IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 BANGUNREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(1)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF HEADMASTER ACADEMIC SUPERVISION OF STATE JUNIOR HIGH

SCHOOL 1 BANGUNREJO CENTRAL LAMPUNG

BY

I KETUT HARIYANTA

The objectives of this research are to know and to describe: 1) Headmaster planning of academic supervision of State Junior High School 1 Bangunrejo; 2) The implementation of headmaster academic supervision of State Junior High School 1 Bangunrejo; 3) Evaluation of headmaster supervision of State Junior High School 1 Bangunrejo; 4) Teacher conception through academic supervised by headmaster of State Junior High School 1 Bangunrejo.

This research is qualitative research designed in the form of case study. Data collection technique is used analysis, interview, observation, and documentation were conducted to validate the data. The resources were headmaster and teachers of State Junior High School 1 Bangunrejo.

The result of the research showed the followings: 1) Headmaster academic supervision in enhancing teacher pedagogical competence proceeded by academic supervision planning program. 2) Headmaster had academic supervised by several technique among others: teacher council meeting, visiting classes, observing classes, and individual deliberation or individually supervising; 3) After doing supervision, headmaster evaluate as follow-up, conducting evaluation then the headmaster gives response; 4) The teachers have positive response through supervision did.


(2)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1

BANGUNREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

I KETUT HARIYANTA

Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan dan menganalisis; 1) Perencanaan supervisi akademik kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo; 2) Implementasi supervisi akademik kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo; 3) Evaluasi supervisi kepala sekolah SMP Negeri 1 Bangunrejo; 4) Tanggapan guru terhadap supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data terdiri dari kepala sekolah dan guru di SMP Negeri 1 Bangunrejo, analisis data menggunakan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo dalam rangka meningkatkan kinerja guru diawali dengan: 1) perencanaan program supervisi akademik; 2) Kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik dengan beberapa teknik yaitu: rapat dewan guru atau secara keseluruhan, kunjungan kelas, observasi kelas, dan pembicaraan individu atau supervisi secara individu; 3) Kepala sekolah melakukan evaluasi sebagai tindak lanjut setelah dilakukan supervisi, evaluasi dilakukan kemudian di tindaklanjuti oleh kepala sekolah, 4) Tanggapan guru sangat positif terhadap supervisi yang dilakukan oleh kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Desa Rama Indra Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 28 Desember 1977. Penulis adalah Anak ke empat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Drs. I.Gede Ketut Sulandra dan Ibu Ruliyatini.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Rama Dewa Kabupaten Lampung Tengah. Yang di selesaikan pada tahun 1990, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Negeri 1 Seputih Raman Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 1993, Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Teladan Kota Gajah Lampung Timur yang di selesaikan pada tahun 1996.

Pada tahun 1996, penulis diterima di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Program Studi (S1) Universitas Mercu Buana Yogyakarta dan diselesaikan tahun 2002. Selanjutnya, pada tahun 2011 penulis melanjutkan ke Program Pasca Sarjana di Universitas Lampung dengan jurusan Manajemen Pendidikan, melalui tesis ini penulis berniat menyelesaikan pendidikan S-2 tersebut.


(8)

MOTO

Bersikaplah Tenang dalam Menghadapi Kemalangan Karena dari Kemalangan Kita akan Mendapatkan Pengalaman Berharga yang dapat

Menuntun Kita Pada Kesuksesan (EURIPIDES)


(9)

Tesis ini kupersembahakan kepada: Isteriku tercinta Ida Ayu Dewi Karwista Wati

Dua Bidadariku yang cantik-cantik, Ni Putu Ayudya Sari dan Ni Made Ayu Manisa Putri

Kedua orang tuaku tercinta Bapak Drs. I Gede Ketut Sulandra dan Ibu Ruliyatini serta semua keluarga yang telah mendukung dan mendoakan keberhasilanku.

Kepada semua pihak yang peduli dengan pendidikan yang ada di negeri tercinta Indonesia,


(10)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Hyang Widhi Wase Penguasa Jagat Raya, Yang Maha Suci, Sumber Kehidupan, Sumber Segala Cahaya, sehingga penulis diberi kekuatan untuk menyelesaikan penyusunan Tesis dengan judul Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah, sebagai syarat dalam menyelesaiakan studi Magister Manajeman Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Upaya penulis dalam menyelesaikan tesis ini banyak sekali menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth;

1. Rektor Universitas Lampung Bapak Prof. Dr. Ir Sugeng P. Hariyanto, M.S, atas motivasinya.

2. Direktur Pascasarjana Universitas Lampung Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S atas bimbingan dan pengarahannya.

3. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si atas motivasi, saran dan arahanya.

4. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S selaku ketua program studi Magister Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung atas segala saran dan bimbingannya.

5. Ibu Dr. Sowiyah, M.Pd selaku sekertaris program studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan selaku dosen pembimbing pertama atas bimbingan dan sarannya.

6. Bapak Dr. Sumadi, M.S selaku dosen pembimbing kedua atas bimbingan dan sarannya.

7. Bapak/ Ibu dosen pengajar pada program studi magister manajemen pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universiata lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama ini kepada penulis, sehingga


(11)

8. Bapak kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Lampung Tengah atas izin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Bangunrejo, dan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bangunrejo yang telah berkenan memberi izin kepada penulis untuk menyelesaikan tugas belajar/ penelitian ini.

9. Bapak/Ibu guru SMP Negeri 1 Bangunrejo atas kesediaanya menjadi informan dalam penelitian ini, dan Bapak/Ibu guru SMP Negeri 2 Bangunrejo terimakasih atas pengertiannya.

10.Rekan-rekan senasib seperjuangan angkatan 2011 (MP 3) mahasiswa program studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang selalu memberiakan semangat dan dukungan sehingga tesis ini dapat selesai.

11.Bapak, Ibu, Mba’Wayan, Bli Made, Ma’Nying dan seluruh keluarga besar tercinta yang telah memberikan doa, suport dan kasih sayangnya untukku. 12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasiah atas

bantuanya.

Penyusun menyadari dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan, kesalahan serta kekeliruan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan serta bantuan ataupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan penulisan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya serta pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 21 Juli 2014


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Abstrak ... iii

Lembar Persetujuan ... v

Lembar Pengesahan ... vi

Lembar Pernyataan ... vii

Daftar Riwayat Hidup ... viii

Motto ... ix

Persembahan ... x

Sanwacana ... xi

Daftar Isi ... xiii

Daftar Gambar... xiv

Daftar Tabel ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 4

1.3 Pertanyaan penelitian ... 5

1.3 Tujuan penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.5 Definisi Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1. Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 9

2.2 Karakteristik Supervisi Akademik ... 12

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Supervisi ... 13

2.4 Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ... 14

2.5 Perencanaan Supervisi akademik ... 14

2.6 Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 15

2.7 Evaluasi Supervisi Akademik ... 19

2.8 Kinerja Guru ... 20

2.8.1 Unsur Kinerja ... 21

2.8.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 22

2.8.3 Penilaian kinerja ... 22


(13)

3.3 Kehadiran Peneliti ... 27

3.4 Supervisi Akademik ... 28

3.5 Kinerja Guru ... 29

3.6 Sumber Data ... 29

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.7.1 Observasi ... 31

3.7.2 Wawancara ... 32

3.7.3 Dokumentasi ... 33

3.8 Teknik Analisis Data ... 34

3.9 Penentuan Sistem koding ... 39

3.10 Pengecekan Keabsahan Data ... 40

3.11 Tahapan Penelitian ... 41

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 44

4.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Bangunrejo ... 44

4.1.1 Keadaan Sarana dan Prasarana... 45

4.1.2 Keadaan Guru dan Tu ... 46

4.1.3 Visi SMP Negeri 1 Bangunrejo ... 47

4.1.4 Misi SMP Negeri 1 Bangunrejo ... 48

4.2 Deskripsi Data ... 48

4.2.1 Perencanaan Supervisi Akademik ... 49

4.2.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 51

4.2.3 Evaluasi Supervisi Akademik ... 62

4.2.4 Respon Guru ... 64

4.3 Temuan Penelitian ... 66

4.3.1 Perencanaan Supervisi Akademik ... 67

4.3.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 68

4.3.3 Evaluasi Supervisi Akademik ... 70

4.3.4 Respon Guru ... 71

4.4 Pembahasan ... 71

4.4.1 Perencanaan Supervisi Akademik ... 72

4.4.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 73

4.4.3 Evaluasi Supervisi Akademik ... 80

4.4.4 Respon Guru ... 82

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 87

5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Implikasi ... 89

5.3 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA …... 94


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.6.1. Data Informan ... 34

3.7.1 Pedoman Observasi di Lapangan ... 36

3.7.2 Daftar Pertanyaan dalam Wawancara ... 36

3.7.3 Daftar Dokumentasi ... 37

4.1 Pergantian Kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo ... 46

4.2 Sarana dan Prasarana... 47

4.3 Keadaan Guru dan Tu SMP Negeri 1 Bangunrejo ... 47

4.4 Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Bangunrejo ... 48

4.5 Perencanaan Supervisi Kepala Sekolah ... 51

4.6 Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah ... 63


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 28

3.1 Tehnik Analisis Data Penelitian ... 40

4.1 Bagan Alur Perencanaan Supervisi Akademok ... 69

4.2 Bagan Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 71


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Supervisi akademik adalah suatu kewajiban kepala sekolah dalam pembinaan guru, agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sudah dilaksanakan kepala sekolah SMP Negeri dan Swasta yang berada di kabupaten Lampung Tengah.

Atas dasar itu SMP Negeri 1 Bangunrejo juga sudah melaksanakan kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, juga oleh pengawas sekolah yang bertugas di SMP Negeri 1 Bangunrejo.

Penelitian ini akan memfokuskan pada supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah kepada dewan guru SMP Negeri 1 Bangunrejo. Alasan melaksanakan kegiatan supervisi akademik adalah untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Keadaan guru dan tenaga tata usaha di SMP N 1 Bangunrejo terdapat guru pegawai negeri sipil dan honor serta tata usaha pegawai negeri sipil dan honor. Terdapat 34 guru pegawai negeri sipil dan 4 guru yang masih honor, sedangkan untuk tata usaha berjumlah 4 orang pegawai negeri sipil dan 3 orang


(17)

yang masih honor. Jumlah rombong belajar yang ada di SMP Negeri 1 Bangunrejo adalah berjumlah 18 rombel. Rata-rata jam belajar yang dilaksanakan adalah 28 jam belajar per hari, ini termasuk unsur akademik sekolah yang akan menjadi fokus penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian awal dengan guru di SMP Negeri 1 Bangunrejo Tahun Pelajaran 2013/2014 di jelaskan bahwa, kepala sekolah masih belum mampu untuk membuat perencanaan program dan memotivasi guru dengan baik, hal tersebut menyebabkan hubungan kerjasama yang terjalin antara kepala sekolah dan guru masih kurang, sehingga mengakibatkan supervisi yang dilakukan kepala sekolah tidak bisa berjalan dengan baik. Guru menganggap sosok kepala sekolah adalah sosok yang disegani, tidak jarang ketika kepala sekolah hendak memotivasi guru, akan tetapi guru malah merasa takut. Hal ini dikarenakan kepala sekolah kurang bisa memotivasi guru dengan pendekatan yang baik.

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bangunrejo mengemukankan bahwa, masih banyak kendala atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi akademik Kepala Sekolah. Secara umum persoalan tersebut meliputi supervisi dari kepala sekolah yang belum tepat sasaran dan belum mendapat tindak lanjut dengan konsisten . Padahal tujuan supervisi untuk membantu guru-guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan dan berusaha mencapai tujuan pendidikan itu dengan membina dan mengembangkan metode-metode dan prosedur pengajaran yang lebih baik.

Selain itu banyak guru kurang termotivasi untuk mengajar sehingga berdampak terhadap menurunnya produktivitas atau kinerja guru. Untuk itu


(18)

diperlukan peran kepala sekolah untuk memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerjanya.

Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada Guru akan berepengaruh terhadap kinerja guru, guru yang puas akan pemberian supervisi akademik kepala sekolah, maka ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya akan membuat produktivitas kerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan motivasi kerjanya rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah, hal ini mengakibatkan produktivitas guru menurun.

Lancarnya proses operasional sekolah serta tinggi rendahnya kualitas proses pembelajaran dan kualitas out put, tidak hanya ditentukan oleh jumlah guru dan kecakapan-kecakapannya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh teknik kepemimpinan kepala sekolah. Keputusan untuk melaksanakan tugas dengan baik, seorang kepala sekolah harus memiliki keterampilan-keterampilan tidak saja dibidang tugas-tugas administratif semata, melainkan juga harus memiliki kemampuan memimpin, memberi motivasi dan dorongan kepada para guru, tenaga-tenaga kependidikan, serta para siswa sehingga keberhasilan sekolah meningkat dengan cepat.

Kepala sekolah adalah figur yang paling menentukan bagi maju mundurnya sekolah, hal ini karena ia berfungsi sebagai leader sekaligus sebagai manajer. Sebagai leader ia harus mampu menggerakkan, mengarahkan dan mengoptimalkan kinerja guru agar mereka dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Sedangkan sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu membuat perencanaan, melaksanakan, mengatur, mengendalikan, mengawasi, dan


(19)

mengevaluasi pelaksanaan program baik yang berkenaan dengan program pembelajaran maupun yang berkaitan dengan administrasi sekolah untuk menunjang tujuan yang telah di tetapkan.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian terhadap implementasi supervisi akademik kepala sekolah yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo ini menjadi sangat penting, karena melalui penelitian ini akan diketahui bagaimana peningkatan kinerja guru melalui supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo, sehingga akan menjadi jawaban atas persoalan baik guru maupun kepala sekolah yang berkaiatan dengan supervisi akademik dan peningkatan kinerja guru, harapan akan sebuah sekolah yang bermutu serta menjadi pilihan utama pendidikan untuk masyarakat akan tercapai.

1.2Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka fokus penelitian dalam karya tulis ini adalah implementasi supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah. Adapun subfokus penelitian sebagai berikut:

1.2.1 Perencanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.2.2 Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.2.3 Evaluasi supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.


(20)

1.2.4 Respon guru terhadap supervisi akademik kepala sekolah SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.3Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian ini adalah:

1.3.1 Bagaimana perencanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.3.2 Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.3.3 Bagaimana evaluasi supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.3.4 Bagaimana respon guru terhadap supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah tersebut di atas , maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis :

1.4.1 Perencanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.4.2 Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.4.3 Evaluasi hasil supervisi yang dilakukan kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.

1.4.4 Respon guru terhadap implementasi supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah.


(21)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Secara Teoritis

1.4.1.1Untuk mengembangkan pengetahuan mengenai supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru .

1.4.1.2Untuk mengembangkan wawasan mengenai supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru SMP Negeri 1 Bangunrejo di Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.4.2 Kegunaan secara praktis

1.4.2.1Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai wahana dan menambah wawasan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh. 1.4.2.2Bagi Pengelola

Bahan masukan atau input bagi guru dan kepala sekolah SMP di Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah agar mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam upaya meningkatkan kinerja guru melalui supervisi akademik kepala sekolah di wilayah kerja masing-masing.

1.4.2.3Bagi Dinas Pendidikan

Bahan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya UPTD Pendidikan Kecamatan Bangunrejo dan Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Tengah dalam upaya meningkatkan kenerja guru sehingga misi dan visi yang diharapkan dari setiap lembaga tercapai.


(22)

1.5. Definisi Istilah

Definisi istilah diperlukan untuk menghindari adanya salah tafsir dalam memahami penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah:

1.5.1. Implementasi

Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan dengan kata lain implementasi adalah sistem rekayasa. Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Jadi implementasi adalah pelaksanaan atau tindakan yang direncanakan dan sesuai dengan peraturan.

1.5.2 Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi sekolah diartikan sebagai kegiatan supervisor yang dilakukan untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Tujuanya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan perbaikan pembelajaran siswa.

1.5.3 Perencanaan Supervisi

Perencanaan adalah suatu tindakan pemrogaman suatu tindakan agar program tersebut dapat berjalan dengan baik. Perencanaan supervisi akademik diartikan program yang dibuat oleh kepala sekolah beserta jajaranya untuk merencanakan pelaksanaan supervisi akademik yang akan dilakukan agar bisa efektif dan efesien.


(23)

1.5.4 Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah berupa kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan terhadap Guru dan seluruh elemen sekolah lainnya di dalam mengelola sekolah, mengadministrasikan dan melaksanakan seluruh aktivitas sekolah sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien program pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan sekolah serta memenuhi standar pendidikan nasional.

1.5.5 Evaluasi Supervisi Akademik

Evaluasi program supervisi akademik adalah pemberian estimasi terhadap pelaksanaan supervisi akademik untuk menentukan keefektifan dan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan supervisi akademik yang telah ditetapkan. Evaluasi program supervisi akademik berusaha menentukan sampai seberapa jauh tujuan supervisi akademik yang telah tercapai.

1.5.6 Respon Guru

Respon atau tanggapan adalah suatu asumsi dari guru tentang pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. Respon guru yang beragam akan digunakan oleh kepala sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan supervisi berikutnya.


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Menurut UU No 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah bahwa kepala sekolah harus memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial, dan menurut UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan Potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.

Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif (Purwanto, 2003). Menurut Jones dalam Mulyasa (2003:155), Supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan tugas-tugas utama pendidikan. Menurut Carter, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan


(25)

perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran (Sahartian, 2000:17)

Kepala sekolah adalah figur yang paling menentukan bagi maju mundurnya sekolah, hal ini karena ia berfungsi sebagai leader sekaligus sebagai manajer. Sebagai leader ia harus mampu menggerakkan, mengarahkan dan mengoptimalkan kinerja guru agar mereka dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Sedangkan sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu membuat perencanaan, melaksanakan, mengatur, mengendalikan, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan program baik yang berkenaan dengan program pembelajaran maupun yang berkaitan dengan administrasi sekolah untuk menunjang tujuan yang telah di tetapkan.

Administrasi pendidikan menegaskan bahwa penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan pada dasarnya mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/pembinaan. Dengan demikian berarti bahwa, dalam usaha meningkatkan kualitas dan memotivasi terlaksananya proses pembelajaran secara optimal, diperlukan supervisi atau pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah, terutama yang berkenaan dengan perencanaan pelaksanaan program pembelajaran, penggunaan metode dan media pembelajaran, penguasaan materi pelajaran, penguasaan kelas, serta pelaksanaan evaluasi, remedi dan pengayaan. Melalui supervisi, kepala sekolah dapat memberikan bimbingan dan bantuan secara langsung kepada guru-guru untuk menstimulasi dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, serta mendorong terciptanya kreativitas guru dalam meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran.


(26)

Efektivitas dan kualitas implementasi pelayanan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dapat dilihat melalui kualitas pembelajaran para guru dan hal ini dapat dilihat dari : (a) Kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (b) Kemampuan melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar, (c) Kemampuan menilai kemajuan proses belajar mengajar, (d) Kemampuan menafsirkan dan memanfaatkan hasil penilaian atau kemajuan belajar mengajar dan informasi lainnya bagi penyempurnaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar (Sudiarto, 1989:69).

Supervisi akademik kepala sekolah merupakan upaya seorang kepala sekolah dalam pembinaan guru, agar guru dapat meningkatkan kualitas mengajarnya dengan melalui langkah-langkah perencanaan, penampilan mengajar yang nyata serta mengadakan perubahan dengan cara yang rasional dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Supervisi akademik dilakukan untuk mengawasi kegiatan sekolah dengan tujuan kegiatan pendidikan berjalan dengan baik ( Mantja, 2002: 114). Pada dasarnya supervisi akadimik yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh guru dan staf di sekolah guna meningkatkan hasil pembelajaran yang bermutu.

Sedangkan menurut Boardmen dalam Sahartian (2008: 17) supervisi sekolah adalah suatu usaha mengkoordinasi dan membimbing secara berkelanjutan pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individu atau secara kelompok, agar lebih mengerti dan lebih efisien dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Supervisi sekolah adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya untuk mempelajari dan memperbaiki secara bersama semua


(27)

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di sekolah ( Sahartian 2008: 19 ).

Supervisi sekolah adalah rangkaiyan proses untuk menyediakan bantuan bimbingan dan nasehat profesional kepada guru untuk meningkatkan mutu sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah ( Eheren 2006: 67 ).

Supervisi sekolah bertujuan untuk memberikan bimbingan kepada guru di sekolah, tujuanya untuk meningkatkan hasil pembelaran siswa. Kepala sekolah berperan penting dalam pelaksanaan supervisi, karena seorang kepala sekolah menentukan berhasil atau tidak suatu sekolah.

2.2Karakteristik Supervisi Akademik

Menurut Mulyasa (2004: 112) Salah satu supervisi akademik yang popular adalah supervisi klinis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah), sehingga inisiatif tetap

berada di tangan tenaga kependidikan.

2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.

3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah.

4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan interpretasi guru.

5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru dari pada memberi saran dan pengarahan.

6. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yaitu pertemuan awal, pengamatan, dan umpan balik.

7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan. 8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan


(28)

2.3Faktor Yang Mempengaruhi Berhasil Tidaknya Supervisi

Menurut Purwanto (2004:118) ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi antara lain : 1. Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota

besar, di kota kecil, atau pelosok, dilingkungan masyarakat orang-orang kaya atau di lingkungan orang-orang yang pada umumnya kurang mampu.

2. Besar-kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang besar, banyak jumlah guru dan muridnya, memiliki halaman dan tanah yang luas, atau sebaliknya.

3. Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang dipimpin itu SD atau sekolah lanjutan, SLTP, SMU atau SD dan sebagainya semuanya memerlukan sikap dan sifat supervisi tertentu.

4. Keadaan guru-guru dan pegawai yang tersedia. Apakah guru-guru di sekolah itu pada umumnya sudah berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi, hasrat kemampuannya, dan sebagainya.

5. Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri di antara faktor-faktor yang lain, yang terakhir ini adalah yang terpenting. Bagaimanapun baiknya situasi dan kondisi yang tersedia, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian yang diperlukan, semuanya itu tidak akan ada artinya. Sebaliknya, adanya kecakapan dan keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, segala kekurangan yang ada akan menjadi perangsang yang mendorongnya untuk selalu berusaha memperbaiki dan menyempurnakannya.


(29)

2.4Fungsi Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai supervisor antara lain :

1. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

2. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses pembelajaran.

3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.

4. Membina kerja sama yang baik dan harmonis diantara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.

5. Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskudi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengirim mereka untuk mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing-masing.

6. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan BP3 atau komite sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.

2.5Perencanaan Supervisi Akademik

Ruang lingkup perencanaan supervisi akademik meliputi: 1. Persiapan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2. Persiapan pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru


(30)

3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya; dan

4. Peningkatan mutu pembelajaran melalui:

- model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses

- proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menjadi sdm yang kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan (Sahartian, 2008: 58).

Supervisor yang akan melaksanakan supervisi akademik sebaiknya menentukan tujuan, sasaran dan rencana supervisi akademik dengan baik. Perencanaan tersebut dibuat agar supervisi yang akan dilakukan oleh supervisor dapat berjalan dengan baik dan bisa tepat sasaran yang diharapkan.

2.6Pelaksanaan Supervisi Akademik

Menurut (Purwanto, 2004), secara garis besar cara atau teknik supervisi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu teknik perseorangan dan teknik kelompok.

1. Teknik perseorangan

Yang dimaksud dengan teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :

a. Mengadakan kunjungan kelas (classroom visition)

Yang dimaksud dengan kunjungan kelas ialah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor (kepala sekolah) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaiman guru mengajar, apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau


(31)

metodik yang sesuai, dengan kata lain untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya masih perlu diperbaiki.

Kepala sekolah yang baik akan melihat atau mensupervisi guru saat melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, gunanya untuk mengetahui bagimana kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi di kelas. Hal ini senada dengan pendapat (Lunenbrug & Beverly, 2006: 4) kepala sekolah yang efektif akan mengisi waktu luangnya untuk mengamati dan melihat guru di dalam kelas, bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran baik secara seni atau secara ilmu pengetahuan.

b. Mengadakan kunjungan observasi (obsertvation visits)

Guru-guru dari suatu sekolah sengaja ditugaskan untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu, misalnya cara menggunakan alat atau media yang baru, seperti audio-visual aids. Cara mengajar dengan metode tertentu, seperti penemuan (discovery), dan sebagainya.

c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi problema yang dialami siswa.

Banyak masalah yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar siswa, misalnya siswa yang lamban dalam belajar, tidak dapat memusatkan perhatian, siswa yang nakal, siswa yang mengalami perasaan rendah diri dan kurang dapat bergaul dengan teman-temannya. Masalah-masalah yang sering timbul di dalam kelas yang disebabkan oleh siswa itu sendiri, lebih baik dipecahkan atau diatasi oleh guru kelas itu sendiri daripada diserahkan kepada


(32)

guru bimbingan atau konselor yang mungkin akan memakan waktu yang lebih lama untuk mengatasinya.

d. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain :

1) Menyusun program catur wulan atau program semester 2) Menyusun atau membuat program satuan pelajaran 3) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan pengolahan kelas 4) Melaksanakan teknik-teknik evaluasi pengajaran

5) Menggunakan media dan sumber dalam proses belajar-mengajar

6) Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam bidang ekstrakurikuler, study tour, dan sebagainya.

2. Teknik kelompok

Yaitu supervisi yang dilakukan secara kelompok. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :

1 Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)

Seorang kepala sekolah yang baik umumnya menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusunnya. Termasuk di dalam perencanaan itu antara lain mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru.

2 Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)

Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang study sejenis. Kelompok-kelompok yang telah terbentuk itu diprogramkan unuk mengadakan pertemuan atau diskusi guna membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha pengembangan dan peranan proses belajar-mengajar.


(33)

3 Mengadakan penataran-penataran (inservice-traning)

Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu, penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah yang utama adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut ( follow-up) dari hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.

Menurut Gwyn, dalam Bafadal (2004: 48-50) teknik supervisi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu teknik perorangan dan teknik kelompok. Teknik supervisi individual meliputi : 1) kunjungan kelas, 2) percakapan pribadi, 3) kunjungan antar kelas, 4) penilaian sendiri. Sedang teknik supervisi kelompok meliputi : 1) kepanitiaan, 2) kursus, 3) laboratorium kelompok, 4) bacaan terpimpin, 5) demonstrasi pembelajaran, 6) perjalanan staff, 7) diskusi panel, 8) perpustakaan profesional, 9) organisasi professional, 10) bulletin supervisi, 11) sertifikasi guru, 12) tugas akhir, 13) pertemuan guru.

Berdasarkan beberapa pendapat dan uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa supervisi kepala sekolah adalah proses pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar-mengajar. Adapun teknik yang biasa digunakan adalah kunjungan kelas, pertemuan baik formal maupun informal serta melibatkan guru lain yang dianggap berhasil dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa teknik yang biasa digunakan kepala sekolah dalam mensupervisi gurunya, namun dalam penelitian ini hanya indikator : kunjungan kelas, semangat kerja guru, pemahaman tentang kurikulum,


(34)

pengembangan metode dan evaluasi, rapat-rapat pembinaan, dan kegiatan rutin diluar mengajar yang kami teliti sedangkan indikator lain tidak kami teliti karena kurang mengungkap masalah yang kami teliti.

2.7Evaluasi Supervisi Akademik

Evaluasi supervisi akademik adalah pemberian estimasi terhadap pelaksanaan supervisi pendidikan untuk menentukan keefektifan dan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan supervisi pendidikan yang telah ditetapkan (Fathurrohman, evaluasi program supervisi pendidikan http//evaluasi pendidikan, 30 Agustus 2013). Dalam evaluasi program supervisi pendidikan untuk perbaikan pengajaran melibatkan penentuan perubahan yang terjadi pada periode tertentu, perubahan yang diharapkan dari semua personel dalam supervisi dan dalam perbaikan program melibatkan kepala sekolah (supervisor), guru, dan murid.

Evaluasi program supervisi pendidikan tidak berarti mengevaluasi suatu rencangan program supervisi pendidikan dalam arti rencana. Evaluasi program supervisi pendidikan berusaha menentukan sampai seberapa jauh tujuan supervisi pendidikan yang telah tercapai. Oleh sebab itu bukan saja programnya yang dievaluasi tetapi juga proses pelaksanaan dan hasil supervisi pendidikan.

Supervisor dan guru bekerjasama untuk membawa perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Lebih dari pada itu semua yang harus dipertimbangkan sebagai ruang lingkup supervisi pendidikan adalah meliputi rencana perbaikan, organisasi perencanaan, tujuan yang akan dicapai, teknik-teknik pencapaian tujuan, dan perubahan-perubahan yang dilakukan di bidang kurikulurn dan bimbingan.


(35)

Menurut Ali Imron evaluasi supervisi pendidikan adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan supervisi akademik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya ( Imron, 2012: 196 ).

2.8 Kinerja Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990: 503) kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan atau kemampuan kerja, dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh lembaga administrasi Negara (1992: 12) merumuskan kinerja merupakan terjemahan bebas dari istilah Performance yang artinya adalah prestasi kerja atau pelaksanaa kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.

Pelaksanaan fungsi dan tugas seorang guru sebagai profesi menyandang persyaratan tertentu sebagai mana tertuang di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 39 (1) dan (2) menyatakan bahwa: Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untulk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Menurut Simamora (1997: 327) kinerja adalah tingkat pencapaian standar pekerjaan. Sementara Nawawi (1997: 235) menegaskan bahwa kinerja yang diistilahkan sebagai karya adalah hasil pelaksanaan suatu pekerjaan, baik fisik/material maupun non material.

Menurut Anwar (1986: 86) memberikan pengertian kinerja sama dengan performance yang esensinya adalah berapa besar dan berapa jauh


(36)

tugas-tugas yang telah dijabarkan telah dapat diwujudkan atau dilaksanakan yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab yang menggambarkan pola perilaku sebagai aktualisasi dan kompetensi yang dimiliki. Dalam kajian yang berkenaan dengan profesi guru, Anwar (1986:22) memberikan pengertian kinerja sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukan oleh seorang guru pada waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dililhat saat dia melaksanakan interaksi belajar-mengajar di kelas termasuk persiapan baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat dan teori kinerja guru di atas, bahwa kinerja guru adalah persiapan, pelaksanaan, dan pencapaian guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas.

2.8.1 Unsur Kinerja

Berdasarkan pengertian di atas kinerja mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu : 1. Unsur waktu, dalam arti hasil-hasil yang dicapai oleh usaha-usaha tertentu,

dinilai dalam satu putaran waktu atau sering disebut periode. Ukuran periode dapat menggunakan satuan jam, hari, bulan maupun tahun.

2. Unsur hasil, dalam arti hasil-hasil tersebut merupakan hasil rata-rata pada akhir periode tersebut. Hal ini tidak berarti mutlak setengah periode harus memberikan hasil setengah dari keseluruhan.

3. Unsur metode, dalam arti seorang pegawai harus menguasai betul dan bersedia mengikuti pedoman yang telah ditentukan, yaitu metode kerja yang efektif dan efisien, ditambahkan pula dalam bekerjanya pegawai tersebut


(37)

harus bekerja dengan penuh gairah dan tekun serta bukan berarti harus bekerja berlebihan.

2.8.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, baik yang berasal dari dalam diri maupun yang berasal dari luar. Tiffin dan Mecormick (1975:79) menyatakan ada 2 (dua) macam faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseoarng yaitu :

1. Faktor Individual

Yaitu faktor- faktor yang meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasinya, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya.

2. Faktor Situasional

Faktor sosial dan organisasi, meliputi : kebijaksanaan organisasi, jenis latihan dan pengawasan, system upah dan lingkungan sosial.

3. Faktor fisik dan pekerjaan, meliputi : metode kerja, desain dan kondisi alat-alat kerja, penataan ruang kerja dan lingkungan kerja (seperti penyinaran, kebisingan dan fentilasi)

2.8.3 Penilaian Kinerja

Tugas manajer (Kepala Sekolah) terhadap guru salah satunya adalah melakukan penilaian atas kinerjanya. Penilaian ini mutlak dilaksanakan untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru. Apakah kinerja yang dicapai setiap guru baik, sedang, atau kurang. Penilaian ini penting bagi setiap guru dan berguna bagi sekolah dalam menetapkan kegiatannya.


(38)

Penilaian kinerja menurut Simamora (1997: 415) adalah alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivikasi kalangan karyawan. Sejalan dengan pendapat Hasibuan (1999: 87) penilaian prestasi adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya.

Sehubungan dengan hal di atas maka penilaian kinerja guru berdasarkan Standar Kompetensi Guru. Dalam bukunya Suparlan yang berjudul Guru sebagai profesi, standar kompetensi guru dapat diartikan sebagai “suatu ukuran yang

ditetapkan atau dipersyaratkan”. Lebih lanjut dinyatakan bahwa Standar

Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, standar kompetensi guru dibagi dalam tiga komponen yang saling mengait, yakni pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, penguasaan akademik.

Ketiga komponen Standar Kompetensi Guru tersebut, masing-masing terdiri atas beberapa kompetensi, komponen pertama terdiri atas empat kompetensi, komponen kedua memiliki satu kompetensi, dan komponen ketiga terdiri atas dua kompetensi.

Ketiga komponen tersebut secara keseluruhan meliputi 7 (tujuh) kompetensi dasar, yaitu :

1. Penyusunan rencana pembelajaran 2. Pelaksanaan interaksi belajar-mengajar 3. Penilaian prestasi belajar peserta didik


(39)

5. Pengembangan profesi

6. Pemahaman wawasan kependidikan

7. Penguasaan bahan kajian akademik (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. (Standar Kompetensi Guru Direktorat Tenaga Kependidikan 2003).

Berdasarkan pendapat dan teori di atas bahwa supervisi merupakan proses pembinaan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru dan motivasi kerja guru adalah dorongan untuk merubah kinerja guru kearah yang lebih baik.

2.9Kerangka Pikir

Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya yakni kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka kinerja guru perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, diperlukan peran dari kepala sekolah untuk mendorong bawahannya/guru-gurunya supaya berkinerja lebih tinggi lagi.

Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan kependidikan. Jika kepala sekolah sebagai supervisor dapat melakukan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dengan baik melaksanakan supervisi pendidik secara efektif dan professional maka logikanya pemberian supervisi oleh kepala sekolah akan meningkatkan kinerja guru. Disamping itu motivasi kerja guru sebagai perangsang keinginan dan daya gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar karena terpenuhi kebutuhannya.

Guru yang semangat mengajar terlihat dalam ketekunannya ketika melaksanakan tugas, ulet, minatnya yang tinggi dalam memecahkan masalah,


(40)

penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini berdampak pada kepuasan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan kinerja yang baik. Berdasarkan teori-teori diatas dapat dikemukakan bahwa terdapat pengaruh antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar berikut:

Input Proses Output

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Penelitian - SDM

- Sarana dan Prasarana

-Perencanaan supervisi Akademik

-Pelaksanaan Supervisi Akademik

-Evaluasi

-Peningkatan Kinerja Guru -Hasil belajar yang

berkualitas -Prestasi Belajar


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap guru kepala sekolah dan guru SMP Negeri 1 Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung. Pengambilan data dilakukan pada akhir bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2014.

3.2 Pendekatan dan Rencana Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu menurut Bigdan dan Taylor dalam Moleong bahwa pendekatan kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati ( Moleong, 2013: 3).

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan format yang efektif tentang implementasi supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah yang digali dari berbagi sumber, baik peneliti maupun pihak sekolah sendiri sehingga manfaat dari penelitian ini dapat dirasakan bersama.

Kemudian, kehadiran peneliti di lapangan merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian kualitatif. Kehadiran peneliti selama kurang lebih tiga bulan lapangan untuk memperoleh informasi atau seperangkat data yang


(42)

dibutuhkan peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap penelitian awal ini, peneliti mendatangi kepala sekolah untuk meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengetahui informasi tentang peningkatan kinerja guru melalui implementasi supervisi akademik kepala sekolah SMP Negeri 1 Bangunrejo, selanjutnya mengumpulkan data sesuai dengan waktu senggang subjek penelitian.

3.3Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian kualitatif. Kehadiran peneliti selama kurang lebih tiga bulan di lapangan untuk memperoleh informasi atau seperangkat data yang dibutuhkan oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap penelitian awal (di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah) pada tanggal 10 Februari 2014 ini, peneliti menemui kepala sekolah untuk meminta izin kepada kepala sekolah berkaiatan dengan penelitian untuk mengetahui informasi tentang implementasi supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo dalam peningkatan kinerja guru tersebut, selanjutnya mengumpulkan data melalui wawancara dan dokumentasi yang dilakukan muali tanggal 01 Mei sampai 12 Mei 2014.

Secara singkat prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan adalah diawali wawancara dengan kepala sekolah sebagai informan yang paling dominan dalam penelitian ini. Kemudian kepada guru yang mengajar di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan memberitahukan tentang penelitian ini, kemudian yang terakhir pengumpulan data dan arsip yang ada untuk melengkapi data.


(43)

Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen atau pengumpul data untuk mengola dan menyimpulkan data yang diteliti. Maka peneliti disini bertindak sebagai instrumen kunci sekaligus pengumpul data. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat mengetahui dan mehami gambaran yang otentik dan utuh tentang subyek penelitian.

3.4Supervisi Akademik

Pada penelitian ini ada dua aspek yang diteliti yaitu supervisi Akademik di SMP Negeri 1 Bangunrejo dan Kinerja guru di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah. Aspek supervisi Akademik dalam penelitian ini sebagai berikut:

3.4.1 Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan naluri kewirausahaan.

3.4.2 Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah atau mata pelajaran di sekolah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

3.4.3 Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa.

3.4.4 Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa.


(44)

3.4.5 Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.

3.4.6 Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.

3.5Kinerja Guru

Kinerja guru, yang mencakup:

3.5.1 Penguasaan materi pelajaran, meliputi; bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut

3.5.2 Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan 3.5.3 Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

a. Kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar

b. Kemampuan personal yang mencakup:

3.5.4 Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan.

3.5.5 Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dimiliki guru.

3.5.6 Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai anutan dan teladan bagi para siswanya

3.6 Sumber Data

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi situasi sosial (social situation) yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku


(45)

(actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Menurut Sugiyono (2007: 297) Selanjutnya Sugiyono mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi. Dalam penelitian ini sosial situasi yang diteliti adalah kepala sekolah dan guru di SMP Negeri 1 Bangunrejo.

Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah manusia dan bukan manusia (Miles dan Huberman, 1992:2). Sumber data manusia terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa. Sumber data bukan manusia berupa dokumen-dokumen yang relevan dengan fokus penelitian.

Sumber data manusia adalah kepala sekolah, guru, staf tata usaha serta siswa, yang berjumlah 16 0rang nara sumber . Penentuan sumber data pada guru, tata usaha, siswa yang akan diwawancarai dilakukan secara purposif, yaitu teknik pengambilan sampel yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama membesar.

Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut belum mampu memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Sumber data dokumen berfungsi sebagai indikator dari produk gaya kepemimpinan sebagi kepala sekolah, dengan demikian dokumen mencakup semua terkait dengan fokus penelitian. Sumber data suasana, ditujukan kepada hubungan fungsional dan sosial, yakni iklim sekolah yang diperoleh melalui diskusi, pengamatan dan peneliti berusaha mendekati melalui pergaulan dengan kepala sekolah, guru dan siswa.


(46)

Tabel 3.6.1. Data Informan

No Nama Jabatan Jumlah Kode

1 Drs. Mahpudi Kepala Sekolah 1 W.Ks 2 Suwarto, S.Pd Guru B. Indonesia 1 W. GB Ind

3 Drs. Mugiono Guru IPS 1 W.G.IPS

4 Matius Sarijan Guru MTK 1 W.G.MTK

5 Sutopo Guru Fisika 1 W.G.Fis

6 Sumpeno, S.Pd Guru Biologi 1 W.G.Bio 7 Endang H. R. K Guru Fisika 1 W.G. Fis 8 Asni Hertanti, S.Pd Guru Pkn 1 W.G.PKn

9 Drs. Hasan Guru Agama 1 W.G. Agm

10 Heni K. Tu 1 W. K.Tu

11 Pardianto Staf Tu 1 W.S.Tu

12 Jamingin Staf Tu 1 W. S.Tu

13 Toto Hermanto Staf Tu 1 W.S. Tu

14 Mega Pratiwi Siswa Kelas 9 1 W. S. 9

15 Hisam Siswa Kelas 8 1 W. S. 8

16 Riska Siswa Kelas 7 1 W. S. 7

Sumber: Dokumen Sekolah

3.7Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif ini proses pengumpulan datanya dengan cara pengamatan (observasi), interview (wawancara) dan dokumentasi. Adapun tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.7.1 Observasi

Observasi adalah mengamati objek penelitian dengan memakai alat indera penglihatan dan membuat catatan mengenai hasil pengamatan. izzak Latunaka (1988: 107) Selain pengertian tersebut observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis dari gejala-gejala yang diselidiki. Suprapto ( 2003: 88 ) Obesrvasi dilakukan peneliti untuk melihat yang ada di lapangan sehingga dengan observasi bisa mengumpulkan data secara mekanis. Observasi dilaksanakan pada bulan Januari


(47)

2014 yaitu, dengan mengamati kegiatan supervisi kepala sekolah kepada guru baik yang dilakukan di kelas, ruangan rapat dan sekitar sekolah.

Observasi dilakukan guna untuk membuktikan hasil dari wawancara yang di dapat terhadap kenyataan yang ada di lapangan. Alat yang digunakan dalam observasi adalah lembar pengamatan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan supervisi akademik kepala sekolah, bagimana perencanaan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah, pelaksanaan supervisi akademik dan evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk menindak lanjuti pelaksanaan supervisi. Lembar observasi digunakan agar lebih efektif dalam melakukan observasi sehingga pengamatan akan lebih mendalam.

3.7.2 Wawancara

Wawancara adalah percakapan atau dialog dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu baik secara langsung maupun tidk langsung. (Moleong, 2013: 62) Karena itu, wawancara merupakan suatu proses interaksi

komunikasi dan dalam proses ini hasil wawancara ditentukan oleh seberapa mampu seorang pewanwancara menggali informasi dari sumber data.

Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan guru, untuk menjaring informasi tentang kegiatan supervisi akademik, meliputi; perencanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, pelaksanaan supervisi serta evaluasi dari hasil supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah. Wawancara yang


(48)

peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Bangunrejo di lakukan di bulan Januari sampai dengan Maret 2014.

3.7.3 Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersummber pada benda-benda tertulis (Arikunto, 2009: 149). Metode dokumentasi dilakukan dengan jalan melihat, membaca dan mempelajari kemudian memcatat dan tertulis yang ada hubungannya dengan obyek penelitian. Data ini diperoleh dari dokumen arau catatan administrasi kantor. Dalam penelitian ini metode dokumentasi di lakukan untuk mengetahui jumlah pegawai dan gambaran umum mengenai sekolah dalam lingkup dinas pendidikan kabupaten Lampung Tengah.

Jenis observasi, wawancara dan dokumen yang berhasil peneliti kumpulkan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:

Tabel 3.3 Daftar observasi, wawancara dan dokumen yang diteliti. Daftar Observasi

No Ragam Situasi yang Diamati Keterangan 1 Kondisi Sekolah

1. Keberadaan sarana dan prasarana 2. Kebersihan Sekolah

3. Kelengkapan fasilitas

Diambil foto Diambil foto Diambil foto 2 Proses Pelaksanaan Supervisi Akademik

1. Perencanaan Supervisi Akademik 2. Pelaksanaan Supervisi Akademik 3. Evaluasi Supervisi Akademik 4. Peningkatan Kompetensi Pedagogik

Berupa berkas Berupa berkas Berupa berkas Berupa Berkas Daftar Wawancara

No Pertanyaan Wawancara Nara Sumber

1 1. Apakah bapak selaku kepala sekolah selalu membuat perencanaan sebelum melaksanaan supervisi akademik ?

2. Apakah waktu pelaksananya sudah direncanakan terlebih dahulu?

3. Apakah materi yang akan disampaiakan oleh guru ditanyakan terlebih dahulu?

Kepala Sekolah dan guru


(49)

2 4. Metode apa yang digunakan kepala sekolah dalam mensupervisi guru?

5. Bagaimana penerapan metode rapat dewan guru dilakukan oleh kepala sekolah? 6. Bagaimana penerapan metode kunjungan

kelas dilakukan oleh kepala sekolah?

7. Bagaimana penerapan metode observasi kelas dilakukan oleh kepala sekolah?

8. Bagaimana penerapan metode pembicaraan individu dilakukan oleh kepala sekolah?

Kepala Sekolah dan guru

3 9. Apakah kepala sekolah selalu melakukan evaluasi setelah melaksanakan supervisi akademik?

Kepala Sekolah dan guru 4 10. Bagaimanakan tangapan anda tentang

pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah?

11. Menurut anda seberapa penting

dilaksanakan supervisi akademik oleh keapala sekolah kepada guru?

Kepala Sekolah dan guru

Daftar Dokumentasi

No Jenis Dokumen

1 Sarana dan Prasarana 1. Keadaan fisik gedung 2. Fasislitas sekolah

3. Ruang kepala sekolah dan guru 2 Organisasi

1. Struktur Organisasi 2. Surat Tugas

3. SK Kewenangan melakukan supervisi akademik 3 Manajemen

1. Rumusan Visi dan Misi 2. Kebijakan

3. Uraian tugas Kepala sekolah dan Guru

4 Kegiatan Supervisi Akademik kepala SMP N 1 Bangunrejo 1. Juknis Pelaksanaan Supervisi Akademik

2. Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademik 3. Format Penilaian Supervisi Akademik

3.8 Teknik Analisis Data

Pengolahan data merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian, dimana pada fase inilah peneliti mengungkapkan berbagai temuan dari proses penelitian. Pada fase ini peneliti menjadikan data sebagai bahan pijakan sehingga


(50)

dapat menghasilkan suatu kesimpulan untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam penelitian.

Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang masalah yang diteliti. Mengolah data adalah usaha kongkrit untuk membuat data itu berbicara, sebab betapapun besar dan tingginya jumlah data yang terkumpul, apabila tidak disusun dan diolah secara sistematik, niscaya data itu tetap menjadi bahan yang membisu seribu bahasa (Surahmad, 2000: 59).

Analisis yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah analisis data non statistik. Dalam penelitian ini yang dianalisis adalah data yang terhimpun dalam transkrip wawancara, catatan lapangan serta dokumen.

Menurut Patton dalam Moleong, (2013: 56) teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang di saranakan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut, jika dikaji definisi pertama lebih menitik beratkan panda pengorganisasian data sedangkan definisi tersebut dapat pengorganisasian data sedangkan definisi yang kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data, dan dari kedua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, analisis data, adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga


(51)

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan rangkuman yang inti, proses dengan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan metode tertentu.

Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif, yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari peneliti, dan selain menganalisis data peneliti juga perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan atau menjustifikasikan teori baru yang mungkin ditemukan.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 246) mengemukakan bahwa aktivitas analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.


(52)

Penelitian ini dilaksanakan pada satu situs yaitu di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut:

Gambar: 3.1. Teknik Analisis Data Penelitian

Penelitian studi kasus pengolahan data lebih dikenal dengan analisis data. Bigdan dan Tylor dalam Moleong, (2013: 54) bahwa analisis data adalah upaya mensistematisasikan dan memilih data yang telah diperoleh dan menafsirkannya. Proses analisis data dalam studi kasus meliputi mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, mengkode dan mengkategorikan yang bertujuan untuk menemukan tema dan merumuskan kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif. Adapun tahapan analisa data dalam penelitian ini adalah, Pertama, reduksi data, penggambaran data, dan verifikasi data.

Analisis yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah analisis data non statistik. Dalam penelitian ini yang dianalisis adalah data yang terhimpun dalam transkrip wawancara, catatan lapangan serta dokumen.

Menurut Patton dalam Moleong, (2013: 23) teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Pengumpulan Data

Display Data

Reduksi Data

Kesimpulan dan Verifikasi


(53)

Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan rangkuman yang inti, proses dengan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dibuat sambil melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substantif dengan menggunakan metode tertentu.

Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan secara intensif, yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari peneliti, dan selain menganalisis data peneliti juga perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan atau menjustifikasikan teori baru yang mungkin ditemukan.

Menurut Miles dan Huberman dalam Moleong, (2013: 27) pada dasarnya analisis data ini didasarkan pada pandangan paradigmanya yang positivisme. Analisis data itu dilakukan dengan mendasarkan diri panda penelitian lapangan apakah: satu atau lebih dari satu situs. Jadi seorang analisis sewaktu hendak mengadakan analisis data harus menelaah terlebih dahulu apakah


(54)

pengumpulan data yang telah dilakukannya satu situs atau lebih. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada satu situs yaitu di SMP Negeri 1 Bangunrejo .

3.8.1 Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan-catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.

3.8.2 Display Data

Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.

3.8.3 Kesimpulan dan Verifikasi

Untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan member chek, trianggulasi dan audit trail, sehingga menjamin signifikansi atau kebermaknaan hasil penelitian.

3.9 Penentuan Sistem Koding

Mengidentifikasi topik-topik data kemudian mengelompokkan ke dalam kategori-kategori. Setiap kategori diberi kode yang menggambarkan cakupan topik. Kode digunakan untuk mengorganisasikan satuan-satuan data. Satuan data adalah potongan-potongan catatan lapangan berupa kalimat, satu alenia atau


(55)

urutan alenia. Pengkodean akan dibuat secara rinci berdasarkan pada teknik pengumpulan data dan kelompok informan.

Tabel 3.7.1 Pengkodean Sumber Data atau Informan

Teknik Pengumpulan Data Kode Sumber Data Kode Observasi Wawancara Analisis Dokumen O W D Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Guru Pengawas Sekolah Komite Sekolah Siswa KS WKS G PS KTS S Contoh penerapan kode dan cara membacanya adalah : W WKS 031212 Teknik Pengumpulan Data

Wakil Kepala Sekolah Tanggal

3.10 Pengecekan Keabsahan data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pengecekan kredibilitas dan audetibilitas. Menurut Kusmitnarjo (2003) dalam Sumadi (2007), pengecekan kredibilitas data menggunakan teknik trianggulasi, yaitu triangulasi pengumpulan data, triangulasi sumberdata, pengecekan anggota, dan diskusi teman sejawat.

Trianggulasi pengumpulan data dilakukan dengan membandingkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dan data yang dikumpulkan melaui observasi atau data yang diperoleh dari data dokumentasi. Triangulasi sumber data dilakuan dengan cara menanyakan keabsahan data atau informasi yang telah didapatkan dari informan, kepada informan yang lainnya. Pengecekan anggota dilakukan dengan cara menunjukkan data atau informasi yang telah disusun dalam format catatan lapangan dari informan untuk melengkapi informan yang laian


(56)

yang diangap perlu. Komentar dan informasi tambahan tersebut dilakukan hanya pada informan yang diperkirakan oleh peneliti sebagai saksi kunci. Diskusi teman sejawat yang dianggap peneliti mempunyai pengetahuan yang relevan, agar data dan informasi yang telah terkumpul dapat didiskusikan dan dibahas agar dapat menyempurnakan data penelitian. Pengecekan audibilitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan meminta beberapa auditor untuk mengaudit dan melakukan konsultasi dengan pembimbing tesis.

3.11Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian terdiri atas empat tahap yaitu: 1) tahapan pra lapangan, 2) tahapan pekerjaan lapangan, 3) tahap analisis data, 4) tahap pelaporan hasil penelitian (Moleong, 2013: 98).

3.11.1 Tahap Pralapangan

Pada tahap pralapangan kegiatan yang dilakukan adalah: 1) mencari isu-isu yang menarik, unik dan cocok untuk dilakukan penelitian. 2) Berdasarkan pada isu tersebut, dipilihlah topik penelitian untuk penelitian tesis, yaitu tentang Peningkatan kinerja guru melalui implementasi supervisi akademik oleh kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo. 3) Melakukan kajian literatur berkaitan dengan topik penelitian dan melakukan pengamatan awal di SMP Negeri 1 Bangunrejo. 4) merencanakan substansi dan rencana penelitian tesis. 5) Proposal tesis yang telah tersusun kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing yang telah ditetapkan dan diseminarkan dan meminta izin penelitian.


(57)

3.11.2 Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan lapangan adalah tahap studi kasus yang dilakukan di lapangan dengan kegiatan pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan, dan pengkajian data.

Wawancara dilakukan pada informan dengan memberikan pertanyaan terbuka dan tidak terstruktur. Data yang ingin didapatkan adalah tentang implementasi supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo berkaitan dengan peningkatan kinerja guru.

Pengamatan dilakukan pada semua objek yang terkait dengan seluruh warga sekolah untuk memperoleh data tentang implementasi supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Selaian itu pengkajian dokumen dilakukan pada sumua dokumen-dokumen yang terkait.

3.11.3 Tahap Analisi Data

Pada tahap analisi data, secara oprasional transkip wawancara dibaca berulang-ulang untuk dipilin yang terkaiat dengan fokus penelitian dan diberikan kode berdasarkan subfokus dan sumbernya.

Proses analisi data selanjutnya adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data atau penajaman data adalah pentranformasikan kata-kata dan kalimat yang panjang menjadi ringkas dan bermakna. Penyajian data dilakukan dengan menyajikan sekumpulan data yang menjadikan kemungkinan penarikan kesimpulan. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi dimulai dari yang meluas menjadi menyempit.


(58)

3.11.4 Tahap Pelaporan Penelitian

Tahap pelaporan hasil penelitian merupakan hasil dari beberapa tahap sebelumnya, yang berupa draf hasil penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, penyajian data penelitian, pengkajian temuan penelitian, dan kesimpulan yang ditulis secara naratif.


(59)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat penulis simpulkan bahwa:

5.1.1 Kepala sekolah SMP Negeri 1 Bangunrejo selalu membuat perencanaan supervisi akademik sebelum melaksanakan supervisi kepada guru. Perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah diantaranya membuat jadwal supervisi akademik, menyesuaikan jadwal guru yang akan disupervisi serta melihat perangkat pembelajaran guru yang akan disupervisi. Perencanaan supervisi diharapkan pelaksanaan supervisi bisa berjalan dengan efektif dan efesien, tidak ada jadwal yang berbarengan antara satu guru dengan guru yang lain, tidak ada jadwal supervisi yang berbarengan dengan waktu kepala sekolah melakukan kegiatan kedinasan atau yang lainya.

5.1.2 Kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo komitmen melakukan supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru. Teknik dan bentuk pendekatan supervisi yang dilaksanakan oleh kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo adalah: 1) kunjungan kelas, kunjungan kelas dilakukan oleh kepala sekolah untuk


(60)

88

mengetahui kinerja guru di kelas, bagaimana metode mengajar yang diterapkan guru, media yang digunakan dan pengkondisian kelas yang dilakukan oleh guru. 2) observasi kelas, teknik opservasi kelas dilakukan oleh kepala sekolah untuk melihat guru pengkodisian siswa akan tetapi dilakukan oleh kepala sekolah dari luar ruangan kelas. 3) rapat dewan guru, pada opservasi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui rapat dewan guru kepala sekolah memandu untuk membuat program pembelajaran dan pada saat pemberian informasi yang berkaiatan dengan guru, 4) pembicaraan individual, teknik ini dilakukan oleh kepala sekolah untuk membrikan bimbingan secara individual, untuk memberikan semangat dan dorongan kepada guru dan teguran bagi guru yang masih rendah kinerjanya.

5.1.3 Kepala sekolah SMP Negeri 1 Bangunrejo selalu mengevaluasi, tujuannya untuk memperbaiki kinerja guru yang masih kurang dan mempertahankan yang sudah baik. Evaluasi dilakukan oleh kepala sekolah setelah kepala sekolah menelaah hasil supervisi yang telah dilakukan kepala sekolah, evaluasi secara keseluruhan atau secara kelompok dilakukan setiap akhir semester dan akhir tahun untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran selama satu semester atau satu tahun yang lalu, sedangkan evaluasi perindividu dilakukan oleh kepala sekolah pada akhir bulan kepada beberapa guru saja yang dianggap perlu.


(61)

89

5.1.4 Kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru dengan berbagai cara, diantaranya dengan mengikutsertakan guru dalam penataran yang diadakan oleh pemerintah atau dari swasta, tujuanya agar guru memperdalam materi pelajaran yang diampu serta memahami kurikulum pembelajaran nasional. Kompetensi pedagogik guru diantaranya pembuatan program pembelajaran, pendalaman materi pelajaran, serta penggunaan metode dalam mengajar di kelas.

5.1.5 Respon guru SMP Negeri 1 Bangunrejo terhadap supervisi sangat positif, mereka memahami bahwa hakekat pelaksanaan supervisi adalah untuk pemberian bantuan dan bimbingan kompetensi pedagogik kepada guru dalam usaha meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran.

5.2Implikasi

Implikasi dapat dirumuskan berdasarkan temuan-temuan penelitian yang merupakan konsekuensi untuk mencapai kondisi ideal dalam implementasi supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

Penulis mengharapkan hasil dari pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru yang telah penulis peroleh dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya, khususnya kepala sekolah dan guru-guru yang ada di SMP Negeri 1 Bangunrejo kabupaten Lampung Tengah. Selain itu kepala sekolah sebagai seorang supervisor harus peka terhadap kemajuan zaman,


(1)

90

dengan munculnya perkembangan ilmu pengetahuan sehingga harus lebih meningkatkan lagi kompetensinya sebagai seorang supervisor.

Kepala SMP Negeri 1 Bangunrejo hendaknya membuat rencana kerja yang lebih rinci dalam melakukan supervisi akademik dan melakukan inovasi dalam melakukan supervisi. Kepala sekolah seharusnya memberikan kebebasan kepada guru untuk lebih leluasa untuk melakukan perencanaan pembelajaran dengan metode yang lebih inovatif. Memberikan pendidikan tingkat lanjut kepada para guru supaya dedikasi guru meningkat dan memberikan pendidikan karakter terhadap para siswa di kelas.

Pelaksanan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah harusnya lebih banyak meminta bantuan guru-guru yang lebih senior yang lebih banyak agar, para guru yang masih baru bisa mendapatkan supervisi dengan teratur dan terstruktur dengan baik. dalam pelaksanan supervisi kepala sekolah diharapkan lebih profesional, jangan melibatkan permasalahan dengan personal dengan supervisi saat di kelas agar supervisi bisa tepat pada sasaran.

Foktor pendukung dalam melakukan evaluasi hendaknya lebih ditingkatkan agar, kepala sekolah tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengevaluasi hasil supervisi, sehingga tiap bulan setelah dilakukan supervisi, kepala sekolah bisa langsung menindak lanjuti hasil supervisi yang telah dilaksanakan, sehingga guru bisa langsung tahu bagian mana dalam pembelajaranya yang harus diperbaiki jika kurang dan dipertahankan jika itu sudah baik.


(2)

91

Bagi guru yang disupervisi hendaknya berfikir secara positif ketika kepala sekolah melakukan supervisi, jangan acuh-takacuh dan meremehkan, karena supervisi pada hakekatnya untuk menilai kinerja guru untuk ditindak lanjuti jika ada yang kurang, dan agar pendidikan di sekolah bisa lebih baik sehingga menghasilkan lulusan yang berprestasi.

5.3Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis ingin mengemukakan pokok-pokok pikiran untuk perbaikan layanan supervisi akademik di SMP Negeri 1 Bangunrejo dalam bentuk saran, dengan harapan dapat ditindak lanjuti oleh instansi yang memiliki otoritas untuk melaksanakannya. Sejalan dengan itu maka kebijakan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah termasuk dalam hal pelaksanaan supervisi pendidikan, penulis menyarankan agar:

5.3.1 Bagi kepala sekolah harus lebih mempertegas dalam membedakan antara pembicaraan supervisi dengan pembicaraan biasa ketika berhadapan dengan guru, kepala sekolah hendaknya mensupervisi lalu mengevaluasi hasil supervisi yang dilakukan dan mengumumkan hasil dari supervisi tersebut agar guru bisa langsung melihat hasil dari supervisi apakah meningkat atau menurun.

5.3.2 Bagi guru agar lebih meningkatkan kompetensi mengajar tanpa harus selalu dibimbing oleh kepala sekolah, kepala sekolah hendaknya memberikan


(3)

92

kesempatan kepada guru untuk mengikuti siminar atau pelatihan yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru, tidak hanya ketika ada seminar yang diadakan oleh pemerintah, akan tetapi handaknya yang diadakan oleh semua lembaga.

5.3.3 Bagi dinas pendidikan agar menentukan kriteria yang jelas dan trasparan dalam pemilihan dan pengangkatan kepala sekolah, termasuk mengkaji ulang kinerja kepala sekolah yang sudah ada, terutama dalam hal kepemimpinan, wawasan tentang kependidikan dimasa depan, pemahaman tentang administrasi pendidikan, pemahaman dan pengetahuan tentang ilmu pendidikan dan keguruan, serta mengadakan uji kelayakan terhadap calon kepala sekolah yang akan diangkat.

Melakukan training dan in service training kepada kepala sekolah baru terutama yang berkenaan dengan kepemimpinan, administrasi pendidikan dan hal yang berkenaan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya tentang arti pentingnya supervisi akademik.

Mengingat kinerja kepala sekolah yang cukup berat dan memiliki waktu yang terbatas untuk melaksanakan supervisi pendidikan, maka harus ada upaya yang signifikan dari Kepala Bidang sekolah dan Pendidikan Nasional untuk memberdayakan Pengawas Pendidikan Nasional agar lebih meningkatkan pelaksanaan tugas supervisi dengan baik.


(4)

93

5.3.4 Bagi peneliti, penelitian ini hanya berfokus pada implementasi supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru, Untuk peneliti selanjutnya dapat dikembangkan dengan fokus penelitian yang lebih luas dengan pembahasan yang lebih luas lagi agar bisa menggali pengetahuan yang lain berkaitan dengan supervisi akademik dalam upaya meningkatkan kompetensi mengajarnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta: Renika Cipta. Anwar. 1986. Motivasi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsini. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta : Renika Cipta.

Bambang Sumitro, Herpratiwi. 2008.Pedoman Penulisan Tesis Program Pasca Sarjana Teknologi Pendidkan FKIP Unila Bandar Lampung : Unila. Bafadal, Ibrahim. 2004. Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam

Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. 2009. Universitas Lampung.

Hasibuan, Melayu. 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah B Ono. 2010. Teori Motivasi Dan pengukuranya. Jakarta :Bumi Akasara. Imron, Ali. 2012. Supervisi Pembelajartan Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Kompetensi Menejerial. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Dertendik Derjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Kurniawati, Laili .2007 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Disiplin Terhadap Kinerja Guru SMK Negri 1 Purbalingga . Tesis tidak dipublikasikan. Semarang : Program Paska Sarjana Universitas Negeri Semarang.

Mantja, W. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang: Wineka Media

Misbah Zainun. 2007. Proses Supervisi Sekolah. Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jakarta


(6)

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution,s. 2008. Metode Research. Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Penelitian Sumanto. 2005. dengan judul Pengaruh Kemampuan Manajerial, Gaya

Kepemimpinan dan Motivasi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru MTsN Plupuh Kabupaten Sragen Tesis tidak dipublikasikan

Pidarta, Made. 1996. Pemikiran Tentang Supervisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto.M. Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudrajat. 2008. Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sudiarto. 1989. Supervisi Kepala Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sahartian, Piet A. 2008. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama. Supervisi Akademik.2010. Materi Penguatan kemampuan Kepala Sekolah. Dertendik Derjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidkan Kementrian Pendidikan Nasional.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatife, Kwalitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kwalitatif dan D &R. Bandung: Alfabeta .

Sumanto. 2005. Pengaruh Kemampuan Manajerial, Gaya Kepemimpinan dan

Motivasi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru MTsN Plupuh

Kabupaten Sragen Tesis FKIP. UNILA. Suprapto. 2003. Teknik Penelitian. Bandung: Alpabeta. Surahmad. 2000. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.