudah diuji. Data kemudian dianalisis dengan analisis regresi memanfaatkan program statistik SPSS. Temuan penelitian ini adalah: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja. (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kepuasan kerja. (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja guru. (4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru. (6) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja guru melalui kepuasan kerja. (7) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru melalui kepuasan kerja.

  

Kata kunci: kinerja guru, budaya organisasi, motivasi kerja, kepuasan

kerja. PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan sumber daya manusia baru agar dapat memainkan perannya di masa depan. Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan watak serta membentuk peradaban bangsa yang bermartabat. Selain itu juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang baik serta bertanggung jawab.

  Guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat menentukan. Guru memiliki tugas untuk kompeten dalam menterjemahkan dan men- jabarkan isi kurikulum, kemudian mentransformasikannya kepada siswa melalui proses pembelajaran. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa guru dan dosen memiliki kedudukan sebagai tenaga profesional adalah bertujuan untuk melaksanakan sistem dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Jadi dalam mencapai tujuan pendidikan sangat dibutuhkan pendidik yang handal atau professional dalam bidang pembelajaran yaitu pendidik yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang baik.

  Sewajarnya, peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan sangat bergantung kepada kinerja guru. Menurut Hasibuan (2001:34), mengemukakan bahwa kinerja atau prestasi kerja merupakan bentuk hasil kerja yang diperoleh individu (pekerja) dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kompetensi, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dan Sastrohadiwiryo (2002:30) men- definisikan kinerja guru sebagai hasil kerja yang dicapai seseorang guru dalam tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya

  Guru merupakan komponen utama dalam membelajarkan peserta didik, dalam hal ini meliputi kegiatan mengajar, mendidik dan melaith peserta didik dalam mencapai kedewassan diri secara fisik dan mental. Oleh karena itu kinerja guru sangat menentukan pencapaian tujuan pendidikan, hal ini disebabkan karena guru merupakan pihak yang paling banyak berhadapan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran/ pendidikan di lembaga pendidikan sekolah. Jadi, guru diharapkan dapat bertanggungjawab penuh terhadap tugasnya dan memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya dengan baik sehingga dapat memperoleh hasil yang baik. Selain mempunyai tanggungjawab dan motivasi yang tinggi, guru juga diharapkan mempunyai kepuasaan terhadap pekerjaan yang telah dilakukannya.

  Guru pada hakekatnya harus memiliki kompetensi yang baik untuk berkreasi dalam peningkatan kinerja- nya. Akan tetapi hal tersebut tidak selalu berkembang secara lancar, ini disebabkan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi, baik yang muncul dalam dan diri pribadi guru. Kenyataan ini cukup memprihatinkan dan mengundang berbagai pertanyaan tentang konsistensi guru terhadap profesinya, dan di sisi lain kinerja guru juga dipersoalkan ketika memperbincangkan masalah pening- katan mutu pendidikan.

  Untuk mengetahui tingkat kinerja guru dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi kinerja, karena hasil evaluasi kinerja menunjukkan tingkat pengelolaan seseorang guru dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Kinerja yang rendah menunjukkan kurangnya kemampuan pengelolaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya yang berakibat pada terhambatnya pencapaian tujuan pendidikan. Sebaliknya kinerja yang tinggi mencerminkan kemampuan penge- lolaan tugas dan kewajiban yang Table 1

  Kinerja Guru SD Kec. Pasaman

  tinggi yang pada akhirnya akan

  No Indikator Mampu Terkendala ∑

  1 Mengem- 220 orang 149 orang

  berdampak pada kinerja yang lebih

  bangkan (59,62%) (40,38%) silabus dan

  baik.

  RPP

  2 Kevariasian 271 orang 98 orang

  Berdasarkan pengalaman pe-

  model (73,44%) (26,56%) pembelajaran 369

  nulis, banyak dijumpai guru yang

  oran

  3 Menggunaka 211 orang 158 orang g n media (57,18%) (42,82%) pembelajar- guru

  tidak melaksanakan tugasnya dengan

  an

  4 Pembuatan 260 orang 109 orang

  baik. Dalam penyusunan perangkat

  soal mem- (70,46%) (29,54%) perhatikan

  pembelajaran, sebagian guru masih

  kisi-kisi dan indikator

  terkendala mengenai bagaimana cara

  Sumber: UPTPD Kec. Pasaman

  yang baik dalam mengembangkan Kinerja guru dipengaruhi oleh silabus dan rencana pelaksanaan barbagai faktor, salah satu faktor pembelajaran (RPP). Dalam yang diduga adalah kepuasan kerja. pelaksanaan proses pembelajaran

  Apabila seorang pekerja pada suatu guru masih menggunakan model instansi atau organisasi, kinerja yang konvensional, tidak melakukan pekerja tersebut selesaikan akan variasi model pembelajaran dan jarang menggunakan media berdampak terhadap tingkat pembelajaran sehingga pembelajaran produktivitas instansi atau organisasi. terkesan monoton. Guru dalam

  Jadi, persepsi dan perasaan seorang melakukan penilaian juga terkendala pekerja terhadap tugas yang dalam melakukan bagaimana diberikan harus tetap terjaga pada penilaian hasil pembelajaran yang kondisi positif. Dengan kata lain, baik, contohnya dalam pembuatan pekerja tersebut harus memiliki dan soal guru kurang memperhatikan menjaga kepuasan kerjanya agar indikator pencapaian pembelajaran produktivitas-nya dapat terus sehingga soal yang dibuat kurang bisa meningkat. Kepuasan kerja adalah mengukur hasil pembelajaran dan faktor yang sangat berpengaruh bagi tujuan pembelajaran tidak tercapai. individu dalam bekerja terhadap

  Berikut disajikan rekap kinerja guru produktivitasnya. Hasibuan pada tabel berikut.

  (2006:202), mendefinisikan kepuasan kerja merupakan bentuk sikap emosional yang ditandai dalam bentuk kesenangan dan kencintaan terhadap pekerjaannya, sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerjanya.

  Hasil penelitian yang dilakukan Muhammad Nur Jamaluddin Al Afghoni dan Amin Wahyudi (2011) terhadap kinerja guru SD Kampus Kuripan Kecamatan Purwodadi, menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Apabila seorang pekerja merasakan kepuasan dalam bekerja, tentunya pekerja tersebut akan berusaha sebaik mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesai-kan pekerjaannya.

  Seorang pekerja yang puas akan pekerjaannya akan memiliki dorongan atau motivasi untuk melakukan pekerjan dengan lebih baik. Seorang pekerja dengan tingkat kepuasan kerja tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya dan akan berbicara positif tentang organisasi tempatnya bekerja.

  Selain kepuasan kerja, budaya organisasi diduga juga merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Budaya organisasi dapat mendukung maupun mengahambat kemajuan organisasi dan dipandang dapat meningkatkan kinerja. Menurut Veithzal (2010: 256) mengemukakan bahwa budaya organisai adalah apa yang karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola teladan kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan. Penelitian yang dilakukan Widodo (2011) terhadap kinerja guru SD BPK Penabur Tasikmalaya, menujukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja guru SP BPK Penabur Tasikmalaya sebesar 34,60%. Dengan budaya organisasi yang tertata dengan baik para guru akan dapat lebih mudah untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya serta akan dapat meningkatkan kepuasan kerja yang lebih baik pada diri guru. Selanjutnya, faktor yang diduga ikut mempengaruhi kinerja guru adalah motivasi kerja. Menurut Usman (2010:250) menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan individu yang dapat mendorong untuk melakukan sesuatu. Motivasi juga diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang melatarbelakangi seseorang sehingga mau bekerja. Hasil penelitian yang dilakukan Kartono dan Untung Sriwidodo (2009) terhadap kinerja guru SMP Swasta di Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan, menemukan bahwa koefisien motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja guru.

  Penelitian yang dilakukan oleh Agus Pramono dan Alwi Suddin (2011) terhadap kinerja guru SMP, SMK dan SMA Kristen Kabupaten Grobogan, temuan penelitiannya membuktikan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Individu dengan motivasi kerja yang baik senantiasa lebih dari pada yang pernah dilakukannya. Individu yang memiliki motivasi kerja yang baik ditandai dengan ciri tanggung jawab, kreatif, inovatif, cepat dalam penyelesaian tugas, dan berkeinginan menjadi yang terbaik. Orang yang memiliki motivasi kerja tinggi cenderung lebih tinggi skornya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan berorientasi kepada prestasi. Sering lebih cepat dan berorientasikan ke masa depan, realitas dan sering merasa takut gagal dalam menyelesaikan pekerjaan dan menolak kata-kata yang berhubungan dengan kegagalan, serta menghargai hasil kerja orang lain dan inovatif.

  Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian tentang kinerja guru dengan melihat budaya organisasi, motivasi kerja dan kepuasan guru. Adapun penelitian ini akan mengacu pada judul “Pengaruh Budaya

  Organisasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Guru Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variable Intervening” (Studi Pada Sekolah Dasar Negeri Se- Kecamatan Pasaman). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analsisis kuantitatif untuk menguji hipotesis, dimana pengu-kuran variabel-variabel dalam penelitian menggunakan media kuesioner dengan member skor untuk dianalisis lebih lanjut dengan skala 1 – 5. Penelitian ini beralokasi di SDN Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yang memiliki jumlah SD sebanyak 33 sekolah dan dengan jumlah guru sebanyak 369 orang. Dimana akan diteliti tentang bagaimana kinerja para guru dan faktor apa saja yang mempengaruhinya, dengan beberapa faktor yang terdiri dari budaya organisasi, motivasi kerja dan kepuasan kerja.

  Populasi merupakan subjek atau objek yang mempunyai kualitas, kuantitas dan karakteistik tertentu yang ditetapkan untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:208). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yang berjumlah 369 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster proportional

  random sampling, yaitu pengambilan

  sampel berkelompok secara acak dengan proporsi tertentu, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 192 orang guru.

  Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data variabel penelitian yang terdiri dari: budaya organisasi, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan kinerja guru bersumber penyebaran instrumen kepada responden penelitian yaitu guru. Selanjutnya, data sekunder adalah; (1) identitas sekolah (profil sekolah), (2) data guru, (3) data sekunder lainnya yang mendukung didapati langsung tata usaha sekolah masing-masing dan dari UPTPD Kecamatan Pasaman.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mendistribusikan kuesioner. Kuesioner yang diajukan berkaitan dengan penilaian budaya organisasi, motivasi kerja, kepuasan kerja dalam menentukan pengaruhnya terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

  Data yang dikumpulkan dari hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu dengan menggunakan SPSS Versi 22 dan dilakukan dengan teknik deskriptif dan analisis inferensial.

  Hasil penelitian dalam penelitian ini mengungkap pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru melalui kepuasan kerja guru sekolah dasar negeri Kecamatan Pasaman.

  Pertama,

  Terdapat pengaruh positif yang signifikan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,230. Dimana bentuk hubungan antara kedua variabel ini memiliki slope posistif, yang artinya jika semakin tinggi Budaya Organisasi yang ada dalam organisasi dalam proses belajar mengajar guru maka hal ini akan berdampak akan semakin baik atau tinggi juga Kepuasan Kerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya jika Budaya Organisasi yang ada di sekolah redah dalam artian kurang dapat membantu serta mendukung pelaksanaan pekerjaan guru maka hal ini juga akan berdampak terhadap menurunnya kepuasan guru terhadap pelaksanaan tugas dan keberhasilan yang hendak dicapainya.

  Hasil temuan hipotesis penelitian ini sesuai dengan teori sebagaimana yang dijelaskan oleh Menurut Veithzal (2010:256) mengemukakan bahwa budaya organisai adalah apa yang karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola teladan kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan. Penelitian yang dilakukan Ida Ayu Brahmasari dan Agus Suprayetno (2008) terhadap karyawan PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia, menunjukan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja perusahaan. Budaya organisasi motivasi kerja, maka hal ini juga akan dapat mendukung maupun meng- berdampak terhadap rendahnya hambat kemajuan organisasi dan kepuasan guru untuk dapat dipandang dapat meningkatkan melaksanakan tuganya dan prestasi kinerja. Dengan budaya organisasi yang akan dihasilkan. Dapat yang tertata dengan baik para guru dikatakan bahwa untuk akan dapat lebih mudah untuk meningkatkan kepuasan kerja guru, melaksanakan tugas dan juga harus diperhatikan tingkat pekerjaannya serta akan dapat motivasi kerja guru. Orang yang meningkatkan kepuasan kerja yang memiliki motivasi berarti memiliki lebih baik pada diri guru. dorongan untuk berprestasi dan

  Kedua, Terdapat pengaruh bekerja sebaik mungkin.

  positif yang signifikan Motivasi Kerja Menurut Usman (2010:250) terhadap Kepuasan Kerja dengan menyatakan bahwa motivasi koefisien regresi sebesar 0,177. merupakan keinginan individu yang Dengan bentuk hubungan dan dapat mendorong untuk melakukan pengaruh kedua variabel ini memiliki sesuatu. Hasil penelitian yang slope positif, yang artinya apabila dilakukan Ida Ayu Brahmasari dan Motivasi Kerja yang dimiliki guru Agus Suprayetno (2008) terhadap seperti sikap dan perilaku kerja yang karyawan PT. Pei Hai International mendukung pelaksanaan pekerjaan- Wiratama Indonesia, temuan nya maka faktor ini akan penelitiannya menunjukan bahwa memberikan kepuasan kerja yang budaya organisasi memiliki pengaruh lebih tinggi terhadap guru dalam positif dan signifikan terhadap melaksanakan tugas dan kepuasan kerja perusahaan. Sesuai kewajibannya. Sebaliknya jika dengan hasil penelitian di atas, Motivasi Kerja yang dimiliki guru kepuasan kerja juga dipengaruhi rendah, baik dalam bentuk sikap langsung oleh motivasi kerja. kerja dan perilaku kerja atau pun Sehingga, dapat disimpulkan bahwa semakin baik motivasi kerja guru, berdampak terhadap penurunan maka semakin baik pula kepuasan kinerja guru dalam melaksanakan kerja guru. Sebaliknya, semakin tugasnya. Temuan ini rendah motivasi kerja guru, maka mengindikasikan bahwa sangat semakin rendah pula kepuasan kerja diperlukan dukungan Budaya guru. Sehingga dapat dikatakan Organisasi dalam pencapaian tujuan bahwa terdapat pengaruh antara pelaksanaan suatu pekerjaan motivasi kerja terhadap kepuasan maupun tujuan organisasi secara kerja guru. keseluruhan-nya.

  Ketiga,

  Terdapat pengaruh Menurut Veithzal (2010:256) positif yang signifikan Budaya mengemukakan bahwa budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru organisai adalah apa yang karyawan dengan koefisien regresi sebesar rasakan dan bagaimana persepsi ini 0,554. Dimana hubungan dan menciptakan suatu pola teladan pengaruh kedua variabel ini memiliki kepercayaan, nilai-nilai, dan harapan. slope positif yang menunjukkan jika Hasil penelitian yang dilakukan Sri semakin tinggi dukungan Budaya Porwani (2010) terhadap karyawan Organisasi dalam sekolah untuk PT. Tambang Batubara Bukit Asam membantu pelaksanaan pekerjaan Tanjung Enim, menunjukkan bahwa guru, maka secara langsung akan budaya organisasi memiliki pengaruh berpengaruh terhadap semakin positif dan signifikan terhadap kinerja tingginya kinerja yang ditunjukan karyawan. Berdasarkan uraian di atas guru dalam pelaksanaan tugas dan dapat disimpulkan bahwa dengan pekerjaannya. Namun sebaliknya jika adanya budaya organisasi yang baik semakin rendah dukungan Budaya akan mampu meningkatkan kinerja Organisasi yang ada disekolah dalam guru, semakin baik tingkat budaya membantu pelaksanaan proses organisasi, maka akan semakin tinggi belajar mengajar yang dilaksanakan pula kinerja guru, sebaliknya semakin guru, maka hal ini juga akan rendah tingkat budaya organisasi maka akan semakin rendah pula kinerja guru. Dengan demikian terdapat pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru.

  Keempat, Terdapat pengaruh

  positif yang signifikan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru dengan koefisien regresi sebesar 0,602. Dimana hubungan dan pengaruh antara kedua variabel ini memiliki slope positif, yang dapat dijelaskan jika semakin baik atau tinggi motivasi kerja yang dimiliki guru dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan, maka hal ini diyakini juga akan berdampak terhadap semakin mempertinggi kinerja guru dalam pelaksanaan pekerjaannya. Begitu juga jika semakin rendah Motivasi Kerja yang dimiliki guru maka hal ini juga akan dapat memberi dampak terhadap semakin rendahnya kinerja yang dimiliki guru tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya.

  Menurut Usman (2010:250) menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan individu yang dapat mendorong untuk melakukan sesuatu. Hasil penelitian yang dilakukan Widodo (2011) terhadap kinerja guru SD BPK Penabur Tasikmalaya, menujukkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja guru SP BPK Penabur Tasikmalaya sebesar 64,70. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan motivasi kerja guru tinggi maka akan mampu meningkatkan kinerja guru, semakin tinggi motivasi kerja guru, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru, sebaliknya semakin rendah motivasi kerja guru maka akan semakin rendah pula kinerja guru. Dengan demikian terdapat pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja guru.

  Kelima,

  Terdapat pengaruh positif yang signifikan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Guru dengan koefisien regresi sebesar 0,651. Bentuk arah hubungan atau pengaruh antara kedua variabel juga memiliki slope positif, yang menyatakan apabila semakin tinggi tingkat kepuasan guru atas pekerjaan maka hal ini juga akan semakin mempertinggi kinerja guru. atau menurun kepuasan guru maka hal ini juga akan dapat berakibat semakin menurunkan kinerjanya.

  Hasibuan (2006:202), kepuasan kerja merupakan bentuk sikap emosional yang ditandai dalam bentuk kesenangan dan kencintaan terhadap pekerjaannya, sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerjanya. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nur Jamaluddin Al Afghoni dan Amin Wahyudi (2011) terhadap kinerja guru SD Kampus Kuripan Kecamatan Purwodadi, temuan penelitiannya menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kepuasan kerja akan mampu meningkatkan kinerja guru, semakin tinggi tingkat kepuasan kerja guru, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru, sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja guru maka akan semakin rendah pula Kinerja guru. Dengan demikian terdapat pengaruh antara kepuasan kerja guru terhadap kinerja guru.

  Keenam, Terdapat pengaruh

  positif yang signifikan Budaya Organisasi terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja. Hal ini dibuktikan terdapat peningkatan pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja, dibanding pengaruh langsung Budaya Organisasi terhadap Kinerja.

  Sebagaimana yang dijelaskan terjadi peningkatan nilai R

  2

  (koefisien determinan atau R-square) pengaruh langsung dari R

  2

  sebesar 16,7 menjadi R

  2

  sebesar 21,6 melalui pengaruh Kepuasan Kerja yang merupakan perannya dalam bentuk partial

  intervening. Peningkatan nilai

  Rsquare ini merupakan indikasi adanya peran dari variabel Kepuasan Kerja dalam mengoptimalkan kemampaun dan faktor yang dimiliki organisasi dalam meningkatkan komitmen atau loyalitas guru dalam bekerja.

  Ketujuh,

  Terdapat pengaruh positif yang signifikan Motivasi Kerja terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja. Ini terlihat dari peningkatan pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja, dibanding pengaruh langsung Motivasi Kerja terhadap Kinerja. Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya terjadi peningkatan nilai R (koefisien determinan atau R- square) pengaruh langsung dan R sebesar 16,7 menjadi R

  2

  sebesar 21,6 melalui pengaruh Kepuasan Kerja yang merupakan kontribusi variabel ini bentuk partial intervening. Kenaikan nilai R-square ini merupakan indikasi adanya peran dari variabel Kepuasan Kerja dalam mengoptimalkan kemampaun dan Motivasi Kerja yang ada pada diri guru dalam meningkatkan komitmen atau loyalitas guru dalam bekerja.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, pengaruh budaya organisasi dan motivasi terhadap kinerja guru melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening guru SDN Kecamatan Pasaman dapat disimpulkan sebagai berikut;

  1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi (X

  1

  ) terhadap kepuasan kerja (M) dengan probability dan signifikan < 0,05. Semakin baik budaya organisasi maka semakin meningkat kepuasan kerja guru SDN Kecamatan Pasaman. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja guru SDN Kecamatan Pasaman.

  2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja (X

  2 )

  terhadap kepuasan kerja (M) dengan probability dan signifikan < 0,05. Semakin meningkat motivasi kerja maka semakin meningkat pula kepuasan kerja guru SDN Kecamatan Pasaman. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kepuasan kerja guru SDN Kecamatan Pasaman.

  3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi (X

  1 )

  terhadap kinerja guru (Y) dengan probability dan signifikan < 0,05. Semakin baik budaya organisasi maka semakin meningkat pula kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman. Untuk itu, perlu peningkatan budaya organisasi supaya terjadinya peningkatan kinerja guru. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman.

  4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja (X

  2 )

  terhadap kinerja guru (Y) dengan probability dan signifikan < 0,05. Semakin meningkat motivasi kerja maka semakin meningkat pula kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman. Untuk itu, perlu peningkatan motivasi kerja agar terjadi peningkatan kinerja guru. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman.

  5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepuasan kerja (M) terhadap kinerja guru (Y) dengan probability dan signifikan < 0,05. Semakin meningkat kepuasan kerja maka semakin meningkat pula kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman.

  6. Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi (X1) terhadap kinerja guru (Y) melalui kepuasan kerja (M) dengan probability dan signifikan < 0,05. Semakin meningkat kepuasan kerja maka semakin meningkat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya oraganisasi melalui kepuasaan kerja terhadap kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman.

  7. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) melalui kepuasan kerja (M) dengan probability dan signifikan < 0,05. Semakin meningkat kepuasan kerja maka semakin meningkat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja melalui kepuasaan kerja terhadap kinerja guru SDN Kecamatan Pasaman.

  SARAN

  Berdasarkan temuan penelitian di atas maka disini peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

  1. Bagi setiap guru diharapkan untuk dapat berupaya meningkatkan budaya organisasi, motivasi dan kepuasan kerja dalam bekerja sehingga dapat membantu dalam memperoleh prestasi kerja atau kinerja yang tinggi

  2. Perlunya usaha guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan dalam MGMP sehingga akan terwujud kinerja yang baik dalam pelaksanaan pembelajaran.

  3. Kepala sekolah berupaya memberikan dukungan dan motivasi kepada guru sehingga guru dapat melaksanakan tugasnya dengan serius dan senang hati dalam melaksanakan pembelajaran.

  4. Kepada UPTD dan Dinas Pendidikan untuk dapat mengawasi budaya organisasi sekolah, motivasi kerja dan kepuasan kerja guru dalam peningkatn kinerja guru.

  DAFTAR RUJUKAN Agus Pramono dan Alwi Suddin.

  2011. Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Guru Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating. http://ejurnal.unisri.ac.id/ind ex.php/Manajemen/article/ download/591/523. Diakses 20 Mei 2014.

  Hasibuan H. Malayu SP. 2001.

  Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

  Aksara ______. 2006. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ida Ayu dan Agus Suprayetno. 2008.

  Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT. Pei Hai International Wiratama Sugiyono. 2008. Metodologi Indonesia). www.edukasi- Penelitian Kuantitatif aub.net/download/al56.pdf Kualitatif dan R&D. Bandung: . Diakses 20 Mei 2014. Alfabeta.

  Kartono dan Untung. 2009. Pengaruh Usman Husaini. 2010. Manajemen: Motivasi Kerja, Lingkungan

  Teori, Praktik, dan Riset

  Kerja Dan Kesejahteraan Jakarta: Bumi Pendidikan. Terhadap Kinerja Guru SMP Aksara. Swasta.

  Veithzal, Rivai dan Mulyadi. 2010. http://ejurnal.unisri.ac.id/ind

  Kepemimpinan dan Perilaku

  ex.php/Manajemen/article/vi Organisasi Edisi Ketiga. ew/103. Diakses 20 Mei 2014.

  Jakarta: PT.Raja Grafindo Muhammad Nur dan Amin Wahyudi. Persada. 2011. Pengaruh Kompensasi

  Widodo. 2011. Pengaruh Budaya Dan Kepuasan Kerja Terhadap

  Organisasi dan Motivasi Kerja Kinerja Guru Dengan terhadap Kinerja Guru.

  Komitmen Organisasi Sebagai http://www.bpkpenabur.or.id Variabel Intervening.

  /files/Hal.%2065- http://ejurnal.unisri.ac.id/ind 80%20Pengaruh ex.php/Manajemen/ %20Budaya%20Organisasi%2 article/view/590. Diakses 20 0dan%20Motivasi.pdf. Mei 2014.

  Diakses 20 Mei 2014. Sastrohadiwiryo. 2006. Manajemen

  Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

  Sri Porwani. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus : PT.

  Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tanjung Enim. http://portal.kopertis2.or.id/j spui/bitstream/123456789/21 3/1/Sri %20 Porwani22.pdf. Diakses 20 Mei 2014.