Karies Gigi Peran Antibodi Kuning Telur (IgY) Sebagai Anti Adhesi dan Opsonin Untuk Pencegahan Serangan Mutan Streptococcus Serotipe d (Streptococcus Sobrinus)

6 Menurut Raj et al. 2004, IgY sangat stabil pada kondisi normal, IgY dapat disimpan selama 10 tahun pada suhu 4 C, selama 6 bulan pada suhu kamar, dan satu bulan pada suhu 37 C tanpa ada antibodi yang hilang. Sementara itu Shin et al. 2002 menyatakan bahwa IgY stabil pada suhu 40 C , dan hanya kehilangan 20 aktivitasnya pada pemanasan dengan suhu 60 C selama 10 menit serta stabil pada pH 4 sd pH 8. Carlander 2002 memaparkan bahwa pada tahun 1893 Klemperer mendapatkan imunitas pasif pada unggas yang ditunjukkan dengan adanya transfer imunitas melawan toxin tetanus dari induk unggas pada anak ayam, dan imunitas ini terjadi karena transfer IgY dari induk kepada anaknya. Pemanfaatan IgY sebagai bahan bioaktif pada makanan, nutraceutical dan kosmetik telah banyak dikembangkan terutama di Jepang. Produk yogurt yang mengandung IgY spesifik H. pylori telah terbukti dapat menekan infeksi H. pylori. IgY spesifik Bacteriodes gengivalis telah dikembangkan untuk memperbaiki kebersihan mulut. Biofilter dengan IgY spesifik anti influenza terbukti mampu menginaktifkan virus influenza sampai 99.99 Abdou Kim 2005.

2.2 Karies Gigi

Karies atau Caries berasal dari bahasa latin yang berarti busuk Rot. Di Eropa pada abad pertengahan, kata rot digunakan dalam ilmu kedokteran sebagai busuk pada tulang osteomielitis dan busuk pada gigi rotten teeth. Kemudian pembusukan pada gigi disebut sebagai tooth decay atau dental caries karies gigi Mount Hume 2006. Karies gigi kavitasi adalah daerah yang membusuk di dalam gigi, yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email permukaan gigi sebelah luar yang keras dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Di dalam mulut, bakteri, sisa makanan, dan saliva menyatu membentuk plak yang menempel pada gigi. Plak mulai menyatu dengan gigi sekitar 20 menit setelah makan, jika plak tidak dibersihkan secara rutin maka akan timbul karies Wikipedia 2006. Plak gigi adalah material yang menempel pada gigi, terdiri dari kumpulan bakteri 60-70 dari volume plak, polimer saliva, dan produk ekstrasel bakteri. Secara alamiah plak membentuk biofilm dimana kumpulan bakteri ini dapat mencapai ketebalan 300-500 sel pada permukaan gigi. Tingginya konsentrasi metabolit yang berasal dari kumpulan bakteri akan menyebabkan sakit gigi Todar 2002. 7 Kasus karies gigi menyebar di seluruh dunia secara global, penyakit ini menyebabkan rasa sakit, kehilangan gigi, infeksi, bahkan kematian. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi kemunculan karies, yaitu email gigi dentin, bakteri yang bersifat kariogenik, fermentasi karbohidrat misalnya sukrosa, serta lamanya waktu interaksi ketiga faktor tersebut Wikipedia 2006. Proses karies gigi berawal ketika bakteri normal pada rongga mulut beraktivitas dan berkumpul disekitar gigi membentuk masa lengket berwarna krem yang dikenal sebagai plak Wikipedia 2006. Bakteri yang membentuk plak ini kemudian menghasilkan asam laktat yang dapat menyebabkan demineralisasi melarutnya email gigi. Asam laktat ini dihasilkan dari proses fermentasi karbohidrat Todar 2002. Terkikisnya mineral email gigi demineralisasi adalah proses yang berjalan dinamis, apabila kondisi asam ternetralkan dengan adanya mineral penting dari saliva, obat kumur, pasta gigi maka pembentukan mineral kembali remineralisasi dapat muncul dan memperbaiki kondisi gigi yang mengalami karies Wikipedia 2006. Gambar 3 Karies Gigi Bratthall 2004 Karies gigi Gambar 3 menyebabkan hilangnya mineral gigi secara progresif diikuti dengan invasi bakteri pada gigi yang demineralisasi. Karies merupakan penyakit yang bersifat komplek karena terdapat beberapa faktor yang saling berkaitan Mount Hume 2006 yaitu sebagai berikut : 1. Karies adalah penyakit bakterial : Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa karies membutuhkan proporsi mutan streptococcus MS yang 8 berlimpah pada plak gigi. Bakteri ini melekat pada gigi, memproduksi asam laktat, mampu bertahan hidup lebih baik pada kondisi asam, serta menghasilkan polisakarida ekstrasel dari sukrosa. Infeksi bakteri penyebab karies umumnya terjadi pada usia muda di masa kanak-kanak. Baktrei penyebab karies dapat ditularkan dari orangtua atau teman sepermainan. Selain MS, laktobacillus dan Actinomyces viscosus juga berperan dalam munculnya karies gigi. 2. Karies dipengaruhi oleh diet sukrosa : Diet sukrosa mengubah ketebalan dan sifat kimia plak bakteri. Mutan streptococcus dan bakteri plak lain menggunakan monosakarida dan disakarida untuk membangun polisakarida ekstrasel. Hal ini mempertebal plak dan mengubah lingkungan ekstrasel dari cairan menjadi gel. Gel yang tebal plak menyebabkan perkembangan lingkungan asam yang melawan permukaan gigi dari perlindungan buffer saliva. Plak yang tidak mengalami kontak dengan sukrosa akan lebih tipis dan terlindung oleh buffer saliva. Diet yang banyak mengandung sukrosa meningkatkan resiko karies. 3. Karies digerakkan oleh frekuensi makan : Setiap kali bakteri didalam plak mengalami kontak dengan makanan atau minuman yang mengandung gula, mereka menggunakannya untuk metabolisme dan memproduksi asam organik sebagai metabolit. Apabila asam ini tidak bercampur dengan buffer saliva, maka akan menyebabkan larutnya permukaan gigi demineralisasi. Frekuensi makan yang tinggi dapat meningkatkan resiko karies. 4. Karies dimodifikasi oleh flouride : Mineral pada email, cementum, dan dentin mengandung kalsium fosfat yang disebut apatit. Apatit pada gigi yang baru banyak mengandung karbonat, sedikit flouride, dan mudah terkikis. Siklus parsial demineralisasi yang diikuti dengan remineralisasi pada lingkungan yang kaya flouride membentuk apatit dengan sedikit karbonat, flouride lebih banyak, dan tidak mudah terkikis. Pemberian flouride secara topikal juga mengurangi produksi asam oleh bakteri plak. Flouride yang terdapat pada makanan dan minuman, pasta gigi, obat kumur dapat membantu mengurangi resiko karies karena membantu remineralisasi pada gigi. 5. Karies dimodifikasi oleh saliva : Sirkulasi saliva salivary flow merupakan buffer yang efektif untuk menjaga keseimbangan demineralisasi dan 9 remineralisasi gigi. Resiko karies menjadi lebih tinggi apabila salivary flow kurang dari 0,7 ml menit. Karies gigi berkaitan erat dengan Mutan streptococcus MS terutama S. mutan dan S.sobrinus karena bakteri ini merupakan penyebab munculnya plak pada hewan dan manusia Michael et al. 1990, Seminario et al. 2005. Karies gigi mulai dikaitkan dengan MS setelah sukrosa menjadi salah satu komponen pangan pada diet manusia. Karies dapat muncul pada diet yang mengandung banyak karbohidrat serta higiene mulut yang kurang baik. Bakteri dapat menghasilkan H 2 S, NH 3 , toksin, enzim dan antigen lain yang dapat menimbulkan efek radang. Apabila proporsi MS pada plak gigi mencapai 2-10 maka individu tersebut memiliki resiko yang tinggi terhadap karies gigi, sedangkan jika proporsinya kurang dari 0.1 maka resiko terhadap karies gigi kecil Mount Hume 2006. Menurut Mount Hume 2006 karies dapat diobati dengan cara : a. Mengubah kondisi mikroflora dengan menggunakan chlorhexidine dan flouride b. Perbaikan higiene mulut c. Mengurangi konsumsi gula dan sukrosa d. Mengurangi jumlah makan e. Meningkatkan salivary flow f. Diharapkan di masa depan pengobatan karies dapat menggunakan antibodi spesifik.

2.3 Mutan Streptococcus