PERANAN PKK DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN WANITA DI KELURAHAN ENDANG REJO KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

(1)

ABSTRAK

PERANAN PKK DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN WANITA DI KELURAHAN ENDANG REJO KECAMATAN SEPUTIH AGUNG

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

Oleh Ima Wati

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan peranan PKK dalam meningkatkan pemberdayaan wanita di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 orang. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) peranan PKK (X) dominan pada kategori cukup berperan dengan persentase 51%, (2) pemberdayaan wanita (Y) dominan pada kategori sedang dengan persentase 73%, (3) hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang positif, signifikan, dan kategori keeratan tinggi antara peranan PKK dalam peningkatan pemberdayaan wanita, artinya semakin berperannya PKK memungkinkan semakin meningkatkan pemberdayaan wanita. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa PKK memiliki peranan yang cukup besar dalam meningkatan pemberdayaan wanita.


(2)

PERANAN PKK DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN WANITA DI KELURAHAN ENDANG REJO KECAMATAN SEPUTIH AGUNG

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

Oleh IMA WATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ima Wati, dilahirkan di Kelurahan Endang Rejo Kabupaten Lampung Tengah, pada 24 April 1993 yang merupakan putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Masduki dan Ibu Suprihani.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain:

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Endang Rejo yang diselesaikan pada tahun 2005 2. SMP Negeri 1 Seputih Agung yang diselesaikan pada tahun 2008

3. SMA Negeri 1 Seputih Agung yang diselesaikan pada tahun 2011

Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Undangan.


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT,

kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bukti dan cinta

kasih kepada:

“Kedua orang tuaku, ayah dan ibu

tercinta yang selalu menjadi

semangat dalam hidupku, kesabaran dan doa dalam setiap sujudmu

untuk Menanti keberhasilanku serta harapan disetiap tetesan

Keringatmu demi keberhasilanku”

“A

dikku serta saudara-saudaraku tersayang, yang dengan kasihnya

selalu mendukung dan mendo

akanku”

“Teman

-teman PPKn 2011 yang selalu memberikan semangat dan

mendo

akan keberhasilanku”

Serta


(8)

MOTO

“Dan Biarpun Saya Tiada Beruntung Sampai Ke Ujung Jalan Itu, Meskipun Patah Di Tengah Jalan, Saya Akan Mati Dengan Rasa Berbahagia, Karena Jalannya Sudah Terbuka Dan Saya Ada Turut Membantu Mengadakan Jalan Yang Menuju Ke Tempat Perempuan

Bumiputra Merdeka Dan Berdiri Sendiri”

(R.A Kartini)

“Suatu Ujian Besar Bukan Menjadi Hambatan Seseorang Untuk Maju, Allah Bersama Orang-Orang Sabar Dan Tawakal”


(9)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peranan PKK Dalam Meningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015”. Skripsi ini dibuat guna memenuhi syarat sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain demi terselenggaranya penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir terutama kepada Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S., selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing I dan Bapak Hermi Yanzi S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II sekaligus Ketua Program Studi PPKn, serta ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;


(10)

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung; 4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

6. Ibu Yunisca Nurmalisa, S.Pd., M.Pd., selaku pembahas I. Juga Bapak Tubagus Ali Rachman, S.Pd.,M.Pd., selaku pembahas II terima kasih atas saran dan masukannya;

7. Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd., Bapak M. Mona adha, S.Pd.,M.Pd., dan Bapak Susilo, S.Pd., M.Pd., serta Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan yang diberikan;

8. Kedua orang tuaku tercinta serta adikku, juga seluruh keluarga besarku dan saudara-saudaraku tercinta terimakasih atas doa, senyum, airmata, bahagia, dukungan, kasih sayang yang telah diberikan dan semua pengorbanan kalian untukku yang tiada terkira benilaianya dari segi apapun untukku;

9. Seluruh Bapak Ibu Guruku terimakasih atas segala yang telah kalian ajarkan, yang mendewasakanku dalam bertutur, berfikir dan bertindak;


(11)

10.Sahabat-sahabat terbaikku mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi (Sayu, Damayanti, Elisa, Elva dan Desi), sahabat yang selalu membantu aku di saat-saat sulitku (Imawan, Marlia, Juni, Indah Fitri), teman-teman kosan srikandi (Mbak Selvita, Mbak Dica, Uci dan Mia) dan semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberikan masukan dan motivasi serta tempat untuk mengadu dikala gundah gulanah;

11.Teman-teman seperjuanganku di Prodi PPKn angkatan 2011 baik ganjil maupun genap serta Kakak tingkat dan adik tingkat, dari angkatan 2009 – 2014 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan yang kalian berikan;

12.Keluarga besar Bapak Firmansyah serta keluarga besar SMAN 1 Bengkunat, juga tak terlupa teman-teman KKN dan PPL Pekon Pardasuka (Uti, Anggi, Gita, Ica, Dianti, Elisa, Diah, Alpina, Caca dan Yusuf) terimakasih atas saran, serta motivasinya yang selalu kalian berikan kepadaku;

13.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan penyajiannya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan kesederhanaanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis

Ima Wati


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .... ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTO ... viii

SANWANCANA ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian... 9

F. Kegunaan Penelitian ... 9

1. Kegunaan Teoritis ... 9

2. Kegunaan Praktis ... 10

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 10

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian ... 11

3. Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 11

4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 11


(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori ... 12

1. Pengertian Peranan ... 12

2. Tinjauan Tentang PKK ... 13

a. Pengertian PKK ... 13

b. Visi dan Misi PKK ... 15

c. Tujuan PKK ... 16

d. Prinsip Dasar PKK ... 16

e. Program Kelompok Kerja PKK ... 17

f. Program Pokok PKK ... 18

3. Peranan PKK ... 21

4. Tinjauan Tentang Pemberdayaan Wanita ... 23

a. Pengertian Pemberdayaan... 23

b. Tinjauan Tentang Wanita ... 25

B.Kerangka Pikir ... 29

III. METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 32

B. Langkah-Langkah Penelitian ... 33

1. Persiapan Pengajuan Judul ... 33

2. Penelitian Pendahuluan ... 33

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 34

4. Pelaksanaan Penelitian ... 34

a. Persiapan Administrasi ... 34

b.Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 35

C. Populasi Dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 37

D.Variabel Penelitian ... 38

E.Definisi Konseptual Dan Operasional ... 38

1. Definisi Konseptual ... 38

2. Definisi Operasional ... 39

F. Rencana Pengukuran Variabel ... 40

G.Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Teknik Pokok ... 40

2. Teknik Penunjang ... 41

H.Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 41

1. Uji Validitas ... 41

2. Uji Reliabilitas ... 42

I. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 43

1. Analisis Validitas Angket ... 43

2. Analisis Reliabilitas Angket ... 46


(14)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Kelurahan Endang Rejo ... 50

1. Gambar Umum Kelurahan Endang Rejo ... 51

2. Perangkat Desa ... 52

B. Deskripsi Data ... 53

1. Pengumpulan Data ... 53

2. Penyajian Data Peranan PKK Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 ... 53

a. Indikator Meningkatkan Pendidikan Dan Keterampilan... 57

b. Indikator Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Pangan Keluarga .... 60

c. Indikator Meningkatkan Derajat Kesehatan... 64

3. Penyajian Data Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 ... 67

a. Indikator Akses ... 70

b. Indikator Partisipasi ... 73

c. Indikator Kontrol ... 76

d. Indikator Manfaat ... 79

D. Pengujian Data ... 83

1. Pengujian Pengaruh ... 83

2. Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh ... 86

3. Pengujian Keeratan Pengaruh ... 87

E. Pembahasan ... 88

1. Peranan PKK (X) ... 89

2. Pemberdayaan Wanita (Y) ... 96

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterlaksanaan Program Pokok PKK dalam Meningkatkan

Pemberdayaan Wanita di Kelurahan Endang Rejo ... 7

2. Jumlah Masyarakat Di Kelurahan Endang Rejo ... 36

3. Jumlah Populasi dan Sampel di Kampung Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014 ... 37

4. Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel Untuk Item Ganjil (X) ... 43

5. Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel Untuk Item Genap (Y) ... 44

6. Distribusi Antara Item ganjil (X) dengan Item Genap (Y) Mengenai Peranan PKK Dalam Peningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 ... 45

7. Daftar Perangkat Desa Di Kelurahan Endang Rejo ... 52

8. Distribusi Skor Angket Peranan PKK Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 ... 54

9. Distribusi Peranan PKK ... 56

10.Distribusi Skor Angket Dari Indikator Meningkatkan Pendidikan Dan Ketrampilan ... 57

11.Distribusi Meningkatkan Pendidikan Dan Ketrampilan ... 59

12.Distribusi Skor Angket Dari Indikator Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Pangan Keluarga ... 60

13.Distribusi Frekuensi Indikator Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Pangan Keluarga ... 62

14.Distribusi Skor Angket Dari Indikator Meningkatkan Derajat Kesehatan .... 64

15.Distribusi Frekuensi Indikator Meningkatkan Derajat Kesehatan ... 66

16.Distribusi Skor Angket Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 ... 67

17.Distribusi Pemberdayaan Wanita ... 69

18.Distribusi Skor Angket Dari Indikator Akses ... 70

19.Distribusi Frekuensi Indikator Akses ... 72

20.Distribusi Skor Angket Dari Indikator Partisipasi ... 73

21.Distribusi Frekuensi Indikator Partisipasi ... 75


(16)

23.Distribusi Frekuensi Indikator Kontrol ... 78 24.Distribusi Skor Angket Dari Indikator Manfaat ... 79 25.Distribusi Frekuensi Indikator Manfaat ... 81 26.Daftar tingkat perbandingan jumlah responden mengenai peranan PKK

dalam peningkatan pemberdayaan wanita di Kelurahan Endang Rejo

Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015 ... 83 27.Daftar Kontingensi Perolehan Data peranan PKK dalam peningkatan

pemberdayaan wanita di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Pembantu Dekan 1 2. Surat Izin Penelitian Pendahuluan

3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Pendahuluan 4. Surat Izin Penelitian

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 6. Angket

7. Skor Keseluruhan Hasil Angket Tentang Peranan PKK Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Pikir ... 31

2. Histagram Peranan PKK ... 56

3. Histagram Meningkatkan Pendidikan Dan Ketrampilan ... 59

4. Histagram Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Pangan Keluarga ... 63

5. Histagram Meningkatkan Derajat Kesehatan ... 66

6. Histagram Pemberdayaan Wanita ... 70

7. Histagram Akses ... 73

8. Histagram Partisipasi ... 76

9. Histagram Kontrol ... 79


(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi menciptakan peranan sosial. Kumpulan dari keluarga akan membentuk suatu lapisan masyarakat dan selanjutnya lapisan-lapisan masyarakat tersebut akan bergabung dalam kelompok besar menjadi suatu bangsa. Baik buruknya suatu bangsa tergantung pada pembinaan anggota keluarga dan generasi akan datang.

Dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak, salah satu yang berperan dalam membina keluarga adalah ibu. Sebagai seorang wanita, ibu dituntut juga untuk mempunyai waktu yang lebih lama untuk tinggal dirumah dibandingkan dengan laki-laki. Dengan demikian, maka wanita dituntut untuk dapat mengatur kehidupan rumah tangganya, terutama dalam fungsi sebagai pengasuh anak dan pengatur konsumsi makanan dalam satu keluarga. Dalam membina keluarga ini, wanita memerlukan bekal pendidikan dan pengetahuan.

Perkembangan menunjukkan bahwa sesungguhnya wanita mempunyai potensi yang sama besarnya dengan potensi pria, karena itu dapat dikerahkan dalam pembangunan. Secara hukum wanita Indonesia berpeluang sama dengan


(20)

2

pria/laki-laki untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan di semua bidang kehidupan. Pasal 21 dan pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945 menjamin adanya kesamaan hak dan kewajiban bagi penduduk tanpa membeda-bedakan apakah pria ataupun wanita, dalam bidang-bidang pekerjaan, kesehatan, politik, dan hukum, serta hak perorangan. Wanita, sebagai warga negara maupun sebagai sumber insani bagi pembangunan mempunyai hak, dan kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria disegala bidang kehidupan bangsa dan dalam segenap kegiatan pembangunan.

Menurut Permen Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Strategi Nasional Sosial Budaya Untuk Mewujudkan Kesetaraan Gender dalam Bab II menjelaskan bahwa:

Sebagian besar masyarakat, kedudukan/posisi wanita, juga identitas wanita masih ditentukan oleh identitas perkawinannya. Kewanitaan seorang wanita dinilai berdasarkan pada kemampuannya menikah dan mempertahankan perkawinannya. Di samping itu juga berdasarkan pada kemampuan wanita untuk hamil dan melahirkan (reproduksi biologis), serta tanggungjawabnya untuk melayani suami, mengasuh anak dan mengelola rumahtangga (reproduksi sosial). Hal ini dianggap alamiah/wajar. Lebih dari itu, ketidakmampuan wanita mengartikulasikan/menyuarakan kepentingannya dianggap sebagai hal yang wajar/alamiah, karena wanita dianggap apolitis dan kepentingannya disuarakan pria. Tuntutan akan peran domestiknya membatasi akses wanita berkiprah di ranah publik, dan seolah tidak ada pilihan bagi wanita. Kenyataan budaya inilah yang kemudian dikenal dengan budaya patriarki.

Kajian wanita yang berfokus pada pengalaman wanita beserta masalah-masalah yang dihadapi sudah banyak dilakukan baik yang bersifat interdisipliner maupun yang orientasinya mengarah kepada kegiatan konkrit. Kajian dan evaluasi mengenai kegiatan konkrit wanita dalam organisasi yang bertujuan mewujudkan pemberdayaan dan kemitrasejajaran antara pria dan


(21)

3

wanita dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, masih sangat terbuka dan perlu dilakukan secara terus menerus.

Pemerintah telah melaksanakan pemberdayaan wanita yang hasilnya terlihat dari adanya peningkatan peran dan kedudukan wanita diberbagai bidang kehidupan. Berdasarkan Biro Pemberdayaan Wanita Kementerian Peranan Wanita 2007 peningkatan tersebut masih belum sebagaimana diharapkan, yaitu terwujudnya keadilan dan keselarasan antara wanita dan pria dalam hak dan kesempatan berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan. Guna meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) wanita Indonesia dan mewujudkan kemitrasejajaran antara pria dan wanita dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pemerintah telah membentuk berbagai program dan sarana yang dapat membantu; salah satunya adalah organisasi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di seluruh wilayah Indonesia. Organisasi ini telah diakui oleh masyarakat, bahkan pada tahun 2007 mendapat penghargaan dari beberapa lembaga internasional (WHO, Unicef, Unesco, dan sebagainya) karena melalui 10 program pokoknya PKK telah mampu melibatkan wanita dan pria dalam upaya mewujudkan keluarga yang sejahtera, maju dan mandiri.

Menurut sejarahnya, PKK semula merupakan akronim dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang bertujuan untuk melibatkan partisipasi wanita melalui program pendidikan perempuan. Kemudian, pada tanggal 27 Desember 1972 organisasi tersebut berubah nama menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga yang bertujuan untuk membina dan membangun


(22)

4

keluarga dibidang mental, spiritual dan fisik serta peningkatan mutu pangan, sandang, kesehatan, dan lingkungan hidup. Anggotanya adalah tokoh/pemuka masyarakat, para isteri Kepala Dinas/Jawatan dan isteri Kepala Daerah sampai dengan tingkat Desa dan Kelurahan yang kegiatannya didukung dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Selanjutnya dengan adanya reformasi serta paradigma baru dan semangat otonomi daerah, sejak tahun 1999 akronim PKK berubah lagi menjadi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Kata pemberdayaan dipilih karena mengandung pengertian suatu usaha sistematis dan terencana untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Peningkatan kualitas wanita melalui program pemberdayaan wanita yang diarahkan untuk mengembangkan dan memanfaatkan berbagai potensi yang ada pada diri wanita.

Dari sisi programnya, PKK pada awalnya diarahkan untuk mendorong kemajuan wanita agar dapat memainkan peran gandanya secara baik, yaitu sebagai pengelola keluarga, pencari nafkah dan pelaku pembangunan. Akan tetapi sesuai dengan perkembangannya, program pemberdayaan wanita kemudian diarahkan untuk mewujudkan kemitrasejajaran antara pria dan wanita dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian sasarannya ditujukan untuk mengembangkan dan mengangkat berbagai potensi yang ada pada diri wanita yang memungkinkan dirinya dapat memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama terhadap sumber pembangunan (Kementerian Pemberdayaan Perempuan, 2007). Hal tersebut


(23)

5

diperkuat dengan komitmen pemerintah Indonesia terhadap Deklarasi Milenium yang ditandatangani dalam United Nations Millenium Summit di New York Amerika tahun 2000. Tujuan Pembangunan Milenium yang harus dicapai tahun 2015 antara lain adalah kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita.

Kesejahteraan keluarga menjadi tujuan utama PKK. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit terkecil masyarakat yang akan berpengaruh besar terhadap kinerja pembangunan dalam mendukung program-program pemerintah. Dari keluarga yang sejahtera ini, maka tata kehidupan berbangsa dan bernegara akan dapat melahirkan ketentraman, keamanan, keharmonisan, dan kedamaian. Dengan demikian, kesejahteraan keluarga menjadi salah satu tolak ukur dan barometer dalam pembangunan dengan program-program pemerintah. PKK menjadi gerakan untuk membantu dan mendukung program-program pemerintah dengan mendata beberapa aspek yang diperlukan seperti data warga, ibu hamil, bayi, dan balita, kelahiran, kematian, sampai kegiatan masyarakat.

PKK yang merekrut anggota sampai lapisan bawah dengan cara mengajak ibu rumah tangga yang ingin bergabung dan menjadi pengurus Organisasi PKK. Masyarakat diharapkan mampu membawa pada kondisi keluarga yang sejahtera, yaitu keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia baik secara material, sosial, mental dan spiritual serta keluarga yang berdaya yaitu keluarga yang hidup sejahtera, maju dan mandiri. Melalui PKK diharapkan dapat meningkatkan pemberdayaan wanita. Pemberdayaan wanita


(24)

6

merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran agar dapat melaksanakan fungsi dan peran sebagai wanita.

Selain itu, PKK diharapkan mampu membebaskan wanita dari belenggu budaya patriarkhi, sehingga memiliki kemandirian. Melalui PKK diharapkan harkat dan martabat wanita sebagai bagian dari keluarga dapat ditingkatkan. Namun, pada kenyataannya PKK belum sepenuhnya mampu merubah kondisi keluarga dan wanita, sehingga belum terwujud kesetaraan dan keadilan gender. Adanya kesenjangan ini menyebabkan perlunya melakukan penelitian terhadap PKK, khususnya di Kampung Endang Rejo.

Kelurahan Endang Rejo merupakan suatu wilayah yang terletak di Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah penduduk 4.711 jiwa, yang terdiri atas 1.478 KK (Kepala Keluarga) dan tersebar di lima dusun. Dari ke lima dusun ini terdapat lima orang yang ditunjuk sebagai penggerak PKK. Organisasi PKK di Kelurahan Endang Rejo ini memiliki peranan dalam meningkatkan pemberdayaan wanita. Dalam melaksanakan kegiatan PKK ini memberikan kontribusi yang positif terhadap wanita sebagai ibu rumah tangga. Melalui PKK, wanita dapat mengaktualisasikan dirinya untuk aktif, selain perannya sebagai ibu rumah tangga. Tingkat keaktifan peranan PPK dalam meningkatkan pemberdayaan wanita yang ada di Kelurahan Endang Rejo dapat dilihat dalam tabel berikut:


(25)

7

Tabel 1.1 Keterlaksanaan Program Pokok PKK dalam Meningkatkan Pemberdayaan Wanita di Kelurahan Endang Rejo

Sumber: Ketua PKK Kelurahan Endang Rejo, 2014

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ke-10 program kerja PKK belum sepenuhnya mampu berjalan. Salah satu kegiatan yang rutin adalah Program Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, bentuk kegiatannya berupa pengajian; Pendidikan Dan Ketrampilan, bentuk kegiatannya seperti PAUD; dan Kesehatan, seperti POSYANDU dan penggalakkan program Keluarga Berencana (KB). Program PKK yang lain belum maksimal berjalan, hal ini ditunjukkan dalam kegiatan yang dilakukan PKK masih banyak yang belum aktif. Dalam kegiatan tersebut ada hal-hal yang menghambat yaitu waktu dan tenaga, fasilitas, dan pemahaman suami tentang Gerakan PKK. Tetapi untuk program yang sudah berjalan, PKK sudah melakukan kegiatan tersebut dengan

No. Program PKK Kegiatan Rutin Pernah Dilakukan Tidak Pernah Dilakukan 1. Program Penghayatan

dan Pengamalan Pancasila

2. Gotong Royong 

3. Pendidikan Dan Ketrampilan

4. Pengembangan

Kehidupan Berkoperasi

5. Pangan 

6. Sandang 

7. Perumahan dan Tatalaksana Rumah Tangga

8. Kesehatan 

9. Kelestarian

Lingkungan Hidup


(26)

8

cukup baik. Pada Sumber Daya Manusianya pun sudah cukup baik, sehingga kegiatan yang sudah berjalan dapat menjadi kegiatan rutin.

Berdasarkan wawancara dengan ketua PKK di Kelurahan Endang Rejo, bahwa PKK yang ada saat ini tidak semaju 3 tahun yang lalu. Banyak anggota yang pasif dalam berkontribusi di kelompok PKK ini. Salah satu faktor penyebabnya karena kesibukan mengurus rumah, selain itu masih rendahnya wanita yang ikut berpartisipasi dalam melaksanakan program PKK. Program kerja yang saat ini dapat terus berjalan adalah penggalakkan KB (Keluarga Berencana), Posyandu dan PAUD. Program kerja lain seperti dalam bidang pertanian tidak lagi berjalan, karena masih sedikitnya ibu rumah tangga yang bergabung. Sistem rekruitmen kurang mempengaruhi minat ibu rumah tangga untuk ikut PKK, selain itu juga sosialisasi PKK yang masih kurang.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peranan PKK Dalam Meningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Peran PKK kurang berpengaruh dalam upaya pembangunan masyarakat


(27)

9

3. Peranan PKK dalam pemberdayaan wanita kurang maksimal dalam program PKK

4. Sosialisasi PKK yang masih kurang

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada: “Peranan PKK Dalam Meningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Peranan PKK Dalam Meningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan “Peranan PKK Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015”.

F. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan, khususnya pembelajaran PPKn dalam kawasan nilai


(28)

10

moral Pancasila, karena melalui PKK dapat membina pengetahuan, keterampilan, watak/karakter masyarakat, khususnya wanita.

2. Secara Praktis a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat dan khususnya wanita yang tergabung dalam kelompok PKK.

b. Bagi Wanita

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan acuan untuk mengetahui peranan PKK dalam meningkatkan pemberdayaan wanita, sehingga wanita dapat memanfaatkan PKK sebagai organisasi yang dapat membawa banyak perubahan untuk menciptakan keluarga sejahtera.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan menambah wawasan peneliti dalam melihat keterlibatan wanita dalam PKK.

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya PPKn dalam kawasan Pendidikan Nilai Moral Pancasila yang menjelaskan Peranan PKK Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan


(29)

11

Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.

2. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah wanita sebagai ibu rumah tangga yang tinggal Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah.

3. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah Peranan PKK Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten Lampung Tengah.

5. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sejak 23 Desember 2014.


(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis 1. Pengertian Peranan

Kata lain dari peran sering diucapkan banyak orang, sering terdengar kata-kata peran yang dikaitkan dengan posisi seseorang dan kedudukan seseorang. Atau kata lain dari peran dapat dikaitkan dengan apa yang dilakoninya dan apa yang dimainkan, oleh seseorang aktor dalam suatu drama. Tidak banyak orang yang tahu tentang kata peran, atau dalam bahasa Inggrisnya role yang memang diambil dari kata dramaturgy atau seni tari. Yang lebih jelasnya kata peran atau role dalam kamus oxford dictionary diartikan sebagai Actor’s part; one’s task or function. Yang artinya aktor; tugas seseorang atau fungsi.

Dilihat dari segi secara umum peranan adalah tindakan yang dilakukan seseorang terkait dengan kedudukannya yang terlingkup dalam struktur sosial dan kelompok sosial yang ada pada masyarakat. Yang artinya setiap orang mempunyai peranan masing-masing sesuai dengan kedudukan yang telah dimiliki.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “peran yang berarti perangkat tingkah atau karakter yang dharapkan atau dimiliki oleh orang yang


(31)

13

berkedudukan dalam masyarakat, sedangkan peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”.

Selain itu menurut Departemen Pendidikan Nasional “peranan adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan atau dimiliki oleh seseorang yang berkecimpung di dalam suatu masyarakat, peran terutama ditentukan oleh ciri-ciri individual yang bersifat khas atau istimewa”.

Menurut Soerjono Soekanto (2006: 212) bahwa:

Peranan adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan atau melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuaian dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Dalam hal ini peranan mencakup tiga hal yaitu:

a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan sengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

b) Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c) Peranan dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peranan merupakan tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang dilakukan seseorang dalam menempati atau memangku suatu posisi dan melaksanakan hak-hak dan kewaijibannya sesuai dengan kedudukannya.

2. Tinjauan Tentang PKK a. Pengertian PKK

Berdasarkan Permendagri Nomor 1 Tahun 2013 Pasal 1 bahwa:

Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, selanjutnya disingkat Gerakan PKK adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat, menuju


(32)

14

terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan wadah membina keluarga bermasyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan yang dapat menghasilkan sinergi untuk keluarga sejahtera yang mandiri dengan meningkatkan mental spiritual perilaku hidup dengan menghayati dan mengamalkan Pancasila. Dapat dikembangkan lebih luas lagi dengan berbagai upaya atau usaha dan kegiatan, seperti meningkatkan pendidikan dan ketrampilan yang diperlukan, ikut mengupayakan dalam kehidupan bangsa serta meningkatkan pendapatan keluarga, meningkatkan kualitas adan kuantitas pangan keluarga, meningkatkan derajat kesehatan, kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan hidup berencana dalam semua aspek kehidupan dan perencanaan ekonomi keluarga dengan membiasakan menabung. Dalam melakukan kegiatan tersebut perlu adanya pengelolaan PKK baik kegiatan pengorganisasian maupun pelaksaan program-program, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat (Sutedjo, 2006: 3). Dengan adanya kegiatan PKK diharapkan dapat meningkatkan kesetaraan keluarga pada umumnya yang berpedoman pada pelaksaan kegiatan 10 Program Pokok PKK. Selain memiliki program-program pokok, PKK juga memiliki panca dharma PKK. Isi dari panca dharma ini tentang peranan-peranan wanita dalam kehidupan, yaitu sebagai berikut:

1)Wanita sebagai pendamping suami 2)Wanita sebagai pengelola rumah tangga


(33)

15

3)Wanita sebagai penerus keturunan dan pendidik anak 4)Wanita sebagai pencari nafkah tambahan

5)Wanita sebagai warga negara dan anggota masyarakat

b. Visi dan Misi PKK 1) Visi

Terwujudnya keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju, mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

2) Misi

a) Meningkatkan mental spiritual, perilaku hidup dengan menghayati dan mengamalkan Pancasila serta meningkatkan pelaksanaan hak dan kewajiban sesuai dengan Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi, meningkatkan kesetiakawanan sosial dan kegotongroyongan serta pembentukan watak bangsa yang selaras, serasi dan seimbang.

b)Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan yang diperlukan, ikut mengupayakan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatakan pendapatan keluarga.

c) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga, serta upaya peningkatan pemanfaatan pekarangan melalui Halaman Asri, Teratur, Indah dan Nyaman (hatinya) PKK, sandang dan perumahan serta tata laksana rumah tangga yang sehat.


(34)

16

d)Meningkatkan derajat kesehatan kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan hidup berencana dalam semua aspek kehidupan dan perencanaan ekonomi keluarga dengan membiasakan menabung.

e) Meningkatkan pengelolaan Gerakan PKK, baik kegiatan pengorganisasian maupun pelaksanaan program-programnya, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.

c. Tujuan PKK 1) Tujuan Umum

Dalam kurun waktu ke waktu akan mendorong peningkatan kemandirian Gerakan PKK dalam keluarga dan masyarakat di lingkungannya melalui pelaksanaan kegiatan 10 Program Pokok PKK.

2) Tujuan Khusus

Dalam kurun waktu yang relatif pendek akan meningkatkan efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan 10 Program Pokok PKK yang merata di semua jenjang, serta meningkatkan mutu pengorganisasian Gerakan PKK dan kapasitas Gerakan PKK baik di desa dan maupun di kota dengan kader-kader yang handal dan berkualitas, serta meningkatkan kemitraan dalam pelaksanaan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

d. Prinsip Dasar PKK

Dalam menyusun suatu rencana kerja atau kegiatan perlu memperhatikan beberapa prinsip dasar antara lain:


(35)

17

1) Adanya sejumlah kekuatan yang dimiliki atau kekuatan yang mendukung, baik internal maupun eksternal yang berpengaruh terhadap upaya atau kegiatan yang akan dilakukan.

2) Adanya berbagai kelemahan yang dihadapi dan yang secara nyata berpengaruh terhadap proses kegiatan yang akan dilakukan.

3) Adanya beberapa peluang atau kondisi yang memungkinkan sehingga dapat didayagunakan atau dimanfaatkan untuk memperlancar tujuan yang akan dicapai.

4) Adanya ancaman yang diperkirakan dapat berpengaruh secara langsung terhadap pencapaian tujuan kegiatan yang dilakukan.

PKK dapat menyusun suatu rencana kerja secara baik, tepat guna, tepat sarana dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maupun potensi yang dimiliki khususnya di Kampung Endang Rejo.

e. Program Kelompok Kerja PKK 1) Pokja I mengelola program:

a) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila b) Gotong royong

2) Pokja II mengelola program: a) Pendidikan dan Ketrampilan

b) Pengembangan Kehidupan Berkoperasi 3) Pokja III mengelola program:

a) Pangan b) Sandang


(36)

18

c) Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga 4) Pokja IV mengelola program:

a) Kesehatan

b) Kelestarian Lingkungan Hidup c) Perencanaan Sehat

f. Program Pokok PKK

Program PKK pada disesuaikan dengan Pedoman Umum baru Tim Penggerak PKK di dalam melaksanakan 10 Program Pokok PKK, telah melakukan pembenahan-pembenahan kesekretariatan dan pembinaan langsung ke setiap Kecamatan dan Kelurahan. Adapun program PKK yang harus diperhatikan yaitu:

1) Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Dalam pelaksaan menumbuhkan kesadaran berkeluarga dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara perlu memahami hak dan kewajibannya sebagai warga Negara dengan sosialisasi melalui penyuluhan, pelatihan dan simulasi terpadu.

2) Gotong Royong

Dalam pelaksanaan gotong royong perlu membangun kerja sama yang baik antarsesama keluarga, warga dan kelompok dalam rangka mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan.

3) Pangan

Mempelajari cara pengolahan akan kebutuhan makanan keluarga sebagai faktor penting untuk pertumbuhan dan kesehatan individu di dalam kesejahteraan keluarga. Makanan keluarga harus cukup seimbang,


(37)

19

mengandung kalori yang sesuai dengan keperluan setiap individu sehingga cukup protein, vitamin dan mineral, menarik dan sedap sesuai selera dan keuangan keluarga.

4) Sandang

Cara pengelolaan kebutuhan keluarga sebagai kebutuhan hidup yang mempunyai pengaruh terhadap individu baik jasmani, rohani dan sosial. Dan membudayakan perilaku berbusana sesuai dengan moral budaya Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mencintai produksi dalam negeri.

5) Perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga

Perumahan sebagai kebutuhan hidup yang pokok disamping sandang dan pangan. Perumahan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan keluarga, sehingga perlu diusahakan agar fungsi rumah sebagai tempat tinggal menjadi nyaman dan layak untuk ditinggali. Meningkatkan permasyarakatan tentang perumahan sehat dan layak huni serta menumbuhkembangkan kesadaran akan bahaya bertempat tinggal di daerah perbukitan dan menumbuhkan kesadaran hukum tentang kepemilikan rumah dan tanah.

6) Pendidikan dan Keterampilan

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga mengenai tumbuh kembang anak balita secara optimal dan pentingnya PAUD melalui pelatihan BKB atau Bina Keluarga Balita dan penyuluhan orientasi PAUD. Melakukan penyuluhan dan menggerakkan keluarga tentang wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun (Wajib Dikdas 12 tahun).


(38)

20

7) Kesehatan

Memeliharan kesehatan individu maupun keluarga dan lingkungannya, baik jasmani, rohani dan sosial mencakup pendidikan kesehatan pribadi dan keluarganya, kebersihan lingkungan, sumber air minum yang sehat, pembuangan limbah dan pelestarian lingkungan hidup. Dan upaya perbaikan gizi keluarga, kepedulian keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat serta pola makan sehat dan bergizi seimbang.

8) Pengembangan Kehidupan Berkoperasi

Memotivasi keluarga agar mau menjadi anggota koperasi untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Keuangan keluarga secara rasional, efektif dan efisien berdasarkan penghasilan keluarga yang dihubungkan dengan pendapatan dan pengeluaran dengan melaksanakan cara hidup sederhana dan sehat.

9) Kelestarian Lingkungan Hidup

Kebiasaan membuang sampah di tempat yang benar, cuci tangan dengan sabun setelah buang air kecil/besar dan sebelum makan, minum serta dalam mengolah makanan. Pengelolaan sampah rumah tangga dan kebersihan perorangan dan melakukan program sejuta pohon sebagai paru-paru lingkungan perumahan.

10) Perencanaan Sehat

Pentingnya suatu perencanaan untuk masa depan kehidupan dan penghidupan keluarga dengan mempertimbangkan bakat, kondisi dan kesanggupan dari masing-masing keluarga sehingga dapat mencapai keluarga sejahtera dan kesejahteraan masyarakat. Meningkatkan


(39)

21

penyuluhan tentang pentingnya pemahaman dan kesertaan dalam program keluarga berencana menuju keluarga berkualitas.

Kesepuluh pokok program PKK ini saling berhubungan, saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan, sehingga menjadi satu kesatuan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang mendasarkan pada kesejahteraan keluarga, meliputi sandang, pangan, perumahan, keuangan/berkoperasi, kesehatan dan keamanan. Untuk itu segala sumber yang ada dalam keluarga harus ditatalaksanakan yang berarti segala aktivitas keluarga direncanakan terlebih dahulu. Pelaksanaan tatalaksana untuk mencapai tujuan yang diinginkan harus bekerja sama antar anggota keluarga dan dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga perlu adanya penghayatan dan pengamalan Pancasila serta gotong royong dengan cara memberikan pendidikan dan ketrampilan bagi keluarga.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PKK merupakan organisasi yang menjadi wadah dalam membina keluarga bermasyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan yang dapat menghasilkan sinergi untuk keluarga sejahtera pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat.

3. Peranan PKK

Peranan PKK merupakan segala macam tindakan yang dilakukan melalui berbagai macam kegiatan ketrampilan yang banyak dilakukan mulai dari hidup sehat, pendidikan keluarga yang dimulai dari lingkungan terbawah


(40)

22

Rumah Tangga (RT) hingga Desa dan kelurahan. Peran PKK sangat penting bagi pemerintah karena merupakan penengak utama antara negara dan wanita desa. PKK bahkan bertugas untuk mensukseskan program P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) pemerintah secara tegas menyebutkan bahwa PKK berperan dan bertujuan sebagai pembantu pemerintah dalam usaha pembangunan. Bahkan dalam struktur organisasi berada di bawah naungan departemen dalam negeri, dan ketuanya di tingkat desa adalah istri kepala desa.

Peranan PKK tersebut sejalan dengan visi dan misi PKK, dan didukung dengan sepuluh program pokok yang dimiliki PKK, kemudian lebih dikenal sebagai “Sepuluh Program Pokok PKK”. Kesepuluh program pokok tersebut adalah: (1) Penghayatan dan pengamalan Pancasila; (2) Gotong royong; (3) Pangan; (4) Sandang; (5) Perumahan dan tata laksana rumah tangga; (6) Pendidikan dan ketrampilan; (7) Kesehatan; (8) Pengembangan kehidupan koperasi; (9) Kelestarian lingkungan hidup; (10) Perencanaan sehat.

Dengan sepuluh program pokok PKK tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa PKK memiliki agenda dan tujuan yang sangat mulia, yaitu ingin mencapai kemajuan dan kesejahteraan keluarga yang menjadi dambaan setiap keluarga. Supaya dalam pelaksanaannya dapat berdaya guna dan berhasil guna, maka PKK membentuk Kelompok Kerja (Pokja) dengan spesifikasi penanganan yang khusus. Pokja-pokja tersebut (sekarang ada empat pokja) berjalan seiring dan saling melengkapi sehingga koordinasi


(41)

23

di antara keempat pokja tersebut sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.

4. Tinjauan Tentang Pemberdayaan Wanita a. Pengertian Pemberdayaan

Dalam kaitan dengan pemberdayaan masyarakat, menurut Payne dalam Isbandi Rukminto Ali (2008: 77) bahwa:

Pemberdayaan pada intinya ditujukan guna membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melui transfer daya dari lingkungannya.

Menurut Shardlow dalam Isbandi Rukminto Ali (2008: 78) bahwa “pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka”.

Dalam konteks pemberdayaan bagi perempuan, menurut Nursahbani Katjasungkana dalam Riant Nugroho (2008: 164) mengemukakan, ada empat indikator pemberdayaan.

1) Akses, dalam arti kesamaan hak dalam mengakses sumber daya-sumber daya produktif di dalam lingkungan

2) Partisipasi, yaitu keikutsertaan dalam mendayagunakan asset atau sumber daya yang terbatas tersebut.


(42)

24

3) Kontrol, yaitu bahwa lelaki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan kontrol atas pemanfaatan sumber daya-sumber daya tersebut.

4) Manfaat, yaitu bahwa lelaki dan perempuan harus sama-sama menikmati hasil-hasil pemanfaatan sumber daya atau pembangunan secara bersama dan setara.

Menurut Gunawan Sumodiningrat dalam Riant Nugroho (2008: 164) menjelaskan untuk melakukan pemberdayaan perlu tiga langkah yang berkesinambungan, yaitu:

1) Pemihakan, artinya perempuan sebagai pihak yang diberdayakan harus dipihaki daripada laki-laki.

2) Penyiapan, artinya pemberdayaan menuntut kemampuan perempuan untuk bisa ikut mengakses, berpartisipasi, mengontrol, dan mengambil manfaat.

3) Perlindungan, artinya memberikan proteksi sampai dapat dilepas.

Menurut Musawa dalam Onny S. Prijono (2010: 79) bahwa:

Pemberdayaan adalah suatu upaya untuk membangun eksistensi pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, pemerintahan, negara, dan tata dunia dalam kerangka proses aktualisasi kemanusiaan yang adil dan beradab, yang terwujud di berbagai kehidupan: politik, hukum, pendidikan dan lain sebagainya. Pemberdayaan itu sendiri mengandung tiga kekuatan (power) di dalam dirinya, yakni power to, yaitu kekuatan untuk berbuat; power with, yaitu kekuatan untuk membangun kerjasama; dan power-within, yaitu kekuatan dalam diri pribadi manusia.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan adalah segala upaya yang dilakukan untuk membangun


(43)

25

individu ataupun kelompok berusaha untuk mengusahakan kehidupan sesuai dengan keinginannya.

b. Tinjauan Tentang Wanita

Di Indonesia, Wanita merupakan sumber daya manusia. Wanita memiliki peranan dalam pembangunan bangsa. Menurut Sri Rejeki dalam Remiswal (2013: 34), Menteri Pemberdayaan Wanita bahwa Wanita masih sukar mengaktualisasikan dirinya ke masyarakat, berbangsa, bernegara, karena disebabkan oleh lima faktor, yaitu: (1) system tata nilai budaya yang masih menggunakan pola patriarkhi; (2) masih banyak peraturan perundang-undangan yang bias gender sehingga wanita kurang mendapat perlindungan yang setara dengan pria; (3) adanya kebijakan dan program pembangunan yang dikembangkan secara bias gender, sehingga wanita kurang mendapat kesempatan untuk mengakses, mengontrol, berpartipasi, dan menikmati hasil pembangunan; (4) adanya pemahaman dan penafsiran ajaran agama yang kurang teapat sebagai akibat dari banyak pemuka agama yang menggunakan pendekatan tekstual disbanding kontekstual; dan (5) dampak dari semua itu, persaingan diantara wanita akan membawa kerugian pada diri perempuan sendiri.

Perempuan juga dihadapkan pada keterbatasan akses dalam kepemilikan. Indikasi ke arah tersebut menurut Irianto dalam Remiswal (2013: 34) dapat dilihat pada hokum adat pada setiap etnis yang berpotensi bagi diskriminasi gender. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sumaatmadja dalam Remiswal (2013: 34) bahwa pada masyarakat dengan system


(44)

26

kekerabatan patrilinial, wanita bukan ahli waris ayah atau suaminya, dan perempuan menjadi tanggungan anak laki-laki tertuanya, bila mereka sudah tua.

Dalam menempuh jenjang karir, wanita juga dibenturkan dengan isu beban ganda. Beban ganda yang dimaksud terkait dengan perannya sebagai istri atau ibu rumah tangga. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tidak pernah dinilai ataupun dihargai sama dengan pekerjaan maskulin. Sehingga perempuan tetap perempuan dengan peran domestiknya. Tetapi perempuan juga menunjukkan kualifikasinya, tanpa harus meninggalkan beban pokoknya. Robbins dalam Remiswal (2013: 35) mengemukakan dua kesimpulan tentang hubungan jenis kelamin dan kepemimpinan. Pertama, kemiripan antara pria dan wanita cenderung labih daripada perbedaan. Kedua, perbedaan hanya terletak pada wanita mengandalkan gaya kepemimpinan yang labih demokratis, sedangkan pria merasa lebih nyaman dengan gaya direktif.

Secara umum partisipasi wanita tidak bias dipisahkan dari tujuan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena wanita bagian dari masyarakat. Partisipasi wanita dalam pembangunan dapat dilakukan dengan cara (1) adanya kontak dengan pihak lain dan merupakan titik awal perubahan sosial, (2) menyerap atau memberikan tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima, menerima dengan syarat atau menolaknya, (3) turut dalam perencanaan pembangunan serta pengambilan keputusan, (4) terlibat dalam operasional pembangunan, (5) turut


(45)

27

menerima, memelihara, dan mengembangkan pembangunan, dan (6) menilai pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan hasilnya memenuhi kebutuhan masyarakat.

Partisipasi wanita dalam pembangunan dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pertama Pendekatan Woman In Development (WID) merupakan proses pengintegrasian wanita dalam program pembangunan. Menurut Buhanuddin dan Faturrahman dalam Remiswal (2013: 36) pendekatan ini berangkat dari ideology developmentalism. Dimana pembangunan merupakan wujud pemikiran modern atau terjadinya modernisasi pemikiran tentang pembangunan di Negara-negara dunia. Sehingga pembangunan merupakan proses kemajuan yang bergerak secara linier dan pasti. Hanya saja, perempuan tetap masih berada dalam posisi terbelakang, baik sebagai pelaku, objek, maupun pemanfaat pembangunan. Penyebabnya adalah wanita tidak dilibatkan dalam kegiatan pembangunan, baik karena alasan klasik seperti peran subordinat wanita maupun alasan-alasan yang berkaitan dengan sosial budaya.

Menurut Dharma dalam Remiswal (2013: 36) pendekatan WID berpijak dari dua sasaran, yaitu (1) prinsip egalitarian, kepercayaan bahwa semua orang sederajat. (2) menitikberatkan pada pengadaan program yang dapat mengurangi diskriminasi yang dialami oleh perempuan pada sector produksi. Menurut Buhanuddin dan Faturrahman dalam Remiswal (2013: 36)merumuskan sebagai prinsip dasar yang perlu diupayakan dalam proses pembangunan, yaitu (1) kesetaraan hak antara wanita dan pria harus


(46)

28

diabadikan sebagai prinsip fundamental, (2) perempuan harus diakui sebagai agen dan pewaris perubahan, (3) model pembangunan baru yang berperspektif gender, yang bertujuan untuk memperluas pilihan-pilihan bagi wanita dan pria, namun perbedaan budaya dan masyarakat tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang bersifat kodrati.

Kedua, Pendekatan Women In Development (WAD) merupakan tindak lanjut dari pendekatan terdahulu. Dalam WID antara wanita dan pria memiliki kedudukan, kesempatan, dan peran yang sejajar. Sedangkan menurut Dharma Menurut Buhanuddin dan Faturrahman dalam Remiswal (2013: 37) pendekatan WAD adalah menekankan pada hubungan antara wanitadan proses pembangunan. Terkait dengan posisi pria dan wanita dalam pembangunan. Pendekatan WAD dianggap lebih kritis, namun terbentur pada hubungan patriarkhi yang terjadi dalam corak produksi masyarakat. Untuk itu pendekatan WAD harus ditunjang oleh struktur politik yang lebih stabil dan merata pada skala nasional dan internasional. Sehingga dalam implementsianya WAD menitikberatkan pada pengembangan kegiatan peningkatan pendapatan tanpa memperhatikan unsur waktu yang digunakan oleh perempuan.

Ketiga, Pendekatan Gender In Development (GAD) lebih menekankan pada orientasi hubungan sosial dalam pembangunan. GAD memfokuskan gerakannya pada hubungan gender dalam kehidupan sosial. GAD berasumsi bahwa persoalan mendasar dalam pembangunan adalah adanya hubungan gender yang tidak adil. Menurut Darwin Menurut Buhanuddin


(47)

29

dan Faturrahman dalam Remiswal (2013: 37) situasi inilah yang menghalangi pemerataan pembangunan dan partisipasi penuh wanita. Menurut GAD bahwa kesetaraan gender harus diupayakan pada aspek substansional berikut: (1) pemberian akses yang sama dalam pendidikan sebagai upaya mendasar terjadinya perubahan sosial dan transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan, (2) pengakuan terhadap hak-hak perempuan sebagai bagian integral dari hak-hak asasi manusia, (3) memberikan kemandirian ekonomi yang sama, termasuk akses terhadap dunia kerja, gaji yang sama, serta pendidtribusian asset yang sama, dan (4) pemberian akses yang sama pula dibidang politik dan posisi-posisi strategis dalam pengambilan keputusan.

B. Kerangka Pikir

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan organisasi masyarakat yang menjadi merupakan wadah dalam membina keluarga bermasyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan yang dapat menghasilkan sinergi untuk keluarga sejahtera pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat.

Program kerja PKK berorientaasi pada praksis, artinya PKK bergerak pada aksi-aksi nyata memberdayakan dan memihak kaum wanita. Dan lebih dari itu, PKK mempunyai andil besar dalam mensukseskan lomba desa. Terkait dengan hal tersebut, dalam upaya mempercepat terwujudnya tujuan pembangunan yang pro poor, pro gender, dan pro job, maka


(48)

30

pemberdayaan PKK perlu terus ditingkatkan. Pemberdayaan PKK dalam keluarga meliputi segala upaya Bimbingan, Pembinaan dan Pemberdayaan agar keluarga dapat hidup sejahtera, maju dan mandiri.

Peranan PKK merupakan segala tindakan yang dilakukan melalui organisasi PKK yang menjadi merupakan wadah dalam membina keluarga bermasyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan yang dapat menghasilkan sinergi untuk keluarga sejahtera pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat.

Pemberdayaan wanita merupakan usaha untuk meningkatkan atau mendorong kaum wanita agar mampu meningkatkan kemampuannya. Pemberdayaan ini sangat diperlukan karena dalam kehidupan sehari-hari perempuan sering mengalami keterbatasan dalam mengaktualisasikan dirinya.

Peranan PKK dalam meningkatkan pemberdayaan wanita merupakan segala tindakan yang dilakukan oleh PKK dengan tujuan meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh perempuan menuju kehidupan keluarga yang sejahtera dan mandiri. Melalui PKK yang berperan sebagai wadah dalam pembangunan masyarakat, memberdayakan keluarga, dan melaksanakan program pokok wanita dapat berperan aktif dalam meningkatkan peranannya, diharapkan harkat dan martabat wanita sebagai bagian dari keluarga dapat ditingkatkan.terdapat empat indikator dalam pemberdayaan wanita, yaitu akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat.


(49)

31

Dengan demikian, untuk lebih jelasnya kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat dari bagan berikut ini:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Peranan PKK (X)

1. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga 3. Meningkatkan derajat

kesehatan

Meningkatkan pemberdayaan wanita

(Y) 1. Akses 2. Partisipasi 3. Kontrol 4. Manfaat


(50)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena dengan penelitian ini mendeskripsikan keadaan yang terjadi pada saat sekarang secara sistematis dan faktual yang menuntut untuk segera dicari jalan keluarnya. Metode deskriptif kuantitatif merupakan penyelidikan yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada misalnya situasi yang dialami, suatu hubungan kegiatan, pandangan, sikap yang nampak tentang suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang nampak, pertentangan yang sedang meruncing dan sebagainya.

Sejalan dengan definisi di atas maka penggunaan metode deskriptif kuantatif ini sangat cocok dalam penelitian ini, karena dengan jenis penelitian ini sasaran kajiannya yaitu Peranan PKK Dalam Meningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.


(51)

33

B. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian pada hakikatnya merupakan suatu persiapan yang bersifat sistematis dengan maksud agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah peneliti rencanakan. Adapun langkah-langkah penelitian yang penulis laksanakan secara garis besar adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Pengajuan Judul

Pada tanggal 12 Desember 2014 penulis mengajukan judul penelitian kepada Pembimbing Akademik yang terdiri dari dua alternatif judul. Dua judul penelitiaan tersebut salah satunya disetujui dan kemudian diajukan kepada Ketua Program Studi PKn dan disetujui sekaligus ditentukan Pembimbing Utama yaitu Dr. Irawan Suntoro, M.S. dan Pembimbing Pembantu yaitu Hermi Yanzi, S. Pd, M. Pd.

2. Penelitian Pendahuluan

Setelah mendapat surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Lampung dengan Nomor 8087/UN26/3/PL/2014 maka penulis melakukan penelitian pendahuluan Kelurahan Endang Rejo.

Kegiatan penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum tentang Peranan PKK Dalam Meningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 yang ditunjang dengan beberapa literatur serta arahan dari dosen pembimbing.


(52)

34

3. Pengajuan Rencana Penelitian

Rencana penelitian diajukan untuk mendapatkan persetujuan dilaksanakannya seminar proposal penelitian skripsi, proposal penelitian disetujui oleh Pembimbing II pada tanggal 23 Desember 2014 dan pada tanggal 24 Desember 2014 disetujui oleh Pembimbing I serta disahkan oleh Ketua Program Studi PKn FKIP Universitas Lampung.

Kegiatan seminar proposal dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2015, tujuannya adalah untuk mendapatkan masukan-masukan baik berupa saran maupun kritik untuk kesempurnaan dalam penyusunan skripsi ini. Setelah kegiatan seminar proposal penelitian, penulis melakukan perbaikan sesuai dengan saran-saran dan masukan dari para Pembahas seminar proposal penelitian tersebut.

4. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Administrasi

Pelaksanaan penelitian di lapangan dengan membawa surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dengan Nomor: 669/UN26/3/PL/2015. setelah mendapat surat pengantar dari Dekan, selanjutnya penulis mengadakan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2015.

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis melalui beberapa tahap yaitu tahap pertama yang akan dilakukan yaitu uji coba angket kepada sepuluh orang responden diluar sampel. Uji coba angket ini digunakan


(53)

35

untuk mengukur dan mengetahui tingkat reliabilitas soal. Namun sebelum itu angket dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pembimbing I dan Pembimbing II guna meminta persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan maka angket dapat disebarkan. Hasil uji coba angket yang telah diisi oleh sepuluh orang responden diluar sampel akan dikonsultasikan kembali kepada Pembimbing, lalu setelah dinyatakan cukup reliabel maka angket dapat dipergunakan untuk melakukan penelitian kepada responden yang sesungguhnya.

b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan alat pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis mempersiapkan angket yang akan diberikan kepada responden yang berjumlah 37 orang dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20 item soal dengan 3 (tiga) alternative jawaban. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan angket ini adalah sebagai berikut: 1) Membuat kisi-kisi soal tentang Peranan PKK Dalam Peningkatan

Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.

2) Mengkonsultasikan angket kepada Pembimbing I dan Pembimbing II.

3) Setelah angket tersebut disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II. Setelah itu peneliti mengadakan uji coba angket kepada sepuluh orang sebagai responden di luar sampel yang sebenarnya.


(54)

36

C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Dalam suatu penelitian penentuan populasi merupakan hal utama yang harus dilakukan. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 102). Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang tersebar di lima dusun yaitu sebanyak 1478 KK (Kepala Keluarga).

Tabel 3.1 Jumlah Masyarakat Di Kelurahan Endang Rejo

Sumber: Monografi Kampung Endang Rejo Tahun 2014

No. Tempat Masyarakat Populasi

1 RW 1 273

RT 1 RT 2 RT 3 RT 4

RT 5 RT 6 RT 7

2 RW 2 345

RT 1 RT 2 RT 3 RT 4

RT 5 RT 6 RT 7

RT 9 RT 10 RT 11

3 RW 3 261

RT 1 RT 2 RT 3 RT 4

RT 5 RT 6 RT 7

4 RW 4 283

RT 1 RT 2 RT 3 RT 4

RT 5 RT 6 RT 7

5 RW 5 316

RT 1 RT 2 RT 3 RT 4

RT 5 RT 6 RT 7 RT 8


(55)

37

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 109). Jika populasinya besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Peneliti mengambil sampel sebesar 10% dari jumlah populasi yang ada maka jumlah sampelnya sebanyak 37,3 dan dibulatkan menjadi 37 IRT. Menurut Arikunto

(2006:144) “apabila subyek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subyeknya lebih besar dari 100 dapat diambil 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih”. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik stratified random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan memperhatikan strata (tingkatan) di dalam populasi. Perincian pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 3.1:

Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel di Kampung Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014

No. Tempat Masyarakat Jumlah Populasi 10% Jumlah Sampel

1 RW I

77 KK 7,7% 8 KK

RT 1 39KK

RT 2 38 KK

2 RW 2

64 KK 6,4% 6 KK

RT 8 31 KK

RT 9 33 KK

3 RW 3

74 KK 7,4% 7 KK

RT 4 36 KK

RT 5 38 KK

4 RW 4

81 KK 8,1% 8 KK

RT 2 41 KK

RT 3 40 KK

5 RW 5

77 KK 7,7% 8 KK

RT 1 38

RT 2 39

Jumlah 373 KK 37,3% 37 KK


(56)

38

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variable penelitiannya adalah:

1. Variable yang mempengaruhi atau yang disebut juga variable bebas (X) adalah peranan PKK.

2. Variabel yang mempengaruhi atau disebut juga variable terikat (Y) adalah meningkatkan pemberdayaan wanita.

E. Definisi Konseptual Dan Definisi Operasional 1. Definisi Konseptual

Peranan PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) merupakan segala tindakan yang dilakukan melalui organisasi PKK yang menjadi merupakan wadah dalam membina keluarga bermasyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan yang dapat menghasilkan sinergi untuk keluarga sejahtera pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat.

Pemberdayaan wanita merupakan usaha untuk meningkatkan atau mendorong kaum wanita agar mampu meningkatkan kemampuannya. Pemberdayaan ini sangat diperlukan karena dalam kehidupan sehari-hari perempuan sering mengalami keterbatasan dalam mengaktualisasikan dirinya.

Peranan PKK dalam meningkatkan pemberdayaan wanita merupakan segala tindakan yang dilakukan oleh PKK dengan tujuan meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh wanita menuju kehidupan keluarga yang sejahtera dan mandiri.


(57)

39

2. Definisi Operasional

Peranan PKK dalam meningkatkan pemberdayaan wanita merupakan lembaga kemasyarakatan yang peran dan kiprahnya tidak dipertanyakan lagi dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui berbagai macam kegiatan ketrampilan yang banyak dilakukan mulai dari hidup sehat, pendidikan keluarga yang dimulai dari lingkungan terbawah Rumah Tangga (RT) hingga Desa dan kelurahan.

Peranan PKK merupakan Persepsi anggota PKK terhadap tindakan organisasi PKK dalam membina dalam membina keluarga bermasyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan berdasarkan skor yang diukur melalui indikator sebagai berikut:

1. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga 3. Meningkatkan derajat kesehatan

Sedangkan pemberdayaan wanita merupakan persepsi anggota PKK dalam usaha untuk meningkatkan atau mendorong kemampuan kaum wanita berdasarkan skor yang diukur melalui indikator sebagai berikut:

1. Akses 2. Partisipasi 3. Kontrol 4. Manfaat


(58)

40

F. Rencana Pengukuran Variabel

Dalam pengukuran variabel dilakukan dengan kriteria pengukuran sebagai berikut:

1. Peranan PKK (X): a. Berperan b. Cukup berperan c. Kurang berperan

2. Pemberdayaan Wanita (Y): a. Tinggi

b. Sedang c. Rendah

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pokok

Teknik pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Angket

Angket adalah pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang akan diberikan kepada responden. Metode ini peneliti gunakan dengan tujuan mengumpulkan data secara langsung dari responden. Dalam penelitian ini bentuk angket yang digunakan adalah angket tertutup. Setiap item soal memiliki 3 alternatif jawaban terdiri dari A, B, dan C sehingga responden dengan mudah memilih salah satu diantara jawaban yang tersedia. Adapun pemberian nilai dengan ketentuan sebagai berikut:

1)Memilih alternatif A atau jawaban yang dikehendaki diberi skor 3 2)Memilih alternatif B atau jawaban yang dikehendaki diberi skor 2


(59)

41

3)Memilih alternatif C atau jawaban yang dikehendaki diberi skor 1

2. Teknik Penunjang

Teknik penunjang dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara

Wawancara ini dilakukan kepada beberapa wanita sebagai ibu rumah tangga yang tergabung sebagai anggota PKK.

b. Dokumentasi

Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan dokumen yang telah ada pada objek penelitian, seperti ; arsip-arsip, laporan, buku-buku yang menyangkut dengan penelitian ini. Dan kesemuanya itu dapan menunjang penulis dalam melakukan penelitian, karena dengan adanya dokumentasi tentunya memberikan wawasan dan pengetahuan penelitian yang dilakukan.

c. Observasi

Teknik ini dilakukan untuk melihat keadaan tempat penelitian dengan melakukan pengamatan terhadap masalah-masalah yang ada hubungannya dengan penelitian.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas alat tes dapat diukur melalui hasil pemikiran atau validitas logis berpangkal dari konstruksi-kontruksi teori-teori yang ada sebagai landasan kerja dan standar bagi valid. Dalam penelitian ini uji


(60)

42

validitas alat tes dilakukan berdasarkan validitas logis yaitu dengan cara mengkonsultasikan dengan para pembimbing.

2. Uji Reliabilitas

Dalam melakukan suatu penelitian yang menggunakan uji coba angket, diperlukan uji reliabilitas. Suatu alat ukur dikatakan reliabilitas apabila tes tersebut menunjukkan hasil-hasil yang tetap dan mantap. Uji reliabilitas dapat di tempuh dengan:

a) Menyebarkan angket untuk uji coba kepada 10 orang diluar responden b)Untuk menguji reliabilitas soal angket digunakan teknik belah dua atau

ganjil dan genap.

c) Kemudian mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan korelasi

product moment, yaitu:

Rumus:                    N Y Y N X X N Y X XY rxy 2 2 2

2 ( ) ( )

) )( (

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y N = jumlah responden/sampel

= Skor rata-rata dari X dan Y = jumlah skor item X


(61)

43

d)Kemudian dicari reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Spearman Brown agar diketahui koefisien seluruh item yaitu:

Rumus:

Keterangan:

rxy = koefisien reliabilitas seluruh tes rgg = koefisien korelasi item x dan y

e) Adapun kriteria reabilitas adalah sebagai berikut: 0,90 – 1,00 = Reliabel tinggi

0,50 – 0,89 = Reliabel sedang 0,00 – 0,49 = Reliabel rendah

I. Pelaksanaan Uji Coba Angket 1. Analisis Validitas Angket

Adapun hasil dari uji coba angket tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel Untuk Item Ganjil (X)

No Item Ganjil Skor

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19

1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 26

2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 27

3 3 1 1 1 2 3 2 3 1 3 20

4 3 2 2 2 3 2 3 3 2 1 23

5 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 24

6 3 3 1 1 2 3 2 3 1 3 22

7 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 22

8 2 1 3 1 2 1 2 1 3 2 18

9 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 24

10 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 26

Jumlah 232


(62)

44

Dari data tabel 4.1 diketahui ∑ X = 232 yang merupakan hasil penjumlahan

hasil skor uji coba angket kepada 10 orang di luar responden dengan indikator item ganjil. Hasil penjumlahan ini akan dipakai dalam tabel kerja hasil uji coba angket antara item ganjil (X) dengan genap (Y) untuk mengetahui besar reliabilitas kevalidan instrumen penelitian.

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel Untuk Item Genap (Y)

No Item Genap Skor

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

1 2 2 1 2 1 3 2 2 2 3 20

2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 22

3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 23

4 2 2 2 3 2 2 3 1 2 2 21

5 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 19

6 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 22

7 3 1 3 2 2 3 1 2 2 3 22

8 1 1 2 2 2 3 2 1 2 3 19

9 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 23

10 3 1 2 2 3 1 2 3 2 3 22

Jumlah 213

Sumber: Data Analisis Uji Coba Angket

Dari data tabel 4.2 diketahui ∑ Y = 213 yang merupakan hasil penjumlahan

hasil skor uji coba angket kepada 10 orang di luar responden denganindikator item genap. Hasil penjumlahan ini akan dipakai dalam tabel kerja hasil uji coba angket antara item ganjil (X) dengan genap (Y) untuk mengetahui besar reliabilitas kevalidan instrumen penelitian.


(63)

45

Tabel 3.5 Distribusi Antara Item ganjil (X) dengan Item Genap (Y) Mengenai Peranan PKK Dalam Peningkatan Pemberdayaan Wanita Di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015

No X Y XY

1 24 20 576 400 480

2 23 22 529 484 506

3 24 23 576 529 552

4 26 21 676 441 546

5 22 19 484 361 418

6 22 22 484 484 484

7 27 22 729 484 594

8 18 19 324 361 342

9 26 23 676 529 598

10 20 22 400 484 440

Jumlah 232 213 5454 4557 4960

Sumber Data: Analisis Hasil Uji Coba Angket

Data tabel 4.3 merupakan hasil dari penggabungan hasil skor uji coba angket kepada 10 orang di luar responden dengan indikator item ganjil (X) dengan genap (Y). Hasil keseluruhan dari tabel kerja uji coba angket antara item ganjil (X) dengan genap (Y) akan dikorelasikan menggunakan rumus

Product Moment guna mengetahui besarnya koefisien korelasi instrumen penelitian.

Berdasarkan data yang diperoleh di atas, maka untuk mengetahui reliabilitas, selanjutnya dikorelasikan dan diolah dengan rumus Product Moment sebagai berikut:

  

 

 

                   

N y Y N x x N y x XY rXY 2 2 2 2


(64)

46

  

 

 

             10 213 -4557 10 232 -5454 10 213 232 -4960 2 2 XY r              10 45363 -4557 10 53824 -5454 10 49416 -4960 XY r

5454 5382,4



4557 4536,2

6 , 4941 4960     XY r

  

71,6 20,1 4 , 18  XY r 16 , 1439 4 , 18  XY r 9 , 37 4 , 18  XY r 48 , 0  XY r

2. Analisis Reliabilitas Angket

Selanjutnya untuk mencari reliabilitasnya alat ukur ini maka dilanjutkan dengan penggunakan rumus Spearman Brown agar diketahui seluruh item dengan langkah sebagai berikut:

 

gg gg xy r r r   1 2

48 , 0 1 48 , 0 2   xy r 48 , 1 96 , 0  xy r


(65)

47

64 , 0 

xy

r

Dari hasil pengolahan data tersebut, kemudian penulis mengkorelasikan dengan kriteria reliabilitas sebagai berikut:

0,90 – 1,00 = reliabilitas tinggi 0,50 – 0,89 = reliabilitas sedang 0,00 – 0,49 = reliabilitas rendah

Berdasarkan kriteria diatas maka angket yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas sedang, yaitu 0,64. Sehingga angket tersebut dapat dipergunakan dalam penelitian ini.

J. Teknik analisis data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul dengan mengidentifikasi data, menyeleksi dan selanjutnya dilakukan klasifikasi data kemudian menyusun data. Menurut Sudjana (2005: 47) menentukan klasifikasi skor menggunakan rumus interval, adapun tekniknya sebagai berikut:

Rumus:

I=

Keterangan : I = Interval

NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah


(66)

48

K = Kategori

Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase digunakan rumus sebagai berikut:

Rumus:

P =

Keterangan:

P = Besarnya Presentase

F = Jumlah alternatif seluruh item

N = Jumlah perkalian antar item dan responden

Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut:

76% - 100% = Baik 56% - 75% = Cukup 40% - 55% = Kurang Baik

Pengujian keeratan hubungan dilakukan dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:



    b i k j Eij Eij Oij x 1 1 2 2 Keterangan : 2

x : Chi Kuadrat

b

i 1


(67)

49

k

j 1

: Jumlah kolom

Oij : Banyaknya data yang diharapkan

Eij : Banyaknya data hasil pengamatan

Selanjutnya data akan diuji dengan menggunakan rumus koefisien korelasi, hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap peningkatan pemberdayaan wanita, yaitu :

n x

x c

  2 2

Keterangan:

c : Koefisien Kontigensi

: Chi Kuadrat

n : Jumlah Sampel

Agar C diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara faktor-faktor di atas maka harga C dibandingkan koefisien maksimum yang biasa terjadi maka harga maksimum ini dapat dihitung dengan rumus :

M

M

C

maks

1

Keterangan:

maks

C : Koefisien kontigensi maksimum

M : Harga maksimum antara baris dan kolom

Makin dekat harga C pada C maksimum maka makin besar derajat asosiasi antara variabel.


(1)

K = Kategori

Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase digunakan rumus sebagai berikut:

Rumus:

P =

Keterangan:

P = Besarnya Presentase

F = Jumlah alternatif seluruh item

N = Jumlah perkalian antar item dan responden

Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut:

76% - 100% = Baik 56% - 75% = Cukup 40% - 55% = Kurang Baik

Pengujian keeratan hubungan dilakukan dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat sebagai berikut:



    b i k j Eij Eij Oij x 1 1 2 2 Keterangan : 2

x : Chi Kuadrat

b

i 1


(2)

49

k

j 1

: Jumlah kolom

Oij : Banyaknya data yang diharapkan

Eij : Banyaknya data hasil pengamatan

Selanjutnya data akan diuji dengan menggunakan rumus koefisien korelasi, hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap peningkatan pemberdayaan wanita, yaitu :

n x

x c

2 2

Keterangan:

c : Koefisien Kontigensi

: Chi Kuadrat

n : Jumlah Sampel

Agar C diperoleh dapat dipakai untuk derajat asosiasi antara faktor-faktor di atas maka harga C dibandingkan koefisien maksimum yang biasa terjadi maka harga maksimum ini dapat dihitung dengan rumus :

M

M

C

maks

1

Keterangan:

maks

C : Koefisien kontigensi maksimum

M : Harga maksimum antara baris dan kolom

Makin dekat harga C pada C maksimum maka makin besar derajat asosiasi antara


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian, khususnya analisis data yang telah diuraikan mengenai peranan PKK dalam meningkatan pemberdayaan wanita di Kelurahan Endang Rejo Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah tahun 2015, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa PKK memiliki peranan yang cukup besar dalam meningkatan pemberdayaan wanita. Peranan PKK tersebut meliputi: 1) meningkatkan pendidikan dan ketrampilan; 2) meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga; dan 3) meningkatkan derajat kesehatan. Ini berarti bahwa semakin berperannya PKK, maka semakin tinggi tingkat pemberdayaan wanita.

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas, menganalisis data dan mengambil kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis ingin memberikan saran:

1. Kepada Lurah di Kelurahan Endang Rejo agar lebih memperhatikan fasilitas yang dimiliki kelurahan, yang bertujuan memberi kemudahan


(4)

107

bagi wanita (Ibu Rumah Tangga) dalam mendukung kegiatan PKK. Fasilitas tersebut baik dari sarana dan prasarana yang dimiliki oleh kelurahan.

2. Kepada tim penggerak PKK diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dalam membimbing dan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan para wanita (Ibu Rumah Tangga). Bentuk-bentuk kreativitas tersebut dapat berupa pemanfaatan kemajuan teknologi demi kebutuhan ilmu pengetahuan, dan juga menggunakan bentuk kegiatan yang beranekaragam untuk memajukan kesejahteraan keluarga.

3. Kepada para wanita (Ibu Rumah Tangga) di Kelurahan Endang Rejo agar lebih kreatif dalam memanfaatkan segala sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, sehingga segala program kegiatan dengan berbagai bidang yang digerakkan oleh tim penggerak PKK dapat berjalan dengan baik. Serta para wanita (Ibu Rumah Tangga) dapat lebih aktif dalam memajukan program PKK, sehingga tujuan PKK dapat tercapai sesuai dengan visi dan misi PKK.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.

A., Mulyasari Dewi. 2013. Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Terbentuknya Peran Perempuan Dalam Meningkatkan Penghasilan Rumah Tangga di Sektor Formal dan Informal di Desa Purworejo Kabupaten Pesawaran Tahun 2012. Lampung: Universitas Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Suatu Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Biro Pemberdayaan Perempuan. 2007. Pembangunan pemberdayaa

perempuan. Di akses dari

http://www.sumutprov.go.id/skp/biroperemper/index.phpoption...Kebija kan/. Pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 19.27 WIB.

J., Burhanuddin Dan Oman Faturrahman. 2004. Tentang Perempuan Islam: Wacana dan Gerakan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Nugroho, Riant D. 2008. Gender dan Strategi Pengarusutamaannya di Indonesia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Permendagri Nomor 1 Tahun 2013. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga. Jakarta: Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Prijono, Onny S dan Pranarka, A.M.W. 2010. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Centre for Strategic and International Studies.

Remiswal. 2013. Menggugah Partisipasi Gender. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soekanto, Soerjono, 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja


(6)

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutedjo. 2006. Langkah-langkah Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Jakarta: Azka Press.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 2013. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.