UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL BUAH JARAK MERAH (Jatropha gossypifolia) PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI KARAGENIN

SKRIPSI
IZZUDDIN AGRORAMADHAN
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK
ETANOL BUAH JARAK MERAH (Jatropha
gossypifolia) PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI
KARAGENIN

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

Lembar Pengesahan

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK
ETANOL BUAH JARAK MERAH (Jatropha
gossypifolia) PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI
KARAGENIN

SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada

Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang
2016

Oleh :
Izzuddin Agroramadhan
NIM : 201110410311130

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Siti Rofida, S.Si.,M.Farm.,Apt

Ahmad Shobrun Jamil,S. Si., MP

NIP 114. 0804. 0453


NIP 113. 0907. 0469

ii

Lembar Pengujian
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK

ETANOL BUAH JARAK MERAH (Jatropha
gossypifolia) PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI
KARAGENIN

SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji pada tanggal 1 Februari
2016

Oleh
Izzuddin Agroramadhan
NIM: 201110410311130
Tim Penguji


Penguji I

Penguji II

(Siti Rofida, S. Si., M. Farm., Apt.)

(Ahmad Sobrun Jamil, S. Si., M. P.)

Penguji III

Penguji IV

(Enggrid Juni Astuti, M. Farm., Apt.)

iii

(Dian Ermawati, M. Farm., Apt.)

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah serta Karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL BUAH
JARAK MERAH (Jatropha gossypifolia) PADA TIKUS JANTAN YANG
DIINDUKSI KARAGENIN” untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat
Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada hamba dan
utusan –Nya Muhammad Shollallahi ´Alaihi Wasallam yang telah mengajarkan
kepada umatnya untuk senantiasa berjalan di atas ilmu dan keyakinan.
Penghargaan tiada terkira kepada semua pihak yang telah memberikan
andilnya dalam penyelesaian skripsi ini, dengan segala kerendahan dan ketulusan
hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

ALLAH SWT, tuhan semesta alam yang memberikan rahmat, nikmat dan
hidayah NYA, serta Rasulullah SAW, yang sudah menuntun kita ke jalan
yang benar.

2.

Ibu Siti Rofida, S.Si. M.Farm.Apt selaku dosen pembimbing I yang penuh

kesabaran

dalam

membimbing

serta

mengarahkan

penulis

demi

menyelesaikan skripsi ini.
3.

Bapak Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P. selaku dosen pembimbing II yang
penuh semangat dalam mendukung, mengarahkan dan membimbing serta
selalu memberikan motivasi.


4.

Ibu Enggrid Juni Astuti, M.Farm.,Apt. dan Ibu Dian Ermawati, M.Farm.,Apt
selaku dosen penguji kritik dan saran yang diberikan untuk menjadikan
skripsi ini lebih baik.

5.

Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm., Apt.,M.Si. selaku kepala Laboratorium
Kimia Farmasi atas arahannya selama ini.

6.

Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

7.

Mba Evi dan mas Miftah atas bimbingan dan bantuannya selama di

laboratorium.

iv

8.

Ibu Nailis Syifa, S.Farm., MSc., Apt selaku ketua program studi farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.

9.

Ibu Dian Ermawati, M.Farm.,Apt selaku dosen wali atas arahannya selama
ini.

10. Ayahanda Saifuddin M.Noor, Sp dan Ibunda Misnah tercinta serta ketiga
adek penulis Akrabuddin Agrrioryzae, Fitri Nurrahmaniah dan Din Fachrudin
Pamungkas atas kepercayaan, doa, kasih sayang dan dukungan baik secara
moril maupun materil dan menjadi pendengar setia.
11. Enis Anike Yunanti yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.

12. Sahabat terbaik dan seperjuangan Hasby S. Hassbullah, Yubila abimayu,
Abdul Hafid, Aris Munandar dan Firdaus terimakasih atas bantuan kalian
dalam segala hal serta motivasinya yang sangat membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan kelompok skripsi Ifad Prabowo dan Wildan
Firdaus dengan keceriaan dan semangat kalian selama ini sebagai sahabat
yang membantu dan mendukung sehingga skripsi ini dapat selesai.
14. Teman-teman farmasi 2011 kelas C, yang telah memberi banyak dukungan
yang tidak bisa penulis tulis satu per satu.
15. Teman-teman farmasi angkatan 2011 dan 2012 atas motivasi dan
semangatnya yang tidak bisa penulis tulis satu per satu.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan bantuannya, baik moril maupun material.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini dan semoga bermanfaat bagi
pembaca dan penelitian berikutnya, amin.
Malang, 1 Februari 2016
Penulis
Izzuddin Agroramadhan


v

RINGKASAN
UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL BUAH JARAK
MERAH (Jatropha gossypifolia) PADA TIKUS JANTAN YANG
DIINDUKSI KARAGENIN
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di
dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga saat
ini, tercatat 7000 spesies tanaman telah diketahui khasiatnya namun kurang dari
300 tanaman yang digunakan sebagai bahan baku industri farmasi secara regular.
Sekitar 1000 jenis tanaman yang telah diidentifikasi dari aspek botani sistematik
tumbuhan dengan baik, 68% penduduk dunia masih menggantungkan sistem
pengobatan tradisional yang mayoritas melibatkan tumbuhan untuk
menyembuhkan penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia menggunakan obat
herbal untuk mendukung kesehatan mereka. Salah satu tanaman yang digunakan
sebagai obat tradisional adalah Jarak Merah (Jatropha gossypifolia) yang
digunakan sebagai analgesik dan antiinflamasi.
Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh
cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau

mengurung (sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera
tersebut. Salah satu tanda-tanda inflamasi adalah udem. Menurut penelitian ekstrak
akar Jarak Merah mempunyai efek antiinflamasi, sehingga penulis ingin menguji
secara laboratoris efek antiinflamasi ekstrak etanol buah Jatropha gossypifolia dan
membandingkannya dengan Na Diklofenak.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris yang bertujuan
mengetahui apakah ekstrak buah Jatropha gossypifolia dapat memberikan aktivitas
sebagai antiinflamasi dengan menghambat udem. Jumlah sampel yang digunakan
30 ekor tikus jantan yang dikelompokkan menjadi 6 kelompok, masing-masing
terdiri atas 5 ekor tikus. Kelompok I hanya diinduksi karagenin, kelompok II diberi
CMC Na, kelompok III diberi Na Diklofenak, kelompok IV diberi ekstrak buah
Jatropha gossypifolia dengan dosis 100 mg/kg BB, kelompok V diberi ekstrak buah
Jatropha gossypifolia dengan dosis 200 mg/kg BB dan kelompok VI diberi ekstrak
buah Jatropha gossypifolia dengan dosis 300 mg/kg BB. Sebelum diberi perlakuan,
kaki belakang tikus diukur volumenya menggunakan pletismometer. 30 menit
setelah perlakuan, disuntikkan karagen 1% subplantar dan menit ke 15, 30, 45, 60,
75, 90, 105, 120, 135, 150, 165 dan 180 diukur volume kakinya. Hasil pengukuran
lalu ditabulasikan dam dihitung rata-rata volume udem dan persentase hambatan
udem. Analisa statistik menggunakan uji parametrik One-way Anova. Hasil
penelitian menunjukkan Ekstrak buah jarak merah memiliki aktivitas sebagai

antiinflamasi.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
2.1 Tinjauan Tentang Tanaman Jarak Merah (Jatropha gossypiifolia L) . 8
2.1.1 Klasifikasi Tanaman .................................................................... 8
2.1.2 Nama Daerah ............................................................................... 9
2.1.3 Morfologi Tanamana ................................................................... 9
2.1.4 Daerah Asal dan Penyebaran Tanaman ....................................... 9
2.1.5 Khasiat ....................................................................................... 10
2.1.6 Kandungan ................................................................................. 10
2.2 Ekstraksi ............................................................................................ 11
2.2.1 Maserasi ..................................................................................... 16
2.2.2 Pemilihan Pelarut ....................................................................... 17
2.3 Tinjauan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ........................................ 18
2.4 Tinjauan Inflamasi ............................................................................. 18
2.4.1 Definisi Inflamasi....................................................................... 18
2.4.2 Tanda-Tanda Inflamasi .............................................................. 19
2.4.3 Mekanisme Terjadinya Inflamasi .............................................. 21
2.4.4 Mediator Inflamasi ..................................................................... 23
2.5 Antiinflamasi ..................................................................................... 24

vii

2.5.1

Antiinflamasi Steroid .............................................................. 25

2.5.2

Antiinflamasi Non Steroid ...................................................... 25

2.6 Natrium Diklofenak .......................................................................... 26
2.7 Tinjauan Hewan Coba ...................................................................... 28
2.7.1 Klasifikasi Tikus ........................................................................ 30
2.8 Karagenin ........................................................................................... 30
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................. 32
3.1 Skema Kerangka Konseptual ............................................................. 32
3.2 Uraian Kerangka Konseptual ............................................................. 33
BAB 4 METODE PENELITIAN...................................................................... 34
4.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 34
4.2 Tempat Penelitian .............................................................................. 34
4.3 Variabel Penelitian............................................................................. 34
4.3.1 Variabel Bebas ........................................................................... 34
4.3.2 Variabel Terikat ......................................................................... 34
4.4 Definisi Operasional Penelitian ......................................................... 34
4.5 Sampel Penelitian .............................................................................. 35
4.5.1 Kriteria Sampel .......................................................................... 35
4.6 Besaran Sampel ................................................................................. 35
4.7 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 36
4.7.1 Alat Penelitian ............................................................................ 36
4.7.2 Bahan Penelitian ........................................................................ 37
4.8 Prosedur Penelitian ............................................................................ 37
4.8.1 Tahap Persiapan Bahan .............................................................. 37
4.8.1.1 Pembuatan Ekstrak Buah Jatropha gossypifolia ........... 37
4.8.1.2 Identifikasi Senyawa Flavonoid .................................... 38
4.8.1.3 Pembuatan Sediaan Na Diklofenak ............................... 38
4.8.1.4 Pembuatan Sediaan Karagenin ...................................... 38
4.8.2 Tahap Persiapan Hewan Uji....................................................... 39
4.8.3 Tahap Perlakuan......................................................................... 39
4.9 Analisis Data .................................................................................... 40
4.10 Alur Penelitian ................................................................................. 41

viii

BAB 5 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 42
5.1. Hasil Determinasi Buah Jarak Merah (Jatropha gossypifolia) ........ 42
5.2. Hasil Serbuk Simplisia Buah Jarak Merah ....................................... 42
5.3. Hasil Ekstraksi Serbuk Buah Jarak Merah ....................................... 43
5.4. Hasil Uji KLT Ekstrak Etanol 96% Buah Jarak Merah .................... 43
5.4.1. Identifikasi Senyawa Flavonoid dengan KLT .......................... 43
5.4.2. Hasil Nilai Rf dari Kromatografi Lapis Tipis ........................... 44
5.5. Hasil Uji Aktivitas Antiinflamasi Pada Tikus Jantan ....................... 44
5.6. Hasil Analisis Data ........................................................................... 53
5.6.1. Hasil Uji One-way Anova Perubahan Persentase Hambatan
Volume Udem .......................................................................... 53
5.6.2. Hasil Uji post hoc Tuckey Perubahan Persentase Hambatan
Volume Udem .......................................................................... 53
BAB 6 PEMBAHASAN ................................................................................... 54
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 60
7.1. Kesimpulan ....................................................................................... 60
7.2. Saran ................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 61
LAMPIRAN ...................................................................................................... 67

ix

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

II.1. Volume Maksimum Larutan Kepada Hewan Coba ..................................... 28
II.2. Konversi Perhitungan Dosis Hewan dan Manusia ...................................... 29
V.1. Hasil KLT dari Ekstrak Etanol Buah Jarak Merah dengan Eluen N-Heksan
: Etil Asetat .................................................................................................. 44
V.2. Rata-rata volume udem telapak kaki tikus kelompok kontrol positif hewan
sakit .............................................................................................................. 45
V.3. Rata-rata volume udem telapak kaki tikus kelompok kontrol negatif ......... 46
V.4. Rata-rata volume udem telapak kaki tikus kelompok kontrol positif .......... 47
V.5. Rata-rata volume udem telapak kaki tikus kelompok Ekstrak Buah
Jatropha gossypifolia Dosis 100 mg/kg BB ................................................ 48
V.6. Rata-rata volume udem telapak kaki tikus kelompok Ekstrak Buah
Jatropha gossypifolia Dosis 200 mg/kg BB ................................................ 49
V.7. Rata-rata volume udem telapak kaki tikus kelompok Ekstrak Buah
Jatropha gossypifolia Dosis 300 mg/kg BB ................................................ 50
V.8. Rata-rata volume udem telapak kaki tikus pada setiap waktu
pengamanatan .............................................................................................. 51
V.9. Persentase hambatan volume udem pada telapak kaki tikus jantan pada
setiap waktu pengamatan ............................................................................. 52

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1. Tanaman jarak merah dan Buah jarak merah ......................................... ..8
2.2. Bagan mekanisme terjadinya inflamasi .................................................. 22
2.3. Struktur Na Diklofenak........................................................................... 27
3.1. Skema Kerangka Konseptual .................................................................. 32
4.1. Alur Penelitian ........................................................................................ 41
5.1. Buah jarak merah segar dan Serbuk simplisia buah jarak merah ........... 42
5.2. Ekstrak Kental Buah Jarak Merah .......................................................... 43
5.3. Hasil Identifikasi golongan Alkaloid dengan KLT dengan fase diam
Kiesel gel GF254; fase gerak N-Heksana – Etil Asetat + Asam Formiat
(4 – 6 + 2tts & 7 – 3 + 2tts); dan penampak noda Asam sulfat 10%
dalam aquadest. (a) UV 254nm (b) UV 365nm (c) setelah diberi
penampak noda (d) dilihat secara visual ................................................. 43
5.4. Diagram Garis Rata-rata Volume Udem Kontrol (+) Hewan Sakit ....... 45
5.5. Diagram Garis Rata-rata Volume Udem Kontrol (-) .............................. 46
5.6. Diagram Garis Rata-rata Volume Udem Kontrol (+) ............................. 47
5.7. Diagram Garis Rata-rata Volume Udem Ekstrak 100 mg/kg BB........... 48
5.8. Diagram Garis Rata-rata Volume Udem Ekstrak 200 mg/kg BB........... 49
5.9. Diagram Garis Rata-rata Volume Udem Ekstrak 300 mg/kg BB........... 50
5.10. Diagram Garis Rata-rata Volume Udem ................................................ 51
5.11. Diagram Garis Hambatan Udem Pada Setiap Waktu Pengamatan ........ 53

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ......................................................................... 67
2. Surat Pernyataan................................................................................... 68
3. Surat Determinasi Tanaman ................................................................. 69
4. Perhitungan Konversi Pemberian Dosis .............................................. 70
5. Tabel Hasil Penelitian .......................................................................... 73
6. Perhitungan Persen Hambatan ............................................................. 76
7. Tabel Analisis Data .............................................................................. 77
8. Foto Alat dan Bahan yang Digunakan ................................................. 80

xii

DAFTAR PUSTAKA
Albini, A. & Sporn., M.B., 2007, The Tumour Microenvironment as a Target for
Chemoprevention, Nature Reviews Cancer, 7, 139-147.
Apurba Sarker Apu, Faruq Hossain, Farhana Rizwan, Shakhawat Hossan Bhuyan,
Maima Matin, A.T.M Jamaluddin., 2013. Study of pharmacological
activities of methanol extract of Jatropha gossypifolia fruits: Journal of
Basic and Clinical Pharmacy. Department of Pharmacy, East West
University, Jahurul Islam City, Aftabnagar, Dhaka, Bangladesh
Arief, S., 2012. Hepatitis Virus. In: Juffrie, M., et al., ed. Buku Ajar
Gastroenterologi-Hepatologi. 3rd ed. Jakarta: IDAI, 285-305.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005. Peraturan
Perundangundangan di Bidang Obat Indonesia, Obat herbal
Terstandar dan Fitofarmaka, Jakarta, hal. 59
Barnes, J., Anderson L. A., and Philipson J. D., 1996, Herbal Medicine, 2nd
edition, Pharmacetical Press,London. p 313
Brunton, L., K. Parker, D. Blumenthal, L. Buxton. 2008. Goodman & Gilman’s
Manual of Pharmacology and Therapeutic. NewYork: McGrawHill.
DOI: 10.1036/0071443436
B.B. Panda, Kalpesh Gaur, M.L. Kori, L.K. Tyagi, R.K. Nema, C.S. Sharma and
A.K. Jain. 2009. Anti-Inflammatory and Analgesic Activity of Jatropha
gossypifolia in Experimental Animal Models. Global Journal of
Pharmacology 3 (1): 01-05, 2009. ISSN 1992-0075
Corwin, Elizabeth J. 2008. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Daili ES, Menaldi SL, Wisnu. 2005. Penyakit kulit yang umum di Indonesia
sebuah panduan bergambar. Jakarta: Medical Multimedia.
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Puspa Swara,
Anggota IKAPI. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000). Parameter Standart Ekstrak
Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, Direktorat Jendral Pengawasan Mutu
Obat dan Makanan, Jakarta.
Departemen kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman program
pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut untuk
penanggulangan premonia pada balita. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI.

xiii

Dinda, 2010. Penanganan Hewan Percobaan. MEDICAFARMA. 24 April 2010.
http://medicafarma.blogspot.com/2010/04/penanganan-hewanpercobaan_24.html. Diakses tanggal 3 Januari 2011.
Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 3-5, 10-11.
Dorland W. A. N. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Terjemahan Huriawati
Hartanto. Edisi pertama. Jakarta : EGC. Hal : 1815
Fauzana Dianita Laila, Chilwan Pandji and Chaidir. 2010. Comparison Between
Maceration, Remaceration, Percolation and Repercolation Method on
Yield Extraction Value of Java Turmeric (Curcuma Xanthorrhiza
Roxb). Department of Agroindustrial Engineering, Faculty of Agricultural
technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga campus, PO BOX
220, Bogor, West Java, Indonesia.
Félix-Silva Juliana, Raquel Brandt Giordani, Arnóbio Antonio da Silva-Jr, Silvana
Maria Zucolotto, and Matheus de Freitas Fernandes-Pedrosa., 2014.
Jatropha gossypiifoliaL. (Euphorbiaceae): A Review of Traditional Uses,
Phytochemistry, Pharmacology, and Toxicology of This Medicinal Plant:
Hindawi Publishing Corporation Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine Volume 2014, Article ID 369204,32 pages.
Fitriyani Atik, Winarti Lina, Muslichah Siti dan Nuri. 2011. Uji Antiinflamasi
Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav ) Pada
Tikus Putih. Majalah Obat Tradisional, 16(1), 34 – 42, 2011
Gamse T. 2002. Liquid-Liquid Extraction and Solid-Liquid Extraction.
Department of chemical engineering and environmental technology Graz
University of Technology. Inffeldgasse 25, A-8010 Graz
Ganiswarna, S.G. (1995). Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta: Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia. Hal. 208-209
Gard, Paul., 2001., Human Pharmacology, Chapter IX., 135. Taylor & Francis.,
London, New York.
Guyton, A.C dan Pl,J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta:
EGC. p 455
Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Moderen Menganalisis
Tumbuhan. Bandung: ITB
Haryoto, Kendri Sri Yuliati, Nurcahyanti Wahyuningtyas. 2010. Efek
Antiinflamasi Ekstrak Etanol Kulit Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
Pada Tikus Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin. Pharmacon
Vol. 11. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

xiv

Heyne, K. (2007). Tumbuhan Berguna Indonesia III. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan. Yayasan Sarana Wana
Jaya. Jakarta.
Hossinzadeh, H., M. Ramezani, M. Fedishei and M. Mahmoudi,. 2002.
Antinociceptive, Antiinflammatory and acute toxicity effects of zhumeria
majdae extracts in mice and rats. Phytomedicine, 9: 135-41
Jayaprakasha GK, Rao LJM and Sakariyah KK. 2002. Improved HPLC Method for
The
Determination
of
Curcumin,
Demethoxycurcumin
and
Bisdemethoxycurcumin. Journal of Agricultural and food chemistry.,
50, 3668-3672
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., Sadock, V.A. 2003. Kaplan & Sadock’s Synopsis
of Psychiatry. 9th edition. London: Lippincott & William.
Katzung, B.G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8.
Penerjemah dan editor: Bagian Farmakologi FK UNAIR. Penerbit Salemba
Medika, Surabaya.
Katzung, B. G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi II. Jakarta, Salemba
Medika. Halaman 671, 677-678.
Kertia, N. 2003. Nyeri dan Inflamasi dalam Bidang Reumatologi dalam Asdie,
A.H., Sja’bani,M., Suseno, P., Widayati, K., Budiarto, L (eds), Naskah
Lengkap Pertemuan IlmiahTahunan V Ilmu Penyakit Dalam, hal.108117. MEDIKA Fakultas Kedokteran UGM,Yogyakarta.
Khare CP. Indian Medicinal Plants. Berlin/Heidelberg: Springer-Verlag; 2007:
721-722
Kinho Julianus, Diah Irawati Dwi Arini, Supratman Tabba, Harwiyadin
Kama,Yermias Kafiar, Syamsir Shabri dan Moody C.Karundeng., 2011.
Tumbuhan Obat Tradisional di Sulawesi Utara Jilid I. Balai Penelitian
Kehutanan Manado Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Kementrian Kehutanan.
Lim WS, Baudouin SV, George RC, Hill AT, Jamieson C, Jeune IL, et.al. British
Thoracic Society Guidelines For The Management of Community
Acquired Pneumonia in Adults: update 2009. Thorax. 2009; 64(suppl II):
1– 55.
Lisiane B. Miera, James M. Bugini, Stephanie L. Green., et al. 2008. DNA damage
induced by chronic inflammation contributes to colon carcinogenesis in
mice. The Journal of Clinical Investigation. 118:2516-2525.

xv

Mahatma, A.B., Mulyono, N., 2005. Pengembangan bahan alam dalam industri
obat beserta permasalahannya. Simposium Nasional: Pameran produk
bahan alam, hal 41.
Mandal V, Yogesh MH. 2007. Microwave assisted Extraction – An Innovative
and
Promising Extraction Tool for Medicinal Plant Research.
Pharmacognosy Rev 1: 7-18.
Mansjoer, S. 1999. Mekanisme Kerja Obat Antiradang. Media Farmasi Indonesia
7(1): Hal 34
McCormack M, dan Paul LE. Making the diagnosis of asthma. Respiratory care.
2008; 53; 5.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa
Aktif. Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
Makassar
Musfiroh, Ida, Wiwiek Indriyati, Emma Surahman, Sri Adi Sumiwi, Muchtaridi,
Mutakin, dan Jutti Levita. 2009. Analisis dan Aktivitas Antiinflamasi
Tulang Rawan Ikan Hiu. Farmaka, Volum 7 Nomor 2.
Mutsclher, Ernst. 1991. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Edisi
kelima. Bandung: Unstitut Teknologi Bandung. p 177
Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakrta: Widya Medika. p
280-409
Neha Mohan. P.V, Suganthi. V, Gowri. S. 2013. Evaluation of anti-inflammatory
activity in ethanolic extract of Coriandrum sativum L. Using carrageenan
induced paw oedema in albino rats. Scholars Research Library.
Department of Biochemistry, Dr. N. G. P. Arts and Science College,
Coimbatore
Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Carranza’s Clinical Periodontology. 9Th
ed. Pennsylvania. Saunders. 2003.
Olson, James. 2003. Belajar Mudah Farmakologi.Jakarta:EGC. p 166-167
Parveen, Deng, Saeed, Dai, Ahamad & Yu. 2007. Antiinflamatory and Analgesic
Activities of Thesium chinense Turez Extracts and Its Mayor
Flavonoids, Kaempferol and kaempferol 3-O-Glucoside. Journal of Basic
and Clinical Pharmacy.Yakugaku Zasshi 127 (8). p 1275-1279
Price, S. A & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinik ProsesProses Penyakit. (Edisi 4). Jakarta : EGC. p 35-50

xvi

Randall, A., Chambel, S., Vogler, W., Bebawi, F., Madigan, B. 2009. Bellyache
bush (Jatropha Gossypifolia) management manual: control options and
management case studies from across Australia. Australia: Australia
Goverment
Riset Kesehatan Dasar, Rikesdas 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi.
Bandung. Penerbit ITB Bandung. Hal: 152-154
Rustam Erlina, Atmasari Indah dan Yanwirasti. 2007. Efek Antiinflamasi Ekstrak
Etanol Kunyit (Curcuma domestica Val.) Pada Tikus Putih Jantan Galur
Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi, Vol. 12, No.2, 2007, Hal. 112-115
Sabir, A. 2007. Inflammatory Response on Rat’s Dental Pulp Following
Application of Propolis-Derived Flavonoids Extract. Dentika Dental
Journal. Vol 12,no 1,2007. p 34-37
Saifuddin A, Rahayu, Yuda Hilwan. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam.
Graha Ilmu. Yogyakarta. hal. 1-22.
Simadibrata MK. Diagnosis of NSAID gastropathy and its complications. In:
Simadibrata MK, Abdullah M, Syam AF, editors. Procedings of the 4th
international endoscopy workshop & international symposium on
digestive disease. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FK UI; 2008.
p. 85-7.
Singh, J., 2008. Maceration, Percolation and Infution Techniques for the Extraction
of Medicinal and Aromatic Plants. In: S.S. Handa, S.P.S. Khanuja, G.
Longo, and D.D. Rakesh (Eds.). Extraction Technologies for Medicinal and
Aromatic Plants, Trieste : International centre for science and high
technology., pp. 67-69
Suhendi, A., Nurcahyanti, Muhtadi dan Sutrisna, EM., 2011. Aktivitas
Antihiperurisemia Ekstrak Air Jinten Hitam ( Coleus ambonicus Lour) pada
Mencit Jantan Galur Balb-C dan Standardisasinya. Majalah Farmasi
Indonesia, 22(2), 77-84, 2011
Supriyadi, D., 2008. Optimalisasi Ekstraksi Kurkuminoid Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza ). Bogor: Skripsi program Sarjana.
Tjay, T.H., Rahardja, K. (2002). Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan
Efek-Efek Sampingnya Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media
Komputindo. Halaman 540-541.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Pres.

xvii

Walidah Churmatul,. 2014. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etil Asetat Lumut
Hati Mastigophora Diclados Secara In Vivo. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Wilmana, P.F., dan Gan, S., 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik AntiInflamasi
Nonsteroid dan Obat Gangguan Sendi Lainnya. Dalam: Gan, S., Setiabudy,
R., dan Elysabeth, eds. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta:
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 237-239.
Wong. (2003). Pedoman klinis keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC
Yerramsetty Nagaharika, Valluri kalyani, Shaik Rasheed, Ramadosskarthikeyan.
(2013). Anti-inflammatory activity of leaves of Jatropha gossypifolia L. by
hrbc membrane stabilization method. Journal of Acute Disease; 2013: 156158

xviii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Inflamasi merupakan suatu respon jaringan terhadap rangsangan fisik atau

kimiawi yang merusak. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya mediator
inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin, dan prostaglandin yang
menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak, dan disertai
gangguan fungsi. Kerusakan sel yang terkait dengan inflamasi berpengaruh pada
selaput membran sel yang menyebabkan leukosit mengeluarkan enzim-enzim
lisosomal dan asam arakhidonat. Metabolisme asam arakhidonat menghasilkan
prostaglandin-prostaglandin yang mempunyai efek pada pembuluh darah, ujung
saraf, dan pada sel-sel yang terlibat dalam inflamasi (Katzung, 2004).
Inflamasi dapat dibedakan atas inflamasi akut dan kronis. Inflamasi akut
adalah respon awal tubuh oleh benda berbahaya dan meningkat dengan
meningkatnya pergerakkan plasma dan leukosit dari darah ke jaringan luka.
Reaksi biokimia berantai yang mempropagasi dan pematangan respon imun,
termasuk system vaskuler, system imun, dan berbagai sel yang ada pada jaringan
luka. Inflamasi kronis adalah inflamasi berkepanjangan yang memicu peningkatan
pergantian tipe sel yang terdapat pada tempat inflamasi dan dicirikan dengan
kerusakkan dan penutupan jaringan dari proses inflamasi (Gard, 2001).
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa inflamasi kronis berkaitan erat
dengan adanya peningkatan mutasi seluler yang menginisiasi terjadinya kanker
(Albini & Sporn, 2007). Inflamasi yang terjadi terus menerus pada pembuluh
darah berkontribusi langsung pada terbentuknya plak dalam dinding pembuluh
arteri sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan tekanan
darah tinggi, serangan jantung, serta stroke (Libby et al., 2010). Penyakit lain
yang melibatkan adanya proses inflamasi kronis dalam tubuh antara lain, arthritis,
asma, diabetes, alergi, anemia, penyakit Alzheimer, fibrosis, fibromyalgia,
systemic lupus, psoriasis, pancreatitis, dan penyakit-penyakit autoimun sehingga
diperlukan obat antiinflamasi (Borne et al., 2008).

1

2

Di indonesia penyakit yang melibatkan proses inflamasi di dalam tubuh
angka kejadiannya cukup tinggi. Prevalensi nasional Penyakit Diabetes Melitus
adalah 2,1%, Asma 4,5%, Dermatitis 6,8%, Infeksi Saluran Pernafasan Akut
25,50%. Pnemonia 2,13%, Penyakit Sendi 24,7%, Penyakit Tumor/Kanker 0,4%,
Hepatitis 1,2%, penyakit tersebut termasuk penyakit yang terdapat reaksi
inflamasi (RISKESDAS, 2013).
Dewasa ini, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa
penyakit diabetes melitus erat kaitannya dengan penyakit periodontal, yaitu
penyakit peradangan kronis pada jaringan penyangga gigi. Periodontitis telah
diidentifi kasi sebagai komplikasi keenam diabetes. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa diabetes menjadi faktor risiko prevalensi dan keparahan
gingivitis

(peradangan

gingiva)

dan

periodontitis

(peradangan

jaringan

periodonsium) (Newman MGet al, 2003).
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
berbagai sel inflamasi sehingga menimbulkan gejala yang berhubungan dengan
luas inflamasi, obstruksi jalan napas revelsibel baik secara spontan maupun
dengan pengobatan dan hipereaktiviti bronkus terhadap berbagai rangsangan
(NHLBI tahun 1992) dan yang dengan terapi spesifik dapat secara total ataupun
persial diredakan gejalanya (McCormack Met all, 2008).
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik dan keluhan gatal. Terdapat berbagai macam
dermatitis, dua diantaranya adalah dermatitis kontak dan dermatitis okupasi.
Dermatitis kontak adalah kelainan kulit yang bersifat polimorfi sebagai akibat
terjadinya kontak dengan bahan eksogen (Dailli, 2005).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses inflamasi yang
disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal (mikroplasma), atau aspirasi substansi
asing yang melibatkan suatu atau semua bagian saluran pernapasan (Wong,
2003). ISPA adalah infeksi yang terutama mengenai saluran pernafasan atas
maupun bawah disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal (mikroplasma), tanda dan
gejalanya sangat bervariasi antara lain demam, pusing, lemas, tidak nafsu makan,
muntah, batuk, keluar sekret, stridor (suara napas), dyspnea (kesulitan bernapas),

3

retraksi suprasternal(adanya tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen) (Depkes,
2008).
Pneumonia merupakan kumpulan gejala (demam, nyeri pleuritik, sesak
nafas) dan tanda (infiltrat paru) yang berasal dari sistem pernapasan namun dapat
mempengaruhi penderitanya secara sistemik (Lim WS, 2009). Sebagai penyakit
infeksi, PK (Pneumonia Komunitas) dapat menstimulasi proses inflamasi dimana
terjadi pelepasan sitokin proinflamasi dan mediator lipid ke sistemik serta
menyebabkan gangguan sistem hemostasis yang ditandai dengan keadaan
hiperkoagulasi (Kaplan V et all, 2003).
Osteoartritis (OA)

yang didefinisikan oleh American College of

Rheumatology (ACR) merupakan kumpulan kondisiyang berpengaruh pada sendi
dengan tanda dan gejala berhubungan dengan rusaknya integritas kartilago
artrikuler (Sharma, 2001). Patogenesis OA saat ini diyakini tidak hanya proses
degeneratif saja namun juga melibatkan berbagai unsur dalam proses inflamasi
terutama sinovitis serta keterlibatan tulang subkhondral (Hurley et al, 2004). Oleh
karenanya manifestasi klinis OA tidak hanya nyeri, namun juga kekakuan sendi,
gangguan pergerakan serta efusi, dimana dalam proses peradangan melibatkan
berbagai mediator inflamasi, baik prostaglandin, sitokin yang memacu proses
patologi lebih lanjut (Kertia et al, 2003).
Hepatitis adalah proses terjadinya inflamasi dan atau nekrosis jaringan
hatiyang dapat disebabkan oleh infeksi, obat -obatan, toksin, gangguan
metabolik,maupun kelainan autoimun. Infeksi yang disebabkan virus, bakteri,
maupunparasit merupakan penyebab terbanyak hepatitis akut. Virus hepatitis
merupakanpenyebab terbanyak dari infeksi tersebut. Infeksi virus hepatitis masih
merupakanmasalah kesehatan utama, baik di negara yang sedang berkembang
maupun dinegara maju (Arief , 2012).
Inflamasi bila terjadi terus menerus dalam waktu lama maka merupakan
salah satu faktor risiko timbulnya kanker. Inflamasi kronik yang terjadi akan
menimbulkan stimulus berulang dan mengakibatkan kerusakan DNA ireversibel,
diikuti dengan mutasi onkogen, gen supresor tumor, gen pengatur proliferasi dan
apoptosis sel. Hubungan antara inflamasi kronik dengan kanker erat, hal tersebut
tampak jelas pada pasien kanker kolorektal yang sebelumnya menderita

4

inflammatory bowel disease (IBD). IBDmerupakan suatu penyakit akibat
inflamasi kronik dan dapat dibedakan menjadi ulcerative colitis (UC) dan Crohn's
disease (CD). IBD merupakan faktor risiko kanker kolorektal, IBD akan
meningkatkan risiko kanker kolorektal 19 kali lebih sering dibandingkan orang
normal dan rata-rata 5% pasien IBD akan menderita kanker kolorektal dalam
waktu 10-15 tahun kemudian (Lisiane, 2008).
Sebagian obat-obat antiinflamasi bekerja pada mekanisme penghambatan
sintesis prostaglandin yang diketahui berperan sebagai mediator utama dalam
inflamasi. Terdapat beberapa golongan obat antiinflamasi diantaranya obat
antiinflamasi golongan steroid dan non steroid. Obat antiinflamasi golongan
steroid diketahui dapat menghambat phospholipase A2 dalam sintesis asam
arakhidonat, sehingga memiliki efek antiinflamasi yang poten, namun diketahui
penggunaan obat-obatan ini dalam jangka waktu yang lama justru akan
mengakibatkan efek samping berupa hipertensi, osteoporosis, dan hambatan
terhadap pertumbuhan. Penggunaan steroid secara topikal pada beberapa orang
juga dapat menunjukkan efek samping antara lain dermatitis, diabetes mellitus
dan atrofi jaringan (Judarwanto & Dewi, 2012).
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) digunakan untuk mengobati
reumatoid artritis, osteoartritis atau nyeri. Berbagai jenis OAINS dapat
menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang merupakan mediator inflamasi dan
mengakibatkan berkurangnya tanda inflamasi. Akan tetapi, PG khususnya PGE 2
sebenarnya merupakan zat yang bersifat protektor untuk mukosa saluran cerna
atas. Hambatan sintesis PG akan mengurangi ketahanan mukosa, dengan efek
berupa lesi akut mukosa gaster bentuk ringan sampai berat. Gastropati OAINS
adalah lesi mukosa gaster yang berhubungan dengan terapi OAINS (Simadibrata
MK. 2008).
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di
dunia yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi. Hingga saat
ini, tercatat 7000 spesies tanaman telah diketahui khasiatnya namun kurang dari
300 tanaman yang digunakan sebagai bahan baku industri farmasi secara regular.
Sekitar 1000 jenis tanaman yang telah diidentifikasi dari aspek botani sistematik
tumbuhan dengan baik. WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa 68% penduduk

5

dunia masih menggantungkan sistem pengobatan tradisional yang mayoritas
melibatkan tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit dan lebih dari 80%
penduduk dunia menggunakan obat herbal untuk mendukung kesehatan mereka
(Saifudin, et.al., 2011).
Pengobatan terhadap inflamasi padaumumnya menggunakan obat-obatan
sintetik,tetapi pemakaian obat-obatan tersebut selaindapat menghilangkan
inflamasi juga memilikibanyak efek samping dan harganya relatifmahal. Cara
pengobatan alternatif yangdigunakan untuk mengatasi hal tersebut adalahdengan
terapi

herba,

yaitu

memanfaatkantanaman-tanaman

yang

berkhasiat

obat.Pengobatan herba tersebut umumnyamenggunakan bahan-bahan yang relatif
mudahdidapatkan

sehingga

masyarakat

juga

lebihmudah

memanfaatkannya(Heyne, 2007).
Penggunaan tanaman obat untukpenyembuhan suatu penyakit dan
pemilihanbahan-bahan alami untuk pengobatandidasarkan pada pengalaman dan
buktipenelitian. Selain lebih ekonomis, efek sampingtanaman berkhasiat obat
relatif kecildibandingkan dengan obat-obat sintetik, makapenggunaan tumbuhan
obat dengan formulasiyang tepat sangat penting dan tentunya lebihaman dan
efektif (Dalimartha, 2006).
Ada beberapa tanaman yang memberikan hasil positif sebagai obat
antiinflamasi, salah satunya yaitu tumbuhan jatropha curcas L. Kandungan
senyawa yang terdapat pada ekstrak daun jatropha curcas L yang memberikan
hasil yang positif sebagai antiinflamasi adalah Alkaloid, flavonoid, terpenoid,
saponin, dan tanin.Tumbuhan jatropha curcas L dan jatropha gossyphifolia
Lmemiliki famili yang sama yaitu Euphorbiaceae, sehingga diperkirakan ekstrak
buah jatropha gossyphifolia Ljuga memiliki efek sebagai obat antiinflamasi.
Secara tradisional jatropha gossyphifolia L digunakan untuk obat luka,
borok, bisul, gatal-gatal, payudara bengkak, dan demam (Khare CP., 2007). Pada
penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan terhadap tanaman jatropha
gossyphifolia Ladalah tentang uji aktifitas antiinflamasi dan analgesik dari ekstrak
akar jatropha gossyphifolia Ldengan dosis 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB.
Kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak akar jatropha gossyphifolia L yang
diduga memberikan efek antiinflamasi adalah flavonoid. Cara kerja flavonoid

6

adalah menghambat sistesis enzim prostagladin, lebih khususnya endoperoxidase
untuk menghasilkan efek antiinflamasi. (Panda B.B, et al., 2009). Penelitian lain
yang telah dilakukan terhadap tanaman jatropha gossyphifolia L adalah tentang
aktifitas antiinflamasi dari daun jatropha gossyphifoliaL. Kandungan kimia yang
terdapat pada ekstrak daun jatropha gossyphifolia L yang diduga memberikan
efek sebagai antiinflamasi adalah alkaloid. (Yerramsetty, et al., 2013).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan pada akar dan daun
jatropha gossypifolia L, bahwa pada bagian dauh dan akarjatropha gossypifolia L
memiliki potensi sebagai antiinflamasi, sehingga dicurigai pada buah jatropha
gossypifolia Ljuga dapat berpotensi sebagai antiinflamasi. Pada buah jatropha
gossypifolia L memiliki golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin.
Senyawa flavonoid sangat berperan dalam aktivitas analgesik terutama dalam
menghambat kerja enzim prostagladin (Apu, et al,. 2013).
Mekanisme flavonoid dalam menghambat terjadinya radang melalui dua
cara yaitu menghambat asam arakhidonat dan sekresi enzim lisosom dari
endothelial sehingga menghambat proliferasi dan eksudasi dari proses radang.
Terhambatnya pelepasan asam arakhidonat dari sel inflamasi akan menyebabkan
kurang tersedianya subtrat arakhidonat bagi jalur siklooksigenase dan jalur
lipooksigenase (Robbinson, 1995). Lisosom mengandung protease dan enzim lain.
Protease lisosom merupakan salah satu mediator kimiawi inflamasi yang memiliki
aktivitas enzimatis langsung, sehingga penghambatan enzim ini dapat mengurangi
inflamasi(Vinay et al, 2007).
Pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional bukanlah hal yang baru, dan
telah dikenal masyarakat secara luas sejak zaman dahulu. Dewasa ini penggunaan
obat-obatan yang berasal dari tanaman, banyak diminati oleh kalangan
masyarakat, meskipun telah banyak beredar obat jadi yang merupakan senyawa
sintesis. Hal ini dibuktikan dengan adanya kecenderungan masyarakat global
untuk kembali ke alam (back to nature) dalam bidang penyediaan obat-obatan
(Mahatma et al, 2005).
Dari uraian di atas, mencoba mengkonfirmasi bahwa salah satu cara
menghambat inflamasi adalah dengan pemberian ekstrak etanol buah jatropha
gossyphifolia L mengandung zat aktif yaitu flavonoid yang menghambat proses

7

pembentukan inflamasi (bignootto et al., 2009). Peneliti mencoba untuk
membuktikan bahwa ekstrak etanol buah jatropha gossyphifolia L bisa digunakan
sebagai obat antiinflamasi yang diaplikasikan pada tikus jantan yang diinduksi
dengan karagenin 1% (Panda B.B, et al., 2009).
1.2.

Rumusan Masalah
Bagaimanakah aktivitas antiinflamasi dari ekstrak etanol buah Jatropha

gossypifolia L pada tikus jantan yang diinduksi karagenin?
1.3.

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui adanya efek antiinflamasi ekstrak buah Jatropha
gossypifolia L pada tikus jantan yang diinduksi karagenin.

1.4.

Manfaat Penelitian
1. Dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang farmasi dalam penggunaan bahan alam sebagai
obat.
2. Dapat memberikan informasi ilmiah mengenai tanaman Jatropha
gossypifolia L sebagai antiinflamasi yang dapat ditindaklanjuti dengan
penelitian lebih lanjut.
3. Data-data

yang

diperoleh

dapat

digunakan

untuk

menunjang

penggunaaan obat tradisional untuk pengobatan agar dapat diterima
oleh masyarakat pada umumnya dan klinisi pada khususnya.
4. Dapat dikembangkan untuk produksi sediaan obat bahan alam secara
masal.

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Majakani (Quercus Infectoria G. Olivier) Terhadap Tikus Putih Yang Diinduksi Karagenan

10 148 117

Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol KulitBuah Rotan Jernang (Daemonoropsdraco) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Siklofosfamid

21 133 78

UJI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK MERAH (Jatropha gossypifolia) PADA TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI KARAGENIN

4 45 21

UJI EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Sprague Dawley YANG DIINDUKSI KARAGENIN

13 75 55

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN

0 9 9

Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Terhadap Kaki Tikus Jantan yang Diinduksi λ-Karagenan

11 46 82

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BUAH KURMA AJWAH (Phoenix dactylifera) PADA TIKUS PUTIH Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Kurma Ajwah (Phoenix Dactylifera) Pada Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Dengan Parasetamol.

1 13 20

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BUAH KURMA AJWAH (Phoenix dactylifera) PADA TIKUS PUTIH Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Kurma Ajwah (Phoenix Dactylifera) Pada Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Dengan Parasetamol.

0 3 14

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN.

0 1 10

Uji efek antiinflamasi fraksi etil asetat ekstrak alfalfa (medicago sativa) pada tikus putih jantan yang diinduksi karagenin.

0 0 8