IMPLEMENTATION OF ACADEMIC SUPERVITION THE HEADMASTER IN SMP N 1 PUNGGUR REGENCY CENTRAL LAMPUNG IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(1)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF ACADEMIC SUPERVITION THE HEADMASTER IN SMP N 1 PUNGGUR REGENCY CENTRAL LAMPUNG

BY

MUHAMMAD MUBAROH

The purpose of this research is to identify and describe the : 1) Planning the headmaster of supervition SMP N 1 Punggur; 2) Implementation the headmaster of supervition academic SMP N 1 Punggur; 3) evaluation the head master of supervition academic SMP N 1 Punggur; 4) improvement of techer in the interest SMP N 1 Punggur; 5) the teacher respont of supervition academic that doing the headmaster SMP N 1 Punggur.

This study used a qualitative approach with case study desigen. Data collectoin techniques with interview, documentation and observation. Source data consists ot the headmaster and teacher in SMP N 1 Punggur.

The result of the research show that: 1) the Hadmaster academic supervition in improving of pedagogik competation teacher beginning with planing program academic supervition; 2) the headmaster doing academic supervition whit some teknick that is: meeting of teachers or all techers, class visiting, class observation, and individual approach or individual supervition; 3) the headmaster doing evaluation for to becontinue after done supervition, doing supervition so to becontinue of the headmaster: 4) the teacher’s respons so positif to supervition that doing of headmaster: 5) pedagogik competation of the teacher that owned by the teacher is interest comprehending curiculum and comprehending lison item, compiling lisent planing, doing study, and assessing lisen.


(2)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Oleh

MUHAMMAD MUBAROH

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendiskripsikan; 1) Perencanaan supervisi akademik kepala SMP Negeri 1 Punggur; 2) Implementasi supervisi akademik kepala SMP Negeri 1 Punggur; 3) Evaluasi supervisi kepala sekolah SMP Negeri 1 Punggur; 4) Peningkatan Kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Punggur; 5) Tanggapan guru terhadap supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala SMP Negeri 1 Punggur.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumberdata terdiri dari kepala sekolah dan guru di SMP Negeri 1 Punggur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Supervisi akademik kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi pedagogik guru diawali dengan perencanaan program supervisi akademik; 2) Kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik dengan beberapa teknik yaitu: rapat dewan guru atau secara keseluruhan, kunjungan kelas, observasi kelas, dan pembicaraan individu atau supervisi secara individu; 3) Kepala sekolah melakukan evaluasi sebagai tindak lanjut setelah dilakukan supervisi, evaluasi dilakukan kemudian di tindaklanjuti oleh kepala sekolah, 4) Tanggapan guru sangat positif terhadap supervisi yang dilakukan oleh kepala SMP Negeri 1 Punggur, 5) Kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan menguwasai kurikulum dan menguwasai materi pelajaran, penyusunan rencana pelajaran, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil pelajaran.


(3)

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA

SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 PUNGGUR KABUPATEN

LAMPUNG TENGAH

Oleh

MUHAMMAD MUBAROH NPM. 1123012015

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Desa Blambangan Pagar Kecamatan Blambangan Pagar Kabupaten Lampung Utara pada tanggal 12 Oktober 1987. Penulis adalah Anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Bejo Triyanto dan Ibu Suyamti.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 3 Blambangan Pagar Kabupaten Lampung Utara. Yang di selesaikan pada tahun 1999, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di MTs 01 Punggur Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Atas (SMA) di MA 01 Punggur Lampung Tengah yang di selesaikan pada tahun 2005.

Pada tahun 2009, penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Metro pada Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi (S1) Pendidikan Matematika dan diselesaikan tahun 2009. Selanjutnya, pada tahun 2011 penulis melanjutkan ke program pasca sarjana Manajemen Pendidikan dan melalui tesis ini penulis berniat menamatkan pendidikan S-2 nya tersebut.


(8)

MOTO

“SESUNGGUHNYA SETELAH KESULITAN PASTI AKAN ADA KEMUDAHAN”

JANGANLAN PERNAH MENYERAH KETIAKA KITA MENDAPAT COBAAN DAN KESULITAN, KARENA DI DALAM KESULITAN ITU KITA

PASTI AKAN MENDAPAT HASIL YANG MEMBANGGAKAN ( QS. Al-Insiroh Ayat 5 )


(9)

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahakan kepada Ayahanda Bejo Triyanto, S.Pd

Ibunda Suyamti, S.Pd. SD

Dan semua keluarga yang telah mendukung dan mendoakan keberhasilan saya Serta

Kepeda sumua yang peduli dengan pendidikan yang ada di negeri tercinta Indonesia.


(10)

SANWACANA

Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Illahi Rabbi atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kekuatan untuk menyelesaikan penyusunan Tesis dengan judul Implementasi supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah, sebagai syarat dalam menyelesaiakan studi Magister Manajeman Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Upaya penulis dalam menyelesaikan tesis ini banyak sekali menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth;

1. Rektor Universitas Lampung Bapak Prof. Dr. Ir Sugeng P. Hariyanto, M.S, atas bimbingan dan pengarahannya.

2. Direktur Pascasarjana Universitas Lampung Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S atas bimbingan dan pengarahannya.

3. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si atas motivasi, saran dan arahanya.

4. Bapak Dr. Sumadi, M.S selaku ketua program studi Magister Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Lampung atas segala saran dan bimbingannya.

5. Ibu Dr. Sowiyah, M.Pd selaku sekertaris program studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd selaku dosen pembimbing pertama atas

bimbingan dan sarannya.

7. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S selaku dosen pembimbing kedua atas bimbingan dan sarannya.

8. Bapak/ Ibu dosen pengajar pada program studi magister manajemen pendidikan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universiata lampung yang


(11)

telah memberikan ilmu pengetahuan selama ini kepada penulis, sehingga dengan ilmu pengetahuan tersebut bisa menembah pengalaman dan wawasan penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini

9. Bapak kepala SMP Negeri 1 Punggur Kecamatan Punggur Lampung Tengah atas izin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Punggur kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah.

10.Bapak/ Ibu guru SMP Negeri 1 Punggur atas kesediaanya menjadi informan dalam penelitian ini.

11.Rekan-rekan senasip seperjuangan angkatan 2011 mahasiswa program studi Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang selalu memberiakan semangat dan dukungan sehingga tesis ini dapat selesai.

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasiah atas bantuanya.

Penyusun menyadari dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan, kesalahan serta kekeliruan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan serta bantuan ataupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan penulisan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya serta pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, Januari 2014


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Abstrak ... iii

Lembar Persetujuan ... v

Lembar Pengesahan ... vi

Lembar Pernyataan ... vii

Daftar Riwayat Hidup ... viii

Motto ... ix

Persembahan ... x

Sanwacana ... xi

Daftar Isi ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Lampirean ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 8

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Kegunaan Penelitian ... 10

1.6 Daftar Istilah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1 Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 14

2.2 Perencanaan Supervisi ... 16

2.3 Pelaksanaan Supervisi ... 17

2.4 Evaluasi Supervisi Akademik ... 21

2.5 Ruanglingkup Supervisi ... 22

2.6 Kompetensi Pedagogik Guru ... 33

2.7 Kerangka Pikir ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 40

3.2 Lokasi Penelitian ... 41

3.3 Sumber Data ... 41

3.4 Kehadiran Peneliti ... 43

3.5 Aspek yang Diteliti ... 44

3.5.1 Supervisi Akademik ... 44

3.5.2 Kompetensi Pedagogik Guru ... 45

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 46


(13)

3.6.2 Wawancara ... 47

3.6.3 Dokumentasi ... 49

3.7 Teknik Analisis Data ... 50

3.8 Penentuan Sistem Koding ... 54

BAB VI DATA PENELITIAN DAN TEMUAN LAPANGAN ... 59

4.1 Gambaran Umum Penelitian ... 59

4.1.1 Sejarah Singkat ... 59

4.1.2 visi dan misi SMP N 1 Punggur ... 59

4.1.3 Keadaan Fisik SMP N 1 Punggur ... 61

4.2 Diskripsi Data ... 63

4.2.1 Perencanaan Supervisi Akademik ... 64

4.2.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 66

4.2.3 Evaluasi Supervisi Akademik ... 77

4.2.4 Peningkatan Kompetensi Pedagogik ... 79

4.2.5 Tanggapan Guru Terhadap Pelaksanaan Supervisi Akademik 87 4.3 Temuan Penelitian ... 91

4.3.1 Perencanaan Supervisi Akademik ... 91

4.3.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 92

4.3.3 Evaluasi Supervisi Akademik ... 94

4.3.4 Peningkatan Kompetensi Pedagogik ... 95

4.3.5 Tanggapan Guru ... 95

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 97

5.1 Pembahasan ... 97

5.1.1 Perencanaan Supervisi Akademik ... 98

5.1.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 99

5.1.3 Evaluasi Supervisi Akademik ... 106

5.1.3 Peningkatan Kompetensi Pedagogik ... 109

5.1.4 Tanggapan Guru tentang Supervisi Akademik ... 109

BAB VI KESIMPULAN, IMPLEKASI DAN SARAN ... 112

6.1 Kesimpulan ... 112

6.2 Implikasi ... 114

6.3 Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN ... 222


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.7.1 Pengkodean Sumber Data atau Informan ... 51

4.2.1.1Perencanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah ... 61

4.2.2.1Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah ... 74

4.2.9.1Evaluasi Supervisi Oleh Kepala Sekolah ... 76


(15)

DAFTAR GAMABAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir ... 39

3.6.1 Teknik Analisi Data ... 52

5.1.5 Bagan Alur Perencanaan Supervisi Akademik ... 92

4.3.2 Bagan Pelaksanaan Supervisi Akademik ... 94


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Pertanya ... 222

2. Daftar Pertanyaan Penelitian ... 223

3. Transkip Wawancara Penelitian ... 224

4. Data Tentang Sarana SMP N 1 Punggur ... 236

5. Data Tentang Jumlah Siswa SMP N 1 Punggur ... 237

6. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 238

7. Program Perencanaan Supervisi ... 239

8. Pembagian Tugas Supervisi Kelas ... 242

9. Instrumen Supervisi kunjungan kelas ... 243

10.Surat Izin Penelitian ... 244

11.Denah Lokasi Sekolah ... 245


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Keberhasilan sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam mengemban misinya akan sangat ditentukan oleh kualifikasi dan kompetensi unsur-unsur sistemik pada sekolah itu sendiri serta kualitas interelasi berbagai unsur tersebut dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses dan kualitas lulusan. Pelaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kopetensi guru. Kopetensi pedagogik merupakan suatu kemampuan yang mutlak di miliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.

Setatus akreditasi sekolah negeri saat ini, membuat penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah harus memperbaiki dan meningkatkan keseluruhan sub sistem pendidikan di sekolah, bukan saja terbatas pada perangkat kurikulum, tetapi lebih dari itu, semua unsur-unsur sistemik yang ada seperti tenaga pendidik, sumber daya pendidikan, peserta didik, manajemen dan pendukung pendidikan lainnya. Keberhasilan sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam mengemban misinya dan tujuan sekolah tersebut akan ditentukan oleh kualifikasi dan kompetensi unsur-unsur sistemik tersebut di atas, serta kualitas interelasi berbagai


(18)

2 unsur tersebut dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses dan kualitas lulusan.

Perubahan yang demikian itu sudah menjadi tuntutan, baik akibat pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi, tuntutan pembangunan nasional maupun tuntutan masyarakat, yang tidak hanya puas dengan terpenuhinya kebutuhan yang bersifat instrinksik (yang hanya mengemban misi kecerdasan saja) tetapi masyarakat lebih menghendaki lulusan yang bersifat extrinsik, yakni lulusan sekolah tidak saja hanya mumpuni dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki kemampuan dan terampil untuk bersaing dalam memasuki lapangan kerja.

Menghadapi berbagai perubahan dan tantangan yang semakin berskala tinggi tersebut, maka sekolah ke depan memerlukan pemimpin/kepala sekolah yang memiliki standar kualifikasi, kompetensi atau kecakapan sebagai pemimpin yang mengembangkan semua potensi sekolah, sesuai dengan tuntutan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi dan tuntutan masyarakat.

Lancarnya proses operasional sekolah serta tinggi rendahnya kualitas proses pembelajaran dan kualitas out put, tidak hanya ditentukan oleh jumlah guru dan kecakapan-kecakapannya, tetapi hingga ditentukan oleh teknik kepemimpinan kepala sekolah. Seorang kepala sekolah harus memiliki keterampilan-keterampilan tidak saja dibidang tugas-tugas administratif semata, melainkan juga harus memiliki kemampuan memimpin, memberi motivasi dan memberi dorongan kepada para guru, dan tenaga-tenaga kependidikan, serta para siswa


(19)

3 sehingga keberhasilan sekolah yang diharapkan oleh semua pihak bisa tercapai dengan baik.

Kepala sekolah adalah figur yang paling menentukan bagi maju mundurnya sekolah, hal ini karena seorang kepala sekolah berfungsi sebagai leader sekaligus sebagai manajer. Sebagai leader ia harus mampu menggerakkan, mengarahkan dan mengoptimalkan kinerja guru, artinya mereka dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Sedangkan sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu membuat perencanaan, melaksanakan, mengatur, mengendalikan, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan program baik yang berkenaan dengan program pembelajaran maupun yang berkaitan dengan administrasi sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru di SMP Negeri 1 Punggur, kepala sekolah secara berkala telah membuat jadwal supervisi akademik dengan baik. Kepala sekolah juga telah membuat perencanaan, akan tetapi terkadang jadwal supervisi tidak bisa berjalan dengan efektif karena masih ada beberapa guru yang masih enggan untuk disupervisi oleh kepala sekolah. Kepala sekolah juga selalu mengevaluasi hasil dari supervisi yang telah dilakukan oleh kepal sekolah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari cara mengajar guru di kelas. Kepala sekolah memberikan bimbingan kepada guru untuk membuat perangkat pembelajaran, bimbingan ini dilakukan oleh kepala sekolah pada awal tahun ajaran baru. Dalam hal pemahaman materi pelajaran, kepala sekolah juga seringkali mengirimkan guru untuk mengikutsertakan pada penataran yang diadakan oleh pemerintah.


(20)

4 Prestasi SMP Negeri 1 Punggur, telah banyak yang dicapai di bidang olahraga dan akademik. Bidang olah raga SMP Negeri 1 Punggur sudah lima kali menjadi juara LPI (Liga Pelajar Indonesia) tingkat Propinsi sekaligus manjadi wakil Propinsi Lampung untuk bertanding di tingkat Nasional, di bidang kepramukaan sering mengikuti kegiatan pramuka di tingkat propinsi dan nasional, di bidang akademik sering menjadi juara olimpiade sain dan matematika tingkat kabupaten dan propinsi, akan tetapi kurangnya perhatian kepala sekolah kepada siswa yang berprestasi mengakibatkan kemapuan mereka terkadang tidak tersalurkan dengan baik.

Begitu pula dengan guru, di SMP Negeri 1 Punggur ada guru yang berprestasi, akan tetapi kurang mendapat penghargaan dari sekolah akibatnya guru menjadi malas dan kurang termotivasi untuk mengembangan kemapunaya.

Administrasi pendidikan menjelaskan bahwa penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan pada dasarnya mencakup kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/pembinaan. Usaha meningkatkan kualitas dan memotivasi terlaksananya proses pembelajaran secara optimal, diperlukan supervisi atau pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah, terutama yang berkenaan dengan perencanaan pelaksanaan program pembelajaran, penggunaan metode dan media pembelajaran, penguasaan materi pelajaran, penguasaan kelas, serta pelaksanaan evaluasi, remedi dan pengayaan. Melalui supervisi, kepala sekolah dapat memberikan bimbingan dan bantuan secara langsung kepada guru-guru untuk menstimulasi dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, serta mendorong terciptanya kreativitas guru dalam meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran.


(21)

5 Mengetahui efektivitas dan kualitas implementasi pelayanan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dapat dilihat melalui kualitas pembelajaran para guru dan hal ini dapat dilihat dari: (a) Kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (b) Kemampuan melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar, (c) Kemampuan menilai kemajuan proses belajar mengajar, (d) Kemampuan menafsirkan dan memanfaatkan hasil penilaian atau kemajuan belajar mengajar dan informasi lainnya bagi penyempurnaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar (Sudiarto dalam Imam, 2012: 69).

Supervisi akademik pada dasarnya adalah suatu bentuk pelayanan, bantuan profesional, atau bimbingan bagi guru-guru membangun program latihan dalam jabatan untuk meningkatkan keterampilan guru dan membantu guru meningkatkan kemampuan pedagogik.

Bantuan dan bimbingan yang harus dilaksanakan dalam supervisi tersebut meliputi: (a) Bantuan merumuskan tujuan pendidikan, (b) Bantuan memilih dan merumuskan serta mencari sumber pengajaran, (c) Bantuan memilih buku pelajaran, (d) Bantuan membuat persiapan mengajar, (e) Bantuan memahami dan melaksanakan metodologi pengajaran, (f) Bantuan menggunakan alat praga, (g) Bantuan pembentukan karakter peserta didik, (h) Bantuan dalam ikut menciptakan

staff harmony, (i) Bantuan mengenal kebutuhan siswa, (j) Bantuan dalam menciptakan disiplin sekolah, (k) Bantuan dalam mengevaluasi hasil belajar (Subari, 2000: 11).

Realita yang terjadi di tengah-tengah lingkungan pendidikan formal sekolah adalah adanya kompetensi guru yang masih beragam. Sebagai salah satu ciri krisis pendidikan, guru sekolah belum mampu menunjukkan kinerja (work


(22)

6

performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa guru sekolah belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, sehingga perlu adanya upaya komprehensif dalam meningkatkan kompetensi guru sekolah.

Sementara itu, kompetensi guru pada dasarnya gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang dapat ditampilkan atau ditunjukkan. Agar dapat melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya dan kemudian diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung.

Kompetensi pedagogik yang dimaksud adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya.

SMP Negeri 1 Punggur, belum semua guru memiliki standar kompetensi pedagogik yang memadai, dan untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan


(23)

7 pembinaan yang berkesinambungan baik melalui berbagai pelatihan maupun melalui layanan supervisi yang terarah dan terpadu, sehingga semua guru dapat memenuhi standar kompetensi sesuai dengan yang diharapkan.

Sebagaimana Gumelar dan Dahyat (dalam Wirawan, 2002: 127) mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup kemampuan dalam hal: (a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis, psikologis, dan sebagainya, (b) Mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik, (c) Mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya, (d) Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai, (e) Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, (f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran, (g) Mampu melaksanakan evaluasi belajar dan, (h) Mampu menumbuhkan motivasi peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian terhadap supervisi akademik kepala sekolah yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Punggur ini menjadi sangat penting, karena melalui penelitian ini akan diketahui bagaimana persepsi guru terhadap supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga akan menjadi jawaban atas persoalan baik guru maupun kepala sekolah yang berkaiatan dengan supervisi akademik dan peningkatan kompetensi pedagogik guru dan harapan akan sebuah sekolah yang bermutu serta menjadi pilihan utama pendidikan untuk masyarakat akan tercapai.


(24)

8 1.2Fokus Penelitian

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan perrencanaan, pelaksanaan, evaluasi, peningkatan kompetensi pedagogik guru dan tanggapan guru tentang supervisi akademik kepala sekolah sebagai berikut:

1.2.1 Perencanaan program supervisi akademik kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 1 Punggur

1.2.2 Implementasi supervisi akademik kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 1 Punggur

1.2.3 Evaluasi supervisi akademik kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Punggur.

1.2.4 Peningkatan Kompetensi Pedagogik guru SMP Negeri 1 Punggur

1.2.5 Respon guru terhadap supervisi akademik dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Punggur.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Implementasi supervisi kepala sekolah dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 1 Punggur kecamatan Punggur Lampung Tengah, pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1.3.1 Bagaimanakah perencanaan program supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 1 Punggur?

1.3.2 Bagaimanakah kepala sekolah melaksanakan program supervisi akademik dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 1 Punggur?


(25)

9 1.3.3 Bagaimanakah kepala sekolah memberikan evaluasi supervisi akademik dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 1 Punggur?

1.3.4 Bagaimanakan cara kepala meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Punggur?

1.3.5 Bagaimanakah tanggapan/ respon guru terhadap supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di SMP Negeri 1 Punggur?

1.4 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian harus diyakini kegunaannya bagi pemecahan masalah yang diselidiki. Untuk itu perlu dirumuskan secara jelas tujuan penelitian yang bertitik tolak dari permasalahan yang diungkap. Suatu penelitian setidaknya harus mampu memberikan manfaat parktis pada kehidupan masyarakat. Kegunaan penelitian ini dapat ditinjau dari dua segi yang saling berkaitan yakni dari segi teoritis dan segi praktis. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1. Untuk mengetahui perencanan program supervisi akademik kepala sekolah

dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Punggur 1.4.2. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Punggur

1.4.3.Untuk mengetahui evaluasi dan umpan balik supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik SMP Negeri 1 Punggur 1.4.4. Untuk mengetahui peningkatan kompetensi pedagogik guru oleh kepala


(26)

10 1.4.5.Untuk mengetahui persepsi guru tentang supervisi akademik kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMP Negeri 1 Punggur

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua kegunaan yaitu: 1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangakan kajian dan konsep yang lebih mendalam tentang manajerial kepala sekolah dan profesionalisme guru sehingga dapat menjadi acuan dan dasar untuk penelitian selanjutnya dan konsep manajerial kepala sekolah dan pedagogik guru dapat berkembang di sekolah.

1.5.2 Manfaat bagi kepala sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi SMP Negeri 1 Punggur dalam melaksanakan manajerial untuk meningkatkan pedagogik guru dan dapat meningkatkan mutu pendidikan serta menghasilkan lulusan yang berkualitas. Selanjutnya dapat memberikan perbaikan menejerial kepala sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai menejer.

1.5.3 Manfaat bagi guru

Bermanfaat bagi guru untuk lebih meningkatkan kompetensi pedagogiknya sebagai guru agar pembelajaran yang dihasilkan lebih baik.


(27)

11 Memberikan masukan kepada dinas pendidikan kabupaten Lampung Tengah dalam memberikan kebijakan dalam pelaksanaan supervisi akademik di Kabupaten Lampung Tengah.

1.5.5 Manfaat Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah memberikan wawasan pengetahuan, keterampilan dalam menejerial kepala sekolah guna meningkatkan kmpetensi pedagogik guru di sekolah dan menambah pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah serta untuk menyelesaikan tugas akhir pada program paska sarjana, Universitas Lampung.

1.6 Definisi Istilah

Daftar istilah diperlukan untuk menghindari adanya salah tafsir dalam memahami penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah:

1.6.1 Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

1.6.2 Perencanaan Supervisi

Perencanaan adalah suatu tindakan pemrogaman suatu tindakan agar program tersebut dapat berjalan dengan baik. Perencanaan supervisi akademik diartikan program yang dibuat oleh kepala sekolah beserta jajaranya untuk


(28)

12 merencanakan pelaksanaan supervisi akademik yang akan dilakukan agar bisa efektif dan efesien.

1.6.3 Pelaksanaan Supervisi

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.

1.6.4 Evaluasi Supervisi

Evaluasi program supervisi akademik adalah pemberian estimasi terhadap pelaksanaan supervisi akademik untuk menentukan keefektifan dan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan supervisi akademik yang telah ditetapkan. Evaluasi program supervisi akademik berusaha menentukan sampai seberapa jauh tujuan supervisi akademik yang telah tercapai.

1.6.5 Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Istilah kepala sekolah mengandung makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah.


(29)

13 1.6.6 Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik Guru yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interest yang berbeda. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

1.6.7 Guru

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.


(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Untuk mewujudkan tujuan supervisi pengajaran secara optimal, maka seseorang supervisor pengajaran harus memiliki sejumlah kompetensi agar ia dapat menjalankan peranannya dengan efektif. Pertama, ia harus memiliki kemampuan teknis (technical competence), yaitu kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan orang yang dibinanya. Tanpa penguasaan dibidang itu seseorang tidak mungkin menjadi supervisor yang efektif, sekalipun ia menguasai kecakapan lainnya. Hal ini berarti bahwa supervisor pengajaran harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aspek-aspek yang menyangkut proses belajar mengajar, seperti teknik menganalisis materi pelajaran (AMP), Penyusunan Program pengajaran Tahunan (PROTA), Program pengajaran Semester (PROTER) Program Satuan Pelajaran (PSP), Rencana Pembelajaran, cara merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP) (Depdiknas, 2004: 5). Mengimplementasikan perencanaan program pengajaran termasuk memilih dan menggunakan metode mengajar yang cocok, penggunaan media pembelajaran, cara-cara menilai hasil belajar, cara-cara meningkatkan aktivitas belajar murid, cara pengelolaan dan pengorganisasian kelas, pemanfaatan sumber belajar, serta memahami prinsip-prinsip psikologi umum dan psikologi perkembangan anak.


(31)

15 Dengan memiliki pengetahuan memadai mengenai hal-hal tesebut diatas, supervisor akademik dapat menilai kualitas pekerjaan guru dan sekaligus dapat mengklasifikasikan bantuan apa yang dibutuhkan para guru.

Kompetensi kedua yang perlu dimiliki supervisor pengajaran adalah “managerial competence“, yaitu: The ability to provide conditions and promote the behavior for the achievement of the objective of supervision, Satori dalam (Suhartian, 2008: 39)

Kompetensi tersebut di atas dicerminkan pada kemampuan supervisor dalam bergaul, mengadakan hubungan dengan orang-orang yang bekerja sama

dengannya. Dengan demikian seorang supervisor pengajaran akan dinilai efektif apabila ia dapat mempengaruhi guru-guru untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh supervisor, dan pada saat yang sama guru-guru menunjukkan motivasi yang tinggi dalam melakukan kegiatan belajar mengajar tanpa ada rasa keterpaksaan untuk memperoleh kecakapan seperti itu.

Ketiga, kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang supervisor adalah kekuasaan (power). Power diartikan “intentional force” yang diwujudkan dalam

bentuk kemampuan mempengaruhi orang lain.

Kompetensi yang telah disebutkan di atas patut menjadi perhatian dan dikuasai oleh seorang supervisor, karena sebagai seorang supervisor yang akan memberikan layanan dan bimbingan profesional kepada para guru, maka mau tidak mau seorang supervisor tersebut terlebih dahulu harus memahami ruang lingkup tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, atas dasar pemahaman itu ia akan mengetahui kompetensi apa yang harus ia miliki.


(32)

16 Supervisi akademik merupakan usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu sebagai bantuan bagi guru dalam mengajar untuk membantu siswa agar labih baik dalam belajar ( Sagala dalam Hadis, 2012:14). Supervisi akademik kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk membantu guru dalam menjalankan pembelajaran di sekolah agar siswa dapat menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh dan dapat menyerap ilmu tersebut sehingga siswa dapat memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.2Perencanaan Supervisi Akademik

Ruang lingkup perencanaan supervisi akademik meliputi: 1. Persiapan pelaksanaan KTSP

2. Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru

3. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya; dan

4. Peningkatan mutu pembelajaran melalui:

- model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses

- proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik menjadi sdm yang kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan (Sahertian, 2008: 58).

Supervisor yang akan melaksanakan supervisi akademik sebaiknya menentukan tujuan, sasaran dan rencana supervisi akademik dengan baik. Perencanaan tersebut dibuat agar supervisi yang akan dilakukan oleh supervisor dapat berjalan dengan baik dan bisa tepat sasaran yang diharapkan.


(33)

17 2.3Pelaksanaan Supervisi Akademik

Seorang supervisor, tidak mungkin dapat melaksanakan supervisi secara utuh, karena belum tentu ia menguasai seluruh mata pelajaran yang ada disuatu sekolah. Dengan keterbatasan tersebut perlu dikembangkan strategi supervisi. Strategi yang dapat dikembangkan itu adalah supervisi langsung dan supervisi tidak langsung. Supervisi langsung adalah supervisi yang dilaksanakan secara langsung kepada guru-guru baik dengan cara konsultasi, diskusi, kunjungan kelas dan rapat kelompok. Sedangkan dengan cara tidak langsung adalah dengan mendayagunakan orang atau sarana lain, seperti bantuan guru senior (Guru inti/pembina) atau yang lainnya yang dipandang ahli dalam bidangnya, sehingga para guru diberi kesempatan untuk berkonsultasi pada mereka.

Banyak teknik supervisi yang diungkapkan dan dikembangkan oleh pakar pendidikan (Sutisna dalam Saefudin, 2009: 48) tetapi dalam tulisan ini hanya akan diungkapkan tiga teknik supervisi yang dipandang sangat relevan dengan keadaan di lapangan yaitu kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan rapat dewan Guru.

2.3.1 Observasi kelas

Kepala sekolah mengopservasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Tujuan observasi yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengetahui objek yang diobservasi secara langsung, untuk mengetahui kekurangan yang ada pada guru saat pembelajaran berlangsung. (Sahertian, 2008: 55) observasi adalah suatu upaya untuk mengetahui pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas tanpa berinteraksi langsung dengan objek.


(34)

18 Observasi kelas dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas akan tetapi kepala sekolah tidak terlibat langsung di dalam kelas melainkan mengawasi pembelajaran dari luar kelas.

2.3.2 Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas adalah salah satu teknik supervisi yang sangat penting dalam mendapatkan informasi yang akurat tentang kinerja guru, baik yang berkenaan dengan kelebihan maupun kekurangannya. Karena itu bahwa kunjungan kelas merupakan teknik yang paling efektif untuk mengamati guru bekerja, alat, metode dan teknik mengajar, serta untuk mempelajari situasi belajar secara keseluruhan dengan memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi perkembangan murid (Murrsel dalam Suhartian, 2008: 52).

Neagley dan Evans ( dalam Saefudin, 2000: 23) mengungkapkan bahwa, ... clasroom visits, observation and individual conference constitute the core of a

staff”. Observasi dan pembicaraan individual bagaikan tulang punggungnya

supervisi instruksional. “...observation and individual conference as the backbone instructional supervision.

Untuk mendapatkan hasil supervisi yang optimal dan efektif supervisor harus memiliki sasaran yang jelas, dipersiapkan dengan teliti, dan dilaksanakan dengan sangat berhati-hati dan disertai dengan budi bahasa yang baik (Neagley & Evan dalam suhartian, 2008: 53). Sejalan dengan itu maka dalam pelaksanaannya perlu memperhatikan beberapa kriteria yaitu:


(35)

19 2) Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki dan

meningkatkan kemampuan guru

3) Menggunakan format pembinaan tertentu untuk mendapatakan data yang objektif.

4) Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina, sehingga menimbulkan sikap saling pengertian

5) Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu proses belajar-mengajar.

6) Pelaksanaan diikuti dengan program tindak lanjut.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kunjungan kelas merupakan salah satu teknik supervisi yang amat penting dan memiliki peranan yang cukup besar dalam membina dan membimbing guru. Melalui kunjungan kelas, supervisor dapat melihat secara langsung performance guru dalam melaksanakan tugas. Agar kunjungan kelas ini efektif sesuai dengan yang diharapkan, maka supervisor harus memiliki program yang terencana, tujuan yang jelas, mempersiapkan instrumen dan dilaksanakan dengan santun.

2.3.3 Pembicaraan Individual

Seperti yang telah diungkap sebelumnya bahwa kunjungan kelas dan pembicaraan individual merupakan teknik supervisi yang paling utama. Pembicaraan individual dalam supervisi adalah bentuk pembinaan melalui dialog atau tukar menukar informasi antara supervisor dan guru.

Persoalan-persoalan yang dapat dilaksanakan melalui pembicaraan individual ini antara lain adalah: 1) masalah yang berkaitan dengan mengajar; 2) Kebutuhan yang dirasakan oleh guru; 3) Masalah yang berkenaan dengan pilihan dan pemakaian alat, teknik dan prosedur pengajaran; 4) Termasuk masalah-masalah yang dianggap kepala sekolah perlu pendapat guru (Sutisna dalam Saefudin, 2009: 59).


(36)

20 Menurut Satori, (2009: 123) dengan mengutip pendapat Jarvis dan Pounds mengemukakan bahwa beberapa tujuan supervisi melalui pembicaraan individual adalah untuk:

1) Memberi semangat 2) Memberi motivasi

3) Promosi untuk kenaikan jabatan 4) Mendorong kearah perbaikan

5) Merencanakan untuk observasi berikutnya 6) Mengecek keluhan orang tua dan

7) Menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak-anak.

Biasanya pertemuan individu akan berlangsung sebelum dan sesudah supervisor melaksanakan observasi kelas, atau dapat juga terjadi diluar waktu tersebut. Pada saat sebelum observasi kelas, supervisor dan guru akan berdiskusi sekitar program pembelajaran termasuk materi dan metode pelajaran yang akan dipergunakan. Dan setelah observasi, supervisor akan membicarakan hasil observasi yang mencakup semua peristiwa yang terjadi saat pembelajaran berlangsung, baik tentang kelebihan yang perlu dipertahankan dan dikembangkan, maupun kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki. Agar pelaksanaan pertemuan individual ini efektif, supervisor harus merencanakan dan mempersiapkan pertemuan individual, sebaiknya melalui kesepakan dengan guru baik dalam hal penentuan waktu pertemuan maupun materi yang akan dibicarakan.

2.3.4 Rapat Dewan Guru

Rapat dewan guru adalah pertemuan antara guru dan kepala sekolah untuk membahas semua persoalan yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran. Pada


(37)

21 umumnya rapat ini disiapkan oleh kepala sekolah dan wakilnya, dan dalam membicarakan masalah pengajaran mereka ini bertindak sebagai supervisor (Pidarte, 2009: 232). Rapat dewan guru merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang amat penting, karena melalui rapat dewan guru ini paling tidak ada dua bentuk pembinaan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah yaitu:

(1) Pemberian informasi tentang hal-hal yang berkenaan dengan inovasi pendidikan. Seperti informasi tentang pelaksanaan kurikulum baru dan kebijakan-kebijakan baru yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh guru.

(2) Pemberian petunjuk dan bimbingan tentang semua hal yang berkaitan dengan tugas guru dalam usaha meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran. Seperti bimbingan pembuatan program, pelaksanaan pembelajaran dan cara menganalisis hasil pembelajaran dan penilaian.

Sebagai media pengambilan keputusan terhadap berbagai permasalahan, termasuk untuk menindak lanjuti hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan (Burhanudin, 2004: 318).

2.4Evaluasi Supervisi Akademik

Evaluasi supervisi akademik adalah pemberian estimasi terhadap pelaksanaan supervisi pendidikan untuk menentukan keefektifan dan kemajuan dalam rangka mencapai tujuan supervisi pendidikan yang telah ditetapkan (Fathurrohman, evaluasi program supervisi pendidikan http//evaluasi pendidikan, 30 Agustus 2013). Dalam evaluasi program supervisi pendidikan untuk perbaikan pengajaran melibatkan penentuan perubahan yang terjadi pada periode tertentu, perubahan yang diharapkan dari semua personel dalam supervisi dan dalam perbaikan program melibatkan kepala sekolah (supervisor), guru, dan murid.


(38)

22 Evaluasi program supervisi pendidikan tidak berarti mengevaluasi suatu rencangan program supervisi pendidikan dalam arti rencana. Evaluasi program supervisi pendidikan berusaha menentukan sampai seberapa jauh tujuan supervisi pendidikan yang telah tercapai. Oleh sebab itu bukan saja programnya yang dievaluasi tetapi juga proses pelaksanaan dan hasil supervisi pendidikan.

Supervisor dan guru bekerjasama untuk membawa perubahan-perubahan dalam diri anak didik. Lebih dari pada itu semua yang harus dipertimbangkan sebagai ruang lingkup supervisi pendidikan adalah meliputi rencana perbaikan, organisasi perencanaan, tujuan yang akan dicapai, teknik-teknik pencapaian tujuan, dan perubahan-perubahan yang dilakukan di bidang kurikulurn dan bimbingan.

Menurut Ali Imron evaluasi supervisi pendidikan adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan supervisi akademik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya ( Imron, 2012: 196 ).

2.5Ruang Lingkup Supervisi Akademik

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa terdapat 10 kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seseorang guru. Sejalan dengan itu maka ruang lingkup supervisi akademik yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah tidak terlepas dari ke-10 kompetesi tersebut. Bila dikelompokkan ada lima pokok supervisi yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah. Pembagian ini didasarkan pada Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara yang menjelaskan tugas pokok guru yaitu: menyusun program, meneyajikan


(39)

23 program, evaluasi pembelajaran, analisis hasil evaluasi dan menyusun program perbaikan pengajaran.

Memperhatikan tugas pokok tersebut maka ada tiga hal pokok yang akan menjadi pusat perhatian kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi yaitu: Penguasaan kurikulum dan memahami materi pelajaran, Pengelolaan dan perencanaan pembelajaran, serta keterampilan mengajar.

2.5.1 Penguasaan kurikulum dan materi pelajaran

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” ( Depdiknas, 2004: 5). Sejalan dengan ketentuan tersebut maka dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan program pendidikan yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, maka guru harus memahami dan menguasai kurikulum, karena disamping akan memberikan arah dalam melaksanakan pembelajaran, kurikulum akan berfungsi sebagai pedoman bagi guru untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum. Memahami kurikulum berarti guru mampun menjawab pertanyaan-pertanyaan: (a) Tujuan apa yang harus dicapai?; (b) Bagaimana memilih bahan pelajaran guna mencapai tujuan tersebut?; (c) Bagaiamana bahan tersebut disajikan agar efektif diajarkan?; (d) Bagaimana efektivitas belajar dapat dinilai ?” ( S. Nasution, 2005: 12 ).

Untuk menjawab hal itu, maka guru harus melihat kurikulum, karena kurikulum telah menentukan tujuan pendidikan, mulai dari tujuan Institusional,


(40)

24 tujuan kurikuler, dan tujuan instruksinal. Kurikulum juga telah menetapkan kerangka materi atau bahan yang harus diajarkan, metode pembelajaran serta indikator-indikator yang harus dicapai melalui evaluasi atau penilaian. Dengan memahami tujuan dan hasil pembelajaran yang harus dicapai, berarti guru harus memahami dan menguasai materi pelaajaran serta metode apa yang seharusnya dipergunakan dalam pembelajaran tersebut.

Penguasaan materi dan kesesuaian metode yang dipergunakan akan menentukan kualitas proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran. “Karena itu guru tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan materi pelajaran yang telah ditetapkan kurikulum, tetapi lebih dari itu, guru harus menguasai dan menghayatinya secara mendalam”(Aqip, 2002: 85).

Sehingga siswa yang menerima dapat memahami (kognitif), menghayati (afektif) sekaligus dapat mengaplikasikan dengan baik (psikomotorik). Untuk mendorong agar guru menguasai materi pelajaran, kepala sekolah harus mengajak guru berdiskusi tentang materi dan tujuan materi itu diajarkan, kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran termasuk himbauan agar guru mencari dan memiliki beberapa sumber bacaan yang relevan dan tidak hanya terbatas pada buku paket saja.

Bagi kepala sekolah, pemahaman terhadap isi kurikulum akan berfungsi sebagai alat kontrol sekaligus mengetahui barometer pelaksanaan pembelajaran yang telah dan akan disampaikan guru. Melalui pengawasan yang dilaksanakan, kepala sekolah dapat mengklasifikasikan bantuan dan bimbingan apa yang seharusnya diberikan kepada guru. Sebagai pedoman, berarti guru harus memahami dan menguasainya agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.


(41)

25 2.5.2 Penyusunan Program Pembelajaran

Dalam penyusunan perencanaan dan program pembelajaran, ada lima hal pokok yang perlu mendapat perhatian dan bimbingan kepala sekolah yaitu penyusunan: Analisis Materi Pelajaran (AMP), Program tahunan (Prota), program semester (Proter), program satuan pelajaran (PSP), dan rencana pengajaran (RP)” ( Depdiknas, 2004 :32). Hal yang harus dilakukan oleh kepala sekolah salah satunya dengan membantu guru dalam membuat rencana pembelajaran ( Hadis, 2012: 52 ). Kepala sekolah membantu guru dalam penyusunan perencanaan pembelajaran yang akan di lakukan oleh guru, kepala sekolah membimbing guru saat akan membuat rencana pembelajaran.

Perencanaan program pembelajaran adalah suatu proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama kegiatan itu berlangsung, dalam kegiatan tersebut harus jelas tujuan, metode, dan penilaian yang secara umum harus ada ( Saefudin, 2009: 51 ).

2.5.3 Analisis Materi Pelajaran.

Analisis Materi Pelajaran yang sering disebut dengan AMP adalah menguraikan dan menjabarkan pokok bahasan atau materi pelajaran yang ada dalam KTSP dan strategi penyajiannya. Jabaran materi pembelajaran ini berfungsi sebagai acuan dalam menyusun program, baik program tahunan, semester, program satuan pelajaran dan rencana pelajaran ( Depdiknas, 2004 :32). Analisi mata pelajaran berguna untuk memilah-milah materi pokok yang akan disampaiakan kepada siswa dan dan menyusunya kedalam silabus pembelajaran.


(42)

26 2.5.4 Program Tahunan dan Program Semester

Program tahunan yang sering disebut Prota adalah perencanaan pembelajaran suatu mata pelajaran untuk setiap tingkat kelas dalam satu tahun pelajaran. Sedangkan program semester disusun berdasarkan program tahunan untuk kegiatan pembelajaran selama enam bulan. Penyusunan perencanaan tahunan ini didasarkan pada:

(1) Banyaknya bahan (materi) pelajaran dalam satu tahun pelajaran (2) Analisis materi pembelajaran yang telah dibuat.

(3) Alokasi waktu yang tersedia, yang berdasarkan pada: (a) Susunan program (pada landasan, program dan pengembangan); (b) Kalender pendidikan; (c) Perhitungan minggu yang efektif untuk pembelajaran; (d) Perhitungan waktu untuk ulangan harian dan ulangan umum; (e) Perhitungan waktu untuk perbaikan dan pengayaan; (f) Waktu cadangan (jika ada waktu yang tersita oleh kegiatan sekolah).

2.5.5 Program satuan pelajaran dan rencana pembelajaran

Program satuan pelajaran adalah program yang memuat satuan pelajaran untuk beberapa kali pertemuan tatap muka, yang disesuaikan dengan banyaknya materi yang terkandung dalam satuan pelajaran tertentu. Setiap kali pertemuan tatap muka, guru harus menyusun rencana khusus yaitu rencana pembelajaran (RP). Program satuan pembelajaran yang dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran, agar prosesnya mengacu pada tujuan pembelajaran dan berjalan dengan efektif dan efisien.


(43)

27 Dalam merumuskan perencanaan program satuan pelajaran ini perlu memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

(1) Materi dan tujuan mengacu pada GBPP

(2) Kegiatan pembelajaran mencerminkan pembelajaran siswa aktif. (3) Terdapat kesesuaian antara tujuan, materi dan penilaian.

(4) Dapat dilaksanakan dengan baik. (5) Mudah dimengeri dan dipahami.

Sedangkan rencana pembelajaran (RP) adalah persiapan pembelajaran yang disusun guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar setiap kali pertemuan tatap muka. Komponen-komponen yang harus ada dalam rencana pembelajaran ini adalah:

(a) Tujuan pembelajaran khusus (b) Materi pembelajaran

(c) Kegiatan pembelajaran (d) Alat penilaian proses

(e) Alat peraga / media pembelajaran yang diperlukan.

2.5.6 Pelaksanaan Pembelajaran

Kata pembelajaran merupakan padanan kata “instrution” dalam bahasa Inggris memiliki pengertian yang lebih luas dari kata pengajaran. Pengajaran ada pada konteks guru-murid di dalam secara formal, sedangkan pembelajaran atau

intruction mencakup pula kegiatan belajar-mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik.“karena dalam pembelajaran yang ditekankan adalah proses belajar, sehingga usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sember


(44)

28 belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa disebut pembelajaran”(Sadirman, 2001: 7).

Dengan demikian berarti bahwa dalam proses pembelajaran bukan hanya interaksi edukatif antara guru dan siswa secara langsung saja, tetapi juga meliputi interaksi yang tidak langsung. Proses yang demikian itu akan terjadi apabila guru memberikan motivasi dan dapat menciptakan siswa belajar aktif, seperti dengan melaksanakan diskusi, observasi atau penelitian, yang pada intinya akan membawa siswa untuk mendapatkan pemahaman dan pengetahuan baru.

Seperti diketahui bahwa mengajar merupakan suatu proses yang kompleks yang bukan hanya terbatas pada proses transfer of knowledge dari guru kepada siswa, tetapi banyak hal yang harus dipertimbangkan dan dilakukan karena inti pokok yang hendak dicapai adalah upaya internalisasi nilai kedalam pribadi siswa. Oleh sebab itulah maka dalam merumuskan pengertian mengajar tidak sesederhana yang dibayangkan.

Belajar tidak dalam arti sempit atau terbatas pada penambahan ilmu dan pengumpulan sejumlah ilmu pengetahuan saja. Tetapi lebih dari itu, terjadinya perubahan tingkah laku anak sehingga terbentuk suatu kepribadaian baru. Karena itu maka belajar bukan hanya sebatas penguasaan materi atau bahan pelajaran tetapi seperti yang dikemukakan oleh Sardiman bahwa: “Belajar itu akan lebih baik bila sipembelajar mengalami sendiri atau yang melakukan, dalam arti belajar itu tidak verbalistik”. Atau dengan kata lain; terbentuknya pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam tingkah laku yang baru berkat adanya pengalaman dan latihan”.


(45)

29 Sejalan dengan pengertian di atas, maka layanan bantuan supervisi harus tertuju pada:

(1) Alur proses pembelajaran yang meliputi, kemampuan dalam membuka pertemuan (apersepsi atau ilustrasi), kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan menutup pelajaran

(2) Kesesuaian konsepsi mata pelajaran dengan pendekatan (3) Penguasaan materi pelajaran

(4) Kesesuaian dengan program yang telah dirancang guru (5) Kesesuaian materi dengan metode yang dipergunakan (6) Penggunaan alat praga / media pembelajaran

(7) Penggunaan bahasa yang baik dan benar (8) Pelaksanaan interaksi di dalam kelas. (9) Kemampuan menguasai kelas

Disamping itu, supervisor juga harus mengamati keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi:

(a) Keterampilan bertanya (questioning skill)

(b) Keterampilan memberi penguatan (reinforcement skills) (c) Keterampilan mengadakan variasi (variation skills) (d) Keterampilan menjelaskan (explaning skills)

(e) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set iduction and cclosure) (f) Keterampilan membimbing diskusi.

(g) Keterampilan mengelola kelas

(h) Keterampilan mengajar perseorangan (Usman, 2002: 74)

Untuk memberi gambaran tentang ke-8 keterampilan tersebut, berikut ini akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut:


(46)

30 2.5.7 Keterampilan Bertanya

Pelaksanaan pembelajaran, guru harus memiliki keterampilan bertanya, karena dengan pertanyaan yang baik, jelas dan mudah dimengerti, akan memberikan dampak positif terhadap siswa, baik dalam hal menumbuhkan minat, antusias dan partisipasi dalam mengikuti pelajaran maupun dalam mengembangkan daya nalar siswa. Siswa yang mampu menjawab pertanyaan, biasanya akan merasa senang dan karenanya semua siswa akan berlomba untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan, dengan cara itu guru secara langsung telah membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

2.5.8 Keterampilan memberi penguatan (reinfocement skills)

Hal ini diperlukan untuk pemberian motivasi dan meningkatkan minat belajar siswa, baik dengan cara verbal seperti; memberikan pujian dan penghargaan, maupun dalam bentuk non verbal seperti gerak isyarat dan cara pendekatan (approach). Penguatan seperti itu dapat memodifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa sekaligus akan menjadi feedback dalam hal mendorong atau mengoreksi tingkah laku siswa.

2.5.9 Keterampilan Menjelaskan

Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada siswa tentang materi pelajaran yang disampaikan. Guru yang terampil menjelaskan materi pelajaran, akan memudahkan siswa dalam memahami materi


(47)

31 yang disampaikan, demikian juga sebaliknya, siswa akan sulit memahami materi pelajaran apabila guru kurang terampil dalam menjelaskan pelajaran.

2.5.10 Diskusi

Merupakan salah satu metode belajar siswa aktif yang perlu dilaksanakan untuk mengoptimalkan pemahaman siswa tentang sesuatu permasalahan sekaligus membimbing mereka dalam memecahkan masalah. Tujuan tersebut akan tercapai apabila guru memiliki pengetahuan tentang cara berdiskusi yang baik.

2.5.11 Keterampilan Mengelola Kelas

Iklim belajar yang kondusif dan maksimal, akan tercipta apabila guru terampil dalam mengelola kelas, baik dalam pengaturan tempat duduk siswa, pengendalian suasana kelas, penyediaan media atau alat pelajaran yang menarik, kesemuanya itu akan mempengaruhi proses pembelajaran. Dengan demikian berati bahwa kemampuan mengelola kelas merupakan prasyarat untuk menciptakan pembelajaran yang efektif.

2.5.12 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan

Maksudnya guru tidak saja berhadapan dengan jumlah murid dalam jumlah besar (klasikal), tetapi juga dalam kelompok kecil atau perorangan. Dalam situasi seperti itu, guru dapat memberi perhatian yang lebih besar, membantu siswa dengan lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan siswa baik dalam pemberian tugas atau dalam menilai kemampuan siswa dengan cara yang


(48)

32 lebih tepat. Cara ini akan memungkinkan siswa belajar lebih giat, kreatif dan penuh tanggung jawab.

2.5.13 Evaluasi

Untuk memperoleh informasi tentang pencapaian hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran”. Lebih lanjut ditegasnnya bahwa rumusan evaluasi mempunyai tiga implikasi;

Pertama, evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, bukan hanya pada akhir pengajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaran sampai dengan berakhirnya pengajaran. Kedua, proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran. Ketiga, evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan guna membuat keputusan (Hamalik, 2003: 210)

Sejalan dengan itu maka yang akan menjadi pusat perhatian supervisor terhadap pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah:

a. Pelaksanaan ulangan harian (formatif) dan ulangan semester (sumatif)

b. Apakah Bentuk dan butir soal yang disusun guru telah memenuhi persyaratan c. Prosedur dan pelaksanaan ulangan

d. Apakah kertas kerja ulangan dikoreksi dengan baik, dan hasilnya dikembalikan

e. Apakah nilai tugas, nilai ulangan dimasukkan kedalam buku nilai.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan oleh supervisor adalah analasis hasil ulangan dan tindak lanjutnya. Analisis hasil penilaian sangat penting artinya untuk


(49)

33 mencari kelemahan pelaksanaan proses pembelajaran baik dari sudut metode maupun dalam pengorganisasian interaksi secara keseluruhan maupun dalam penyusunan butir-butir soal yang diujikan. Analisis hasil ulangan yang baik, akan memuat prosentase ketuntasan belajar, prosentase daya serap, analisis butir soal yang sebahagian besar tidak bisa dijawab siswa, serta menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

2.6Kompetensi Pedagogik guru

Sejalan dengan semakin tingginya persaingan aneka persfektif sosial ekonomi dewasa ini, telah memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat dalam hal persyaratan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam memasuki lapangan kerja. Sebagai konsekwensi logisnya maka tuntutan akan kompetensi dan profesionalisme kerja menjadi suatu persyaratan yang mutlak diperlukan. Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern. Hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin kompleks (Hamalik, 2003: 1).

2.6.1 Guru dan Kompetensi Pedagogik

Proses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi educatif untuk mencapai tujuan tertentu, dengan guru sebagai pemegang peranan utamanya. Secara umum memang diakui bahwa guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam upaya pembentukan watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Proses pembentukan


(50)

34 watak memerlukan penanganan yang manusiawi dan karenanya, sungguhpun dalam situasi tertentu tugas guru dapat dibantu oleh alat media lain, tetapi karena tugas mendidik merupakan pekerjaan profesional maka peranannya belum dapat digantikan oleh yang lain, termasuk produk teknologi yang secanggih apapun.

Sebagai profesi maka para guru dituntut memiliki kompetensi agar ia mampu melaksanakan tugasnya secara profesional. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab XI pasal 38 ayat 2 menjelaskan bahwa Tugas seorang guru adalah merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran dan melakukan pembimbingan dan pelatihan.

Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas tersebut di atas tugas pokok guru adalah:

2.6.2 Merencanakan program pembelajaran

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut maka secara implisit tergambar bahwa kurikulum merupakan pedoman dan landasan oprasional bagi implementasi proses pembelajaran di sekolah. Akan tetapi perlu diketahui bahwa dalam pelaksanaanya harus dibedakan antara: “official, written curricullum dan kurikulum nyata (actual curicullum). Written curriculum merupakan kurikulum resmi sebagai acuan bagi pelaksanaan pengajaran di kelas. Sedangkan kurikulum nyata merupakan kurikulum yang dilakukan oleh guru di kelas (Syaodih, 2001: 194).


(51)

35 Karena itu maka betapun bagusnya rumusan kurikulum formal, tetapi belum menjadi jaminan bahwa apa yang tertuang dalam kurikulum tersebut akan teraktualisasikan di dalam proses belajar mengajar seperti yang diharapkan, karena aktualisasi kurikulum di dalam kelas sangat tergantung pada peranan yang dilaksanakan oleh guru sebagai “the man behind the gun-nya penerapan kurikulum tersebut.

Dengan demikian berarti bahwa peranan guru sangat menentukan dalam penyusunan dan pelaksanaan kurikulum. Oleh sebab itu tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa indikator keberhasilan guru adalah kemampuannya menjabarkan, memperluas dan menciptakan relevansi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi. Kesemuanya itu akan terlihat dari kemampuannya dalam menyusun Analisis Materi Pelajaran, Penyusunan Program Tahunan, Program Semesteran, Program Satuan Pelajaran, Rencana Pembelajaran dan Analisis hasil pembelajaran. Penyusunan program pembelajaran akan baik dan terarah, apabila memiliki pemahaman yang baik tentang tujuan pendidikan, dan Kalender pendidikan.

2.6.3 Melaksanakan Proses Pembelajaran

Pada dasarnya pelaksanaan proses pembelajaran terdiri dari mendidik, mengajar, membimbimbing, melatih dan menilai. Mendidik maksudnya adalah meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. “Atau dengan kata lain suatu upaya dan kegiatan guru dalam memberikan petunjuk dan keteladanan. Aspek yang dominan dalam pelaksanaannya adalah aspek apektif (Sikap dan Nilai)” (Paraba, 2005: 10).


(52)

36 Mengajar merupakan suatu proses yang dilakukan guru dalam untuk mentransfer atau memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. “Atau suatu usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa/peserta didik.” (Sardiman, 2001: 50). Membimbing dan melatih maksudnya adalah mengajak, mengarahkan, memberi contoh dan memberi petunjuk, latihan dan bimbingan dalam usaha mengembangkan keterampilan peserta didik.

Dalam pelaksanaannya banyak faktor yang harus dikuasi oleh seorang guru, antara lain, disamping memahami dengan sungguh sungguh materi yang sudah dipersiapkan, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan menguasai kelas, memberikan motivasi dan minat belajar, menggunakan metode yang tepat, mendesain strategi pembelajaran serta mampu menyediakan dan menggunakan media pembelajaran serta pemanfaatan sumber belajar.

2.6.4 Menilai Hasil Pembelajaran

Penilaian merupakan upaya untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran (Aqip, 2002: 69). Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan itu sudah cukup tepat” (Usman, 2002: 11). Penilaian hasil belajar itu pada dasarnya berfungsi sebagai alat diagnostik untuk pengembangan program, perencanaan dan pengembangan kurikulum.

Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang berkenaan dengan kemajuan siswa, pembinaan kegiatan belajar, mendorong motivasi belajar, serta membantu perkembangan tingkah laku siswa. Berkenaan dengan itu maka, untuk tercapainya tujuan evaluasi dengan baik dan benar,


(53)

37 seorang guru memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan penilaian.

2.7Kerangka Pikir

Kepala sekolah adalah figure yang paling menentukan bagi maju mundurnya sekolah, hal ini karena ia berfungsi sebagai leader sekaligus sebagai manajer. Sebagai leader ia harus mampu menggerakkan, mengarahkan dan mengoptimalkan kinerja guru agar mereka dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Sedangkan sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu membuat perencanaan, melaksanakan, mengatur, mengendalikan, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan program baik yang berkenaan dengan program pembelajaran maupun yang berkaitan dengan administrasi sekolah.

Supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari pemberi supervisi pada akhirnya ialah memberikan layanan dan bantuan.

Melalui supervisi akademik, kepala sekolah dapat memberikan bimbingan dan bantuan secara langsung kepada guru-guru untuk menstimulasi dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, serta mendorong terciptanya kreativitas guru dalam meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran.

Karena itu, dalam pelaksanaanya perlu diperhatikan karakteristik-karakteristik supervisi akademik, yaitu:

1. Supervisi diberikan berupa bantuan (bukan perintah) sehingga inisiatif tetap berada pada para guru


(54)

38 2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru yang dikaji bersama kepala

sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan

3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan kepala sekolah

4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan interpretasi guru

5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dan supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru

6. Supervisi akademik sedikitnya memiliki tiga tahap yaitu; pertemuan awal, observasi dan umpan balik.

7. Adanya penguatan dan umpan balik dari kepala sekolah sebagai supervisor terhadap perubahan perilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan

8. Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan dan memecahkan suatu masalah”

Selanjutnya berbicara tentang kompetensi pedagogik guru, sebagaimana diketahui bahwa belum semua guru memiliki standar komptensi profesi yang memadai, dan untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan pembinaan yang berkesinambungan baik melalui berbagai pelatihan maupun melalui layanan supervisi yang terarah dan terpadu, sehingga semua guru dapat memenuhi standar kompetensi sesuai dengan yang diharapkan.

Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu. Dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan sebaik-baiknya.


(55)

39 Lebih jelasnya kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Input Proses Output

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian -Pelaksanaa Supervisi

Akademik Kepala Sekolah

-Teknik Supervisi Akademik Kepala Sekolah

-Evaluasi Supervisi Akademik

-Tanggapan Guru terhadap Pelaksanaan Supervisi Akdemik Perencanaan

Supervisi Akademik dan

SDM

Peningkatan Kompetensi Pedagogik,


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, bahwa pendekatan kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000: 3) .

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental tergantung dari pengamatan pada manusia baik pada kawasannya maupun dalam peristilahannya (Kirk dan Miller, 1999: 4).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sebab peneliti ingin mengetahui fenomena yang berkembang sebagai kesatuan yang diketahui secara utuh tanpa terikat oleh suatu variabel atau hipotesa tertentu dengan metode penelitian, peneliti menggunakannya tentu untuk memudahkan peneliti agar lebih dekat dengan subyek yang sedang diteliti oleh peneliti, dan lebih peka terhadap pengaruh berbagai fenomena yang terjadi di lapangan.

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang relefan tentang implementasi supervisi akademik oleh kepala sekolah pada guru di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru yang


(57)

41 digali dari berbagi sumber, baik peneliti maupun pihak sekolah sendiri sehingga manfaat dari penelitian ini dapat dirasakan bersama.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian implementasi supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan pedagogik guru di SMP Negeri 1 Punggur Kabupatan Lampung Tengah. Lokasi sekolah tempat penelitian ini di Jalan Pendidikan kelurahan Tanggulangin Kecamatan Punggur Lampung Tengah Propinsi Lampung (terlampir denah lokasi SMP Negeri 1 Punggur).

3.3 Sumber Data

Data penelitian ini diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Data primer artinya data yang dianggap sebagai data utama dalam penelitian yang sumbernya merupakan sumber primer (Surahmad dalam Sugiono, 2009: 134) artinya diperoleh langsung dari responden yaitu kepal sekolah, guru dan siswa dan lain sebaginya.

Pengertian sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini yaitu manusia dan non manusia. Sumber data manusia adalah kepala sekolah, guru, siswa. Penelitian ini menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden. Sedangkan sumber data non manusia adalah apabila peneliti menggunakan tekhnik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data (Arikunto, 2009: 129).


(58)

42 Sedangkan macam-macam data itu sendiri ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subyek penelitian pada saat penelitian dilakukan. Adapun sumber data primer yaitu kepala sekolah dan guru. Data sekunder adalah data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer yang juga diperoleh secara langsung kegiatan penelitian di lapangan. Adapun sumber data sekunder adalah pengawas sekolah, komite, dan siswa.

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata–kata,dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik (Moleong, 2000: 157).

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi situasi sosial (social situation) yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2008: 297). Sugiyono mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi. Dalam penelitian ini situasi sosial yang diteliti adalah kepala sekolah dan guru di SMP Negeri 1 Punggur.

Kemudian sampel penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi nara sumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Dalam penelitian ini nara sumber/informan terdiri dari 3 kelompok yaitu: manusia, dokumen dan iklim kerja.


(59)

43 Sumber data manusia adalah kepala sekolah dan guru. Sumber data dokumen berfungsi sebagai indikator dari produk kepemimpinan sebagai kepala sekolah, dengan demikian dokumen mencakup semua terkait dengan fokus penelitian. Sumber data suasana, ditujukan kepada hubungan fungsional dan sosial, yakni iklim sekolah yang diperoleh melalui diskusi, pengamatan dan peneliti berusaha mendekati melalui pergaulan dengan kepala sekolah, guru.

3.4 Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian kualitatif. Kehadiran peneliti selama kurang lebih dua bulan di lapangan untuk memperoleh informasi atau seperangkat data yang dibutuhkan oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap penelitian awal (di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah) ini, peneliti menemui kepala sekolah untuk meminta izin kepada kepala sekolah berkaiatan dengan penelitian untuk mengetahui informasi tentang implementasi supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala SMP Negeri 1 Punggur dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru tersebut, selanjutnya mengumpulkan data sesuai dengan waktu senggang subjek penelitian.

Secara singkat prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan adalah diawali dari kepala sekolah sebagai informan yang paling dominan dalam penelitian ini. Kemudian kepada guru yang mengajar di SMP Negeri 1 Punggur dan memberitahukan tentang penelitian ini, kemudian yang terakhir pengumpulan data (arsip) yang ada.


(60)

44 Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen atau pengumpul data untuk mengola dan menyimpulkan data yang diteliti. Maka peneliti disini bertindak sebagai kunci sekaligus pengumpul data. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat mengetahui dan mehami gambaran yang otentik dan utuh tentang subyek penelitian.

3.5 Aspek yang Diteliti

Penelitian ini ada dua aspek yang akan diteliti yaitu supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Punggur dan pedagogik guru di SMP Negeri 1 Punggur.

3.5.1 Supervisi Akademik

Aspek supervisi akademik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.5.1.1Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan

perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir kritis dan naluri kewirausahaan.

3.5.1.2Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah atau mata pelajaran di sekolah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

3.5.1.3Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa.


(61)

45 3.5.1.4Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa.

3.5.1.5Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.

3.5.1.6Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.

3.5.2 Kompetensi Pedagogik Guru

Kemampuan Pedagogik guru, yang mencakup:

3.5.2.1Penguasaan materi pelajaran, meliputi; bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut

3.5.2.2Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan 3.5.2.3Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

a. Kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar

b. Kemampuan personal yang mencakup:

3.5.2.4Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan.

3.5.2.5Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dimiliki guru.

3.5.2.6Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai anutan dan teladan bagi para siswanya.


(1)

116

Bagi guru yang disupervisi hendaknya berfikir secara positif ketika kepala sekolah melakukan supervisi, jangan acuh-takacuh dan meremehkan, karena supervisi pada hakekatnya untuk menilai kinerja guru untuk ditindak lanjuti jika ada yang kurang, dan agar pendidikan di sekolah bisa lebih baik sehingga menghasilkan lulusan yang berprestasi.

6.3Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis ingin mengemukakan pokok-pokok pikiran untuk perbaikan layanan supervisi akademik di SMP Negeri 1 Punggur dalam bentuk saran, dengan harapan dapat ditindak lanjuti oleh instansi yang memiliki otoritas untuk melaksanakannya. Sejalan dengan itu maka kebijakan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas sekolah termasuk dalam hal pelaksanaan supervisi pendidikan, penulis menyarankan agar:

6.3.1 Bagi kepala sekolah harus lebih mempertegas dalam membedakan antara pembicaraan supervisi dengan pembicaraan biasa ketika berhadapan dengan guru, kepala sekolah hendaknya mensupervisi lalu mengevaluasi hasil supervisi yang dilakukan dan mengumumkan hasil dari supervisi tersebut agar guru bisa langsung melihat hasil dari supervisi apakah meningkat atau menurun.

6.3.2 Bagi guru agar lebih meningkatkan kompetensi pedagogiknya tanpa harus selalu dibimbing oleh kepala sekolah, kepala sekolah hendaknya memberikan


(2)

117

kesempatan kepada guru untuk mengikuti siminar atau pelatihan yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru, tidak hanya ketika ada seminar yang diadakan oleh pemerintah, akan tetapi handaknya yang diadakan oleh semua lembaga.

6.3.3 Bagi dinas pendidikan agar menentukan kriteria yang jelas dan trasparan dalam pemilihan dan pengangkatan kepala sekolah, termasuk mengkaji ulang kinerja kepala sekolah yang sudah ada, terutama dalam hal kepemimpinan, wawasan tentang kependidikan dimasa depan, pemahaman tentang administrasi pendidikan, pemahaman dan pengetahuan tentang ilmu pendidikan dan keguruan, serta mengadakan uji kelayakan terhadap calon kepala sekolah yang akan diangkat.

Melakukan training dan in service training kepada kepala sekolah baru terutama yang berkenaan dengan kepemimpinan, administrasi pendidikan dan hal yang berkenaan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya tentang arti pentingnya supervisi akademik.

Mengingat kinerja kepala sekolah yang cukup berat dan memiliki waktu yang terbatas untuk melaksanakan supervisi pendidikan, maka harus ada upaya yang signifikan dari Kepala Bidang sekolah dan Pendidikan Nasional untuk memberdayakan Pengawas Pendidikan Nasional agar lebih meningkatkan pelaksanaan tugas supervisi dengan baik.


(3)

118

6.3.4 Bagi peneliti, penelitian ini hanya berfokus pada implementasi supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru, Untuk peneliti selanjutnya dapat dikembangkan dengan fokus penelitian yang lebih luas dengan pembahasan yang lebih luas lagi agar bisa menggali pengetahuan yang lain berkaitan dengan supervisi akademik dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik.


(4)

119

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Alpabeta

Atkinson, R.C dan E.R. Hilgar. Pengantar Psikologi. diterjemahkan oleh NurjanahTaufik dan Rukmini Barhana.2001, Jakarta: Erlangga.

Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.

Burhanudin. 2004. Analisis Administerasi Manajmen dan Kepemimpinan

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam

Membina Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2004. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional: Jakarta

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Fathurrohman. Evaluasi Program Supervisi Pendidikan http//evaluasi pendidikan, 30 Agustus 2013.

Hadari Nawawi dan HM. Martini. 2005. Instrument Pendekatan Sosial, Suatu

Pendekatan Proposal. Yogyakarta: UGM.

Hadis, Abdul. 2012. Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alpa Beta.

Hamalik, Oemar. 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bina Aksara.

Husaini, Usman dan Purnomo, Setiady. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Irwanto. 2002. Psikolosi Umum. Jakarta: Prenhallindo.

Imron, Ali. 2012. Supervisi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Latunaka. 2010. Metode Pengamatan. dalam http://latunaka.com/


(5)

120

Mahmuddin. 2011. Kompetensi Pedagogic Guru. dalam http://mahmuddin. wordpress.com/ diakses pada19 November.

Moleong, Lexsi, J. 2000. Penelitian Kualitatif . Bandung: Rosdakarya.

Mulyasa, 2007, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 2005. Berbagai pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bina Aksara.

Paraba, Hadirja. 2005. Metode Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

Piet Sahertian dan Frans Mataheru. 1981. Prinsip Dan Teknik Supervisi

Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Pidarta, Made. 2009. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sahertian, Piet A. 2008. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, Arief. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.

Satori, Jaman. 2009. Supervisi Akademik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & B, Bandung: Alpabeta.

Sardiman, Arif. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.

Supriadi, Dedi. 2008, Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Subari, 2000. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Soetjipto, Raflis K. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Suprapto. 2003. Teknik Penelitian. Bandung: Alpabeta.

Surahmad. 2000. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaifudin Saud, Udin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alpabeta Syaodih, Nana. 2001. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Usman, Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Edisi Kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

121

Wirawan. 2002. Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia.