Alasan Memilih Judul Kerangka Teori

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kristen adalah penganut agama Kristus Nabi Isa. 8 Semua ajaran dan golongan agama yang didasarkan atas ajaran-ajaran Yesus Kristus. 9 Kata „Kristen‟ dalam kajian ini merujuk pada agama yang diajarkan oleh Yesus Kristus, bukan merujuk pada agama Protestan. Studi adalah pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan. 10 Komparatif adalah perbandingan. 11 Jadi yang dimaksud dengan judul diatas adalah bahwa memahami peran dan tanggung jawab wanita karier dalam berumah tangga yang berdasarkan pada tradisi dan kitab suci suatu agama tertentu yang harusnya memahami teks-teks yang ada dalam ajaran agama tersebut. Judul ini membahas tentang bagaimana wanita karier dalam perspektif religius untuk menjelaskan pemahaman mengenai fenomena wanita karier dalam agama dewasa ini.

F. Alasan Memilih Judul

1. Melihat kondisi objektif masyarakat yang struktur sosialnya lebih bercorak patriarkhal dan posisi wanita yang cenderung marginal juga menanggapi pembagian kerja laki-laki dan wanita yang tidak seimbang, maka muncullah reaksi berupa gerakan feminisme yang terkadang tidak saja menuntut 8 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, 527. 9 Ensiklopedi Umum, Yogyakarta: Kanisius, 1991, 600. 10 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, 965. 11 Pius A Partanto, dkk, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arloka,1994, 352. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kebebasan wanita secara berlebihan melainkan juga sering memahami agama sebagai sumber legitimasi terhadap paham anti wanita. 2. Kontribusi pemikiran mengenai wanita yang berkarier khususnya dari sudut pandang teoritis masih belum banyak mengangkat kajian ini, yang sangat berkaitan dengan keagamaan dan keperbandingan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis gali di Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama.

G. Kerangka Teori

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh yang cukup besar terhadap upaya pengkajian ayat-ayat al- Qur‟an yang diyakini sebagai petunjuk bagi umat manusia. Hal ini sangat dimaklumi karena al- Qur‟an adalah ayat-ayat Allah SWT yang dapat mengatasi berbagai permasalahan yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, serta menjelaskan kekuasaan Allah SWT. 12 Perbedaan jenis kelamin melahirkan perbedaan jenis gender diiringi dengan melahirkan suatu ketidakadilan akibat faktor kontruksi sosial oleh masyarakat sebagai kodrat Tuhan. Bahkan diperkuat oleh adat-istiadat maupun interpretasi keagamaan. 13 Kemudian ada yang mengatakan bahwa pertama yang diciptakan adalah laki-laki lengkap dan sempurna, lalu yang kedua diciptakan 12 Kaelan, “Kajian Makna al-Qur‟an Dalam Studi Pendekatan Analitika Bahasa” dalam Sahiron Syamsuddin, dkk., ed, Hermeneutika Al- Qur’an Madzhab Yogya, Yogyakarta: Islamika, 2003, 65. 13 Mansour Fakih, Perbincangan Feminisme Diskursus Gender Perspektif Islam, Surabaya: Risalah Gusti, 2000, 15. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id adalah wanita yang tidak sama dengan laki-laki, sebab wanita diciptakan dari yang sempurna sehingga merupakan derivatif turunan dari yang asli. 14 Apabila sistem keluarga Islam itu disebut sebagai sistem patriarkhal, dalam arti laki-lakilah yang berkuasa terhadap wanita, akan tetapi Islam sebagai s yari‟at illahi yang berisi hukum-hukum pasti. Berbeda dengan sistem patriarkhal yang berlaku pada selain Islam yang berdasar pada tradisi atau menyandarkan pada pikiran manusia. Dalam hubungan suami isteri dalam rumah tangga, suami mempunyai beberapa kewajiban dan begitu pula isteri mempunyai hak. Suami juga mempunyai beberapa kewajiban dan begitu pula si isteri mempunyai beberapa kewajiban juga. 15 Peran wanita sebenarnya dapat dilihat dari aktivitasnya waktu, yakni wanita mampu berinteraksi dalam lingkup publik maupun lingkup domestik, sebab wanita memiliki kemampuan sebagai individu otonom dengan haknya sendiri meski mereka menemukan pengalaman dalam dunia pendidikan, kerja, dan politik yang masih terdapat diskrimininasi, marjinalisasi, dan pelecehan. Setelah wanita kembali dari lingkup publik, wanita kembali mengurus anak dan melayani suami. Hal tersebut menunjukkan bahwa wanita terikat dengan waktu lebih banyak daripada laki-laki, sehingga wanita dapat menyatakan untuk menuntut pilihannya dalam mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan hukum dan peraturan 14 Amina Wadud, Qur’an Menurut Perempuan, Meluruskan Bias Gender dalam Tradisi Tafsir, terjemah Yaziar Rudianto, cet. I Jakarta: Serambi Ilmu Alam semesta, 2001, 56. 15 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqh Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan, cet I Jakarta: Kencana, 2006, 159. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang berlaku di Negara. 16 Ada dua 2 teori yang berhubungan dengan wanita yang berkarier, diantaranya: 1. Teori Keidentikan memandang hak laki-laki dan wanita didasarkan pada asumsi bahwa kehidupan sosial dalam lingkungan keluarga sama dengan kehidupan sosial di luar lingkungan keluarga. 2. Teori Ketidakidentikan, memandang kehidupan keluarga didasarkan pada gagasan bahwa situasi kehidupan sosial keluarga berbeda dengan situasi sosial di luar keluarga. 17

H. Penelitian Terdahulu