Serangan Terhadap Wireless LAN

12 • Otentikasi Authentication, yaitu layanan keamanan yang diberikan untuk meyakinkan bahwa identitas pengguna yang melakukan komunikasi di jaringan yang benar. • Tidak terjadi penyangkalan Non-repudiation, yaitu mencegah baik penerima maupun pengirim menyangkal pesan yang dikirim atau diterimanya. • Ketersediaan Availability, yaitu menjamin ketersediaan sistem untuk dapat selalu digunakan setiap ada permintaan dari pengguna. • Akses Kendali Access Control, yaitu membatasi dan mengontrol akses setiap pengguna sesuai dengan hak yang dimiliki.

2.5 Serangan Terhadap Wireless LAN

Pertanyaan mendasar yang timbul terhadap Wireless LAN adalah mengapa jaringan ini rentan terhadap penyerangan. Wireless LAN menggunakan gelombang radio, itulah sebabnya mengapa jaringan ini lebih rentan terhadap penyerangan, karena siapa saja dapat mendengarkan saluran komunikasi ini eavesdropping [BO101] . Pada jaringan kabel, arsitektur keamanan dikembangkan dengan asumsi bahwa akses terhadap jaringan dibatasi fisik, dimana keberadaan kabel jaringan dilindungi oleh adanya gedung dan sarana fisik sehingga akses dapat dimonitor. • Motivasi Serangan. Pada prakteknya suatu pembentukan sistem yang aman akan mencoba melindungi adanya beberapa kemungkinan serangan yang dapat dilakukan pihak lain, antara lain sebagai berikut [TAR01] . a. Intrusion, pada penyerangan ini seorang penyerang akan dapat menggunakan sistem komputer yang kita miliki. Sebagian penyerang jenis ini menginginkan akses sebagaimana halnya pengguna yang memiliki hak untuk mengakses sistem. b. Joyrider, serangan ini disebabkan oleh orang yang merasa iseng dan ingin memperoleh kesenangan dengan cara menyerang suatu sistem. Rata-rata mereka melakukannya karena rasa ingin tahu, tetapi ada juga yang menyebabkan kerusakan atau kehilangan data. c. Denial of service, penyerangan jenis ini mengakibatkan pengguna yang sah tak dapat mengakses sistem. Seringkali orang melupakan jenis serangan ini dan hanya berkonsentrasi pada intrusion saja. 13 d. Vandal, serangan ini bertujuan untuk merusak sistem, sering kali ditujukan untuk site-site yang besar. e. Scorekeeper, serangan ini hanyalah bertujuan untuk mendapatkan reputasi dengan cara mengacak sistem sebanyak mungkin. f. Spyware, serangan ini bertujuan untuk memperoleh data atau informasi rahasia dari pihak kompetitor. • Klasifikasi Serangan. Secara umum serangan terhadap Wireless LAN dapat diklasifikasikan menjadi 2 dua buah katagori besar, yaitu serangan aktif active attack dan serangan pasif passive attack [PSI04] Gambar 6. Gambar 6 Taksonomi Serangan Keamanan a. Serangan Pasif Serangan pasif adalah usaha untuk mendapatkan informasi mengenai sistem namun tidak mempengaruhi keadaan sumber daya sistem. Serangan pasif biasanya berupa penyadapan eavesdropping atau pemantauan monitoring terhadap informasi yang ditransmisikan dalam sistem. Dua jenis serangan pasif yang biasanya dilakukan adalah pengintaian untuk mendapatkan informasi rahasia snooping dan melakukan analisis terhadap lalulintas jaringan traffic analysis. Serangan pasif ini sulit untuk dideteksi karena tidak menimbulkan perubahan data maupun dampak terhadap sistem [Gambar 7]. 14 Gambar 7 Serangan Pasif b. Serangan Aktif. Serangan aktif adalah usaha untuk mempengaruhi atau merusak sumber daya dan operasional sistem. Serangan aktif biasanya melibatkan modifikasi dari data yang ditransmisikan dalam jaringan ataupun menciptakan data-data palsu. Serangan ini dapat dibagi menjadi 4 empat buah katagori yaitu [GLE03] [Gambar 8] : - Masquarade, adalah istilah yang digunakan untuk serangan yang dilakukan dengan memalsu identitas diri sebagai pihak yang mempunyai hak akses ke dalam sistem. - Replay, adalah serangan dengan menangkap paket-paket data yang di- transmisikan dan kemudian mengirimkan kembali paket-paket tersebut sehingga dapat menimbulkan kerugian. - Modification of Message, adalah modifikasi yang dilakukan pada pesan yang ditransmisikan, baik penambahan, pengubahan, penundaan pengirim- an pesan, maupun pengubahan urutan pengiriman pesan. Sebagai contoh, sebuah paket data yang ditransmisikan pada jaringan nirkabel dapat ditangkap dan kemudian alamat tujuan IP Address dapat diubah. Walaupun paket data dienkripsi, namun tetap dapat dengan mudah di- serang karena header yang memuat informasi mengenai alamat tujuan ditransmisikan tanpa dienkripsi. - Denial of Service DoS, adalah penyerangan terhadap sistem jaringan sehingga sistem tidak dapat digunakan dengan sebagaimana mestinya karena akses ke dalam sistem akan mengalami gangguan. DoS biasanya dilakukan dengan cara membanjiri jaringan flooding dengan paket-paket data yang banyak jumlahnya. 15 Gambar 8 Serangan Aktif • Jenis Serangan. Serangan pada suatu sistem Wireless LAN pada dasarnya memiliki 3 tiga tren gelombang utama yaitu [WIR01] : a. Gelombang pertama, adalah serangan fisik yang ditujukan kepada fasilitas jaringan, perangkat elektronik dan komputer. b. Gelombang kedua, adalah serangan sintatik yang ditujukan pada keringkihan vulnerability perangkat lunak, celah yang ada pada algoritma kriptografi atau protokol. c. Gelombang ketiga, adalah serangan semantik yang memanfaatkan arti dari pesan yang dikirim. Dengan kata lain adalah menyebarkan disinformasi melalui jaringan. • Contoh Serangan. Contoh serangan yang mungkin akan terjadi pada Wireless LAN dapat dikategorikan kedalam 9 sembilan jenis serangan [GLE03] : a. Sesion hijacking Attack, serangan ini dilakukan untuk mencuri session dari seorang wireless user yang sudah terotentikasi dengan accces point. Penyerang akan mengirimkan pesan disassociate kepada wireless user dengan membuatnya seolah-olah berasal dari access point. Wireless user akan mengira bahwa koneksi dengan access point telah terputus, namun access point tetap beranggapan bahwa wireless user masih terkoneksi dengannya. Kemudian penyerang akan menggunakan MAC Address dan IP Address untuk melakukan koneksi dengan access point seolah-olah sebagai wireless user tersebut Gambar 9. 16 Gambar 9 Session Hijacking b. Man-in-the-middle attack, serangan ini dapat dilakukan apabila otentikasi dilakukan dalam proses satu arah one way authentication. Dalam Wireless LAN otentikasi satu arah ini biasanya berupa access point melakukan otentikasi terhadap wireless user, namun tidak sebaliknya. Hal ini berarti bahwa access point selalu dianggap sebagai pihak yang dapat dipercaya trusted entity. Proses otentikasi satu arah ini ternyata memungkinkan terjadinya man-in-the-middle attack, yaitu penyerang bertindak seolah-olah sebagai access point di hadapan wireless user dan bertindak seolah-olah sebagai wireless user dihadapan access point Gambar 10. Gambar 10 Man-in-the-middle Attack 17 Paket-paket yang dikirim oleh wireless user kepada penyerang, akan diteruskan oleh penyerang kepada access point, demikian juga dengan paket-paket balasan yang dikirimkan oleh access point akan diteruskan kepada wireless user. Kedua pihak baik access point maupun wireless user tidak menyadari kehadiran penyerang ini karena lalulintas jaringan tidak mengalami gangguan. Namun penyerang akan dapat mengetahui informasi apapun yang melalui jaringan meliputi informasi rahasia mengenai wireless user, misalnya password yang digunakan untuk melakukan otentikasi sehingga penyerang dapat menggunakannya untuk masuk ke dalam jaringan sebagai wireless user yang sah. c. Insertion Attack, serangan ini terjadi jika terdapat pihak-pihak yang sebenarnya tidak mempunyai hak akses ke dalam jaringan, namun masuk ke dalam jaringan tanpa proses keamanan dan otentikasi yang sebenarnya. Serangan jenis ini dapat terjadi dalam 2 dua bentuk: - Unauthorized Wireless User, yaitu penyerang berusaha untuk melakukan koneksi dengan access point tanpa melakukan otentikasi. Jika access point tidak memerlukan password, maka penyerang dapat dengan mudah melakukan koneksi hanya dengan mengaktifkan koneksi Wireless. Sedangkan apabila access point membutuhkan password dan ternyata semua wireless user mempunyai password yang sama untuk melakukan koneksi kedalam jaringan, maka password ini relatif mudah untuk diperoleh. - Unauthorized access point, yaitu apabila ada wireless user yang membangun koneksi Wireless LAN tanpa ijin dengan membuat access point yang terhubung ke jaringan kabel yang sudah ada. Akibatnya access point “palsu” ini dapat menjadi titIk kelemahan dalam keamanan sehingga dapat memberikan dampak pada keamanan jaringan kabel secara keseluruhan. d. Interception dan Monitoring Attack, yaitu serangan yang dilakukan dengan menangkap lalu lintas jaringan. Yang dikategorikan sebagai interception atau monitoring antara lain: 18 - Parking Lot Attack, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan sebuah access point adalah bahwa sebuah antena access point dapat diperluas daerah jangkauannya, dan selain itu juga sinyal yang dipancarkan berpola lingkaran sehingga biasanya akan memancarkan sampai dengan di luar batas fisik dari daerah yang dilingkupinya. Karena itulah serangan dapat dilakukan di luar batas fisik yang ada, yang disebut parking lot attack [ARB01] Gambar 11 . Gambar 11 Parking Lot Attack - Access Point Clone Evil Twin Traffic Interception, serangan ini dilakukan untuk menipu wireless user untuk melakukan koneksi ke jaringan palsu yang dibangun dengan cara menempatkan sebuah unauthorized access point dengan sinyal yang lebih kuat daripada access point yang sebenarnya. Wireless user yang berusaha masuk ke jaringan palsu tersebut mungkin akan memberikan password atau informasi rahasia lainnya. - Traffic Analysis, yaitu serangan untuk mempelajari seberapa sering komunikasi dilakukan atau paket-paket apa yang sering dikirimkan. Serangan ini biasanya dilakukan apabila paket yang dikirimkan dalam bentuk terenkripsi sehingga diketahui isinya, namun informasi umum yang didapat hanya headernya dan besar paket dapat dianalisis. 19 - Broadcast Monitoring, yaitu serangan yang dapat terjadi jika sebuah access point terkoneksi pada sebuah hub dan bukan pada sebuah switch. Sesuai karakteristik Ethernet hub, semua paket data, walaupun ditujukan kesuatu alamat IP address, di broadcast ke seluruh jaringan yang terkoneksi termasuk juga access point. Hal ini memungkinkan penyerang dapat memperoleh informasi rahasia melalui jaringan nirkabel. - Replay Attack, serangan ini dilakukan oleh penyerang untuk menyadap sebuah pesan dari wireless user yang sah dan kemudian mengirimkan kembali kepada access point seolah-olah pesan tersebut memang dikirimkan kembali oleh wireless user Gambar 12. Gambar 12 Replay Attack - Wireless Packet Analysis, yaitu serangan yang dilakukan dengan menangkap paket yang melintas dijaringan nirkabel. Biasanya paket yang diambil adalah paket pada waktu melakukan inisialisasi koneksi, pada umumnya mengandung username dan password. Penyerang dapat memalsukan dirinya sebagai wireless user sah dengan menggunakan informasi yang didapat, sehingga mendapatkan akses ke dalam jaringan. 20 e. Denial of Service Attack “DoS Attack”, serangan ini biasanya dilakukan untuk melumpuhkan ketersediaan jaringan sehingga wireless user tidak dapat mengakses jaringan yang dengan mudah untuk diterapkan ke dalam Wireless LAN, yaitu dengan mengirimkan paket-paket yang membanjiri lalu lintas jaringan flooding. Pada jaringan Wireless LAN paket yang dapat digunakan untuk membanjiri lalu lintas jaringan. f. Brute Force Attack terhadap Password seorang pengguna, yaitu serangan dengan melakukan uji coba terhadap kunci akses dengan memasukkan beberapa kemungkinan dimana sebagian besar access point menggunakan suatu kunci tunggal atau password yang dimiliki oleh wireless user pada Wireless LAN. g. Brute Force dan Dictionary Attack, serangan ini dapat dilakukan terhadap kunci enkripsi yang digunakan atau terhadap keberadaan access point. Sebuah access point mempunyai antarmuka interface untuk melihat dan mengubah konfigurasi yang ada. Sebagai contoh access point yang berasal dari vendor 3Com mempunyai antarmuka web yang dilindungi oleh sebuah password. Antar muka inilah yang dapat menjadi sasaran serangan dengan melalui brute force attack atau dictionary attack. Brute force attack adalah serangan dengan mencoba semua kombinasi pasword yang mungkin. Dictionary attack adalah serangan dengan mencoba semua kombinasi pasword yang berasal dari suatu dictionary yang berisikan daftar kemungkinan pasword yang biasanya sering digunakan. h. Kesalahan Konfigurasi, dimana banyak access point bekerja dalam suatu konfigurasi yang tidak aman kecuali para administrator yang mengerti resiko penggunaan keamanan Wireless LAN dan konfigurasi masing-masing unit sebelum digunakan. Access point ini akan tetap berjalan pada resiko yang tinggi untuk diserang atau ada disalahgunakan. i. Serangan terhadap Enkripsi, yaitu serangan terhadap enkripsi Wireless LAN yang menggunakan Wireless Equivalent Privacy WEP. Tidak banyak peralatan siap tersedia untuk mangatasi masalah ini, tetapi perlu diingat bahwa para penyerang selalu dapat merancang alat yang dapat mengimbangi sistem keamanan yang baru. 21

2.6 Protokol Standar Keamanan Wireless LAN