PENENTUAN WAKTU OPTIMUM DAN SIMULASI KEG
PENENTUAN WAKTU OPTIMUM DAN SIMULASI KEGIATAN INVENTARISASI
SATWALIAR DI KEBUN RAYA BOGOR
(Defining of the optimum time and data collection simulation of wildlife in Kebun Raya Bogor)
Oleh/ By :
Bagas Sinuksmoyo, E34100126
Email/phone : bagas.sinuksmoyo@rocketmail.com/ 628998579982
ABSTRACT
Information about population are a basic data to estimate the possibility of sustainability or endangered
existence of wildlife in their nature. Census is a calculation of animals in the area at a particular time or
particular time interval. Kebun Raya Bogor become location of data collection simulation with a
purpose to know the age structure and sex ratio of visitors. The methods use is silent observer, the
observer moves, and determining the optimum time.
Keywords: Census, Population, Kebun Raya Bogor, Methods
ABSTRAK
Informasi mengenai populasi merupakan data dasar untuk memperkirakan kemungkinan kelangsungan
atau keterancaman keberadaan satwa liar di alam. Sensus merupakan perhitungan satwa dalam areal pada
suatu waktu tertentu atau pada interval waktu tetentu. Kebun Raya Bogor (KRB) menjadi lokasi simulasi
inventarisasi satwaliar dengan tujuan mengetahui struktur umur dan jenis kelamin pengunjung. Metode
yang digunakan adalah metode pengamat diam, pengamat bergerak, dan penentuan waktu optimum.
Kata Kunci: Sensus, Populasi, Kebun Raya Bogor, Metode
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam konteks pengelolaan populasi,
ukuran atau kepadatan populasi diperlukan
sebagai
dasar
pengambilan
kebijakan
pengelolaan guna mendapatkan suatu kondisi
populasi yang diharapkan (Bailey, 1984).
Kegiatan inventarisasi merupakan kegiatan yang
harus dilakukan sebelum menentukan kebijakan
pengelolaan. Inventarisasi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu, sampling dan sensus.
Inventarisasi sensus dilakukan dengan cara
melakkan pengamatan pada semua titik pada
kawasan tertentu pada waktu yang bersamaan.
Metode sensus da[at dilakukan dengan beberapa
metode, diantaranya adalah pengamat diam,
pengamat bergerak, concentration count, driving
count, dan metode penjagalan.
Kegiatan
sensus
ini
biasanya
memerlukan sumberdaya yang banyak, seperti
tenaga kerja, biaya, waktu, tentunya luasan yang
tidak sedikit. Namun, demi mendapatkan data
yang akurat metode ini perlu dilakukan. Metode
ini dapat mengetahui populasi di lapangan
secara akurat.
Untuk melakukan simulasi penerapan
metode sensus pengamat diam dan pengamat
bergerak juga penentuan waktu optimum maka
dipilihlah lokasi di Kebun Raya Bogor. Lokasi
ini dipilih karena merupakan tempat yang
banyak dikunjungi oleh pengunjung hampir
setiap harinya.
1.2 Tujuan
Menentukan
waktu
aktif
optimum
pengunjung yang memberikan implikasi pada
oeningkatan terhadap peluang perjumpaan.
Mengaplikasikan beberapa metode sensus
inventarisasi dan pemantauan dengan metode
pengamat diam dan pengamat bergerak.
Mengetahui jumlah populasi, struktur umur, dan
sex ratio. Mampu membandingkan beberapa
metode inventarisasi berdasarkan ketepatan dan
ketelitian
serta
memberikan
penjelasan
mengenai kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing metode.
METODE
2.1 Lokasi dan Waktu
Lokasi pengamatan dilakukan di Kebun
Raya Bogor dibagi menjadi 10 plot yang
masing-masing diamati oleh 2 kelompok. Waktu
pengamatan yaitu pada pukul 08.30 – 16.15.
2.2 Bahan dan Alat
Objek yang diamati adalah pengunjung
Kebun Raya Bogor. Alat yang digunakan berupa
alat tulis, alat pengukur waktu, peta kebun raya,
dan tally sheet.
2.3 Teknik Pengumpulan data
2.3.1 Penentuan Waktu Optimum
Kegiatan inventarisasi ini dilakukan
dengan cara pencatatan jumlah pengunjung yang
masuk dan keluar Kebun Raya Bogor.
Pencatatan dibagi berdasarkan jenis kelamin dan
struktur umur pengunjung. Waktu optimum
merupakan jumlah kumulatif antara pengunjung
yang masuk dan pengunjung yang keluar.
Pencatatan secara kumulatif setiap 15 menit.
2.3.2 Pengamat Diam
Pengamatan dilakukan dengan cara
menghitung populasi pengunjung dan struktur
umur pada lokasi yang telah ditentukan.
Pengamat diam pada lokasi tersebut pada posisi
yang memumngkinkan optimumnya pencatatan.
lalu
menghitung
secara
terus-menerus.
Pengamatan dilakukan sejauh jarak tertentu
pengamat dapat melihat dan dapat menghitung
populasi pengunjung. Pengamat mencatat waktu
perjumpaan dan jumlah pengunjung berdasarkan
jenis kelamin dan struktur umurnya setiap 15
menit. Adapun lokasi pengamatan, yaitu
jembatan gantung, taman meksiko, café
dedaunan, kolam teratai, masjid, kuburan
rafflesia, jalan astrid, taman anggrek, pohon
jodoh, dan museum zoologi.
2.3.3 Pengamat Bergerak
Pengamatan dilakukan dengan cara
pengamat bergerak di sepanjang lokasi yang
telah ditentukan sejauh jarak tertentu serta
pengamat mampu menghitung dan membedakan
pengunjung berdasarkan jenis kelamin dan
struktur umur. Pencatatan dilakukan setiap 15
menit. Adapun lokasi pengamatan, yaitu
jembatan gantung, taman meksiko, café
dedaunan, kolam teratai, masjid, kuburan
rafflesia, jalan astrid, taman anggrek, pohon
jodoh, dan museum zoologi. Untuk kriteria
struktur umur adalah sebagai berikut : Kelas
umur I (Bayi) umur 0-5 tahun, Kelas umur II
(anak) umur 6-14 tahun, Kelas umur III (remaja)
umur 15-24 tahun, Kelas umur IV (dewasa)
umur 25-60 tahun, dan Kelas umur V (tua) umur
diatas 60 tahun.
2.3.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara
deskriptif kuantitatif, tabel serta grafik. Analisi
deksriptif murupakan penguraian dan penjelasan
mengenai parameter-parameter yang diukur dan
diamati. Sedangkan analisis grafik dan table
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
parameter yang diukur dan diamati dengan
metode grafik dan tabel serta interpretasinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Populasi Pengunjung Kebun Raya Bogor
Berdasarkan penggunaan metode waktu
optimum didapatkan data 32007 dan 27157
masing-masing pada pengamat bergerak dan
pengamat diam.
Pada penggunaan waktu
optimum jumlah pengunjung berdasarkan
struktur umur dan jenis kelaminnya didapatkan
data 5016 untuk laki-laki dan 5134 untuk
perempuan. Sedangkan berdasarkan struktur
umur didapatkan data KU I 743, KU II 867, KU
III 2249, KU IV 5940, dan KU V 351. Dari data
tersebut terlihat bahwa pengunjung pada KU IV
mendominasi dengan terdapat 5940 pengunjung
dengan struktur umur tersebut.
Gambar 1. Piramida Struktur Umur Pengunjung
Semiadi (2006) menerangkan bahwa
Semakin banyak jumlah individu pada kelas
umur yang lebih muda mengindikasikan bahwa
populasinya akan meningkat dengan asumsi
kematian pada setiap selang waktu adalah
konstan. Namun disayangkan karena pada
struktur umur ini, jumlah individu terbanyak
diduduki oleh kelas umur IV dan III, yang
seharusnya ditempati oleh KU I dan II.
3.2 Waktu Optimum Pengamatan
Waktu
optimum
pengamatan
berdasarkan pengamatan adalah saat pengunjung
masuk adalah beberapa menit setelah pintu
Kebun Raya Bogor dibuka yaitu pada pukul
08.45-09.00 dan ketika pengunjung keluar pada
pukul 14.30-14.45 dan 15.30-15.45. Pada
kisaran waktu tersebut peluang perjumpaan
pengunjung paling besar. Sedangkan waktu yang
peluang perjumpaannya paling sedikit adalah
pengunjung masuk di beberapa menit sebelum
pintu Kebun Raya Bogor ditutup yaitu pada
pukul 15.45-16.00 dan pengunjung keluar saat
pintu Kebun Raya Bogor baru pertama kali
dibuka yaitu pada pukul 08.30.
Lokasi pengamatan dengan jumlah
pengunjung terbanyak adalah di Jalan astrid
untuk metode pengamatan diam yaitu 5492 dan
pada metode pengamat bergerak sebanyak 6626
pengunjung. Sedangkan pengunjung paling
sedikit terdapat di lokasi Taman rafflesia dengan
jumlah pengunjung yang dihitung dengan
metode pengamat diam sebanyak 876 dan
dengan metode pengamat bergerak sebanyak
540 pengunjung.
3.3 Analisis Metode Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui
bahwa pengunjung dengan jenis kelamin
perempuan lebih banyak daripada pengunjung
laki-laki. Serta pengunjung dengan kategori
dewasa mendominasi di Kebun Raya Bogor ini.
Penerapan ketiga metode ini memiliki
kelemahan dan kelebihannya mashing-masing
diantaranya
metode
pengamat
bergerak
walaupun tidak memerlukan banyak tenaga
karena hanya diam di satu tempat, kemungkinan
terjadinya Double accounting itu besar dan juga
ada pengunjung yang dapat luput dari hitungan
si pengamat. Metode Pengamat bergerak
memiliki cakupan pengamatan yang lebih luas
dam
kemungkinan
terjadinya
Double
accounting lebih sedikit dibanding pengamat
diam akan tetapi metode ini menggunakan
banyak tenaga untuk bergerak dari satu tempat
ke tempat lain walaupun masih dalam satu
lokasi. Metode waktu optimum hanya dapat
dilakukan di satu tempat saja atau terkonsentrasi
hanya di satu tempat saja namun justru dengan
demikian akan menjadi efisien dalam pencatatan
jumlah pengunjung di Kebun Raya Bogor ini.
Dari keseluruhan metode yang digunakan
dirasakan bahwa penggunaan ketiga metode
tersebut sudah cukup baik dalam melakukan
penghitungan populasi di Kebun Raya Bogor
ini.
KESIMPULAN
Kegiatan inventarisasi ini dilakukan
dengan cara pencatatan jumlah pengunjung yang
masuk dan keluar Kebun Raya Bogor.
Pencatatan dibagi berdasarkan jenis kelamin dan
struktur umur pengunjung. Pencatatan secara
kumulatif setiap 15 menit.Pengamatan ini
menggunakan tiga metode yaitu metode waktu
optimum, metode pengamat bergerak, dan
metode pengamat diam.
Penerapan ketiga metode ini memiliki
kelemahan dan kelebihannya masing-masing
diantaranya
metode
pengamat
bergerak
walaupun tidak memerlukan banyak tenaga
karena hanya diam di satu tempat, kemungkinan
terjadinya Double accounting itu besar dan juga
ada pengunjung yang dapat luput dari hitungan
si pengamat. Metode Pengamat bergerak
memiliki cakupan pengamatan yang lebih luas
dam
kemungkinan
terjadinya
Double
accounting lebih sedikit dibanding pengamat
diam akan tetapi metode ini menggunakan
banyak tenaga untuk bergerak dari satu tempat
ke tempat lain walaupun masih dalam satu
lokasi. Metode waktu optimum hanya dapat
dilakukan di satu tempat saja atau terkonsentrasi
hanya di satu tempat saja namun justru dengan
demikian akan menjadi efisien dalam pencatatan
jumlah pengunjung di Kebun Raya Bogor ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bailey
JA. 1984. Principles of Wildlife
Management. New York: Wiley.
Semiadi G. 2006. Biologi Rusa Tropis. Bogor:
Pusat Penelitian Biologi LIPI.
LAMPIRAN
Tabel.1 Jumlah Karcis Terjual di Pintu Masuk
Lokasi
Jumlah Karcis Terjual
Pintu I atas
1.363
Pintu I bawah
1.866
Pintu III
285
Pintu IV
313
Jumlah
3.827
Museum zoologi
Pohon jodoh
taman meksiko
Taman anggrek
total
Tabel 5.
1616
431
4816
1498
17909
1923
337
1333
1382
14047
Struktur Umur pada Penggunaan
Waktu Optimum
Tabel 2. Jumlah Pengunjung Berdasarkan Waktu
Optimum
Jumlah Pengunjung (orang)
Lokasi
Masuk
Keluar
Pintu pangrango
665
309
Pintu 1
2450
1748
Pintu 4 (IPB)
596
498
Pintu konservasi
85
1600
Pintu utama
1950
249
Total
5746
4404
MAX
404
288
MIN
36
33
Tabel 3. Jenis kelamin pada penggunaan waktu
optimum
∑ Jenis Kelamin
Lokasi
Laki-laki Perempuan
Pintu pangrango
521
413
Pintu 1
2108
2113
Pintu 4 (IPB)
543
551
Pintu konservasi
978
725
Pintu utama
866
1332
Total
5016
5134
Tabel 4. Jenis Kelamin Metode Pengamat
Bergerak
Lokasi
Taman raflesia
jalan astrid
Jembatan
Gantung
Kafe dedaunan
Kolam teratai
Masjid
∑ Jenis Kelamin
♀
261
3471
♂
279
3155
546
420
2498
2133
639
2628
1952
638
KU 1
Struktur Umur
KU 2 KU 3 KU 4
KU 5
Pintu
Pangrango
52
61
108
704
25
Pintu 1
270
395
906
2404
231
Pintu 4 IPB
Pintu
Konservasi
Pintu
Utama
Total
32
71
288
685
18
141
125
181
1216
39
248
743
215
867
766
2249
931
5940
38
351
Lokasi
Tabel 6. Jenis Kelamin Metode Pengamat Diam
Jenis kelamin
Lokasi
total
betina
kafe dedaunan
kolam teratai
taman anggrek
jembatan gantung
mesjid
museum zoologi
pohon jodoh
taman meksiko
taman rafles
jalan astrid
total
1786
1169
2056
924
527
1303
682
2592
451
2745
14235
jantan
2068
923
1941
723
686
1361
584
1449
425
2790
12950
3854
2032
3997
1647
1213
2664
1266
4116
876
5492
27157
Tabel 7. Jenis Struktur Umur Metode Pengamat
Diam
Lokasi
Struktur Umur
kafe
dedaunan
kolam
teratai
taman
anggrek
jembatan
gantung
mesjid
museum
zoologi
pohon
jodoh
taman
meksiko
taman
rafles
jalan astrid
total
Tabel 8.
KU
I
KU
II
KU
III
KU
IV
KU
V
25
55
362
3394
18
119
466
576
860
11
353
492
775
2356
21
80
270
585
684
28
56
148
376
616
17
358
312
489
1443
62
108
77
344
723
14
626
411
880
2030
3
84
121
230
55
352
216
1
376
272
8
386
154
7
632
0
2686
1502
2
536
765
Jenis kelamin dan Struktur Umur
Metode Pengamat Bergerak
Lokasi
Taman
raflesia
jalan
astrid
Jembatan
Gantung
Kafe
dedaunan
Kolam
teratai
Masjid
Museum
zoologi
Pohon
jodoh
taman
meksiko
Taman
anggrek
total
KU I
∑ Strktur Umur
∑ Strktur Umur
KU
KU
KU
KU
II
III
IV
V
176
47
210
225
603
535
757
4546
68
82
378
25
57
368
215
668
91
101
242
807
26
537
1093
633
1248
50
61
37
262
379
29
1408
283
750
3764
0
151
265
598
3335
3168
5372
1823
1984
9
43
51
0
Tota
l
92
18
5
540
662
6
428
10
4658
18
1174 1971
57
966
512
6
408
5
127
7
353
9
768
620
0
288
0
320
07
Gambar 1. Foto Kelompok 7
SATWALIAR DI KEBUN RAYA BOGOR
(Defining of the optimum time and data collection simulation of wildlife in Kebun Raya Bogor)
Oleh/ By :
Bagas Sinuksmoyo, E34100126
Email/phone : bagas.sinuksmoyo@rocketmail.com/ 628998579982
ABSTRACT
Information about population are a basic data to estimate the possibility of sustainability or endangered
existence of wildlife in their nature. Census is a calculation of animals in the area at a particular time or
particular time interval. Kebun Raya Bogor become location of data collection simulation with a
purpose to know the age structure and sex ratio of visitors. The methods use is silent observer, the
observer moves, and determining the optimum time.
Keywords: Census, Population, Kebun Raya Bogor, Methods
ABSTRAK
Informasi mengenai populasi merupakan data dasar untuk memperkirakan kemungkinan kelangsungan
atau keterancaman keberadaan satwa liar di alam. Sensus merupakan perhitungan satwa dalam areal pada
suatu waktu tertentu atau pada interval waktu tetentu. Kebun Raya Bogor (KRB) menjadi lokasi simulasi
inventarisasi satwaliar dengan tujuan mengetahui struktur umur dan jenis kelamin pengunjung. Metode
yang digunakan adalah metode pengamat diam, pengamat bergerak, dan penentuan waktu optimum.
Kata Kunci: Sensus, Populasi, Kebun Raya Bogor, Metode
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam konteks pengelolaan populasi,
ukuran atau kepadatan populasi diperlukan
sebagai
dasar
pengambilan
kebijakan
pengelolaan guna mendapatkan suatu kondisi
populasi yang diharapkan (Bailey, 1984).
Kegiatan inventarisasi merupakan kegiatan yang
harus dilakukan sebelum menentukan kebijakan
pengelolaan. Inventarisasi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu, sampling dan sensus.
Inventarisasi sensus dilakukan dengan cara
melakkan pengamatan pada semua titik pada
kawasan tertentu pada waktu yang bersamaan.
Metode sensus da[at dilakukan dengan beberapa
metode, diantaranya adalah pengamat diam,
pengamat bergerak, concentration count, driving
count, dan metode penjagalan.
Kegiatan
sensus
ini
biasanya
memerlukan sumberdaya yang banyak, seperti
tenaga kerja, biaya, waktu, tentunya luasan yang
tidak sedikit. Namun, demi mendapatkan data
yang akurat metode ini perlu dilakukan. Metode
ini dapat mengetahui populasi di lapangan
secara akurat.
Untuk melakukan simulasi penerapan
metode sensus pengamat diam dan pengamat
bergerak juga penentuan waktu optimum maka
dipilihlah lokasi di Kebun Raya Bogor. Lokasi
ini dipilih karena merupakan tempat yang
banyak dikunjungi oleh pengunjung hampir
setiap harinya.
1.2 Tujuan
Menentukan
waktu
aktif
optimum
pengunjung yang memberikan implikasi pada
oeningkatan terhadap peluang perjumpaan.
Mengaplikasikan beberapa metode sensus
inventarisasi dan pemantauan dengan metode
pengamat diam dan pengamat bergerak.
Mengetahui jumlah populasi, struktur umur, dan
sex ratio. Mampu membandingkan beberapa
metode inventarisasi berdasarkan ketepatan dan
ketelitian
serta
memberikan
penjelasan
mengenai kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing metode.
METODE
2.1 Lokasi dan Waktu
Lokasi pengamatan dilakukan di Kebun
Raya Bogor dibagi menjadi 10 plot yang
masing-masing diamati oleh 2 kelompok. Waktu
pengamatan yaitu pada pukul 08.30 – 16.15.
2.2 Bahan dan Alat
Objek yang diamati adalah pengunjung
Kebun Raya Bogor. Alat yang digunakan berupa
alat tulis, alat pengukur waktu, peta kebun raya,
dan tally sheet.
2.3 Teknik Pengumpulan data
2.3.1 Penentuan Waktu Optimum
Kegiatan inventarisasi ini dilakukan
dengan cara pencatatan jumlah pengunjung yang
masuk dan keluar Kebun Raya Bogor.
Pencatatan dibagi berdasarkan jenis kelamin dan
struktur umur pengunjung. Waktu optimum
merupakan jumlah kumulatif antara pengunjung
yang masuk dan pengunjung yang keluar.
Pencatatan secara kumulatif setiap 15 menit.
2.3.2 Pengamat Diam
Pengamatan dilakukan dengan cara
menghitung populasi pengunjung dan struktur
umur pada lokasi yang telah ditentukan.
Pengamat diam pada lokasi tersebut pada posisi
yang memumngkinkan optimumnya pencatatan.
lalu
menghitung
secara
terus-menerus.
Pengamatan dilakukan sejauh jarak tertentu
pengamat dapat melihat dan dapat menghitung
populasi pengunjung. Pengamat mencatat waktu
perjumpaan dan jumlah pengunjung berdasarkan
jenis kelamin dan struktur umurnya setiap 15
menit. Adapun lokasi pengamatan, yaitu
jembatan gantung, taman meksiko, café
dedaunan, kolam teratai, masjid, kuburan
rafflesia, jalan astrid, taman anggrek, pohon
jodoh, dan museum zoologi.
2.3.3 Pengamat Bergerak
Pengamatan dilakukan dengan cara
pengamat bergerak di sepanjang lokasi yang
telah ditentukan sejauh jarak tertentu serta
pengamat mampu menghitung dan membedakan
pengunjung berdasarkan jenis kelamin dan
struktur umur. Pencatatan dilakukan setiap 15
menit. Adapun lokasi pengamatan, yaitu
jembatan gantung, taman meksiko, café
dedaunan, kolam teratai, masjid, kuburan
rafflesia, jalan astrid, taman anggrek, pohon
jodoh, dan museum zoologi. Untuk kriteria
struktur umur adalah sebagai berikut : Kelas
umur I (Bayi) umur 0-5 tahun, Kelas umur II
(anak) umur 6-14 tahun, Kelas umur III (remaja)
umur 15-24 tahun, Kelas umur IV (dewasa)
umur 25-60 tahun, dan Kelas umur V (tua) umur
diatas 60 tahun.
2.3.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara
deskriptif kuantitatif, tabel serta grafik. Analisi
deksriptif murupakan penguraian dan penjelasan
mengenai parameter-parameter yang diukur dan
diamati. Sedangkan analisis grafik dan table
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
parameter yang diukur dan diamati dengan
metode grafik dan tabel serta interpretasinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Populasi Pengunjung Kebun Raya Bogor
Berdasarkan penggunaan metode waktu
optimum didapatkan data 32007 dan 27157
masing-masing pada pengamat bergerak dan
pengamat diam.
Pada penggunaan waktu
optimum jumlah pengunjung berdasarkan
struktur umur dan jenis kelaminnya didapatkan
data 5016 untuk laki-laki dan 5134 untuk
perempuan. Sedangkan berdasarkan struktur
umur didapatkan data KU I 743, KU II 867, KU
III 2249, KU IV 5940, dan KU V 351. Dari data
tersebut terlihat bahwa pengunjung pada KU IV
mendominasi dengan terdapat 5940 pengunjung
dengan struktur umur tersebut.
Gambar 1. Piramida Struktur Umur Pengunjung
Semiadi (2006) menerangkan bahwa
Semakin banyak jumlah individu pada kelas
umur yang lebih muda mengindikasikan bahwa
populasinya akan meningkat dengan asumsi
kematian pada setiap selang waktu adalah
konstan. Namun disayangkan karena pada
struktur umur ini, jumlah individu terbanyak
diduduki oleh kelas umur IV dan III, yang
seharusnya ditempati oleh KU I dan II.
3.2 Waktu Optimum Pengamatan
Waktu
optimum
pengamatan
berdasarkan pengamatan adalah saat pengunjung
masuk adalah beberapa menit setelah pintu
Kebun Raya Bogor dibuka yaitu pada pukul
08.45-09.00 dan ketika pengunjung keluar pada
pukul 14.30-14.45 dan 15.30-15.45. Pada
kisaran waktu tersebut peluang perjumpaan
pengunjung paling besar. Sedangkan waktu yang
peluang perjumpaannya paling sedikit adalah
pengunjung masuk di beberapa menit sebelum
pintu Kebun Raya Bogor ditutup yaitu pada
pukul 15.45-16.00 dan pengunjung keluar saat
pintu Kebun Raya Bogor baru pertama kali
dibuka yaitu pada pukul 08.30.
Lokasi pengamatan dengan jumlah
pengunjung terbanyak adalah di Jalan astrid
untuk metode pengamatan diam yaitu 5492 dan
pada metode pengamat bergerak sebanyak 6626
pengunjung. Sedangkan pengunjung paling
sedikit terdapat di lokasi Taman rafflesia dengan
jumlah pengunjung yang dihitung dengan
metode pengamat diam sebanyak 876 dan
dengan metode pengamat bergerak sebanyak
540 pengunjung.
3.3 Analisis Metode Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui
bahwa pengunjung dengan jenis kelamin
perempuan lebih banyak daripada pengunjung
laki-laki. Serta pengunjung dengan kategori
dewasa mendominasi di Kebun Raya Bogor ini.
Penerapan ketiga metode ini memiliki
kelemahan dan kelebihannya mashing-masing
diantaranya
metode
pengamat
bergerak
walaupun tidak memerlukan banyak tenaga
karena hanya diam di satu tempat, kemungkinan
terjadinya Double accounting itu besar dan juga
ada pengunjung yang dapat luput dari hitungan
si pengamat. Metode Pengamat bergerak
memiliki cakupan pengamatan yang lebih luas
dam
kemungkinan
terjadinya
Double
accounting lebih sedikit dibanding pengamat
diam akan tetapi metode ini menggunakan
banyak tenaga untuk bergerak dari satu tempat
ke tempat lain walaupun masih dalam satu
lokasi. Metode waktu optimum hanya dapat
dilakukan di satu tempat saja atau terkonsentrasi
hanya di satu tempat saja namun justru dengan
demikian akan menjadi efisien dalam pencatatan
jumlah pengunjung di Kebun Raya Bogor ini.
Dari keseluruhan metode yang digunakan
dirasakan bahwa penggunaan ketiga metode
tersebut sudah cukup baik dalam melakukan
penghitungan populasi di Kebun Raya Bogor
ini.
KESIMPULAN
Kegiatan inventarisasi ini dilakukan
dengan cara pencatatan jumlah pengunjung yang
masuk dan keluar Kebun Raya Bogor.
Pencatatan dibagi berdasarkan jenis kelamin dan
struktur umur pengunjung. Pencatatan secara
kumulatif setiap 15 menit.Pengamatan ini
menggunakan tiga metode yaitu metode waktu
optimum, metode pengamat bergerak, dan
metode pengamat diam.
Penerapan ketiga metode ini memiliki
kelemahan dan kelebihannya masing-masing
diantaranya
metode
pengamat
bergerak
walaupun tidak memerlukan banyak tenaga
karena hanya diam di satu tempat, kemungkinan
terjadinya Double accounting itu besar dan juga
ada pengunjung yang dapat luput dari hitungan
si pengamat. Metode Pengamat bergerak
memiliki cakupan pengamatan yang lebih luas
dam
kemungkinan
terjadinya
Double
accounting lebih sedikit dibanding pengamat
diam akan tetapi metode ini menggunakan
banyak tenaga untuk bergerak dari satu tempat
ke tempat lain walaupun masih dalam satu
lokasi. Metode waktu optimum hanya dapat
dilakukan di satu tempat saja atau terkonsentrasi
hanya di satu tempat saja namun justru dengan
demikian akan menjadi efisien dalam pencatatan
jumlah pengunjung di Kebun Raya Bogor ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bailey
JA. 1984. Principles of Wildlife
Management. New York: Wiley.
Semiadi G. 2006. Biologi Rusa Tropis. Bogor:
Pusat Penelitian Biologi LIPI.
LAMPIRAN
Tabel.1 Jumlah Karcis Terjual di Pintu Masuk
Lokasi
Jumlah Karcis Terjual
Pintu I atas
1.363
Pintu I bawah
1.866
Pintu III
285
Pintu IV
313
Jumlah
3.827
Museum zoologi
Pohon jodoh
taman meksiko
Taman anggrek
total
Tabel 5.
1616
431
4816
1498
17909
1923
337
1333
1382
14047
Struktur Umur pada Penggunaan
Waktu Optimum
Tabel 2. Jumlah Pengunjung Berdasarkan Waktu
Optimum
Jumlah Pengunjung (orang)
Lokasi
Masuk
Keluar
Pintu pangrango
665
309
Pintu 1
2450
1748
Pintu 4 (IPB)
596
498
Pintu konservasi
85
1600
Pintu utama
1950
249
Total
5746
4404
MAX
404
288
MIN
36
33
Tabel 3. Jenis kelamin pada penggunaan waktu
optimum
∑ Jenis Kelamin
Lokasi
Laki-laki Perempuan
Pintu pangrango
521
413
Pintu 1
2108
2113
Pintu 4 (IPB)
543
551
Pintu konservasi
978
725
Pintu utama
866
1332
Total
5016
5134
Tabel 4. Jenis Kelamin Metode Pengamat
Bergerak
Lokasi
Taman raflesia
jalan astrid
Jembatan
Gantung
Kafe dedaunan
Kolam teratai
Masjid
∑ Jenis Kelamin
♀
261
3471
♂
279
3155
546
420
2498
2133
639
2628
1952
638
KU 1
Struktur Umur
KU 2 KU 3 KU 4
KU 5
Pintu
Pangrango
52
61
108
704
25
Pintu 1
270
395
906
2404
231
Pintu 4 IPB
Pintu
Konservasi
Pintu
Utama
Total
32
71
288
685
18
141
125
181
1216
39
248
743
215
867
766
2249
931
5940
38
351
Lokasi
Tabel 6. Jenis Kelamin Metode Pengamat Diam
Jenis kelamin
Lokasi
total
betina
kafe dedaunan
kolam teratai
taman anggrek
jembatan gantung
mesjid
museum zoologi
pohon jodoh
taman meksiko
taman rafles
jalan astrid
total
1786
1169
2056
924
527
1303
682
2592
451
2745
14235
jantan
2068
923
1941
723
686
1361
584
1449
425
2790
12950
3854
2032
3997
1647
1213
2664
1266
4116
876
5492
27157
Tabel 7. Jenis Struktur Umur Metode Pengamat
Diam
Lokasi
Struktur Umur
kafe
dedaunan
kolam
teratai
taman
anggrek
jembatan
gantung
mesjid
museum
zoologi
pohon
jodoh
taman
meksiko
taman
rafles
jalan astrid
total
Tabel 8.
KU
I
KU
II
KU
III
KU
IV
KU
V
25
55
362
3394
18
119
466
576
860
11
353
492
775
2356
21
80
270
585
684
28
56
148
376
616
17
358
312
489
1443
62
108
77
344
723
14
626
411
880
2030
3
84
121
230
55
352
216
1
376
272
8
386
154
7
632
0
2686
1502
2
536
765
Jenis kelamin dan Struktur Umur
Metode Pengamat Bergerak
Lokasi
Taman
raflesia
jalan
astrid
Jembatan
Gantung
Kafe
dedaunan
Kolam
teratai
Masjid
Museum
zoologi
Pohon
jodoh
taman
meksiko
Taman
anggrek
total
KU I
∑ Strktur Umur
∑ Strktur Umur
KU
KU
KU
KU
II
III
IV
V
176
47
210
225
603
535
757
4546
68
82
378
25
57
368
215
668
91
101
242
807
26
537
1093
633
1248
50
61
37
262
379
29
1408
283
750
3764
0
151
265
598
3335
3168
5372
1823
1984
9
43
51
0
Tota
l
92
18
5
540
662
6
428
10
4658
18
1174 1971
57
966
512
6
408
5
127
7
353
9
768
620
0
288
0
320
07
Gambar 1. Foto Kelompok 7