IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian dibagi menjadi 3, yaitu program aplikasi, validasi
model dan hasil simulasi. a.
Program Aplikasi PROPERIA dibuat menggunakan program Microsoft Visual Basic
6.0 yang dapat melakukan proses perhitungan dengan bahasa basic. PROPERIA terdiri dari dua bagian, yaitu bagian Judul Program dan
bagian Menu Utama. Bagian Program adalah form utama yang menampilkan cover dari
PROPERIA yang berisi tampilan gambar-gambar irigasi alur, nama program, nama pembuat program, dan pilihan Menu Utama seperti pada
Gambar 3. Bagian Menu Utama merupakan form utama yang terdiri dari beberapa form berbeda namun masih berkaitan satu dengan yang lain.
Gambar 4 menunjukkan bagian Menu Utama yang menampilkan pilihan Input, pilihan Bantuan, dan pilihan Keluar bagi pengguna.
Gambar 3. Tampilan awal program
Pilihan Input pada Menu Utama menampilkan form pelaksanaan PROPERIA yang menggunakan sstab. Ada tiga buah tab dalam tampilan
sstab. Tab pertama menampilkan Input Data, tab kedua menampilkan Nilai Output, dan tab ketiga menampilkan Grafik.
Tab pertama terdiri dari kerangka Input, Keterangan penjelas mengenai nilai input, pilihan Cek Nilai Input, pilihan Hapus Nilai Input,
pilihan Nilai output, dan pilihan Menu Utama seperti pada Gambar 5. ComboBox furrow intake family dan kemiringan alur serta textBox
panjang alur dan debit ada di dalam kerangka Input. Pengguna dapat mengisikan nilai-nilai input sesuai dengan keinginannya.
Gambar 4. Tampilan menu utama
Pengisian nilai input harus sesuai dengan ketentuan PROPERIA seperti yang tertera pada Keterangan penjelas. Pilihan Cek Nilai Input
digunakan untuk memastikan nilai-nilai yang dimasukkan sudah memenuhi ketentuan PROPERIA. Pesan kesalahan input data panjang alur
dan debit muncul apabila pengisian nilai input tidak sesuai ketentuan seperti pada Gambar 6. Pilihan Hapus Nilai Input digunakan untuk
menghapus nilai-nilai input apabila pengguna ingin memasukkan nilai input yang lain. Pilihan Nilai Output menampilkan hasil perhitungan nilai
input yang diletakkan di tab Nilai Output. Pilihan Menu Utama digunakan untuk kembali ke menu utama.
Gambar 5. Tampilan menu input
Tab Grafik menunjukkan grafik Parameter Irigasi Alur seperti furrow intake family, panjang alur, kemiringan alur, debit, dan efisiensi.
Pilihan Bantuan pada Menu Utama menampilkan informasi program dan pembuat program dan pilihan Menu Utama digunakan untuk
kembali ke menu utama seperti pada Gambar 7.
Gambar 6. Tampilan pesan kesalahan pada menu input
Pilihan Keluar pada Menu Utama memberikan peringatan kepada pengguna untuk keluar dari PROPERIA atau kembali ke PROPERIA
seperti pada Gambar 8.
Gambar 7. Tampilan menu bantuan
Gambar 8. Tampilan pesan untuk keluar program
Sebagai contoh, akan diperlihatkan cara penggunaan PROPERIA untuk memudahkan pemahaman penggunaan program. Pertama-tama
pengguna membuka program Microsoft Visual Basic 6.0, open file folder IRIGASI pada komputer dan lakukan running program. Terlihat tampilan
PROPERIA seperti Gambar 3. Klik pilihan Menu Utama lalu muncul Menu Utama seperti Gambar 4. Lanjutkan dengan mengklik pilihan Input
dan muncul tampilan peringatan untuk memasukkan nilai input seperti Gambar 9.
Nilai input furrow intake family yang dimasukkan adalah 0.1, nilai panjang alur 100 m, kemiringan alur 0.001, dan debit 0.1 ldet. Cek nilai
input sebelum mengklik pilihan Nilai Output. Langkah selanjutnya adalah pengguna mengklik pilihan Nilai Output dan klik tab Nilai output untuk
melihat tampilan nilai outputnya seperti terlihat pada Gambar 10. Lanjutkan mengklik tab Grafik untuk melihat grafik parameter irigasi
alurnya. Gambar 11 menunjukkan grafik batang masing-masing nilai furrow intake family, nilai panjang alur, nilai kemiringan alur, nilai debit,
dan nilai efisiensinya. Pengguna dapat mengganti-ganti nilai input dan melihat grafik dari
pengisian nilai input tersebut.
Gambar 9. Tampilan peringatan pada menu input
Gambar 10. Tampilan nilai output
PROPERIA akan berhenti melakukan perhitungan jika pengguna mengklik pilihan Keluar pada Menu Utama.
Gambar 11. Tampilan grafik hasil perhitungan simulasi
Nilai output yang muncul di form Input dapat digunakan sebagai acuan kebijaksanaan perancang irigasi alur untuk mencoba-coba
pengisian nilai input yang tepat agar dihasilkan efisiensi irigasi yang tinggi dengan tetap mempertimbangkan kondisi lapang yang ada.
Program ini dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin merancang sebuah sistem irigasi alur. Perancang dapat melakukan simulasi
perhitungan dengan memasukkan nilai input ke program perhitungan sesuai dengan keinginannya sebelum membuat desain irigasi alur.
Menentukan panjang alur yang akan dipakai untuk mendapatkan nilai efisiensi yang tinggi, besarnya debit yang akan dialirkan ke alur, dan
kemiringan yang harus dibuat sesuai dengan kondisi tanah yang mendekati nilai furrow intake family.
b. Validasi Model
Model yang telah dibangun divalidasi dengan membandingkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sudaryono 1985. Penelitian yang
dilakukan Sudaryono 1985 adalah melakukan perencanaan sistem irigasi alur berdasarkan sifat fisik tanah dan dimensi atau panjang alur dengan
membandingkan hasil pengukuran lapang dan hasil perhitungan berdasarkan persamaan Jensen 1983.
Lampiran 7 menunjukkan hasil penelitian Sudaryono dan Lampiran 8 menunjukkan nilai simulasi hasil perhitungan dengan
PROPERIA. Validasi nilai terlihat pada hasil regresi masing-masing debit untuk nilai efisiensi.
Gambar 12. Hasil regeresi linier untuk Q = 0.5 ldet
y = 1.0021x + 0.0184 R
2
= 1 10
20 30
40 50
10 20
30 40
50
AE hasil pengukuran A
E h
asi l
si m
u lasi
Efisiensi Linear Efisiensi
Gambar 13. Hasil regeresi linier untuk Q = 1.5 ldet
Gambar 14. Hasil regeresi linier untuk Q = 2.5 ldet
Regresi linier nilai efisiensi untuk Q = 0.5 ldet yaitu y = 1.0021X + 0.0184 dan nilai koefisien korelasi R
2
= 1, regresi linier nilai efisiensi untuk Q = 1.5 ldet yaitu y = 0.9969X + 0.0356 dan nilai koefisien korelasi R
2
= 1, regresi linier nilai efisiensi untuk Q = 2.5 ldet yaitu y = 0.9996X + 0.0115
dan nilai koefisien korelasi R
2
= 1. Rata-rata nilai koefisien korelasi R
2
ketiga variasi debit adalah 1. Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh
menunjukkan bahwa penelitian Sudaryono 1985 dapat dinyatakan dengan model yang dibangun dengan tingkat hubungan 100 .
y = 0.9969x + 0.0356 R
2
= 1 5
10 15
20 25
5 10
15 20
25
AE hasil pengukuran A
E h
a s
il s im
u la
s i
Efisiensi Linear Efisiensi
y = 0.9996x + 0.0115 R
2
= 1 5
10 15
20
5 10
15 20
AE hasil pengukuran A
E h
a s
il s im
u la
s i
Efisiensi Linear Efisiensi
c. Hasil Simulasi
Data yang digunakan untuk simulasi perhitungan adalah contoh perhitungan yang diambil dari literatur acuan berjudul “Design and
Operation of farm Irrigation Systems” karangan Jensen, M.E. Ada lima skenario yang dibuat pada penelitian ini, yaitu :
a. Skenario 1, nilai furrow intake family If 0.1 dengan modifikasi nilai
debit Q, panjang alur L, dan kemiringan alur S. b.
Skenario 2, nilai furrow intake family If 0.3 dengan modifikasi nilai debit Q, panjang alur L, dan kemiringan alur S.
c. Skenario 3, nilai furrow intake family If 0.5 dengan modifikasi nilai
debit Q, panjang alur L, dan kemiringan alur S. d.
Skenario 4, nilai furrow intake family If 0.9 dengan modifikasi nilai debit Q, panjang alur L, dan kemiringan alur S.
e. Skenario 5, nilai furrow intake family If 2.0 dengan modifikasi nilai
debit Q, panjang alur L, dan kemiringan alur S. Modifikasi yang dimaksud adalah mengubah-ubah nilai panjang
alur, kemiringan alur, dan debit dengan interval yang dipilih. Furrow intake family terdiri dari 0.05, 0.1, 0.15, 0.2, 0.25, 0.3, 0.35, 0.4, 0.45, 0.5,
0.6, 0.7, 0.8, 0.9, 1, 1.5, dan 2. Panjang alur yang dimodifikasi terdiri dari 50 m, 100 m, 150 m, 200 m, 250 m, 300 m, 350 m, dan 400 m.
Kemiringan yang ditentukan terdiri dari 0.001, 0.002, 0.003, dan 0.004. Debit yang diubah terdiri dari 0.2 ldet, 0.3 ldet, 0.4 ldet, 0.5 ldet, 0.6
ldet, 0.7 ldet, 0.8 ldet, 0.9 ldet, dan 1 ldet. Kombinasi data input yang digunakan dalam simulasi perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4.
PROPERIA memerlukan beberapa asumsi agar proses perhitungan irigasi alur dapat dilakukan, diantaranya :
a. Data kondisi tanah harus menggunakan data furrow intake family If
seperti pada tabel 3. b.
Debit Q yang dialirkan ke alur berada pada kecepatan yang tidak menyebabkan erosi non-erosive velocities.
c. Kemiringan slope alur tidak melebihi dari 0.004.
Hasil simulasi ditampilkan dalam bentuk grafik hubungan antara efisiensi irigasi dengan panjang alur berbagai variasi debit untuk
kemiringan alur tertentu. Adapun tampilan masing-masing skenario adalah sebagai berikut :
1. Skenario 1, nilai furrow intake family If 0.1 dengan modifikasi nilai
debit, panjang alur dan variasi kemiringan alur.
Gambar 15. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001.
Gambar 15 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.001. Efisiensi tertinggi sebesar 18.27
diperoleh saat panjang alur 300 m dan debit 0.4 ldet.
Gambar 16. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002. 10
20 30
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8ldet Q = 0.9ldet
Q = 1.0 ldet
10 20
30
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fisien s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
Gambar 16 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.002. Efisiensi tertinggi sebesar 22.34
diperoleh saat panjang alur 250 m dan debit 0.2 ldet.
Gambar 17. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003.
Gambar 17 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.003. Efisiensi tertinggi sebesar 25.20
diperoleh saat panjang alur 300 m dan debit 0.2 ldet
.
Gambar 18. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004.
Gambar 18 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.004. Efisiensi tertinggi sebesar 27.40
diperoleh saat panjang alur 350 m dan debit 0.2 ldet.
10 20
30
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fisien s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
10 20
30
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
Hasil dari keempat grafik skenario 1, nilai efisiensi tertinggi sebesar 27.40 saat panjang alur 350 m, debit yang dialirkan 0.2 ldet dan
kemiringan 0.004. 2.
Skenario 2, nilai furrow intake family If 0.3 dengan modifikasi nilai debit, panjang alur, dan kemiringan alur.
Gambar 19. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001.
Gambar 19 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.001. Efisiensi tertinggi sebesar 34.34
diperoleh saat panjang alur 100 m dan debit 0.2 ldet. Gambar 20 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan
panjang alur untuk kemiringan 0.002. Efisiensi tertinggi sebesar 42.10 diperoleh saat panjang alur 150 m dan debit 0.2 ldet.
Gambar 20. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002. 10
20 30
40
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
10 20
30 40
50
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
Gambar 21. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003.
Gambar 21 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.003. Efisiensi tertinggi sebesar 46.51
diperoleh saat panjang alur 150 m dan debit 0.2 ldet.
Gambar 22. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004.
Gambar 22 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.004. Efisiensi tertinggi sebesar 51.68
diperoleh saat panjang alur 200 m dan debit 0.2 ldet. Nilai efisiensi tertinggi dari keempat grafik skenario di atas adalah
51.68 saat panjang alur 200 m, debit yang dialirkan 0.2 ldet dan kemiringan 0.004.
10 20
30 40
50 60
100 200
300 400
500
Panjang alur m Ef
is ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
10 20
30 40
50
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
3. Skenario 3, nilai furrow intake family If 0.5 dengan modifikasi nilai
debit, panjang alur dan kemiringan alur.
Gambar 23. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001.
Gambar 23 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.001. Efisiensi tertinggi sebesar 42.86
diperoleh saat panjang alur 100 m dan debit 0.3 ldet.
Gambar 24. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002.
Gambar 24 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.002. Efisiensi tertinggi sebesar 53.99
diperoleh saat panjang alur 100 m dan debit 0.2 ldet.
10 20
30 40
50 60
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet 10
20 30
40 50
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
Gambar 25. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003.
Gambar 25 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.003. Efisiensi tertinggi sebesar 58.15
diperoleh saat panjang alur 100 m dan debit 0.2 ldet.
Gambar 26. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004.
Gambar 26 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.004. Efisiensi tertinggi sebesar 64.62
diperoleh saat panjang alur 150 m dan debit 0.2 ldet. Nilai efisiensi tertinggi dari keempat grafik skenario di atas adalah
64.62 saat panjang alur 150 m, debit yang dialirkan 0.2 ldet dan kemiringan 0.004.
10 20
30 40
50 60
70
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
ns i
5
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q= 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
10 20
30 40
50 60
70
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fi s
ie n
s i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
4. Skenario 4, nilai furrow intake family If 0.9 dengan modifikasi nilai
debit, panjang alur, dan kemiringan alur. Gambar 27 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan
panjang alur untuk kemiringan 0.001. Efisiensi tertinggi sebesar 55.27 diperoleh saat panjang alur 50 m dan debit 0.2 ldet.
Gambar 27. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001.
Gambar 28 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.002. Efisiensi tertinggi sebesar 62.45
diperoleh saat panjang alur 50 m dan debit 0.2 ldet.
Gambar 28. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002. 10
20 30
40 50
60
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fisi e
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
10 20
30 40
50 60
70
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fisi e
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
Gambar 29 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.003. Efisiensi tertinggi sebesar 72.24
diperoleh saat panjang alur 100 m dan debit 0.3 ldet.
Gambar 29. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003.
Gambar 30. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004.
Gambar 30 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.004. Efisiensi tertinggi sebesar 79.14
diperoleh saat panjang alur 100 m dan debit 0.2 ldet. Nilai efisiensi tertinggi dari keempat grafik skenario di atas adalah
79.14 saat panjang alur 100 m, debit yang dialirkan 0.2 ldet dan kemiringan 0.004.
10 20
30 40
50 60
70 80
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
10 20
30 40
50 60
70 80
90
100 200
300 400
500
Panjang alur m Ef
is ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
5. Skenario 5, nilai furrow intake family If 2.0 dengan modifikasi nilai
debit dan panjang alur. Gambar 31 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan
panjang alur untuk kemiringan 0.001. Efisiensi tertinggi sebesar 60.18 diperoleh saat panjang alur 50 m dan debit 0.5 ldet.
Gambar 31. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.001.
Gambar 32. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.002.
Gambar 32 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.002. Efisiensi tertinggi sebesar 75.57
diperoleh saat panjang alur 50 m dan debit 0.3 ldet.
10 20
30 40
50 60
70
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
10 20
30 40
50 60
70 80
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
Gambar 33 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.003. Efisiensi tertinggi sebesar 85.65
diperoleh saat panjang alur 50 m dan debit 0.3 ldet.
Gambar 33. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.003.
Gambar 34. Grafik hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk S = 0.004.
Gambar 34 menunjukkan hubungan antara efisiensi dengan panjang alur untuk kemiringan 0.004. Efisiensi tertinggi sebesar 96.90
diperoleh saat panjang alur 50 m dan debit 0.2 ldet. Hasil dari keempat grafik menunjukkan nilai efisiensi tertinggi
adalah 96.90 saat panjang alur 50 m, debit yang dialirkan 0.2 ldet dan kemiringan 0.004.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fis ie
n s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
20 40
60 80
100 120
100 200
300 400
500
Panjang alur m E
fisien s
i
Q = 0.2 ldet Q = 0.3 ldet
Q = 0.4 ldet Q = 0.5 ldet
Q = 0.6 ldet Q = 0.7 ldet
Q = 0.8 ldet Q = 0.9 ldet
Q = 1.0 ldet
Simulasi yang dilakukan PROPERIA pada penelitian ini memberikan nilai optimum efisiensi irigasi sebesar 96.90 saat furrow
intake family 2.0, panjang alur 50 m, debit 0.2 ldet, dan kemiringan 0.004
B. Pembahasan