Pengetahuan, Sikap dan Perawatan Diri Klien dengan Rematik yang Tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat
F
UNI
SKRIPSI
Oleh
Fauzan Suherdi 111101058
FAKULTAS KEPERAWATAN
NIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
(2)
F
UNI
SKRIPSI
Oleh
Fauzan Suherdi 111101058
FAKULTAS KEPERAWATAN
NIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
(3)
(4)
(5)
untuk segala berkat, penyertaan dan kasih karunia-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “pengetahuan, sikap, dan perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat”. Penulis sangat merasakan penyertaan dan pertolongan-Nya sepanjang pengerjaan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membimbing penulis selama pengerjaan proposal penelitian ini, yaitu kepada:
1. Dekan Fakultas Keperawatan, Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes.
2. Pembantu dekan I, Ibu Erniyati, S.Kp., MNs, pembantu dekan II, Ibu Evi Karota Bukit, S.Kep., MNs, pembantu dekan III, Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp., MNs.
3. Dosen pembimbing, Mula Tarigan, S.Kp, M.Kes yang banyak memberi bimbingan dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Dosen penguji, Ibu Lufthiani, S.Kep., Ns., M.Kes dan DR. Siti Saidah Nasution, S.Kp., Ns., M.Kep, Sp.Mat yang bersedia menjadi penguji dan memberikan masukan untuk perbaikan penyusunan skripsi ini.
5. Orangtua penulis yang terus mendukung dan mendoakan.
6. Abang, kakak, adik dan sahabat-sahabat penulis yang turut mendukung, memperhatikan, dan menolong penulis dalam pengerjaan skripsi ini.
(6)
Medan, Januari 2015
(7)
Halaman Pengesahan... iii
Kata Pengantar... iv
Daftar Isi... vi
Daftar Tabel... ix
Daftar Skema... x
Abstrak... xi
Bab 1 Pendahuluan... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
Bab 2 Tinjauan Pustaka... 6
2.1 Perilaku ... 6
2.2 Pengetahuan ... 6
2.2.1 Definisi Pengetahuan ... 6
2.2.2 Jenis Pengetahuan ... 7
2.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 8
2.2.4 Tingkat Pengetahuan ... 10
2.2.5 Pengukuran Pengetahuan ... 11
2.3 Sikap... 12
2.3.1 Definisi Sikap... 12
2.3.2 Tingkat Sikap ... 13
2.3.3 Komponen Pokok Sikap... 14
(8)
2.5 Rematik ... 17
2.5.1 Definisi Rematik ... 17
2.5.2 Etiologi... 18
2.5.3 Gejala Penyakit Rematik... 18
2.5.4 Jenis-Jenis Penyakit Rematik... 19
2.6 Perawatan Diri Penderita Rematik ... 20
Bab 3 Kerangka Penelitian... 25
3.1 Kerangka Konseptual ... 25
3.2 Definisi Operasional... 26
Bab 4 Metodologi Penelitian... 28
4.1 Desain Penelitian... 28
4.2 Populasi dan Sampel ... 28
4.2.1 Populasi ... 28
4.2.2 Sampel... 28
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
4.4 Pertimbangan Etik... 30
4.5 Instrumen Penelitian ... 31
4.5.1 Kuesioner Penelitian ... 31
4.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32
4.6 Pengumpulan Data ... 33
4.7 Analisa Data ... 34
Bab 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 37
5.1 Hasil Penelitian ... 37
(9)
Daftar Pustaka... 49
Lampiran-lampiran
Lampiran 1 Jadwal Tentatif Penelitian Lampiran 2 Inform consent
Lampiran 3 Instrumen Penelitian Lampiran 4 Taksasi Dana
Lampiran 5 Lembar Bukti Bimbingan Lampiran 6 Lembar Persetujuan Validitas Lampiran 7 Surat Izin Penelitian
Lampiran 8 Master Tabel Lampiran 9 Tabel Lampiran Lampiran 10 curriculum Vitae
(10)
Tabel. 2. Distribusi frekuensi dan persentase kategori pengetahuan ... 39 Tabel. 3. Distribusi frekuensi dan persentase kategori sikap ... 39 Tabel. 4. Distribusi frekuensi dan persentase perawatan diri klien rematik .. 40
(11)
(12)
Nim : 111101058
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan Abstrak
Salah satu Penyakit yang berhubungan dengan nyeri dan persendian dan tulang yang biasa dikeluhkan masyarakat akibat nyeri yang dirasakan sangat mengganggu aktivitas adalah rematik, kejadian tersebut akan meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah klien rematik yang bertempat tinggal di Wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari. Sampel berjumlah 54 responden dengan menggunakan teknik sampling accidental. Hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 37 orang (68,5%), sikap klien terhadap rematik menunjukkan sikap yang mendukung sebanyak 52 orang (96,3%), dan perawatan diri klien rematik dalam ketegori cukup sebanyak 42 orang (77,8%). Dari hasil penelitian tersebut maka diharapkan kepada petugas kesehatan untuk lebih lanjut memberikan informasi tentang penyakit rematik dalam meningkatkan status kesehatan. Kegiatan dapat dilakukan melalui konseling atau penyuluhan kesehatan sehingga dapat meeningkatkan pengetahuan, sikap, dan perawatan diri klien dengan rematik.
(13)
Std. ID Number : 111101058
Department : S1 (Undergraduate) Nursing
ABSTRACT
One of the diseases which are related to pain in joints and bones complained by people because it disturbs their activities is rheumatism. This disease will increase, along with the growing age. The objective of the research was to find out the description of knowledge, attitude, and self-care of the clients suffered from rheumatism in the working area of Muaro Boldi Puskesmas, IV Nagari Subdistrict, Sijunjung District, West Sumatera. The research used descriptive design. The population was clients suffered from rheumatism in the working area of Muaro Bodi Puskesmas, IV Nagari Subdistrict, and 54 of them were used as the samples, taken by using accidental sampling technique. The result of the research showed that 37 respondents (68.5%) had good knowledge, 52 respondents (96.3%) had supportive attitude, and 42 respondents (77.8%) had good self-care. It is recommended that health care providers give information about rheumatism in order to increase health status by providing health counseling so that the knowledge, attitude, and self-care of clients suffered from rheumatism can improve.
(14)
1. 1 Latar Belakang
Arthritis atau biasa disebut rematik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur disekitarnya. Masyarakat pada umumnya menganggap rematik adalah penyakit sepele karena tidak menimbulkan kematian. Padahal jika tidak ditangani rematik bisa membuat anggota tubuh berfungsi tidak normal, mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit berjalan, bahkan kecacatan seumur hidup. Rasa sakit yang timbul bisa sangat mengganggu dan membatasi aktivitas kegiatan sehari-hari (Nainggolan, 2009). Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi, merupakan penyakit-penyakit tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari dan kebanyakan pada masyarakat lansia (lanjut usia) yang memang dekat dengan gangguan rematik yang merupakan salah satu penyakit degeneratif (Ayad, 2013).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 335 juta orang di dunia mengidap penyakit rematik. Jumlah ini sesuai dengan pertambahan manusia berusia lanjut dan beragam faktor kesehatan lainnya yang diprediksi akan terus mengalami peningkatan di masa depan. Diperkirakan sekitar 25 persen penderita rematik akan mengalami kecacatan akibat kerusakan pada tulang dan gannguan persendian (Junaidi, 2012). Berdasarkan penelitian Nainggolan (2009), angka prevalensi rematik di Indonesia cukup tinggi dan bervariasi di setiap provinsi dengan prevalensi terendah 17,6 persen dan tertinggi 41,7 persen. Angka prevalensi rematik nasional adalah sebesar 32,2 persen.
(15)
Angka prevalensi rematik tinggi pada yang berpendidikan rendah yaitu sebesar 36,9 persen dan pendidikan tinggi sebesar 18,9 persen. Sedangkan Riset Kesehatan Dasar (2013) menemukan angka untuk penyakit sendi di Sumatera Barat sebesar 12,7 persen yang berada di urutan ke 4 dari provinsi lainnya. Prevalensi rematik lebih tinggi pada masyarakat yang tidak bersekolah sebanyak 24,1 persen dan prevalensi rematik yang tinggal di pedesaan sebanyak 13,8 persen lebih tinggi dari yang tinggal di perkotaan yang hanya 10 persen.
Wahyuni, dkk (2008) sepertiga dari penderita dewasa mempunyai gejala dan tanda rematik (arthritis) mengakibatkan terjadinya ketidakmampuan sebanyak 17,5 persen, hilangnya penghasilan akibat penurunan aktivitas, hilangnya kesempatan kerja dan pengembangan karir. Penyakit rematik dipengaruhi oleh banyak faktor seperti gaya hidup yang tidak sehat, kurang gerak dan olahraga, serta pengetahuan mengenai pencegahan rematik yang kurang.
Junaidi (2012) menyatakan kecenderungan umum yang dilakukan masyarakat bila mengalami gejala pegal, linu, nyeri, dan kaku pada sendi atau otot, yang kemungkinan besar adalah gejala awal rematik, adalah mengambil langkah praktis, yaitu membeli obat penawar pegal, linu, dan nyeri yang dijual bebas di warung-warung terdekat. Riset kesehatan dasar (2013) menyatakan prevalensi rematik tertinggi pada masyarakat yang tidak bersekolah baik sebesar 24,1 persen dan prevalensi rematik di pedesaan (27,4%) lebih tinggi dibanding perkotaan (22,1%).
(16)
Selain pengetahuan untuk meningkatkan derajat kesehatan penderita rematik, diperlukan sikap yang mendukung. Adapun sikap yang dilakukan masyarakat terhadap penyakitanya. Misalnya terkait pantangan terhadap makanan yang dapat membuat rematik kambuh lagi, masyarakat tetap meengkonsumsinya walaupun sudah tahu makanan tersebut memperberat penyakitnya. Purnomo (2010) dalam penelitiannya mengatakan beberapa penderita rematik mengalami pegal-pegal, nyeri sendi dan otot setelah melakukan aktivitas berat atau habis bekerja, namun mereka jarang memeriksakan penyakitnya ke puskesmas dengan alasan jarak antara puskesmas dengan tempat tinggal yang jauh, terkadang tidak ada waktu untuk periksa karena sibuk dengan kegiatannya. Mereka hanya memilih melakukan pemijatan pada bagian anggota tubuh yang sakit dan tidak menghindari makanan–makanan yang memperberat penyakit.
Perawatan diri yang menderita rematik diidentifikasikan sebagai tindakan-tindakan yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatannya seperti perbaikan nutrisi dan olahraga teratur, istirahat cukup atau dengan diet, obat-obatan untuk meningkatkan dan memulihkan penyakitnya (Wahyuni, dkk 2008).
Dalam penelitian Wahyuni, dkk (2008) dengan sampel sebanyak 48 responden di Panti Werdha Ogan Ilir, Sumatera Selatan, didapat data 15 orang (42,9%) umumnya responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, sikap yang mendukung sebanyak 19 orang (54,29%) dan kemampuan merawat diri dengan penyakit rematik melakukan dengan baik sebanyak 14 orang (40%). Dari penelitian tersebut disimpulkan rata-rata responden memiliki perawatan diri yang
(17)
baik dikarenakan adanya peran perawat komunitas, Namun peran perawat komunitas belum dioptimalkan di lingkungan yang lebih luas lagi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai pengetahuan, sikap dan perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah penelitian yaitu, bagaimana pengetahuan, sikap dan perawatan diri klien rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat?.
1.3 Tujuan Penelitian
a.Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat.
b. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengetahuan klien rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat.
(18)
2. Untuk mengetahui sikap klien rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. 3. Untuk mengetahui perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di
wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat.
1.4 Manfaat Penelitiaan
1. Pelayanan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perawat dalam memberikan intervensi keperawatan, terutama dalam memberikan pendidikan kesehatan untuk menambah pengetahuan, meningkatkan sikap dan perawatan diri klien dengan rematik.
2. Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan dan pengetahuan peserta didik keperawatan tentang perawatan diri klien dengan rematik.
3. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya bisa menjadikan penelitian ini sebagai bahan dasar bila ingin mengembangkan penelitian untuk mencari keterkaitan adanya hubungan antara pengetahuan, sikap dan perawatan diri klien dengan rematik.
(19)
2.1Perilaku
2.1.1 Definisi Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
Perilaku adalah merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau resultant antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Perilaku manusia dibagi dalam tiga domain, yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan (Bloom 1908 dalam Notoatmodjo, 2012).
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi jika seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
(20)
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari pengalaman, latihan, atau melalui proses belajar. Dalam proses belajar sesorang hanya ditentukan memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Seseorang dituntut memiliki kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, kemampuan beradaptasi, kreatif dan inovatif, dari kemampuan-kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pengetahuan merupakan kognitif yang paling rendah namun sangat penting karena dapat membentuk prilaku seseorang (Bloom 1956 dalam Notoatmodjo, 2007).
2.2.2 Jenis Pengetahuan
Riyanto dan Budiman (2013) menyatakan bahwa jenis pengetahuan diantaranya sebagai berikut:
a. Pengetahuan Implisit
pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari.
(21)
b. Pengetahuan Eksplisit
pengetahun eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Riyanto dan Budiman (2013) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun nonformal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan memengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah untuk menerima informasi.
b. Informasi atau media massa.
Informasi adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news” (Oxford English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
(22)
menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi).
c. Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecaahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
(23)
pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
f. Usia
Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
2.2.4 Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu : tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisa (analysis), sintesis (syntesis)dan evaluasi (evaluation).
a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali(recall), terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami(comprehension),diartikan sebagai suatu untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintrepetasikan materi tersebut secara benar.
(24)
c. Aplikasi (appilcation), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.
d. Analisa (analysis), adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen tetapi di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthetis), menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation), adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek
2.2.5 Pengukuran Pengetahuan
Riyanto dan Budiman (2013) pengkuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan.
Arikunto (2006 dalam Riyanto dan Budiman, 2013) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase yaitu sebagai berikut.
a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya≥ 75%
(25)
c. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya < 55%
Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut.
a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 50%
b. Tingkat Pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya≤ 50%
2.3 Sikap
2.3.1 Definisi Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2010). Sikap merupakan pernyataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa (Stepan 2007 dalam Riyanto dan Budiman, 2013)
2.3.2 Tingkat Sikap
Notoatmodjo (2010) Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan.
(26)
a. menerima(receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.
b. Merespon(responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai(valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi menimbangkan anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
d. bertanggung jawab(responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya, seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
(27)
2.3.3 komponen Pokok Sikap
Komponen sikap menurut notoatmodjo (2010) ada tiga komponen :
a. kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
Merupakan keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap suatu objek.
b. kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
Merupakan penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.
c. kecenderungan untuk bertindak(tend of behave)
Sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude)
2.3.4 Pengukuran Sikap
Riyanto dan Budiman (2013) menjelaskan bahwa ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif kemampuan yang diukur adalah: menerima (memperhatikan), merespon, menghargai, mengorganisasi, dan menghayati. Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu
(28)
objek di antaranya menggunakan skala sikap. Hasil pengukuran berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Salah satu skala sikap yang digunakan adalah skala likert. Dalam skala likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan-pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.
2.4 Tindakan
2.4.1 Definisi Tindakan
Tindakan adalah seseorang yang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya melaksanankan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik) (Notoatmodjo, 2012).
2.4.2 Tingkat Tindakan
Notoatmodjo (2012) membagi tingkatan tindakan sebagai berikut:
a. Respon terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan indicator tindakan tingkat pertama.
(29)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai tindakan tingkat kedua.
c. Adopsi
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.5 Rematik
2.5.1 Definisi Rematik
Junaidi (2012) menjelaskan bahwa rematik adalah penyakit yang menyerang sendi. Sekalipun kata rematik sudah akrab di telinga kita, faktanya adalah hingga kini belum ada pemahaman yang memadai tentang penyakit rematik. Penyebab rematik sepenuhnya bergantung pada jenis penyakit rematik itu sendiri.
Rubenstein, Wayne, dan Bradley (2007) mengemukakan bahwa penyakit rematik merupakan regangan muskuloskeletal yang sangat sering dijumpai dan merupakan sebab tersering seorang pasien dirujuk pada praktek umum (cedera olahraga dan nyeri punggung). Osteoartritis merupakan salah satu jenis penyakit rematik yang mengenai sebagian besar orang mulai usia paruh baya.
(30)
Arthritis atau biasa disebut rematik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur disekitarnya. Masyarakat pada umumnya menganggap rematik adalah penyakit sepele karena tidak menimbulkan kematian. Padahal, jika tidak segera ditangani rematik bisa membuat anggota tubuh berfungsi tidak normal, mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit berjalan, bahkan kecacatan seumur hidup. Rasa yang timbul bisa sangat mengganggu dan membatasi aktivitas kegiatan sehari-hari (Nainggolan, 2009).
2.5.2 Etiologi
Penyebab penyakit rematik sepenuhnya bergantung pada jenis penyakit rematik itu sendiri. Beberapa jenis penyakit rematik yang telah diketahui penyebabnya adalah arthritis infeksi dan asam urat. Sementara itu, untuk jenis penyakit osteoarthritis para rematolog menduga bahwa penyakit itu disebabkan oleh tekanan berlebihan pada tulang, sendi yang cedera secara berulang, atau kelemahan tulang rawan (kartilago) bawaan. Untuk jenis penyakit rematik arthitis rematoid, penyebabnya yang dominan adalah faktor keturunan, hormon, dan lingkungan (Junaidi, 2012).
2.5.3 Gejala Penyakit Rematik
Junaidi (2012) mengemukakan secara garis besar, penyakit rematik terdiri dari:
a. Artralgia, yaitu gejala yang hanya ditemukan pada sendi, berupa pegal linu, tanpa gejala lainya. Gejala pegal-pegal ini biasanya ditemukan pada penyakit lupus atau rematik akibat autoimun.
(31)
b. Arthritis atau radang pada sendi. Gejala peradangan arthritis cenderung lengkap, yaitu: terjadi pembengkakan, muncul kemerahan di kulit, terasa nyeri dan panas pada sendi yang terserang dan biasanya sendi menjadi sulit untuk digerakkan.
c. Nyeri sendi dengan tanda radang yang tidak lengkap (artropik). Misalnya, terjadi pembengkakan pada tulang, bukan pada jaringan lunak. Atau, terjadi pembengkakan tulang yang diikuti dengan gangguan fungsi tulang, tetapi tidak mun cul kemerahan di kulit atau rasa panas. Nyeri sendi juga dialami oleh penderita kanker, terutama kanker darah.
d. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam dapat bersifat generalisasi terutama menyerang sendi (Brunner dan suddart 2002 dalam Afriyanti, 2009)
2.5.4 Jenis–Jenis Penyakit Rematik
Junaidi (2012) menyebutkan ragam penyakit rematik sebagai berikut :
a. Gout
Serangan gout muncul secara mendadak, biasanya di jempol kaki atau sendi- sendi lainnya. Gout disebabkan oleh gangguan metabolisme protein purin yang menyebabkan asam urat darah meningkat dan kristal asam urat terbentuk dalam sendi atau tempat lainnya.
(32)
Arthritis reumatoid terjadi karena sistem imun menyerang lapisan atau membran sinovial sendi. Umumnya proses ini melibatkan seluruh tubuh dan dapat menyebabkan kelelahan, kehilangan berat badan, kurang darah (anemia), serta menyerang paru-paru, jantung, dan mata.
c. Osteoarthritis
Osteoarthritis disebabkan oleh patahnya bantalan tulang rawan (kartilago) yang menjadi bantal tulang. Penyakit ini sering disebut sebagai arthritis degeneratif.
d. Lupus (systemic lupus erythematosus)
Penyakit ini menyerang kulit dan melibatkan sendi, otot, serta terkadang organ dalam atau tubuh lainnya.
2.6 Perawatan Diri Penderita Rematik
Perawatan diri yang menderita rematik diidentifikasikan sebagai tindakan-tindakan yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatannya seperti perbaikan nutrisi dan olahraga teratur, istirahat cukup atau dengan diet, obat-obatan untuk meningkatkan dan memulihkan penyakitnya (Wahyuni, Tjekyan, dan Kartisari, 2008).
Junaidi (2012) menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan penderita rematik untuk meringankan penyakitnya antara lain:
a. Diet dan suplemen
Diet terutama ditekankan pada penderita gout dan osteoarthritis. Penderita gout harus menghindari minuman alkohol dan makanan yang
(33)
mengandung protein (purin) tinggi, seperti jeroan (hati, ginjal), makanan laut, dan kuah daging. Hindari makanan yang berpotensi memperburuk radang sendi, seperti daging merah, tomat, telur dan kafein.
Kebutuhan protein dapat diperoleh dengan mengonsumsi beras, cokelat, kacang-kacangan (almond, biji bunga matahari), polong, buncis, sayuran hijau, brokoli, bayam, dam biji-bijian. Penderita rematik atau radang sendi akan memperoleh banyak manfaat dengan melakukan diet sehat, yaitu diet seimbang yang mencakup sayur, buah, ikan salmon, dan daging putih.
b. Terapi Obat
Ada banyak obat yang digunakan untuk mengobati gejala penyakit rematik. Jenis obat yang digunakan bergantung pada jenis penyakit rematik dan kondisi pasien. Obat-obatan yang ada hanya mampu mengatasi gejala penyakit rematik, terutama gejala nyeri dan peradangannya. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit rematik, antara lain acetaminophen, cortisone, solumedrol dan hidrokortison.
c. Terapi Herbal
Bahan herbal yang membantu melawan nyeri rematik antara lain :
1. Jahe dan kunyit. Keduanya adalah bahan anti-inflamasi yang sangat baik, serta dapat mengurangi nyeri dan bengkak pada sendi.
(34)
3. Lidah buaya adalah anti-inflamasi yang sangat kuat, dapat meningkatkan system kekebalan. Mengandung asam salisilat dan magnesium yang berfungsi melawan arthritis.
4. Rosemary berfungsi seperti aspirin, tetapi lebih aman. Bekerja sebagai anti-inflamasi untuk semua jenisarthritis.
5. Aroma terapi. Menggunakan minyak esensial sebagai losion yang diserap melalui kulit.
6. minyak Jupiter untuk menghilangkan bengkak pada sendi.
d. Terapi panas dan dingin
Terapi panas dan dingin dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan peradangan pada rematik. Cara kerja terapi panas pada rematik adalah untuk meningkatkan aliran darah ke daerah sendi yang terserang dengan demikian proses radang dapat dikurangi dan sendi dapat berfungsi secara normal.
Terapi dingin bertujuan untuk membuat baal pada sendi yang terserang rematik sehingga mengurangi nyeri, peradangan, kaku dan kejang otot. Terapi dingin dapat dilakukan dengan menggunakan kantong berisi air dingin, semprotan dingin.
e. Olahraga dan Istirahat
Tidur sejenak disiang hari membantu tubuh memperbaiki kerusakan yang ada. Tidur diatas kasur yang cukup keras atau kasur yang hangat tanpa bantal
(35)
dalam posisi telentang. Pada penderita rematik pada sendi panggul atau lutut sebaiknya mempertahankan sendi dalam posisi lurus, badan telentang dan meletakkan bantal kecil di bawah sendi lutut untuk menghilangkan tegangan.
Aktivitas fisik atau olahraga dapat mengurangi nyeri dan kekakuan sendi, serta dapat meningkatkan kelenturan, otot yang kuat, dan ketahanan. Latihan dan olahraga yang dianjurkan adalah:
1. Range of motion exercises. Latihan fisik yang membantu menjaga pergerakan sendi secara normal, memelihara atau meningkatkan fleksibilitas, dan menghilangkan kekakuan sendi.
2. Strengthening exercise. Memelihara atau meningkatkan kekuatan otot. Otot yang kuat membantu dan menjaga sendi yang terserang penyakit rematik.
3.aerobic or edurance exercise.Meningkatkan kesehatan pembuluh darahjantung (kardiovaskuler), membantu menjaga berat badan ideal, dan memperbaiki kesehatan secara menyeluruh.
Anjurkan pasien arthritis untuk melakukan aerobic derajat sedang selama 30 menit etiap hari. Latihan yang terlalu berat, yang menyebabkan nyeri, harus dihindari. Hal itu berarti bahwa olah ranga berat, seprti sepak bola, basket, voli, dan sebagainya, harus dijauhi.
f. Fisipoterapi dan Relaksasi
Fisioterapi atau mobilisasi dapat digunakan untuk mengurangi nyeri dan memperbaiki kekakuan pada sendi yang terserang rematik. Tetapi jenis ini
(36)
dilakukan dengan hati-hati, seperti menarik secara lembut dan terus-menerus pada otot yang kakau, pemijatan, dan manipulasi dengan menggunakan kedua tangan untuk memperbaiki pergerakan sendi yang kaku.
Relaksasi progresif membantu mengurangi nyeri dengan menggunakan gerakan yang melemaskan otot yang tegang. Pada relaksasi progresif gerakan yang dilakukan adalah, pertama-tama mengencangkan kumpulan otot tertentu, lalu, secara perlahan, melemaskan atau merelaksasikannya.
(37)
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep dalam penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat.
Skema 3.1 Kerangka Konseptual Pengetahuan klien
tentang rematik
- Baik - Cukup - Kurang
Sikap klien terhadap rematik
- Positif - Negatif
-Perawatan Diri Klien dengan
- Baik - Cukup - Kurang
(38)
3.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Skala 1 Pengetahuan Segala sesuatu yang
diketahui responden tentang rematik: 1. Pengertian 2. Penyebab 3. Gejala 4. Perawatan
Kuesioner Baik : 19 - 22 Cukup : 15- 18 Kurang baik : 11- 14 Interval
2 sikap Kecendrungan klien
untuk berespon meliputi:
1. Sikap terhadap pentingya latihan dan olahraga untuk melancarkan gerak sendi dan menguatkan tulang termasuk rehabilitasi
2. Sikap terhadap pentingnya terapi kompres panas untuk mengurangi sendi atau otot yang kaku
Kuesioner Positif : 25 - 40 Negatif : 10 - 24
(39)
3. Sikap terhadap pentingya istirahat untuk memperbaiki kerusakan
4. Sikap untuk
menghindari makanan yang memperberat penyakit
5. Sikap terhadap pentingnya obatan untuk mengatasi rematik
3 Kemampuan
merawat diri
Reaksi nyata yang dilakukan klien untuk mengatasi rematik meliputi:
1. Aktivitas dan Olahraga
2. Terapi kompres panas/dingin dan fisioterapi
3. Istirahat dan tidur 4. Diet dan makanan bergizi
5. Obat-obatan
Kuesioner Baik : 31 - 40 Cukup : 21 - 30 Kurang baik: 10– 20
(40)
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan, sikap dan perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di wilayah Muaro Bodi kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian (Priyatno, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah klien rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan Muaro Bodi Kabupaten Sijunjung. Populasi didapatkan berdasarkan data penderita rematik dari Puskesmas Muaro Bodi. Jumlah populasi adalah 116 orang.
4.2.2 Sampel
a. Teknik Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling insidental. Sampling incidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu
(41)
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Kriteria sampel yang akan diteliti:
1. Klien rematik
2. Ada tanda dan gejala rematik
3. Bersedia menjadi responden
4. Dapat berkomunikasi dengan baik dan kooperatif
5. Tidak mengalami gangguan jiwa
b. Jumlah Sampel
Dalam menentukan besar sampel yang harus diambil dari populasi menggunakan rumus slovin.
n =
( )Dimana : n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Batas kesalahan yang ditolerir untuk setiap populasi (1%, 5%, 10%)
(42)
n
=
( , )
n
=
,n = 53,7
jumlah sampel = 54 orang
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perawatan diri klien dengan rematik belum pernah dilakukan di lokasi tersebut.kegiatan penelitian dilaksanakan bulan April sampai Mei 2015.
4.4 Pertimbangan Etik
Dalam melaksanakan peneitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari fakultas keperawatan. Lembar persetujuan diberikan kepada responden, bila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Tetapi bila calon responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan responden.
(43)
Penelitian ini tidak beresiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikologis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada lembar pengumpulan data, hanya dengan menuliskan inisial. Kerahasiaan informasi responden terjamin oleh peneliti, hanya data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4.5 Instrumen Penelitian
4.5.1 Kuesioner Penelitian
Kuesioner peneliti terdiri dari 4 bagian yaitu kuesioner data demografi, kuesioner pengetahuan klien tentang rematik, kuesioner sikap klien terhadap rematik, dan kuesioner perawatan diri klien dengan rematik.
a. Kuesioner data demografi
Kuesioner data demografi responden terdiri dari 6 pertanyaan dengan cara pengisian pernyataan yang ada, berkaitan dengan nama, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, lama menderita rematik.
b. Kuesioner pengetahuan klien tentang rematik
Kuesioner pengetahuan klien tentang rematik terdiri dari 15 pertanyaan pilihan ganda dan cara pengisian dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan yang tersedia. Adapun kategori hasil ukurnya adalah baik dengan skor 19-22, cukup dengan skor 15-18, dan kurang baik dengan skor 11-14
(44)
Kuesioner sikap klien terhadap rematik terdiri dari 10 pertanyaan dan cara pengisian dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan yang tersedia. Untuk pertanyaan sikap klien terhadap rematik terdiri dari 4 pilihan jawaban : a) sangat setuju, b) setuju, c) tidak setuju, d) sangat tidak setuju. Adapun kategori hasil ukurnya adalah positif 10-24 dan negatif 25-40.
d. Kuesioner perawatan diri klien dengan rematik
Kuesioner perawatan diri klien dengan rematik terdiri dari 10 pertanyaan dan cara pengisian dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu jawaban yang tersedia. Untuk pertanyaan kemampuan merawat diri klien rematik terdiri dari 4 pilihan jawaban : a) tidak pernah, b) kadang-kadang, c) sering, d) selalu. Adapun kategori hasil ukurnya adalah baik dengan skor 31-40, cukup dengan skor 21-30, dan kurang baik dengan skor 10-20
4.5.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah ketetapan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content validity) yaitu dengan memberikan instrumen kepada 3 orang yang ahli dibidangnya untuk menilai apakah kuesioner valid atau tidak dan nilai content validity index (CVI) adalah 0,8. Instrument ini diuji oleh 3 dosen yang berkompeten dibidangnya dengan hasil nilai CVI 0,85
(45)
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno, 2008). Uji Realibilitas dilakukan pada 30 orang responden , dikatakan reliable bila hasil reliabilitas bernilai 0,7 (Priyatno, 2008)
Uji reliabilitas dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden diluar responden penelitian yang dilakukan di wilayah Puskesmas Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari. Adapun tempat uji reliabilitas di tempat yang sama karena keterbatasan penelitian. Uji reliabilitas untuk pengetahuan Guttman split-half coefficient dengan hasil 0,75. Sedangkan untuk uji reliabilitas sikap dan kemampuan merawat diri menggunakan uji cronbach alpha dengan hasil 0,74, dan kemampuan merawat diri dengan hasil 0,75. Hasil yang didapat sudah reliabel
4.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam, 2003). Pengumpulan data di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari dengan prosedur sebagai berikut:
a. Setelah dilakukan Ujian sidang proposal dan telah disetujui dosen pembimbing akademik dilanjutkan dengan membuat surat izin permohonan pengumpulan data dibagian pendidikan fakultas keperawatan
(46)
yang ditujukan ke Kantor kesatuan bangsa dan politik Kabupaten Sijunjung.
b. Setelah mendapatkan surat rekomendasi pengumpulan data dari kantor kesatuan bangsa dan politik Kabupaten Sijunjung. Permohonan izin pengumpulan data ke Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari. c. Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan tekniksampling incidental.
d. Meminta calon responden yang terpilih agar bersedia menjadi responden setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan, manfaat dan prosedur penelitian serta hak dan kewajiban responden. Responden yang bersedia selanjutnya diminta menandatangaini informed consent.
e. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya bila ada yang belum jelas.
f. Setelah seluruh pertanyaan dalam kuesioner dijawab, maka peneliti mengumpulkan data mengucapkan terima kasih kepada responden.
4.7 Analisa Data
Analisa data adalah proses mengolah data dan penginterpretasian hasil pengolahan data (Priyatno, 2008). Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa masalah melalui beberapa tahap.
a. Editing
Dilakukan untuk memeriksa ulang kelengkapan jawaban pada setiap lembar kuesioner yang telah diisi responden
(47)
b. Coding
Coding adalah pemberian kode untuk setiap jawaban pada setiap pertanyaan sesuai dengan petunjuk coding. Pengkodean merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk bilangan. Setelah data kuesioner maka diberikan kode pada kolom di setiap item agar lebih memudahkan dalam pengolahan data.
c. Scoring
Setelah data terkumpul dan kelengkapannya diperiksa kemudian dilakukan tabulasi data dan diberi skor sesuai dengan kategori dari data serta jumlah item pertanyaan dari setiap variable.
d. Entri Data
Proses memasukkan data, setelah pemberian kode dan skoring lalu data dimasukkan kedalam program computer (software analysis) yang sesuai kemudian diolah oleh peneliti.
e. Cleaning Data
Kegiatan pengecekan kembali terhadap data yang telah dipindahkan ke dalam tebel dan ditabulasi. Data diperiksa kembali untuk memastikan bahwa data bersih dari kekeliruan.
f. Analysis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang variable pengetahuan, sikap, dan kemampuan merawat diri klien dengan rematik. Analisis data hasil penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu pengolahan data dan analisa
(48)
data dengan menggunakan komputer (software analysis). Pada analisis data ini data demografi, pengetahuan, sikap, dan kemampuan merawat diri klien dengan rematik akan dideskriptifkan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Peneliti akan mengolah data variabel tersebut menjadi bentuk proporsi (persentase) dimana kriteria masing-masing dari jawaban yang dijumlahkan frekuensinya dibagi jumlah responden dan dikali 100 %. Hasil akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan rumus (Nursalam, 2003) :
P = 100%
Keterangan : P = proporsi / persentase (%)
F = jumlah frekuensi / banyaknya data N = jumlah respnden
(49)
5.1 Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai pengetahuan, sikap, dan perawatan diri klien dengan rematik yang dilakukan pada tanggal 25 April 2015 sampai dengan 7 Mei 2015 di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat dengan jumlah responden 54 orang.
5.1.1 Karakteristik Responden
Deskriptif karakteristik responden meliputi umur klien rematik, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lama menderita rematik dapat dilihat pada tabel 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar klien rematik yang menjadi responden berusia 60 – 74 tahun (n = 33 atau 61,1 %), lalu usia 45-59 tahun (n=19 atau 35,2 %), dan paling sedikit dengan usia 75 –90 tahun (n=2 atau 3,7 %). Klien rematik yang menjadi responden lebih banyak dialami pada perempuan (n=35 atau 64,8 %) dibandingkan pada laki-laki (n= 19 atau 35,2 %). Berdasarkan tingkat pendidikan klien rematik dengan tidak sekolah (n=1 atau 1,9 %), Sekolah dasar atau sederajat (n=9 atau 16,7 %), sekolah menengah pertama atau sederajat (n= 15 atau 27,8 %), sekolah menengah atas atau sederajat (n= 27 atau 50%) dan perguruan tinggi (n=2 atau 3,7 %). Sementara pekerjaan klien
(50)
rematik yang menjadi responden adalah pegawai negeri sipil (n=11 atau 20,4 %), Ibu rumah tangga (n= 30 atau 55,6 %), wiraswasta (n= 9 atau 16,7 %), petani (n= 4 atau 7,4 %). Selain itu untuk lama menderita rematik≤ 1 tahun (n= 11 atau 20,4 %), 2–4 tahun (n= 26 atau 48,1%), 5 tahun (n= 17 atau 31,5 %).
Untuk lebih jelas karakteristik responden dapat dilihat pada tebel 1 di bawah ini :
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Umur
45 - 59 tahun 60 - 74 tahun 75 - 90 tahun
19 33 2 35,2 61,1 3,7 Jenis Kelamin
Laki–laki Perempuan 19 35 35,2 64,8 Pendidikan Tidak sekolah SD/sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat Perguruan Tinggi 1 9 15 27 2 1,9 16,7 27,8 50 3,7 Pekerjaan
PNS 11 20,4
Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Petani
Lama Menderita Rematik ≤ 1 tahun
2–4 tahun 5 tahun 30 9 4 11 26 17 55,6 16,7 7,4 20,4 48,1 31,5
(51)
5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan klien tentang rematik
yang tinggal di Wilayah Puskesmas Muaro Bodi kecamatan IV Nagari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan klien tentang rematik berdasarkan kategori kurang, cukup, dan baik. Untuk lebih jelas tentang pengetahuan klien dengan rematik dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan klien tentang rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari.
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Pengetahuan Kurang Cukup Baik 1 16 37 1,9 29,6 68,5
5.1.3 Distribusi frekuensi dan persentase sikap klien terhadap rematik yang
tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dan persentase sikap klien terhadap rematik berdasarkan kategori positif dan negatif. Untuk lebih jelas tentang sikap klien terhadap rematik dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Kategori Frekuensi Persentase(%)
Sikap Positif Negatif 52 2 96,3 3,7
(52)
5.1.4 Distribusi frekuensi dan persentase perawatan diri klien dengan
rematik yang tinggal di Wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV
Nagari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dan persentase kemampuan merawat diri klien dengan rematik berdasarkan kategori kurang, cukup, dan baik. Untuk lebih jelas tentang kemampuan merawat diri klien rematik dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di Wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari
Kategori Frekuensi Persentase(%)
Perawatan diri Kurang Cukup Baik
7 42
5
13 77,8
(53)
5.2 Pembahasan
Dalam pembahasan ini, penelitian menunjukkan gambaran tentang pengetahuan, sikap, dan perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat.
5.2.1 Pengetahuan Klien Tentang Rematik.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa klien rematik yang berpengetahuan baik tentang penyakit rematik sebanyak 37 orang (68,5%). Sementara berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (29,6%). Sedangkan berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1,9%). Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang penyakit rematik adalah baik. Adapun pengetahuan responden dalam kategori baik, hal ini terkait dengan asumsi bahwa mayoritas responden mimiliki tingkat pendidikan SMA, sehingga intelegensi seseorang mempengaruhi pengetahuan orang tersebut.
Tingkat pendidikan individu sangat berpengaruh terhadap anggapan seseorang terhadap kesehatannya. Kemampuan kognitif mempengaruhi cara seseorang untuk berpikir, termasuk kemampuan untuk memahami faktor penyakit dan penerapan pengetahuan kesehatan ke dalam praktik kesehatan individu (Potter dan Perry, 2009). Adapun tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah tingkat SMA sebanyak 27 orang (50%), sehingga intilegensi seseorang mempengaruhi pengetahuan orang tersebut.
(54)
Hal ini juga Sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003), bahwa tingkat pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, motivasi, lingkungan dan sosial ekonomi, ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa sekolah atau pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi individu dan mempertinggi taraf intelegensi individu. Dengan pendidikan, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal .
Berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afriyanti (2009) di panti werdha Cipayung Jakarta didapatkan hasil responden berpengetahuan kurang sebanyak 60 orang (60%), hal ini dikarenakan tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah tamat SD.
Menurut Riyanto dan Budiman (2013), Pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Hal ini terkait dengan karakteristik responden pada lama menderita rematik yang sudah memiliki pengalaman terhadap penyakit rematik yang terus membentuk pemahaman-pemahaman yang baru. Sebagian
(55)
besar responden sudah menderita rematik selama 2 sampai dengan 4 tahun sebanyak 26 orang (48,1%) dan lebih dari 5 tahun sebanyak 17 orang (31,5%).
Menurut Riyanto dan Budiman (2012) menyatakan semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Pengetahuan juga diperoleh dari pengalaman. Pengalaman merupakan sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu.
5.2.2 Sikap klien Terhadap Rematik
Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap klien terhadap rematik di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagari, diperoleh sebagian besar responden memiliki sikap positif yaitu sebanyak 52 orang (96,3%). Adapun sikap klien terhadap rematik menunjukkan sikap yang mendukung atau positif, hal ini terkait dengan asumsi peneliti bahwa klien dengan rematik masih memperhatikan kesehatannya dengan melakukan pemeriksaan kepetugas kesehatan atau melakukan pencarian pengobatan terhadap penyakitnya. Selain itu klien dengan rematik juga antusias mengikuti senam lansia yang diadakan oleh puskesmas setiap minggunya.
Purwanto (2002) sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata, hal ini dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,,mengharapkan objek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif
(56)
terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.
Sikap positif atau mendukung akan didapat apabila ada kesesuaian dari pengetahuan, keyakinan, motivasi dan emosi. Hal ini sesuai dengan sikap Notoadmodjo (2012) yaitu sikap yang mendukung dapat disebabkan oleh adanya kesesuaian dan keutuhan dari 3 komponen pokok yang saling berhubungan secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh antara lain kepercayaan atau keyakinan, kehidupan emosional, dan kecendrungan untuk bertindak.
Dari hasil penelitian pendidikan dan pengalaman merupakan faktor yang mempengaruhi sikap penderita rematik. Adapun mayoritas tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 27 orang (50%) dan lamanya menderita rematik selama 2-4 tahun sebanyak 26 orang (48,1%) dan lebih dari 5 tahun sebanyak 17 orang (31,5 %). Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, sedangkan pengalaman merupakan suatu cara memperoleh kebenaran dalam memecahkan masalah yang dihadapi (Riyanto dan Budiman, 2012).
5.2.3 Perawatan diri klien dengan rematik
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah Puskesmas Muaro Bodi, perawatan diri klien dengan penyakit rematik pada umumnya dalam kategori cukup baik yaitu sebanyak 42 orang (77,8%). Adapun perawatan diri klien dengan rematik dalam kategori cukup baik diasumsikan adanya kesadaran diri penderita rematik dalam menghindari makanan pantangan yaitu daging, ikan
(57)
laut, hati dan lain-lain. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Wahyuni (2008), yang dilakukan di panti werdha Sumatera Selatan, didapatkan hasil penelitian dalam kategori buruk yaitu sebanyak 21 responden dari 35 responden. Hal ini dikarenakan kebanyakan penderita rematik tidak menjalakan perawatan terhadap penyakitnya.
Berdasarkan penelitian ini penderita rematik terbanyak berada pada kelompok umur 60 – 74 tahun (61,1%) yang berarti sebagian besar responden adalah lansia. Menurut Zainudin (2009), masih banyak masyarakat ataupun lansia yang beranggapan bahwa dirinya tidak mampu dalam mempelajari pengetahuan dan ketarampilan baru, serta menganggap dirinya jompo, rapuh, tidak perlu belajar dan berlatih, dan tidak perlu bekerja, hal semacam inilah yang akan menimbulkan stress dan distress serta despair (putus harapan) pada lansia. Hal ini juga yang berpengaruh terhadap perawatan diri lansia.
Menurut Potter dan Perry (2009), status ekonomi juga mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap terapi kesehatan. Seseorang dengan tingkat kebutuhan yang tinggi, keluarga besar, dan pendapatan yang rendah cenderung member prioritas lebih dahulu terhadap makanan dan kebutuhan hidup lainnya dibandingkan dengan obat-obatan atau terapi untuk meningkatkan kesehatannya. Hal ini terlihat pada karakteristik responden yang sebagian responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 35 orang (64,8%) dan mayoritas berprofesi sebagai Ibu rumah tangga yang hanya mengandalkan penghasilan dari suami mereka. Hal ini jugalah yang membuat perawatan diri klien dengan rematik
(58)
Notoadmodjo (2012) menyatakan tindakan merupakan reaksi konkrit seseorang terhadap objek. Seseorang telah mempraktekkan apa yang diketahui atau yang disikapi. Adapun kategori cukup baik untuk perawatan diri klien dengan rematik dikarenakan klien rematik tetap melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari dan tetap melakukan kegiatan olahraga seperti senam lansia yang diadakan setiap hari sabtu di Puskesmas. Hal ini sesuai menurut Junaidi (2012), beberapa hal yang dilakukan oleh penderita rematik dalam meringankan penyakitnya, yaitu dengan aktivitas dan olahraga. Aktivitas dan olahraga dapat mengurangi nyeri dan kekakuan sendi, serta dapat meningkatkan kelenturan, otot yang kuat, dan ketahanan.
Selain itu Puskesmas juga ikut berperan dalam pelayanan kesehatan sebagai tempat penyediaan obat maupun memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan penyakit rematik. Itulah sebabnya penelitian ini diperoleh mayoritas responden memiliki perawatan diri dalam kategori cukup baik sebanyak 42 orang.
(59)
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan terhadap 54 orang responden klien rematik yang tinggal di wilayah Puskesmas Muaro Bodi Kecamatan IV Nagri menggambarkan sebagian besar responden (68,5 %) memiliki tingkat pengetahuan yang baik terkait penyakit rematik. Ini dikarenakan klien rematik mayoritas memiliki tingkat pendidikan minimal SMA sehingga berpengaruh pada tingkat inteligensi mereka. Selain itu klien rematik juga memiliki banyak pengalaman terkait penyakitnya yaitu sebagian besar lama menderita rematik adalah 2 –4 tahun. Sehingga dalam rentang waktu itu, klien rematik sudah banyak mengumpulkan informasi terkait penyakitnya.
Sedangkan gambaran sikap klien terhadap penyakit rematik , memiliki sikap positif sebanyak 52 orang (96,3%). Hal ini dikarenakan adanya kesesuai dari pengetahuan, keyakinan, motivasi dan emosi. Selain itu terkait dengan pendidikan, yang mana pendidikan merupakan sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dan ada 3,7 persen memiliki sikap negative.
(60)
dikarenakan masih kurangnya kesadaran diri klien rematik dalam menjaga kesehatan nya, ini terlihat pada pernyataan tentang menghindari pantangan makanan yang memperberat rematik sebanyak 25 orang (46,3%) menjawab dengan kadang-kadang. Selain itu juga aktivitas dan olahraga seperti senam lansia yang masih kurang dillakukan klien rematik. Hal ini terlihat pada pernyataan tentang melakukan aktivitas olahraga sebanyak 27,8 persen menjawab kadang-kadang.
6.2 Saran
6.2.1 Praktek Keperawatan
Dalam praktek keperawatan diharapkan kepada petugas kesehatan untuk terus memberikan informasi tentang perawatan diri klien dengan rematik agar perawatan diri klien dengan rematik menjadi baik dan meningkatkan derajat kesehatan klien dengan rematik.
6.2.2 Pendidikan Keperawatan
Dalam institusi keperawatan diharapkan untuk mempersiapkan mahasiswa keperawatan dengan melibatkan mahasiswa dalam meningkat derajat kesehatan klien rematik melalui pengabdian kepada masyarakat
6.2.3 Penelitian Keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi pengembang instrumen penelitian yang terkait dengan pengetahuan, sikap dan kemampuan merawat diri klien rematik.
(61)
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, F, N. (2009). Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Penyakit Rheumatoid Arthritis di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Ayad, S. (2013). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang Rematik di
Panti Sosial Trena Werdha Ilomata Kota Gorontalo, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.
Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Junaidi, I. (2012). Rematik dan Asam urat Edisi Revisi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
Misnadiarly. (2007). Rematik Asam Urat-Hiperusimia Arthritis Gout. Jakarta: Pustaka Obor Populer
Mubarak. (2006).Ilmu Keperawatan Komunitas 2.Jakarta: Sagung Seto
Nainggolan, O. (2009). Prevalensi Rematik. Artikel Penelitian Kedokteran Indonesia, 59, 2
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2010).Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Potter & Perry. (2002). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses, dan Praktis. Edisi 4. Vol I. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS (statistical product and service solution).Yogyakarta: Media Kom
Purwanto, H. 1999. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Riyanto, A, dan Budiman. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan.Jakarta: Salemba Medika
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta
(62)
Wahyuni, D., Tjekyan, S., dan Kartisari A. (2008). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Lansia Terhadap Self Care dengan Penyakit Rematik Di Panti Tresna Werdha Warga Tama Indralaya OI.Artikel Penelitian, 40, 4
Rubenstein, D., Wayne, D., dan Bradley, J. (2007). Lecture Notes Kedokteran Klinis Edisi Keenam.Jakarta: Erlangga
Zainuddin, K. (2009).Memahami Mitos dan realita tentang lansia. Diunduh dari
(63)
JADWAL PENELITIAN
no
aktivitas
penelitian Sep-14
oktober
14 november
januari 2015
maret 2015
Apr-15
mei 2015
juli 2015 1 pengajuan judul
2 menyusun Bab 1 3 menuyusun bab 2 4 menyusun Bab 3 5 menyusun bab 4 6 sidang proposal 7 uji validitas 8 uji realibilitas 9 menyusun bab 5 10 menyusun bab 6 11 sidang skripsi
(64)
No. Kode Responden
( )
FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Judul : Pengetahuan, sikap dan perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di wilayah puskesmas Muaro Bodi kecamatan IV Nagari Kab. Sijunjung, Sumatera Barat
Nama peneliti : Fauzan Suherdi
Nim : 111101058
Saya adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perawatan diri klien dengan rematik yang tinggal di wilayah puskesmas muaro bodi kecamatan IV Nagari. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas kuesioner ini sesuai dengan fakta bapak/ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, informasi yang bapak/ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menanda tangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti bapak/ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian bapak/ibu untuk penelitian ini.
Muaro Bodi, April 2015 Responden
(65)
---KUESIONER DATA DEMOGRAFI
Petunjuk Pengisian:
a. Bapak/Ibu diharapkan bersedia menjawab pertanyaan yang ada
b. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang disediakan.
c. Bila ada yang tidak dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
A. Data Demografi
1. Nama (Inisial) :
2. Umur : ...tahun
3. Jenis Kelamin : 1. () Laki-laki 2. () Perempuan 4. Pendidikan terakhir : 1. ( ) Tidak sekolah
2. ( ) SD/sederajat 3. ( ) SMP/sederajat 4. ( ) SMA/sederajat 5. ( ) Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan : 1. ( ) PNS 4. ( ) Wiraswasta
2. ( ) Pegawai swasta 5. ( ) Lain-lain, sebutkan…….. 3. ( ) Ibu rumah tangga
(66)
B. Kuesioner Pengetahuan Klien Tentang rematik
Petunjuk pengisian :
1. Pertanyaan berikut ini adalah mengenai pengetahuan anda tentang rematik 2. Beri tanda ceklist (√) pada setiap jawaban yang anda anggap benar
3. Jika andsa ingin memperbaiki jawaban. Beri tanda (=) pada jawaban yang salah kemudian beri tanda ceklist (√) untuk jawaban yang benar
4. Tanyakan langsung pada peneliti jika ada kesulitan menjawab pertanyaan 5. Mohon kuesioner dikembalikan kepada peneliti setelah jawaban terisi semua 7. Atas kesediaan Bapak/Ibu. Peneliti ucapkan terima kasih
PERTANYAAN
1. Penyakit (rematik) merupakan...
a. Penyakit yang menyerang sendi dan tulang b. Penyakit peradangan pada fungsi jantung c. Penyakit peradangan pada fungsi otak
2. Keluhan yang dirasakan bila terkena rematik adalah...
a. Sendi terasa nyeri, kaku dan bengkak c. Sesak nafas b. Pusing, Mual, dan Muntah
3. Bukan merupakan tanda-tanda seseorang terkena rematik adalah... a. Sendi terasa nyeri dan kaku
b. Demam di malam hari
c. Peradangan dan bengkak pada sendi 4. Rematik dapat mengakibatkan...
a. Tulang keropos
b. Diabetes/penyakit gula c. Kebutaan
5. Kekakuan sendi pada penderita rematik biasanya muncul saat... a. Pagi hari
(67)
b. Sore hari c. Malam hari
6. Cara untuk mengurangi rasa nyeri pada rematik dengan... a. Menggerakkan sendi seperti biasa
b. Menggosok dan mengkompres dengan air dingin c. Membiarkan saja
7. Cara untuk mengurangi bengkak dan kaku pada rematik dengan... a. Istirahat yang cukup
b. Beraktivitas atau bekerja seperti biasa c. Berolahraga selama 15 menit
8. Sumber makanan di bawah ini yang baik untuk dikonsumsi penderita rematik adalah...
a. Daun Seledri b. Buncis c. Lobak
9. Minuman dibawah ini yang sebaiknya dihindari penderita rematik adalah... a. Minuman bersoda
b. Minuman susu c. Minuman air putih
10. Aktivitas yang masih dapat dilakukan secara bertahap setiap hari adalah... ` a. Senam lansia
b. joging dan berlari c. Berkebun
11. Menurut Bapak/Ibu dibawah ini yang termasuk jenis rematik adalah... a. Asam urat b. Diabetes c. Tekanan Darah Tinggi
(68)
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan jawaban yang Bapak/Ibu pilih Keterangan
SS : SANGAT SETUJU
S : SETUJU
TS : TIDAK SETUJU
STS : SANGAT TIDAK SETUJU PERTANYAAN UNTUK SIKAP
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Menyempatkan waktu untuk olahraga yang baik bagi penderita rematik dapat mengurangi kekakuan sendi pada penderita rematik
2 Sering meminum minuman bersoda tidak dapat mempengaruhi kambuhnya rematik
3 Bapak/Ibu yang selalu bersedia untuk diajak melakukan pemeriksaan ke posyandu dapat mempengaruhi dan membantu mengontrol masalah kesehatan khususnya dalam pencegahan kambuhnya penyakit rematik
4 Membeli obat di warung lebih murah, praktis dan cepat meredakan sakit rematik ketimbang obat dari dokter atau petugas kesehatan
5 Kompres panas dan dingin dapat mengurangi nyeri dan peradangan pada rematik.
(69)
6 Mengontrol kesehatan untuk pergi ke petugas kesehatan atau ke posyandu lansia dapat mengurangi nyeri/kambuhnya pada persendian
7 Istirahat adalah salah satu tindakan yang baik untuk mengontrol terjadi kambuhnya nyeri lebih parah lagi
8 Membeli obat di dokter atau petugas kesehatan dapat mengontrol/mengurangi kambuhnya penyakit rematik/nyeri sendi
9 Mengkonsumsi makanan yang mengandung protein (kacang-kacangan) tidak dapat menimbulkan penyakit sendi (rematik)
10 Dengan melakukan kegiatan sehari-hari dapat menimbulkan terjadinya kambuhnya nyeri pada persendian
(70)
D. Kuesioner Perawatan Diri Klien dengan Rematik
Berilah tanda ceklist (√) pada kolom sesuai dengan jawaban yang Bapak/Ibu Pilih KETERANGAN
TP : TIDAK PERNAH
KK : KADANG-KADANG
SR : SERING
SL : SELALU
NO
PERNYATAAN TP KK SR SL
1 Menghindari makanan yang mengandung protein tinggi (hati, makanan laut, daging) yang memperberat rematik
2 Tidur sejenak disiang hari untuk mengistirahatkan tubuh
3 Mengkonsumsi obat dari tumbuhan untuk mengurangi nyeri rematik
4 Melakukan kompres panas dan dingin untuk mengurangi nyeri dan peradangan rematik 5 Melakukan pemijatan untuk sendi yang kaku
6 Melakukan pengobatan sesuai resep dokter atau petugas kesehatan
7 Mengkonsumsi obat yang dibeli di warung
8 Melakukan olahraga (senam lansia, jalan pagi,dll) untuk mengurangi nyeri dan kekakuan sendi
9 Melakukan aktivitas yang berat (berkebun, berkendaraan, bekerja di tambang, dll)
10 Melakukan pemeriksaan kesehatan minimal 1x sebulan untuk mengontrol rematik
(71)
TAKSASI DANA
No Kegiatan Biaya
1. Proposal
1. Internet
2. Kertas A4 80gr 1 rim 3. Print
4. Fotocopy memperbanyak proposal 5. Sidang proposal
Rp. 100.000 Rp. 72.000 Rp. 200.000
Rp. 50.000 Rp. 150.000
2. Pengumpulan Data
1. Transportasi 2. Cenderamata
Rp. 150.000 Rp. 200.000 3. Analisa Data dan Pengumpulan Laporan
1. Kertas A4 2 rim 80gr 2. Jilid proposal
3. Fotocopy laporan penelitian 4. Sidang skripsi
Rp. 74.000 Rp. 40.000 Rp. 50.000 Rp. 300.000
4. Biaya Tak Terduga Rp.100.000
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
Lampiran Tabel Statistics klasifikasi umur
N Valid 54
Missing 0
Mean 1.69
Median 2.00
Std. Deviation .543
Klasifikasi umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 45-59 tahun 19 35.2 35.2 35.2
60-74 tahun 33 61.1 61.1 96.3
75-90 tahun 2 3.7 3.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statistics Jenis kelamin
N Valid 54
Missing 0
Mean 1.65
Median 2.00
Std. Deviation .482
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 19 35.2 35.2 35.2
perempuan 35 64.8 64.8 100.0
(85)
Statistics pendidikan
N Valid 54
Missing 0
Mean 3.37
Median 4.00
Std. Deviation .875
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak sekolah 1 1.9 1.9 1.9
sd/sederajat 9 16.7 16.7 18.5
smp/sederajat 15 27.8 27.8 46.3
sma/sederajat 27 50.0 50.0 96.3
perguruan tinggi 2 3.7 3.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statistics pekerjaan
N Valid 54
Missing 0
Mean 2.91
Median 3.00
(86)
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PNS 11 20.4 20.4 20.4
Ibu rumah tangga 30 55.6 55.6 75.9
wiraswasta 9 16.7 16.7 92.6
Petani 4 7.4 7.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statistics Lama menderita rematik
N Valid 54
Missing 0
Mean 2.11
Median 2.00
Std. Deviation .718
Lama menderita rematik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ≤1 tahun 11 20.4 20.4 20.4
2-4 tahun 26 48.1 48.1 68.5
≥ 5 tahun 17 31.5 31.5 100.0
(87)
1.reliabiltas pengetahuan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha Part 1 Value .645
N of Items 6a
Part 2 Value .352
N of Items 5b
Total N of Items 11 Correlation Between Forms .624 Spearman-Brown Coefficient Equal Length .768 Unequal Length .770 Guttman Split-Half Coefficient .759
a. The items are: s1, s2, s3, s4, s5, s6. b. The items are: s6, s7, s8, s9, s10, s11.
2. reliabilitas sikap Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
(88)
Reliability Statistics Cronbach’s
Alpha N of Items
.726 10
3. reliabilitas kemampuan merawat diri
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach’s
Alpha N of Items
(89)
4.hasil
Statistics klasifikasi
N Valid 54
Missing 0
Mean 1.33
Median 1.00
Std. Deviation .514
Klasifikasi pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid baik 37 68.5 68.5 68.5
cukup 16 29.6 29.6 98.1
kurang baik 1 1.9 1.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
Statistics klasifikasisikap
N Valid 54
Missing 0
Mean 1.04
Median 1.00
Std. Deviation .191
klasifikasisikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid positif 52 96.3 96.3 96.3
negatif 2 3.7 3.7 100.0
(90)
Statistics
klasifikasikemampuanmerawatdiri
N Valid 54
Missing 0
Mean 2.04
Median 2.00
Std. Deviation .474
Klasifikasikemampuanmerawatdiri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid baik 5 9.3 9.3 9.3
cukup 42 77.8 77.8 87.0
kurang baik 7 13.0 13.0 100.0
(91)
5. Hasil peritem pengatahuan
Soal 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 1 1.9 1.9 1.9
benar 53 98.1 98.1 100.0
Total 54 100.0 100.0
Soal 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 4 7.4 7.4 7.4
benar 50 92.6 92.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
Soal 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 26 48.1 48.1 48.1
benar 28 51.9 51.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
Soal 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 5 9.3 9.3 9.3
benar 49 90.7 90.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
(92)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 5 9.3 9.3 9.3
benar 49 90.7 90.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Soal 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 47 87.0 87.0 87.0
benar 7 13.0 13.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
Soal 7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 32 59.3 59.3 59.3
benar 22 40.7 40.7 100.0
Total 54 100.0 100.0
Soal 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 8 14.8 14.8 14.8
benar 46 85.2 85.2 100.0
Total 54 100.0 100.0
Soal 9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(93)
Valid salah 24 44.4 44.4 44.4
benar 30 55.6 55.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
s10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 20 37.0 37.0 37.0
benar 34 63.0 63.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
Soal 11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid salah 1 1.9 1.9 1.9
benar 53 98.1 98.1 100.0
Total 54 100.0 100.0
6. hasil peritem sikap
Pernyataan 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 3.7 3.7 3.7
2 3 5.6 5.6 9.3
3 28 51.9 51.9 61.1
4 21 38.9 38.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pernyataan 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(94)
2 13 24.1 24.1 25.9
3 36 66.7 66.7 92.6
4 4 7.4 7.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
Penyataan 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 8 14.8 14.8 16.7
3 25 46.3 46.3 63.0
4 20 37.0 37.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pernyataan 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 3.7 3.7 3.7
2 9 16.7 16.7 20.4
3 35 64.8 64.8 85.2
4 8 14.8 14.8 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pernyataan 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 3.7 3.7 3.7
2 13 24.1 24.1 27.8
3 36 66.7 66.7 94.4
4 3 5.6 5.6 100.0
(95)
Pernyataan 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 1 1.9 1.9 1.9
3 33 61.1 61.1 63.0
4 20 37.0 37.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pernyataan 7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 3.7 3.7 3.7
2 7 13.0 13.0 16.7
3 35 64.8 64.8 81.5
4 10 18.5 18.5 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pernyataan 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 4 7.4 7.4 9.3
3 28 51.9 51.9 61.1
4 21 38.9 38.9 100.0
(1)
Pernyataan 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 1 1.9 1.9 1.9
3 33 61.1 61.1 63.0
4 20 37.0 37.0 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pernyataan 7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 2 3.7 3.7 3.7
2 7 13.0 13.0 16.7
3 35 64.8 64.8 81.5
4 10 18.5 18.5 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pernyataan 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 1 1.9 1.9 1.9
2 4 7.4 7.4 9.3
3 28 51.9 51.9 61.1
4 21 38.9 38.9 100.0
(2)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 4 7.4 7.4 7.4
2 28 51.9 51.9 59.3
3 14 25.9 25.9 85.2
4 8 14.8 14.8 100.0
Total 54 100.0 100.0
Pernyataan 10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 3 5.6 5.6 5.6
2 14 25.9 25.9 31.5
3 29 53.7 53.7 85.2
4 8 14.8 14.8 100.0
Total 54 100.0 100.0
7. Hasil peritem kemampuan merawat diri
p1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 12 22.2 22.2 22.2
(3)
p2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 10 18.5 18.5 18.5
2 22 40.7 40.7 59.3
3 18 33.3 33.3 92.6
4 4 7.4 7.4 100.0
Total 54 100.0 100.0
p3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 13 24.1 24.1 24.1
2 28 51.9 51.9 75.9
3 12 22.2 22.2 98.1
4 1 1.9 1.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
p4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 20 37.0 37.0 37.0
2 22 40.7 40.7 77.8
3 10 18.5 18.5 96.3
4 2 3.7 3.7 100.0
(4)
p5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 18 33.3 33.3 33.3
2 21 38.9 38.9 72.2
3 12 22.2 22.2 94.4
4 3 5.6 5.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
p6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 5 9.3 9.3 9.3
2 13 24.1 24.1 33.3
3 26 48.1 48.1 81.5
4 10 18.5 18.5 100.0
Total 54 100.0 100.0
p7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(5)
p8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 6 11.1 11.1 11.1
2 15 27.8 27.8 38.9
3 19 35.2 35.2 74.1
4 14 25.9 25.9 100.0
Total 54 100.0 100.0
p9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 6 11.1 11.1 11.1
2 8 14.8 14.8 25.9
3 17 31.5 31.5 57.4
4 23 42.6 42.6 100.0
Total 54 100.0 100.0
p10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 6 11.1 11.1 11.1
2 8 14.8 14.8 25.9
3 20 37.0 37.0 63.0
4 20 37.0 37.0 100.0
(6)