FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMAHAMAN NILAI NILAI UMPAH PEMUDA DI KALANGAN PEMUDA DUSUN BUMI MULYO KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMAHAMAN NILAI NILAI SUMPAH PEMUDA DI KALANGAN PEMUDA DUSUN BUMI MULYO

KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

(Skripsi)

Oleh Luki Susanto

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016


(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMAHAMAN NILAI NILAI SUMPAH PEMUDA DI KALANGAN PEMUDA DUSUN BUMI

MULYO KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

Oleh Luki Susanto

Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor faktor penyebab rendahnya pemahaman nilai-nilai sumpah pemuda di kalangan pemuda dusun bumi mulyo desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah tahun 2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan objek penelitian adalah pemuda dusun bumi mulyo kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik pokok angket serta teknik penunjang wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus presentase.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa faktor faktor penyebab rendahnya pemahaman nilai-nilai sumpah pemuda di kalangan pemuda dusun bumi mulyo desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah tahun 2015. Berdasarkan penelitian ini pengetahuan dan pemahaman nilai sumpah pemuda para pemuda masih minim, sehingga sikap nasionalisme dan patriotisme masih rendah.Peranan desa juga kurang mendukung dalam menanamkan nilai nilai kepemudaan.


(3)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMAHAMAN NILAI NILAI SUMPAH PEMUDA DI KALANGAN PEMUDA DUSUN

BUMI MULYO DESA BUMI KENCANA KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

Oleh

Luki Susanto

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2016


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Luki Susanto, dilahirkan di Bumi Kencana, pada tanggal 31 Januari 1993 yang merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Suharyono dan Ibu Sujiati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah :

1. Sekolah Dasar YPPMPBB Bandar Harapan Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2005

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2008.

3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2011

Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan melalui jalur SNMPTN tertulis.

Penulis tercatat pernah tercatat dalam organisasi kemahasiswaan FPPI UNILA, DPM FKIP periode 2014/2015 dimana penulis menjabat sebagai Ketua Komisi IV .


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kehadirat Alloh SWT dan Segala ketulusan hati, ku persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda

bakti dan cinta kasihku kepada :

Kedua orangtuaku tercinta Bapak dan Mamak, Bapakku Suharyono, & Mamakku Sujiati

Atas segela kasih sayang, do’a,pengorbanan dan perjuangannya untuk

keberhasilanku.

Adiku tercinta Prita Laura yang senantiasa menantikan dan mendoakan keberhasilanku

Seluruh Dosen yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan aku hingga aku berhasil

Sahabat-sahabatku semua semoga kita sukses bersama

Almamater tercinta

Universitas Lampung


(9)

MOTTO

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih

dan Penyayang”

Yang Demikian Itu Adalah Karena Sesungguhnya Allah Sekali - Kali Tidak Akan Merubah Sesuatu Nikmat Yang Telah Dianugerahkan - Nya Kepada Sesuatu Kaum , Hingga Kaum

Itu Merubah Apa Yang Ada Pada Diri Mereka Sendiri , Dan Sesungguhnya Allah Maha


(10)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktor Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Nilai-Nilai Sumpah Pemuda Di Kalangan Pemuda Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Lampung.

Didalam penulisan ini, penulis banyak menghadapi kesulitan hingga menuju tahap penyelesaian. Berkat bimbingan, saran serta bantuan baik moral maupun spiritual serta arahan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kesulitan dapat terlewati dengan baik. Penulis juga menyadari bahwa dengan bantuan berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak, Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Plt.Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. Wakil Dekan Bidang Pendidikan dan Kerja Sama Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.


(11)

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

6. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi PPKn dan Pembimbing II, atas arahan dan motivasi yang diberikan selama penulisan skripsi.

7. Bapak Drs. Holilulloh,M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memotivasi, membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi.

8. Ibu Yunisca Nurmalisa,S.Pd.,M.Pd., selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan sarannya selama penulisan skripsi ini.

9. Seluruh Bapak Ibu Guruku serta Dosenku terimakasih atas segala yang telah kalian ajarkan, yang mendewasakanku dalam bertutur, berfikir dan bertindak. 10.Pemerintah Desa Bumi Kencana, terima kasih atas bantuan yang diberikan. 11.Pakde ku bapak Sarjono,B.A dan Ibu Setia Budi R,S.Pd terima kasih atas

bantuan materiil dan imateriil, semoga ALLOH S.W.T memberikan pahala dan balasan terbaik kepada keluarga.

12.Keluarga bapak Eko Setiawan,S.Pd dan Ibu Nuraini, terima kasih atas motivasi, dukungan dan pembelajaran yang telah di berikan, semoga ALLOH S.W.T memberikan kelancaran, keberkahan, pahala dan balasan terbaik kepada keluarga.


(12)

13.Keluarga bapak Fathan ( RM Bengawan Group) terima kasih atas kesempatan, ilmu dan pengajaran yang diberikan, semoga ALLOH senantiasa memberikan kelancaran dan keberkahan kepada keluarga.

14.Kepada bapak Prawoto,S.P dan mas Sutiman,S.Kom yang telah membagikan ilmunya.

15.Keluarga besar PPKn FKIP Universitas lampung dari alumni, kakak tingkat, dan adik tingkat.

16.Sahabat-sahabatku program studi PPKn 2011, ( Oka, Mukhlis, Viki, Eka, Mba Elisa,Juanda,Made,Awi,Rio,Haris,Eka,Rio) terima kasih atas dukungan, bantuan dan kerjasamanya.

17.Jamaah masjid Lailatul Qodar Kedaton, dan guru-guru ku Ust. Ahmad Rosep, Ust. Bambang, terima kasih atas ilmu yang diberikan, semoga bermanfaat. semoga ALLOH senantiasa memberikan kelancaran dan keberkahan kepada keluarga.

18.Saudar-saudaraku majelis Lailatul Qadar Oka, Kholid, Hamid, Zumrawi, Soleh, Rio Andi, Mas Andre.

19.Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.

Penulis hanya dapat berdoa, semoga segala bantuan yang telah diberikan dicatat sebagai amal baik dan diberikan balasan yang terbaik oleh Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil uji coba angket diluar sampel ganjil ... 44

2. Hasil uji coba angket diluar sampel genap ... 45

3. Distribusi antaraitem ganjil dengan item genap ... 46

4. Distribusi skor angket faktor-faktor penyebab rendahnya pemahaman sumpah pemuda ... 51

5. Distribusi tingkat pemahaman ... 53

6. Distribusi skor angket dari indikator eksternal ... 54

7. Distribusi skor angket indicator nasionalisme ... 60

8. Distribusi frekuensi indicator nasionalisme ... 62 ..


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Kegunaan Penelitian... 7

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Deskripsi Teoritis ... 10

1. Pengertian Pemuda ... 10

2. Pengertian pemahaman ... 13

3. makna sumpah pemuda ... 16

4. nasionalisme ... 17

5. patriotisme ... 22


(15)

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27

A. Metode Penelitian... 26

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

C. Variabel Penelitian ... 30

1. Variabel Bebas ... 30

2. Variabel Terikat ... 30

D. Definisi Konseptual Variabel ... 30

E. Definisi Operasional... 31

F. Rencana Pengukuran Variabel ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

H. Uji Persyaratan Instrumen ... 34

I. Teknik Analisis Data ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Langkah-Langkah Penelitian ... 41

1. Persiapan Pengajuan Judul ... 41

2. Penelitian Pendahuluan ... 41

3. Pengajuan Rencana Penelitian ... 42

4. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 42

5. Pelaksanaan Penelitian ... 43

6. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 43

a. Analisis Validitas Soal Angket ... 47

b. Analisis Uji Reliabilitas Angket ... 48

B. Gambaran Lokasi Penelitian ... 49

C. Deskripsi Data ... 49

1. Pengumpulan Data ... 49

2. Penyajian Data ... 50

D. Pembahasan ... 62

1. Berdasarkan Indikator faktor eksternal ... 63

2. Berdasarkan Indikator faktor internal ... 65

3. Berdasarkan Indikator nasionalisme ... 66

4. Berdasarkan Indikator patriotisme ... 67

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengajuan Judul

2. Surat Keterangan Dekan FKIP 3. Surat Izin Penelitian Pendahuluan

4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Pendahuluan 5. Surat Izin Penelitian

6. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 7. Angket

8. Distribusi Skor Hasil Angket mengenai Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Nilai-Nilai Sumpah Pemuda Dikalangan Pemuda Dusun Bumi Mulyo Desa Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah 2015

9. Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing 1 10.Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing 2


(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

KISI-KISI ANGKET

Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Pemuda Terhadap Nilai Nilai Sumpah Pemuda Di Kalangan Pemuda Dusun Bumi Mulyo Kecamatan

Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015

No. Aspek yang diteliti

Indikator Nomor soal jumlah

1

Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Pemuda

a. Faktor eksternal 1,2,3,4,5 5 soal

b. Faktor internal 6,7,8,9,10 5 soal

2

Nilai Nilai Sumpah Pemuda

a. nasionalisme 11,12,13,14,15 5 soal

b. patriotisme 16,17,18,19,20 5 soal


(29)

ANGKET PENELITIAN

I. Identitas Responden

Nama :………

Jenis kelamin : ………..

II. Petunjuk Pengisian Angket

1. Lengkapi/isi identitas saudara/i pada kolom yang telah disediakan sebelum menjawab soal.

2. Bacalah dengan teliti kemudian berikan tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap sesuai.

3. Pertanyaan tidak menimbulkan akibat apapun terhadap diri saudara/i dan bersifat umum, untuk itu saya mengharapkan untuk mengisi angket ini dengan baik.

4. Sebelum diserahkan, periksalah kembali jawaban saudara/i apakah pertanyaan tersebut telah diisi dan dijawab seluruhnya.

5. Atas bantuan saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

III.Pertanyaan

Indikator : faktor eksternal yg mempengaruhi rendahnya pemajaman pmuda

1. Apakah dilingkungan saudara terdapat komunitas kepemudaan yang aktif dalam masyarakat

a. Ya, ada b. Tidak ada c. Tidak tahu

2. Apaka dilingkungan masyarakat anda pernah diadakan seminar atau workshop yang bersifat kemepemudaan

a. Ya. Sering

b. B. kadang-kadang c. Tidak pernah


(30)

3. Apakah anda sering mendapatkan informasi terkait kepemudaan di media informasi ( internet, tv, media massa )?

a. Ya sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

4. Apakah masyarakat di tempat anda tinggal selalu memeriahkan hari-hari besar nasional ?

a. Ya, sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

5. Apakah pernah mendapatkan materi tentang nilai-nilai sumpah pemuda disekolah?

a. Ya, pernah b. Tidak pernah c. Tidak tahu

Indikator : faktor internal yg mempengaruhi rendahnya pemajaman pmuda

6. Apakah anda sering mengikuti kegiatan kepemudaan di lingkungan anda?

a. Ya, sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

7. Apakah anda mengerti peranan saudara sebagai pemuda di masyarakat anda?

a. Ya, mengerti b. Sedikit c. Tidak tahu

8. Apakah anda pernah melakukan inisiatif positif di masyarakat? a. Ya pernah

b. Tidak pernah c. Tidak tahu

9. Apakah anda ikut memeriahkan hari-hari besar nasional? a. Ya sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah


(31)

10. Apakah anda memiliki keinginan atau cita-cita membangun masyarakat desa anda?

a. Ya ,adaia b. Sedikit c. Tidak ada Indikator : nasionalisme

11. Apakah anda mengetahui pengertian nasionalisme? a. Ya, saya tahu

b. Sedikit mengetahui c. Tidak tahu

12.. apakah anda bisa menyebutkan 2 ciri sikap nasionalisme? a. Ya, bisa

b. Sedikit c. Tidak tahu d.

13. Apakah anda pernah melaksanakan satu kegiatan yang berkaitan dengan semangat nasionalisme? Seberapa sering? a. Ya, sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

14. Apakah anda mengetahui makna nasionalisme yang diterapkan masyarakat?

a. Ya, mengetahui b. Sedikit

c. Tidak tahu

15. Apakah anda mampu menjabarkan makna nasionalisme yang biasa anda lakukan?

a. Ya, bisa b. Sedikit c. Tidak bisa


(32)

Indikator : patriotisme

16.Apakah anda tahu definisi patriotisme itu apa? a. ya

b. sedikit c. tidak bisa

17. Sebagai pemuda desa, apakah anda tahu penerapan patritosme di lingkungan masyarakat?

a. Ya, saya tahu b. Sedikit tahu c. Tidaktahu

18. Apakah anda mampu menyebutkan beberapa ciri cirri sikap patriotisme yang ada dilakukan pemuda lingkungan anda? a. Ya, saya mampu denganmudah menyebutkan

b. Sedikit,

c. Tidak tahu sama sekali

19. Apakah anda paham bahwa nilai patriotismeadalah bagian dari nilai-nilai sumpah pemuda 28 oktober 1928?

a. Ya, paham b. Kurang paham c. Tidak tahu

20. Menurut anda seberapa pentingkah patriotism bagi pemuda saat ini?

a. Sangat penting b. Kurang penting c. Tidak tahu


(33)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset masyarakat. Seseorang atau komunitas manusia muda yang biasa di identikan dengan ke dinamisan dan perubahan-perubahan, betapa tidak, peran pemuda dalam perjuangan kemerdekaan bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekuasaan dan peran pemuda dalam pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan tertulis

bahwa “ Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun”.

Dalam kehidupan sebuah bangsa pemuda memilki peran penting dalam kemajuan peradaban. Tertulis dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia peran besar pemuda dalam perjuangan kemerdekaan yang tak kenal lelah. Perjuangan dengan penuh semangat pantang menyerah menyatukan bangsa ini. Tak bisa di pungkiri , berkat peran pemudalah kemerdekaan bangsa ini dapat diraih, beberapa tokoh pejuang muda seperi Ir. Sukarno, Moh. Hatta,


(34)

2

Jendral Sudirman, Sutan Syahrir, Bung Tomo yang berjuang tanpa henti memerdekakan bangsa Indonesia.

Hingga awal bad -21 Perjuangan bangsa Indonesia yang masih terfokus dengan sifat kedaerahan masing-masing. Hingga pada tanggal 28 oktober 1928 di cetuskan sebuah kongres pemuda yang menjadi titik balik perjuangan bangsa Indonesia, dimana atas ide dan prakarsa kaum pemuda untuk menyatukan perjuangan atas nama bangsa Indonesia, hal ini menjadi pengejewantahan besarnya pengaruh kaum muda bagi sebuah bangsa.

Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu untuk mewujukan cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi lebih kepada daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar. Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru). bahwa Masa depan suatu bangsa terletak di tangan


(35)

3

pemuda, artinya merekalah yang akan menggantikangenerasi sebelumnya dalam memimpinbangsa.

Sumpah Pemuda merupakan suatu komitmen bersama yang di pelopori kaum pemuda untuk bersatu melawan penjajah, memerangi kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan bidang pendidikan. Momen inilah yang membuka pintu bagi para pejuang hingga mencapai kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sumpah Pemuda sebagai catatan penting dalam sejarah Indonesia untuk mempersatukan perjuangan pemuda dalam merebut kemerdekaan. Sumpah Pemuda meletakkan arah dan tujuan perjuangan menentang kolonialisme, salah satunya melalui pendidikan. Sumpah Pemuda sejatinya adalah cikal bakal menuju proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945

Peranan pemuda dalam kehidupan masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnnya di masyarakat. pemuda mendapat tempat istimewa karena mereka dianggap kaum revolusioner yang sedang mencari peran dalam tatanan sosial. Pada saatnya nanti sewaktu mereka mendapatkan peran , dia akan menuangkan ide ide barunya ke masyarakat. Pemuda-pemudi generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek


(36)

4

.Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 menjelaskan tentang peran dan tanggung jawab pemuda. Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Lebih lanjut peran nyata pemuda dalam masyarakat adalah penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan oleh pemuda di masyarakat. Seperti kepeloporan pemuda dalam perayaan hari-hari besar nasional ataupun kegiatan yang bersifat massal. Sudah sepantasnya pemuda mengambil peran lebih dalam kegiatan-kegiatan seperti itu, karena pemuda sudah di berikan jaminan oleh Negara untuk menjadi motor pergerakan masyarakat.

Namun pada era sekarang peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dalam kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain. Seandainya saja pemuda-pemuda zaman dahulu seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain masih hidup pasti mereka sedih melihat pemuda-pemuda sekarang ini yang lebih mementingkan kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi harapan mereka melanjutkan perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme. Tentunya hal ini menjadi sebuah pertanyaan untuk kita semua. Mengapa terjadi pergeseran peran pemuda, pemuda tidak lagi menjadi pelopor dalam segala bentuk kegiatan masyarakat, hal ini terjadi di desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung, dimana di hari-hari besar nasional atau


(37)

5

perayaan keagamaan pemuda tidak lagi menjadi pelopor dalam memeriahkan hari hari tersebut.Pemuda di Desa tersebut tidak mampu menampilkan peran pemuda sebagai pelopor dalam kehidupan masyarakat sebagaimana yang terefleksikan dalam makna peristiwa sumpah pemuda.

No. Aspek Yang Diamati Ukuran

Tinggi Sedang Rendah

1. Aktifitas 

2. Partisipasi Dalam Kegiatan Desa

3. Inisiatif Dalam Kegiatan Masyarakat

Tabel diatas menunjukan adanya kecenderungan ketidakaktifan pemuda baik dalam usaha pembangunan desa maupun kegiatan-kegiatan lain yang menampilakan peran pemuda .

Sumber : Pra Observasi di dusun Bumi Mulyo.

Penurunan peran pemuda ini bisa disebabkan oleh faktor eksternal ataupun internal masyarakat itu sendiri. Hal demikian juga dapat merubah persepsi masyarakat terhadap pemuda menjadi buruk, pemuda sebagai harapan masa depan masyarakat tdak dapat lagi maksimala dalam melaksanakan perannya sebagai generasi pelopor.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk memfokuskan penelitian mengenai Faktor-Faktor Peenyebab Rendahnya Pemahaman Nilai-Nilai Sumpah Pemuda Di Kalangan Pemuda Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi


(38)

6

Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya maka peneliti mengidentifikasikan masalah-masalah yang timbul sebagai berikut:

1. Persepsi masyarakat terhadap peran pemuda dalam pembangunan di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputuh Agung Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung Tahun 2015 .

2. Faktor faktor Penyebab melemahnya peran serta pemuda dalam memajukan kegiatan pembangunan masyarakat di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputuh Agung Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung Tahun 2015.

3. Faktor faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Nilai-Nilai Sumpah Pemuda Di Kalangan Pemuda Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah penelitian ini dibatasi pada kajian “Faktor Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Nilai-Nilai Sumpah Pemuda Di Kalangan Pemuda Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun


(39)

7

D.Perumusan Masalah

Pembatasan masalah di atas untuk mempermudah proses penelitian dibuat suatu perumusan masalah yaitu : Faktor Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Nilai-Nilai Sumpah Pemuda Di Kalangan Pemuda Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.

E.Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dilakukan adalah untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman nilai-nilai sumpah pemuda di kalangan pemuda Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015 .

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini secara teoritis berguna untuk mengembangkan konsep ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan dengan wilayah kajian pendidikan nilai moral khususnya sila kemanusiaan yang adil dan beradab yang berkaitan dengan nilai-nilai budi pekerti sosial, adat, dan budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.


(40)

8

b. Kegunaan Praktis

Kegunaan secara praktis dari hasil penelitian diharapkan

1. Memberikan pengetahuan kepada penulis khususnya, pemuda dan masyarakat masyarakat dalam rangka meninkatakan peran pemuda dalam pembangunan nasional.

2. Sebagai bahan informasi dan sumber pengetahuan bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.

3. Sebagai referensi semua pihak khususnya instansi pemerintah desa 4. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk suplemen materi pokok

tentang pendidikan generasi pemuda.

F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Konsep-konsep Ilmu Pendidikan khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dalam wilayah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan sebagai nilai moral yang berkaitan dengan nilai sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang Lingkup Objek Penelitian ini adalah Faktor Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Nilai-Nilai Sumpah Pemuda Di Kalangan Pemuda Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.


(41)

9

3. Ruang Lingkup Subjek

Ruang Lingkup Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang Lingkup Wilayah dalam Penelitian ini adalah Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung.

5. Ruang Lingkup Waktu

Ruang Lingkup waktu dalam penelitian ini adalah sesuai dengan izin penelitian Pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesainya penelitian ini.


(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Umum Pemuda a. Pengertian Pemuda

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia Pembangunan baik saat ini maupun nanti yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural.

Terdapat Banyak definisi tentang pemuda, Baik definisi secara fisik ataupun psikis tentang siapa figure yang pantas disebut pemuda serta apakah pemuda selalu diasosiasikan dengan semangat dan usia. Menurut Taufik Abdulah (1974;6) pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang


(43)

11

stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun cultural. Dalam hal ini, princeton mendefinisikan kata pemuda ( youth) dalam kamus websternya sebagai “ the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person’’.

Menurut WHO dalam sarlito sarwono (2008:9) usia 10-24 tahun digolongkan sebagai young people, sedangkan remaja atau adolescence dalam golongan usia 10-19 tahun.

Menurut mukhlis (2007:1) “ pemuda adalah suatu generasi yang

dipundaknya dibebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, genrasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara berkelanjutan”.

Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang

kepemudaan pasal 1 ayat (1), mendefinisikan bahwa “ Pemuda

adalah warga negara Indonesia Yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas)

sampai 30 (tiga puluh) tahun”.

Berdasarkan dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda adalah mansuia yang berusia 16-30 tahun yang secara biologis telah menunjukan tanda-tanda kedewasaan.


(44)

12

Menurut Taufik Abdulah (1974;38) Ada beberapa hakekat kepemudaan yang ditinjau dari dua asumsi :

1. Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu kontinum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri. Pemuda dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragnen itu mewakili nilai sendiri.

2. Merupakan tambahan dari asumsi wawasan kehidupan ialah posisi pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri.Pemuda sebagai suatu subjek dalam hidup, tentulah mempunyai nilai sendiri dalam mendukung dan menggerakan hidup bersama. Hal ini hanya bisa terjadi apabila tingkah laku pemuda itu sendiri ditinjau sebagai interaksi dalam lingkungannya dalam arti luas.

Ciri utama dari pendekatan ini melingkupi dua unsur pokok yaitu unsur lingkungan atau ekologi sebagai keseluruhan dan kedua,unsur tujuan yang menjadi pengarah dinamika dalam lingkungan itu. Keseimbangan antara manusia dengan lingkungannya adalah suatu keseimbangan yang dinamis, suatu interaksi yang bergerak.Arah gerak itu sendiri mungkin ke arah perbaikan mungkin pula ke arah kehancuran. Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggung jawabannya atas tatanan masyarakat,antara lain :


(45)

13

b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru

c. Semangat pengabdiannya d. Sepontanitas dan dinamikanya e. Inovasi dan kereativitasnya

f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri

h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat,sikap dan tindakanya dengan kenyatan yang ada.

Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/ kaum muda adalah mereka yang memiliki semangat pembaharu dan progresif

b. Pengertian Pemahaman

Pemahaman menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses perbuatan memahami atau memahamkan (Depdikbud, 1997:74).

Pemahaman adalah pengetian atau mengerti benar tentang sesuatu atau bisa juga Pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan. Dalam hal ini pemahaman dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang diikuti hasil belajar sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran. Menyatakan bahwa


(46)

14

pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsepmenunjukan bahwa aspek pemahaman erat kaitannya dengan sikap intelektual dan ini berkaitan dengan apa yang diketahui oleh manusia. Bedasarkan pendapat di atas tersebut, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemahaman adalah mengerti atau dapat menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, bagaimana, dan untuk apa. Aspek pemahaman ini merupakan tingkat belajar kedua pada domain kognitif (C2) dengan

cita-citanya : “ Mampu menerjemahkan, menafsirkan, mendeskripsikan

secara verbal, pemahama ekstrapolasi dan mampu membuat

estimasi.” (Bloom, 1979 dalam M. Chobib Thoha, 1990: 28).

Dengan demikian maka pemahaman merupakan kemampuan untuk menerjemahkan, menafsirkan, mendeskripsikan secara verbal, pemahaman ekstraapolasi dan mampu membuat estimasi dalam hal ini mengenai pemahaman tentang sejarah perjuangan bangsa.

Selanjutnya menurut Jalaluddin Akhmat (1997:33) “ pemahaman

adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Pengertian ini memandang orang sebagai pengamat yang teroganisasi secara aktif , jadi bukan sekedar kotak yang pasif,


(47)

15

mereka memiliki motivasi unuk mengembangkan kesan yang terpadu dan berarti, bukan sekedar rasa suka aau benci.

Terkait dengan pemahaman dalam penelitian ini, David O Sears, Jonahan L. Freeman dan L. Anne Peplau (1999:79) mengemukakan suatu teori yang disebut dengan teori pemahaman sosial (kognisi sosial), teori ini diarahkan pada penelaahan bebagai poses kogniif yang difokuskan pada simuli sosial ,euama pada perorangan dan kelompok. Yang menjadi ini pendekatan pemahaman sosial adalah pandangan bahwa presepsi manusia merupakan proses kognitif yang

.

Pemahaman merupakan suatu proses kemampuan pengetahuan untuk memahami atau mengerti dari suatu yang telah diketahui dengan baik dengan dilihat, maupun didengar dan kemudian diingat. Menurut Arikunto (2009:118) menyatakan bahwa :

“pemahaan (comprehension) adlah bagaimana seseorang mempertahankan,

membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh,

menuliskan kembali, dan memperkirakan”.

Menurut Purwanto dalam Amaliyanti (2014:1),” Pemahaman

adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu

memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya”.


(48)

16

suatu kemampuan individu untuk memahami dan mengerti suatu realita yang ada disekitarnya. Sementara Mulyasa (2005:78) menyatakan bahwa : Pemahaman adalah kedalaman kognitif dan

afektif yang dimilki individu”. Dari pendapat Mulyasa pemahaman

merupakan tingkat kedalaman berpikir individu yang menjelaskan bahwa individu tersebut benar-benar mengerti. Selanjutnya menurut poesprodjo dalam Rofei (2011:1) mengatakan bahwa: “ pemahamanbukan kegiatan berpikir semata,melainkan pemindahan

letak dari dalam berdiri situasi atau dunia orang lain”. Maksudnya

pemahaman bukan merupakan kemampuan berpikir semata melainkan juga kemampuan individu dalam beradaptasi dengan orang lain.

Brdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah tingkat kemampuan individu dalam memahami arti sebuah konsep, dengan kata lain individu tersebut telah menguasai konsep tersebut.

2. Makna Sumpah Pemuda

Yang dimaksud dengan Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta), Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia. Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat


(49)

17

perkumpulan-perkumpulan. Berikut ini adalah bunyi Sumpah Pemuda : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah jang satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa jang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

a. Nasionalisme atau Cinta Tanah Air

Nasionalisme berasal dari kata nation (bangsa). Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara atas kesadaran keanggotaan/warga negara yang secara potensial bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsanya. Nasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan persatuan dan kebebasan bangsa. Nasionalisme memuat beberapa prinsip yaitu: kesatuan, kebebasan, kesamaan, kepribadian, dan prestasi. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai perpaduan dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi, kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan bangsa akan dapat terhindarkan.

Menurut John Hutchinson (2000:34) Nasionalisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada fenomena politik karena dia berakar pada etnisitas dan budaya promodern. Kalaupun nasionalisme bertransformasi menjadi sebuah


(50)

18

gerakan politik, hal tersebut bersifat superfisial karena gerakan-gerakan politik nasionailmepada akhirnya dilandasi oleh motivasi budaya, khususnya saat terjadi krisis identitas kebudayaan. Pada sudut pandang ini, gerakan politik nasionalisme adalah sarana mendapatkan kembali harga diri etnik sebagai modal dasar membangun sebuah negara berdasarkan kesamaan budaya. Semangat kebangsaan akan mengalir rasa kesetiakawanan sosial, semangat rela berkorban dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasa kesetiakawanan sosial akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Listiyarti

(2007:26) “ nasionalisme berasal dari kata nasional dan isme yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebangsaan bangsa,

atau memelihara kehormatan bangsa,” Menurut Hitler dalam

Chotib dan Djazuli (2007 :24) “ nasionalisme adalah sikap dan semangat berkorban untuk melawan bangsa lain”

Nasionalisme memiliki beberapa bentuk-bentuk menurut Retno Listyarti (2007 :28) antara lain :

1. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil) adalah nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya. Keanggotaan suatu bangsa


(51)

19

bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya. 2. Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme adalah dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Keanggotaan suatu bangsa bersifat turun-temurun.

3. Nasionalisme romatik adalah bentuk nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah dan merupakan eksprresi dari bansa atau ras. Nasionalisme romantik menitik beratkan pada budaya etnis yang sesuai dengan idealisme romantik

4. Nasionalisme budaya adalah nasionalisme dimana negara meperoeh kebenaran politik dari budaya bersama dan tidak bersifat turun-temurun seperti warna kulit

5. Nasionalisme kenegaraan adalah merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan yang sering dikombinasikan dengan nasionalisme etnis . Dalam nasionaalisme kenegaraan bangsa adalah suatu komonitas yang memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan dan kekuatan negara.

6. Nasionalisme agama adalah nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama.

Rasa cinta tanah air atau nasionalisme adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan rasa loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat


(52)

20

ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, mencinatai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan melestarikan dan melestarikan alam dan lingkungan. Rasa cinta tanah air dan bangsa yang terangkum dalam semangat patriotisme harus selalu tertanam dalam setiap sanubari rakyat Indonesia. Apalagi, akhir-akhir Rasa cinta tanah air dan bangsa yang terangkum dalam semangat patriotisme harus selalu tertanam dalam setiap sanubari rakyat Indonesia. Apalagi, akhir-akhir ini rasa nasionalisme tersebut kian dirasakan tidak sekuat dahulu. Untuk itu perlu digalangkan kembali semangat kebangsan ini

Generasi pada masa penjajahan berhasil membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa yang akhirnya berhasil memerdekakan bangsa Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa Indonesia, ada kemungkinan bangsa Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa menhasilkan karya-karya yang membanggakan. Individu yang memiliki rasa cinta pada tanah airnya akan berusaha dengan segala daya upaya yang dimilikinya untuk melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya. Rasa cinta tanah air inilah yang mendorong perilaku individu untuk membangun negarnya dengan penuh dedikasi. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air perlu ditumbuh kembangkan dalam jiwa


(53)

21

setiap individu yang menjadi warga daru sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bangsa bersama dapat tercapai. Rasa cinta tanah air dapat ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini. agar dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya dengan upacara bendera pada peringatan hari besar nasional. Dan upacarsederhana setiap hari senin dengan menghormati bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mengucapkan Pancasila. Pentingnya sebuh lagu kebangsaan dan menjadi identitas dari negara tersebut, agar dapat mengingat kembali betapa pentingnya cinta terhadap negara. Rasa cinta tanah air dan bangsa yang terangkum dalam semangat patriotisme harus selalu tertanam dalam setiap sanubari rakyat Indonesia. patriotisme harus selalu tertanam dalam setiap sanubari rakyat Indonesia. Apalagi, akhir-akhir ini rasa nasionalisme tersebut kian dirasakan tidak sekuat dahulu. Untuk itu perlu digalangkan kembali semangat kebangsan ini.

Generasi pada masa penjajahan berhasil membangkitkan rasa cinta tanahair dan bangsa yang akhirnya berhasil memerdekakan bangsa Indonesia Kalau saja rasa cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa Indonesia, ada kemungkinan bangsa Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa menhasilkan karya-karya yang membanggakan.


(54)

22

Individu yang memiliki rasa cinta pada tanah airnya akan berusaha dengan segala daya upaya yang dimilikinya untuk melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya. Rasa cinta tanah air inilah yang mendorong perilaku individu untuk membangun negarnya dengan penuh dedikasi. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air perlu ditumbuh kembangkan dalam jiwa setiap individu yang menjadi warga daru sebuah negara atau bangsa agar tujuan hidup bangsa bersama dapat tercapai.

Rasa cinta tanah air dapat ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini agar dapat menghargai bangsa dan negaranya misalnya dengan upacara sederhana setiap hari senin dengan menghormati bendera merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mengucapkan Pancasila. Pentingnya sebuh lagu kebangsaan dan menjadi identitas dari negara tersebut, agar dapat mengingat kembali betapa pentingnya cinta terhadap negara.

b. Pengertian Patriotisme

Patriotisme menurut Ensiklopedia Indonesia berasal dari bahasa Yunani yaitu patris yang berarti tanah air. Istilah patriotisme berarti rasa kecintaan dan kesetiaan seseorang pada tanah air dan bangsanya. Patriotisme juga dapat diartikan sebagai rasa kekaguman pada adat kebiasaan bangsanya, kebanggaaan terhadap sejarah dan kebudayaannya serta sikap


(55)

23

pengabdian demi kesejahteraan bersama. Dalam patriotisme terkandung pengertian rasa kesatuan sebagai bangsa. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, patriotisme adalah sikap dan semangat yang sangat mencintai tanah air sehingga berani berkorban jika diperlukan oleh negara. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa patriotisme adalah suatu paham atau ajaran tentang kesetiaan dan semangat cinta pada tanah air.

Makna patriotisme selalu berubah-ubah seiring dengan perkembangan zaman serta kebutuhan negara. Sebelum kemerdekaan, sikap patriotisme lahir dari perasaan senasib, sepenanggungan, setia kawan, dan kebersamaan dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan bangsa. Sikap patriotisme ditunjukkan dengan rela berkorban demi bangsa dan negara. Setelah Indonesia merdeka, sikap patriotisme dirasakan sebagai suatu sikap yang harus dimiliki bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sikap patriotisme diharuskan sebagai dasar atau landasan untuk bertindak dalam melaksanakan pembangunan.

Ciri-ciri Patriotisme :

1. Patriotisme adalah solider secara bertanggung jawab atas seluruh bangsa. Artinya, patriotisme membuat seseorang mampu mencintai bangsa dan negaranya tanpa


(56)

24

menjadikannnya sebagai tujuan untuk dirinya sendiri. Patriotisme menciptakan suatu bentuk solidaritas untuk mencapai kesejahteraan seluruh warga bangsa dan negara. 2. Patriotisme adalah realistis. Artinya, patriotisme mau dan

mampu melihat kekuatan bangsanya dan daya-daya yang dapat merusak bangsanya dan bangsa lain.

3. Patriotisme bermodalkan nilai-nilai dan budaya rohani bangsa, berjuang pada masa kini, untuk menuju cita-cita yang ditetapkan.

4. Patriotisme adalah rasa memiliki identitas diri. Artinya, mau melihat, menerima, dan mengembangkan watak dan kepribadian bangsa sendiri.

Patriotisme bersifat terbuka. Artinya, melihat bangsanya dalam konteks hidup dunia, mau terlibat di dalamnya dan bersedia belajar dari bangsa-bangsa lain demi kemajuan bangsa.

B. Kerangka Berpikir

Pentingnya pemahaman dan refleksi sejarah bangsa oleh pemuda sebagai pelajaran dan cerminan pemuda sebagai agen pembawa perubahan. Pemuda pemuda yang terlibat dalam deklarasi 28 oktober 1928 telah membuktikan kepada dunia bahwa pemuda Indonesia mampu menjadi enerasi pelopor dalam pergerakan sebuah bangsa .

Peranan pemuda pada era saat ini kurang di rasakan utamanya oleh masyarakat, hal ini terbukti dengan minimnya ide-ide dan kegiatan


(57)

25

pemuda yang bersinggungan langsung dengan masyarkat., seperti yang terjadi ddi masyarakat desa bumi kencana kecamatan seputih agung, kurangnya pemahaman dan pengetahuan akan sejarah masa lalu menjadi salah satu factor yag mempengaruhi hal tersebut. Pemahaman dan pengetahuan sejarah bangsa sebagai pelajaran bagi generasi sekarang dalam menjalani kehidupan dan serta peran sebagai pembawa perubahan. Rendahnya pemahaman dan pengetahuan akan sejarah ( sumpah pemuda) oleh pemuda desa bumi kencana kecamatan seputih agung. Dengan demikian jika pemuda pemuda desa tersebut memilki pemahaman yang baik tentang makna sumpah pemuda maka, aka nada pengaruh yang signifikan trhadap peran mereka di masyarakat.

Dari uraian diatas maka dapat ditarik suatu kerangka berpikir sebagai berikut :

Variabel X

(Variabel X)

Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Pemuda :

a. Faktor eksternal Indikatornya: 1. Lingkungan

2. Pendidikan atau sekolah 3. Media teknologi dan informasi

b. Faktor internal Indikatornya: 1. Pola pikir 2. Sikap


(58)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini mendeskripsikan keadaan yang terjadi saat ini secara sistematis dan menuntut untuk dicarikan jalan keluarnya. Penelitian ini membahas masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat khususnya Faktor Faktor Penyebab Rendahnya Pemahaman Nilai-Nilai Sumpah Pemuda Di Kalangan Pemuda Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2015.

Menurut Suryabrata (2002) “Metode Deskriptif adalah metode yang bertujuan

untuk membuat pencindraan secara sistematis, faktual, dan akurat, mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Menurut Sugiyono, “metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.


(59)

27

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan salah satu komponen terpenting dalam sebuah penelitian mengingat populasi akan menentukan validitas data dalam penelitian. Dan merujuk pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009

tentang kepemudaan pasal 1 ayat (1), mendefinisikan bahwa “ Pemuda adalah warga negara Indonesia Yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30

(tiga puluh) tahun”. Maka populasi dalam penelitian ini adalah pemuda masyarakat dusun bumi mulyo usia 16 sampai 30 tahun yang berjumlah 290 orang, lebih rinci lagi digambarkan oleh tabel berikut:

Tabel 2: Jumlah Populasi Masyarakat Dusun Bumi Mulyo Tahun 2014

No RT/RW

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 RT 01 RW 001 20 15 35

2 RT 02 RW 001 34 24 58

3 RT 03 RW 001 32 8 40

4 RT 01 RW 002 56 18 74

Jumlah 142 65 207

Sumber : Data administratif Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah .


(60)

28

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah keseluruhan dari pemuda masyarakat Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014/2015 berjumlah 207 orang yang terbagi menjadi 4 RT.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian objek nyata dan memiliki karakteristik tertentu yang mewakili populasi. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini penulis berpedoman pada pendapat di bawah ini:

Banyaknya sampel dalam penelitian ini, penulis berpegang pada pendapat

Suharsimi Arikunto (2010: 174) yang menyatakan bahwa “untuk ancer -ancer, jika subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi dan jika subjeknya lebih dari 100 diambil 10-15% atau 20-25% ataupun lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

1. Kemampuan meneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan data.

2. Sempitnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena menyakat hal banyak sedikitnya data.

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 10 pemuda masyarakat Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana. Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah 10% x 207 = 20 responden.


(61)

29

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik Sample Random yaitu di dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. (Suharsimi Arikunto, 2010:175)

Tabel 4: Jumlah dan sebaran Sampel Dusun Bumi Mulyo Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah 2014/2015.

No. RT/RW Perhitungan Pembulatan

1. RT 01 RW 001 10% X 35=4 4

2. RT 02 RW 001 10% X 58=6 6

3. RT 03 RW 001 10% X 40=4 4

4. RT 01 RW 002 10% X74=8 8

Jumlah 10% X 207=22 22

Sumber: Pengambilan Data Sampel

Dari tabel di atas dapat diketahui pembagian sampel responden secara keseluruhan berjumlah 22 orang, dengan pembagian untuk RT 01 RW 001 berjumlah 4 orang, RT 02 RW 001 berjumlah 6, RT 03 RW 001 berjumlah 4, RT 01 RW 002 berjumlah 8.


(62)

30

C. Variabel Penelitian

Di dalam suatu variabel penelitian terkandung konsep yang dapat dilihat dan diukur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebasnya

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemahaman Pemuda Dusun Bumi Mulyo terhadap nilai-nilai sumpah pemuda (X).

b. Variabel terikatnya

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai-nilai sumpah pemuda.

D. Definisi Konseptual Variabel 1. Definisi Konseptual

Definisi konseptual variabel adalah penegasan serta penjelasan suatu konsep dengan mempergunakan konsep-konsep (kata-kata) lagi, yang tidak harus menunjukkan sisi-sisi (dimensi) pengukuran tanpa menunjukkan descriptor dan indikatornya dan bagaimana mengukurnya.

Definisi konseptual diperlukan dalam penelitian karena definisi itu akan mempertegas masalah apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini membahas sebagai berikut:

a. pemahaman adalah pengertian atau mengerti benar tentang sesuatu atau bisa juga Pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan. Dalam hal ini pemahaman dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang diikuti hasil belajar sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran. Menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah


(63)

31

bagaimana seorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta – fakta atau konsepmenunjukan bahwa aspek pemahaman erat kaitannya dengan sikap intelektual dan ini berkaitan dengan apa yang diketahui oleh manusia. Bedasarkan pendapat di atas tersebut, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemahaman adalah mengerti atau dapat menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, bagaimana, dan untuk apa.

b. Nilai-nilai sumpah pemuda memilki makna-makna luhur dalam perjalanan bangsa Indonesia, karena didalamanya terkandung sebuah ide dan gagasan pembaharuan dalam pergerakan kemerdekan yang dilakukan oleh pemuda.

E. Definisi Operasional

a. Pemahaman Pemuda dalam penelitian ini di operasionalka dalam beberqapa indicator yang terdiri dari pengertian, pemahaman, pelaksanaan yang diukur dengan kriteria sangat paham, cukup paham dan kurang paham.

b. Sumpah pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta), Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada tanah air Indonesia, bangsa


(64)

32

Indonesia, dan bahasa Indonesia. Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia.

F. Rencana Pengukuran Variabel

Pemahaman nilai – nilai sumpah pemuda diukur melalui tes bedasarkan nilai yang diperoleh siswa dengan rentang 0-100 melalui indikator tentang pemahaman konsep sumpah pemuda mengenai kemampuan mengetahui, kemampuan memahami, dan kemampuan menghubungkan makna yang terkandung dengan kehidupan sehari-hari.

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka diterapkan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Tes Pemahaman

Tes disajikan dalam bentuk pertanyaan, tes disusun penulis sesuai dengan pemahaman penulis mengenai sumpah pemuda 1928

2. Angket

Angket atau kuisioner yang berisi daftar pertanyaan yang secara tertulis yang terdiri dari item-item pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian dan akan dijawab oleh responden penelitian yaitu pemuda dusun buni mulyo yang terpilih secara acak menjadi sampel penelitian. Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup, yaitu item-item dari pertanyaan sudah disertai dengan alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.


(65)

33

Angket dalam penelitian ini dipakai karena data yang diperlukan angka-angka yang berupa skor nilai, untuk memperoleh data utama dan di analisis. Dalam setiap test memiliki tiga alternatif jawaban dan masing- masing memiliki bobot atau skor nilai yang berbeda.

Menurut Nasir (1988: 404) skor yang diberikan adalah:

a. Untuk jawaban yang sesuai dengan harapan diberikan skor 3. b. Untuk jawaban yang tidak sesuai dengan aharapan diberikan skor 2. c. Untuk jawaban yang sangat tidak sesuai dengan harapan diberikan

skor 1.

3. Teknik Penunjang 3.1Wawancara

Teknik wawancara dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi secara langsung pada objek peneliti. Adapun teknik wawancara yang dipergunakan berfokus pada wawancara yang langsung diarahkan kepada persoalan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa sumpah pemuda 1928 kepada pemuda dusun bumi mulyo .

3.2Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi, yaitu suatu pengambilan data yang diperoleh dari informasi-informasi dan dokumen-dokumen yang digunakan untuk mendukung keterangan-keterangan tentang sesuatu yang diteliti.


(66)

34

H. Uji Persyaratan Instrumen 1. Uji Validitas

Untuk membuktikan kemantapan alat pengumpul data maka akan diadakan uji coba Reliabilitas yang menunjukkan bahwa “sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik” (Suharsimi Arikunto, 2006:178). Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila tes tersebut menunjukkan hasil-hasil yang tetap dan mantap. Untuk menguji suatu alat ukur yang digunakan, diadakan uji coba terlebih dahulu, langkah yang dilakukan sebagai berikut:

1. Melakukan uji coba angket diluar responden

2. Hasil uji coba dikelompokkan dalam item genap ganjil

2. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan product moment

=

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y = produk dari gejala x dan y

= jumlah populasi (Sutrisno Hadi, 1989: 318).

4. Kemudian untuk mengetahui reliabilitas seluruh angket digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:


(67)

35

Hadi, 1989: 37).

5. Hasil analisa kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas, dengan kriteria sebagai berikut:

Antara 0,90 – 1,00 = tinggi Antara 0,50 – 0,89 = sedang Antara 0,00 – 0,49 = rendah (Suharsimi Arikunto, 2008: 78)

Kemudian untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus Sperma Brown (Sutrisno Hadi, 1987: 37).

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi Antara Gejala X dan Y Rgg = koefisien korelasi item ganjil dan item genap

(Manase Malo, 1985: 139)

Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas sebagai berikut :

0,90 – 1,00 = Reliabilitas Tinggi 0,50 – 0,89 = Reliabilitas Sedang 0,00 – 0,49 = Reliabilitas Rendah

) ( 1 ) ( 2 gg gg r r rxy


(68)

36

(Manase Malo, 1985: 139)

I. Teknik Analisis Data

Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu menguraikan kata-kata dalam kalimat serta angka dalam kalimat secara sistematis. Selanjutnya disimpulkan untuk mengelola dan menganalisis data dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi dalam Nafilah (2005: 39) yaitu:

I =

Dimana: I = Interval

NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori

Penentuan tingkat persentase digunakan rumus yang dikemukakan oleh Ali (1984: 184) sebagai berikut :

Keterangan

P = Besarnya Presentase

F = Jumlah Skor Yang Diperoleh Diseluruh Item N = Jumlah Berkalian Seluruh Item Dengan Responden

Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan kriteria Suharsimi Arikunto (1986: 196) sebagai berikut:

K NR NT % 100 X N F P


(69)

37

76%-100% = Baik 56%-75% = Cukup 40%-55% = Kurang Baik 0-39% = Tidak Baik

Analisis Data

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut Arikunto (2010:211) bahwa

“sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat diukur, apabila dapat

diungkapkan data dari variabel yang hendak diteliti dengan tepat”.

Berdasarkan pendapat di atas, validitas merupakan tingkat kekuatan dan kepercayaan instrument penelitian hasil yang dilakukan dengan indicator faktor. Untuk uji validitas dilihat dari logical validity dengan cara judgment yaitu dengan mengkonsultasikan kepada beberapa ahli penelitian dan tenaga pengajar di lingkungan FKIP Unila. Dalam penelitian ini penulis mengkonsultasikan kepada pembimbing skripsi yang dianggap penulis sebagai ahli penelitian dan menyatakan angket ini valid.

2.Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena


(70)

38

instrument tersebut sudah baik. Penelitian yang menggunakan uji coba angket, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu alat pengumpulan data

yang harus diuji reliabilitasnya Menurut Arikunto (2010: 160),”reliabilitas

menunjukan pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut

sudah baik”.

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut: 1) Menyebar Angket untuk diuji cobakan kepada 10 orang

responden.

2) Untuk reliabilitas soal angket digunakan teknik belah dua, yaitu ganjil/genap.

3) Selanjutnya mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan korelasi Product Moment yaitu:

∑ X

y

( ∑ X ) . ( ∑ Y )

R

xy =

N

{

X² -

( ∑ X )²

}{

Y² -

( ∑ Y )

²

}

N N

Keterangan:

Rxy = Koefisien kolerasi antara gelaja x dan y


(71)

39

N = Jumlah Sampel (Arikunto, 2010: 331)

4) Untuk mengetahui koefisien reliabilitas seluruh kuisioner menurut Sutrisno Hadi (2004: 37) digunakan rumus Sperman Brown sebagai berikut:

r

xy =

) ( 1 ) ( 2 g g g g r r Dimana:

r

xy = koefisien reliabilitas seluruh item

r

gg = koefisien antara item genap dan ganjil

5) Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut:

1,00 = Reliabilitas tinggi 0,89 = Reliabilitas sedang 0,49 = Reliabilitas rendah

a. Teknik Analisis Data

Untuk mengolah dan menganalisis data akan digunakan teknik analisis data dengan menggunakan rumus Interval yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2004: 12) adalah sebagai berikut:

I

=

K

NR

NT


(72)

40

Keterangan: I : Interval NT : Nilai tertinggi NR : Nilai terendah K : Jumlah kategori

Kemudian untuk mengetahui tingkat presentase digunakan rumusan sebagai berikut:

P

=

N

F

x 100%

Keterangan:

P = Besar Presentase

F = Jumlah Alternatif jawaban N = Jumlah responden

Selanjutnya bahwa untuk menafsirkan banyaknya presentase dari hasil analisis yang diperoleh digunakan kriteria presentase sebagai berikut:

0% - 33% : Tidak Tahu 33% - 67% : Kurang Tahu 67% - 100 % : Tahu


(73)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian, khususnya analisis data yang telah diuraikan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman nilai-nilai sumpah pemuda dikalangan pemuda dusun bumi mulyo desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman pemuda terhadap nilai-nilai sumpah pemuda diantaranya faktor eksternal ( lingkungan, pendidikan , dan media informasi teknologi) dan faktor internal ( pola pikir dan sikap)

2. Faktor eksternal yaitu dengan pendidikan, memilki peranan paling besar dalam memberikan pemahaman kepada pemuda.

3. Pemahaman pemuda dusun tersebut masih rendah terkait nilai-nilai sumpah pemuda. Hal ini berarti bahwa kesadaran pemuda terhadap peranan mereka sebagai agen perubahan masyarakat.

4. Peranan pemerintah desa masih minim dalam hal pembinaan kepemudaan. Sehingga mayoritas pemuda masih belum paham terkait peranan mereka,


(74)

70

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendanhya pemahaman nilai-nilai sumpah pemuda dikalangan pemuda dusun bumi mulyo desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah tahun 2015, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi pemuda agar meningkatkan pemahaman nilai-nilai kebangsaan . 2. Bagi sekolah agar dapat memberikan dukungan kepada setiap pemudanya

terkait dengan kebradaan mereka. Pemerintah desa juga harus meberikan pembinaan dan pemahaman materi kepada pemuda terkait peranan mereka sebagai pemuda.


(75)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. RinekaCipta :Jaka

M. Chobib Thoha. 1990 . Evaluasi Pembelajaran Kelas . Bandung : Rajawali Pers Mulyasa,E. 2005. Guru x Sertifikasi . Bandung : Remaja Rosdakarya

Sarwono,Salito Wirawan. 2011 . Psikologi Sosial. : Rajawali Pers. Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2009 tentang Pemuda. Sinar Grafika:Jakarta.


(1)

instrument tersebut sudah baik. Penelitian yang menggunakan uji coba angket, dalam pelaksanaannya memerlukan suatu alat pengumpulan data yang harus diuji reliabilitasnya Menurut Arikunto (2010: 160),”reliabilitas menunjukan pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut: 1) Menyebar Angket untuk diuji cobakan kepada 10 orang

responden.

2) Untuk reliabilitas soal angket digunakan teknik belah dua, yaitu ganjil/genap.

3) Selanjutnya mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan korelasi Product Moment yaitu:

∑ X

y

( ∑ X ) . ( ∑ Y )

R

xy =

N

{

X² -

( ∑ X )²

}{

Y² -

( ∑ Y )

²

}

N N

Keterangan:

Rxy = Koefisien kolerasi antara gelaja x dan y


(2)

N = Jumlah Sampel (Arikunto, 2010: 331)

4) Untuk mengetahui koefisien reliabilitas seluruh kuisioner menurut Sutrisno Hadi (2004: 37) digunakan rumus Sperman Brown sebagai berikut:

r

xy =

) ( 1 ) ( 2 g g g g r r Dimana:

r

xy = koefisien reliabilitas seluruh item

r

gg = koefisien antara item genap dan ganjil

5) Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut:

1,00 = Reliabilitas tinggi 0,89 = Reliabilitas sedang 0,49 = Reliabilitas rendah

a. Teknik Analisis Data

Untuk mengolah dan menganalisis data akan digunakan teknik analisis data dengan menggunakan rumus Interval yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2004: 12) adalah sebagai berikut:

I

=

K

NR

NT


(3)

Keterangan: I : Interval NT : Nilai tertinggi NR : Nilai terendah K : Jumlah kategori

Kemudian untuk mengetahui tingkat presentase digunakan rumusan sebagai berikut:

P

=

N

F

x 100%

Keterangan:

P = Besar Presentase

F = Jumlah Alternatif jawaban N = Jumlah responden

Selanjutnya bahwa untuk menafsirkan banyaknya presentase dari hasil analisis yang diperoleh digunakan kriteria presentase sebagai berikut:

0% - 33% : Tidak Tahu 33% - 67% : Kurang Tahu 67% - 100 % : Tahu


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, pembahasan hasil penelitian, khususnya analisis data yang telah diuraikan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman nilai-nilai sumpah pemuda dikalangan pemuda dusun bumi mulyo desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman pemuda terhadap nilai-nilai sumpah pemuda diantaranya faktor eksternal ( lingkungan, pendidikan , dan media informasi teknologi) dan faktor internal ( pola pikir dan sikap)

2. Faktor eksternal yaitu dengan pendidikan, memilki peranan paling besar dalam memberikan pemahaman kepada pemuda.

3. Pemahaman pemuda dusun tersebut masih rendah terkait nilai-nilai sumpah pemuda. Hal ini berarti bahwa kesadaran pemuda terhadap peranan mereka sebagai agen perubahan masyarakat.

4. Peranan pemerintah desa masih minim dalam hal pembinaan kepemudaan. Sehingga mayoritas pemuda masih belum paham terkait peranan mereka,


(5)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendanhya pemahaman nilai-nilai sumpah pemuda dikalangan pemuda dusun bumi mulyo desa bumi kencana kecamatan seputih agung kabupaten lampung tengah tahun 2015, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi pemuda agar meningkatkan pemahaman nilai-nilai kebangsaan . 2. Bagi sekolah agar dapat memberikan dukungan kepada setiap pemudanya

terkait dengan kebradaan mereka. Pemerintah desa juga harus meberikan pembinaan dan pemahaman materi kepada pemuda terkait peranan mereka sebagai pemuda.


(6)

Arikunto, Suharsimi. 2009. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. RinekaCipta :Jaka

M. Chobib Thoha. 1990 . Evaluasi Pembelajaran Kelas . Bandung : Rajawali Pers Mulyasa,E. 2005. Guru x Sertifikasi . Bandung : Remaja Rosdakarya

Sarwono,Salito Wirawan. 2011 . Psikologi Sosial. : Rajawali Pers. Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Suryabrata, Sumadi. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2009 tentang Pemuda. Sinar Grafika:Jakarta.


Dokumen yang terkait

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PENGGUNAAN BAHASA BATAK TOBA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI PADA NAPOSOBULUNG DI KAMPUNG GAYA BARU II KECAMATAN SEPUTIH SURABAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

2 18 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PARTISIPASI PEMUDA TERHADAP PEMBANGUNAN NON FISIK DI DESA KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN 2011

0 10 64

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BUDAYA MENYONTEK DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 1 SEPUTIH RAMAN LAMPUNG TENGAH

1 34 45

PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA (Studi di Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah)

19 116 106

PENGARUH INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA TERHADAP SIKAP ANGGOTA ORGANISASI PERHIMPUNAN PEMUDA HINDU INDONESIA (PERADAH) KECAMATAN SEPUTIH MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

1 29 88

KINERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DALAM PEMBERDAYAAN PEMUDA DI LAMPUNG TENGAH

0 19 76

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PERSATUAN DAN DEMOKRASI Implementasi Nilai-Nilai Persatuan Dan Demokrasi Di Kalangan Pemuda Studi Kasus Pada Karang Taruna Sumbung Bawono Di Dusun Pengkol Desa Pijiharjo Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.

0 1 17

PENDAHULUAN Implementasi Nilai-Nilai Persatuan Dan Demokrasi Di Kalangan Pemuda Studi Kasus Pada Karang Taruna Sumbung Bawono Di Dusun Pengkol Desa Pijiharjo Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.

0 1 6

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PERSATUAN DAN DEMOKRASI DI KALANGAN PEMUDA Implementasi Nilai-Nilai Persatuan Dan Demokrasi Di Kalangan Pemuda Studi Kasus Pada Karang Taruna Sumbung Bawono Di Dusun Pengkol Desa Pijiharjo Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.

0 3 12

Faktor faktor penyebab terganggunya pros

0 0 16